"Bawa dia ke gudang!" teriak salah satu primadona kampus kepada kedua temannya.
Seorang gadis dengan kaca mata lebar dan rambut yang di kepang dua hanya bisa meronta-ronta. Ia tidak bisa melepaskan diri dari genggaman yang erat di kedua tangannya. Sampai di sebuah gudang, mereka melakukan tindakan kasar kepada gadis cupu itu.
"Apa salahku sampai kalian melakukan ini kepadaku?" tanya Elena gadis cupu yang sedang di bully oleh Devina.
"Karena kamu selalu mendekati Raymond bersaudara!" kata salah satu dari teman Devina dengan mencengkeram dagu Elena.
"Sudahlah, jangan banyak omong! Lakukan sesuai perintahku tadi."
Teman Devina melakukan apa yang di perintahkan primadona tersebut, mereka menampar dan menyiram air pada tubuh Elena yang malang. Gadis itu hanya bisa diam dengan memejamkan matanya karena menahan emosi.
Tetapi, kesabaran gadis itu sudah tidak bisa di bendung lagi. Ia seakan mendapatkan sebuah kekuatan yang mampu melawan orang yang menindasnya. Elena menatap tajam ke arah Devina, seketika gadis yang di anggap lemah itu berdiri dan menghampiri tubuh primadona kampus hingga di dorong ke arah dinding.
Plak!
Plak!
Tamparan bertubi-tubi di terima Devina, teman-teman yang melihat terkejut dengan perlakuan Elena, gadis yang mereka anggap lemah menjadi sangat beringas.
"Berhenti! Jika kalian mendekat akan aku patahkan tangan ini!" teriak Elena saat teman Devina ingin membantu gadis yang berada di hadapannya.
Devina terlihat sangat ketakutan saat melihat sosok Elena yang menjadi sangat kuat. Ia tidak mengira bahwa gadis cupu yang selalu ia bully berani membalasnya.
"Wajah ini terlihat sangat menawan dan rupawan … apakah aku boleh menggores sedikit area ini agar wajahmu menjadi buruk rupa? Ah … atau tangan ini yang harus ku patahkan karena sudah terlalu banyak korban kau jadikan sasaran amarahmu yang tak berarti," kata Elena dengan senyum yang sangat menakutkan.
"Maafkan aku, a-aku tidak akan melakukan hal buruk kepadamu lagi."
Elena seakan tidak mendengar perkataan Devina, ia dengan santai mematahkan pergelangan tangan milik gadis itu hingga membuatnya berteriak kesakitan. Gadis itu meninggalkan area gudang dengan langkah santai. Pakaian yang basah dan rambut yang berantakan, membuat orang membicarakan gadis itu. Karena ini bukan pertama kalinya tampilan Elena sangat lusuh seperti itu.
Saat ini gadis itu sudah tidak ingin melanjutkan mata kuliah di kampusnya. Sebelum pergi, ia menuju ke ruang kelas untuk mengambil tas miliknya dengan pakaian yang sangat lusuh dan basah. Teman-temannya tidak menghiraukan keberadaannya, karena banyak dari mereka yang tidak menyukai sosoknya yang terkenal pandai di setiap mata kuliah yang di ajarkan dan mendapatkan pujian dari seluruh dosen di kampus.
Setelah keluar dari kampus ia menghentikan sebuah taksi untuk pergi ke sebuah tempat. Di dalam perjalanan ia melepaskan kaca mata lebarnya dan menggerai rambut kepangnya. Penampilannya berubah dari gadis cupu menjadi sangat cantik. Tidak lupa dia mengenakan jaket yang selalu di bawa dalam tasnya dan memakai kaca mata hitam.
Dengan pakaian yang sangat santai, gadis itu memasuki sebuah gedung yang terlihat terbengkalai. Namun, tidak banyak yang tahu jika di dalamnya terdapat rahasia yang tersembunyi. Setelah sampai di salah satu ruangan Elena menduduki di kursi kebesarannya, ia di hampiri oleh seorang pria yang bertubuh kekar dan banyak tato di tangan kanannya.
"Ketua, apakah ada sesuatu yang terjadi di kampus?" tanya pria itu yang bernama Erick.
"Hancurkan bisnis keluarga wanita ini. Aku tidak ingin melihat lagi perusahaan itu masih berdiri di kota ini," kata Elena dengan memberikan sebuah foto kepada Erick.
Elena yang dikenal dengan gadis cupu sebenarnya seorang ketua mafia yang sangat terkenal di negaranya. Banyak sekali yang tidak tahu siapa sosok ketua di belakang organisasi tersebut. Setelah gadis itu dikhianati oleh cinta pertamanya, ia mengubah hidupnya dengan menjadi sangat kuat. Dia juga berhasil mendirikan sebuah perusahaan dengan tangannya sendiri tanpa bantuan dari pihak mana pun.
Selama ini dia berpenampilan sebagai gadis cupu karena ingin menutupi identitasnya sebagai anak bungsu dari keluarga Raymond yang terkenal di Negara K. Saat ini Elena tinggal di luar negeri untuk mengasingkan diri dari keluarganya dan orang-orang di masa lalunya.
Namun, Elena tidak menyangka bahwa ada orang yang mengetahui saat dia bertemu dengan para kakaknya saat weekend. Seseorang memfoto dan mempublikasikan di grub kampus hingga membuat orang tidak menyukai sosok gadis tersebut. Mulai dari situlah kasus pembullyan terhadap dirinya di mulai hingga saat ini.
"Apakah tawanan istimewa di ruang bawah tanah sudah sadarkan diri?" tanya Elena saat pergi memeriksa ruang para tahanan yang berani berurusan dengannya.
"Sudah, Ketua."
Gadis dengan penampilan yang anggun menyuruh salah satu dari anak buahnya untuk membuka salah satu pintu tahanan. Saat memasuki ruangan, ia melihat seorang pria tergeletak di tempat tidur dengan tubuh yang lemas. Elena berjongkok tepat di wajah tahanan tersebut dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
"Apakah disini sangat nyaman? Oh … pasti sangat nyaman kan, karena ada aku yang selalu disisi mu," kata Elena dengan mengusap pelan pipi pria di hadapannya.
"Sampai kapan kamu menahan ku seperti ini?" jawabnya dengan suara lemah.
"Apa kamu bilang! Sampai kapan, hah! Kamu sudah membuatku menderita dan hampir kehilangan nyawa, bahkan kamu juga ingin memisahkan ku kembali dengan para saudaraku! Aku belum puas untuk membalas semua yang kau lakukan terhadapku. Jadi, jangan bermimpi kamu akan keluar dari sini, Farel."
Sosok Farel yang mampu merubah sifat gadis yang sangat periang dan lemah lembut menjadi seperti ini. Karena di masa lalu ia membantu ayahnya untuk menghancurkan keluarga Raymond. Pria itu mendekati Elena untuk memancing saudara Raymond untuk menyerahkan perusahaannya dan bertekuk lutut di kaki Kendrick ayah kandung dari Farel. Setiap hari gadis itu di siksa oleh Farel dan di lecehkan olehnya, membuat gadis itu membentuk jiwa lain di dalam dirinya. Farel yang melihat perubahan gadis itu sangat terkejut.
Saat Elena membentuk kepribadian baru, sosok Elena yang dahulu seakan tertidur dan berganti dengan kepribadian yang memiliki sifat sangat terbalik dengan sifat aslinya. Tetapi, para kakaknya tidak tahu jika adiknya memiliki alter ego.
Gadis itu mampu memainkan dua kepribadian secara bergantian. Saat bersama saudaranya ia akan akan merubah menjadi Elena dengan sifat yang periang dan jika tidak bersama para saudaranya ia mempunyai sifat yang sangat kejam dan tidak memiliki rasa belas kasih pada lawannya.
Hanya satu orang dari mereka yang menyadari akan perubahan si bungsu. Karena diam-diam Casey memperhatikan tingkah adiknya, dia pernah melihat bahwa Elena berbincang-bincang dengan dirinya sendiri seolah sedang mengobrol dengan orang lain. Dari kejadian itu, anak ketiga Raymond memantau adiknya secara diam-diam untuk melihat perkembangan penyakit adiknya.
"Sepertinya akan ada hal yang menarik untuk ke depannya," kata Casey sambil menyesap segelas wine di tangannya saat melihat adiknya bermain dengan saudaranya yang lain.
Saat pandangan antara Elena dengan Casey bertemu, gadis itu menautkan kedua alisnya.
'Apakah ada hal yang tidak aku ketahui tentang dia? Sosoknya sangat misterius dan mempunyai aura membunuh yang sangat kuat' batin Elena saat melihat kakak ketiganya.
Setelah kejadian pembullyan yang di lakukan Devina dan para antek-anteknya kepada Elena, sekarang tersebar berita bahwa gadis primadona berada di rumah sakit. Elena sedikit tersenyum mendengar lawannya menderita. Saat gadis itu menuju ruangan mata kuliah pagi, dia di hadang oleh beberapa pria.
"Owh ini yang namanya Elena, gadis cupu kaya kamu berani sekali melukai cewek cantik seperti Devina," kata salah satu pria dihadapan gadis itu.
Elena hanya diam saja, dan melangkah pergi meninggalkan gerombolan tersebut. Tetapi, tiba-tiba tangan kanannya di tarik kasar dan dagu gadis itu di cengkeram sangat keras.
Bugh!
Bugh!
Elena dengan keras menendang perut pria yang mencengkeram nya hingga tersungkur dan kesakitan.
"Brengsek! tangkap dia dan jangan beri ampun!" teriak orang yang telah di hajar oleh gadis cupu.
Elena dengan santai menghindari beberapa pria yang akan menangkapnya. Bahkan dia menangkap salah satu tangan dan memelintir hingga pemiliknya kesakitan. Saat melihat kelincahan gadis cupu, mereka ketakutan dan pergi tunggang langgang meninggalkan area perkelahian.
"Sudah cukup untuk aku yang selalu diam saat kalian melukaiku," kata Elena dengan merapikan pakaian yang ia kenakan dan melanjutkan menuju ruangan.
Di koridor, banyak pasang mata yang melihat ke arah gadis yang menjadi perbincangan pagi ini karena ulah nya yang telah mematahkan tangan Devina. Para mahasiswa banyak yang tidak percaya dengan berita yang tersebar, tetapi banyak juga sebagian percaya dengan berita tersebut. Elena hanya diam saja dan terlihat sangat santai menghadapi situasi seperti ini. Baginya ini belum seberapa, karena perempuan yang menjadi primadona kampus sudah sangat keterlaluan terhadap orang yang dianggapnya lemah.
Deringan ponsel milik Elena terdengar nyaring, ia melihat ke layar ponsel dan sangat terkejut dengan siapa yang menelponnya.
"Ya," jawab Elena singkat.
" …."
"Apa! Brengsek!" Elena mengumpat dengan kerasnya hingga membuat orang di sekitarnya terdiam karena terkejut dengan apa yang dilontarkan gadis cupu di hadapan mereka.
Setelah mendapatkan kabar yang begitu mengejutkan, Elena kembali ke markas Naga Sakti dengan muka yang merah padam karena menahan amarah yang akan meledak sewaktu-waktu. Gadis itu mengendarai mobilnya dengan begitu cepat tanpa memikirkan keselamatan dirinya.
Saat sampai di markas, suasana di dalam begitu hening dan semua orang tertunduk tidak ada yang berani menatap ketua mereka yang sedang marah seperti saat ini.
"Bagaimana hal ini bisa terjadi?" kata Elena dengan deru napas yang terengah-engah akibat berlari dari parkiran menuju markas.
"Maafkan aku, itu terjadi dengan waktu yang sangat singkat. "
"Brengsek! Kalian semua bodoh! Hanya menjaga satu tawanan saja tidak becus!"
"Maaf ka …."
Bugh!
Bugh!
"Aku tak ingin mendengar kata maaf dari mulutmu, Erick! Aku mempercayakan tugas ini kepadamu. Namun, sekarang pria brengsek itu sudah berhasil kabur."
Setelah setengah tahun Farel menjadi tawanan Elena, kini pria tersebut berhasil lolos dari tempat tahanan gadis itu. Kejadian ini membuat semua yang di lakukan Elena menjadi sangat sia-sia.
"Aku hanya bisa menemukan ini setelah sistem keamanan markas di serang oleh seseorang dan membuat CCTV mati total." Erick menyerahkan video di ponsel nya dengan sedikit menahan sakit di kedua pipinya akibat pukulan ketuanya.
"Shit! Ada pengkhianat rupanya di sini," teriak Elena dengan melemparkan ponsel milik Erick kepada pemiliknya.
Gadis itu menuju salah satu anggotanya, hingga membuat tubuh seorang pria bergetar karena ketakutan saat di tatap oleh ketuanya dengan intens . Saat Elena akan menepuk pundak orang dihadapannya, anggota tersebut luruh kelantai dan berlutut di hadapan Elena.
"Maafkan aku ketua, aku terpaksa melakukan ini, aku mohon ampun," kata Brody anggota yang berani berkhianat.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Dengan beringas gadis cantik itu melayangkan beberapa pukulan telak kepada anggotanya hingga membuat tubuh lawannya tersungkur ke lantai.
"Aku menolong mu dari para mafia yang akan membunuhmu, saat kamu terluka aku yang menyembuhkan mu. Tetapi, aku tidak menyangka kamu akan melakukan ini kepada penolongmu." Elena berjongkok tepat di hadapan pria yang sedang merintih menahan kesakitan.
"Erick, bawalah dia ke ruang tahanan. Aku sendiri yang akan turun tangan membereskan ini." Perintah Elena dengan melangkah menuju salah satu ruang istirahatnya. Seakan dia merasa lemas dengan kenyataan yang ia terima. Saat akan memejamkan mata, ketukan pintu membuyarkan Elena.
"Ya masuk"
Di balik pintu berdiri sosok Erick, bagi gadis itu dia adalah seorang kakak yang selalu mengerti tentang kebiasaannya. Apalagi saat ini gadis itu sudah lama tidak bertemu dengan para saudaranya di negara K.
"Aku mencari tahu dan mendapatkan jika Brody sedang dalam masa kesulitan. Dia menerima sebuah tawaran dari seseorang yang tidak aku ketahui. Jika kamu ingin segera mengetahui dalang di balik ini, segeralah menemui Brody untuk meminta penjelasannya," kata Erick panjang lebar.
Elena tidak segera mengikuti perkataan Erick, karena baginya sangat pantang menuruti sebuah perintah dari seseorang. Gadis itu membuka sebuah laptop di mejanya, ia memulai mengotak-atik sebuah program yang hanya dia yang tahu. Saat apa yang diinginkan sudah dia dapat, ia baru menemui Brody di ruang tahanan.
"Jelaskan tentang mengapa kamu bisa berhubungan dengan anggota mafia Beruang Hitam," kata Elena mampu membuat semua orang terkejut mendengar pernyataan ketua mereka. Karena Organisasi Beruang Hitam adalah organisasi terbesar di Negara K yang tidak ada yang bisa menandinginya.
"A … aku sungguh tidak tahu jika dia dari organisasi tersebut. Sungguh, aku tidak berbohong dan berkata benar. Jika aku berbohong aku siap untuk menerima hukuman berat darimu."
Elena tahu sebenarnya Brody hanya di manfaatkan oleh seseorang, dengan berat hati gadis itu harus pergi ke negara asalnya untuk mencari informasi organisasi tersebut.
"Aku akan kembali ke Negara K, aku percayakan kepadamu semua tanggung jawabku di sini. Jangan sampai kamu mengecewakanku, Erick," kata Elena dan melenggang pergi dari hadapan semua.
Erick yang tahu tentang kehidupan ketuanya hanya menatap kepergian gadis itu dengan tatapan yang penuh kasih sayang. Dia tidak menyangka, gadis itu mampu bertahan dalam kehidupan yang sangat kejam di masa lalu. Jika dia yang mengalami, mungkin tidak sanggup meneruskan kehidupan di dunia ini.
Pria itu teringat saat dimana ia dipertemukan dengan gadis setangguh Elena. Hujan yang mengguyur di malam hari mampu meruntuhkan aliran darah yang terus menyembur di bagian tubuh Erick kala itu. Saat pandangan mulai kabur, dia melihat bayangan seorang gadis yang berpakaian sangat cantik menghampirinya tanpa ada rasa takut.
"Aku akan menolong mu, tetapi kau harus bekerja untukku hingga akhir hayat," kata Elena yang selalu terngiang sebelum kesadaran pria itu sepenuhnya menghilang bersamaan dengan gemuruh petir di langit.
Dari kejadian tersebut Erick bersumpah untuk setia kepada gadis itu untuk selalu berada disisinya dalam keadaan apapun.
'Aku hanya bisa memohon agar kau selalu selamat dalam setiap langkahmu,' kata Erick dalam hati saat melihat kepergian Elena dari markas besarnya.
Tidak banyak menunggu waktu lama, Elena menuju ke bandara untuk segera terbang kembali ke negara asalnya. Dengan kepribadiannya saat ini, siapapun yang ingin mengusiknya akan dibalas dengan berkali-kali lipat. Seperti dengan kejadian Devina, yang sekarang keluarga gadis itu mengalami kebangkrutan dan membuatnya jatuh miskin.
Raymond bersaudara terkejut saat mendapatkan sebuah notifikasi pesan dari seseorang jika si bungsu kembali ke Negara K. Mereka sangat bahagia dan berlomba-lomba menuju bandara untuk menjemput adik kandungnya yang telah lama meninggalkan mereka.
Saat tiba di Negara K, Elena begitu terkejut melihat beberapa mobil terparkir di depan pintu masuk bandara. Banyak pengunjung penasaran dengan apa yang membawa sosok Raymond bersaudara di bandara tersebut.
"Astaga si bungsu," teriak Darel kakak keempat gadis itu yang begitu hebohnya hingga membuat beberapa penggemar menyadari suara idola tersebut.
Plak!
Tamparan ringan mendarat di pipi Darel hingga membuatnya mengerucutkan bibirnya, ia sangat tidak suka dengan kakak ketiganya yang selalu bermain kasar kepadanya.
"Kenapa kamu selalu melakukan hal ini kepadaku?."
"Karena gara-gara kamu semua fans mu heboh ingin menuju kesini."
Elena hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku saudaranya yang begitu absurd tetapi sangat menyayanginya. Sehingga tanpa sadar kepribadian utama Elena kembali menguasai tubuh gadis tersebut.
"Kakak," teriak Elena dengan memeluk kakak sulungnya yang bernama Adriel dengan begitu erat di iringi tangisan nya yang pecah.
Kepribadian utama Elena yang begitu lemah lembut dan rapuh, selalu merasa haru saat melihat para saudaranya begitu mengutamakan kepentingannya.
"Sudahlah mari kita pulang dan segera beristirahat," kata Brian kakak kedua Elena sambil mengelus pucuk kepala Elena dengan lembut.
Raymond bersaudara kembali menuju rumah megahnya. Setelah sampai Elena membaringkan tubuhnya di kasur kesayangannya. Seakan sudah lama dia tidak tidur dengan nyaman setelah kejadian yang menimpanya di masa lalu. Namun saat ini kepribadian utama Elena sangat lemah, membuat kepribadian yang lain menjadi lebih dominan dan bisa merebut kembali untuk menguasai tubuh gadis itu.
Elena berjalan menuju meja belajarnya, dia tidak ingin membuang waktunya yang sangat berharga hanya untuk melepas rindu kepada Raymond bersaudara.
"Kenapa kamu melakukan itu? Aku ingin sekali merebahkan tubuhku di kasur kesayanganku." Suara di pikiran Elena yang lain.
"Karena aku tidak menyukai hal bodoh seperti yang kamu lakukan tadi," jawab Elena dengan mengotak atik sistem keamanan markas organisasi Beruang Hitam.
Saat sedang fokus tiba-tiba Casey kakak ketiganya masuk ke kamar Elena tanpa mengetuk pintu, hingga membuat gadis itu terkejut melihatnya.
"Apa yang sedang kamu lakukan hingga terkejut?"
"Tidak, aku tidak melakukan apapun," kata Elena dengan ekspresi datar.
Casey hanya diam dan tersenyum melihat tingkah adiknya. Namun, saat ia akan mengelus pucuk kepala Elena, respon yang dia dapat membuat pria itu terkejut. Bagaimana tidak terkejut, adik yang tidak pernah berlatih bela diri merespon usapannya dengan memelintir tangannya kebelakang.
"Wah sejak kapan kamu berlatih bela diri?" tanya Casey penasaran.
"Waktu di luar negeri aku berlatih untuk menjaga diriku," jawab Elena dengan ekspresi tenang.
Casey semakin curiga dengan tingkah adiknya, tetapi dia belum ingin mengetahui rahasia di baliknya.
Setelah Casey pergi dari kamar, Elena segera mengunci pintunya agar tidak ada orang yang mengganggunya saat sedang menjalankan sebuah misi.
Deringan ponsel milik Elena berbunyi menampilkan nama Erick di layarnya.
"Ada apa?"
"Gawat, sistem keamanan perusahaan sedang di retas oleh seseorang. Aku akan mengirimkan sebuah alamat IP lewat email mu."
"Brengsek, pasti ulah Organisasi Beruang Hitam. Karena aku sedang meretas sistem keamanan miliknya."
Gadis itu menutup sambungan telepon dan kembali berkutik di depan laptop miliknya. Dengan memakan waktu yang sangat lama, gadis itu berhasil menyelamatkan data penting perusahaanya dan berhasil mendapatkan lokasi seseorang yang berani bermain dengannya.
"Sungguh ini sangat menyenangkan, ada lawan yang cukup seimbang untuk aku hadapi saat ini," kata Elena sambil meregangkan tubuhnya yang terasa kaku.
***
Di sisi lain seorang pria dengan santainya memasuki sebuah ruangan yang penuh dengan perangkat komputer yang canggih.
"Bagaimana? Apakah dia sudah berhasil mendapatkan apa yang dia mau?" tanya pria tersebut.
"Sudah berhasil sesuai dengan perintah yang anda katakan."
Pria itu menepuk-nepuk pundak anggotanya yang sudah menemaninya bermain hari ini. Karena saat ini ia sangat menantikan siapa sosok dibalik ketua Organisasi Naga Sakti yang terkenal hebat. Tidak disangka, orang di baliknya cukup menarik untuk dia permainkan.
"Mungkin dalam beberapa waktu dia akan berkunjung kemari, kalian harus bersiap untuk menyambutnya."
"Baik, Tuan"
***
Elena yang hanya diam di kamar membuat Darel curiga, karena biasanya adik bungsunya selalu merengek meminta untuk menemaninya menghabiskan liburan. Pria itu mengetuk kamar adiknya, tetapi tidak ada suara sahutan dari dalam. Saat akan berbalik meninggalkan kamar Elena, dia terkejut karena sosok yang dicarinya tepat di hadapannya dengan memakai masker wajah.
"Astaga!" teriak Darel terkejut
"Apa yang sedang kakak lakukan disini?"
"Aku hanya penasaran apa yang kamu lakukan seharian hingga tidak keluar dari kamar."
"Karena aku masih banyak tugas yang belum terselesaikan, jadi aku hari ini full untuk menyelesaikannya dan akan bermain bersamamu besuk," jawab Elena dengan manja sambil bergelayut di tangan Darel.
"Baiklah besuk aku akan mengosongkan jadwalku hanya untukmu."
"Wah terimakasih kakak, kamu kakak yang terbaik untukku."
Elena kembali ke kamar, dan seketika kepribadiannya berubah dengan sangat drastis. Ia menelpon Erick hingga berjam-jam untuk menginfokan temuanya hari ini dan memerintahkan pria itu untuk segera mempersiapkan beberapa anggota agar datang ke Negara N. Gadis itu tidak ingin menunggu lama, dia ingin dengan cepat membantai Organisasi Beruang Hitam dengan tangannya sendiri.
"Ternyata cukup mudah untuk mencari dimana markas mereka, tunggu saja pembalasanku karena berani bermain-main denganku," kata Elena dengan mengelap sebuah belati kesayangannya yang akan ia gunakan untuk bertempur di medan perang.
Sesuai dengan yang dijanjikan, Darel dan Elena menghabiskan waktu bersama di wahana kincir ria. Dengan penampilan serba tertutup, Darel sangat bahagia bisa melihat adik bungsunya sudah terlepas dari masa lalunya.
Tiba-tiba saat mereka turun dari kincir ria ada seseorang yang menabrak kedua kakak beradik itu hingga membuat Elena menjerit melihat tangannya mengeluarkan darah. Kepribadian kedua Elena seketika mengambil alih tubuh Elena saat mendapatkan sebuah ancaman. Gadis berlari mengejar pria yang menusuknya hingga Darel terkejut melihat tingkah adiknya yang tidak seperti biasanya.
Saat jarak sudah dekat, Elena seakan terbang dan menendang tubuh pria hingga tersungkur di tanah. Perkelahian tidak dapat dihindarkan dari keduanya. Pukulan dan tendangan dilayangkan keduanya untuk berlomba saling melumpuhkan satu dengan yang lain.
"Beraninya bermain denganku!" teriak Elena dengan mengunci tubuh pria yang mencelakainya.
"Ampun lepaskan aku! Aku hanya di perintah oleh seseorang saja."
"Siapa yang memerintah mu."
Sebelum pria itu menjawab, Darel datang dengan beberapa polisi. Elena dengan terpaksa melepaskan pria itu untuk dibawa ke kantor polisi.
Sedangkan seseorang sedang memantau di balik pohon dengan menyunggingkan senyuman khasnya.
"Sudah aku duga, dia sangat lihai dan harus waspada saat menghadapinya."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!