NovelToon NovelToon

Bad Girl Dan Bayi Titipan

Mokondo

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bila terus menangis meratapi nasib dari impiannya sekarang. Membangun cabang toko bunga di mana mana, namun mimpi itu hanya mimpi.

Mimpinya hangus karena uang untuk mewujudkan mimpinya juga hangus di ambil oleh si pria tak bermodal atau mokondo alias modal kolor doang.

Angelina Salsabila, seorang gadis berusia dua puluh tahun yang tinggal sebatang kara karena di tinggal oleh kedua orang tuanya di bencana alam dua tahun silam. Bila hidup dengan harta warisan yang di tinggalkan oleh kedua orang tuanya, sebuah rumah dan sebuah toko bunga yang lumayan besar.

"Setan alas, berani nya dia mengambil uang lima puluh juta ku itu hik—" ucapan bela terhenti karena tiba tiba dia cegukan.

"Hik... ah sia— Hik" rasanya, Bila ingin terbang ke langit tujuh saat ini juga, mengapa dia harus cegukan di saat yang tidak tepat seperti ini.

"Hik—" Bila beranjak dari tidurnya, dia melangkah ke dapur untuk mengambil minum.

Tok..

Tok...

Tok...

"Hik— siapa yang dat—Hik.. Ah sia— hik— Huwaaa—Hik" Bila diam, jika dia terus berbicara maka dia akan gila. Biarlah cegukan itu mereda dengan sendirinya.

Dengan dis sertai suara cegukan, Bila berjalan menuju pintu rumah nya, dia dalam otak udang nya, dia berpikir, siapa yang datang malam malam seperti ini.

Ceklek.

"Eh eh eh— Hik" Bila menutup mulutnya, dia terkejut ketika seorang pria langsung memberinya gumpalan kain pada nya. Kain itu berbentuk lonjong, memiliki diameter yang besar dan panjang, dengan sedikit terbuka di atas nya.

"Aku titip anak ku, aku akan kembali nanti" ujar nya mendorong tubuh Bila masuk ke dalam rumah nya, kemudian pria itu menutup pintu Bila dan berlari ke sembarang arah.

Bila yang masih memproses dengan otak udang nya kejadian yang sangat cepat beberapa detik yang lalu pun tersadar ketika mendengar suara tangis bayi yang berada di gendongannya.

"Eh," Bila mendudukkan diri di kursi kayu nya, lalu meletakkan gumpalan kain yang mengeluarkan suara tangis itu di atas meja depan kursinya.

Bila melihat gumpalan kain yang memiliki lubang di atasnya itu dengan tatapan ragu.

Tangis bayi itu makin kencang, membuat tangan Bila sudah berada di atas gumpalan kain itu. Dia ingin membuka kain itu namun dirinya takut akan rupa bayi itu.

Dia takut bayi itu tidak memiliki kulit seperti bayi di film yang di tontonnya kemarin lusa.

"Buka gak ya?" tanya Bila pada dirinya sendiri, dia sedikit terkejut ketika cegukannya sudah hilang entah ke mana.

"Takut, tetapi— Oek... Oek..." rasa simpati yang melebihi rasa takutnya, akhirnya Bila memutuskan untuk membuka gumpalan kain besar itu.

Dengan jantung yang berdebar debar, Bila perlahan membuka gumpalan kain itu dan "Akhhh..." Bila terkejut ketika melihat seorang bayi yang—mungkin berusia tiga bulan itu. Bayi itu memiliki tubuh yang sedikit besar dengan noda darah yang berada di seluruh tubuhnya.

Bila meringis, ketika melihat kondisi bayi itu, kepalanya maju sedikit, mengamati seluruh bayi yang sedang menangis dengan kencang nya itu.

"Aku harus apa bayi?" tanya nya pada bayi yang menangis dengan kencang nya itu, seumur hidup nya dia tidak pernah mengurusi bayi, mengurusi, bahkan menggendong nya tidak pernah.

Dan ini apa? tiba tiba dia di titipkan seorang bayi oleh seorang pria, apa pria itu berpikir bahwa rumah nya adalah panti asuhan?.

****

Dengan perlahan dan penuh kehati-hatian, Bila membuka semua kain yang menutupi sebagian tubuh bayi tersebut sambil melihat tutorial cara memandikan bayi yang yang berada di salah satu platform.

Bila berencana akan memandikan bayi itu terlebih dahulu, tidak mungkin jika bayi itu semalaman penuh akan tidur dengan bercak darah di sekujur tubuhnya.

Bayi itu sudah tidak menangis lagi, mata yang sedari tadi terbuka itu tertutup, Bila sudah mengecek nafasnya, dan ternyata bayi itu masih hidup.

Berarti bayi itu tertidur, mungkin bayi kecil itu kelelahan menangis dan kemudian tertidur dengan sendirinya.

Bila membuka kain itu dan bola matanya melebar ketika melihat sesuatu yang kecil di antara kedua paha bayi kecil itu.

"Ih, ternyata kamu laki laki ya, anu kamu seperti cacing, kecil dan menggelikan" ujar Bila menceloteh, dia sedikit mengecilkan suaranya agar bayi berjenis kelamin laki-laki itu tidak terbangun.

Tangan bila terulur untuk menyentuh Anu dari bayi laki-laki itu. "Ih lucunya, apa anu mu ini akan membesar seperti yang ada di video biru itu?" ujar Bila menggerak-gerakkan burung kecil milik bayi yang masih memerah itu.

Setelah beberapa detik dia memainkan Anu kecil dari bayi tanpa nama itu, akhirnya Bila tersadar.

Bila menarik tangannya agar tidak lagi menyentuh burung kecil yang ada dua telur di bawah nya, kemudian dia menggelengkan kepala nya tidak berpikiran kotor, pikiran nya sudah terkontaminasi oleh video yang selalu di kirimkan oleh mantan biad4b nya itu.

Bila mengambil ponsel nya, dia membuka salah satu aplikasi daring untuk memesan susu dan peralatan bayi di depannya ini, mau bagaimana pun dia adalah seorang yang telah di beri amanah.

Dia harus mengurus bayi ini, dan Bila berharap pria yang tidak jelas wajah nya tadi kembali besok dan kembali mengambil bayi yang dia kira baru lahir itu.

Bila meletakkan handphone nya di atas meja, dia menatap tubuh bayi itu dengan sedikit rasa iba.

Kemudian Bila beranjak menyiapkan air hangat untuk memandikan bayi kecil itu.

"Oek...Oek ..." Bila menghela nafasnya, dia meletakkan panci yang masih panas itu ke sembarang arah. Dengan menghentakkan kakinya, Bila menghampiri bayi kecil itu lalu berkacak pinggang.

"Kamu kenapa? kamu haus? tunggu sebentar ya, kamu harus nunggu driver nganterin susu mu" ujar Bila dengan senyum paksa.

"Oek.. Oek... Oek.."

"Jangan menangis lah, aku tidak tahu bagaimana cara membuat bayi diam, lagian siapa sih nama kamu?" tanya Bila membuat dia jadi kepikiran sendiri, dan bertanya-tanya siapa nama bayi merah di depannya ini.

Bila mendudukkannya dirinya di depan bayi itu.

"Oek ... Oek... Oek..."

Bila mengacak rambutnya kasar, Bila kembali membalut tubuh kecil bayi itu dengan kain yang tadi. "Kenapa kamu menangisss?!!" tanya Bila frustrasi dia berkacak pinggang di hadapan bayi tanpa nama itu.

Ajaib, sungguh ajaib, bayi itu menarik kedua sudut bibirnya dan sedikit mengeluarkan suara tawanya.

"Oooh, jadi kamu suka membuat ku menderita ya!!" ujar Bila, tak ayal senyum terpantri di bibir tipisnya.

"Kamu suka ya membuat ku—"

Ting nong...

Bila melihat ke arah pintu, kemudian dia mengangkat tubuh bayi itu dan menggendong nya, berjalan dan membuka pintu itu.

Ceklek....

Kertas

"Atas nama Angelina Salsabila?" tanya seorang pria yang memakai jaket dan sebuh kantung di tangannya.

"Benar" jawab Bila, bayi tanpa nama itu diam, tapi dia tidak tertidur.

"Ini, pesanannya, susu bos, perlengkapan bayi, dan tiga pasang baju bayi" ujar pria itu membuat Bila mengangguk.

"Saya sudah bayar ya pak" ucap Bila mengambil kantung kresek dari tangan pria itu.

"Iya, dengan transfer ya mbak, kalau begitu saya pamit" ujar pria itu beranjak dari hadapan Bila.

Bila mengangguk, dia masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya, namun ada yang aneh di matanya. Dia melihat secarik kertas dengan noda berwarna merah.

Dengan rasa penasaran nya, akhirnya Bila mengambil kertas itu, lalu menutup pintu rumah nya. Dia meletakkan kantung kresek di atas meja dan duduk sambil menggendong bayi yang matanya kini mulai terpejam.

Bila membuka kertas itu, dan membaca tulisan di dalam nya.

Aku titip anak ku, aku akan kembali. Tapi aku tidak tahu kapan akan kembali datang, entah tahun depan atau sepuluh tahun yang akan datang, jika aku tidak datang berarti anak itu adalah anakmu.

"Apakah aku harus menjadi single mom padahal aku masih perawan?"

"TIDAK!!!..."

***

Setelah setengah jam melihat kertas dan meratapi seluruh isinya dan menunggu bayi itu kembali membuka matanya. Bila menjadi heran sendiri, kenapa bayi yang berada di gendongannya itu suka seksi tidur, lalu bangun dan kemudian tertidur kembali dengan sangat cepatnya.

"Oek oek oek.." bayi itu membuka matanya kemudian menangis, Setelah yakin jika bayi itu telah terbangun, Bila akhirnya beranjak untu memandikan bayi kecil berusia sekitar tiga bulan itu.

Bila memandikan bayi yang sedang menangis dengan sangat kencangnya itu dengan penuh kehati hatian. Kata vidio yang dia tonton tadi, bayi menangis ketika di mandikan adalah hal yang wajar.

"Utututu...Anak bunda nangis ya" ujar Bila menggendong tubuh bayi itu dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya dia gunakan untuk menyabuni dan membasuh tubuh bayi tanpa nama itu. Seperti nya bila mulai bisa menerima kehadiran bayi mungil tak berdosa itu.

Setelah beberapa saat Bila memandikan bayi kecil itu dengan air hangat yang sudah dia siapkan tadi, Bila mendekap bayi itu dan membawanya beranjak ke kamar nya.

"Oek.. Oek..Oek.."

"Kenapa sayang? Hmm?" tanya Bila sambil tersenyum menatap ke bayi itu. Bila tengah memakaikan baju untuk bayi kecil itu.

Hari ini, bayi tanpa nama itu akan memakai baju terusan, berwarna coklat. Baju yang dia pesan tadi melalui online.

"Oek.. Oek..Oek.." Bila tidak menghiraukan tangis bayi itu, dia mulai memakaikan kaos kaki untuk bayi itu.

Kata google, 'bayi menangis ketika di mandikan, dan di pakaikan pakaian adalah hal yang wajar, jadi para bunda bunda tidak usah ragu.' Yasudah, Bila yang tidak pernah mengurus bayi hanya mengikuti apa kata google.

"Selesai, baiklah, apa kamu haus?" tanya Bila menyingkirkan minyak telon dan bedak yang dia gunakan tadi.

Bila menatap lekat wajah bayi itu sejenak, sangat menggemaskan, dengan mata bulat dan bibir yang tipis, oh jangan lupakan pipi nya yang sangat besar.

Namun, lagi lagi keanehan terjadi, seperti nya mata bayi itu terlihat berbeda— maksudnya mata bayi itu memiliki warna biru dan hijau, sangat indah.

"Matamu sangat indah bayi" ujar Bila mengelus pipi bayi itu, bayi yang baru saja terdiam dari tangis nya itu kembali menangis dengan sangat kencang nya.

Bila melihat bayi kecil yang sedang menangis itu, dia mengulurkan jari telunjuk nya ke depan bibir bayi itu dan Bila langsung terkejut karena respon yang di keluarkan oleh bayi itu.

Bayi itu me-ngemut tangan nya dan menghisapnya seperti sedang menyusu. Bayi itu sudah memberhentikan tangis nya.

"Kamu haus ya bayi?" tanya Bila polos, dia menarik jari nya, membuat bayi itu kembali menangis.

"Oek... Oek.. Oek..." Bila berdiri, dia berkacak pinggang.

"Bayi, kamu diam dulu, aku akan membuatkan mu susu" ujar Bila beranjak dari depan bayi itu, bayi itu diam sambil me-ngemut jari nya sendiri.

Bila mengambil dot kecil dengan ujung n1pp le yang bulat, dia memasukkan susu bayi berusia 0-6 bulan sesuai dengan takaran dan menambahkan nya sedikit air panas dan air dingin.

Bila mengocoknya sebentar, "Gimana ya rasanya, aku pengen coba" monolog Bila menatap dot yang berada di tangan nya dengan tatapan ingin mencoba.

Bila nampak ragu, dan akhirnya dia memutuskan untuk mencoba nya, n1p ple dot itu sudah berada di mulut Bila sekarang, Bila mulai menghisapnya, dengan tiga kali tegukan dia melepas ****** dot itu dari mulutnya.

"Enak banget woy!" pekiknya teredam. Rasanya seperti susu biasanya dia minum, tapi rasanya bukan seperti susu yang dia minum. Sangat aneh di lidah Bila, tapi sangat enak menurut nya.

Bila masuk ke dalam kamar nya, dia menidurkan tubuhnya separuh dengan tangan kiri sebagai tumpuan.

Bila mendekatkan n1p ple dot itu di bibir bayi tanpa nama dan bayi itu langsung menggapai dan langsung me-ngemut nya dengan sedikit kasar. Nampaknya bayi itu haus. "Hey! pelan pelan, aku gak akan minta lagi kok" ujar Bila tersenyum melihat bayi itu.

Bila tersenyum senyum sendiri ketika mata bayi itu sudah mulai terpejam dan susu yang berada di dot yang di pegang nya mulai habis.

Bila meletakkan dot yang sudah kosong itu di samping bayi itu, Bila menatap lekat bayi yang berada di depannya ini. Bila berpikir, apa langkah selanjutnya yang akan Bila ambil untuk bayi di depannya ini, menaruhnya di panti asuhan atau merawatnya sendiri..

***

Bila baru sadar sekarang, baru sadar bahwa dia baru saja kehilangan uang lima puluh juta nya, sebelum bayi kecil itu datang, dia menangis tersedu-sedu, namun setelah bayi tanpa nama itu datang, dia seketika hilang ingatan, dia lupa semuanya.

"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Bila pada dirinya sendiri, dia masih setengah tidur, dengan tangan kanan sebagai bantalannya.

Bila menatap lekat wajah bayi tanpa nama di depannya, Bayi dengan wajah menggemaskan dan kedua *** mata yang berbeda warna itu membuatnya melupakan masalahnya sejenak. Sekarang, dia bingung harus apa, apa dia harus merawat nya, ataukah dia menitipkan nya ke panti asuhan?

Bila berpikir sejenak.

Setelah sekitar sepuluh menit berpikir dan mempertimbangkan kemungkinan dan kemungkinan yang akan terjadi dan resiko yang akan dia dapat di kemudian hari, Bila memutuskan untuk merawat bayi di depannya ini.

Bayi tanpa nama yang sialnya mampu membuat Bila jatuh cinta pada pandangan pertama nya.

*

*

*

Jangan lupa untuk mendukung karya ini ya..

Bian dan JunEd.

"Bil!, Bila, Woy bangun woy!" pekik seorang laki-laki bernama Bian yang memiliki postur tubuh yang sangat gagah, dan pemberani, namun, sayangnya dia takut dengan seorang perempuan tomboy bernama Bila itu.

"Bila~ Bil, bila~!" sahut yang lainnya. Namanya Ed, ah lebih tepatnya Juned, lelaki kalem dengan wajah imut keturunan negri sakura itu menempelkan telinganya ke dahan pintu milik Bila.

"Oek.. Oek..oek.."

Mata Ed melebar ketika mendengar suara bayi menggelegar di seluruh rumah Bos mereka. Bos? iya, bos pemilik toko bunga tempat mereka bekerja.

"Bian! kemari!" ujar Ed melambaikan tangannya. Bian berjalan mendekat, "Kenapa?" tanya nya.

"Dengar!" ucap nya kembali menempelkan telinganya di dahan pintu di ikuti oleh Bian yang sama sama menempelkan telinganya di dahan pintu.

"Oek..Oek..Oek.." Mata mereka berdua melebar dengan sangat lebar lebar.

"Anak siapa itu Ed?" tanya Bian membuat Ed menggeleng.

"Aku tidak tahu, kita dobrak saja bagaimana?!" ujar Ed membuat Bian mengangguk.

Ed mundur beberapa langkah, "Ayo bian!"

"Sebentar" ucap Bian mengangkat tangannya.

Ceklek. "Ayo masuk" ujar Bian santai membuat Ed merasa kesal sendiri, kenapa dia tidak mencobanya tadi, memalukan.

Bian masuk di ikuti oleh Ed di belakang nya. Mereka mencari sumber suara tangis bayi itu dan menemukan sumber nya dari kamar Bila yang tidak tertutup alias terbuka sangat lebar.

Mata mereka hampir keluar tatkala kepala bayi itu sudah berada di ujung kasur dengan tangisnya yang memekikkan telinga mereka berdua.

Sementara Bila dia masih tertidur pulas dengan terlentang, seakan tidak ada seorang pun yang menganggu nya.

"Bian, kurasa bayi itu sebentar lagi akan terjatuh" ucap Ed membuat Bian mengangguk.

"Aku rasa— Bruk, Ahhh"

"Setan!"

"Oek.. Oek..Oek.."

"Bila!!" pekik Ed

Bian terjatuh dengan bayi yang berada di tangannya. Dia berhasil menangkap bayi yang akan terjatuh itu. Lalu ia

menggendong bayi yang jika satu detik saja tidak dia tangkap mungkin bayi itu akan terjatuh menyapa lantai.

Bila terkejut dengan pekikan dari kedua setan yang sialnya menjadi sahabat nya. Bila menatap tajam Ed sembari mengelus dadanya untuk mencoba menghilangkan keterkejutan nya.

"Oek... Oek...Oek ..." Bila mengalihkan perhatian nya pada bayi yang ada di gendongan Bian.

"Anakku!" pekik Bila turun dan langsung mengambil bayi yang berada di gendongan Bian.

Kedua lelaki itu mematung, anak ku? apa mereka berdua tidak salah mendengar? anak ku?.

Bila menimang nimang bayi itu lembut, kesadarannya langsung kembali ketika melihat Bian menggendong bayi tanpa nama itu dengan cara yang tidak benar seperti yang dia lihat di google kemarin.

"Ngapain kalian kesini?, kurang ajar sekali kalian masuk ke rumah ku ha?!" ucap Bila sedikit berteriak dan sukses kembali membuat bayi yang berada di gendongan nya menangis.

"Kenapa kau menyalahkan kita, salah kan saja sendiri dirimu karena tidak menutup pintu kamar dan pintu depan" dengus Ed membuat Bila menggaruk kepalanya.

Dia lupa untuk mengunci pintu nya. Hehehe..

"Tapi, siapa bayi ini Bil?" tanya Bian menatap lekat bayi yang tengah me-ngemut sendiri jari jempol nya.

"Iya, anak siapa yang kau gendong itu? kau menculik nya?" sahut Ed melihat bayi yang matanya terbuka lebar itu.

"Sembarangan!" bantah Bila menunduk mengikuti arah pandang kedua sahabat nya.

"Matanya berbeda Ed!"

Buk..

"Sss, iya, tapi jangan pukul pukul juga ba ji ngan!"

"Matanya kok warna nya beda ya?" tanya Ed kembali.

"Entahlah" jawab Bila membuat kedua lelaki itu saling tatap.

"Siapa ayah dari bayi ini Bila!!!!??"

...****************...

"AAAAAHHHHHHKKKK, KOK HANGAT BAJI NG AN!!" pekik Ed ketika dirinya menggendong bayi yang hanya terbalut oleh handuk kecil merasa hangat di bagian perutnya.

"Oek..Oek..Oekk..."

"HHAHAHAHA" Bian tertawa dengan kencang nya ketika mendapati sahabat nya kena ompol oleh bayi tanpa nama itu.

Sementara bayi itu menangis karena terkejut dengan teriakan dari mulut bau Ed.

"HHAHAHAHA, kau di beri hadiah oleh nya!" ujar Bian di sela sela tawanya.

Mereka sekarang tengah berada di ruang tengah dengan Bian yang sedang mencari keberadaan popok dan kawan kawannya, sementara Ed tengah menggendong bayi laki laki itu.

Jika kalian bertanya kemana perginya ibu dari bayi yang belum di beri nama itu, maka jawaban nya adalah Mandi.

Ed meletakkan bayi itu ke atas kasur lantai yang tebal di bawah kaki nya.

"Kau!!" ucap Ed menahan emosinya, dia menunjuk Bayi yang dia tidak tahu namanya dengan telunjuk tangan nya.

"Heheheh" Bayi itu tertawa, membuat tawa Bian kembali menggelegar sementara Ed menahan emosinya.

Dengan rahang yang mengeras dia menatap bayi di bawahnya dengan tajam, namun, bukannya menangis karena wajah seram nya, bayi itu malah mengencangkan tawanya seakan-akan mengatai Ed 'Mampus kau Ed!'.

"Seperti nya bayi itu suka melihat mu menderita Ed," ucap Bian mengambil satu popok yang berada di dalam sebuah kresek.

"Bayi sial—"

Duk..

"Jangan mengumpatinya bajingan!" pekik Bila melemparkan bedak dan tepat mengenai kepala Ed.

Ed mengelus rambut nya agar rasa sakit yang ada mengurang.

"Lihat dia, dia tertawa setelah mengompoli ku!"

*

*

*

*

*

*

"Lihat, matanya berbeda, indah sekali" ujar Bian menggendong bayi yang belum di berikan nama oleh Bila.

"Kok bisa ya warna nya beda gitu?" sahut Ed kagum ketika melihat warna mata yang sangat indah serta berbeda itu. Mereka sekarang tengah berada di toko bunga milik Bila, dan mereka tengah bersantai karena para pemesan bunga sudah selesai dengan pesanan mereka, dan sekarang toko Bila sepi.

Bila yang tengah duduk di sofa dengan satu kakinya di angkat serta tangan nya memegang handphone untuk mencari nama untuk bayi itu pun mendengus melihat kekaguman dari kedua setan itu.

"Tumben dia tidak menangis?" tanya Bila membuat mereka berdua menolehkan kepalanya.

"Sudah lelah mungkin," jawab Bian.

"Kau tidak memberinya nama Bil?" tanya Ed.

"Aku tidak tahu nama apa yang cocok untuk nya" Bila menghela nafasnya, dia meletakkan handphone nya di atas meja dan mengambil Bayi itu dari gendongan Bian.

"Halo, kau mau kuberi nama siapa?" tanya Bila, bayi itu tertawa, dia mengulurkan tangannya untuk menampar nampar kecil wajah Bila.

Bila tersenyum, dan senyum itu membuat kedua pria di sampingnya saling bertatapan untuk berkomunikasi lewat matanya. 'Bukankah dia kemarin yang marah marah karena kehilangan uang nya ya?' tanya Ed melalui tatapan matanya pada Bian.

Bian mengangguk.

"Lepass!" Bila memekik kencang karena rambut nya di tarik oleh tangan Bayi itu hingga kepalanya miring.

**

Jangan lupa untuk mendukung karya ini ya.. Komen, like dan hadiah, subscribe nya jugaa

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!