Aku baru seminggu di rumah mertuaku yg berdarah Minahasa blasteran Belanda
Kesan Eropa sangat kental pada model rumah mertuaku yg kerap di panggil Tn.William.
Aku sebetulnya kurang begitu setuju jika suamiku mengajakku ke sini
Terasa ada Aura aneh dalam tiap ruangan rumah ini.
"Nanti kan betah juga sayang,ini kan rumah kita juga", kata suamiku yg seolah faham akan rasa engganku bila hendak berkunjung ke Minahasa.
"Dirumah Papa kok agak serem sih bang, takutnya nanti anak2 yg dibikin sakit", ujarku sambil memandang wajah suamiku yg senyum senyum terus dari tadi.
"Nanti Abang yg kasi tau hantunya,agar mengungsi dulu ke hutan", kata si abang yg malah ngebanyol.
Aku sudah selesai packing semua pakaian dan perlengkapan ke 3 Anakku.
2 jam kemudian aku,suami dan ketiga anakku menuju bandara.
Tak memerlukan waktu yg lama,kamipun tiba di kota Manado,terus naik mobil ke Minahasa.
"akhirnya anak dan cucu2 opa sampai juga", sambut opa dengan wajah yg sangat bahagia .
"oma mana", tanyaku yg agak heran tak melihat oma,biasanya ia yg duluan menyambut kami dengan penuh kerinduan.
"0ma dikamar sudah seminggu sakit", kata opa dan menyuruhku masuk menemui oma yg terbaring sakit dengan wajah sendu.
"Oma sakit apa?", tanyaku lagi,ia hanya nenggeleng dan menciumku terus bang Charles dan ketiga anakku.
Semburat bahagia kulihat tergambar di wajahnya yg keriput.
"Charles,antar istri dan anak2 mu ke kamar 03 ya", sambil oma memberikan kuncinya.
Saat aku masuki kamar ini,terasa benar ada angin semilir yg agak aneh kurasa,tapi kucuekin aja,sesudah ganti baju ku rebahkan diriku di Ranjang kayu yg penuh ukiran ini.mungkin karna rasa capek,aku tertidur cukup lama.dalam tidurku kulihat ada gadis Cantik duduk di ayunan kayu yg ada diruang tamu.rambutnya terurai panjang,ia nengenakan gaun kuning yg sudah lusuh meskipun cantik tapi tidak terlihat ada aura kehidulan di wajahnya,justru ia sangat pucat.
Ia memandangi kami dengan tatapan yg sangat aneh seolah kami ada kesalahan,tiba tiba ada serdadu belanda yg masih sangat muda menyeretnya keluar dari rumah ini, ia dipukuli dengan laras senapan hingga mejerit jerit kesakitan.
Sungguh kusangat kasihan melihatnya dan
"Rina,bangun", suamiku membangunkanku karna tangisanku terdengar sampai di ruang tamu.
"kamu mimpi dikejar hantu ya,, yang?", Seperti biasa suamiku lenggodaku lagi,seolah tak pernah percaya kalau rumah ini menyimpan suatu misteri yg belum terpecahkan
Sorenya aku keluar di teras duduk2 menik.ati panorama alam minahasa yg masih alami .Anakku ikut ke hutan bersama ayahnya berburu rusa.
Entah kenapa mataku menangkap bayangan seorang gadis muda yg membuang sesuatu di tong sampah,wajah nya pias dengan tatapan mata yg kosong.
Lalu pergi begitu saja,baru akan kusapa ia sudah menghilang entah kemana.
Rasa hatiku terdorong ingin tau,apa sebenarnya yg dibuang gadis muda itu,ternyata hanya secarik kertas yg sudah lusuh,aku sebenarnya tidak suka terlalu condong ke urudan orang lain.kali ini benar benar kepo.
Kertas lusuh itu kubuka dan kubaca
Aku tak meminta apapun dari William hanya pertanggung jawaban saja dari janin yg kukandung tapi ku malah disiksa dengan keji dan dikubur hidup hidup dalam kamar 03.
Tolong kebumikan aku selayaknya manusia.
untuk sesaat ku terbawa pergi oleh lamunanku yg seolah membawaku ke zaman belanda.
Betapa biadab masa lalumu wahai bapak mertuaku.
sudah kuduga gadis misterius yg selalu menampakkan dirinya dirumah ini adalah Arwah penasaran yg dibantai secara bidab dan keji oleh mertuaku yg di waktu muda memiliki kekuasaan penuh disini
Harta,takhta dan wanita
Adalah 3 hal yg pernah menguasai hati mertuaku yg hanya memandang sebelah mata wanita pribumi.
"kok diem terus yang?", suamiku mencolek pipiku,inilah kehidupanku antara aku dan suamiku,sekalipun aku sudah berumah tangga 15 tahun dan punya anak 3, suasana hangat dan romantis masih tetap tercipta.
"Ayah,bisa gak mintain kunci kamar 02 ke oma", pintaku ke semua sambil menciumnya
"Sayaaang,disitu tiada apa 2 hanya barang kuno yg tak terpakai lagi,tp kalau mau liat liat,abang akan berikan", kata suamiku sambil beranjak menuju kamar oma.
Tidak susah meminta kunci ke oma,tokh ia tidak tau perbustan keji suaminya masa lampau,baginya opa adalah lelaki terbaik .
Pelan pelan kukunci kamar 02, kraaak terbuka walau agak susah membukanya,mungkin sudah lama tak dimasuki orang,nembustku ekstra hati hati.sial disini tak disediakan lampu jadinya kupakai senter yg sering dipakai opa keluar memantau kebun kalau malam.
Kamar itu sangat berantakan dan kotor,semua barang barang penuh debu,menurutku gak ada yg aneh kok disini.
Baru saja aku mau melangkah keluar dari sini,tiba tiba ada suara yg menyapaku.
" Mbak Riiin,,tolong lepaskan aku,aku terkubur disini", Kucari sumber suara itu tapi tak kutemukan.
Entah kenapa muncul keberanianku yg tak seperti biasanya,ku senter sekeliling kamar ini,,hingga sinar senter menangkap bayangan seorang wanita berdiri bersimbah darah,wajahnya rusak dengan isi perut yg terburai keluar membuatku bergidik ngeri.
Tangisannya membuatku tersentuh
kubaca ayat ayat suci Al qur'an agar terhindar dari rasa takut pada karin wanita ini.
Sesungguhnya ia hanya butuh pertolongan
"kembalilah ke alammu wahai wanita malang,aku berjanji kan mengurus pemakamanmu",setelah kuucap kalimat itu,sosok menakutkan itu hilang seketika dari hadapanku.
tapi aku bingung harus berbuat apa disini,tak mungkin bang charles percaya hal hal yg tidak masuk akal,apalagi setelah bang charles mengikuti agamaku.
Ia jauh lebih taat beribadah.
Apalagi ini menyangkut masa lalu opa yg telah berbuat aniaya pada wanita yg menjadi gundiknya.
Sungguh tak kuduga opa yg sekarang tua renta dengan kasih sayangnya ke kami ternyata seorang serdadu belanda yg kejam.
Opaa,kusapa Opa yg sedang duduk santai di kursi rotannya yg unik,sambil kupijit kedua bahu opa,ia tersenyum dan bertanya
"katakanlah nak,apa yg mengganjal hatimu selama disini?", tanya opa dengan senyumannya yg mendamaikan hati.
"0pa kok tau,,jangan2 Opa nih dulunya peramal", tambahku lagi sambil tetap memijit mijit pundak opa.
"Opa dulunya tentara yg sangat ganteng bsnyak dikejar wanita,tapi hati opa cuma tertambat pada omamu", jawab opa dengan tersenyum mengenang masa mudanya yg indah.
"Selain Opa,Siapa saja yg dulu tinggal di rumah ini", aku mulai mengorek informasi pada opa semoga bisa terhubung dengan kematian Marlina yg kerap menampakkan Arwahnya padaku
Kulihat opa menerawang jauh,seakan akan masuk ke masa lalunya,lalu ia menghela napas.
"Dulu Zaman Belanda berkuasa,ini sebuah markas tentara Belanda,yg di huni ratusan tentara belanda,sebagian ada yg membawa keluarganya,sebagian besar masih bujangan nak.", Opa bercerita lanjang lebar
"Panglima tertinggi disini Bapaknya Opa,beliau lah yg bernama William,tak heran jika nama itu terlanjur melekat di bibir masyarakat, hingga sampai saat ini kami disebut Keluarga William.
"Opa sejak kapan disini?", tanyaku lagi
"Opa dari umur 5 tahun nak di boyong kesini,3 tahun sebelum perang kemerdekaan indonesia", Opa mulai mengeluarkan semua kisahnya.
"Opa Maaf sebelumnya,,Rina ingin bertanya sesuatu tapi Opa jangan marah ya", kutatap mata opa sambil kucium tangannya .
"bertanyalah Nak,opa akan cerita sejujur2 nya", jawab opa dengan nada sungguh sungguh
"Marlina itu siapa 0pa?,sekali lagi opa mengatur napas dulu.
"Marlina itu,wanita penghibur yg di bawa pamannya opa dari jawa,ia bekerja di rumah bordill", jawab opa
"Wanita itu kemudian mengaku hamil dan mengakui bapaknya opa yg menghamili,entah benar atau tidak,opa tidak tau nak", jawab opa
"lalu wanita itu dinikahi atau gimana?", tanyaku lagi penuh selidik
"Opa tidak tau hal itu,karna beberapa hari kemudian wanita itu menghilang,mungkin pulang ke kampungnya", jawab opa terkesan biasa biasa saja.
Jawaban mulai kutemukan,tapi berhubung sudah sore dan harus masak,obrolan kusudahi dulu
Dari jauh ku lihat lagi sosok wanita berbaju kuning itu memandangku dengan rasa penuh harap,hatiku iba melihat wanita itu.
"Aku kan menolongmu wanita malang",bathinku.
Penjelasan Opa lumayan bisa mengarahkanku menolong arwah marlina yg mati penasaran,tapi menurutku masih banyak hal yg perlu ku korek dari cerita opa.
Opa,mertuaku yg menganggapku seperti anak kandungnya,kalaupun masih ada sekat yg membatasi,itu karna agama kami yg berbeda.
"Opa hari ini kumasakkan apa?", tanyaku saat opa mendekatiku yg sedang masak
"semua masakanmu bagiku enak rin?", kata Opa yg memujiku berlebihan.
"kalau menu eropa,erina mundur", sambil ku mengulek bumbu untuk bahan masak rendang kesukaan Opa.
"ahhh,Opa tidak cocok lagi menu eropa rin,Opa kan dari kecil hingga tua di negara ini", tambah opa lagi
Tak sulit sebenarnya beradaptasi dengan mertuaku yg separuh bule ini,mereka sangat pengertian tidak seperti kebanyakan mertua lainnya yg suka mencampuri urusan rumah tangga anaknya.
Apalagi oma,ia tidak banyak bicara.dan menu makan oma sangat simple cukup nasi,tahu dan tempe sangat jarang mau makan ikan apalagi daging.
Sayup sayup kudengar sinden jawa yg sangat merdu ada kesedihan mendalam dari pelantun sinden itu.
Tapi siapa yg melantunkan sinden sebagus itu disini rasanya aku jadi penasaran.
"Abang dengar gak suara sinden tadi,merduu benar", tanyaku ke bang charles saat kami makan bersama
"jangan terlalu berhalusinasi maa,itu mungkin cuma kaset", jawab suamiku dengan entengnya sambil menyuap nasinya.
Ferikha tiba tiba nyeletuk
"sinden itu cantik lo maa,tadi aku liat lagi duduk di ayunan belakang rumah", kata ferikha sambil tersenyum
"kalau aku liat ibu muda yg sangat cantik gendong bayi di bawah pohon kelapa sambil menina bobokkan anaknya,suaranya aslii kayak biduan", tiba tiba fero ikut nyeletuk
"ayo makan dulu baru ngobrol,lagian juga ikut2 an pada halu" sambung bang charles sambil ketawa.
Aku menduga pasti arwah marlina lagi yg begitu,kasian betul nasibnya.sudah dihamili tak mau dinikahi terus disiksa lagi dan dikubur hidup hidup.
Sebagai sesama wanita,dapat kurasakan bagaimana rasanya diposisi begitu.apalagi dalam keadaan hamil tanpa ada lelaki yg mau bertanggung jawab.
"pokoknya saya tidak mau tau,gugurkan kandunganmu", bentak seorang serdadu pada wanita yg menangis di depannya
"ta tapi tuan saya kan lagi hamil dan tuan yg menghamili saya", jawab wanita itu menunduk dan menangis sejadi jadinya.
"kau wanita murahan berani sekali minta dinikahi,kau bercermin dulu atau kutembak kepalamu", dengan bengisnya serdadu belanda itu menodongkan pistol ke kepala wanita hamil itu.
"ajudan bawa dan seret wanita ini keluar,kalau melawan tembak saja", perintah serdadu yg ternyata pemimpin disitu.
Dengan biadabnya para serdadu belanda itu menyeret wanita yg sedang hamil tua tsnpa rasa iba,si wanita berteriak teriak memski serdadau yg telah menghamilinya.
"Belanda keparat,kurang ajar,anjing kau", teriak wanita itu yg memancing kemarahan serdadu yg telah menghamilinya.
Ia ditendang bagian perutnya hingga mengeluarkan darah,belum puas menyiksanya,wanita itu diseret masuk kedalam suatu ruangan dan dorrrr!!
Ia ditembak hingga si wanita hamil lunglai dan dalam keadaan masih bernyawa,ia di ceburkan dalam sumur matii dan di cor dengan semen.
Sungguh penyiksaan yg betul betul tak berprikemanusiaan.
Ya Allah,ku seolah terjaga dari tidurku.apa yg kulihat ini,seolah terjadi nyata didepan mataku,inikah kronologi pembantaian arwah marlina?
Sungguh kejam dan tragis caranya di bunuh.
Tak terasa air mataku menetes membasahi pipiku.
Semoga Allah mengampuni dosa dosamu wahai wanita malang,aku berjanji akan mengurus ulang pemakamanmu yg lebih layak,,tenanglah di alam mu saudariku..
Keesokan harinya atas izin dari opa,akhirnya aku dan beberapa ustadz mengadakan prosesi pemakaman Marlina walau tak ada jasadnya lagi.
Semoga Sholat ghaib dan doa untuk arwah marlina bisa membuatnya tenang di alam sana dan diampuni segwla dosa dan kekhilafannya oleh Allah SWT
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!