Seorang pria begitu gagah dan tampan sedang menatap sebuah kiriman gambar ke nomer handphone nya, sudah hampir enam bulan dia terus di teror dengan foto foto tubuh wanita yang begitu seksi dan menggiurkan.
Pria gagah itu bernama Eduardo angkasa jaya, pewaris tunggal keluarga kaya raya yang berkuasa di negara ini.
''Siapa kamu sebenarnya?? Zavina Aleeza Tubuhmu begitu menggiurkan dan lebih menarik dari tubuh istriku, aku akan tunggu kedatangan kamu sesuai janji yang selalu kamu ucapkan. ''
gumam Eduardo sambil menatap fotonya.
Eduardo baru saja melakukan solo *** nya setelah dikirimi foto wanita itu pasti sesuatu berontak di tubuh intinya dan suara wanita itu selalu saja membuatnya panas dingin karena begitu seksi dan sensual.
Eduardo kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat terhenti dan dia kembali fokus saat ini hingga sebuah ketukan di pintu membuyarkan pekerjaannya.
Senyum Eduardo merekah saat istrinya memasuki ruangannya dengan membawa sebuah bungkusan berisi makanan seperti biasa.
Amanda Rawna istri dari Eduardo adalah seorang Dokter di rumah sakit internasional yang membuatnya sibuk karena dia di emban menjadi kepala Dokter di bagian bedah.
''Maaf sedikit telat Edwar, rumah sakit padat sekali pagi ini sampai siang. ''
ucap nya sambil menyajikan makanan di meja ruangan kerja Edwar.
''Kalau kamu sibuk jangan memaksakan untuk datang kesini, aku bisa makan sendiri. ''
ucap Edwar yang menghampiri dan duduk di samping istrinya.
''Cuma makan siang kita bisa bertemu, aku kan pulang telat terus dan saat kamu mau berangkat kantor, aku juga masih tidur jadi jangan larang aku yaa. ''
ucap Amanda dan Edwar hanya mengangguk karena dia juga memang rindu masa masa berdua dengan istrinya.
Keduanya makan di selingi obrolan obrolan ringan, hingga makanan habis Amanda pamit kembali ke rumah sakit dan Eduardo memilih melanjutkan pekerjaannya.
.
.
Di sebuah Hotel megah kota B seorang wanita sedang menatap hamparan jalanan yang begitu padat, setelah lima tahun dia baru menginjakkan kaki di kota yang penuh kenangan manis juga kenangan pahit untuknya.
''Jadi dia pewaris tunggal Angkasa jaya?? ''
tanya nya sambil meminum teh hangat yang ada di dalam genggamannya.
''Benar Nona, dua tahun lalu baru turun tahta setelah si pewaris menikah. ''
jawab asistennya dengan sedikit membungkuk.
''Bagaimana rumah yang aku inginkan?? Sudah kamu dapatkan?? ''
tanya nya kembali dan Asistennya terdiam.
''Maaf Nona masih dalam proses, satu minggu lagi rumah akan menjadi milik Nona beserta pengalihan nama pemilik atas nama Nona. ''
jawabnya dengan nada yang pelan karena di takutkan kalau Nona mudanya akan marah dan tidak menerima.
''Baiklah aku akan menunggu dan persiapkan, sekarang kita akan menemui Eduardo angkasa jaya. ''
ucap nya dan sang asisten langsung mengangguk lalu keluar dari kamar hotel milik nona nya.
Dialah Zavina Aleeza seorang gadis cantik yang terlihat memancarkan dendam di tatapannya, gadis yang dahulu terpaksa di bawa pergi karena kegilaan seorang wanita pada mendiang kekasihnya terdahulu.
''Amanda ......cukup lima tahun kamu bersenang senang, saat ini aku kembali untuk mengacaukan hidupmu, pusara dendam ini kamu yang memulainya Amanda. ''
gumam Zavina sambil menatap jalanan sore yang ada di hadapannya.
Zavina menyimpan gelas yang berisi teh nya lalu membawa tas selempangnya dan langsung berjalan menuju pintu untuk segera menuju lobi utama hotel dimana asistennya menunggunya.
Zavina saat ini menekuni usaha berlian dan property nya bahkan hotel tempatnya menginap saat ini pun milik pribadinya, Zavina bertekad menjadi sukses agar bisa mengalahkan wanita yang menghancurkan kehidupannya.
Zavina masuk kedalam mobil setelah asistennya membuka kan pintunya, Zavina duduk manis sambil mengirim pesan pada Eduardo yang selalu menolaknya, namun akhir akhir ini Eduardo menjadi lunak dan tidak segarang awal Zavina mengganggunya.
''Tunggu saja karena saya gak akan lama Davin. ''
ucap Zavina saat tiba di depan perusahaan dengan logo terkenalnya.
Zavina langsung masuk kedalam perusahaan tanpa menuju resepsionis karena dia sudah hafal dimana ruangan Eduardo, dia sengaja memperkerjakan mata mata di perusahaan Eduardo agar dapat celah masuk kedalam perusahaan tanpa hambatan seperti saat ini.
Zavina tersenyum saat keluar dari lift saat melihat pintu ruangan Eduardo, Zavina berjalan menuju pintu dan langsung membukanya.
''Sopan sekali kamu. ''
tegas Eduardo dengan lantang dan langsung beranjak sambil menatap ke arah pintu.
Eduardo melototkan matanya melihat seorang wanita yang selama enam bulan ini menerornya, bahkan membuyarkan semua konsentrasinya yang biasanya tenang menjadi buyar.
''Hai Eduardo......''
ucap Zavina dengan nada santai nya sambil menutup pintu ruangan kerjanya Eduardo dan menghampiri laki laki yang masih menatapnya penuh keterkejutan.
Seketika tubuh inti Eduardo langsung menegang, karena mendengar suara sensual dan memandang tubuh Gadis di hadapannya, sumpah demi apapun Eduardo ingin menerkam wanita di hadapannya.
Eduardo seketika tersadar dari lamunannya, saat Zavina berada di hadapannya, bahkan Zavina menekan bahu Eduardo agar duduk di kursi kerjanya Eduardo.
''Berani sekali kamu masuk kedalam ruangan saya, tanpa ijin dari pemiliknya. ''
tegas Eduardo dan Zavina hanya tersenyum sambil mengedipkan matanya ke arah Eduardo.
''Jahat sekali kamu itu Eduardo, aku datang karena ingin mengabulkan keinginan hati kamu, harusnya kamu kan senang karena aku bisa memberikan sesuatu yang kurang kamu dapatkan dari istri doktermu itu. ''
jawab Zavina sambil membelai dada Eduardo dan memainkan simpul dasi yang ada di leher Eduardo.
Eduardo langsung menepis tangan Zavina lalu berdiri sambil menatap tajam wajah cantik Zavina yang ada di hadapannya.
Zavina langsung mengecup singkat bibir Eduardo, lalu tersenyum berbalik dari arah Eduardo namun Zavina kembali berbalik.
''Aku hanya datang untuk menyapa kamu Eduardo, hanya sebentar saja dan besok aku akan kembali lagi menemui kamu. ''
ucap Zavina sambil berjalan dengan santainya keluar dari ruangan Eduardo.
Seketika Eduardo langsung mengeraskan rahangnya dengan kelakuan Zavina yang kembali membuatnya tak berkutik, Eduardo sangat geram karena Zavina langsung pergi tanpa membantunya.
''Arghh......dasar wanita itu, bisanya hanya membuat pusing. ''
geram Eduardo yang langsung menggebrak meja nya dan berjalan menuju kamar mandi untuk menenangkan inti tubuhnya.
Sedangkan Zavina saat ini sedang berjalan dengan wajah tegasnya, wajah manja yang di perlihatkan pada Eduardo seketika langsung berubah menjadi wajah dingin tanpa ekspresi.
''Langsung ke hotel saja Davin, saat ini yang hanya aku butuh adalah istirahat. ''
ucap Zavina saat masuk kedalam mobil dan asistennya langsung mengemudikan mobilnya.
''Baik Nona. ''
jawab Davin patuh.
Selangkah lagi dia akan mencapai tujuannya, saat ini dia ingin melihat wajah dari wanita yang begitu di bencinya, bahkan air matanya selalu menetes hanya dengan mendengar namanya di sebutkan.
.
.
Bersambung.......
Hai kakak kakak semuanya, ikuti ceritanya Pusara Dendam yaa karena di cerita ini akan di adakan Give away memperingati perjalanan saya selama 1000 hari di temani Noveltoon.
Hanya dengan mendukung saja dan pemenang top Fans teratas akan di berikan hadiahnya, yuuk ikuti ceritanya jangan lupa, tambahkan ke pavorite, like, komentar, hadiahnya juga dan vote yaa.
Terimakasih .......
Tiba di kamar hotelnya, Zavina langsung merebahkan tubuhnya di ranjang sambil menatap langit kamar hotelnya, dia terpaksa menjadikan Eduardo sebagai alat balas dendam nya karena hanya Eduardo yang bisa menghubungkan dia dengan musuhnya.
''Aku sebenarnya lelah Daren tapi melihat wanita itu baik baik saja membuatku kembali sangat muak dan ingin menghancurkan wanita itu, Daren bantu lancarkar aku dari sana yaa. ''
ucap Zavina sambil meneteskan air matanya.
Pintu kamar Hotel Zavina di ketuk dan Zavina langsung beranjak untuk membukanya, ternyata asistennya yang datang.
''Nona......rumah sudah menjadi milik Nona dan besok sertifikat kepemilikannya sudah ada di tangan Nona, mau pindah sekarang atau menunggu selesai persiapan rumahnya?? ''
jelas Davin dan membuat Zavina tersenyum senang mendengarnya.
''Persiapkan dulu rumah nya baru saya akan menempatinya. ''
jawab Zavina dan Davin langsung mengangguk lalu pamit keluar dari kamar hotel milik Zavina.
Zavina benar benar bahagia karena rumah itu menjadi miliknya, lain dengan Eduardo yang sedang terdiam di rumahnya.
Seperti biasa Eduardo pulang tapi istrinya belum pulang dan kadang tidak pulang, Eduardo pun mengerti karena pekerjaan sebagai kepala Dokter bedah sangat membuatnya sibuk.
''Sedang apa wanita itu?? Tumben belum menerorku hari ini. ''
gumamnya saat melihat handphone nya senyap.
Eduardo memberanikan diri menghubungi terlebih dahulu namun sayang sekali, Zavina tidak mengangkat panggilannya dan membuat Eduardo prustasi.
''Wanita itu benar benar sangat mengganggu sekali, giliran di hubungi susah sekali. ''
geram Eduardo dan langsung beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
.
.
Pagi hari menjelang di kediaman Eduardo......
Eduardo terpaksa membuka matanya karena merasakan sentuhan di inti tubuhnya dan ternyata Amanda sang Istri sedang memanjakan kejantanannya.
Eduardo ingat semalam saat dia meminta di layani oleh Amanda, Amanda menolak beralasan lelah bekerja dan Eduardo pun memakluminya dan membiarkan sang istri beristirahat.
Namun saat ini Eduardo sedang merasakan sebuah rasa yang dalam dan sulit di artikan dengan kata kata, Eduardo menarik kepala Amanda dan membalikkan tubuh Amanda.
Pagi itu akhirnya Eduardo mendapatkan hak nya dan Amanda melayaninya dengan senang hati karena merasa bersalah semalam menolak ajakan suaminya.
Dua jam kemudian Eduardo mengakhiri permainannya yang membuat Amanda langsung terlelap karena kelelahan, Eduardo memilih membersihkan tubuhnya dan menuju kantor karena amunisi nya sudah full sekarang.
.
.
Pagi ini senyum di bibirnya Eduardo begitu merekah, dia bahagia karena mendapatkan amunisi dari sang Istri yang sudah lama tidak di dapatkannya.
Semua berjalan lancar sampai siang hari namun sebuah pintu terbuka membuatnya menggeram kesal, senyum wanita yang semalam dia hubungi begitu merekah menghampirinya setelah pintu tertutup.
''Keluar dari ruangan ini sebelum aku panggilkan keamanan untuk menyeret kamu. ''
ucap Eduardo dengan nada tegasnya namun wanita di hadapannya hanya tersenyum.
Zavina langsung bersandar di meja kerja Eduardo sambil melipat tangannya, dia menatap wajah Eduardo yang memancarkan kemarahan.
''Aku akan membuat kamu menghilangkan kemarahan, beri aku waktu beberapa saat. ''
ucap Zavina sambil berjongkok tepat di depan Eduardo.
Zavina mulai membelai dada bidang Eduardo dan sengaja memberikan rangsangaan agar Eduardo terbawa suasananya, Eduardo tidak bergeming dan diam saja menikmati apapun yang Zavina lakukan.
''Sial tubuhku tudak bisa menolak nya lagi. ''
geram Eduardo yang memang ingin mengenyahkan Zavina namun tubuhnya malah menerima perlakuan Zavina.
Zavina tersenyum dan langsung membuka sesuatu yang tertutup sempurna, berhasil terbuka dan membuat Eduardo tersentak karena inti tubuhnya di manjakan oleh Zavina, bahkan Amanda pun kalah oleh perlakuan Zavina.
Beberapa menit Zavina melakukannya dan langsung berhasil memuntahkan lahar hangat yang ada di tubuh inti Eduardo.
''Eduardo......kamu kalah sayang, ayo bandingkan dengan istrimu. Mana yang paling membuat kamu puas?? ''
ucap Zavina sensual sambil mengelap mulutnya dengan tissu yang ada di samping meja Eduardo.
Eduardo tidak beraksi dan dia hanya diam karena tubuhnya masih menikmati pelepasan singkatnya, walaupun dengan mulut tapi dia benar benar melepaskan semua penatnya.
Eduardo langsung tersadar saat terdengar suara Amanda yang ada di depan pintu, tangan Eduardo reflek menekan kepala Zavina yang berjongkok di hadapannya.
''Kamu kenapa Edwar?? Kenapa wajahnya kaget seperti itu?? ''
tanya Amanda yang heran melihat raut wajah Eduardo yang kaget melihatnya.
''Ayo kita makan siang, aku sengaja menyempatkan diri sebelum ke rumah sakit. ''
ucap Amanda kembali karena Eduardo hanya diam.
Zavina langsung terdiam merasakan sakit di dadanya, mendengar suara wanita yang dulu membuatnya terpisah selamanya dengan orang yang sangat di cintainya.
''Kurang ajar, aku disini kesusahan mereka malah asik bertamasya. ''
geram Zavina saat mendengar suara tawa Amanda dan Eduardo.
''Malam ini aku akan telat pulang, kamu duluan saja tidur jangan menungguku. ''
ucap Amanda sambil merapihkan bekas makannya.
''Manda bisa tidak kamu lebih fokus dengan pernikahan kita, tiga tahun kita menikah tapi kamu tidak berubah dan mementingkan karir kamu. ''
ucap Eduardo dan berhasil membuat Amanda langsung menggeram kesal.
''Eduardo pliis jangan mendebat lagi aku malas. ''
jawab Amanda sambil berjalan menuju pintu dan membantingnya.
''Akhhh..... selalu saja seperti itu maunya dasar wanita egois. ''
geram Eduardo sambil mengacak rambutnya.
Eduardo terdiam sebentar dan langsung kembali berjalan menuju kursi kebesarannya, dia tidak menyadari kalau Zavina masih duduk di bawah kolong meja nya karena Zavina masih diam merasakan sakit di dadanya yang belum menghilang.
Eduardo pun sama dia tidak menyadari kalau Zavina ada di bawah kakinya.
Beberapa saat kemudian Zavina sudah baikan dan langsung menepuk paha Eduardo yang berhasil membuah Eduardo tersentak kaget.
''Astaga Zavina kamu masih di bawah sana?? ''
ucap Eduardo sambil membantu Zavina untuk keluar dari kolong meja nya.
''Kamu yang membuat aku di bawah sana harusnya kamu juga bawa aku keluar, kamu malah asik dengan wanita jahat itu. ''
ucap Zavina dengan nada kesal dan membuat Eduardo mengerutkan keningnya.
''Maksud kamu wanita jahat itu siapa?? Amanda?? ''
tanya Eduardo dan Zavina langsung menepis tangan Eduardo yang memengang bahunya.
''Zavina jawab aku, maksud kamu apa dengan menyebut istriku wanita jahat. ''
tanya kembali Eduardo yang belum mendapatkan jawabannya.
''Iyaa dia wanita jahat yang telah menghancurkan hidupku, aku menjadikan kamu alat untuk balas dendam yang akan menghubungkannya dengan wanita itu, PUAS kamu. ''
jawab Zavina dengan nada marahnya dan membuat Eduardo terdiam.
''Kamu gak akan bisa melakukan nya pada saya Zavina, ingat itu karena saya bukan alat kamu. ''
ucapnya penuh penekanan dan membuat Zavina langsung tersenyum mengejek.
''Kamu munafik Edwar, bahkan kamu sudah terbuai denganku dan dengan semua rencana ini kamu juga akan menyadari siapa wanita itu yang tidak pantas untuk di cintai siapapun, aku bertaruh dengan kamu kalau kamu akan tunduk padaku. ''
ucap Zavina dengan penuh keyakinan lalu berjalan keluar dari ruangan kerja Eduardo.
''Apa kesalahan Amanda padamu Zavina?? Hingga dendam kamu begitu membara padanya. ''
gumam Eduardo yang menatap pintu ruangan kerjanya tertutup.
.
.
Bersambung.......
Zavina berjalan menuju lobi utama perusahaan dan langsung masuk kedalam mobilnya saat asistennya membuka pintu untuknya.
''Davin.....semua selesai kan?? ''
tanya Zavina saat duduk nyaman di kursinya.
''Sesuai yang anda minta Nona, barang anda dari hotel semua sudah berada di rumah itu. ''
jawab Davin dan Zavina langsung tersenyum senang mendengarnya.
''Terimakasih Davin karena kerja keras kamu, saya mendapatkan rumah itu. ''
ucap tulus Zavina dan Davin tersenyum mengangguk.
Zavina saat ini sedang dalam perjalanan menuju rumahnya, Davin sampai heran mengapa Nona nya sampai bersikeras ingin rumah yang tidak begitu mewah namun sangat di inginkan oleh Nona nya, bahkan barang barang di dalam rumah pun di belinya.
''Nona apa yang membuat anda terobsesi dengan rumah itu?? Padahal anda bisa membeli istana megah kalau anda mau. ''
gumam Davin dalam hatinya sambil menatap Nona muda nya dari kaca spion di dalam mobil.
''Kamu sudah menemukan bukti perselingkuhan wanita itu kan Davin?? ''
tanya nya kembali dan Davin mengiyakannya.
''Foto beserta vidio nya sudah saya dapatkan Nona, mau saya perlihatkan?? ''
jawab Davin dan Zavina hanya berdecih menjawabnya.
''Kurang kerjaan sekali aku harus melihat wanita jahat itu, simpan baik baik karena itu akan menjadi alat yang akan aku gunakan nantinya. ''
ucap Zavina dan Davin langsung mengangguk.
Perjalanan akhirnya sampai, Zavina keluar dari mobil dan dia langsung terdiam melihat rumah yang dulunya sangat bersejarah, rumah penuh kenangan dengan orang yang sangat di cintainya.
''Daren maaf aku baru bisa mendapatkan rumah ini setelah sekian lama dan barang barang kamu masih aman. ''
ucap Zavina sambil melangkahkan kakinya menuju area rumah.
Zavina langsung berjalan menuju area belakang dan benar saja ayunan itu masih ada dan tidak berubah, air matanya seketika menetes karena mengingat kembali saat dahulu dia selalu menunggu Daren sambil duduk berayunan.
Zavina langsung menyusuri ayunan dengan tangannya, dia merasakan Daren hadir dan ada dekat dengannya, Zavina langsung tersadar saat Davin menghampirinya.
''Nona semua barang sudah saya simpan kedalam rumah, pelayan yang anda minta sudah datang. Apa anda membutuhkan sesuatu lagi?? ''
ucap Davin dan Zivana langsung berdiri dari duduknya.
''Kamu boleh kembali ke kantor dan besok saya akan mulai pekerjaannya, terimakasih Davin. ''
ucap Zavina dan Davin mengiyakannya.
''Kalau begitu saya permisi Nona, kalau ada sesuatu yang anda butuhkan segera hubungi saya. ''
ucap Davin dan Zavina mengangguk sambil tersenyum.
Zavina langsung berjalan memasuki rumah berlantai dua itu, ada tiga pelayan sudah menunggunya, dua wanita dan satu pria.
''Kalian bertiga sudah tahu kan pekerjaan untuk kalian?? Saya gak akan menjelaskannya lagi soalnya, silahkan nyamankan diri kalian di rumah ini, saya hanya ingin ketenangan. ''
ucap Zavina dan ketiga pelayan langsung mengangguk patuh.
Zavina langsung meminta bantuan pada kedua Bibi untuk membantunya membawakan koper ke kamar nya di lantai dua.
Rumah yang saat ini di tempati Zavina adalah rumah mendiang Daren kekasih hatinya, dia membeli rumah ini dari Ibu tirinya Daren yang seketika menguasai rumah dan menghak rumah ini.
Zavina dengan keteguhan hatinya meminta Davin membeli rumah itu dan setelah penantian dua tahun akhirnya rumah berhasil di dapatkan, rumah pun sedikit di renovasi agar terlihat lebih nyaman saat di tempati.
Zavina tidak menempati kamar mendiang Daren dan menjadikan kamar itu sebagai museum peninggalan Daren, semua barang barang Daren di simpan di kamar itu.
Saat asik memandang halaman belakang rumahnya, sebuah pesan masuk ke handphone nya dan ternyata sebuah pesan dari orang kepercayaannya yang memberitahukan semua akses nya sudah terbuka.
''Saatnya kita berpesta Eduardo. ''
gumam Zavina sambil mengganti pakaiannya dengan pakaian lebih santai.
Zavina meminta di antarkan ke kediaman Eduardo, hanya dua puluh menit akhirnya tiba dan Zavina langsung masuk kedalam pintu utama..
''Nona mau bertemu siapa?? Tuan dan Nyonya belum kembali. ''
tanya Sorang pelayan dan Zavina tersenyum.
''Saya kekasih Eduardo dan dia minta saya menunggu di rumah, sebentar lagi Eduardo kembali. ''
jawab Zavina dan membuat pelayan itu mengerutkan keningnya karena berani sekali fikirnya.
Zavina langsung masuk kedalam rumah dan duduk di ruang utama karena Eduardo sedang dalam perjalanan pulang sesuai prediksi.
Pelayan yang biasa pulang pukul empat sore pun akhirnya meninggalkan Zavina setelah melihat mobil Eduardo memasuki pekarangan rumah.
Eduardo tidak banyak bertanya dan pelayan juga tidak memberitahukan apapun padanya mengenai Zabina yang ada di dalam rumah, Eduardo memasuki rumah dan langsung menutup juga mengunci pintu rumahnya.
''Hay Eduardo......''
sapa Zavina dengan senyum manisnya dan membuat Eduardo melototkan matanya.
''Siapa yang mengijinkan kamu masuk?? Berani sekali kamu. ''
jawab Eduardo dengan nada marah nya namun Zavina hanya tertawa.
''Ckckck......beruntung sekali wanita itu mendapatkan istana semewah ini. ''
ucap kesal Zavina sambil berdecak menatap ke arah Eduardo.
Zavina langsung menghampiri Eduardo dan membawa Eduardo duduk di sofa ruangan utama rumahnya, Zavina langsung mencium bibir Eduardo membuat Eduardo langsung membalasnya tak kalah rakusnya, tangan Eduardo langsung meremas apapun yang di jangkau tangannya.
Zavina langsung melepaskan pelukan dari Eduardo dan membuat Eduardo langsung menatap dengan tatapan sulit di artikan.
''Sabar dan santai Edwar, aku akan memberikan tubuhku asal kita melakukannya di kamar dan di atas ranjang kamu berasama istri kamu, bagaimana?? ''
ucap Zavina dan membuat Eduardo menatapnya tajam.
''Jangan mimpi kamu Zavina, aku gak akan mengabulkan permintaan kamu yang konyol itu. ''
jawab Eduardo dengan nada kesal nya dan membuat Zavina terbahak.
Zavina menghampiri Eduardo dan membelai dada bidang laki laki itu yang sudah terbuka atasannya namun Eduardo menepis tangan Zavina.
''Jangan seperti ini Zavina, kamu akan membangunkan iblis dalam diri saya kalau kamu tetap seperti ini. ''
tegasnya setelah menepis tangan Zavina yang membelai dada bidang polosnya.
''Akan aku kasih tahu sebuah rahasia sama kamu, kabulkan permintaan aku Edwar untuk bermain di atas ranjang di dalam kamar kamu yang biasa di pakai olehmu dan istrimu, Aku masih virgin dan semua tersegel tanpa operasi, semua akan aku kasih kamu asal kita main di atas ranjang kamu. ''
ucap Zavina sambil mengusap dada bidang Eduardo tanpa perlawanan.
''Aku gak sudi lebih baik pergi dari rumah ini sebelum aku melakukan sesuatu padamu yang akan membuat kamu rugi. ''
ucap Eduardo yang menolak ajakan Zavina dan Zavina pun menghela nafasnya lalu beranjak membawa tas nya untuk segera keluar dari kediaman Eduardo.
''Zavina kamu benar benar mempermainkan aku, aku gak sudi membawa kamu ke atas ranjang aku dan Amanda. ''
gumam Eduardo sambil beranjak menuju kamar nya untuk membersihkan tubuhnya.
.
.
Bersambung......
Hai kakak kakak semuanya tetap dukung ceritanya yaa karena ada give away nih bagi pemenang top fans teratas, saya akan memilih tiga teratas yaa dan hadiahnya nanti akan saya umumkan, pokonya selalu ikuti ceritanya, like, komentar, voute, hadiah nya juga saya tunggu dan jangan lupa tambahkan ke pavorite agar bisa menerima laporan update terbaru ceritanya.
TERIMAKASIH......😘😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!