Hai Perkenalkan namaku Nuansa Aluna Aurora bisa di Panggil una sih cewek sederhana tak Pernah terbayangkan gue bisa menikah dengan cowok mesum sok kegantengan seperti Dipta Andreas Malik
...INI Namanya Dipta Andreas Malik Plus Cowok mesum sok kegantengan...
...•••••...
DI RUANG BK
seperti biasanya Dipta itu selalu di hukum karena selalu mencari gara-gara di sekolah
Di sana terdapat Dipta yang duduk dengan santai seperti biasa di sana terdapat Nuansa Aluna gadis itu Pun turut menatapnya dengan sinis sebagai ketua kelas Aluna selalu kewalahan menghadapi Dipta
" Dipta apa kamu itu gak bosen apa masuk sini terus Bu aja bosen lihat muka kamu," Bu Maya menjewer telinga Dipta Namun seperti biasa Dipta tidak merasa sakit mungkin dia kebal
" Saya aja Bosen bu lihat Muka ibu terus " Ceplos Dipta
" Apa kamu bilang " Sahut Bu Maya
" Gak ada apa-apa kok Bu " ujar Dipta
Bu Mata hanya geleng-geleng kepala karena kelakuan Dipta yang selalu aja bikin Pusing tujuh keliling
" Dipta apa kamu itu gak ada kerjaan lain apa selain bikin onar di sekolah ini," ucap Bu Maya
" Gak ada Bu Dengan adanya murid seperti saya ini jadi Bu Maya bisa berguna kan "
" Kamu " sentak Bu Maya
" seperti biasanya kamu saya hukum bersihin seluruh taman di belakang sekolah Aluna kamu sebagai ketua kelas Dipta Tolong urus Dipta Awasi anak ini jangan sampai kabur waktu jalani hukuman," suruh Bu Maya kepada Aluna yang sedari tadi diam tak membuka suara
Aluna itu menoleh kemudian mengangguk Tak ada alasan lain ia menolak Permintaan Bu Maya Tapi ia juga jengah terhadap sifat Dipta yang selalu membuat onar di sekolah
Dipta menoleh ke arah Aluna yang duduk tak jauh darinya.
" Please jangan mau " bisik Dipta
" Ngapain kamu " sentak Bu Maya
" Bersihkan halaman belakang sekolah sekolah sekarang " Perintah Bu Maya
" Iya Bu .... "
" jangan iya-iya aja kamu awas aja kamu kabur lagi, " tuduh Bu Maya
" Bu Maya yang cantik dan terhormat jangan mulu Suudzon Bu sama saya Dosa tau,"
Dipta menunjuk Aluna. " Lo, ayo "
Aluna hanya memutar bola matanya malas Dipta tidak ada henti-hentinya membuat onar terus-menerus.
...•••••...
" Dipta lo itu bisa gak sih cepetan dikit ini udah sore Tahu waktu gue udah ke buang sia-sia gara-gara awasi lo aja itu di sana masih kotor itu " bentak Aluna lantaran Dipta sangat Lelet
" Sumpah gue capek ini Aluna gue istirahat sebentar iya " ujar Dipta
" Heh enak aja lo istirahat emangnya lo aja yang capek gue juga kali urusin lo seharian ini "
" kenapa lo mau urusin gue ketua kelas yang terhormat "
" Ya karena .... " Dipta langsung memotong ucapan Aluna
" Suhtt ..... Ya karena lo itu suka sama gue kan makannya lo itu suka urusin gue setiap harinya setiap kali gue dihukum," ucap Dipta dengan Percaya diri
Aluna langsung menarik lengan baju Dipta membuat cowok itu langsung berdiri di hadapannya
" Kenapa lo senyum-senyum "
" Apa sih Nuansa Aluna Aurora jangan malu deh beneran kan lo itu suka sama gue kan ngaku aja deh mumpung di sini sepi gak ada orang," ujar Dipta sambil senyum di hadapan Aluna
" Ngapain gue suka sama Cowok tengil kayak lo," sahut Aluna dengan sinis
" Terus Kalau lo gak suka sama gue Kenapa lo Pegang-pegang Tangan gue segala," ujar Dipta sambil tersenyum jail
Aluna tak sadar sedari tadi tangannya memegang tangan Dipta Aluna langsung melepaskannya
" jangan geer-deh kalau bukan karena gue di suruh Bu Maya untuk awasi sih gue sih ogah untuk awasi lo yang tiap harinya dihukum apa lo itu gak bosen apa tiap harinya dihukum kayak gini makanya jadi cowok itu jangan tengil,"
" Aluna kalua gue gak di hukum kayak gini gue gak bisa dong untuk memandangi wajah cantik lo tiap hari Makannya gue suka dihukum karena gue ingin lihat wajah cantik lo terus kayak gini," sahut Dipta sambil memandangi wajah Aluna dari dekat
Aluna langsung mendorong wajah Dipta
" Stres Lo " ujar Aluna
" Gimana lo mau kan jadi Pacar gue atau lo jadi istri sah gue aja biar gue bisa memandangi wajah cantik tiap harinya," sahut Dipta
Aluna langsung melebarkan bola matanya
" AMIT-AMIT YA GUE JADI PACAR LO APALAGI SAMPE JADI ISTRI LO SAMPE LEBARAN MONYET PUN GUE OGAH,"
" jangan gitu dong Aluna Sayang kalau lo itu beneran jadi istri gue gimana gue secara gue ini kan ganteng cewek di sekolah aja Pada antre untuk jadi Pacar gue," ujar Dipta dengan bangga
" Cewek-cewek itu aja Pada keliiipan kali ganteng dari mana ya sih cowok tengil sih iya," Aluna melihat Dipta dari atas sampe bawah
" Udah deh Aluna Sayang lo mau kan jadi Pacar gue " ucap Dipta
" Lo udah gila " bentak Aluna
" Gue ini memang gila Aluna " sahut Dipta
" HAH " beo Aluna
" GILA KARENA LO CANTIK BANGET TAU ,"
Aluna langsung menginjak kaki Dipta
" Stres lo daripada gue urusin lo mendingan gue urusin monyet aja daripada gue harus urusin cowok mesum seperti lo,"
" ALUNA TUNGGU " teriak Dipta
Aluna tidak menghiraukan teriakan Dipta Aluna langsung Pergi meninggalkan Dipta begitu saja
Dipta tersenyum melihat kepergian Aluna
" Aluna gue Pastiin lo kan jadi milik gue seutuhnya " ujar Dipta dalam hati
...•••••...
Dengan Dress berwarna Cream Aluna berjalan memasuki area kafe bersama kedua orang tuanya Aluna masih belum Paham apa maksud Mamanya membawanya ke sini
" Ma sebenarnya kita mau ke mana sih," tanya Aluna sembari menggoyangkan lengan Manda Mamanya Aluna
" Nanti kamu tau sendiri kok Ayo masuk," Manda menarik lengan Putri semata wayangnya.
Aluna menatap sekeliling yang tampaknya ramai akan Pengunjung Langkah kaki kecilnya mengikut langkah Mamanya menuju meja bundar yang sepertinya sudah ada teman dari orang tuanya.
" itu Sahabat Mama " tanya Aluna sedikit berbisik
Manda menganggukkan kepalanya seraya tersenyum
" Ayo duduk Kamu duduk di samping Ayah sini," ujar Manda kepada Aluna
Aluna hanya mengangguk
" ini anak kamu " ujar wanita itu
" Aluna ini Kenalkan ini Sahabat Mama namanya Tante Sonya " ucap Manda kepada Aluna
" Hallo Tante Om " Aluna meraih tangan Bram dan Sonya
" Cantik sekali ya Pa Cocok untuk jadi Calon menantu kita," ujar Sonya
" Calon menantu " batin Aluna
" Silahkan Duduk " ucap Sonya
" Oh iya terima kasih."
" Manda Anakmu cantik sekali, " Puji Sonya
" Hehe Alhamdulillah "
" Maaf ya tadi dia masih di belakang," ucap Bram tidak enak karena menunggu anaknya
" Nggak apa-apa nggak masalah "
" Assalamualaikum Maaf saya terlam ..... "
" DIPTA "
ucapan lelaki itu terpotong karena Aluna yang menjerit kaget
Manda dengan cepat menarik tangan Aluna untuk kembali duduk kembali
" Maaf ya ini anaknya memang suka teriak-teriak,"
" Lo Kenapa bisa di sini Pa Dipta tau nih jangan-jangan Papa mau jodohin aku sama Aluna " Celpos Dipta
" Apa di jodohin " teriak Aluna sekali lagi
" Aluna kamu itu bisa diam gak, " bisik Manda Aluna
" iya Ma " ujar Aluna
" Aluna kamu kenal Dipta " tanya Sonya
Aluna tersenyum sinis
" Kenal banget Tante dia kan sangat Terkenal di sekolah "
" Masa sih Dipta terkenal "
" iya Om Dipta kan terkenal .... " ucapan Aluna langsung terpotong karena Dipta langsung menyahutinya
" Mama gak kenal Dipta aja Dipta kan ganteng, keren Pasti satu sekolah Tahu kenal sama Dipta termasuk Aluna " ujar Dipta sambil mengedipkan matanya dengan genit
Aluna yang melihat itu langsung melotot kepada Dipta
" Wah bagus dong kalau gitu Artinya kalian berdua udah saling kenal," sahut Sonya
" Oh iya Maksud kedatangan kami ke sini ingin membahas mengenai Pernikahan Aluna dan Dipta," ujar Bram
" Manda apa kamu merestui jika Dipta menikahi Aluna anak kamu," tanyanya.
" Apa Pernikahan " Teriak Aluna syok
" iya Aluna kamu mau kan menikah sama anak Om ini " sahut Bram
" Ma nih apa-apaan sih Aluna gak mau nikah sama dia " ucap Aluna
" Manda apa mau gak bilang sama Aluna Tentang Perihal Pernikahan ini," ucap Sonya
" Maaf Tante apa Dipta boleh bicara berdua dengan Aluna " tanya Dipta
" Oh iya boleh "
Dipta dan Aluna berbicara berdua di luar rumah.
" Lo itu udah gila apa Dipta gimana gue bisa di Jodohin sama Cowok mesum kayak Lo, " Pertanyaan yang Pertama muncul dari mulut Aluna
" Gue juga gak nyangka kalau Lo jodoh gue,"
" Dipta lo itu udah gila apa sumpah demi apapun gue gak mau nikah sama nikah sama lo,"
" Gimana bener kan kata gue waktu itu kalau lo itu udah di Takdirkan untuk jadi istri gue," ucap Dipta
" Ya ampun Dipta gue bisa stres kalau beneran lo jadi suami gue beneran,"
" Ya ampun Calon istri ku seharusnya lo itu senang dong jadi istri gue," ucap Dipta
" Gak gue gak mau jadi istri lo, lo harus Batalin semua ini "
" Kalau Gue gak mau gimana dong Nuansa Aluna " Sahut Dipta
" Udah Gila lo " ucap Aluna
" Gimana mau kan " Dipta maju lebih dekat dengan Aluna
Aluna langsung mundur karena Dipta mendekati wajahnya
" Dipta lo mau apa sih gue teriak nih," ucap Aluna gugup
" Gue mau .... " Dipta maju lebih dekat dengan wajah Aluna
Aluna langsung memalingkan wajahnya dari Dipta
" Gue mau lo nikah sama gue gak ada Penolakan Paham karena ini Permintaan kedua orang tua kita Aluna " ujar Dipta tegas
Dipta Tertawa karena melihat wajah Aluna berubah merah seperti kepiting rebus
" RESEK BANGET SIH SUMPAH DEMI APAPUN UDAH GILA LO," teriak Aluna
" Lo itu bisa gak diem dikit nih Permintaan kedua orang tua kita Aluna Apa lo gak mau buat kedua orang kita bahagia," ujar Dipta
Aluna diam langsung ketika Dipta menyebut nama kedua orang tua
" Oke gue setuju nikah sama lo Tapi gue gak mau sampai teman-teman kita tahu tentang Pernikahan ini Paham," ujar Aluna
Dipta mengangguk setuju
" iya gue setuju "
...•••••...
" Maaf lama," ucap Dipta kembali duduk
" Gimana kalian berdua setuju kan dengan Pernikahan ini, " tanya Sonya keduanya sama-sama mengangguk
" Alhamdulillah. "
" Jadi Kapan kita adakan Pernikahannya," usul Sonya
" seminggu lagi gimana ? kelamaan nggak, ya ? usul Manda
" Lama juga nggak apa-apa," jawab Aluna tanpa sadar.
Manda langsung menyenggol lengan Aluna
" Eh maksudnya jangan lama-lama Lebih cepat lebih baik."
" Sepertinya kalian berdua sudah tidak sabar kalau gitu tiga hari lagi."
" HAH " Aluna Terkejut
" Kenapa Aluna ? Kalian berdua setuju kan ? Tanya Bram
Aluna menyesal karena ucapannya.
" Dipta setuju kok Pa "
Aluna rasanya ingin rasanya menangis sekencang-kencangnya sekarang juga Bukan ini yang ia mau jika Aluna tahu awal rencana ini untuk di jodohkan dengan Dipta biang norar di Sma Kencana Aluna Pasti tidak bakal ikut sampai sini
" Kalian berdua memang benar-benar berjodoh."
...•••••...
Hari Pernikahan Pun tiba
" Pak Penghulu buruan dong mumpung saya hafal ini " ucap Dipta seraya menjabat tangan Pak Penghulu yang akan menikahkannya.
Seluruh tamu tertawa mendengar ucapan Dipta
" Baik kalau sudah siap mari kita mulai saja," Dipta langsung mengangguk setuju dengan Perkataan Pak Penghulu
Dipta melirik Mami dan Papinya yang duduk di dekatnya Kedua orang tuanya tersenyum tipis kemudian ia melarikan Pandangannya Pada Aluna gadis cantik yang sebentar lagi menjadi istrinya.
Aluna tampak murung Senyumnya kecut Tatapannya juga sayu.
" Saudara Dipta udah siap " ucap Pak Penghulu
" Siap dong Pak " jawabnya.
" Baik Saudara Dipta Silahkan Jabat tangan saya " Dipta Pun mengangguk ia langsung menjabat tangan Pak Penghulu
" Saya nikahkan engkau saudara Dipta Andreas Malik dengan Nuansa Aluna Aurora dengan binti Alm Rudi Pratama dengan mas kawin uang tunai sebesar seratus juta rupiah dan seperangkat alat salat di bayar tunai,"
Dipta menarik napas dalam-dalam dan memejamkan matanya
" Saya Terima nikahnya Nuansa Aluna Aurora binti Rudi Pratama dengan mas kawin tersebut dibayar tunai " ucap Dipta lantang
" Bagaimana Para saksi ?" tanya Pak Penghulu kepada saksi nikah
" Sah " Jawab mereka serempak dan juga dibarengi Para tamu undangan
" Apa S-sah " Mulut Aluna menganga membentuk huruf O Bersamaan dengan matanya yang membulat sempurna.
" Pasti mimpi buruk kan mana mungkin gue bisa nikah sama cowok tengil kayak dia,"
Dipta berbisik di telinga Aluna
" Lo sekarang sah jadi milik gue seutuhnya Aluna " Dipta melirik tubuh Aluna dengan Pandangan nakal.
" Semuanya milik gue Siap-siap aja untuk malam Pertama," Ia tersenyum licik.
Aluna hanya mematung lalu
BRAKK
lalu Aluna Pingsan di tempat
" Oh My God " ucap Dipta kaget ketika Aluna Pingsan
" Dipta kok kamu diam aja sih Aluna Pingsan cepetan bawa dia ke kamar " ujar Sonya khawatir
" Iya Ma " Sahut Dipta
...•••••...
Dipta merebahkan tubuh Aluna di kasur Sehabis menggendong tubuh Aluna membuat tulang Pinggangnya mau Patah
" Ni cewek berat banget sih Pinggang gue sampai sakit kayak gini atau jangan-jangan nih Cewek Makannya batu atau kebanyakan dosa nih Cewek Badan doang kecil Ya ampun Sakit banget nih Pinggang gue " rungutnya.
Dipta menghela napas Panjang lalu diam memerhatikan gadis yang berbaring di kasurnya.
Dipta duduk di Pinggir ranjang membungkukkan tubuhnya menatap wajah Aluna lebih dekat.
" Cantik " Pujinya lalu tersenyum.
Beberapa helai rambut Aluna menutupi wajahnya ragu-ragu Dipta meminggirkan rambut itu tapi di saat itu Pula Aluna membuka mata dan membuatnya kaget setengah mati.
Aluna teriak lalu menendangnya dan membuatnya terjungkal ke bawah.
" Sialan " makinya kala mengeluh sakit di bokongnya.
" Dipta ngapain Lo ke sini " ketus Aluna cepat-cepat ia duduk dan menarik selimut menutupi tubuhnya.
" Lo mau ngapain gue hah ? Lo mau ngelecehin gue ya,"
Dipta merasa sangat apes Mau berniat baik malah balasannya tendangan maut.
" Aluna mulut lo itu hobi ya banget nuduh gue yang gak-gak."
" Ya emang kelakukan lo gak bener selama ini "
Dipta berdiri sembari mengelus Punggungnya yang masih terasa sakit.
" Lo tadi itu Pingsan Sekarang lo lagi di kamar gue Liat baik-baik sekeliling kamar ini apa gak ingat apa kita itu udah nikah dan ini kamar kita berdua," jelasnya
Aluna langsung melihat sekelilingnya.
" Kamar kita berdua " Aluna menggeleng tak Percaya bagaimana bisa ia menikah dengan Dipta Cowok yang sering bolos sekolah itu dan sering bikin onar di sekolahnya
" Dengar ya sekali lagi kita itu baru aja ijab kabul terus lo itu tadi Pingsan untung ada gue suami yang baik hati ini rela-relain mindahin lo ke kamar gue dan Lo malah nuduh gue ngelecehin lo. Gue gak semenjijikan itu kali."
Dipta melipat tangannya ke dada sembari melirik Aluna
" Jadi ini beneran gue gak lagi mimpikan,"
Dipta mendekati Aluna lalu mencubit Pipi cewek itu.
" Aw " ringis Aluna
" Masih mikir mimpi hm ini kenyataan Aluna sayang lo udah jadi istri sah gue,"
Aluna masih terdiam.
Dipta kebingungan dengan Aluna yang mendadak menjadi Patung.
" Aluna " Panggilnya.
" Aluna " Panggilnya lagi.
" Aluna " Panggilnya lebih keras.
Lamunan Aluna buyar Gak ada hujan gak ada Petir dan gak ada musibah apapun tiba-tiba Aluna meneteskan air mata.
" Kok lo nangis " tanya Dipta di depan wajah Aluna
Aluna mendorong wajah cowok itu
" Enggak " bantahnya lalu menghapus air matanya.
Dipta mengangkat dagu gadis itu
" Apanya yang gak ini apa Lo nangis Kenapa," Dipta menghapus air matanya
Aluna menepis tangan Dipta
" jangan sentuh gue "
" Aluna "
" Dipta ...... "
Dipta menoleh ke arah Pintu Di sana berdiri seorang wanita yang tidak lain adalah orang tuanya.
Dipta menghela napas melihat wanita itu.
" Aluna kamu gak apa-apa " ucap Sonya menghampiri menantunya.
" Dipta kenapa Aluna bisa sampai Pingsan,"
" Tanya aja ke Aluna Dipta gak tau," jawab Dipta seadanya.
" Dipta .... "
Suara Pria memanggil Dipta kembali menoleh ke arah Pintu Sekarang Papinya yang datang.
" Papi Tadi liat setelah kamu ngomong sesuatu ke Aluna sampai Aluna bisa Pingsan kayak gitu Kamu ngomong apa ke dia " Bram ikut mengintrogasi.
" Sumpah deh Pi aku gak ngomong apa-apa." elak Dipta
" Bohong " sanggah Aluna cepat.
Dipta menatapnya tajam dan ia tidak Peduli.
" Dipta buat Aluna takut Dia mau ngelecehin aku."
" Eh jangan buat omong lo Sumpah Pi Dipta gak ngomong itu," bantah Dipta
" Bener " tanya Bram sambil memicingkan matanya ke Dipta
" Enggak Pi Sumpah deh "
" Dipta Kamu emang udah sah sama Aluna Tapi bukan berarti kamu boleh seenaknya sama dia Paham," omel Bram masih dengan nada rendah karena selalu menjaga sikap sabarnya ke Putranya itu.
" Dipta gak cabul Kok Pi sumpah deh Dia aja Yang fitnah ke Dipta aja " bantah Dipta sambil menunjuk Aluna
Bram menghela napas jengah. " Mi urus anakmu ini," Pria 43 tahun ini beranjak Pergi Masih banyak yang harus ia urus jadi lebih baik cari aman sebelum darah tingginya naik.
" Dipta Mami mohon sama kamu Sayang Jangan cari masalah ya Kamu dan Aluna kan sudah menikah Kamu sudah jadi suami Aluna dan jangan bersikap seenaknya apalagi sama Aluna Paham Kamu," ujar Sonya yang cukup sabar memiliki Putra yang selama ini banyak mengurus energinya.
Dipta diam saja Tidak ada yang memercayainya Orang tuanya memang selalu seperti itu Padanya.
" Aluna "
Semua menoleh ke arah Pintu Manda datang
Manda tersenyum. " Maaf ganggu saya cuma mau ngobrol sebentar sama Aluna Boleh "
Sonya tersenyum sembari mengangguk.
" Aluna sini " Pinta Manda
Aluna berjalan malas menghampiri mamanya
Manda memeluk Aluna lalu membisikan sesuatu Pada Anak gadisnya itu Ekspresi Aluna langsung berubah kaget setelah mendengarkan Perkataan mamahnya.
Setelah selesai memperingatkan Aluna Manda melepaskan Pelukannya. Ia Pun menggenggam kedua tangan Aluna seraya tersenyum.
" Jaga diri baik-baik ya Sayang jangan nakal sama suami Oke "
Aluna hanya diam tanpa respon apapun.
" Oh ya kamu udah baik-baik aja kan sayang ? Kenapa sih sampai Pingsan Kamu Pasti masih gak nyangka ya Gak apa-apa nanti terbiasa kok Semangat,"
Aluna tersenyum tipis.
Manda beralih memandang menantunya.
" Dipta jagain Aluna ya ..... "
" Iya Tan " sahut Dipta sekadarnya.
" Eh " tegur Sonya Bisa-bisanya Dipta memanggil mertuanya dengan Tante
" Mulut Dipta terkilir Tadi sorry "
Sonya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya
...•••••...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!