NovelToon NovelToon

PELAKOR

Rubella

Rubella Warles, sosok wanita cantik yang mempesona dan terkenal di kalangan para petinggi perusahaan lainnya. Di usianya yang ke 21 tahun ini dia sudah memiliki banyak kekayaan, Rubella sendiri hidup seorang diri tanpa keluarga.

Kedua orang tuanya sudah membuangnya sejak dulu karena saat dirinya masih kecil, dia mengalami penyakit aneh di tubuhnya yang membuat kedua orang tuanya jijik padanya.

Di umur yang ke 4 tahun, Rubella hidup di jalanan selama hampir satu tahun. Dia bertahan hidup dengan mencari makanan di tempat sampah, tidur di jalanan dan sakit tanpa ada seorang pun yang peduli.

Hingga akhirnya, seorang wanita cantik datang padanya dan membawanya pulang. Dia adalah wanita yang memiliki banyak anak, banyak dalam artian bukan anaknya sendiri.

Tahun demi tahun Rubella di rawat dan di besarkan bahkan di berikan perawatan khusus hingga dirinya tumbuh menjadi sosok wanita yang sangat cantik dan di gilai banyak pria, namun Rubella tidak pernah merasa puas dengan hidupnya yang sekarang.

Madam Sonya atau yang kerap di sapa momy oleh Rubella merupakan seorang wanita yang memiliki klub malam terkenal di kota tersebut, banyak wanita cantik yang ada di kediamannya termasuk Rubella sendiri.

Karena sudah terbiasa hidup dengan Madam Sonya, Rubella pun mulai mengerti pekerjaan nya. Akan tetapi, entah kenapa madam Sonya tidak menginginkan hal itu dan membuat rencana agar Rubella tetap aman.

Seperti sekarang ini, Rubella datang menghampiri madam Sonya yang terlihat cantik meskipun usianya sudah tidak muda lagi.

"Momy." Panggil Rubella dengan merebahkan tubuhnya di atas kursi.

"Sudah tidur?" Tanya Madam Sonya dengan berjalan mendekati Rubella yang hanya mengangguk saja.

"Baguslah,kalau begitu kau pun harus istirahat. Besok, ada seseorang yang ingin bertemu dengan mu." Ucap Madam Sonya dengan tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi. Selamat malam Mom." Senyum Rubella dengan mencium pipi madam Sonya yang hanya menggelengkan kepalanya saja.

Sudah tidak heran jika para wanita yang ada di sana melihat kedekatan Rubella dengan madam Sonya, bahkan mereka mengira bahwa Rubella adalah anak dari madam Sonya yang asli padahal kenyataannya tidak begitu.

Rubella merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang terlihat mewah dan besar, dia menatap langit-langit kamarnya yang terlihat redup karena baru saja ia matikan lampunya.

Tok tok tok tok

"Masuk." Balas Rubella dengan memejamkan matanya.

"Bella, madam Sonya menyuruhku untuk membawakan ini untuk mu." Ucap seorang wanita yang berambut merah dengan pakaian seksinya.

"Baiklah, simpan saja di atas meja." Ucap Rubella dengan melirik temannya yang tak lain adalah Meysa.

"Oke, kau menemani berapa orang hari ini?" Tanya Meysa yang duduk di samping ranjang Rubella.

"Hanya 2, kau sendiri?" Tanya Rubella dengan melirik Meysa, wanita yang usianya di bawah Rubella.

"Aku 4, tubuhku terasa mati rasa sekarang." Keluh nya dengan memperlihatkan luka di tubuhnya, luka bekas percintaan nya.

Rubella terkadang merasa kasihan kepada mereka, akan tetapi itu adalah keinginan mereka sendiri yang menginginkan uang besar dalam jumlah singkat. Meskipun madam Sonya memiliki banyak wanita lain, akan tetapi tidak sembarang orang yang bisa masuk kesana dan menjadi anaknya, banyak pelatihan khusus untuk mereka.

Setiap bulannya, mereka juga akan mendapatkan perawatan dari dokter ternama dan pemeriksaan kesehatan agar tidak tertular penyakit yang tidak diinginkan.

Rubella sendiri merasa beruntung karena dirinya belum pernah merasakan hubungan badan seperti mereka, akan tetapi untuk ciuman dia sering melakukannya dengan orang yang menyewa dirinya.

"Aku dengar, ada seseorang yang ingin bertemu dengan mu besok. Aku rasa, itu adalah bisnis yang luar biasa." Ucap Meysa yang membuat Rubella membuka matanya.

"Entahlah, aku sendiri tidak tahu." Jujur Rubella dengan bangkit dari tempat tidurnya.

Rubella berjalan mendekati meja dan membuka kotak yang sebelumnya di bawa oleh Meysa, terlihat sebuah gaun merah yang indah dan mewah, bahkan ada beberapa perhiasan juga di sana.

Meysa yang melihat itu langsung berbinar senang, akan tetapi dia tidak bisa melakukan apapun karena menurutnya Rubella adalah anak dari madam Sonya sendiri sehingga hal tersebut sudah tidak aneh bagi seorang ibu yang memberikan hadiah pada putrinya.

"Aku akan tidur, sepertinya besok adalah hari yang melelahkan." Ucap Rubella dengan menghela nafas berat dan kembali menyimpan pakaian tersebut di tempatnya, sebelum akhirnya dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Baiklah, selamat tidur Bella ku sayang....." Pamit Meysa dengan gaya andalan nya, Rubella yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya saja sebelum akhirnya tertidur pulas.

•••

Terlihat seorang wanita setengah baya yang nampak tegas dan berwibawa tengah duduk di sebuah private room yang di pesannya itu, Rubella yang datang sedikit terlambat hanya bisa mengandalkan kemampuan nya itu.

Langkah demi langkah Rubella berjalan mendekati sosok wanita itu, Rubella tersenyum dan menundukkan sedikit kepalanya.

"Mohon maaf nyonya, saya sedikit terlambat." Ucap Rubella dengan tersenyum.

"Duduklah." Tegas wanita itu yang menyuruh Rubella untuk duduk di salah satu kursi yang ada di depannya.

"Baik, terimakasih nyonya." Senyum Rubella lagi.

Wanita itu menatap Rubella dengan tatapan yang menilai, sebelum akhirnya dia mengangguk puas dan langsung memberikan sebuah dokumen pada Rubella.

"Maaf?" Tanya Rubella yang nampak tak mengerti dengan itu semua.

"Saya sudah mendengar banyak tentang mu, saya ingin kau lakukan sesuatu pada putra saya agar dia meninggalkan istrinya!" Tegasnya.

"......." Rubella terkejut namun dia berusaha untuk tetap tenang, dia mulai membaca dokumen tersebut yang memperlihatkan berapa banyak uang yang akan ia dapatkan jika dirinya sudah berhasil memisahkan mereka.

"Jika kau merasa kurang, kau bisa mengatakan nya sekarang." Ucapnya lagi dengan tegas dan angkuh.

"Tapi sebelumnya saya mohon maaf jika lancang, apa alasan nyonya melakukan hal ini?" Tanya Rubella yang sangat penasaran.

"Wanita yang bersanding dengan putra saya sangatlah tidak sepadan! wanita miskin sepertinya sangat tidak cocok menjadi menantu keluarga Zaksario." Ekspresi nya terlihat marah dan tak senang, Rubella terdiam lagi. Ini sangat sulit tapi dia tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

"Saya akan memikirkannya lagi, nyonya. Memisahkan dua orang yang saling mencintai sangat sulit, say...."

"1 apartemen elit dan mobil sport keluaran terbaru untuk mu jika kau menyetujui nya sekarang." Ucapnya dengan memotong ucapan Rubella.

"Nyonya, saya perlu memik....."

"Cek 1 Milyar untukmu, jika kau mengatakan ya sekarang." Wanita setengah baya itu mengeluarkan cek nya dan di simpan di hadapan Rubella yang memijat pelipisnya yang terasa pusing.

"Baiklah, saya akan menyetujui nya sekarang tapi untuk berjaga-jaga saya tidak akan mengambil semua ini kecuali pembayaran di awal seperti yang telah di sepakati. Bagaimana?" Tanya Rubella dengan serius.

"Baiklah, untuk kedepannya saya mohon kerjasamanya. Nona Rubella." Ucap wanita itu dengan menyodorkan sebelah tangannya untuk berjabat tangan dengan Rubella yang saat itu juga langsung membalasnya.

"Dengan senang hati, Nyonya Zaksario." Senyum Rubella.

Pulang

Satu malam penuh Rubella mencari tahu tentang Sergio dan istrinya, semuanya akan ia ingat dengan jelas agar pekerjaannya cepat selesai. Nyonya Samantha yang merupakan seorang Presdir di perusahaan Zks'company langsung memperkerjakan Rubella di kantor sebagai sekertaris kedua Sergio.

Padahal, yang Rubella tahu bahwa Sergio tidak pernah suka ada wanita yang berada di dekatnya selain nyonya Samantha dan istrinya, Hanan. Akan tetapi, Rubella hanya menurut saja pada nyonya Samantha.

Meskipun hal tersebut terdengar sulit karena dirinya harus bekerja sebagai seorang sekertaris, akan tetapi Rubella sedikit mengerti tentang pekerjaan nya itu. Karena itulah dia tidak terlalu memusingkan pekerjaan sampingan nya, karena pekerjaan utamanya adalah memisahkan pasangan suami istri tersebut.

Malam ini, Rubella pergi ke mansion utama milik madam Sonya, di sana banyak sekali wanita yang cantik dan menggoda akan tetapi Rubella sudah tahu dengan mereka semua yang usianya masih belum genap di 20 tahun.

Di dekat kolam renang, Rubella melihat madam Sonya yang sedang berbincang dengan seorang laki-laki. Rubella tahu siapa laki-laki itu karena laki-laki tersebut sering datang kesana hanya untuk bersenang-senang, dan lagi dia juga sudah menjadi pelanggan tetap di sana.

"Mom." Sapa Rubella dengan mencium kedua pipi madam Sonya.

"Bella sayang, ada apa kemari? Bukannya kau harus istirahat ya?" Tanya madam Sonya dengan mempersilahkan Rubella untuk duduk di sampingnya.

"Aku tidak bisa tidur, karena itulah aku kemari." Jujur Rubella dengan tersenyum, dia melirik sosok laki-laki itu yang tengah menatapnya.

"Apa?!" Ketus Rubella.

"Ternyata masih galak, ku kira kau sudah berubah." Balas laki-laki tersebut dengan tersenyum kecil.

"Cih, jangan terlalu kasar. Meysa sering mengeluh kesakitan setiap habis bermain dengan mu, jika kau suka maka nikahi saja dia." Tegas Rubella yang membuat Henry terdiam dan menundukkan kepalanya.

"Bella." Ucap madam Sonya dengan melirik Rubella yang hanya menunjukkan cengiran nya saja, dengan cepat Rubella merangkul lengan madam Sonya agar tidak di marahi.

"Momy, aku mau wine. Bolehkan aku membawanya ke apartemen?" Tanya Rubella dengan penuh permohonan.

"Tentu saja boleh, kau bisa membawa sebanyak mungkin. Akan tetapi, untuk sekarang tidak di perbolehkan! Kau harus bekerja besok....!" Tegas madam Sonya yang membuat Rubella cemberut.

"Kau kerja, Bell?" Tanya Henry.

"Ya, kenapa?" Tanya Rubella jutek, hal itu karena Rubella tidak suka dengan Henry yang terlihat bodoh!! Bodoh dalam artian tidak mau berusaha, Rubella tahu bahwa Henry menyukai Meysa. Akan tetapi, entah karena apa Henry tidak membawa Meysa keluar dari sana dan menebusnya dari madam Sonya.

Padahal, Henry berasal dari keluarga terpandang dan memiliki perusahaan besar di kota.

"Tidak apa-apa, kalau begitu berarti Meysa tidak ada teman disini?" Tanya Henry penasaran.

"Teman? Banyak, mereka semua baik-baik saja disini. Meskipun terlihat tidak suka, akan tetapi kami semua saling menjaga satu sama lain. Benarkan mom?" Tanya Rubella pada madam Sonya yang sedang menghisap rokoknya.

"Benar sekali, jika kau meragukan keselamatan anak-anak ku maka kau salah besar tuan Henry. Karena hanya aku yang tahu dan paham dengan kondisi mereka semua...." Jelas madam Sonya dengan puas.

"Syukurlah kalau begitu." Lega Henry.

"Kalau begitu, aku pergi ke kamar dulu. Ada beberapa barang yang tertinggal...." Ucap Rubella dengan tersenyum dan segera pergi dari sana.

Rubella berjalan di lorong mansion yang terlihat mewah, jika kalian bertanya-tanya kenapa Henry ada di mansion sedangkan bar milik madam Sonya ada di belakang itu karena Henry merupakan tamu VVIP, jadi dia bisa datang kapan saja dia mau.

Sepanjang jalan, banyak yang menyapa Rubella bahkan ada yang menawarkan banyak sekali minum dan yang lainnya namun Rubella hanya bisa menolaknya karena besok dia harus pergi bekerja, lebih tepatnya menjalankan misi.

"Bell." Panggil seseorang dengan tersenyum lebar.

"Wulan? Kau mau pergi kemana?" Tanya Rubella penasaran, dia sedikit heran saat melihat Wulan yang datang dengan pakaian formal nya.

"Itu, aku akan menikah. Rekan tidur ku sudah melamar ku, meskipun dia tidak terlalu kaya atau seperti bos lainnya akan tetapi dia sangat bertanggung jawab padaku. Dia juga sudah menebus aku pada madam Sonya." Jelas Wulan dengan memperlihatkan jari manisnya yang terdapat sebuah cincin disana.

"Astaga, syukurlah. Aku ikut senang mendengarnya, momy ada di belakang. Dia sedang berbincang dengan Henry, kau datang saja kesana." Senyum Rubella.

"Tentu, kalau begitu aku pergi. Saat aku nikah nanti, kau jangan lupa datang ya...." Pamit Wulan dengan berlari kecil.

Rubella hanya melambaikan tangannya saja pada Wulan yang terlihat begitu senang, hal itu memang sudah biasa bagi mereka yang mendapatkan jodoh disana. Dan Wulan merupakan orang yang kesekian kalinya yang berhasil memikat hati para klien, yang Rubella tahu semua wanita yang tinggal dengan madam Sonya memiliki hati yang baik.

Mereka terpaksa melakukan pekerjaan ini karena ingin mencukupi kebutuhan hidupnya, tapi Rubella lebih senang dengan sikap mereka dari pada orang yang berpura-pura alim tetapi di belakang melebihi seorang ******.

Bukankah hal itu lebih menjijikkan lagi?

•••

Setelah mengambil beberapa barang yang ada di mansion, Rubella kembali pulang ke apartemen. Tapi sebelum itu, Rubella mampir terlebih dahulu ke sebuah restoran untuk mengisi perutnya.

Rubella memesan beberapa porsi makan dan juga dessert kesukaannya, tempat tersebut merupakan tempat yang pertama kali Rubella kunjungi dengan madam Sonya.

Madam Sonya memberikan sebuah Dessert dengan rasa mangga, sejak saat itu Rubella menyukai semua dessert yang memiliki rasa mangga.

Saat sedang asik makan, Rubella tak sengaja melihat sosok laki-laki yang beberapa waktu lalu dia gali informasi mengenai dirinya. Dan kini laki-laki itu malah duduk di meja yang berada di depan meja nya.

Terlihat tampan dan sempurna, otot tangan dan jari-jari nya begitu terbentuk dengan luar biasa, Rubella dalam beberapa detik terpesona oleh ketampanannya.

Hingga akhirnya mata mereka bertemu, sepertinya Sergio menyadari tatapan Rubella.

Tanpa sungkan, Rubella hanya tersenyum dengan menundukkan kepalanya sedikit. Dia kembali melanjutkan makannya dengan perasaan yang malu, bagaimana bisa dia ketahuan?

"Ahh maaf, apa anda baik-baik saja?" Tanya seseorang yang baru saja menyenggol dirinya, Rubella hendak ke kamar mandi namun hal itu justru terjadi.

Seorang wanita cantik dengan memakai dress selutut dan rambut panjangnya yang nampak indah kini berdiri di depannya, dia tak sengaja menumpahkan jus nya di baju Rubella.

"Tidak apa-apa." Ucap Rubella dengan tersenyum kecil.

"Aduh bagaimana ini, pakaian anda pasti sangat mahal bukan?" Ucapnya yang membuat Rubella tersenyum kecil.

"Tidak terlalu mahal jika di bandingkan dengan pakaian anda, nona." Ucap Rubella yang menatap Hanan, istri dari Sergio.

Dan ternyata memang benar apa yang di katakan nyonya Samantha, Hanan merupakan wanita yang selalu menganggap barang orang lain mewah sedangkan dirinya memakai yang lebih mewah.

Bertemu

"Ada apa?" Tanya Sergio yang baru saja datang dan berdiri di samping Hanan.

"Itu, aku tidak sengaja menumpahkan jus milikku hingga mengenai pakaian yang dia gunakan. Tolong belikan dia pakaian yang sama lagi ya, aku rasa pakaiannya sangat mahal." Ucap Hanan dengan merangkul lengan Sergio yang menatap Rubella.

"Tidak perlu, saya tidak semiskin itu untuk menerima ganti rugi dari anda nona. Untuk kedepannya, semoga anda lebih hati-hati lagi dalam berjalan. Karena sepertinya anda tidak bisa melihat dengan benar." Ucap Rubella dengan mengambil tasnya dan tersenyum lebar pada mereka berdua, sebelum akhirnya dia pergi dari sana.

Semua orang yang mendengar itu memang merasa aneh, tempat duduk Rubella tidak terlalu dekat dengan jalan dan jalan yang ada di sampingnya pun terlihat masih luas dan lebar tapi kenapa Hanan bisa menabraknya? Padahal Rubella baru saja bangkit dari kursi, aneh bukan?

"Sayang...." Ucap Hanan dengan pelan.

"Tidak apa-apa, ayo duduk." Ajak Sergio dengan merangkul pinggang Hanan yang langsung tersenyum sumringah.

Rubella yang melihat dari balik kaca hanya tersenyum kecil melihatnya, dia sangat menyayangkan pada Sergio yang harus memiliki istri seperti Hanan. Pantas saja nyonya Samantha tidak menyukainya, sepertinya dia harus semakin gatal lagi untuk kedepannya.

•••

Hari ini, Rubella akan pergi ke perusahaan Zks'Company. Pakaian yang di kenakan Rubella sangat cocok untuknya, rok pendek di atas lutut yang berwarna peach dengan kemeja putih yang memperlihatkan sebelah pundak dan tangannya, tak lupa rambut panjangnya ia gerai dengan indah.

High heels tinggi terlihat pas di kaki Rubella hingga membuat kakinya terlihat semakin jenjang.

"Selamat pagi, di manakah ruangan CEO?" Tanya Rubella pada resepsionis yang langsung menatapnya dengan tatapan yang berbeda-beda, mereka terlihat menatap Rubella seperti seorang mangsa saja.

"Apakah anda sudah memiliki janji temu dengan beliau? Beliau tidak bisa di temui sesuka hati anda." Balas salah satu resepsionis dengan ucapan yang tajam.

Mendengar hal itu, Rubella hanya tersenyum penuh kekesalan. Dia hendak mengeluarkan kartu namanya namun dia masih belum mendapatkan nya, lalu bagaimana?

"Rubella." Panggil seseorang.

Semua orang langsung menunduk hormat saat melihat keberadaan nya di kantor, wanita tersebut merupakan nyonya Samantha yang baru saja tiba.

"Selamat pagi nyonya." Sapa Rubella dengan menundukkan kepalanya.

"Pagi, ayo ikut saya." Ajak nyonya Samantha dengan tegas.

Tanpa membalas, Rubella segera berjalan di belakang tubuh nyonya Samantha yang mulai memasuki lift.

Setelah berada di dalam lift, nyonya Samantha menilai penampilan Rubella yang cantik dan juga aroma yang familiar.

"Kau sudah mempelajarinya dengan baik ternyata." Ucap nyonya Samantha dengan puas.

"Itu semua berkat data yang anda kirimkan nyonya." Senyum Rubella.

"Baguslah kalau begitu."

"Nyonya, semalam saya tidak sengaja bertemu dengan tuan Sergio dan nona Hanan di salah satu restoran yang ada di pusat kota. Sepertinya, saya tahu alasan anda kenapa tidak menyukainya." Jelas Rubella dengan menatap nyonya Samantha yang saat itu juga tengah menatapnya.

"Bukankah penilaian ku benar?" Tanya nyonya Samantha dengan tersenyum lebar.

"Tentu saja, jika saya menjadi anda pun saya akan melakukan seperti apa yang anda lakukan sekarang. Dia terlalu munafik....!" Cibir Rubella.

"Aku tahu, ayo masuk...." Ajak nyonya Samantha setelah pintu lift terbuka.

Disana, Rubella melihat dua orang laki-laki yang tengah menunggu kedatangan mereka berdua.

"Bella, dia sekertaris ku, Gerald. Dan dia Regan, sekertaris Sergio." Jelas nyonya Samantha yang membuat Rubella sedikit pusing.

"Maaf nyonya, jadi mereka tuan Gerald dan tuan Regan?" Tanya Rubella yang memastikan nama mereka berdua.

"Benar, mereka saudara sepupu Sergio dan keponakan ku juga." Jelasnya.

"Regan."

"Gerald."

Sapa mereka berdua dengan mengulurkan tangannya pada Rubella dengan tatapan yang penuh kekaguman, mereka berdua terlihat menyukai Rubella.

"Saya Rubella, kalian bisa memanggil ku Bella." Balas Bella dengan membalas jabatan tangan mereka berdua.

"Kalau begitu kau pun bisa memanggil ku Gerald." Ucap Gerald dengan tersenyum.

"Ya, aku pun sama. Panggil saja aku Regan." Balas Regan dengan tersenyum lebar hingga membuat kedua matanya tak terlihat.

"Kalau begitu, ayo masuk. Aku akan kenalkan kau pada Sergo, kebetulan di dalam ada istrinya." Bisik nyonya Samantha di telinga Rubella.

"Baik nyonya." Balas Rubella dengan tersenyum.

Mereka segera masuk dan yang pertama kali Rubella lihat adalah sosok Hanan yang terus mengganggu Sergio di tempat duduknya, Hanan terlihat tertawa bahagia karena berhasil mengisengi Sergio.

Namun, setelah kedatangan nyonya Samantha dan Rubella, senyum Hanan langsung menghilang dan kini Hanan hanya diam dengan menundukkan kepalanya saja.

"Sergio." Panggil nyonya Samantha dengan duduk di sofa, sebelum itu nyonya Samantha juga menyuruh Rubella untuk duduk di sampingnya.

"Ya mom?" Tanya Sergio dengan sedikit malas, dia segera menutup laptopnya dan berjalan mendekati nyonya Samantha.

Rubella dan Sergio saling tatap sebelum akhirnya Rubella tersenyum, hal itu dapat di lihat dengan jelas oleh Hanan yang langsung memegang tangan Sergio.

"Dia Rubella,  sekertaris kedua mu. Akhir-akhir ini Regan terlihat kesulitan mengurus perusahaan, terlebih kau juga terlihat malas sekarang setelah kedatangan benalu itu." Ucap nyonya Samantha dengan dingin.

"Mom!!" Kesal Sergio, di usianya yang sudah menginjak 31 tahun dia masih saja di atur oleh ibu nya.

"Tidak usah membantah! Jika kau tidak menyukai adanya wanita lain di samping mu, maka pekerjakan dia di kantor! Apakah dia mampu mengerjakan semua pekerjaan mu atau jutsru malah menghambat pekerjaan mu, Sergio." Ucap nyonya Samantha dengan suara yang menggelegar, Rubella yang berada di sampingnya langsung merinding saat mendengar bentakan nyonya Samantha.

"....." Sergio hanya diam dengan mengepalkan tangannya, dia melirik Rubella yang hanya diam sejak tadi.

"Bella, jika dia memperlakukan mu dengan kasar atau bahkan wanita nya itu bertindak seenaknya maka laporkan saja padaku. Aku tidak akan segan-segan menghukum nya....!" Ucap nyonya Samantha pada Rubella.

"Baik nyonya." Angguk Rubella.

"Ayo keluar, untuk urusan pekerjaan kau tanyakan saja pada Regan." Ucap nyonya Samantha yang pergi begitu saja.

Rubella menatap ke arah Sergio sebelum akhirnya menundukkan kepalanya dan segera menyusul kepergian nyonya Samantha yang sudah menghilang di balik pintu.

Di luar, Gerald dan Regan terlihat menunggu mereka berdua.

"Regan, kau ajari Bella mengenai tugas sekertaris. Jika terjadi sesuatu pada Bella karena wanita itu, katakan saja padaku." Ucap nyonya Samantha pada Regan.

"Baik bi." Patuh Regan.

"Kalau begitu aku pergi ke ruangan ku dulu, siang nanti kau datang ke sana. Ada sesuatu yang ingin aku katakan pada mu." Ucap nyonya Samantha dengan melirik jam tangannya.

"Baik nyonya." Angguk Rubella.

"....." Nyonya Samantha mulai menjauh dari sana dengan diikuti oleh Gerald setelah Gerald melambaikan tangannya pada Rubella.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!