" Hai, perkenalkan namaku Keyza Aldrian. Hari ini adalah hari pertama aku masuk di kampus Pelita." ucapnya.
" Kuliah di sini adalah impianku sejak lama, setelah melakukan proses yang panjang. Akhirnya aku bisa masuk ke kampus ini." tambahnya dengan melihat ke sekitaran kampus.
Tiba-tiba saja ada sebuah motor yang cukup kencang mengarah ke arahnya, Key hampir saja tertabrak oleh kendaraan itu.
" Mas, kalau bawak motor tuh pelan-pelan. Untungnya saya tidak tertabrak." teriak Key.
Pemuda itu pun langsung menghentikan motornya, dan kemudian ia pergi menghampiri Key.
" Suka-suka…" ucap pemuda itu yang terhenti ketika melihat wajah Key.
" Wah cantiknya dia." batin pemuda itu.
" Mas, mas…" panggil Key.
" Eh mau ngapain kau?" tanyanya.
" Aku nggak ada mau aneh-aneh ya mas, tadi sepertinya mas sedang melamun." jelasnya.
Tiba-tiba saja datang seorang perempuan, dan dia langsung menggeser Key dari posisinya. Kemudian perempuan itu langsung bergelayut manja di tangan pemuda tersebut, Key yang melihat hal itu. Ia pun merasa tidak nyaman, dan kemudian langsung pergi meninggalkan mereka.
" Hei tunggu." panggil pemuda itu, tetapi key tidak merespon dan langsung pergi saja.
" Udalah Rey, ngapain ngurusin dia. Mending sama aku aja." ucap perempuan itu, tetapi Rey justru pergi meninggalkannya.
" Gara-gara si Mia, aku jadi nggak bisa kenalan dengan perempuan tadi." batinnya dengan berjalan menuju motornya.
" Is aku ditinggal lagi, ini pasti karena anak itu." ucap Mia kemudian langsung pergi menghampiri Key.
" Woy." ucapnya dengan mendorong Key.
" Eh maaf, ada apa ya?" tanyanya dengan sopan.
" Aku sebel sama kau, gara-gara kau Rey jadi pergi." ucapnya dengan ada kesal.
" Maaf ya, Rey itu siapa?" tanyanya Ya memang tidak tahu.
" Perhatian semuanya, coba lihat anak ini. Dengan santainya ia bilang tidak kenal dengan Rey." ucap Mia dan membuat mereka menjadi sorotan perhatian.
" Saya memang tidak kenal dengan Rey." ucapnya dan menjadi sorotan perhatian.
" Kau anak semester berapa, Kenapa kau bisa tidak kenal dengan Rey?" tanya seorang pemuda bernama Niko yang baru saja datang.
" Saya masih mahasiswa baru, dan saya hari ini ingin registrasi ulang." ucapnya dan mendapat anggukan dari semua mata yang memandang.
" Pantas saja kau tidak mengenalnya, tapi mendengar kabarnya saja masa kau tidak pernah." ucap Niko dengan tatapan sinis.
" Maaf saya tidak pernah mendengarnya, saya bukan asli orang sini." jelas Key.
" Oke bisa dimaklumin, kalau begitu selamat bergabung di kampus Pelita. Semoga engkau betah di sini." ucap Niko kemudian pergi meninggalkan key dan Mia.
Setelah kepergianku, para mahasiswa dan mahasiswi yang tadi sempat menatap ke arah mereka. Kini Mereka pergi membubarkan diri, dan memilih untuk masuk ke dalam kelasnya masing-masing.
" Kalau begitu saya permisi dulu ya Kak, saya harus registrasi ulang." ucap Keyza dengan tersenyum, dan pergi meninggalkannya Mia.
" Dasar anak ini, ternyata kau anak baru. Lihat saja apa yang akan aku buat, dan aku yakin kau akan menyesal telah berbuat masalah dengan ku." batin Mia kemudian langsung pergi menuju ruangan kelasnya.
...----------------...
" Kasihan banget ya mahasiswa baru tadi, baru aja menjalankan kaki di sini. eh sudah dapat masalah dengan Mia, mudah-mudahan aja dia aman." ucap salah satu mahasiswi.
" Udahlah kita nggak usah ikut campur, bisa-bisa nanti kita juga kenak." balas temannya.
Berita tentang mahasiswi baru yang baru saja datang dan sudah membuat masalah dengan Mia, berita itu telah sampai di telinga Rey. Rey pun sudah mulai menebak kalau mahasiswa baru itu adalah perempuan yang ia temui tadi di parkiran, perempuan yang telah mencuri hatinya. Tetapi ia tidak dapat mengetahui namanya, dan pertemuan keduanya malah diganggu oleh Mia.
Rey pun mulai memikirkan nasib mahasiswa baru itu, Iya yang sudah tahu sikap dari Mia. Ia pun berusaha untuk mencari mahasiswa itu, karena ia tahu kalau ininya pasti akan membalas dendam. Walaupun di sini yang salah bukan lah masa baru itu, tetapi mahasiswa baru itu atau Keyza yang pastinya akan mendapat masalah.
Rey pun segera menuju tempat tongkrongannya, ia pun menceritakan kejadian tadi pagi kepada teman-temannya. dan mereka semua sepakat untuk membantu Rey, karena mereka tidak ingin nasib mahasiswa baru itu sama dengan nasib teman mereka.
Mereka pun pergi mencari keberadaan Keyza, mereka terus mengelilingi kampus. Hingga akhirnya Rey bertabrakan dengan Keyza, Rey pun langsung menarik Keyza untuk ikut dengannya.
" Mas kan mas yang tadi pagi." ucapnya.
" Shut, diam. Ada banyak orang yang sedang mencari mu." ucap Rey dengan menggenggam tangan Key.
" Maksudmu apa?" tanya Key yang memang tidak tahu menahu.
" Mia sedang mencarimu." ucapnya.
" Siapa itu Mia, atau jangan-jangan perempuan yang tadi pagi di dekatmu ya." tebak Key.
" Iya benar namanya Mia, lebih tepatnya namanya Miara Astika. dan yang perlu kau tahu, dia itu adalah anak dari salah satu yayasan kampus ini." ucap Rey dan membuat Key kaget.
" kalau begitu aku bisa bahaya, dan biaya siswa yang kudapatkan bisa saja dicabut." ucapnya dengan ekspresi sedih.
" Sudah kau tenang saja, ayahku juga salah satu pemegang yayasan. Aku akan bilang kepada ayahku, Jadi kau tidak usah sedih." ucapnya dengan memegang kedua pipi Key, agar pandangan mata Key tertuju ke wajahnya.
" Terima kasih Kak, kalau boleh tahu nama kakak siapa ya?" tanya Key.
" Nama ku Reyzaldi, panggil aja Rey." ucapnya dengan tersenyum.
" Oh jadi kakak yang namanya Rey, pantas saja semua orang kenal. Ternyata kakak lumayan ok, tapi buat aku kesal." ucap Key.
" Kenapa kau kesal?" tanyanya..
" Ya karena kakak, aku baru sampai uda dapat masalah." ucapnya dengan meneteskan air mata.
" Uda jangan nangis, aku minta maaf ya. Ucapnya dengan mengusap air mata Key.
" Tapi aku takut." ucapnya dengan jujur.
" Nggak usa takut, kan ada aku." ucapnya dengan tersenyum.
" Apa kakak bisa di percaya?" tanya Key.
" Tentu, nama mu siapa?" ucapnya untuk meyakinkan.
" Beneran kan. nama ku Keyza Aldrian, panggil aja Key." ucapnya.
" Nama yang indah, kau tenang saja Key. Aku akan selalu ada di sampingmu." ucapnya dengan tersenyum.
Tiba-tiba saja ada yang datang, dan ternyata itu adalah teman Rey.
" Kalian ternyata ada di sini, ayo kita pergi. Kebetulan situasi juga sudah aman." ucap seorang pemuda yang baru saja tiba.
" Ok, ayo." ucapnya dengan menggenggam tangan Key, dan mereka pun berlari dengan mengikuti seseorang yang menjumpai mereka tadi.
Ketiga pun akhirnya sampai di tempat tujuan, dan semuanya kaget ketika melihat wajah Keyza. Dan perlahan-lahan mereka mulai mendekati Keyza, seorang perempuan langsung memeluk Keyza. Keyza merasa tidak nyaman, dan berusaha melepas pelukan perempuan itu.
Key berusaha memberontak, dan tiba-tiba saja sebuah bayangan muncul.
...----------------...
" Aku nggak nyangka kau begitu jahat Mora." ucapnya.
" Maafkan aku Kia." jawab bayangan yang satunya.
...----------------...
Seketika Key pun langsung pingsan, dan semuanya pun kebingungan melihat Key. Rey langsung membopong Key, dan yang lainnya sibuk mencari peralatan seperti obat-obatan. Kemudian panik, dan Mora pun mengoleskan minyak kayu putih di hidung Key. Tidak lama setelah itu, Key pun akhirnya sadar.
" Alhamdulillah, akhirnya kau sadar." ucap Mora dengan memeluk Key.
" Kamu siapa sebenarnya?" tanya Key yang penasaran.
" Kia, ini aku Mora." ucapnya dengan lembut.
" Nama ku Key, bukan Kia." ucapnya.
" Kamu nggak usah bohong, kita udah kenal lama Ki. Dan aku yakin ini kamu, sungguh aku nggak menyangka kau masih hidup." ucap Mora dengan meneteskan air mata.
Semua yang mendengar perkataan Mora, sontak saja mereka terkejut. Dan mereka menjadi penasaran kepada Key, dan apa yang menjadi penyebab key pingsan tadi.
" Aku bukan Kia, dan oh iya siapa itu Kia. Dan kamu nggak usah sok baik, tadi tiba-tiba saja aku melihat bayangan tentang wanita bernama Mora dan Kia. Dan tampaknya kalian seperti sedang bertengkar, sebenarnya siapa itu Kia dan apa hubungan kalian." ucap Key yang masih kebingungan.
" Aku tahu kau masih marah padaku Ki, tapi aku mohon jangan lupakan aku. Aku tahu aku salah padamu, dan aku tahu kesalahanku tidak mungkin termaafkan. Tapi tolong jangan lupakan aku, dan aku ingin memperbaiki semuanya seperti dulu lagi." ucapnya dengan meneteskan air mata.
" Maaf ya Mbak, saya tidak tahu apa maksud Mbak. Saya benar-benar tidak mengenal Mbak, dan siapa itu Kia?" tanyanya kembali yang masih kebingungan, dan kini murah juga ikut kebingungan.
" Kau beneran bukan Kia?" tanyanya kembali.
" Sudah berapa kali saya bilang Mbak, Nama saya key. Kalau Mbak pengen tahu nama lengkap saya, Saya Keyza Aldrian." jelasnya dan sontak saja Mora kaget.
" Siapa tadi namamu?" tanyanya kembali yang masih tidak percaya.
" Keyza Andrian." ucapnya yang malas, dan tiba-tiba saja Mora pun meneteskan air mata.
" Mora, ada apa dengan dirimu?" tanya Rey.
" Ternyata kamu Key, kalian sungguh sangat mirip. Tapi maaf kau tidak bisa melihatnya." ucapnya dengan menatap ke arah Key dan meneteskan air mata.
" Kalau ngomong itu yang jelas Mbak, Saya tidak mengerti apa maksud Mbak." ucap Key yang masih kebingungan.
" Kau tidak mengenal Kia?" tanya Mora dan key hanya menggelengkan kepalanya.
" Bundanya tidak menceritakan siapa itu Kia?" tanya Mora kembali.
" Kenapa jadi bawa-bawa bunda saya, memangnya siapa itu Kia?" ucapnya yang masih kebingungan.
" Namanya Kiara Adrian, aku sering memanggilnya Kia. Dia adalah sahabatku, tetapi aku pernah berbuat salah kepadanya. Dan sejak saat itu ia berubah menjadi membenciku, dan beberapa tahun lalu aku mendengar kabar kalau ia telah meninggal. Karena itu tadi aku sempat syok, karena melihat wajahmu sangat mirip dengannya. Dan jujur saja aku berharap kalau kau adalah dia." ucapnya dengan meneteskan air mata, semua yang mendengar cerita dari Mora juga ikut meneteskan air mata.
" Lalu apa hubungan Kiara Aldrian dengan aku dan bundaku, ya walaupun kami sama-sama aldrian." ucap Key.
" Itu kau sudah mengetahuinya." ucap Mora yang ambigu.
" Tolong jelaskan kembali Mbak, Saya tidak mengerti apa yang Mbak maksud." ucapnya dengan jujur.
" Sebaiknya kau tanya saja pada bundamu, aku tidak ingin akan ada timbul pertengkaran." ucap moral dan sedikit membuat Key kesal.
" Maaf Mbak, saya tidak mungkin bertanya kepada Bunda saya." ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
" Mengapa tidak mungkin?" tanya Mora yang menjadi penasaran.
" Baik saya akan jelaskan, saya di sini sebatang kara. Dan sebenarnya tujuan saya ke sini adalah mencari ayah saya, kalau Mbak tanya di mana Bunda saya. Jawabannya, Bunda saya telah pergi dari dunia ini." jelasnya dan membuat semuanya meneteskan air mata.
" Maaf, saya tidak tau." ucap Mora.
" Ok, saya akan jelaskan siapa itu Kia. Seperti yang sudah saya jelaskan di awal, Kia itu sahabat saya. Dan dia sering cerita tentang kembarannya yang bernama Keyza." jelasnya dan membuat Key dan semuanya terdiam sejenak.
" Tunggu, jadi Kia yang kakak maksud itu. Kia kembaran aku gitu, tapi bunda aku nggak pernah bilang. Dan jujur aku baru tau sekarang, kalau gitu kakak bisa antar aku ke rumah Kia nggak. Jujur aku masih penasaran, dan ingin memastikannya." ucapnya.
" Baik, aku akan mengantarmu ke rumah Kia." ucapnya.
Tiba-tiba saja bel berbunyi, dan artinya sudah waktunya masuk kelas. Satu persatu mereka pun segera pergi menuju kelasnya, tetapi tidak dengan Rey yang masih di sana. Key yang merasa heran pun akhirnya memutuskan untuk bertanya.
" Rey, kenapa nggak masuk?" tanya Key, dan Rey pun tersenyum dengan sangat lebar ke arahnya.
" Kenapa dia tersenyum." batin Key.
" Aku nggak ada kelas, jadi lebih baik aku di sini aja nemani kau." jawabnya.
" Senangnya bisa menghabiskan waktu berdua dengan Key. Tapi aku masih bingung, kenapa aku nggak bisa baca pikirannya ya." batin Rey.
" Aku curiga dengannya, tapi tampaknya ia baik. Tetapi aku tidak bisa membaca pikirannya, dan itu membuat aku bingung." batin Key.
" Key." panggil Rey dan membuat Key kaget.
" Iya." ucapnya.
" Kau sedang melamun kan apa sih?" tanya Rey yang penasaran.
" A-aku." ucapnya yang bingung.
" Biar aku tebak, pasti tentang Kia kan?" tanya dan Key pun menghelan nafas.
" Iya bener tentang Kia." ucapnya dengan tersenyum.
" Uda nggak usa dipikirkan, aku tau kau pasti kaget. Tapi mungkin ini adalah yang terbaik untukmu." ucap Rey dengan tersenyum dan menggenggam tangan Key.
" Iya, makasih ya." ucapnya dengan tersenyum menghadap Rey.
Keduanya saling tatap, dan tiba-tiba saja datang seseorang. Kedatangan orang itu membuat keduanya menjadi canggung.
" Cie, situasi begini masih aja cari kesempatan. Oh iya yang lain mana?" tanya pemuda itu.
" Mereka sedang masuk kelas." jawab Rey.
" Oh begitu, ini pasti cewek yang sempat kalian bahas di grup tadi. Ternyata sangat cantik, pantas saja bisa membuat Mia marah." ucapnya kemudian langsung mendekati Key.
" Hai, kenalin aku Ciko." ucapnya dengan menjabat tangan Key.
" Hai juga, aku Key." balasnya dengan tersenyum.
" Wah dia cantik banget, tapi sepertinya Rey menyukainya. Musnah deh harapanku." batin Ciko.
" Rey menyukaiku, nggak mungkin la. Mana mungkin anak yayasan yang disebut pangeran kampus ini suka sama aku." batin Key dengan tersenyum.
" Hadu, kenapa Ciko pakai mikir kayak gitu sih. Sih Key kira-kira bisa dengar nggak ya, kalau sampai dia juga punya kemampuan membaca pikiran, kan bisa bahasa." batin Rey.
" Ciko kemari kau!" ucap Rey dan Ciko pun langsung pergi ke arah Rey.
" Ada apa Rey?" tanyanya yang melihat wajah Rey tampak aneh.
" Kau jangan batin yang aneh-aneh, nanti dia bisa dengar." bisik Rey.
" Jangan bilang kalau dia sama lagi sepertimu." jawab Ciko dengan berbisik.
" Ya begitulah, tapi herannya aku nggak bisa baca pikiran dia." ucap Rey yang masih berbisik.
" Apa mungkin karena kalian sama-sama memiliki kekuatan itu?" tanya Ciko.
" Bisa jadi sih, tapi sepertinya dia nggak bisa baca pikiran deh." ucap Rey dengan menatap ke arah Key.
" Kenapa kau tiba-tiba berargumen begitu?" tanya Ciko yang penasaran.
" Ya karena dari tadi dia nggak ngomong apa-apa." ucap Rey.
" Terus kenapa kau mengatakan aku jangan ngomong sembarangan." ucapnya yang kesal.
" Untuk antisipasi aja sih, karena tadi pas dia sama Mora. Dia tiba-tiba aja pingsan, dan katanya dia seperti melihat dua bayangan dan salah satu dari kedua bayangan itu adalah Mora." jelas Rey.
" Wah kalau gitu kemungkinan besar dia lebih hebat dong darimu." ucap Ciko dan Ray hanya mengangguk.
" Kalian berdua ngobrolin apa sih, tampaknya seperti rahasia." ucap Key yang penasaran.
" Bukan apa-apa kok, hanya membicarakan pembelajaran di kelas saja." ucap Rey.
" Kalian yakin?" tanya Key yang penasaran.
" Iya, lagian buat apa kami bohong." ucap Ciko.
" Iya benar, kalau nggak sini gabung sama kita." ucap Rey dan Key pun langsung bergabung dengan mereka.
" Aku harus cari tahu apa yang dibicarakan sama mereka, karena lini Ciko tidak sedang memikirkan apapun." batin Key.
Ketiganya pun mulai berbincang, Ciko mulai menanyakan tentang kejadian sebelumnya. Dan dengan bodohnya, Key menceritakan semuanya dari awal. Dan kini Rey justru menjadi tersipu malu.
Tiba-tiba saja Mora tiba, dan ia pun merasakan hal yang aneh. Ia pun segera melihat ke arah Rey, yang kini wajahnya tengah tersipu malu. moral yang penasaran pun mulai menanyakannya, tetapi tidak ada yang menjawabnya.
" Kalian lagi cerita apa sih?" pengennya dan semuanya hanya menggeleng.
" Udahlah cerita nggak penting juga." ucap Ciko untuk mengakhiri rasa penasaran Mora.
" Ya udah kalau gitu, kalian berdua mau ikut nggak?" tanyanya.
" Memang mau kemana?" tanya Ciko.
" Aku mau ke rumah ayah Key." ucap Mora.
" Ikut deh, dari pada aku sendirian di sini." ucap Ciko.
Mereka pun segera pergi menuju parkiran, kini Key di bonceng oleh Rey. Dan tanpa mereka sadari, ada yang memfoto mereka. Dan kemudian mengirimnya ke forum kampus, dalam seketika amarah Mia langsung naik. Dan ia berniat untuk menyakiti Key.
Tidak perlu waktu lama, akhirnya mereka pun sampai di depan rumah Kiara Aldrian. Mora langsung saja mengetuk pintu, dan ternyata yang membuka pintu adalah Mama Pipi.
" Mora, mau apa lagi kau ke sini." ucap Mama Pipi yang kesal, dan ingin menutup pintu.
" Ma, maafkan aku. Tapi mama tenang aja, aku bukan mau cari masalah. Aku hanya ingin mengantarkan seseorang." ucapnya dengan menunjukkan Key.
" Jangan kau panggil saya…" ucapnya yang terhenti ketika melihat Key, dan langsung berlari untuk memeluk Key.
" Kia, nggak mungkin. Kau masih hidup nak, mama kira kau sudah pergi meninggalkan mama. Mama telpon papa dulu ya, papa pasti juga senang kau masih hidup sayang." ucapnya kemudian langsung menelpon suaminya.
" Mas, sekarang pulang. Ada kabar gembira." ucapnya langsung.
" Memang kabar apa?" tanyanya dari seberang telepon.
" Nanti mas juga tau, sekarang mas pulang dulu." ucapnya.
" Ok, aku akan pulang." ucapnya kemudian sambungan telepon pun terputus.
Akhirnya pak Aldrian pun pulang, ia langsung masuk menuju ruang utama. Alangkah kagetnya ia ketika melihat Key, ia langsung menjatuhkan barang bawaannya dan kemudian berlari untuk memeluk Key.
" Kia sayang, kau masih hidup nak. Ayah sangat senang bisa melihat mu lagi, dan ayah akan sangat bersalah kepada mu dan juga kembaran mu bila kau pergi sebelum bertemu dengan mereka." ucap pak Aldrian yang melepasan, dan membuat istrinya kaget karena mendengar fakta kalau Kiara memiliki saudara kembar.
" Mas, aku nggak salah denger. Kiara punya saudara kembar?" tanyanya yang masih tidak percaya.
" Maafkan aku sayang, seharusnya aku cerita yang sebenarnya padamu. Tapi aku nggak berani, karena aku takut kau tau kalau sebenarnya ibu Kiara masih hidup." ucapnya, dan kini istrinya pun meneteskan air mata.
" Justru aku semangkin kecewa dengan mu sekarang mas, dan aku semangkin takut kehilanganmu. Jika kau bertemu dengan mantan istrimu dan juga saudara kembar Kia, apakah kau akan melupakan ku dan juga anak-anakku." ucapnya dengan meneteskan air mata.
" Itu nggak akan terjadi sayang, saat ini cintaku hanya untukmu. Sudah tidak ada lagi cinta yang tersisa untuk Karin." ucap pak Aldrian yang tanpa sengaja menyebutkan nama mantan istrinya.
" Tuh kan, buktinya kau masih mengingat namanya. Pasti kau akan kembali padanya." ucapnya.
" Ibu tenang saja, ayah nggak akan pernah kembali kepada bunda." ucap key dan membuat pak Aldrian dan istrinya kaget.
" Sayang kenapa kau panggil Mama dengan sebutan ibu, ini tidak seperti kau yang biasanya. Dan tadi kau kenapa bisa seyakin itu, kalau ayahmu tidak akan kembali dengan bundamu?" tanyanya yang masih bingung dan penasaran.
" Ya karena aku bukan Kiara, melainkan Keyza." ucapnya dan membuat pak Aldrian kaget, dan langsung memeluk Key.
" Keyza, sayang ayah sudah lama tidak melihat mu." ucapnya dengan mencium pipi Key.
" Ya benar, bahkan aku juga belum lama ini tau kalau aku masih punya ayah." ucapnya dengan meneteskan air mata.
" Kalau kau Keyza, lalu Kiara dimana?" tanya ibu itu, dan key hanya menggeleng.
" Udalah sayang, sekarang aku sedang sangat senang. Walaupun aku belum bisa menemukan Kia, tapi aku senang bisa bertemu dengan Key." ucapnya.
" Iya, karena kau ingin kembali dengan mantan istrimu itu kan." ucap ibu itu dengan nada tinggi dan tatapan sinis.
" Nggak sayang, aku sudah tidak mencintainya lagi. Yang aku cintai sekarang hanya kau." ucap pak Aldrian.
" Ibu tentang saja, ayah tidak akan kembali pada bunda." ucap Key untuk menghentikan pertengkaran keduanya.
" Kenapa kau seyakin itu, kau apa tidak ingin keluarga yang utuh?" tanya ibu yang masih meneteskan air mata.
" Yang ibu bilang benar, aku memang menginginkan keluarga yang utuh. Tapi kini semua itu tidak mungkin, karena bunda telah pergi meninggalkan dunia ini." jawabnya dengan meneteskan air mata, dan membuat pak Aldrian dan istrinya pun kaget. Pak Aldrian kemudian langsung memeluk putrinya itu.
" Maafkan ayah sayang, jadi sekarang kau tinggal sama siapa?" tanya pak Aldrian.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!