NovelToon NovelToon

Karena Hamil, Aku Dijadikan Istri SIMPANAN

Kelam

''Hei! Kau!" Panggil seorang pria bertubuh tinggi dan atletis, mempunyai otot-otot yang terlihat jelas dari balik bajunya, pria itu menyandarkan tubuhnya di kaki tangga, agar ia tak terjatuh, karena kepalanya yang terasa oleng dan pusing.

Dara gadis 20 tahun itu melihat ke belakang dan sekelilingnya, tak ada siapapun, hanya ada dia dan laki-laki itu di tempat.

Mungkin dia sedang memanggilku. Batin gadis itu.

''Iya tuan, apa anda sedang memanggil saya?'' Tanya Dara sedikit mendekat, tapi tetap menjaga jarak.

''Hm, antarkan aku kekamarku,'' kata pria itu yang menunduk sedikit, memegang pelipisnya.

Antar ke kamarnya? Siapa laki-laki ini? Apa dia anak tuan Angkasa yang baru datang dari luar negeri itu?. Dara tak berani melangkah lebih dekat lagi, apa lagi ini pertama kali ia melihat laki-laki di depannya itu, tapi gadis itu yakin, jika pria itu adalah anak majikannya yang baru saja tiba dari luar negeri.

"Apa kau tuli? Aku kata, antar aku ke kamarku!" Laki-laki itu sedikit meninggikan nada bicaranya.

"B-baik tuan," mendekat dengan was-was.

Saat tiba di dekat laki-laki itu, ternyata pria itu sedang mabuk berat. Indra penciuman Dara mencium bau alkohol yang menyeruak dari mulut pria di depannya.

Pria ini sedang mabuk. Dara ingin menjauhkan tubuhnya, tak berniat lagi ingin membantu

pria itu, tapi sebelum ia sempat menjauh, anak majikannya lebih dulu memeluk bahu mungilnya dan menopang tubuhnya pada gadis kecil itu.

"T-tuan, anda sangat berat," Dara sangat gugup karena selama ini, ia tak pernah sedekat itu pada seorang laki-laki.

"Kalau aku berat, cepat antar aku ke kamarku, karena aku sangat pusing sekarang," perintah laki-laki itu menutup kedua bola matanya.

Huffhhh ...

Dara yang tak ingin berlama-lama lagi, segera mengantar anak majikannya naik ke kamarnya.

Karena takut ibunya di rumah akan memarahinya lagi jika ia terlambat pulang, apa lagi sudah larut malam.

Tiba di kamar anak majikannya, ia membaringkan tubuh kekar laki-laki itu.

Ia ingin menarik dirinya, dan bergegas keluar dari kamar. Tapi siapa sangka, laki-laki itu malah menarik dan menghempaskannya ke ranjang, kemudian mengukung tubuh mungilnya.

"T-tuan, tolong lepaskan saya tuan, saya ingin segera pulang," Dara sangat ketakutan pada pria di atas tubuhnya yang menatap buas tubuhnya, bola matanya sudah berkaca-kaca.

Seolah tuli, laki-laki itu malah menyerangnya. Dan menc**mnya dengan paksa.

Gadis itu memberontak, mencoba untuk melepaskan dirinya dari kukungan pria itu.

"Lepaskan saya tuan! Ku mohon lepaskan saya! jangan!!!" Teriak Dara, pipinya di banjiri air mata dengan bibir yang terus memohon, berharap ada sedikit belas kasihan dari pria itu.

SREKKK

Laki-laki itu malah berobek pakaiannya. Hanya beberapa menit saja gadis itu sudah p*los.

"JANGAN!!! SADARLAH TUAN!!! LEPASKAN AKU!!!" Dara terus berusaha untuk melepaskan dirinya dari pria itu, meski tubuhnya telah p*los semua, tapi ia tak berputus asa, dan terus memukul pria di atas tubuhnya.

Tiba-tiba .................

"ARKHHHHHHHH" teriakkan Dara memenuhi seluruh kamar anak majikannya, saat pria itu mengambil paksa kehormatannya yang sudah ia jaga selama 20 tahun.

Hanya ada kilat dan guntur yang saling bersahutan, menjadi saksi atas kehilangan mahkota gadis malang itu. Karena di renggut paksa oleh anak majikannya sendiri.

Siapa gadis ini

Jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Gadis yang terbaring dengan tubuh p*losnya di selimuti kain tebal dan hangat itu, mulai tersadar dari tidurnya. Sebuah tangan kokoh melingkar di perut ratanya.

Kedua bola mata indah itu mulai terbuka, tubuhnya sangat sakit, ingin bergerak, tapi ia sedikit kesulitan karena merasa tubuhnya seperti sedang tertimpa sesuatu benda berat.

Berusaha untuk mengumpul kesadarannya, saat kesadaran wanita itu sudah mulai terkumpul, ia teringat semua apa yang di lakukan oleh pria yang sedang memeluk itu.

Menutup mulutnya dengan rapat, menangis tak bersuara, air matanya mengalir sangat deras. Apa yang akan ia lakukan sekarang? Bagaimana dengan masa depannya? Bagaimana dengan kehidupannya? Dan bagaimana jika ibunya mengetahui tentang dirinya yang sudah tak perawan? Bagaimana? Semua itu terus menghantui pikirannya.

Melihat jam di dinding, ternyata sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Karena takut laki-laki itu akan terbangun dan melihatnya.

Ia berusaha untuk keluar dari pelukan laki-laki tersebut.

Akhirnya ia bisa keluar dari dekapan pria itu, melihat ke arah pakaiannya yang sudah tak berbentuk. Dara terpaksa mencari pakaian tuannya untuk ia pakai, agar tak p*los berjalan pulang ke rumahnya.

Setelah memakai kemeja pria itu, Dara langsung pergi dari Villa, ia juga hanya berjalan kaki di jalan dengan gerakkan yang sangat sulit, air mata terus menemaninya di setiap langkah kakinya tanpa rasa takut akan gelapnya malam, ia lebih takut pada kehidupan yang akan ia jalani kedepannya.

Dua jam ia berjalan di tengah gelapnya malam, akhirnya ia tiba di rumah ibunya, tak ada rasa sakit maupun rasa lelah yang ia rasakan, selain rasa takut dan kecewa pada dirinya sendiri karena telah gagal menjaga kehormatannya.

Sebelum masuk ke dalam rumah, ia lebih dulu melihat dan berjaga-jaga, siapa tau saja ibunya telah bangun.

Mendengar ada pergerakan di dapur, Dara terpaksa masuk ke kamarnya lewat jendela dengan aman.

Tiba di kamar, ia kembali menangis dan menjatuhkan dirinnya di ranjang kecilnya.

,,,

Keesokan harinya.

Tampak Adam mulai menggerakkan tubuhnya, melihat ke arah badannya yang polos tak mengenakan sehelai benangpun saat bola matanya sudah terbuka lebar.

Ia buru-buru menarik selimut, dan menutupi tubuhnya. "Apa yang terjadi semalam? kenapa aku tidak memakai sehelai benangpun di tubuhku," gumam Adam sambil mengingat-ingat.

Ia tak bisa mengingat apapun. "Bikin pusing saja," Adam turun dari ranjang dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi, ia membersihkan tubuhnya, setelah selesai, ia langsung keluar.

Tak sengaja kedua bola matanya menangkap sebuah noda di atas ranjang yang tak ia sadari tadi.

Darah. Batin Adam perlahan mulai mendekati noda darah yang melekat di kasurnya, dan ternyata benar, itu adalah noda darah.

"Tunggu, apa yang aku lakukan semalam? Siapa wanita yang sudah aku perawanin, kalau sampai Mami dan Anim tau, bisa tamat riwayatku," menjambak rambutnya.

Baru saja aku tiba di negara ini, tapi aku malah sudah merosak anak gadis orang, mampus aku. Pikir Adam.

Ia terdiam, tiba-tiba ia seperti teringat sesuatu. "Sepertinya, sebelum aku meninggalkan rumah ini, aku ada menyimpan CCTV dalam kamar" berbicara pada dirinya sendiri, dan mendekati meja rias, di sana ada sebuah pasu bunga yang ia simpan CCTV tersembunyi.

Adam mengambilnya, dan memasukkan ke dalam Laptopnya.

Layar itu mulai berputar, dan menampilkan seorang gadis yang memapahnya masuk ke dalam kamar.

Hanya itu saja yang ia lihat, karena CCTV itu hanya mengarah ke pintu masuk, dan tak mengarah ke ranjangnya.

"Siapa wanita ini? Aku tidak pernah melihat wanita ini sebelumya," gumam Adam frustasi.

,,,

Di rumah Mutiara.

"Dara!!" Panggil Ririn kakaknya.

Tak ada sahutan dari dalam kamar gadis itu. "Ibu! Dara mana Bu? Kok dia belum masak?" Tanya Ririn pada ibunya.

"Coba kamu lihat di kamarnya, siapa tau saja dia masih tidur," jawab ibu Ida.

"Masak masih tidur sih Bu, apa anak itu tidak pergi bekerja!" Omel Ririn menggedor pintu kamar adiknya.

Bertemu

Dara terbangun dari tidurnya saat mendengar sang kakak menggedor-gedor pintu kamarnya.

Berjalan dengan pelan membuka pintu, sambil menahan sakit pada kewanitaannya.

Cklekkk

"Iya kak?" Tanya Dara, mata gadis itu tampak bengkak karena terlalu banyak menangis.

"Kamu kenapa? Ada apa dengan matamu?" Ririn heran melihat wajah adiknya.

"Aku tidak apa-apa kak," bohong Dara, wanita itu terlihat sangat lemah dan tak bertenaga.

"Kenapa kau belum masak sih? Jangan bilang kalau kamu sakit lagi, lihat ini sudah pukul berapa, apa kamu juga tidak pergi bekerja!" Terdengar ketus.

"Maaf kak, aku merasa tidak enak badan, mungkin aku tidak bekerja hari ini kak,"

"Aishhh!!" Ririn marah-marah dan melangkah pergi dari hadapan adiknya.

,,,

Sudah satu bulan berlalu saat peristiwa malam, dimana Dara kehilangan kesuciannya.

Ternyata semenjak kejadian itu, ia meminta libur pada majikannya selama sebulan, dan bekerja di sebuah warung kecil. Hari ini sudah genap satu bulan, dan waktu liburnya sudah habis, ia harus masuk bekerja hari ini ke Mension mewah itu lagi.

Warung.

Dara sedang melayani beberapa pelanggan di warung tersebut, tiba-tiba terdengar suara yang memanggilnya.

"Dara!" Panggil temannya yang bernama Melly.

"Iya Mel," jawab Dara tak bersemangat, karena ia merasa tubuhnya sangat tak bertenaga.

"Kamu kenapa sih? Kamu sakit ya? Lihat wajahmu, kamu pucat banget," mengambil lipstik dari tasnya, dan langsung memakaikan temannya.

"Apa yang kau lakukan Mel,"

"Biarin aja, agar kau tidak terlihat pucat, lagian lipstik ini berwarna bibir kok,"

Dara hanya tersenyum menanggapi temannya.

"Kau mau kemana setelah ini Dara?" Tanya Melly.

"Aku mau ke Mension tuan Angkasa,"

"Kau masih bekerja di sana? Bukannya kau sudah berhenti ya dari Mension mewah itu?"

"Nggak kok, aku belum berhenti dari sana, lagian hanya di sana aku bisa mendapat gaji yang lebih besar, aku hanya libur saja selama satu bulan ini"

"Oh, jadi kau mau langsung ke sana? Mau aku antar?" Tawar Melly.

"Bisa juga, kalau kau mau,"

"Tentu saja,"

"Ya sudah, aku pamit dulu, ini juga sudah jam pulang kerjaku"

"Ok"

Dara pamit pada pemilik warung tersebut untuk pulang.

Setelah itu mereka berdua melangkah ke motor Melly. Dan Melly langsung mengantar temannya itu ke Mension tuan Angkasa.

,,,

Mension tuan Angkasa.

Adam melangkah masuk ke dalam Mension Papinya dengan elegan, memakai pakaian santai yang memperlihatkan tubuh atletisnya,

Adam laki-laki yang sering melakukan semaunya sendiri, hidup bebas dan benci peraturan. Kebanyakan hidupnya hanya di habiskan dengan bersenang-senang.

Adam mempunyai kekasih bernama Anim seorang designer.

"Adam, kapan kau akan menikahi Anim? Dan sampai kapan juga kau mau hidup bersenang-senang seperti ini? Mami pusing melihat tingkahmu Adam," ketus Mami Yunda pusing melihat putra satu-satunya yang hidup seperti tak mempunyai tujuan hidup sama sakali, dan tak ada perkembangan dari hari ke hari.

"Ayolah Mi ... Adam baru berusia 26 tahun, Adam belum terpikir untuk menikah," jawab Adam malas.

"Kau memang suka menjawab semua yang Mami katakan Adam!" Yunda benar-benar kesal pada putranya.

"Assalamualaikum nyonya," terdengar suara gadis memberi salam.

Adam dan Mami Yunda mengalih pandangannya pada seorang gadis yang berdiri di ambang pintu sambil memberi salam.

DEG!

Bola mata Adam bertemu dengan bola mata gadis yang telah ia nodai sebulan yang lalu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!