NovelToon NovelToon

The World Of The Venerate: Cursed Exorcist

Chapter 0 - Prolog

Sejak awal dunia bernama Lamue ini tercipta, sebagian dari makhluk hidup yang ada dan tinggal di dalamnya sering disebut sebagai Venerate, yaitu para praktisi yang memiliki kemampuan memanipulasi energi alam menjadi sebuah kekuatan supernatural.

Dalam dunia yang didominasi oleh sebagian besar ras manusia ini terdapat berbagai macam tipe Venerate dengan kemampuan beragam yang tersebar di beberapa benua.

Salah satu tipe Venerate tersebut yaitu bangsa Slivan, sebuah bangsa manusia murni yang mendiami wilayah dua benua, mereka tersebar dari wilayah bagian timur benua Greune sampai dengan wilayah bagian utara benua Antikara, bahkan itu pun masih belum terhitung dengan bangsa-bangsa yang memiliki darah keturunan dari mereka sendiri.

Berbeda dengan tipe-tipe Venerate yang lain, para Venerate dari bangsa Slivan ini sendiri memiliki sebuah kemampuan untuk bisa berinteraksi langsung dengan makhluk-makhluk astral tanpa harus menggunakan sebuah kemampuan khusus.

Karena hal itu membuat para Venerate dari bangsa Slivan selalu berkecimpung dalam dunia astral, dan bahkan sebagian dari mereka memiliki profesi sebagai pengusir roh-roh astral yang bersifat jahat dengan bayaran mendapatkan energi dari roh-roh tersebut untuk memperoleh energi selain dari alam itu sendiri.

Sejarah dari bangsa Slivan sendiri terbilang sangatlah panjang serta tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain yang berada di Lamue. Semenjak pertama kali mendirikan negeri yang berdaulat sekitar tujuh puluh abad sebelum pertarungan para Venerate dengan para makhluk suci, sebuah kejadian besar yang mengubah era dunia, bangsa Slivan masih tetap bertahan dan telah terpecah menjadi beberapa negeri sampai awal abad ketiga puluh pada masa kini.

Jika dihitung sebelum dan setelah peperangan dengan para makhluk suci, bangsa Slivan sudah dan telah bertahan selama kurang lebih dari sepuluh milenium lamanya dan tidak musnah dari permukaan dunia.

Dimulai sekitar abad tujuh puluh sebelum peperangan Venerate dan makhluk suci tersebut, negeri bangsa Slivan pertama dengan sistem pemerintahan monarki berdiri dan berpusat di bagian timur benua Greune. Negeri tersebut bertahan hingga enam puluh abad lamanya dan telah memperluas wilayahnya hingga ke bagian utara serta tengah dari benua seberang yang tidak lain adalah benua Antikara sebelum akhirnya runtuh akibat kekalahan mutlak saat berseteru dengan bangsa lain.

Kemudian setelah negeri bangsa Slivan tersebut runtuh, dalam beberapa dekade saja bangsa Slivan kembali bangkit dan membangun negeri mereka lagi setelah mendapatkan kekuatan dari sesosok makhluk suci berwujud seekor burung merak.

Karena menghormati makhluk suci yang memberikan kekuatan serta bantuan kepada mereka, bangsa Slivan akhirnya menamai nama negeri mereka dengan nama Pavonas, yang diambil dari nama makhluk suci tersebut.

Setelah negeri Pavonas berdiri selama empat abad lamanya, negeri itu kemudian diperhadapkan dalam sebuah masalah internal, dimana karena memiliki wilayah yang luas membentang akhirnya membuat para bangsa Slivan yang tersebar di dalamnya memiliki pemahaman serta ideologi yang berbeda, maka sebagian dari bangsa Slivan yang terbagi dalam dua kelompok akhirnya masing-masing memutuskan untuk memisahkan diri dengan Pavonas, membuat negeri baru yang bernama negeri Graina serta negeri Nascunia.

Tiga abad kemudian setelah pemisahan sebagian dari bangsa Slivan menjadi negeri baru, negeri Pavonas kembali diperhadapkan dalam masalah yang sama. Kini sebagian kecil kelompok bangsa Slivan yang mendiami wilayah barat laut Pavonas memilliki pemahaman yang berbeda, yang mereka kemudian memutuskan juga untuk memisahkan diri dan mendirikan negeri baru yang bernama Riemic.

Pemisahan diri kelompok bangsa Slivan kembali terjadi setelah dua puluh abad lamanya setelah peperangan para Venerate dengan para makhluk suci, kini bergabung dengan sebagian kecil kelompok dari salah satu bangsa yang mendiami benua Greune, bangsa Slivan memisahkan diri dari negeri Graina dan membentuk negeri baru bernama Midauz bersama dengan bangsa Frieden, yang merupakan bangsa terbesar di benua Greune.

Hingga sampai awal abad ke tiga puluh setelah peperangan Venerate dengan makhluk suci, bangsa Slivan yang awalnya satu telah terpecah menjadi lima negeri.

****

Negeri Pavonas merupakan salah satu negeri dari bangsa Slivan yang mendapatkan julukan sebagai negeri penakluk karena memiliki wilayah paling luas dibandingkan dengan negeri-negeri yang berada di Lamue. Membentang dari bagian timur benua Greune hingga ke bagian utara benua Antikara, bahkan negeri ini pula telah berbatasan langsung dengan wilayah paling barat dari benua Aizolica.

Wilayah yang luas tersebut didapatkan oleh mereka saat berkelana menyebrangi benua Greune ke benua Antikara dan pertama kali mengklaim wilayah Briseria, wilayah utara benua Antikara yang tak berpenghuni saat itu.

Karena memiliki wilayah paling luas dari negeri-negeri yang lain, membuat Pavonas memiliki banyak musuh yang juga tidak sedikit ingin menguasai wilayah mereka.

Salah satu negeri yang paling banyak berseteru dengan Pavonas adalah negeri Tengal, negeri yang para penduduknya memiliki darah keturunan dari bangsa Slivan serta bangsa Tian, salah satu bangsa terbesar yang mendiami wilayah benua Antikara.

****

Cerita ini berpusat pada salah seorang pria bernama Gudov Aliksnov yang semasa hidupnya selalu kehilangan orang-orang yang disayanginya, membuat dia menganggap bahwa hal tersebut merupakan kutukan baginya.

Dimulai sejak dia berusia muda, Gudov yang tinggal di kawasan wilayah Briseria, negeri Pavonas sebelumnya hidup dengan damai bersama dengan kedua orangtuanya.

Hal itu tidak berlangsung lama ketika pasukan dari negeri Tengal datang menginvasi daerah tempat tinggalnya, membuat kedua orangtua kehilangan nyawa akibat penyerangan tersebut.

Alih-alih ingin membalaskan dendam atas kematian orangtuanya, Gudov yang hanya seorang manusia biasa tidak memiliki kekuatan untuk melawan mereka.

Hingga pada suatu kejadian, tiba-tiba terungkap bahwa Gudov sebenarnya memiliki kekuatan tersembunyi di dalam dirinya. Dia kemudian di didik oleh seorang Venerate hingga menjadi seorang pengusir roh-roh jahat yang biasa dilakukan oleh para Venerate bangsa Slivan.

Disamping melakukan profesinya, Gudov diam-diam beraksi membantai pasukan Tengal demi membalaskan dendam orangtuanya.

Akan tetapi, disamping dia melakukan proses pembalasan dendamnya, takdir selalu tidak adil kepadanya dengan selalu merenggut orang-orang yang disayangi olehnya.

Chapter 1 - Gudov Aliksnov

Di tengah hutan yang sangat sunyi dengan keadaan gelap mencekam, terlihat seorang remaja dengan warna rambut cokelat berjalan sendirian memperhatikan sekitaran hutan tersebut.

Dari gerak-gerik serta ekspresinya yang seperti kebingungan, remaja itu tampaknya sedang tersesat atau bahkan tidak mengetahui kini sedang berada dimana.

“Gudov…”

“Siapa disana?” Remaja itu tiba-tiba terkejut ketika mendengar sebuah suara dari arah belakang memanggil namanya.

Dia pun menoleh ke belakang sambil dengan ketakutan mencari-cari asal suara yang tak berwujud tersebut.

“Sebelah sini Gudov…”

Ketika mendengar kembali suara tersebut, Gudov seketika menatap sosok hitam yang sedang berada di atas pohon.

“Uwaahh…!” Saking ketakutannya melihat sosok hitam itu, Gudov tiba-tiba langsung jatuh tersungkur.

“Jangan takut Gudov, aku hanya ingin mengatakan sesuatu kepadamu,” ucap sosok misterius itu.

Walaupun sosok misterius itu berkata untuk jangan takut kepadanya, namun Gudov tetap masih merasa ketakutan, pasalnya tiba-tiba melihat sosok hitam menyeramkan dengan memiliki bentuk tubuh layaknya seekor burung berukuran besar, serta memiliki kepala manusia dengan dua pasang mata yang menyala.

“Si… Siapa kau?” Tanya Gudov, memberanikan dirinya untuk bertanya siapa sebenarnya sosok yang dilihatnya itu.

“Tidak penting siapa aku sebenarnya… Aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa kau harus segera menyadari kekuatanmu yang sebenarnya, karena jika tidak maka sesuatu yang berharga padamu akan direnggut,” ucap sosok misterius itu, menjelaskan sesuatu pada Gudov tanpa mengatakan siapa dia sebenarnya.

“Apa maksudmu? Aku tidak paham… Menyadari kekuatanku? Memangnya kekuatan macam apa itu?” Ucap Gudov, melontarkan beberapa pertanyaan saking kebingungannya mendengarkan penjelasan dari sosok misterius itu.

“Kau akan mengetahuinya nanti…” Ucap sosok tersebut, tidak lagi memberikan penjelasan yang lebih detail.

Setelah mengatakan hal tersebut, tanpa maksud apapun tiba-tiba sosok itu meluncur dengan cepat ke arah Gudov.

–30 Januari 3000–

“Aaahhh…!” Gudov tiba-tiba terbangun di kamarnya dan menyadari bahwa pertemuannya dengan sosok hitam itu sebenarnya hanyalah sebuah mimpi saja.

“Haah… Haah…”

“Sial… Ternyata hanya mimpi,” gumam remaja itu tidak menyangka bisa memimpikan hal yang menakutkan seperti itu.

Tak lama kemudian, tampak seorang wanita dengan tergesa-gesa masuk ke dalam kamar remaja itu.

“Ada apa Gudov? Kenapa kau berteriak?” Tanya wanita tersebut, ternyata mendengar Gudov sedang berteriak sampai membuat khawatir.

“Tidak apa-apa ibu, aku hanya sedang bermimpi buruk tadi,” ucap Gudov, meyakinkan kepada wanita yang ternyata merupakan ibunya tersebut bahwa tak usah mempermasalahkan teriakannya tadi.

“Ini pasti karena kau terlalu kelelahan membantu ayahmu kemarin malam.”

“Eh, aku sudah lupa… Aku berjanji untuk membantunya lagi hari ini.” Gudov sontak menyadari bahwa dirinya sudah terlambat untuk pergi membantu ayahnya hari ini lagi.

Dia pun segera bangun dari tempat tidurnya kemudian beranjak dari kamarnya untuk bersiap pergi ke kota untuk membantu ayahnya yang berada disana.

***

Gudov Aliksnov seorang remaja berumur lima belas tahun yang tinggal bersama kedua orangtuanya di sebuah kota kecil bernama Vegoblashcensk, wilayah Briseria, sebuah kawasan besar negeri Pavonas yang terletak di benua Antikara.

Gudov berjalan melawati kawasan perkotaan dan kemudian sampai di sebuah pabrik kayu, dimana tempat tersebut dikelolah oleh ayahnya.

***

Gudov berkerja seharian menjadi salah satu karyawan ayahnya di pabrik kayu tersebut hingga malam hari tiba.

“Gudov…” Panggil ayah Gudov sambil menghampirinya.

“Ada apa ayah?”

“Aku lupa mengatakan bahwa tadi sebelum kau datang, tuan Yermo berkunjung…”

“Ada yang ingin dia katakan padamu, dan meminta ayah untuk berpesan kepadamu, tapi maaf ayah tidak ingat karena terlalu sibuk.”

“Memangnya apa yang ingin dikatakannya?” Tanya Gudov.

“Entahlah… Lebih baik kau temui dia saja kensana… Setelah itu langsung pulanglah ke rumah, kau tidak perlu kembali kemari,” ucap ayahnya.

“Baik…” Gudov segera meninggalkan pekerjaannya lalu pergi untuk menemui seseorang yang mencarinya tersebut.

***

Beberapa saat kemudian setelah meninggalkan pabrik kayu milik ayahnya, remaja itu pun sampai di sebuah bangunan yang berada di pinggiran kota, dimana merupakan sebuah tempat suci yang sering digunakan oleh para warga sebagai bangsa Slivan untuk beribadah.

Seseorang yang dicari oleh Gudov sendiri merupakan orang suci yang bertangung jawab sebagai pimpinan dari tempat suci tersebut.

Gudov membuka pintu depan memasuki sebuah ruangan yang luas yang terdapat kursi-kursi panjang ditengahnya.

“Tuan Yermo aku datang…” Karena tidak melihat orang yang mencarinya, remaja itu lantas memanggil orang tersebut, namun tidak kunjung-kunjung datang.

Gudov pun akhirnya duduk pada salah satu kursi panjang tersebut sambil berharap orang tersebut akan segera datang.

Hingga berapa menit pun berlalu, remaja itu pun merasa bosan menunggu. Dia pun berdiri dari tempatnya duduk hendak beranjak dari tempat itu.

“Lama sekali kau datangnya...”

“Uwah…!” Gudov pun sontak berteriak karena kaget tiba-tiba melihat seseorang ketika dirinya menghadap ke belakang.

“Tuan Yermo…” Remaja itu pun langsung menyadari seorang pria dengan penampilan berumur di atas tiga puluh tahun yang berada di depannya itu ternyata adalah orang yang mencarinya.

“Padahal aku sudah menunggumu dari tadi siang,” ucap pria bernama Yermo tersebut.

“Maaf tuan Yermo… Sebenarnya ini salah ayahku karena dia baru saja mengatakan bahwa kau mencariku,” balas Gudov, menjelaskan mengapa dia datang terlambat menemui pria itu.

“Ternyata ayahmu lupa mengatakannya. Aku kira terjadi sesuatu kepadamu,” ucap pria itu merasa legah karena sebelumnya dia sedikit khawatir karena Gudov belum datang menemuinya.

“Bagaimana dengan keadaanmu? Apakah kau mengalami mimpi buruk lagi?” Tanya pria itu.

Gudov merespon pertanyaan pria itu dengan langsung menganggukan kepalanya, lalu menyatakan kepada pria tersebut bahwa hal tersebut benar karena saat semalaman dirinya telah bermimpi buruk bertemu dengan sesosok makhluk hitam dengan memiliki tubuh layaknya seekor burung.

Mendengar penjelasan dari Gudov, pria tersebut langsung menaruh salah satu tangannya ke atas kepala remaja itu lalu memejamkan kedua matanya.

Pria bernama Yermo itu tiba-tiba mengucapkan sebuah kalimat yang sulit untuk dimengerti, ingin mencoba memeriksa remaja tersebut.

Maksud sebenarnya dari pria bernama Yermo itu memanggil Gudov adalah untuk kembali memeriksanya karena Gudov selama beberapa hari ini selalu mendapatkan sebuah mimpi buruk, walaupun baru hari ini remaja tersebut menjelaskan dirinya bertemu dengan makhluk hitam tersebut.

Karena selalu mendapatkan sebuah mimpi buruk, kedua orang tua Gudov sebelumnya memberitahukan kepada pria tersebut. Dia pun berkesimpulan bahwa Gudov sepertinya sedang mengalami gangguan spiritual, diamana remaja itu sedang berada dibawah pengaruh sosok roh jahat, akan tetapi setelah memeriksanya terakhir kali, dia tidak mendapatkan sebuah energi yang negative.

Setelah selesai mengucapkan kalimat yang sulit tersebut, pria itu pun membuka kembali matanya lalu menurunkan tangannya dari kepala Gudov.

“Kau masih sama saja… Tidak ada sosok apapun yang sedang menganggumu,” ucap pria itu.

Chapter 2 - Patung emas misterius

“Mungkin aku hanya terlalu kelelahan saja,” ucap Gudov.

“Mungkin bisa dibilang seperti itu… Aku bersyukur kau tidak mengalami gangguan spiritual.”

“Tuan Yermo, darimana kau sebelumnya? Kenapa saat aku datang kau lama sama sekali tidak terlihat disini?” Tanya Gudov, tentang keberadaan pria itu sebelumnya.

Mendengar pertanyaan tersebut, pria bernama Yermo itu pun lantas langsung memasang ekspresi terkejut.

“Aku… Eh, itu…” Ucap Yermo dengan tebata-bata.

Melihat sikap pria itu yang terbata-bata saat sedang berbicara, Gudov lantas menjadi curiga.

“Kau terlihat sedang menyembunyikan sesuatu… Katakan padaku, apa yang sebenarnya kau lakukan ketika tidak berada di tempat ini sebelumnya,” tanya Gudov dengan raut wajah penasaran, merasa curiga pria itu sedang menyembungikan sesuatu.

“Baiklah… Aku tadi memang sedang keluar karena berada di kota,” jawab Yermo.

“Memangnya apa kau lakukan disana?” Tanya Gudov lagi.

“Kenapa kau seperti seorang detektif saja?”

“Haah… Ternyata kau memang penasaran… Aku pergi ke kota untuk membeli sesuatu.” Yermo pun terpaksa menjawab mengapa dia pergi ke kota sebelumnya.

“Kau masih penasaran juga? Ini kuperhatkan apa yang kubeli disana.” Yermo sontak mengambil sebuah bungkusan kotak dari dalam saku baju panjangnya.

Gudov seketika terkejut tidak menyangka bahwa isi bungkusan kotak tersebut merupakan sebuah rokok.

Yermo mengambil satu batang dari dalam kotak tersebut kemudian menyalahkan rokok tersebut menggunakan korek yang diambilnya dari saku bajunya juga.

“Yermo Balanouski, beraninya kau melakukan hal seperti itu ditempat suci ini,” ucap Gudov, memarahi pria itu karena dengan santainya merokok di dalam tempat suci tersebut.

“Ini tidak boleh dibiarkan, setidaknya keluar dari sini…” Gudov pun langsung mendorong Yermo untuk keluar dari ruangan tersebut.

“Hei bocah, apa yang kau lakukan? Beraninya kau mengusirku, padahal aku adalah penanggung jawab di tempat ini.”

“Sudah jangan bayak alasan, walaupun kau adalah penanggung jawab di tempat ini, tapi aku juga punya kewajiban untuk melindungi tempat ini.” Gudov tidak peduli dengan ucapan pria itu dan terus mendorongnya untuk keluar dulu dari ruangan tersebut.

***

Setelah sampai diluar mereka berdua kemudian sedikir berbincang tentang sesuatu.

“Setidaknya kau harus berdoa meminta perlindungan dari sang dewa sebelum tidur,” ucap Yermo.

“Aku selalu melakukannya setiap malam,” Gudov pun lantas mengomentari ucapan Yermo karena hal tersebut selalu dilakukannya.

“Hmph… Aneh sekali. Apa mungkin sang dewa memang tidak mau mendengarkan doamu karena selalu bersikap kasar pada orang dewasa,” ucap Yermo, sedikit bergurau dengan perkataannya.

“Heh, sudahlah… Aku mau pulang dulu… Terima kasih sudah mau membantuku.” Tidak mau menggubris kata dari pria itu, Gudov pun lebih memilih untuk beranjak kembali ke rumahnya.

Disaat remaja itu berjalan meninggalkannya, Yermo nampak melihat dengan ekspresi khawatir.

“Makhluk berwujud seekor burung yah… Sepertinya dia sudah mulai menampakan dirinya padamu,” gumam Yermo mengetahui sesuatu tentang mimpi yang dialami oleh Gudov.

“Jika kau tahu siapa dirimu sebenarnya, kemungkinan besar takdirmu akan berubah nak.”

Pria itu seperti mengetahui sesuatu yang berhubungan dengan Gudov, namun dia tidak mengatakannya karena sepertinya menunggu agar Gudov mengetahuinya sendiri.

–31 Januari 3000–

Keesokan harinya, Gudov terbangun dalam keadaan bugar di pagi hari yang indah dengan udara yang segar.

Akan tetapi, remaja itu nampak bingung sudah tidak lagi bermimpi buruk seperti yang dialaminya beberapa hari yang lalu.

Tidak mau terlalu mengambil pusing, Gudov pun akhirnya legah karena hal tersebut tidak terjadi kembali.

Dia beranjak dari tempat tidurnya dan keluar dari kamarnya untuk bersiap pergi ke suatu tempat.

***

Seperti anak-anak pada umumnya, Gudov juga sebenarnya merupakan salah satu murid sekolahan, hanya saja pada hari-hari yang sebelumnya para murid sekolahan sedang dalam masa liburan musim dingin.

Berbeda dengan anak-anak yang lain pada saat liburan, Gudov mengisi waktu liburannya dengan membantu ayahnya bekerja.

Dia sendiri merupakan murid sekolah yang telah duduk di bangku sekolah menengah atas tingkat pertama, dan telah dalam tahun genap setelah liburan musim dingin.

***

“Hei…” Panggil Gudov ketika melihat teman-temannya yang sedang menuju ke sekolah.

“Gudov... Bagaimana hari liburanmu?” Tanya salah satu temannya.

“Iya, seperti biasa saja…” Jawab Gudov, tidak menjelaskan panjang lebar karena teman-temannya sudah mengetahui bahwa dia membantu ayahnya semasa liburan tersebut.

“Oh yah, ada yang ingin kuperlihatkan padamu apa yang kami temukan saat memancing di sungai Mura kemarin hari,” ucap temannya.

“Hah? Memangnya apa itu?” Tanya Gudov, penasaran.

“Tunggu dulu saat sampai nanti.”

“Dasar kau… Selalu membuatku penasaran.” Namun temannya malah membuat Gudov pun lebih penasaran karena harus menunggu mereka sampai di sekolah terlebih dahulu.

***

Beberapa saat kemudian, Gudov bersama teman-temannya akhirnya sampai disekolah, dan kemudian pergi ke tempat yang sedikit sunyi.

Sebelum jam pelajaran dimulai, salah satu temannya kemudian mengeluarkan sebuah benda yang dibungkus oleh kain dari dalam tas yang dibawahnya.

Gudov seketika terkejut ketika temannya tersebut membuka kain tersebut dan memperlihatkan sebuah patung emas berbentuk seorang pria yang berdiri tegak dengan tinggi sekitar dua puluh sentimeter tersebut.

“Bagaimana kalian mendapatkannya?” Tanya Gudov, menjadi lebih penasaran pertama kali mereka mendapatkan patung emas itu.

Salah satu temannya tersebut menjelaskan bahwa kemarin hari mereka pergi memancing di sungai yang berada di pinggiran kota, tiba-tiba mereka melihat sebuah benda mengapung.

Dengan penasaran mereka berkerja sama mengambil benda yang mengapung itu tanpa harus turun langsung ke air sungai tersebut.

Setelah mendapatkan benda tersebut, semua temannya lantas terkejut karena benda yang mereka temukan itu merupakan sebuah patung yang terbuat dari emas.

Akan tetapi, yang membuat mereka lebih terkejut lagi serta merasa penasaran disaat yang bersamaan yaitu mengapa patung tersebut bisa terapung di atas permukaan air, yang padahal beratnya mencapai sekitar tiga kilogram, yang membuatnya benda itu sangat memungkikan untuk tenggelam.

Gudov mengambil benda itu kemudian mengamatinya dengan lebih detail lagi. Dia kemudian merasa bahwa gaya serta penampilan dari patung emas berbentuk pria dewasa itu tidak mirip dengan orang-orang di negeri mereka.

“Eh…” Tiba-tiba Gudov menyadari bahwa penampilan patung tersebut menyerupai seperti penampilan dari para penduduk yang berada di negeri seberang, tepatnya negeri yang berada di seberang sungai tempat teman-temannya memancing.

“Kalian kemarin memancing di sungai Mura kan… Kemungkinan benda ini hanyut dari negeri seberang?” Ucap Gudov, memberitahukan apa yang dia ketahui pada teman-temannya.

Lantas teman-teman tersebut langsung sependapat dengan remaja itu karena melihat gaya berpakaian dari patung emas tersebut.

“Patung ini harus diserahkan pada orang yang bertanggung jawab,” ucap Gudov.

“Memangnya pada siapa kita harus menyerahkannya?” Tanya salah satu dari teman Gudov karena tidak tahu-menahu tentang pihak yang akan bertanggung jawab jika mereka menyerahkan benda tersebut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!