Panti asuhan kasih bunda tampak ramai hari ini. Kebetulan hari ini adalah hari Minggu, biasanya banyak orang-orang kaya yang mengunjungi panti tersebut untuk membagi berbagai macam keperluan dan kebutuhan anak-anak.
Diantara orang-orang banyak tersebut ada seorang wanita muda yang turut membagi beberapa buku. Namanya Nini Angela, seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta yang cukup besar di tanah air.
Nini sudah sering mengunjungi panti ini saat tidak ada kesibukan. Biasanya ia bermain dan mengajar anak-anak,karena kebiasaannya itulah anak-anak panti sangat dekat dan akrab dengannya.
Waktu hampir menunjukkan pukul 12 siang, Nini mengajak beberapa anak perempuan untuk membantunya menyiapkan makanan bagi para tamu yang berkunjung. Bagi Nini tempat ini sudah seperti rumah kedua baginya.
"Seli,ayo ajak Tina, Dewi dan Lia untuk membantu kakak menyiapkan makan siang." kata Nini tersenyum sambil berjalan menuju dapur. Seli mengangguk takzim lalu bergegas memanggil teman-temannya.
Di dapur ada beberapa pelayan yang sibuk memasak. Mereka sudah tampak kelelahan mungkin karena sudah bekerja sejak pagi, namun tampak senyum di wajah mereka ketika Nini masuk dan menyapa.
di sana ada ibu Tia kepala panti asuhan kasih bunda. Dia pun tersenyum melihat Nini yang datang dan bersedia membantu.
"Bu tia" ucap Nini sambil tersenyum, " Apa ada lagi yang perlu saya bantu bu?"
"Sudah hampir selesai nak, kamu istirahat saja dulu dari pagi di sini apa tidak capek?" tanya bu Tia sambil mengelus bahu Nini.
"Ahhh, tidak bu." Nini pun tersenyum
tidak berapa lama Seli dan teman-temannya datang. Mereka pun bergegas membantu Nini yang sudah turut mengambil bagian.
***
Begitu cepat waktu berlalu hingga tidak terasa sudah hampir magrib, orang-orang yang tadi berkunjung sudah pergi meninggalkan panti. Kini hanya Nini satu-satunya pengunjung yang masih tersisa, ia masih membantu menyusun buku-buku yang disumbangkan tadi di perpustakaan panti.
Melihat Nini yang selalu bersedia membantu, ibu Tia hanya senyum dan menggeleng. Dia tidak percaya masih ada anak muda yang peduli dengan anak yatim piatu. Memang sumbangan materi yang Nini berikan tidaklah banyak. Tapi yang paling berharga adalah waktu dan ketulusan yang ia berikan pada anak-anak di panti ini.
Nini mendekati ibu Tia yang berdiri terpaku menatapnya dengan kagum "Bu tia?" tegur Nini sambil mengernyitkan dahi karena dari tadi ia merasa ibu Tia sedang memperhatikannya. "Ehh,,nak Nini" ibu Tia yang kaget langsung tersenyum malu dipergoki Nini
"Ada apa bu, kok dari tadi perhatiin saya terus?" tanya Nini sambil senyum lalu kembali menyusun buku-buku di rak
"Ibu cuma kagum sama kamu nak." kata ibu Tia jujur " Kamu masih muda, tapi sangat peduli dengan anak-anak di sini jarang loh ibu temui anak muda berhati mulia seperti kamu."
"Hahaha ibu,aku senang melakukannya, sungguh. Dengan terus berkunjung di sini aku merasa punya keluarga di tempat ini. Setidaknya rinduku pada keluarga terobati." Nini menatap wajah ibu Tia sambil tersenyum.
"Sudah selesai bu, aku pamit pulang ya."
"Makan malam dulu nak sekalian." kata bu Tia.
Keduanya sudah berjalan keluar perpustakaan. "Lain kali saja bu,aku juga belom lapar kok." kalimat Nini memohon karena kalo tidak ibu Tia akan terus memaksanya. Akhirnya dengan berat hati ibu Tia mengijinkan Nini untuk pulang tanpa makan malam. Waktu sudah hampir menunjukkan pukul 8 malam.
Bersambung....
Nini...
Nini saat ini berusia 26 tahun. Diusianya yang sekarang ia terbilang cukup sukses,ia lulusan S 2 Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen Bisnis. Karena kepintarannya ia lulus dan sekarang bekerja sebagai manajer pemasaran di sebuah perusahaan swasta ternama. Nini berasal dari sebuah kota provinsi yang jauh dari ibukota negara. Keluarganya juga sederhana ayahnya adalah seorang anggota polisi dan ibunya adalah seorang pengusaha rumah makan. Dia adalah anak kedua dari 4 bersaudara. Sejak kecil ia sudah diajarkan untuk hidup disiplin dan sederhana. Nini memang terlihat tulus dan penyayang namun dia juga seorang yang berwatak keras dan tegas.
Kisahnya hingga harus sampai di ibukota pun tidaklah mudah. Dia harus melawan keinginan ayahnya yang tidak mau jauh dari anak kesayangannya. Nini ingin melanjutkan kuliahnya di Jakarta karena tekadnya sudah bulat maka terpaksa kedua orangtuanya mengikuti keinginannya. Setelah selesai kuliah Nini pontang-panting mencari pekerjaan sekaligus melanjutkan pendidikannya ke S 2
Memang tidaklah mudah mencari kerja di ibukota,untunglah dia adalah seorang pekerja keras dan memiliki kepintaran di atas rata-rata. Sambil memasukkan lamaran di perusahaan-perusahaan ternama Nini bekerja pada sebuah cafe untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sampailah kini ia pada titik kesuksesannya.
Sudah 2 tahun dia bekerja pada perusahaan tersebut, Nini memang termasuk anak muda yang beruntung. Baru saja memulai, tapi karirnya langsung melonjak.
(Potret Nini Angela)
***
Hari ini adalah hari Senin, hari yang penuh dengan kesibukkan. Waktu menunjukkan pukul 7 tepat. Nini sudah berada di tempat kerjanya meskipun kantor dibuka jam 8. Dia selalu berangkat pagi-pagi takut kemacetan.
Dia duduk menatap layar komputer membaca laporan yang masuk mengenai produk-produk terbaru. (Nini bekerja pada anak perusahaan dari sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang minyak wangi.) setelah dilihat dan disesuaikan dengan keadaan pemasaran barulah disetujui. Dia sangat sibuk dengan pekerjaannya namun tak pernah mengeluh karena memang ini adalah pilihan hidupnya.
Begitu hidupnya terus berlanjut setiap harinya bekerja sampai jam 5 sore kadang harus lembur. Pada akhir pekan dia selalu mengunjungi panti asuhan.
Harinya terus berlanjut demikian.
Sampai akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang merubah jalan hidupnya.
***
Johan...
Adalah suatu kebanggan bagi setiap orangtua yang melihat anaknya sukses pada usia yang terbilang sangat muda. Johan, adalah nama anak tersebut. Dilahirkan dari keluarga kaya raya. Ayahnya adalah pemilik perusahaan besar yang bergerak di bidang petrokimia, energi, power plant, properti, perkebunan, hingga industri kayu. Mereka termasuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Tapi hal itu tidaklah menyilaukan mata Johan. Sebagai anak kedua sekaligus anak bungsu ia tak pernah mengharapkan harta warisan ayahnya.
Johan, adalah lulusan S1 kedokteran, tapi saat ini dia memiliki usahanya sendiri yang bergerak di bidang tekstil. Tujuannya kuliah kedokteran karena dia ingin menjadi dokter pribadi ayah dan ibunya di masa tua kelak. Tentang dunia bisnis tidak perlu diragukan lagi, dia terlahir dari keluarga bisnis yang besar maka sudah pasti mengalir darah bussinesman dalam tubuhnya walaupun semuanya juga butuh belajar. wkwkwk
Usianya saat ini 27 tahun.
Johan terkenal sebagai pribadi yang hangat pada siapa pun. Dia adalah bos yang sangat baik. Sifatnya yang pekerja keras diturunkan dari ayahnya dan sifatnya yang baik serta hangat diturunkan dari sang ibu tentunya😊
(Potret Johan)
Bersambung....
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
⬇️
Guys, minta dukungan kalian dong. Jangan lupa like dan komentar ya.😁🙏
Seperti Biasa Nini selalu giat bekerja karena ia mencintai pekerjaannya. Lebih tepat lagi jalan hidupnya. sudah hampir jam 5 petang, ia harus membereskan pekerjaannya karena hari ini dia tak perlu lembur. Setelah selesai, Nini mematikan komputernya lalu merapikan meja kerjanya dan bersiap untuk pulang.
Sampai di tempat parkir ia mencari kunci mobilnya. Nini terus merogo tas dan saku jasnya tapi tidak ditemukan. Mencoba lagi dan akhirnya dia harus kembali ke dalam kantor untuk mencari benda tersebut.
Dengan agak kesal dia melangkahkan kaki. Bagaimana tidak, kantornya sangat besar belum lagi ruangannya berada di lantai 3.
"Hemmm..pasti lupa lagi ni!" kata Nini dengan kesal.
Satu kebiasaan buruk Nini adalah dia selalu melupakan benda- benda kecil seperti kunci atau pena. Kebiasaannya sejak masih kecil dulu. heheee
"Nah..ini dia ishhh" akhirnya Nini mendapat kunci mobil di dalam laci kerjanya.
Saat sedang berlari kecil hendak keluar dari kantor "Brukkkk..!!!" tidak sengaja Nini menabrak seorang pria. Untunglah mereka tidak jatuh hanya kunci yang digenggamnya langsung terjatuh ketika dilihat ternyata pria itu adalah CEO perusahaan tempatnya bekerja.
Mata Nini berkedip tak percaya, "Ma..maaf pak." pria di depannya menatap Nini dengan senyum sinisnya yang khas " Hah..dasar bodoh!!!" kemudian berlalu dan meninggalkannya.
A**pa katanya? Aku bodoh? Dasar orang sombong. Uhhh!!
Dia masih berbalik dan menatap punggung pria itu yang berjalan dengan santainya.
Pak Tatang ,satpam malam di kantor itu yang melihat kejadian tadi mendekat ke arah Nini "Non, gapapa kan??"
"Ehh.. Pak Tatang, aku gapapa kok. Hehe,"
kita Nini dengan sedikit canggung takut saja kalau pak Tatang memperhatikan ekspresi kesalnya pada pria tadi.
"Oohh.. Lain kali hati-hati ya non. Tadi itu CEO perusahaan kita loh non, tau kan?" tanya pak Tatang
"Iya pak tau kok. Tapi kenapa ke sini malam-malam ya? Biasakan kalo mau berkunjung hanya siang hari itu pun hanya sebentar."
"Gak tau lah non. Kan terserah dia mau datang kapan saja." kata pak Tatang sambil tertawa melihat tingkah Nini yang kebingungan.
"Heheh.. Iya juga ya pak. Aku pamit ya pak." kemudian Nini berlari menuju mobilnya. Pak Tatang memperhatikan sambil geleng-geleng dan senyum.
Sepanjang perjalanan Nini masih saja kesal dengan bos mudanya yang sombong itu.
"Apaan sih mentang-mentang orang kaya jadi seenaknya ajah ngatain orang!"
"Uhhh.. Coba aja tadi aku langsung membentaknya. Hahaha biar keliatan keren gitu." Nini melantumkan pikiran konyolnya sambil tersenyum " Wahh.. Bisa dipecat dong aku. Haha" kembali dia tertawa
Butuh waktu 1 jam dari kantor untuk tiba di kontrakan milik Nini, itu kalau tidak macet. Setelah memarkirkan mobil, Nini bergegas meraih tasnya dan keluar mobil menuju tempat tinggalnya yang sederhana itu.
"Syalomm.." kalimat yang sering keluar dari mulutnya ketika akan masuk ke dalam kontrakannya meskipun tak ada orang di sana. Nini masuk ke kamarnya merebahkan tubuhnya beberapa menit melepas lelahnya lalu melepas pakaiannya dan menuju kamar mandi.
Selesai mandi waktu menunjukkan hampir jam 8,perutnya sudah terasa lapar.
"Hemmm.. Makan apa ya? Ahh mie instan aja. Heheh biar gak ribet." tidak butuh waktu lama Nini memasak mie yang telah disiapkannya. Nini sangat suka makan mie. Maklum sejak kuliah dulu dia tinggal di kos jadi sampai sekarang baginya itu adalah makanan paling nikmat dan simple.
Sehabis makan, Nini masih membaca laporan-laporan hingga akhirnya ia memilih tidur untuk melepas lelahnya.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!