Apartemen 5 (20 maret 2035)
menjelang malam di dalam ruangan penuh dengan peralatan make-up beserta kawan-kawannya, disampingnya ada seorang wanita tinggi semampai sedang menerima telepon dari seberang sana
"Ya sabar kenapa, ini lagi nunggu ojek, hah apa? oke, eh bentar itu kayaknya ojek gue datang nih, iya, see you!" setelah menutup telepon genggamnya wanita tersebut bergerak melangkah ke rah pintu dan membukanya.
belum berucap kata tubuh wanita tersebut terangkat dan bola matanya tiba-tiba menghitam dengan entengnya seorang misterius membuang jasat tanpa belulang dengan ringan.
"Arrrgh........, kenapa gagal lagi dimana kunci itu? akan ku cari kau sampai dapat?!" kemudian sosok misterius itu menghilang tanpa jejak.
seorang OB sedang melakukan tugasnya, dia berjalan dengan membawa peralatan pel cs lambat ketika sudah sampai suasana tersebut tiba-tiba berubah menjadi hening
kriit kriit
" Aduh kok jadi merinding gini ya, perasaan setiap hari bersihin sekitar sini ndak serem-serem banget" ucap OB sambil mengusap tengkuknya
dan pada saat sampai di tempat tujuannya tiba-tiba
"Arrgh.......... mayat.....," petugas OB langsung pingsan setelah membangunkan para penghuni apartemen, mereka berbondong-bondong berjalan menuju tempat lokasi kejadian dimana OB berteriak tadi.
salah satu penghuni berjenis perempuan melihat seorang pria bertopi hitam jaket berlogo ojek merasa curiga dan mendekatinya
" Tunggu, elo yang yang bunuh cewek ini kan?" pria yang di tuduh merasa panik dan dan gelagapan perempuan tadi pun langsung berteriak ke yang lainnya
" Tolong tangkap pembunuh itu,dia tersangkanya!, tangkap dia cepat ... elo lari kemana!" pemuda itu lari tak tentu arah masuk ke tangga darurat tapi di pertengahan tangga pemuda tersebut dikepung para seragam negara.
" pak, saya tidak bersalah pak" pria tersebut meronta-ronta
" diam! anda berhak diam dan selesaikan dengan pengacara anda di pengadilan" pria seragam negara tersebut menggeret tersangka tersebut penuh paksaan
...****************...
di luar apartemen banyak kerumunan awak media sedang melakukan tugasnya dengan berbagai spekulasi mereka bahwa ada pembunuhan sadis
" Wanita karir usia masih 25 tahun profesi sebagai make-up artis ternama telah meninggalkan kita semua, kematian wanita berinisial P sangat sangat sadis bila dikatakan tidak sesuai nalar" ucapan pembawa berita di stasiun berita
rekannya pum menyahuti dengan tambahan berita yang sama
" Ya benar, dan di lokasi kejadian juga ada mayat gadis muda, kita semua juga tidak tau penyebabnya, apa motif pembunuhan berantai ini kita akan terus memantau lewat aparat kepolisian setempat"
Berita tersebut tak henti-hentinya di bicarakan sampai terdengar di mancanegara
kembali ke tempat lokasi dimana ada detektif kondang sebut saja Alert, dia menelusuri jejak sisa pembunuhan berantai tersebut untuk dijadikan bukti akurat tapi semua nol
" Kenapa tak ada bukti sedikit pun hhh, Tod, sudah kau cek CCTV?" tanya detektif Alert
" Sudah tuan, tapi ada sedikit kejanggalan tuan" detektif Alert menoleh ke arah anak buahnya dahinya mengkerut penuh tanya
" Kejanggalan bagaimana maksud kamu tod?" anak buahnya yang bernama todd tersebut dengan ragu-ragu berbicara hanya mampu memberikan sebuah rekaman melalui genggam selulernya
" Ini tuan anda liat sendiri" sang detektif tersebut langsung melihat rekaman tersebut
detektif Alert shock
"Apa ini kenapa hanya kepulan asap yang ada? apa kamu sudah cek berulang kali?!"
"Sudah tuan bahkan hampir sepuluh kali saya cek hasilnya sama!"
detektif Alert menghela nafas kasar
" kasus ini membuatku naik darah saja huuuuft sepertinya aku butuh bantuan dari temanku semoga dia bisa,"
detektif Alert mengetik angka di layar genggam selulernya dan tak berlangsung lama di seberang sana terangkat
"Halo, aku butuh bantuanmu sepertinya ini kasus berat, tak ada jejak sama sekali bahkan CCTV pun nihil, oke aku tunggu" setelah itu langsung di masukkan di saku jas kebanggaannya
.
...****************...
Di tempat yang berbeda belahan bumi lainnya kota penuh dengan milenium baru semua serba canggih hanya saja semua tak ada yang beraktivitas, sepi tanpa penghuni.
namun salah satu penghuni terbesar disana terdapat rapat besar-besaran akibat portal antara kehidupan pribumi dan tribumi terbuka lebar sehingga membuat para sesepuh merasa tidak aman
"Seharusnya kamu sebagai kepala para dewa kerja yang benar bagaimana mungkin portal tersebut terbuka, akan berakibat fatal" salah satu sesepuh dewan menegur pimpinannya
semua yang ada dalam rapat pun ikut terpancing hingga tak terkendali, suara langkah kaki terdengar jelas di samping mereka hingga membuat hening seketika
" kita semua tau bahwa musuh kita lebih hebat dari kita, seharusnya dia sudah tak berada disini tapi karena ilmu sihirnya benar diluar batas kita, aku tau kalian semua gelisah dan takut rakyat kalian panik, untuk itu aku sudah mengutus salah satu saudara perempuanku kesana, kita semua amankan dengan tambahan keamanan yang lebih banyak," seru pemimpin tersebut bernama Sendro
semua yang mendengar pimpinan tersebut pun setuju dengan usulan tersebut
...****************...
"Kakak apa kamu yakin dengan keputusanmu dengan memberi tugas Feti yang begitu berat seharusnya kita sebagai kakaknya yang harus melindunginya" ucap kakak perempuan Reti yang ke empat hanya gelengan kepala yang diterima
" Hanya dia yang bisa menemukan kunci kehidupan itu karena dia sendiri yang mengajukan, kita harus cepat bersembunyi agar para pengikut Abikus tidak menemukan kita," ucap kakak tertuanya Feti
" lalu Feti, bagaimana dia," belum selesai bicara sudah di Jawab oleh kakak tertuanya
"Feti sudah aman disana," jawaban singkat yang diberikan kakaknya langsung pun bergegas keluar untuk bersembunyi ditempat aman
...****************...
kejadian di TKP pembunuhan seorang wanita dengan dengan langkah dinginnya dan berjongkok tangan kanannya pun memegang lantai keramik dan dia pun terpejam
sekilas dia melihat bayangan abu hitam tanpa wajah menerpanya dan dia pun kembali membuka matanya
" Abikus, ternyata manusia disini sudah tak aman karena kedatangan dia, aku harus cepat-cepat menemukan kunci itu tapi dimana,"
sambil berjalan kembali dia merenung kembali
"Sepertinya aku akan tinggal lebih lama lagi disini, dan merubah wujudku agar pengikut Abikus tak mendeteksi ku disini" gadis itu pun berjalan ke tempat tangga darurat dan menghilang
...****************...
di jalan raya kota terpadat di kota tersebut, terdapat kurir cantik bertopi ala style nya dia melangkahkan kuda besinya ke arah kantor kejaksaan umum, dalam belokan ke arah persimpangan pertigaan tiba-tiba ada kendaraan beroda empat berkecepatan tinggi menabrak si kurir cantik
Brukkkk
Tarrrr
Pletakk
Duarrr
suara motor bergesekan dengan mobil lalu mobil yang menabrak tersebut berguling-guling hingga menciptakan percikan api dan tanpa hitungan detik
Duarrr
Duarr
dua puluh menit kejadian semua aparat kepolisian sedang melakukan tugasnya dan memberikan sebuah garis line
gadis misterius tersebut melangkah melihat tersebut dan melihat ada korban selamat kemudian melihat wajahnya
" Sepertinya aku tau apa yang kulakukan,"
BAB. 2. Sikap Aneh Vita
Dua Minggu kemudian
Tap tap tap
Suara gesekan sepatu begitu tergesa-gesa sambil menenteng berkas yang dibawa berlari menuju gedung "KANTOR BIJAKSA" menuju tempat ruangan manajemen advokat.
TOK TOK TOK
"Masuk!" suara orang didalam mempersilahkan masuk.
Cekrek. .....
"Maaf Pak Beto, saya terlambat," kata seorang laki-laki tinggi 176 cm menghadap managernya dengan menunduk sembilan puluh derajat
"Hem, tidak apa karena percuma kamu selalu datang terlambat," Kata-kata pak beto setengah menyindir
Sedangkan yang tersindir hanya garuk rambutnya yang sedikit keriting dan tak lupa khas senyum iklan odol terlihat di wajah berseri nya.
" Jangan senyum Fatur, bikin mood saya hilang, nanti incaran bapak jatuh lagi sama kamu, mana berkasnya jangan-jangan masih banyak typo?." Ucap pak Beto pria berkacamata disela-sela antara hidungnya. Fatur pun menyerahkan berkas tersebut kepada Pak Beto.
" Jangan marah Pak Beto, ini wajah saya ganteng udah ganteng sejak lahir, tapi bapak juga tak kalah gantengnya lho pak, nanti gantengnya hilang lho Pak kalau cemberut gitu, lalu nona dara tidak melirik bapak lagi." rayuan maut Fatur agar Pak Beto agar meleleh biar apa coba, agar semprotan air alami yang berada di mulut pak beto tidak mengenai wajahnya
"Semprul, tidak mempan buat saya, cepat sana sama sekalian kamu panggil Vita menghadap ke saya, dan ini tolong salin ulang lagi banyak yang salah!" titah Pak Beto sambil menyerahkan map berisi berkas kepada Fatur.
Helaan nafas terdengar dari mulutnya Fatur tak lupa mengusap wajahnya dengan sapu tangannya, senyum manis langsung tertuju pada pak beto sebelum keluar.
"Baik Pak, kalo begitu saya permisi," Fatur pun undur diri dari pak Beto.
Setelah mendapatkan izin dari pak Beto untuk keluar fatur berjalan menggerutu tak jelas.
"Setiap hari ngomong sama Pak Beto pasti kena hujan terus nih wajah untung ada sapu tangan dan tak lupa pembersih wajah nomor satu nih tidak boleh ketinggalan, benar-benar nasib si*al nih hari ini." gumam fatur berjalan lemes menuju ke ruang bagian finishing.
Kebetulan teman beda profesi bestie ada di ruangannya, niat mau mengejutkan sahabatnya yang tak lain adalah Vita, suara Vita lebih dulu mengagetkan fatur.
"Ada apa?" Vita yang masih fokus dengan tumpukan berkas yang siap dikirim, dan menoleh sahabatnya sekilas.
"Hehehe, Kamu kok tau aku datang padahal tak bersuara lho nih kaki bahkan nafasku tahan tadi?." kedua alis fatur berkerut jadi satu penuh tanda tanya.
"Dari bayanganmu tuh di depan." jawab vita singkat sambil menunjuk cahaya lampu di tembok.
Fatur pun mengikuti arah Vita, barulah dia tau kalo ternyata kejutannya untuk menjahili temannya gagal sambil tepuk jidat.
Setelah merapikan barang-barang yang akan diantar ke bagian kantor cabang advokat Vita berbalik badan tanpa ada angin mengejutkan fatur.
"Alamak, apa bikin kaget aja lu," sambil memegang dadanya je_dag je_dug Fatur komat-kamit seperti baca mantra
" Tur, nanti pulang jangan lewat biasanya berputar lah ke arah barat karena ada kejutan buatmu." Fatur pun melongo 'apa maksudnya.
'Kenapa akhir-akhir ini Vita sifatnya beda dari yang aku kenal.' batin fatur karena tak mau berlama-lama akhirnya Fatur bertanya langsung pada Vita.
"Kamu kenapa Vit, kamu tak sakitkan? Kok tiba-tiba ngomongnya kayak dukun sih?." Tanya restu sedikit heran.
"Aku bukan dukun tapi aku tukang kurir yang harus ngantar barang sebanyak satu ton tiap hari agar sampai ke klien!" jawab Vita sedikit menekan kalimatnya, fatur hanya menelan ludahnya yang terasa kering bagaimana tidak temannya yang dia kenal selalu lemah lembut bahkan Fatur sendiri pernah terlena dengan pesona ayu, tapi sayang Vita hanya menganggap teman saja tak lebih.
Karena memang tugas kurir yang diemban oleh Vita begitu berat selain jadi kurir dia juga harus menjadi asisten manager Pak Beto bila beliau tidak bisa datang ke tempat rapat
"Kalo kamu Ndak nurut, nanti bakalan dapat masalah Fatur, percayalah sama aku!" ucapan Vita begitu tajam membuat Fatur menciut melihat sahabatnya tak bersahabat.
tapi demi tali persahabatan yang telah lama terjalin Fatur berusaha dengan keras bahwa temannya Vita hanya sedang halangan itu yang ada dalam pikiran Fatur
'hais ... Ya...Ya.. baiklah, aku nanti lewat sana, tapi ngomong-ngomong nanti aku ketemu siapa cewek ya?" tawar Fatur ngelantur berharap jawaban dari sang sahabat sama dengannya
"Apa perlu aku pukul kepalamu dengan ini" mengarah pada tumpukan berkas hampir ratusan ribu lembar disampingnya
Glegh
Suara tenggorokan kering Fatur pun semakin mengering dan di ikuti gerakan kepalanya hanya geleng-geleng jawaban restu mencari aman
"Tidak, terimakasih atas tawarannya, oh iya kamu disuruh Pak Beto ke ruangannya katanya ....." Belum selesaikan kata terakhirnya terpotong oleh ucapan Vita
" Ya... Aku tau, habis ini aku kesana," sambil mengangkat berkas ketempat kotak yang disediakan dan berjalan mendahului Fatur membuat sang empu melongo
"Kenapa sikapnya semakin kesini semakin aneh, aku yakin dia pasti lagi halangan atau patah hati, tapi aku tidak pernah liat dia dekat sama cowok" tak meneruskan asumsinya sendiri tentang temannya dia berlalu di ruang kerjanya.
Dia deswita Asmarani biasa di kenal dengan panggilan vita gadis pendiam, dingin sekali ucap kata-katanya maka orang yang diajak bicara akan diam membisu seperti halnya Vita sebenarnya dulu sifatnya ceria, selalu tegur sapa hanya saja entah kenapa Vita berubah dingin hanya sebuah tragedi sampai sekarang belum terpecahkan sampai kasus tersebut tutup tanpa ada keterangan dari pihak berwajib.
Kembali ke topik dimana Vita sudah berada di depan pintu bertulis Dr.Arbeto Solois, M. M. SH.
Tok Tok Tok
"Masuk!" suara orang terdengar di dalam mempersilahkan Vita untuk masuk.
Suara langkah kaki Vita terdengar berirama sehingga Pak Beto awalnya serius kini meletakkan kacamata tebalnya di atas meja kerjanya
" Bapak memanggil saya?" tanya Vita meski dia tau maksud apa yang akan di ucapkan oleh atasannya.
" Begini Vit, untuk berkas yang kamu packing tadi jangan dikirim dulu ke lembaga pendidikan, ini....." Menyerahkan berkas baru kepada Vita, dengan sigap Vita menerima barang tersebut
"Tolong kamu packing secepat mungkin lalu kirim ke alamat ini, karena dia sudah menelepon bapak baru saja,?!" Pak beto langsung menunjukkan kertas segi empat mini kepada Rani
"baik pak, permisi," Vita pun beranjak keluar setelah memberi hormat pada Pak Beto.
"Aish... Anak itu benar-benar irit bicara, sejak kapan dia berubah, sungguh mengherankan, eh sampai mana tadi... Oh ini," hanya gelengan kepala Pak Beto menyikapi Vita dan melanjutkan kerjanya yang tertunda.
Setelah waktu menunjukkan angka lima tanda waktu kerja sudah berakhir semua para pekerja keluar dengan keluhan masing-masing tak luput dari Fatur sahabat Vita dia melonggarkan dasinya serta kedua tangannya menggerakkan keatas kebawah ke kiri kanan dengan berbunyi
Kretek
Lalu dua tangan mengangkat ke atas kepala berlanjut menoleh kanan kiri terlihat lehernya ikut berbunyi,
"Hah, capeknya hufft, akhirnya tinggal besok masuk dalam copy hard, ok let,s go Fatur saatnya pulang besok dilanjutkan lagi untung deadline kurang satu Minggu, sambil membereskan barangnya yang berantakan, Fatur pun keluar menuju ke tempat lift.
Masih di depan pintu keluar Fatur menyapa sesama karyawan karena mereka semua menuju basemen tempat kendaraan mereka, semua kendaraan mulai dari roda empat maupun roda dua berjalan keluar begitu pula Fatur.
Saat mau belok jalan yang biasanya dia lewati untuk pulang dia urungkan karena teringat kata-kata Vita
" Aish.. kenapa ucapan Vita bikin aku merinding gini, lebih baik ikuti saran Vita aja deh dari pada kenapa-napa," sambil bergidik ngeri dan akhirnya mobil yang dikendarai oleh Fatur akhirnya berjalan arah berlawanan rumahnya, meski jauh namun demi keselamatan dirinya karena tak mau mati muda dirinya ingin punya anak banyak itulah otak Fatur selama ini sesimpel itu keinginannya.
Kantor Polisi,
Seorang laki-laki bertubuh tegap tinggi hampir mencapai 180 cm keluar dari mobil mewahnya berjalan dengan langkah lebar menuju ke tempat tugas negara nya di samping orang tersebut ada seorang asisten sekaligus petugas aparat keamanan yang disegani oleh para aparat lain.
"Apa dia sudah mengakui kesalahannya?" Tanya sang pria berjas itu sambil melonggarkan dasinya
"Belum tuan... Masih bungkam meski berbagai macam kami memberi umpan," kata aparat tersebut.
Begitu mendengar ucapan aparat tersebut membuat sang jaksa menghela napas kasar.
"sudah kuduga," Tanpa menunggu jawaban dari aparat, dia langsung menuju ke tempat dimana sang pelaku tindak kriminal di interogasi di tempat interview pesakitan dimana sang pelaku atau terduga sudah duduk di ruangan tersebut.
Ruang yang hanya ditemani warna putih pucat serta tak lupa meja panjang kursi panjang juga cahaya yang temaram disekitar, begitu ada suara orang masuk keruangan tersebut sang pelaku atau terduga melihat orang tersebut yang membuat sang pelaku mengenalnya saat awal penangkapan.
' kenapa tuan Raju ada disini? Siapa dia sebenarnya' batin terduga pelaku yang terus menatap sang jaksa bernama Raju penuh kebingungan dengan berbagai spekulasi
"Bagaimana keadaan saudara Banu? apa anda nyaman berada di sini?" Tanya jaksa sekedar basa-basi langsung di dengar oleh sang pelaku. Lama pelaku menatapnya hanya gelengan, Banu yang merasa penasaran siapa dia sebenarnya karena yang banu tau bahwa Tuan Raju seorang pelanggan kojek temannya tapi rasa penasarannya mendominasi sehingga Banu beranikan diri bertanya pada Tuan Raju
"Kenapa Pak Raju ada ...." Sang terduga pelaku Banu tersebut melihat map yang dibawa Raju, diapun paham ternyata Raju seorang jaksa penuntut
"Kenapa, oh iya saya tau saudara Banu Respati pasti bertanya-tanya seperti yang kamu liat aku jaksa umum dan bentar!?" Melepas jas yang menempel di kemejanya lalu lengan bajunya dia gulung diatas siku sambil melihat data pribadi Banu
"Hmm.... jadinya saya dipersingkat kedatangan saya disini jawab dengan jujur kalau anda berbohong maka jangan salahkan saya," suara Raju seakan-akan menerkam musuh dan sorot matanya menyatu hingga menimbulkan kerutan di dahinya
Banu hanya diam tanpa merasa takut karena dia ingat orang tuanya akan kejujuran itu penting, tapi saat ini dia hanya diam menunggu lawan bicaranya bertanya pada dirinya barulah dia menjawab apa adanya
"Apa motif saudara membunuh calon penumpang anda? Atau anda hanya anteknya? Siapa pesuruh anda?" Berbagai pertanyaan beruntun dilontarkan oleh Raju membuat Banu hanya diam dan bingung tak mengerti apa maksud perkataan Raju sang jaksa
Sang jaksa atau Raju menghela nafas kasar dan membuka dua kancingnya seakan-akan rongganya tercekat, lalu dua tangan tiba-tiba mencengkram meja didepannya sambil melotot tajam ke arah Banu
"apakah kau tidak bersalah telah membunuh calon penumpang mu?!" nada Raju sedikit menekan setiap kalimat, dan bahasanya pun tak formal lagi
Banu hanya menggelengkan kepala cepat
"Saya tidak tidak tau apa-apa tuan, sumpah demi Tuhan saya tuan,"
"Jangan membawa nama Tuhan saudara Banu, disini hanya ada saya dan anda, jadi jawab pertanyaan saya Ya atau Tidak anda membunuh calon penumpang anda" kalimat yang terlontar di ucapkan oleh Raju penuh tekanan sehingga membuat Bani reflek menjawab gelengan
" saya tidak bersalah Tuan, saya baru sampai ditempat itu karena saat itu saya yang menggantikan teman ojek saya Tuan," ucap pelaku membela diri.
"Lalu ..." Raju menunjukkan foto sebagai bukti dan rekaman cctv disekitar tempat kejadian
"coba jelaskan! Apa ini bukan dirimu?!" Tanya jaksa tersebut dengan tegas.
Sementara Banu shock Berkali-kali berkelip- kelip matanya
'Kenapa ada aku disitu? apa aku punya kembaran? Tapi aku anak Tunggal' batin banu penuh tanda tanya
Brakk
Suara gertakan meja yang dilayangkan Raju agar Banu sadar dari lamunan, Banu pun terkesiap mendengar suara meja begitu menggema ditelinga nya dan menatap Raju penuh kebingungan
"Saudara Banu, pada tanggal 5 Maret 2035 pukul 21.16 wib Anda berada disana dengan memakai topi hitam hodie hitam sedang berada di depan pintu apartemen milik saudara Ganesha Alana dan lihatlah sendiri!" ucap Raju memutar benda lebarnya ke arah Banu
Banu yang melihat wajah yang mirip dengannya seakan tak percaya dia hanya menggelengkan kepala
"Tu..tuan kenapa wajah itu mirip Sa..saya, bahkan Saya sama sekali tidak mengenal tempat itu Tuan, bahkan saya baru sampai di kota ini dua hari lalu tuan, bahkan saya baru datang di kota ini dan langsung menuju tempat teman kerja saya lalu saat saya jalan tiba-tiba mata saya gelap lalu saya berada di sel," jawab Banu membela dirinya.
Raju hanya tersenyum devil
" Hebat, (prok..prok..prok? pelaku seperti dirimu sudah banyak yang aku temui bahkan kata-kata itu untuk membuat alibi agar terbebas dari perbuatannya, jadi, itu tidak akan mempan terhadap saya!"sindir jaksa ber nama tag Raju.
"Tuan, kumohon percaya sama saya ada buktinya pak, teman saya sesama ojek pak, tanggal 5 kemarin saya masih bantu-bantu orang tua saya di kampung?!" kata kata Banu penuh frustasi kemudian menunduk dalam gumamnya
"seharusnya aku menuruti gadis itu, bukti yang kubawa hanya samar" suara lirih hampir saja tak terdengar oleh Raju membuat sang pemilik nama Raju mengernyit dua alisnya menyatu
"Apa maksud Anda saudara Banu gadis?" Rasa penasaran Raju, Banu pun mendongak kepalanya kearah Raju sang jaksa menganggukkan kepalanya
"2 hari lalu,." Maka mencair lah cerita Banu pada gadis yang dia anggap paranormal
****************
*Kilas balik*
Sebelum kejadian penangkapan Banu
Seorang laki-laki yang baru turun dari motor matic pengeluaran lama tiba didepan kos milik temannya dengan terburu-buru
Sedangkan Banu yang berada di tempat kos-kosan sedang berkomunikasi bersama keluarga kampungnya lewat benda pipih bercanda ria, tiba-tiba teman Banu muncul di depannya dengan wajah gelisah
Banu yang melihat temannya datang langsung mengakhiri percakapan antara dirinya dan keluarganya
Banu pun menghampiri sahabatnya yang tak lain adalah Abidin sahabatnya yang telah memberikan dia pekerjaan, Banu pun mendekati sahabatnya yang tidak biasanya datang kesini
" Kenapa lu kayak habis ketemu setan ya?" Ucap Banu asala jiplak
"Gundul mu, Ya boro-boro ketemu setan langsung semaput iyo!?" jawaban abid dengan sewot
"Lha terus opo? Bojo mu ngambek maneh?" Abidin tambah kesel sama ucapan Banu yang sedikit ngawur
" Yo orak lah ngene lho ngrunokno yo! Ehem, Nu ..... Sebenarnya Gue ada jadwal nganterin bini kontrol, bisa kan lu handle antar langganan? Gue lupa kalo udah ada janji sama bini gue!?" Pinta Abidin dengan harap
"Ya udah ngomong aja terus terang sama pelanggan lu, beres kan," usul Banu
"Udah, tapi dia pengen diantar soalnya dia ndak tau ojek lain, makanya aku tawarkan kamu aja yang ngojek buat langgananku, mau ya Nu?" Banu yang merasa kasian melihat temannya penuh dengan tekanan
"Hmm ..... Oke deh, mana hape lu! " Begitu antusiasnya temannya Banu
"Ok bro, makasih ya, bantuannya," tidak berlangsung lama kontak pelanggan temannya sudah masuk ke dalam HP milik Banu
Kini setelah semua perlengkapan untuk mengais rezeki, dia langsung berangkat.
Ditengah keramaian Banu terjebak macet, terpaksa Banu lewat jalan pintas karena motor matic nya tiba-tiba haus melanda minta minuman energi agar motor matic nya bisa berjalan kembali, Banu pun terpaksa berhenti di tempat POM tersedia yang kebetulan berada di depan matanya. Sambil menunggu antrian dan mengecek pelanggan temannya secara tak sengaja ada yang memberi peringatan kepadanya dibelakang
"jangan kesana , Bahaya mengintai mu" ucap gadis berambut cokelat bermata coklat tiba-tiba, Banu melongo.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!