NovelToon NovelToon

Tiba-Tiba Menikah

Eps 1

''Selamat tinggal kenangan, aku akan pergi merantau jauh. Aku harap kalian masih sama saat aku kembali nantinya,'' gumam Kayla saat menatap rumah yang selama 20 tahun ini ia tempati. Hari ini ia akan pergi ke Ibu Kota untuk mengais rezeki disana.

Kayla segera naik ke atas motor matic yang sudah menemaninya selama 3 tahun ini. Setelah sekilas menatap rumahnya ia pun segera melajukan kendaraannya meninggalkan pelataran rumah.

*****

Kayla Nabila, seorang gadis cantik yatim piatu yang di tinggal oleh orang tuanya sejak ia kecil. Ia di besarkan oleh Neneknya yang sekarang juga sudah menyusul kedua orang tuanya.

Setelah perjalanan panjang yang melelahkan, ia pun akhirnya sampai di depan pabrik tempatnya bekerja. Ia pun menatap pabrik itu dengan ekspresi yang sulit di baca.

''Semoga aku bisa segera melunasi hutang Nenek. Aku tidak mau menikah dengan anak rentenir yang sombong itu,'' gumamnya.

Hari pun mulai malam, sinar matahari sudah berganti dengan sinar rembulan. Kayla masih bingung harus mencari penginapan di mana malam ini.

''Semoga saja masih ada kos kosong di sekitar sini,'' ucapnya sambil menyalakan motornya. Ia pun melajukan kembali motornya untuk mencari kos-kosan yang akan di tempatinya.

Sudah beberapa kos yang di datangi oleh Kayla, namun semuanya sudah terisi. Kayla terus mencari, hingga ia melihat ada papan yang bertuliskan ''terima kos putra putri''. Kayla pun mengeryitkan dahinya.

''Apa disini kos campuran?'' gumamnya. Tidak ada pilihan lain, ia pun segera turun dari motornya dan bertanya dengan seseorang yang tengah berada di halaman sana.

''Permisi Pak, apa di sini ada kamar kosong?'' tanya Kayla.

''Oh kebetulan masih ada satu kamar kosong Neng. Apa Neng mau ngekos disini?'' tanya Bapak yang Kayla duga pemilik kosan itu.

''Iya Pak. Sejak tadi saya muter-muter cari kosan tapi sudah penuh semua,'' ungkap Kayla jujur. Memang sejak tadi ua sudah mencari kesana kemari namun hanya di tempat inilah yang masih menerima penghuni baru.

''Disini memang sulit cari kosan Neng. Kamar yang kosong ini baru saja pemiliknya resign kemarin,'' ucap Bapak itu.

Kayla menganggukkan kepalanya tanda mengerti. ''Perbulannya berapa ya Pak?'' tanya Kayla penasaran. Pasalnya kosan yang ada di depannya ini terlihat besar dan juga bagus namun entah di dalamnya.

''Disini murah Neng. Cuma 1.200 aja,'' ucap Bapak tadi.

''Apa?! 1.200?'' Kayla kaget. Cuma 1.200, batinnya.

''Iya Neng. Saya tinggal disini hampir 7 tahunan. Kos disini nyaman Neng,'' ucap Bapak itu.

''Oh ternyata Bapak ini bukan pemilik kosnya,'' batin Kayla mengerti.

''Apa bisa saya bertemu dengan pemiliknya Pak?'' tanya Kayla. Mau tidak mau ia harus segera beristirahat karna jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ia tidak mau telat di hari pertama ia bekerja.

''Semoga saja Ibu belum tidur Neng. Mari saya antar,'' ucap Bapak itu berjalan mendahului Kayla mengantarkan ke pemilik aslinya.

Kayla pun di antar melewati kamar kos yang berjejer-jejer lumayan banyak. Mungkin kamar itu ada sekitar 40 kamar. Apalagi sisi kanan kiri berlantai dua.

''Pantas sih jika kos disini mahal. Terlihat bersih rapi dan bagus juga,'' batin Kayla.

Rumah pemilik kosan itu berada di belakang. Bapak-bapak yang di temui Kayla tadi mengetuk pintu pemilik kosan itu.

Tok tok tok

''Assalamualaikum,''

Tak lama kemudian, pintu di buka dari dalam. Menampilkan sosok wanita tua yang mungkin seumuran dengan almarhumah neneknya.

''Assalamualaikum Bu Mimar, ini ada yang mau ngekos disini,'' ucap Bapak tadi.

Nenek itu pun membuka kaca matanya sedikit. Menelisik penampilan Kayla dari atas sampai bawah.

''Kamu mau ngekos disini?'' tanya Bu Mimar penasaran.

''I iya Bu,'' ucap Kayla gugup. Pasalnya Bu Mimar seperti wanita galak yang tengah menatapnya.

''Kamu sudah tau berapa harga kamar disini satu bulannya?'' tanya Bu Mimar dengan wajah judesnya.

''Satu juta dua ratus kata Bapak ini,'' ucap Kayla sambil menunduk.

''Betul, kamu bisa membayar dp nya dulu malam ini. Dp minimal setengahnya,'' ucap Bu Mimar.

''Saya akan membayar penuh Bu,'' ucap Kayla membuka tasnya dan mencari dompetnya yang berada di dalam tas.

''Baiklah,'' ucap Bu Mimar masuk ke dalam rumah. Beberapa saat kemudian, Bu Mimar keluar dengan membawa buku dan kwitansi.

''Nama kamu siapa?'' tanya Bu Mimar kepada Kayla.

''Saya Kayla Bu,'' ucap Kayla sambil menyerahkan uang satu juta dua ratus kepada Bu Mimar.

''Semoga betah tinggal disini. Ini kunci kamar kamu, Pak Sofyan tolong antar Kayla ke kamarnya ya,'' ucap Bu Mimar segera masuk ke dalam rumahnya.

''Mari Neng saya antar,'' ucap Pak Sofyan. Setelah berjalan beberapa langkah, Pak Sofyan berhenti di tempatnya.

''Ini kamar Neng Kayla,'' ucap Pak Sofyan menunjuk kamar nomor 1 yang paling berdekatan dengan rumah pemilik kos.

''Ha? Jadi kamarku di sini Pak?'' tanya Kayla memastikan lagi.

''Betul Neng. Hanya ada satu kamar ini yang kosong. Semoga Neng Kayla betah ya, saya permisi dulu Neng,'' ucap Pak Sofyan meninggalkan Kayla.

Kayla pun segera membuka kamarnya. Yang di lihatnya pertama kali adalah tempat tidur dengan ukuran 160x200, ia pun melangkah kebelakang, di sana ada kamar mandi dan juga dapur. Uang satu juta dua ratus di Ibu Kota hanyalah recehan.

''Aku kira luas, ternyata kamar kos cuma segini doang,'' ucap Kayla. Ia pun menaruh tasnya, lalu merebahkan tubuhnya di kasur.

''Uang tinggal 300 ribu, gajian masih 1 bulan lagi. Jadi 1 hari cuma habisin uang 10 ribu. 10 ribu sini cuma dapat apa?'' batin Kayla. Tanpa terasa matanya pun terpejam karna sangat lelah. Ia pun terbang ke alam mimpi.

*****

Suara alarm di ponselnya membangunkan Kayla. Di lihat jam yang berada di ponselnya menunjukkan pukul 5 pagi. Ia pun segera bangkit dari atas tempat tidur menuju ke kamar mandi. Kayla tidak mau jika pertama kali masuk sudah telat, apalagi ini Jakarta, pasti di sini sangatlah macet.

Setelah mandi, ia pun mengambil mi instan yang ia bawa dari rumah. Untung di kamar itu masih ada kompor, panci dan juga gas. Entah itu memang di sediakan atau punya pemilik awal yang belum di bawa pulang.

Kayla pun segera memasak mie itu agar cacing di perutnya tidak meronta-ronta meminta asupan makanan.

Setelah sarapan dan sudah rapi dengan seragam hitam putihnya. Ia pun segera keluar dari kosan. Di sana banyak orang yang tengah berada di luar kamar, seragam orang-orang itu berbeda-beda.

''Hay, penghuni baru?'' tanya Seseorang yang baru saja keluar dari kamar sebelah kamar Kayla. Jujur Kayla terlonjak kaget, namun ia sebisa mungkin bersikap biasa saja.

''I iya,'' jawab Kayla seadaanya.

''Kerja dimana?'' tanya lelaki itu. Ya, yang berada di sebelah kamar Kayla adalah seorang lelaki yang mungkin umurnya di atas Kayla sedikit.

''Di PT. XY,'' ungkap Kayla.

*

*

Ehhh siapa ya lelaki itu. Apa dia yang bakalan jadi jodoh Kayla. Ataupun sebaliknya.🤭🤭

Hay hay hay bestieeeee.

Ini karya baru aku ya.

Jangan lupa jempolnya tekan like ya. Yang baca tapi nggak coment setidaknya tekan like, fav, vote dan rate nya jangan ketinggalan.

Lope you pul guyssss.

Eps 2

''Sama dong, aku juga kerja disana. Kenalin, namaku Gala,'' ucap lelaki itu sambil mengulurkan tangannya.

''Kayla,'' balas Kayla.

''Mau berangkat sekarang? Nebeng aku aja,'' ucap buaya darat yang tengah mencari mangsa baru.

''Em, nggak usah. Aku bawa motor sendiri kok. Kamu duluan aja,'' ucap Kayla merasa risih dengan lelaki yang berada di depannya ini.

''Jam segini biasanya sangat macet. Aku tau jalan tikus agar cepat sampai di pabrik,'' ucap Gala yang masih ngotot agar Kayla ikut dengannya.

''Aku bawa motor sendiri aja. Biar aku ikuti dari belakang,'' ucap Kayla sambil mengeluarkan motornya keluar dari teras.

''Oke baiklah,'' akhirnya Gala menyerah juga. Kayla pun menghela nafas beratnya.

''Gini nih yang aku nggak suka kalau kos di kos campuran. Sangat-sangat menyebalkan,'' batin Kayla naik ke atas motornya.

Saat Gala menghidupkan mesin motornya dan segera melajukan kendaraannya, Kayla pun mengikutinya dari belakang. Ia juga penasaran dengan jalan tikus yang di maksud oleh Gala. Dan benar juga, tidak sampai 5 menit, mereka telah sampai di pabrik tempat mereka bekerja. Dan tanpa Kayla tau, ternyata mereka masih satu departemen.

''Lhoh, aku nggak nyangka kita satu departemen gini,'' ucap Gala. Kayla hanya tersenyum tipis. Ia juga tidak menyangka akan satu departemen dengan pria menyebalkan ini.

''Kerja disini enak nggak sih?'' tanya Kayla kepada Gala saat mereka sama-sama berjalan masuk ke area pabrik.

''Enak nggak enak di enakin aja. Bayaran disini juga lumayan kok,'' ucap Gala. Senyum di wajahnya tak pernah luntur saat berbicara dengan Kayla. Kayla hanya menganggukkan kepalanya pelan.

''Gedung training center dimana ya? Sebelum bekerja aku harus ke sana dulu,'' ucap Kayla sambil melihat jam yang ada pada pergelangan tangannya.

''Dari sini kamu lurus aja, setelah itu ada belokan kamu ke kiri. Di situ gedungnya,'' ucap Gala.

''Thanks ya Ga, aku kesana dulu. Sampai jumpa nanti,'' ucap Kayla melambaikan tangannya ke arah Gala sambil berlari menuju gedung Training Center.

''Gadis unik,'' gumam Gala menatap kepergian Kayla.

*

Setelah sampai di gedung training center, Kayla melihat ada beberapa orang yang menggunakan pakaian seperti dirinya sedang berdiri di sana. Ia pun juga ikut berkumpul dengan orang-orang dengan seragam yang sama seperti dirinya.

''Hai, kenalin aku Gina,'' sapa seorang gadis dengan rambut pirang sebahu.

''Hai juga, aku Kayla,'' ucap Kayla yang juga mengenalkan dirinya.

''Kamu juga karyawan baru kan?'' tanya Gina, Kayla pun menganggukkan kepalanya.

''Sama dong. Kamu departemen apa Kay?'' tanya Gina.

''Aku departemen QC bagian finishing, kalau kamu?'' Kayla balik bertanya kepada Gina.

''Aku departemen QC tapi bagian preparation,'' ucap Gina terdengar lesu karna tidak satu departemen dengan Kayla. ''Qc preparation itu kerjanya kayak apa, aku juga nggak tau Kay. Ih kenapa aku nggak sama aja ya kayak kamu. Disini aku nggak punya teman sama sekali Kay,'' keluh Gina.

''Yang penting kita masih satu departemen. Kita pasti bakal sering bertemu,'' ucap Kayla tersenyum ke arah Gina.

''Aku minta nomor ponselmu dong. Biar kita bisa makin deket,'' ucap Gina. Kayla pun mengetikkan nomornya di ponsel Gina. Dan Gina langsung menelpon nomor Kayla.

''Nah itu nomorku, save ya,'' ucap Gina. Kayla pun menganggukkan kepalanya.

Setelah dari training center, mereka pun di jemput satu persatu oleh supervisor mereka masing-masing.

''QC finishing, silahkan ikut dengan Pak Dareen,'' ucap salah satu trainer.

''Ha? Supervisorku seorang laki-laki? Astaga, kenapa aku sesial ini,'' batin Kayla mengikuti Pak Dareen dari belakang.

Pak Dareen, dari namanya saja sudah terlihat jika lelaki itu dingin dan arogan. Bahkan sejak tadi Kayla mengikutinya, Pak Dareen tidak mengucapkan sepatah katapun.

Setelah sampai di meja Pak Dareen, di sana sudah ada beberapa karyawan yang tengah berdiri seperti sedang menunggu Pak Dareen.

''Maaf menunggu lama,'' ucap Pak Dareen mengambil posisinya.

''Selamat Pagi semuanya. Hari ini kalian kedatangan teman baru, silahkan perkenalkan dirimu,'' ucap Pak Dareen menatap Kayla.

Dengan perasaan gugup Kayla memperkenalkan dirinya. ''Perkenalkan, nama saya Kayla Nabila. Temen-temen semua bisa memanggilku Kayla. Semoga kedepannya kita bisa menjadi partner kerja yang solid,'' ucap Kayla.

''Oke, karna kamu masih anak baru disini. Hari ini kamu belajar dengan Gala. Dia yang paling senior disini,'' ucap Pak Dareen. Kayla pun mengeryitkan dahinya. Sejak tadi dia tidak melihat Gala disana, dan benar saja, sejak meeting tadi, Gala berada di belakangnya.

''Hai Kay, kita berjumpa lagi,'' ucap Gala membuat Kayla terlonjak kaget.

''Gala!!! Ih, kamu ngagetin aku tau nggak!'' ucap Kayla kesal kepada Gala. Gala hanya nyengir kuda saat Kayla menatapnya dengan kesal.

Teman-teman yang lain sudah berhamburan menuju produksi. Sampai-sampai Kayla belum sempat berkenalan dengan mereka.

''Ayo ikut aku. Hari ini kamu belajar sama aku,'' ucap Gala menarik tangan Kayla keluar dari ruangan Pak Dareen. Sementara Pak Dareen menatap acuh mereka berdua.

Kayla dan Gala sampai di sebuah ruangan yang disana banyak karton-karton yang tertumpuk tinggi. Kayla hanya menelan ludahnya dengan susah payah.

''Jangan bilang kerjaanku mengangkat beginian,'' ucap Kayla merasa ia tidak akan sanggup jika bekerja seperti itu.

''Jangan bilang kalau kamu tidak bisa melakukannya,'' ejek Gala.

''Ihhh, aku serius Gal! Kerjaanku beneran ngangkat beginian?'' tanya Kayla memastikan.

Gala mengangguk. ''Kerjaan kita memang seperti ini. Tapi ini sangat mudah Kay,'' ucap Gala.

''Mudah katamu! bukankah ini sangat berat. Oh astaga,'' gumam Kayla memijat kepalanya yang terasa pusing. Ia menatap kanan kiri, yang ada hanya kardus-kardus dengan tumpukan-tumpukan yang lumayan tinggi.

''Coba kamu angkat dulu sebelum berkomentar,'' ucap Gala meletakkan satu karton di depan Kayla. Kayla pun mencoba mengangkatnya. Ternyata apa yang di bayangkannya tidak seperti realitanya.

''Eh, enteng juga ya ternyata,'' ucap Kayla berkali-kali mengangkat karton itu.

''Makanya, jangan berkomentar dulu sebelum melakukan sesuatu,'' ujar Gala. Gala pun segera mengajari Kayla. yang mulai mengecek kode-kode di karton sampai ke dalam isinya.

''Mudah sekali ya kerjanya,'' gumam Kayla yang masih bisa di dengar oleh Gala.

''Mudah dong. Tapi kalau kita sampai kelolosan dan itu di temukan oleh buyer luar negeri. Maka disitulah riwayat kita akan tamat,'' ucap Gala membuat Kayla bergidik ngeri.

''Maksudnya gimana Gal?'' Kayla memastikan di fikirannya tidak sama dengan di fikiran Gala.

''Maksudnya, kamu harus benar-bener teliti. Ya memang kita sebagai manusia tidak pernah luput dari kesalahan. Tapi disini tidak menerima kesalahan dalam bentuk apapun ya,'' ucap Gala.

*

*

Jangan lupa like coment nya ya guys. Pokoknya harus ninggalin jejak disini, kalau nggak mau aku getok pakek palu nihhh🔨🔨hehee bercyanda bercyandaaaaaaaaa

Eps 3

Jam istirahat pun tiba. Gala segera mengajak Kayla ke kantin yang tidak jauh dari tempat mereka bekerja.

Saat perjalanan ke kantin, Kayla bertemu dengan Gina kembali.

''Kayla,'' sapa Gina dengan tersenyum lebar. Gina yang memang belum mempunyai teman sama sekali sangat bahagia karna bertemu dengan Kayla.

''Hai Gin,'' ucap Kayla sambil tersenyum ke arah Gina.

''Mau istirahat kan? Sama aku ya, ya, ya, aku sendiri nih,'' ucap Gina menarik-narik tangan Kayla.

''Ya udah yuk,'' ucap Kayla menggandeng tangan Gina.

Setelah sampai di kantin, mereka segera mengambil jatah makan siang mereka.

''Kita makan disana Kay,'' ajak Gala menunjuk tempat pojok yang masih kosong. Kayla pun mengangguk, mereka segera berjalan menuju meja kursi yang masih kosong itu.

Saat sudah duduk di tempatnya. Kayla memperkenalkan Gina kepada Gala.

''Kenalin Gal, dia Gina teman aku. Dan kenalin Gin, dia Gala senior aku,'' ucap Kayla.

Gina dan Gala pun saling berjabat tangan memperkenalkan diri mereka masing-masing. Seperkian detik, tiba-tiba banyak yang datang dan duduk bersama mereka.

''Kok kamu ninggalin aku sih Gal. Biasanya kan kita barengan,'' ucap salah satu wanita yang tiba-tiba duduk di dekat Gala.

Gala hanya memutar bola matanya malas tanpa ingin menjawab ucapan wanita yang bernama Ulya itu.

''Kenalin, aku Winda, ini Ulya dan ini Nisa. Tadi pagi kita belum sempat kenalan kan?'' ucap wanita yang bernama Winda yang terlihat ramah.

''Aku Kayla, dan ini teman aku Gina Kak,'' ucap Kayla.

''Semoga betah ya kerja disini. Ya walaupun kita punya supervisor yang kayak kutub utara sih. Tapi yakinlah kalau sebenarnya beliau baik hati,'' ucap Nisa meyakinkan Kayla.

Kayla mengangguk. ''Betah nggak betah di betahin Kak. Namanya juga cari uang. Pasti ada enak atau enggaknya,'' ucap Kayla.

''Semoga saja Pak Dareen mempunyai sisi yang hangat. Ya, walaupun itu nggak mungkin sih,'' batin Kayla sambil memakan makanannya.

''Gal, mau nggak aku suapin. Ini enak banget loh, ibu aku yang buat,'' ucap Ulya menyodorkan makanan di sendoknya. Ulya tidak pernah memakan jatahnya dengan alasan makanan disana kurang higienis. Tapi menurut teman-teman yang lain, Ulya terlalu termakan gengsi, jadi ia tidak mau makan dengan lauk seadanya itu.

''Nggak usah Ul, aku punya makanan sendiri,'' tolak Gala merasa risih dengan tingkah temannya yang satu ini.

Semua yang ada di meja itu menatap ke arah Gala, kecuali Winda dan Nisa.

''Bucin terussss,'' ledek Nisa dengan wajah yang tidak suka dengan sikap Ulya yang menurutnya terlalu murahan.

''Biarin wleeekkk, makanya jangan jomblo terus,'' ledek Ulya.

''Memangnya situ nggak jomblo. Kenapa maling teriak maling sih,'' ucap Winda yang terlihat tidak suka juga dengan sikap Ulya.

''Calonnya aja udah ada di sampingku nih. Iya kan Gal,'' ucap Ulya sambil menarik tangan Gala.

''Terserah kamu aja,'' ucap Gala yang sudah pasrah dengan sikap Ulya. Walaupun Gala menolaknya seratus kali, Ulya akan terus maju seribu kali. Dan Gala sangat benci dengan wanita yang seperti ini.

Saat di meja mereka hanya ada dentingan sendok, tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di dekat meja mereka dengan tangan berada di dalam saku celana.

''Ehm,'' suara dehemen membuat mereka mendongakkan wajahnya.

''Pak Dareen?'' ucap mereka serempak.

''Kamu,'' ucap Dareen menunjuk Kayla. ''Setelah istirahat keruangan saya,'' ucapnya lalu berjalan meninggalkan meja itu.

''Apa aku yang dimaksud?'' tanya Kayla merasa bingung. Namun yang di tunjuk dirinya.

''Perasaan mata kamu dua deh. Ya memang kamu yang di tunjuk. Siapa lagi coba,'' ucap Ulya merasa tidak suka dengan kehadiran Kayla yang merebut waktu Gala seharian ini.

''Tapi kenapa ya Pak Dareen menyuruh aku ke ruangannya?'' tanya Kayla menatap Gala. Perasaan ia tidak membuat salah hari ini, batinnya.

''Nggak usah khawatir. Biasanya memang begitu, kalau ada anak baru memang sering di panggil ke ruangannya,'' ucap Gala menenangkan Kayla.

Setelah jam istirahat usai, mereka segera masuk ke dalam area pabrik. Mereka pun segera menuju area kerja masing-masing. Berbeda dengan Kayla yang saat ini berjalan menuju ruangan Pak Dareen sang supervisor yang terkenal dingin dan tidak berperasaan.

''Permisi Pak, ada apa Bapak menyuruh saya kemari?'' tanya Kayla to the point.

''Isi! Jangan sampai ada yang kosong jika kamu masih ingin bekerja disini,'' ucapnya. Pak Dareen meletakkan satu lembar yang disana terlihat ada 10 pertanyaan.

''Baik Pak,'' Kayla pun mengambil kertas itu. Lalu ia ingin melangkah keluar dari ruangan itu, namun suara bariton Pak Dareen menghentikan langkahnya.

''Siapa yang menyuruhmu keluar? Isi disini!'' ucap Pak Dareen membuat bulu kuduk Kayla berdiri.

Sungguh benar-benar kutub utara, pikir Kayla.

''Ba baik Pak,'' ucap Kayla berbalik arah dan duduk tepat di depan supervisornya. Ia pun menunduk, Kayla sama sekali tidak berani menatap wajah Pak Dareen.

Keringat dingin tiba-tiba keluar dari ruangan ber AC itu. Entah apa yang ada di diri Kayla. Namun tubuhnya terasa sangat panas kali ini.

''Apa AC nya tidak berfungsi dengan baik? Kenapa keringatmu sampai keluar seperti itu. Membuat ruanganku seperti terkena racun saja,'' omel Pak Dareen mengecilkan suhu ruangannya.

''Maaf,'' satu kata itu yang keluar dari mulut seorang Kayla. Ia benar-benar di buat mati kutu dengan atasannya ini. Jika dia bukan atasannya mungkin beda lagi ceritanya.

''Waktu habis!'' ucap Pak Dareen membuat Kayla mendongakkan wajahnya.

''Tapi saya baru menjawab setengahnya saja Pak,'' ucap Kayla.

''Ya itu resiko kamu, cepat kumpulkan,'' ucap Pak Dareen yang tidak ingin di bantah.

''Beri saya waktu 10 menit lagi. Biarkan saya menjawab semua pertanyaan ini,'' ucap Kayla dengan tatapan memohon.

''Tidak ada perpanjangan waktu! Cepat kumpulkan!'' sentak Pak Dareen.

''Pak saya mohon! Saya butuh pekerjaan ini Pak!'' ucap Kayla dengan mata berkaca-kaca. Pak Dareen yang memang kejam mengambil kertas yang ada di depan Kayla itu.

''Silahkan keluar!'' ucap Pak Dareen. Kayla berusaha merebut kertas yang ada di tangan Pak Dareen namun keberuntungan tidak memihak kepada Kayla dan,

Bruak.

''Shhh, awww,'' Kayla memegang perutnya yang membentur pojok meja. Ia meringis menahan sakit yang luar biasa. Apalagi perutnya ada bekas jahitan operasi usus buntu beberapa bulan yang lalu.

''Hah, kamu kira saya bakal simpati gitu sama kamu. Jangan mimpi!'' ucap Pak Dareen menatap Kayla sekilas dan langsung duduk di kursinya.

Sekian detik, namun Kayla masih memegang perutnya yang terasa sakit. Entah kerasukan setan dari mana, tiba-tiba Pak Dareen menatap Kayla dengan iba.

''Kay! Bangun! Saya kasih perpanjangan waktu 5 menit,'' ucap Pak Dareen. Namun Kayla masih bergeming di tempatnya sambil memegang perutnya.

''Kay!''

''Kay!''

''Kay! Kamu nggak pa-pa Kan?'' tiba-tiba rasa khawatir menyeruak di hatinya. Ia pun berjongkok di depan Kayla.

''Pa pak sa sakitt,'' rintih Kayla yang wajahnya sudah pucat pasi. Tiba-tiba Kayla memejamkan wajahnya dan tidak sadarkan diri.

*

*

Ishhhh Pak Dareen kejam bgt ya.

Apa jangan-jangan jodoh Kayla Pak Dareen ya.

Emmm author nggak relaaa nihhh🥺🥺

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!