"Lo suka sama tu cewek dit?" tanya Riko pada Aditya teman satu kelas nya yang dari tadi memerhatikan perempuan berambut hitam pekat dan berwajah natural sedang berbincang dengan teman nya di kursi sudut kantin.
"Dia polos,gue suka" aku Aditya yang dari tadi tidak melepaskan pandangan dari Hanum yang sedang meminum jus nya.
"Lo aneh! jelas-jelas Lita mau jadi pacar loe,dan siap ngangkang buat loe kapan aja loe mau tapi malah Elu tolak dit,Lita perempuan cantik,kaya dan berkelas sedangkan perempuan itu cuma polos doang, yang polos belum tentu masih perawan Dit"
"Emang Dita perawan?" tanya Aditya pada Riko
"Ya me-mang nggak perawan tapi setidaknya dia cantik Dit, nggak malu-maluin kalau di ajak jalan,kalau dia ya jelas harus permak dari 0 sedangkan Lita udah selesai di permak tinggal loe pakai doang"jawab Riko
"Gue nggak keberatan permak dia, justru yang orisinil gue suka" ujar Aditya santai
"Kalau gue jadi elu lebih milih Lita dari pada Dia"
"Terserah gue mau nya dia"tegas Aditya membuat Riko terdiam dan tidak bisa membantah ucapan Aditya.
"Nggak jelas lu" marah Riko
Aditya terus memandangi Hanum yang sedang asik berbicara dengan teman perempuan nya dan sesekali tersenyum membuat Aditya menggeleng kan kepala nya sendiri menatap senyum manis Hanum.
"Bisa gila gue kalau begini terus" batin Aditya
"Siang Beb, berdua aja" ujar perempuan bernama Lita tersebut, datang dan langsung menyandarkan kepalanya di bahu Aditya tapi Aditya segera menggeser tubuhnya dia tidak suka pada Lita yang terlalu agresif, Sudah tiga tahun ini Lita mengejar cinta Aditya dari awal mereka masuk kuliah tapi tak di hiraukan oleh Aditya dia hanya memerlukan Lita untuk bersenang-senang selebihnya dia tidak tertarik karena Lita sering terlihat berganti-ganti lelaki,dia mau saja di ajak jalan dengan lelaki kaya dengan alasan Aditya tidak memberikan nya kepastian bahkan Aditya tau kalau Riko juga sering membawa Lita ke hotel,ntah apa yang mereka lakukan di dalam kamar hotel berdua.
"Beb, deketan sini duduk nya aku kangen deh sama kamu" rengek Lita tapi tak di hiraukan Aditya dia terus saja memandangi Hanum membuat Lita cemburu.
"Jadi gimana keadaan ibu kamu Num?" tanya Vani sahabat baik Hanum
"Kemarin Zea bilang kalau ibu sudah mulai membaik tapi besok baru keluar semua hasil pemeriksaan nya Van,do'a in semoga baik-baik aja ya Van, sumpah aku takut banget kalau ibu kenapa-kenapa Van,cuma dia sama Zea yang aku punya" jawab Hanum dengan raut wajah sedih.
"Iya semoga baik-baik aja ya Num,oh ya kemarin ibu kost nyariin kamu Num,kenapa?"
"Mungkin masalah uang kos Van,memang dua bulan ini aku belum bayar masih minta keringanan,gaji semua nya sudah aku kirim ke Zea buat biaya mereka sama obat ibu" jawab Hanum pelan
"Van,di mana ya bisa dapat kerja tambahan buat bayar kost?"tanya Hanum
"Susah sekarang Num,pagi kamu kerja sampai sore,sore jadwal kita kuliah, kamu mau kerja malam, tapi kerja apa?" ujar Vani lagi
"Itu yang sedang aku pikirkan Van,kuliah kan cuma tiga hari dalam seminggu,kalau ada yang kerja dari jam delapan malam sampai jam sebelas malam Van aku mau"
"Gila Num,apa kamu sanggup?"
"Sanggup nggak sanggup Van,kamu tau sendiri kan biaya ku sekarang makin besar, kost aja sampai nunggak dua bulan untung semua baju nggak di buang sama bu Darsih"
"Iya juga ya Num,ntar aku pikirin deh"
Hanum anak pertama dari dua bersaudara adik nya sekarang sedang duduk di bangku SMA kelas tiga di kampung halaman nya,ayah Hanum sudah lama meninggal karena sakit, Dulu sebelum ke Jakarta Hanum yang membantu ibu nya berjualan setelah pulang sekolah karena mendapat kan bea siswa Hanum kuliah di Jakarta sambil bekerja dan tiap bulan nya dia selalu mengirim kan uang untuk ibu nya dan Zea,bukan Zea tidak mau meneruskan jualan dikampung tapi kini ibu mereka sakit-sakitan dan Hanum melarang Zea untuk keluar jika tidak ke sekolah,Zea hanya menjaga ibu nya di rumah.
Ingin rasanya Hanum membawa ibu nya ke Jakarta tapi mereka tidak punya tempat tinggal, Hanum hanya kost dengan satu kamar kecil dan tidak akan bisa menampung ibu beserta adik nya.
Terkadang rasa rindu keluarga membuat Hanum menangis sendiri tapi apa boleh buat dia harus tetap semangat menyelesaikan pendidikan nya agar bisa mencari pekerjaan yang bagus dan bisa membantu perekonomian keluarga nya agar lebih baik, apalagi masih ada Zea yang harus kuliah juga nanti nya.
"Kok murung gitu beb,ada masalah ya?" tanya Roni sambil memeluk tubuh Vani dari belakang dan mencium perempuan muda yang sudah menjadi sugar baby nya selama setahun ini.
Ya Vani selama ini menjadi simpanan om kaya,dia juga datang dari kampung tapi beda kampung dengan Hanum,Selama ini Roni yang sudah membiayai semua kebutuhan Vani,mulai dari kost, apartemen dan juga uang jajan Vani dan kebutuhan lain nya,Roni juga memiliki anak dan istri hanya saja istri Roni sakit-sakitan membuat nya harus mencari cara pelampiasan lain jika Roni jajan di luar dia takut tertular penyakit untuk itu dia mencari Sugar Baby dan jatuh pada Vani yang saat itu baru datang dari kampung,Vani memang sudah tidak perawan tapi rasanya masih sangat rapat menurut Roni hingga mereka menjalin hubungan sampai saat ini.
"Kamu butuh uang sayang,berapa? katakan pada Om "tanya Roni lagi setelah mereka melakukan aktivitas panas.
"Tidak om,bukan uang" jawab Vani sambil menggelengkan kepalanya.
"Lalu apa? bilang sama om,kalau om bisa bantu pasti om akan bantu kamu,jangan sedih! om nggak suka"
"Om ada teman ku yang butuh pekerjaan tapi dia cuma bisa bekerja malam dari pukul 8 sampai 11 malam" jawab Vani membuat Roni mengerutkan keningnya hanya Psk yang memiliki jam bekerja seperti itu menurut lelaki yang berprofesi sebagai pengusaha ini.
"Om ada tempat kerja nggak buat dia?" lanjut Vani
"Kalau di kantor pagi hingga sore sayang dan seperti nya tidak ada lowongan juga"jawab Roni sambil bangkit lalu mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi sedangkan Vani melanjutkan acara berbaring nya.
"Om mau pergi ya?" tanya Vani yang melihat Roni sudah keluar dari kamar mandi, biasanya jika begini Roni ingin buru-buru.
"Ya,om lupa kalau tadi ada janji dengan Daniel"
"Tapi aku masih kangen om"ujar Vani bangkit dengan tubuh telanjang dan mendekat pada Roni lalu memeluk tubuh sugar Daddy nya ini.
"Cup"Roni mengecup bibir Vani sekilas jika saja dia tidak keburu mengiyakan ajakan Daniel sudah pasti Vani saat ini tidak akan merengek begini.
"Maaf sayang,besok om datang lagi kamu akan om buat KO hingga tidak bisa kuliah, sekarang om pergi dulu ya jaga dirimu"pamit Roni
"Uang jajan nanti om Transfer" lanjut nya dan di anggukki Vani sambil tersenyum kecil.
Vani memang sudah terbiasa di buat begini oleh Roni, datang dan pergi sesuka hati tapi mau bagaimana lagi mereka punya perjanjian,Vani tidak boleh mengganggu privasi Roni dia hanya bertugas di ranjang untuk memuaskan sugar Daddy nya itu.
"Ting" notifikasi pesan masuk di ponsel Vani dan dia segera membuka nya sejumlah uang 15 juta masuk kedalam rekening Vani dari Roni.
"Lebih baik aku pulang ke kost saja"gumam Vani sambil menggenggam Ponselnya,Roni Sudah membelikan satu apartemen untuk Vani di mana mereka bebas melakukan hubungan suami istri tanpa takut di ganggu oleh siapapun tapi Vani lebih sering menghabiskan waktu nya di kost bersama Hanum sang sahabat.
****
"Ini ya bu dua bulan langsung saya bayar lunas!! jangan di tagih lagi sama Hanum ya" ujar Vani memberikan uang sejumlah 1500.000 pada ibu pemilik kost.
"Kenapa kamu yang bayar Van?"tanya ibu kost tersebut penasaran
"Tadi Hanum nitip dia takut kalau ketemu ibu langsung,habis nya ibu galak sih" canda Vani membuat ibu kost tersebut sewot.
"Bercanda bu, terima kasih ya"
Vani kasihan pada Hanum yang terlalu banyak beban hidup jadi di sengaja membayar kan kost Hanum sampai sahabat nya ini bisa mengumpulkan uang,Vani ingin mencari kan Hanum Sugar Daddy tapi Vani takut Hanum tersinggung apalagi Hanum masih perawan tidak sama dengan dirinya saat bertemu om Roni.
Vani segera berbaring di ranjang kecil nya, tubuh nya serasa lelah, Pekerjaan ini menyenangkan untuk Vani tapi juga memiliki resiko terkadang dia takut kalau ada orang yang melihat dia bersama Roni karena dia tau Roni memilih anak istri.
Seminggu berlalu Hanum yang setiap pergi kerja selalu mengendap-endap karena takut ketahuan ibu kost nya,Hanum belum menyadari kalau Vani sudah membayar kost nya.
"Num" panggil ibu kost membuat jantung Hanum berdegup kencang
"Maaf bu,saya mau cepat takut telat bu,nanti daya temui ibu ya sepulang kuliah" pekik Hanum lalu segera pergi membuat ibu kost nya kebingungan.
"Apa iya Hanum sebegitu takut nya pada saya"
"Kenapa bengong bu?" tanya Vani yang baru datang
"Nggak,itu si Hanum lari-lari begitu,apa dia marah ya sama ibu Van?"
"Mungkin! habis nya ibu nagih nya serem banget sih, nggak ada toleransi nya" canda Vani lagi
"Apa iya Van?"
"Iya bu,harus sedikit di kurangi bu galak nya biar awet muda,saya pamit dulu ya bu" ujar Vani segera pergi,pagi ini Vani ingin ke salon karena nanti malam om Roni meminta nya ke apartemen dan Vani harus tampil sempurna di mata om nya itu.
Sebenarnya Vani sudah jatuh cinta pada Om Roni tapi karena Om Roni memiliki istri dan dia mencintai istri nya membuat Vani hanya bisa gigit jari,lagi pula di perjanjian Vani hanya sebagai pemuas nafsu bukan istri siri atau ke dua.
****
"Saya minta maaf karena keadaan cafe ini semakin sepi jadi saya harus mengurangi karyawan dan salah satunya kamu Num,saya sudah memperhatikan cara kerja kamu satu bulan belakangan ini,kamu semakin sering telat Num dan kamu tidak konsentrasi dalam bekerja,ada saja keluhan pelanggan pada kamu" ujar pemilik cafe
"Tapi pak saya butuh pekerjaan ini" ucap Hanum sedih,jika dia tidak bekerja bagaimana nasib adik dan ibu nya di kampung apalagi ibu nya butuh biaya berobat.
"Sekali lagi saya minta maaf Num, saya juga bingung harus mengaji kamu pakai apa jika kamu terus bertahan di sini, kamu lihat sendiri kan pengunjung semakin sepi"
"Pak,ibu saya sakit dan adik saya butuh biaya pak, saya mohon beri saya satu kesempatan pak"
"Sekali lagi saya minta maaf Num hanya ini pesangon yang bisa saya berikan pada kamu,saya hanya bisa mendo'a kan kamu dapat pekerjaan di tempat lain"
"Saya juga minta maaf pak kalau cara kerja saya tidak memuaskan untuk bapak" ucap Hanum bangkit,dia mengambil amplop dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil barang-barang nya.
"Kamu kenapa sedih num?" tanya Dafa salah satu rekan kerja Hanum
"Aku di pecat Va"
"Di pecat?"tanya Dafa terkejut pasalnya dia cukup dekat dengan Hanum bahkan lelaki yang tua setahun dari Hanum ini juga menyimpan rasa pada perempuan bertubuh mungil ini.
"Iya,aku pamit dulu va,kalau ada salah selama kita kenal aku minta maaf Va" ujar Hanum sedih,satu tahun lebih dia bekerja di Cafe ini dan Hanum pun sudah mulai nyaman dengan pertemanan nya tapi sayang nya dia harus mengakhiri semua nya, Hanum akui satu bulan belakangan ini Hanum tidak fokus karena ibu nya sering sakit membuat konsentrasi nya pecah, apalagi Minggu ini ibu nya masuk rumah sakit tapi sekarang dia justru tidak bekerja akan makin banyak uang yang dia butuhkan.
"Aarrrgggh......cari uang di mana lagi" kesal Hanum sambil berjalan pelan di jalan raya.
"Tin...tin.....Tin...."
"Sial!!!" pekik lelaki tampan yang ada di dalam mobil mewah tersebut.
"Cari mati kamu" pekik nya lagi membuat Hanum terkaget.
"Biasa aja om, nggak usah pake otot dong" jawab Hanum ketus membuat lelaki tersebut menepikan mobil nya dan turun
"Biasa aja kamu bilang! kalau tadi kamu ketabrak gimana? siapa yang harus bertanggung jawab?"
"Ya om lah,kan om yang bawa mobil nya" jawab Hanum ketus
"Terus lecet nya mobil saya siapa yang mau ganti rugi?"
"Ya om juga lah kan om yang nabrakin,lagian nggak mungkin mobil om yang lecet ya pasti saya yang pingsan dong"
"Kamu ya!" tunjuk lelaki itu pada Hanum dengan kesal
"Apa? om mau apa?" tantang Hanum
"Anak baru kemarin sore kamu udah kurang ajar ya, nggak sekolah kamu?"
"Om nggak perlu tanya saya sekolah apa nggak,om nggak ngerti undang-undang berkendaraan ya,kalau di jalan raya nabrak orang ya jelas si penabrak yang harus bertanggung jawab penuh baik pengobatan mau pun uang sakunya"
"O...jadi kamu sengaja mau nabrakin diri kamu ya biar dapat uang saku? o...saya mengerti jadi ini modus kamu ya agar bisa dapat uang dari saya" tuduh lelaki itu
"Enak aja om kalau nuduh,mana ada perempuan secantik saya mau sengaja nabrakin diri nya,kalau cacat gimana? nggak laku nanti saya,siapa yang mau tanggung jawab?"
"Saya do'a in kamu benar-benar nggak laku"ketus nya
"Gila nih om-om sumpah nya" batin Hanum
"Enak aja om yang saya do'a in nggak laku"
"Saya udah punya istri jadi sumpah kamu nggak mempan" cibir nya
"Kalau gitu saya do'a in om jadi duda" ujar Hanum membuat lelaki itu terkejut dan bertambah marah,Hanum yang melihat ekspresi wajah lelaki itu mulai berubah segera lari.
"Hey perempuan gila jangan lari"pekik nya tapi Hanum tetap berlari kencang meninggalkan lelaki tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!