NovelToon NovelToon

PUTRI YANG TERSISIH

1. awal mula (sudah revisi)

Alika Alexandra, seorang jenius dari zaman modern tiba-tiba terbangun dalam tubuh seorang gadis dari zaman kuno.

***

Di sebuah gubuk tua dan reot terdapat seorang gadis yang terbaring tak sadarkan diri. setelah sebulan tubuh ini merasa sakit dan tak sadarkan diri. tiba-tiba, jari tangannya tergerak pelan, disusul dengan kelopaknya yang masih terpejam itu bergerak pelan. ia merasa pusing dan juga merasa berat membuka kelopak matanya.

"ughh..." terdengar rintihan lirih dari mulut yang sedikit terbuka itu. gadis rapuh itu berusaha untuk membuka matanya, walaupun terasa berat seperti di lem, namun ia tidak menyerah begitu saja.

dengan sekuat tenaga, akhirnya seberkas cahaya menyapa Indra penglihatan nya. ia mengerjab-erjabkan matanya beberapa kali dengan pelan agar dapat menyesuaikan retinanya dengan cahaya yang menerobos masuk. Ketika membuka matanya, ia langsung mengedarkan pandangannya. Aneh dan asing pikirnya.

(dimana ini..??) batin nya. gadis rapuh itu menatap langit-langit tempat pembaringan nya. Kemudian dengan pelan, ia melihat ke samping kiri dan kanannya. Melihat nuansa dan tempat yang berbeda, Alika langsung mengerutkan keningnya. Lagi-lagi Alika bergumam.

"M.. di mana ini ? Kenapa tempat ini begitu bobrok dan sangat kecil.?" Pikir Alika. Suasananya begitu sepi dan sepertinya, tak ada orang lain disini selain dirinya. Karena tak ada yang menghampirinya, Ia pun mencoba untuk berusaha bangkit dengan sekuat tenaga. Pelan tapi pasti, Ia pun akhirnya bisa menggerakkan tubuhnya dan bersandar di dinding kayu yang terlihat lapuk itu.

"Sssst... Sebenarnya ini di mana ya.. kenapa aku bisa sampai di sini ?" Tanya Alika lagi. Ia kembali mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan. seolah-olah Iya belum merasa puas dengan apa yang dia lihat. Tapi tiba-tiba, entah bagaimana caranya ia kembali memfokuskan penglihatannya kepada dirinya sendiri. Dan

Jreng

jreng

Alangkah terkejutnya Alika, mendapati tubuhnya dibalut dengan kain yang lusuh dan baju yang menurutnya sangat-sangat kuno. Baju yang ia kenakan pun terlihat seperti tak layak pakai. Alika pun berusaha untuk berpikir positif, walaupun kepalanya sudah ditumbuhi dan dipenuhi oleh berbagai macam pertanyaan. Ia juga memperhatikan tubuh ringkih tak berdaging ini.

"Sebenarnya ini di mana ya..?? Bukannya aku mengalami kecelakaan.. tapi kok kenapa sampai berakhir di tempat ini.? Dan juga, tubuh ini begitu kurus dan tinggal tulang. Apa sih yang terjadi sebenarnya ?" Tanya Alika dengan dirinya sendiri. Disaat sedang merenung, tiba-tiba, saat ia masih merasa bingung dengan yang terjadi kepadanya, beberapa ingatan-ingatan asing mulai menerobos dan berputar-putar serta memberikan ingatan demi ingatan sang pemilik tubuh. Alika mulai merasakan sakit kepala seperti dipukul balok yang besar yang mampu membuat orang tak sadarkan diri.

"Arggh... apa ini.!!!" Teriak Alika. Ia pun langsung memegang kepalanya dengan kedua tangannya sambil berusaha menguasai dirinya agar tidak pingsan. Ingatan yang ia lihat itu tentu saja bukan miliknya, badannya gemetar seketika. Bayangan demi bayangan terus menerobos dan berputar-putar. Dengan sekuat tenaga, Alika benar-benar mempertahankan kesadaran nya.

Alika terus merintih menahan sakit, apalagi Alika baru saja siuman dan tentu saja tubuh ini begitu lemah sehingga Alika harus berusaha melawan rasa sakit itu agar tidak tepar.

Ingatan yang masuk

"Apa yang kamu lakukan Amelia !! Dia adikmu, bisa-bisanya kamu melakukan hal itu kepadanya. Sungguh keterlaluan !!" Teriak seorang lelaki paruh baya dalam bayangan itu namun masih sangat tampan.

"Kamu itu seharusnya bersyukur dan menjaga saudara kita. Bisa-bisanya kamu melakukan hal itu kepada adik kamu sendiri.!! Di mana hati nuranimu hah !!" Teriak ingatan yang masuk itu.

"Kakak, aku minta maaf. Aku tidak sengaja." Ingatan itu lagi.

"Amelia, ibunda tidak menyangka kamu akan melakukan hal itu kepada adikmu. Padahal kamu tahu kalau adikmu sedang tidak baik-baik saja."

Ingatan-ingatan asing itu terus berputar-putar di kepalanya. Bahkan ia dapat tahu kalau dia memiliki seorang adik, namun adik itu bukanlah adik kandung dari Amelia, melainkan seorang putri yang diadopsi karena merasa kasihan terhadapnya. Semenjak kehadiran saudara Amelia itu, kedua orang tua Amelia mencurahkan semua kasih sayang mereka kepada saudara yang diadopsi sehingga melupakan dirinya yang juga membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya.

tentu saja sebagai seorang anak, ia merasa cemburu mendapat kenyataan bahwa kedua orang tuanya lebih memperhatikan saudara bungsu yang diadopsi itu sehingga melupakan dirinya sebagai anak kandung. karena merasa tidak terima, Ia berusaha melakukan cara apapun untuk bisa mendapatkan perhatian kedua orang tuanya walaupun itu membuat masalah kepada sang adik maupun kepada orang lain. sehingga pada puncaknya, Sang Putri diasingkan oleh sang raja karena perbuatan sang anak itu.

"Ayahanda, Ibunda, Aku tidak ingin diasinkan. Aku hanya ingin kasih sayang kalian. Kenapa kalian begitu tega membuangku seperti ini. Apakah aku ini bukan anak kandung kalian. Aku mohon ayah, ibu, kakak" rintihnya. Namun mereka semua hanya memalingkan muka dan tak mau membantu. Begitu lah sebagai dari ingatan yang Alika dapat dari pemilik tubuh ini.

ingatan pemilik tubuh selesai

Alika yang sudah berusaha untuk menguasai kesadarannya kembali. ia mulai merenung, Alika juga merasa cukup prihatin dengan penderitaan pemilik tubuh ini. Iya juga tidak habis pikir, Kenapa sang pemilik tubuh sampai melakukan hal-hal nekat untuk mendapatkan perhatian kedua orang tuanya. namun yang bikin miris adalah, setelah ia melakukan kekacauan atau kerusuhan di mana-mana, malam harinya ia akan menangis pilu Karena ia merasa sendiri di dunia ini.

"kasihan sekali dirimu Putri.. mungkin Jika aku yang menjadi dirimu, aku akan memilih untuk mengakhiri hidupku saja."monolog Alika. tapi tiba-tiba Alika tersenyum mengejek dirinya sendiri.

"hus !!! aku ini ngomong apa sih..!!! tentu saja kalau mendapatkan perlakuan seperti itu, lebih baik pergi dan mulai hidup yang baru. lupakan tentang balas dendam, karena walau bagaimanapun, Aku tidak akan hadir di dunia ini kalau bukan karena kedua orang tuaku."

"hahaha... lagi-lagi Aku berbicara ngawur. tapi tubuh ini memang cukup sangat memprihatinkan. melakukan hal apapun untuk mendapatkan kasih sayang orang tua dan saudara-saudaranya, sampai-sampai ia rela meracuni saudara angkatnya itu karena tidak terima diabaikan oleh keluarganya."

"hah !! jadi tubuh ini sudah menjadi milikku. dan aku yang akan menjalani kehidupan ini. huh !! ternyata cukup pelik juga. tapi mau bagaimana lagi, mau tidak mau, aku harus menjalani kehidupan ini. aku yakin, tubuhku pun sudah hancur dan tak mungkin kembali lagi. lebih baik aku memulai hidup baru di sini dengan tubuh ini." Alika merenung sebentar. ia mulai mengingat-ingat satu persatu keluarga yang tega membuang dirinya.

Tapi menurut Alika, jiwa pemilik tubuh ini juga bersalah. akibat kesalahan yang ia lakukan, seharusnya tidak diasingkan seperti ini melainkan langsung dihukum mati. mengingat di tempat ini masih berlaku sistem hukum rimba, Siapa yang kuat, Ia yang akan dihormati.

Tapi, tentu tidak. Ia adalah seorang putri dan keturunan langsung dari raja. Iya kalik mereka akan membunuhnya. Tapi, tak tertutup kemungkinan, bisa juga seperti itu.

"baiklah. lupakan tentang balas dendam. Aku tidak akan melakukan apapun untuk tubuh ini. toh juga dia yang melakukan kesalahan. dan aku rasa perbuatannya dengan apa yang dilakukan kedua orang tua dan saudaranya itu sudah cukup untuk menghukum dirinya yang salah selama ini. hanya perlu mengacuhkan mereka, dan hidup dengan baik di sini. lupakan tentang keluarga Alika, karena kamu di sini tidak memiliki siapa-siapa. anggap saja, siapapun yang memperlakukan kamu dengan baik itulah keluargamu." ujarnya lagi menyemangati dirinya sendiri.

***bersambung***

2. saling bahu membahu

Alika adalah orang yang tidak terlalu ribet. walaupun ia adalah sang jenius, tetapi dia juga merupakan seorang manusia biasa, punya emosi, nafsu dan segala bentuk kesalahan. iya mungkin tidak akan melakukan balas dendam mengenai apa yang telah menimpanya. namun cara ia membalas dendam terbaik ialah, hidup menjadi diri sendiri, dan juga mengabaikan orang yang tidak menyukainya. tapi bukan berarti menjadi manusia introvert yang tidak peduli satu dengan yang lainnya. Tapi, jika orang itu yang mencari masalah dulu dengan nya, maka saat itu juga, siap dikirim ke neraka.

Gubrak

terdengar suara ribut dari luar. Alika yang memutuskan untuk kembali beristirahat setelah bangun dalam tubuh seorang putri yang terbuang, Ia pun langsung membuka matanya ketika mendengar suara ribut di luar pondok kecil itu. Ia bertanya-tanya, siapa yang berada di luar. Bukan kah ia hanya seorang diri ? Pikirannya. Ia tidak mendapatkan ingatan mengenai siapa yang ada bersamanya.

Alika pun mulai mendengar sedikit bisik-bisik dari sana. Ia Yang penasaran mencoba untuk bangkit dan duduk kembali.

tapi tiba-tiba pintu gubuk itu langsung terbuka. orang yang membuka pintu gubuk tersebut dan Alika, seketika tatapan mereka Langsung bertubrukan. di sana juga Alika dapat melihat bahwa perempuan ini mengenakan pakaian lusuh dan juga model pakaian kuno. tentu saja Alika sudah tidak heran lagi, karena ia sudah yakin terlempar di zaman kuno masuk ke dalam raga seorang putri yang terbuang ini. awalnya ia masih ragu-ragu untuk percaya, apalagi saat ia bangun Tak ada orang yang harus ditanyai mengenai kepastian tempat tinggalnya ini.

"astaga Putri..!! anda sudah sadar..!!" ujar gadis itu sambil berlari menghampiri Alika. Alika melihat raut wajah perempuan itu dan coba untuk mengingat-ingat. Alika mengerutkan keningnya.

"tuan putri, syukurlah anda sudah bangun. hiks.. Saya sangat senang yang mulia tuan putri.." ujar perempuan itu sambil mengusap air mata di pipinya. semua tingkah laku itu tak lepas dari pengamatan Alika, Ia terus menggali-gali ingatan sang pemilik tubuh untuk dapat mengenali perempuan yang tengah duduk bersimpuh di hadapannya ini. dan akhirnya Tuhan masih berbaik hati, sang pemilik tubuh pun langsung memberikan ingatan mengenai perempuan ini.

namanya adalah ruby, Iya seorang gadis yang berumur 3 tahun lebih tua dari sang pemilik tubuh. artinya umurnya kini 17 tahun. ruby ini adalah pelayan setia milik pemilik tubuh, dan selain ruby masih ada Sisil sebagai pelayan setianya juga. kalau dipikir-pikir lagi, kedua pelayan inilah yang saat ini tengah menemani dirinya. tapi di manakah Sisil sekarang ?

"ruby..?? Kamu dari mana ??" tanya Alika. Ia langsung mengakrabkan diri ketika mendapati ingatan mengenai kedua pelayannya ini. tidak mungkin kan ya pura-pura melongo ketika melihat mereka, sementara pemilik tubuh telah memberikan semua ingatannya walaupun kadang-kadang masih terlihat buram dan tidak jelas. Rubi yang mendapatkan pertanyaan seperti itu, tiba-tiba menjadi sedikit takut.

"mo-hon maafkan hamba tuan Putri. hamba baru saja dari pinggiran hutan untuk mencari kayu bakar. karena kayu bakar kita sudah habis yang mulia tuan putri.." ujar ruby walaupun agak sedikit ragu-ragu. Ia takut sang junjungan akan mengamuk kepadanya karena ketika terbangun mereka tak satupun berada di sampingnya.

bukan tidak ingin berada di samping dan menunggu sang majikan untuk sadar dari tidur panjangnya. hanya saja mereka harus bahu-membahu untuk memenuhi kebutuhan mereka. ruby dan Sisil akan melakukan pergantian untuk melakukan aktivitas di sekitar gubuk dan juga di dalam hutan yang jaraknya cukup jauh dari gubuk tempat mereka tinggal.

Alika yang melihat sang pelayan tergugu-gugu dan terlihat takut dalam menjelaskan. Alika pun langsung tersenyum, Iya dapat menebak bahwa, pelayannya ini pasti sedang merasa ragu-ragu terhadapnya, dan juga takut menyinggung dirinya.

"tidak perlu seperti itu ruby. Aku tidak akan marah, lalu di mana Sisil.?"ucap Alika kepada ruby, sekaligus mencari keberadaan pelayan yang satunya lagi. Ruby yang mendengarkan ucapan menenangkan dari sang majikan langsung menganggukkan kepalanya dan tersenyum simpul walaupun masih menunduk.

"yang mulia, pelayan Sisil sedang masuk ke dalam hutan untuk mencari makanan apa saja yang dapat kita konsumsi. maafkan kami yang mulia tuan putri, kami benar-benar tidak becus dan juga membiarkan Tuan Putri seperti ini. seharusnya kami akan bekerja lebih keras lagi agar tuan putri lebih makmur hidupnya." ujar ruby merasa gagal untuk melindungi junjungannya ini. dia yang sudah tidak memiliki siapa-siapa dan hanya berteman baik dengan Sisil, bertekad bahwa akan melakukan apa saja untuk membahagiakan tuannya, asalkan sang Tuan tetap bersamanya di dunia ini.

"Jangan katakan seperti itu ruby. seharusnya aku yang harus mengatakan hal itu. aku juga mengucapkan terima kasih karena dalam kondisi sulit seperti ini, kalian tidak berlalu dan meninggalkanku. justru malah memilih ikut denganku dan hidup di tempat ini." ujar Alika. suaranya begitu sendu ketika mengatakan hal itu. sisi lain dalam dirinya merasa tidak tega melihat kedua pelayan ini yang rela memilih bersusah-susah dengannya. padahal mereka dapat memilih untuk membiarkan Amelia pergi sendiri dan melanjutkan hidup mereka. tapi mereka tidak melakukannya.

"tuan putri, Jangan katakan seperti itu. kami melakukan hal itu karena kami sangat menyayangi anda. hidup kami pun sudah kami gantungkan untuk mengabdi kepada Anda tuan putri sampai nanti ajal menjemput kami." ujar pelayan ruby menenangkan junjungannya itu. Alika yang mendengarkan penuturan dari Ruby, Ia pun langsung tersenyum.

"sekali lagi terima kasih ruby. dan karena sekarang aku sudah bangun dari tidur panjang ku, saatnya lah kita mulai hidup yang baru. Dan tolong mulai sekarang jangan memanggilku Tuan Putri lagi, ataupun semacamnya. kalian dapat memanggil namaku saja atau menganggap ku sebagai adik kalian. lagi pula aku bukan seorang putri lagi." ujar Alika kepada ruby.

Ruby yang mendengarkan penuturan sang junjungan merasa sangat tersentuh dan juga kasihan. hanya karena ingin mendapatkan kasih sayang kedua orang tua dan saudara-saudaranya, malah berujung dibuang dan diasingkan dari kerajaan itu.

"Baiklah Putri. Tolong jangan murung seperti itu, Masih ada kami yang akan selalu bersama mu putri." Ujar ruby lagi dan dibalas senyum manis dari putri Amelia. Tapi tiba-tiba menjadi hening, entah apa yang mereka pikirkan.

saat mereka sedang dilanda keheningan akibat tenggelam dalam pemikiran masing-masing, tiba-tiba terdengar suara lagi dari arah luar.

Gubrak

kedua orang yang berada di dalam gubuk langsung terkejut. Ruby pun langsung berdiri dan bergegas melihat kondisi di luar. sementara Alika yang masih belum bisa melakukan apa-apa memilih untuk menunggu Di dalam gubuk.

"Sisil kamu sudah kembali..??" ujar ruby ketika melihat keberadaan Sisil yang terlihat sangat kelelahan. di sampingnya terlihat sebuah keranjang yang diisi dengan beberapa buah liar yang tumbuh di dalam hutan. Ia juga melihat seekor kelinci yang sudah dibersihkan di sana.

"hah !! Iya ruby, maaf aku tidak mendapat begitu banyak bahan makanan. sepertinya sudah agak sulit untuk menemukannya di hutan-hutan dekat sini, mungkin kalau hutan pedalaman masih banyak. tapi aku belum berani untuk masuk ke sana." ujarnya dengan perasaan bersalah. artinya dengan makanan yang sedikit itu, pasti tidak akan cukup untuk mereka berdua. apalagi Ia belum tahu kalau sang junjungan telah bangun dari tidur panjangnya.

"tidak apa-apa Sisil. kamu sudah cukup bekerja keras hari ini.." ujar suara dari dalam tubuh. Sisil dan ruby pun langsung mengarahkan pandangan mereka ke arah sumber suara. di sana Sisil dibuat terkejut karena sang junjungan akhirnya bangun dari tidurnya.

"yang mulia tuan putri..!!" seru mereka berdua. ruby berseru karena terkejut melihat junjungannya yang masih sakit memaksakan untuk keluar dari gubuk. sementara Sisil, Ia terkejut karena mendapati sang junjungan telah bangun dari tidur panjangnya. mereka berdua pun berjalan menghampiri Alika. Sementara, mata Sisil mulai berkaca-kaca. Ia sangat senang melihat keberadaan sang nona.

(oke, sekarang Alika kita ganti dengan Amelia sesuai dengan nama sang pemilik tubuh )

"yang mulia, syukurlah anda sudah bangun. Saya sangat senang...hiks... tolong yang mulia jangan menyiksa diri sendiri lagi..hiks.." ujar Sisil diiringi dengan isak tangis bahagia. Amelia yang melihat Sisil menangis bahagia langsung tersenyum.

"sudahlah Sisil, Jangan cengeng seperti itu. dan juga tolong jangan panggil aku yang mulia. panggil saja namaku atau anggap aku sebagai adik kalian.. oke..!!" seru Amelia dengan khas cerianya itu.

***bersambung***

3. harimau putih

Kini mereka tengah duduk melingkar, sementara di tengah-tengah terdapat beberapa buah atau santapan mereka malam ini. sangat-sangat terlihat sederhana dan juga kekurangan. tapi mau bagaimana lagi, dengan menu makanan yang seadanya ini, artinya mereka harus bekerja keras lebih giat untuk bisa hidup dengan layak.

"maafkan nona.. karena saya hanya bisa mendapatkan dan menemukan ini. mudah-mudahan, ke depannya kita dapat bahan makanan yang banyak." ujar Sisil kepada putri Amelia, yang menyandarkan tubuhnya pada dinding gubuk. Ia belum bisa menopang tubuhnya itu.

"Tidak apa-apa Sisil, lagi pula aku yang seharusnya berterima kasih karena masih mau berusaha untuk memenuhi kebutuhan kita. dan saya yakin, ini adalah proses untuk kita agar semakin kuat dan sabar menjalani hidup ini." ujar Amelia lagi. kedua pelayan itu pun langsung menganggukkan kepalanya.

"Ya sudah kalau begitu, sebaiknya kita makan dan jangan sungkan. makan saja yang banyak, besok aku akan ikut ke hutan untuk mencari bahan makanan untuk kita." ujar Amelia kepada keduanya. Kedua pelayan itu pun saling memandang.tapi, kemudian berseru

"Tidak perlu nona. Anda istirahat saja. Biar kami yang mencari." Ujar Rubi. Mereka tidak ingin, sang junjungan kelelahan. Lagi pula, ia baru saja bangun dari sakit nya. Duduk saja masih butuh bantuan mereka. Amelia yang mendengar penolakan itu pun langsung mengerucut kan bibirnya. Melihat itu, kedua pelayan itu langsung mengeluarkan kata hiburan.

"Nona. Maafkan kami sudah begitu lancang. Tapi, nona baru saja bangun dari sakit. Alangkah baiknya, nona istirahat saja terlebih dahulu, untuk memulihkan tenaga." Ujar Rubi dengan suara pelan. Seolah, disini ia menempatkan dirinya sebagai yang tertua. Dan memang, Rubi lah yang tertua diantara mereka bertiga.

"Huh, baiklah. Aku akan menurut. Tapi, setelah ini. Tak ada bantahan atau larangan lagi." Ucap putri Amelia dengan ekspresi jutek dan Betek. Melihat itu, kedua pelayan itu pun tersenyum.

kedua pelayan itu tak ingin membantah, Mereka pun langsung mengganggukan kepala dan mulai tenggelam dalam suasana. Mereka mencoba untuk berbagi makanan agar sama-sama kenyang.

***

mengenai Alika Alexandra.

Alika Alexandra adalah seorang jenius yang berasal dari zaman modern. ia banyak menguasai keahlian. mulai dari keahlian yang di dapat dari hobby dan juga keahlian yang didapat dari tuntutan.

Alika sangat menyukai kegiatan farmasi. mulai dari meracik obat herbal, skincare, dan juga menciptakan racun dari bahan bahan herbal. itu adalah salah satu kesenangan nya. sementara, ia juga ahli dalam dunia bisnis, kedokteran dan juga intelijen. namun untuk intelijen, ia tak terlalu tertarik, walaupun bisa. tapi, untuk menguasai ilmu bela diri, itu merupakan suatu keharusan yang harus dikuasainya.

Alika juga di zaman modern, Iya dikenal sebagai gadis yang introvert, namun untuk yang mengenalnya, Mereka melihat Alika sebagai seorang perempuan yang hangat dan penuh dengan kasih sayang. mungkin Alika melakukan hal itu karena memang tidak mengenal mereka. seperti kata pepatah, Tak kenal maka Tak sayang.

saat hidup di zaman modern itu, Alika sudah mendapatkan banyak pencapaian. mulai dari CEO, alkemis dan juga seorang yang ahli beladiri. namun ia menjauh kan dirinya dari dunia bawah atau mafia. menurutnya, seorang mafia akan hidup dengan kepura-puraan. jadi Alika tidak menginginkan hal itu.

sampai suatu ketika, saat ia kembali ke mension mewah keluarga nya, diperjalanan ia mengalami kecelakaan. mobilnya bertabrakan dengan mobil truk yang memiliki muatan berkilo-kilo, sehingga mobil milik Alika itu hancur dan juga menewaskan nya. sampai akhirnya ia merasuki tubuh Amelia anabela Allen.

kilas balik Alika selesai

***

Satu Bulan kemudian

Selama sebulan ini. Putri Amelia benar-benar tidak di izinkan untuk melakukan aktivitas apapun. Ia diperintahkan oleh kedua gadis pelayan itu untuk benar-benar beristirahat. Bahkan keduanya ganti-gantian untuk menjaga sang putri. Hal ini tentu membuat putri Amelia menjadi bosan.

"Kau tau Rubi. Kalian menjadikan aku seperti tahanan rumah, tidak boleh melakukan ini dan itu. Sekarang sudah sebulan berlalu, aku bahkan sudah sangat sehat. Tapi kalian masih belum mengizinkan aku untuk bekerja." Protes putri Amelia sambil memonyongkan bibirnya. Rubi pun terkekeh melihat tingkah sang junjungan.

"Maafkan kami putri. Kami hanya tidak ingin terjadi apa-apa dengan anda putri." Ujarnya dengan bijaksana.

"Baiklah-baiklah. Aku tau, ini semua juga untuk ku. Eh, tapi kenapa Sisil lama sekali.?" Tanya putri Amelia lagi. Sisil kembali bertugas untuk pergi kehutan mencari bahan makanan yang bisa mereka konsumsi. Rubi pun menegakkan kepalanya. Ia pun melihat matahari yang sudah mulai menyembunyikan dirinya di ufuk barat. Seketika, rasa cemas menggorogoti hati nya.

"Iya putri. Kenapa Sisil lama sekali. Tidak biasanya ia pulang se sore ini." Ujar Rubi sudah mulai cemas. Amelia pun terdiam. Ia juga mulai diliputi rasa cemas. Tapi, ia berusaha untuk menguasai dirinya agar bisa berpikir dengan baik. Tapi, tak lama, terlihat dari jauh, Sisil berlari menghampiri mereka. Terlihat ia seperti di kejar sesuatu.

"Putri, itu Sisil sudah kembali. Tapi, seperti nya ia sedang di kejar..??" Ucap Rubi sambil mengamati dari jauh. Amelia yang mendengar ucapan Rubi pun langsung bangkit. Ia menajamkan penglihatan dan pendengaran nya.

Dan ternyata benar, Sisil sedang dikejar oleh seekor harimau yang sedang terluka. Namun, Sisil yang merasa takut langsung melarikan diri dari hadapan sang harimau.

"Tunggu, Sisil di kejar oleh se ekor harimau." Ucap Amelia kepada Rubi. Mendengar itu, Rubi Langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan nya.

"Astaga, lalu apa yang harus kita. Lakukan putri.." ujar Rubi. Ternyata Amelia sudah tidak ada disana. Ia berlari menyusul Sisil yang sedang ketakutan dan sudah tak memiliki tenaga.

"Astaga Putri. Jangan, itu berbahaya." Teriak Rubi ikut berlari menyusul Amelia. Sisil yang melihat sang putri yang menghampiri nya, ia langsung melambaikan tangan nya, seolah mengatakan, jangan kemari putri, berbahaya. Namun isyarat itu tak di hiraukan olehnya.

Amelia terus berlari ke arah Sisil. Sampai akhirnya Amelia meraih tubuh Sisil yang sudah kelelahan itu.

"Sil kamu tidak apa-apa ?" Tanya Amelia kepada Sisil yang masih terengah-engah. Tanpa menunggu jawaban dari Sisil Amelia langsung mengarahkan pandangannya ke arah sang harimau yang berlari tertatih-tatih dengan beberapa luka di bagian tubuhnya.

Melihat keberadaan harimau yang berwarna putih itu membuat Amelia langsung menyembunyikan tubuh Sisil di belakangnya. Kemudian merentangkan kedua tangannya untuk melindungi sang pelayan. Bersiaga apabila harimau ini nanti menyerang mereka.

Namun semua terjadi diluar dari pemikiran mereka. Sesampainya harimau itu di depan Amelia dan Sisil, harimau itu langsung berhenti dan segera tidur di atas rerumputan itu. Terlihat harimau itu nampak kelelahan dan juga kehilangan banyak darah. Dan juga sepertinya tak ada perlawanan dari sang harimau. Malahan Amelia menangkap harimau itu tengah meminta tolong kepadanya.

Amelia yang menangkap ekspresi dari harimau itu, tanpa menunggu Ia pun langsung mendekat ke arah harimau putih yang terluka itu dan langsung melakukan tindakan pertolongan pertama kepada sang harimau.

"Nona hati-hati." Teriak Ruby yang masih memangku Sisil karena kehilangan banyak tenaga. Namun Amelia tak menghiraukan seruan Rubi namun Ia juga menganggukkan kepalanya.

"Kau terluka putih. Bertahanlah aku akan menolongmu." Ujar Amelia langsung merobek gaun lusuhnya itu untuk membalut luka sang harimau. Karena saat ini ia belum memiliki apapun untuk membuat herbal atau meracik obat-obatan. Iya berniat setelah pembalut luka harimau yang terluka itu, Iya akan pergi ke pinggiran hutan untuk mencari beberapa herbal yang mungkin saja ada. Saat Amelia ingin membalut luka itu, sang harimau malah mengangkat tangannya seolah menghalangi tangan Amelia untuk melakukan hal itu. Amelia sendiri dibuat bingung dengan tingkah sang harimau.

"Kenapa ? Kau harus diobati putih."ujar Amelia memberikan nama putih kepada sang harimau karena bulunya yang putih dan begitu cantik menurut Amelia.

(Terima kasih nona ) terdengar suara dari sang harimau. Amelia dibuat melongo. Tapi, tiba-tiba terdengar suara lagi.

(Ini semua sudah tidak perlu lagi nona. Saya kemari hanya ingin meminta bantuan saja.) Suara itu terdengar lagi. Menyadari hal itu Amelia langsung menatap sang harimau, Amelia masih mencerna semua yang terjadi.

***bersambung***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!