Praak!!
Jayyan melemparkan gelas yang ada di tangannya, andai saja istrinya tidak menunduk sudah pasti akan mengenai wanita itu.
"Berani sekali kau mendatangi Riska, apa kau sudah bosan hidup, dan ingin hidup miskin!" marah Jayyan pada istrinya.
Tasya yang mendapat kemarahan suaminya, hanya bisa menangis. Tapi ia tidak diam, ia juga berusaha membela dirinya karena ia merasa tidak bersalah.
"Aku tidak salah Mas..., dia memang harus diberi pelajaran karena sudah berani menggodamu!" balas Tasya membela diri. Karena ia hanya ingin mempertahankan yang sudah menjadi miliknya
"Apa kau bilang. Dia menggoda ku, jadi apa masalahnya aku juga tergoda padanya, karena dia jauh lebih cantik daripada kau," lanjut Jayyan tersenyum, seolah mengejek istrinya,
"Tapi aku sudah berusaha tampil cantik, aku sudah menuruti semua keinginan kamu Mas, tapi saat ini berat badanku memang bertambah tapi aku akan berusaha menurunkannya untukmu" balas Tasya. Ia menangis mendengar hinaan suaminya, padahal dia sudah berusaha menyenangkan suaminya.
"Tapi kau tetap terlihat jelek di mata ku, karena aku sudah bosan padamu," lagi-lagi Jayyan menghina istrinya.
"huaaa huaa huaa!
"Mam Ma Ma," tangis bocah itu sambil mengoceh. Mendengar Suara yang saling sahut-sahutan, membuat anak yang berumur 1 setengah tahun itu terbangun, dan menangis sekencang yang ia bisa.
"Diam!!
Jayyan membentak Anaknya yang masih kecil.
Bukannya diam, Anak itu semakin mengencangkan suara tangisannya, karna dia terkejut mendapat bentakan dari Ayahnya.
Tasya yang mendengar suara putranya menaangis, ia segera menghampiri puntranya dan mengangkatnya dari tempat tidurnya.
"Apa yang kau lakukan Mas? Abyan masih kecil, tidak seharusnya kau membentaknya!" serunya. Lalu menenangkan putranya yang sedang menangis.
"Kau sudah semakin berani! Apa kau ingin hidup miskin dan tinggal di jalanan." selalu kata itu yang terucap dari mulut Jayyan.
Tidak sampai di situ, Jayyan juga menari rambut Tasya lalu menyeretnya.Tasya hanya bisa menangis dan memeluk putranya, ia berusaha agar putranya tidak terjatuh dari gendongannya, "Ampun Mas, aku tidak akan melawan lagi, kasihan putra kita Mas." Tasya terus berucap, tapi Jayyan tidak mendengarkannya.
Pria itu terus menyeret istri dan anaknya, membawanya sampai ke lantai bawah. Abyan yang ada di gendongan ibunya, terus menangis. Ia juga merasakan takut dan sakit yang ibunya rasakan.
"Yesi!" teriak Jayyan, memanggil pengasuh putranya. Yasi yang merasa namanya dipanggil segera berlari mendatangi majikannya.
Tanpa Jayyan minta, Yesi langsung mengangkat Abyan dari gendongan Tasya. Karena ia sudah biasa dengan pemandangan yang seperti ini, jadi tanpa diberitahu pun ia sudah paham.
Abyan terus menangis memanggil mamanya, hanya saja ucapannya belum terlalu tepat karena ia belum bisa bicara dengan benar. Jayyan kembali menyeret Istrinya, membawanya ke kamar gudang.
"Kau harus diberi pelajaran, agar tidak melawan dan tidak mengganggu kesenanganku lagi!" ucap Jayyan. Ia menghempaskan tubuh Tasya di lantai.
"Ampun Mas, aku janji tidak akan menemui wanita itu lagi, tapi aku mohon jangan kurung aku di sini, kasian putra kita," ucap Tasya memohon. Tapi tidak didengarkan oleh suaminya.
"Itu hukuman untukmu," balasnya. Jayyan benar-benar meninggalkan Tasya di gudang itu. Tasya hanya bisa menangis, duduk di ruangan yang gelap itu, berharap Yesi akan menolongnya.
Jayyan pergi ke kamarnya, ia berganti pakaian, lalu pergi meninggalkan rumahnya. Setelah kepergian Jayyan Yesi pun bergegas. Masih dengan menggendong Abyan, ia mengambil kunci cadang yang selalu ia simpan.
Yesi membuka pintu kamar gudang itu, ia masuk dan membantu Nyonyanya keluar dari situ, "ingat Nya, seperti biasa jangan sampai terlambat masuk!" ucap Yesi mengingatkan. Itu sudah biasa mereka lakukan. Nanti saat tengah malam Tasya akan kembali ke gudang itu, karena Jayyan akan mengeluarkannya dari situ.
"Makasih Yes. Oh ya! Apa tadi Mas Jayyan langsung pergi?" tanya Tasya, yang sudah tahu pasti apa jawabannya.
Yesi hanya mengangguk tanda mengiyakan pertanyaan Nyonyanya. Setelah itu mereka naik ke lantai atas. Tempat dimana kamar Abyan berada.
Begitulah setiap kali Tasya melawan suaminya, kalau tidak diberi cambukan, atau dimandikan dengan air dingin. Maka ia akan dimasukkan ke gudang.
****************
Malam itu di sebuah club malam yang terbesar di kota itu. seorang pria asik bercumbu dengan gadis yang ada di sampingnya. Pria itu terus meraup bibir merah gadis **** itu, tanpa menghiraukan orang yang ada di dekat mereka.
Pria yang tak lain adalah Abyaza, yang biasa di panggil Yanza, terkecuali untuk oma nya. Karena sang oma punya panggilan khusus untuknya.
Kau nakal sekali Babby," ucap gadis. itu setelah pria itu melepaskan pagutannya. Tapi Pria itu hanya tersenyum, sambil mengusap bibir merah yang sedikit membengkak karena ulahnya.
Saat Yanza kembali ingin meraup bibir wanita itu, dengan cepat sang wanita menaruh telunjuknya di bibir Yanza, "Bagaimana kalau kita lanjut di kamar saja," bisik wanita itu.
"Dengan senang hati Sayangku," balas Yanza. Saat mereka ingin berdiri, dengan cepat Kenzo menahan tangan Tuannya.
"Ingat Tuan, Nyonya selalu marah jika tuan pulang larut malam," Kenzo juga mengatakan kalau malam ini Eyangnya akan menginap di rumah mereka. Membuat Yanza mengurungkan niatnya.
"Maaf ya Sayang, kita bermain lain waktu saja," ucap Yanza. Sambil mengecup bibir wanita itu. Bukan cuma itu, Yanza mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya lalu memasukkannya langsung ke dalam bra wanita itu, "Lain kali aku ingin mencicipinya langsung," bisik Yanza. Di telinga wanita itu.
"Dengan senang hati, Baby. Aku akan menantikan waktu itu tiba," balas Wanita itu pula dengan berbisik.
Kenzo menggelengkan kepalanya, iya tak habis pikir melihat Tunnya itu. Akhirnya ia keluar lebih dulu dari club itu, menunggu tuannya di mobil saja.
Setengah jam Kenzo ada di mobil, barulah Yanza keluar dari clup lalu masuk ke dalam mobilnya.
"Lumayan cepat, Tuan. Durasi perpisahannya." sindir Kenzo. Membuat Yanza berdecik saat mendengarnya sindirannya.
"Makanya kau pacaran, biar tau rasanya berciuman," balas Yanza. Padahal wanita radi bukanlah pacarnya, Yanza meminta Kenzo melajukan mobilnya. Karna sudah pasti, nenenya menunggu di ruang tamu.
Menempuh perjalanan 20 menit, barulah mereka sampai di rumah. Yanza masuk kedalam, ia langsung menuju ruang tamu. tepat seperti dugaanku sang nenek sudah ada di ruang tamu, bersama adik dan Bundanya.
"Oma …. Sejak kapan Oma di sini?" tanya Yanza pura-pura tidak tahu.
"Tidak usah pura-pura Deh. Kalau kau tidak tahu Oma mu ada di sini! Belum tentu kau akan pulang secepat ini!" cetus Sasya ibunya Yanza.
"Benar begitu Ab?" timpal Oma Yasmin. Ia menatap cucunya.
"Itu tidak benar Oma, Bunda cuma bercanda aku masih seperti biasa. Cucu Oma yang baik ini akan selalu pulang cepat," cetus Yanza dengan narsisnya.
"Hemm, kau memang cucu yang baik, tapi kurasa tidak untuk gelar anak," timpal Ayah Rasya. Ia ikut bergabung dengan keluarganya.
"Oma, mereka selalu menyudutkan ku!" adu Yanza. Kalau sudah di depan Oama nya , maka Yanza akan menjelma sebagai anak kecil yang comel. Terkadang sampai membuat para adiknya merasa lucu melihat tingkahnya.
"Drama pun dimulai," ucap Yasha adiknya Yanza, walau nama mereka mirip tapi mereka bukanlah kembar.
"Sudah lah Dek! Tidak usah cemburu, sini paha Oma ada dua, kakak bisa membaginya untukmu," balas Yanza. Yang mendapat tatapan dari neneknya. Mereka semua tertawa bersama.
Mohon dukung karya mak ya🙏🙏🙏🙏
Dengan like komen favorit dan vote nya🙏🙏
LOVE YOU sekebon buat kalian semua yang sudah baca novel receh mak❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Malam harinya Jayyan pulang dengan ke adaan mabuk. Ada dua wanita yang ia bawa kerumahnya, dengan santainya pria itu masuk ke dalam, dangan membawa dua wanita itu.
Yesi!
Panggil Jayyan sambil mengetuk pintu kamar putranya.
"Ada apa tuan?" Yesi bertanya. Padahal ia sudah tau apa yang akan ia lakukan.
"Bukakan gudang, keluarkan wanita itu dari situ!" perintahnya. Yesi mengangguk, ia turun kebawah. Sedangkan Jayyan, menggiring dua wanita itu maduk ke kamarnya dan istrinya.
Tasya keluar dari kamar yang baru saja ia masuki, ia langsung berlari ketika mendengar kalau suaminya pulang membawa dua wanita. Jayyan memangvsering pulang larut malam, dengan keadaan mabuk, tapi ini kali pertama ia membaws wanita lain ke rumahnya.
Braaakk
Tasya membuka pintu kamarnya dengan kencang. Membuat orang yang ada di dalam menghentikan mereka.Tasya mengangak, ia melihat ke arah dua wanita yang duduk di sofa bersama suaminya.
"Apa yang kau lakukan! kau tidur di kamar Abyan saja!" bentak Jayyan. Tasya tidak perduli, ia malah masuk ke kamarnya.
Tak berapa lama, Yesi pun datang mengantar Abyan, ia pun meletakan Abyan di tempat tidurnya, lalu Yesi keluar dari kamar itu.
"Jangan memancingku Sya! Sekarang juga kau baea anakmu dan keluar dari kamar ini! atau..., kau mau aku menghukum mu lagi," bentak Jayyan lagi, ia mendekati Tasya.
"Aku tidak mau keluar dari sini! ini kamar ku Mas, kamar kita, jadi jangan paksa aku!" Tasya menolak permintaan suaminya. Membuat Jayyan semakin marah padanya.
"Jadi kau tidak mau keluar? Apa kau ingin melihat yang akan kami lakukan. Begitu!" balas Jayyan. Mendorong Tasya membuat wanita itu terjatuh di lanntai.
Jayyan kembali mendekati dua wanita itu, ia pun mencium bibirnya tepat di hadapan istrinya.
Tasya menangis, menunduk agar tidak melihat perbuatan suaminya, ia benar-benar tidak menyangka, mengapa suaminya tega berbuat itu di depan matanya. Tapi Tasya mencoba untuk bertahan, sampai tiba-tiba suara tangisan Abyan terdengar, membuat Jayyan merasa ke bisingan.
"Aaahhhh..., kenapa suara anak itu selalu membuatku pusing! diamkan Anakmu itu!" lagi-lagi Jayyan membentak. tapi ia mbawa dua wanita itu ke kamar yang ada di bawah, agar ia tidak terganggu dengan suara tangisan Abyan.
Setelah kepergian Jayyan, Abyan langsumg diam. Tasya berdiri ia pun menutup pintu kamarnya lalu mendekati putranya.
Mama tau Sayang, kamu pasti gak maukan kalau kita harus pergi dari kamar ini," ucap Tasya. Ia mengangkat putranya dari tempat tidurnya, lalu mencium pipi gembulnya.
Anak itu tersentum di gendongan ibunya. seolah ia mengerti apa yang ibunya ucapkan dan ingin menghibur ibunya.
Di kamar bawah, Jayyan dan kedua wanita itu benar-benar menggila, suara erangan yang bersahutan memenuhi kamar itu. Sedikit pun Jayyan tidak memikirkan perasaan istrinya.
Pagi harinya, Tasya bangun lebih dulu, ia memandangi wajah suaminya yang terlelap dangan damai, sedikit pun tidak ada rasa bersalah di wajahnya.
Tasya turun dari ranjang, masuk ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi Tasya memandangi tubuhnya yang sedikit berisi.
'Aku harus bagai mana? supaya Mas Jayyan gak berpaling dari ku?" ucap Tasya dalam hati. Setelah selesai membersihkan diri, ia keluar dari kamar mandi.
Jayyan memperhatikan Tasya yang baru keluar dari kamar mandi. pria itu turun dari ranjang berjalan mendekati Tasya, "Siapkan pakaiyan ku!" ucap Jayyan. Tasya pun mengangguk.
Tasya menyiapkan baju ganti untuk suaminya. lalu membawa Abyan kekamarnya, memberikannya pada Yesi. karna ia harus menyiapkan sarapan suaminya.
Tidak berapa lama Jayyan pun keluar dari kamar mandi, ia memakai baju yang di siapkan Tasya. setelah itu ia turun ke bawah. berjalan menuju meja makan.
"Nanti malam berdan-danlah secantik mungkin, kita akan pergi menghadiri pesta relasi bisnisku," ucap Jayyan. sebenarnya ia malas membawa Tasya, tapi bagi yang sudah menikah, di minta untuk membawa istrinya, jadi Jayyan terpaksa membawa Tasya.
"Iya Mas. Apa Abyan juga ikut?" Tasya menjawab sekaligus nertanya.
"Tidak. hanya kita berdua, ingan kau harus tampil cantik! jangan mebuatku malu!" balas Jayyan, setelah itu ia berangkat kekantor. tentunya setelah Tasya mencium punggung tangannya.
Tasya meminta Bik Surti untuk memberiskan meja makan. sedangkan ia naik ke atas untuk melihat putranya.
"Yes, hari ini kita kesalon ya. Mas Jayyan mengajakku menghadiri pesta, jadi aku harus tampil cantik, agar tidak membuat malu Mas Jayyan." Tasya mengajak Yesi.
"Wah..., bagus dong Nya, itu artinya si tampan ini juga ikut dong," balas Yesih. mentoel hidung Abyan.
"Gak Yas! yang bergi kepesta hanya aku dan Mas Jayyan," ujar Tasya. Sebenarnya ia merasa berat untuk meninggalkan putranya.
"Sudah..., Nyonya tidak usah mikirin soal Abyan, ada aku yang akan menjaganya," balas Yesi. Tasya pun mengangguk.
Mereka siap-siap untuk pergi. Sebelum kesalon Yesi menyarankan Nyonyanya untuk membeli baju terlebih dahulu, jadilah saat lni mereka ada di pusat perbelanjaan.
Tasya sudah memilih satu gaun, tapi ia bingung harus memilih yang mana lagi, semuanya tampak cantik di matanya, sampai ada satu gaun yang menurutnya lebih cantik dari pada yang lainya. Saat Tasya ingin mengambilnya kebetulan ada tangan yang menarik gaun yang sama dengannya.
"Saya dulun Mb_." Tasya menghentikan ucapannya. hampir saja ia memanggil orang itu dengan sebutan Mbak.
Spontan pria yang nebutan baju itu tertawa, ia tau kalau Tasya akan memanggilnya apa, "Untukmu saja, tapi jangan panggil aku dengan sebutan Mbak," ucap Yanza. tapi Tasya menolaknya.
"Tidak, untuk Bapak saja," tolak Tasya. Ia kembali memberikannya pada Yanza.
"Apa! Bapak..., kurasa aku tidak setua tua de dikit aja dari kamu, jadi aku tidak pantas di panggil Bapak," balas Yanza. lalu pun mengulurkan tangannya. Karna merasa tidak enak, ahirnya Tasya membalas uluran tangan Yanza.
Yanza memgenalkan dirinya, Tasya pun balas mengenalkan dirinya. Saat Yanza ingin mengajak Tasya mengobrol, tiba-tiba Yesi datang membawa Abyan, memberikannya pada Tasya, karna anak itu sedang menangis mencari ibunya.
"Oh..., cup cup cup. Sayang, mama di sini kok," ucap Tasya. saat anaknya itu sudah ada di gendongannya.
Yanza melongo, ia tidak menyangka kalau Tasya sudah punya anak, tadi ia pikir wanita itu masih gadis, "Tasya, ini anakmu ya?" tanya Yanza. ingin memastikan karna ia sedikit tidak percaya.
"Iya Pak. Ini anak saya, dan ini pengaduh anak saya," jawab Tasya. Setelah mendengpr jawaban Tasya, barulah Yanza percaya.
"Apa Nyonya sudah selesai? kita masih harus ke salon Nya," Yesi bertanya, Lalu menginatkan Nyonyanya.
"Sudah Yas, ini lolong bawain ya," jawab Tasya. Ia memberikan gaun yang sempat ia pilih tadi. Yesih menga mengguk, menerima gaun yang Tasya berikan.
Tasya pamit pada Yanza, nereka pergi ke kasir untuk melakukan pembayaran. Yanza juga mengikuti mereka, tapi karna tujuan mereka adalah kasir, mungkin pria itu juga sudah selesai. Pikir Tasya.
Yanza meminta Mbak kasirnya untuk mengemas gaun yang ia dan Tasya rebutkan tadi, lalu mermikannya pada Tasya. Tasya sudah menolak, tapi Yanza tetap memaksa, karna dia memang paling anti yang namanya penolakan. Ahirnya Tasya pun menerimanya.
Setelah melakukan pembayaran, Tasya kembali pamit pada Yanza, tak lupa ia memgucapkan terima kasih.
...****************...
Mohon dukung krya mak ya🙏🙏🙏🙏
Dengan like komen favorit dan vote nya🙏🙏
LOVE YU sekebon buat kalian semua yang sudah baca novel receh mak❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Malam harinya Tasya sudah berdan-dan dengan cantik, ia memakai gaun yang Yanza berikan tadi, karna gaun itu lah yang menurutnya sangat indah. Setelah semuanya selesai Tasya turun ke bawah karna suaminya sudah menunggunya.
Saat menuruni anak tangga Jayyan memperhatikannya. Tasya pun tersenyum pada suaminya, ia sangat berharap mendapat pujian dari suaminya itu, tapi sayang tidak ada pujian, yang ada hanya omelan karna ia lama.
Sepanjang perjalanan, Jayyan pun tidak mengajaknya mengobrol, ia hanya pokus pada ponselnya. Entah apa yang di lihat sampai membuat suaminya itu senyum-senyum sendiri.
"Tersenyum lah! kau harus terlihat bahagia! ingat jangan membuatku malu," cetus Jayyan. Saat ini mereka sudah sampai di hotel tempat pesta di adakan.
Tasya mengamgguk, mereka pun keluar dari mobil. Jayyan menggandeng tangan Tasya, berjalan memasuki lokasi pesta. Sampai di dalam mereka di sambut oleh memilik pesta.
"Malm Pak Jayyan!" sapa Pak Danu. Jayyan pun membalas lalu mereka berjabat tangan.
"Apa kah ini istri Pak Jayyan?" lanjut Pak Danu.
"Iya Pak, maaf saya lupa mengenalkannya," balas Jayyan. ia meminta Tasya berkenalan dengan Pak Danu, begitu juga dengan istrinya Pak Danu.
Mengobrol sebentar, Pak Danu pun pamit, karna ia harus menyambut tamu yang lain.
Sepeninggal Pak Danu, Jayyan meminta Tasya untuk duduk di kursi, sedangkan ia asyik menemui beberapa rekan dan relasinya, ia juga menggunakan kesempatan ini untuk mendapatjan teman baru, agar bisa di ajak bekerja sama.
Tasya memperhatikan semua orang, yang mana mereka semua menggandeng pasangan masing-masing. Entah itu pacarnya atau istrinya, yang pasti hanya ia yang lain sendiri. di tinggal oleh suaminya, karna Suaminya hanya asyik sendiri mengobrol dengan banyak orang.
Di sisi lain. Yanza terus memperhatikan wanita yang siang tadi ia pikir masih gadis. terus memperhatikan wanita itu, padahal Yanza mengobrol dengan pemilik pesta, tapi matanya tertuju pada Tasya. Saat Yanza melihat Tasya pergi ke samping, ia pun mengikutinya.
"Hei Tasya...! sedang apa kau di sini?" sapa Yanza berbasa basi.
Tasya yang di sapa melihat ke sisi kana dan kirinya, tapi ia tidak menemukan orang lain selain dirinya.
"Bapak, bertanya bada saya?" Tasya bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya Tasya! memangnya silain kamu apa ada orang selain kamu?" balas Yanza. Ia tersenyum pada Tasya.
"Ah.., aku bersama suamiku! Bapak kemari sama istrinya ya?" jawab Tasya, lalu balik bertanya.
Yanza yang mendengar pertanyaan dari Tasya, ia tergelak, merasa lucu, sudah di panggil bapak, di tanya soal istri lagi.
"Tidak, Aku kemari sendiri, Aku belum punya istri, pacar pun alu tidak punya," jawab Yanza, tentunya dengan ke bohongan. karna ia datang bersama wanita yang ia pilih malam ini sebagai ke kasihnya
"Bapak pasti berbohong," lanjut Tasya, tidak percaya.
"Saya tidak berbohong, tidak ada yang msu dama pria jekek seperti saya," ucap Yanza, tersenyum.
"Mana munggikin, pasti banyak yang mau sama Bapak, orang Bapak tampan kok," balas Tasya, tanpa sadar ia mengatakan Yanza tampan.
"Benarkah, apa itu termasuk kamu?" tanya Yanza, menggoda Tasya.
"Ya enggak lah Pak, daya on dudah punya suami dan anak, orang lain lah Pak," jawab Tasya buru-buru.
"Aku cuma becanda Tasya," balas Yanza. sambil tertawa. Tasya hanya tersenyum, tidak tau Apa lagi yang akan ia katakan.
Mereka berdua sama-sama diam, sampai suara dering ponsel Tasya memAbyanecahkan kesunyian itu. Tasya melihat siapa yang menelponnya, lalu mengangkatnya.
Tasya "Hallo, ya Mas."
Jayyan "Kau di mamana?"
Tasya "Di pesta lah Mas."
Jayyan "Aku ada urusan, kau pulamg lah sendiri, nanti Abyan mencarimu."
Setelah mengatakan itu, Jayyan langsung memutuskan sambungan telponnya, karna ia sudah bersama Riska.
"Kenapa sih kau harus mengajak istrimu!" cetus Riska. Sudah dari tadi ia menunggu Jayyan, tapi pria itu baru datang setelah mengha iri pesta yang masih berlangsung.
"Sudah lah Sayang! malam ini aku milikmu hanya kita berdua," balas Jayyan. nemeluk Riska dari belakang.
Sedangkan Tasya, ia terus memandangi ponselnya, karena bingung malam ini mau pulang dengan apa. Tasya akui malam ini ia memang sangat bodoh, pergi tanpa membawa uang sedikit pun.
"Ada apa? apa terjadi sesuatu pada suamimu?" tanya Yanza, yang melihat Tasya diam saja.
"Tidak Pak. Suami saya mengajak pulang, dia sudah menunggu saya di depan." Jawab Tasya berbohong.
"Bsiklah, kalau begitu sampai bertemu lagi," balas Yanza. Tasya pun menanggapianya dengan senyuman. lalu pergi dari tempat itu.
Tasya sudah sampai di luar, ia bingung mau pulang dengam apa. Tasya kembali menghubungi suaminya, tapi tidak tersambung. Sudah 30 menit Tasya menunggu di luar, ia tidak berani meminta bantuan pada orang lain. jadilah Tasya menyusuribjalan dengan berjalan kaki
Tiiiinn tiiiinn tiiinn, suara kelekson mobil menghentikan langkah Tasya, ia melihat mobil yang berhenti di sampingnya. Tasya terkejut saat melihat siapa pemilik mobil iti.
"Tasya! kenapa kau berjalan kaki? di mana suamimu?" tanya Yanza. Ia keluar dari mobilnya.
Tasya yang mendengar pertanyaan Yanza, bingung harus menjawab apa, jadilah Tasya hanya diam dan menunduk.
"Sudah, ayo ku antar pulang! " lanjut Yanza, menyuruh Tasya masuk ke dalam mobilnya. karna tidak ada pilihan lain, Tasya pun menurut masuk kedalam mobil Yanza. setelah Tasya masuk kedalam mobil, Yanza Pun melaju kan mobilnya, membelah jalan yamg lumayan sepi.
"Kau tunjukan jalan ke rumahmu! karna aku tidak tahu," ucap Yanza. Tasya hanya memgagguk. ia merasa cangguk ada di dalam mobil bersama pria lain, sedangkan statusnya sudah bersuami.
Tasya menujukan jalan menuju rumahnya, 20 menit perjalanan baru lah mereka sampai di rumah yang Tasya tempati, Tasya minta Yanza mengantarnya sampai di luar gerbang saja. sebelum keluar dari mobil, Tasya berterima kasih pada Yanza.
"Tasya!
Panggil Yanza, saat wanita itu ingin masuk, karna pak jojo sudah membukakan gerbang untuknya.
"Ya..., ada apa Pak?" Tasya menyahut
"Aku hanya ingin mengatakan kalau kau cantik memakai baju itu," balas Yanza. ia tersenyum pada Tasya.
Tasya tidak menanggapi ucapan Yanza, ia berjalan masuk kedalam rumahnya. Yanza tersenyum, terus melihat Tasya dampai wanita itu menghilang karna pak jojo sudah menutup gerbangnya
"Yanza, dia itu istri orang, apa kau tidak mendapatkan wanita singel, sehingga kau harus memilih istri orang," ucapnya pada dirinya semdiri.
"Tapi kemana suaminya? kenapa dia malah berjalan saat pulang?" lanjutnya terus bicara sendiri. Yanza meninggalkan kediaman Jayyan.
Sampai di dalam rumah, Tasya masuk ke kamar. Ia memandangi penampilannya di cermin, "Apa gunanya semua ini, kalau yang memujiku adalah orang lain, sedangkan suamiku sedikit pun tidak menghargainya," ucap Tasya, ia menangis meratapi nasibnya yang malang.
Tasya membuka bajunya, lalu memakai baju tidur malamnya. Tasya tidak melihat putranya terlebih dahulu, ia langsunh tidur, lebih tepatnya menangis di tempat tidur
Mohon dukung krya mak ya🙏🙏🙏🙏
Dengan like komen favorit dan vote nya🙏🙏
LOVE YU sekebon buat kalian semua yang sudah baca novel receh mak❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!