NovelToon NovelToon

Skripsi atau Resepsi

Prologue

Mahasiswa semester akhir, bagi sebagian orang merupakan fase yang paling menakutkan. Selain capek lahir bathin mahasiswa semester akhir juga capek digibahin. Apalagi saat ditanya progresnya sudah sampai mana? skripsinya sudah sampai bab berapa?

Termasuk juga bagi gadis bernama lengkap Kayana Amira. Walaupun dia termasuk mahasiswi minim prestasi, tapi dia juga nggak bego-bego amat. IPK-nya masih cukup lah kalau dipakai untuk daftar kerja nanti.

Memang sih, sedari maba Kayana nggak terlalu menonjol dibidang apapun. Hidupnya persis seperti mahasiswa kebanyakan, ikut berorganisasi walaupun nggak aktif-aktif amat, ikut beberapa lomba meskipun seringkali namanya hanya sebagai peserta alias nggak pernah dapet juara. Tapi Kayana bukan tipe mahasiswa apatis yang anti bersosialisasi.

Bagi Kayana, kehidupan sebagai mahasiswa itu hanya perlu dijalani secukupnya. Kalau terlalu aktif takutnya pas kerja keburu capek plus jenuh, jadinya nggak bersemangat lagi. Kalau kata orang save the best for the last. Memang apasih benefit terbesar yang bisa didapatkan selain sertifikat kepanitiaan? paling-paling cuma nasi kotak dan baju panitia. Itu pun, kadang beli nya sendiri-sendiri nggak disponsori!

Capek nya dapet, duitnya kagak! Nggak sinkron. Rugi dong!

Bukan sekali dua kali Kayana memilih minggat dari berbagai rapat organisasi, menurutnya hal tersebut cenderung buang-buang waktu. Lebih banyak drama nya dari pada diskusinya, kadang sampai tengah malam pula. For what, gitu?

Nggak etis aja rasanya, pulang malam cuma buat dengerin chitty chatty dari para seniornya. Tapi apa daya, dia cuma satu dari sekian banyak teman-teman nya yang ogah ikut rapat tapi nggak berani bersuara. Takut di julidin plus dibully.

Untuk urusan pertemanan, teman nya cukup banyak. Tapi yang paling akrab cuma Lisa. Selebihnya cuma teman untuk sekedar say hello, karena pada dasarnya dia memang ramah pada siapa saja, tapi ya nggak sampai akrab.

Dan untuk saat ini Kayana hanya ingin menjalani kehidupan perkuliahan nya dengan tentram dan damai, dan yang paling utama skripsinya segera di ACC! Karena jika tidak segera di ACC maka dia harus menunggu semester depan untuk menjalankan sidang, sedangkan sang ibu sudah mengomelinya agar cepat lulus! dan selalu membandingkan Kayana dengan sekitar setengah lusin anak dari ibu-ibu komplek diperumahannya.

Tapi malang seribu malang, pak Helmi yang merupakan dosen pembimbing nya harus pensiun karena alasan kesehatan, padahal bohong besar! Buktinya beliau masih aktif mengupload video cover musiknya di channel youtube, belum lagi vlog jalan-jalan nya yang diupload seminggu sekali. Tapi,sebagai mahasiswa remahan di tatanan perkampus-an ini Kayana bisa apa. Mau marah nggak ada hak,mau gibahin juga nggak ada nyali.

Dan kabarnya, pak Helmi yang tercinta akan digantikan dengan sosok dosen muda yang baru akan masuk minggu depan,usut punya usut beliau merupakan alumni dari jurusan nya dan baru saja menamatkan gelar magisternya nya diluar negri dan jangan lupakan embel-embel tampan,menawan,idaman yang menyertai dosen pembimbing nya tersebut. Kayana pribadi tidak terlalu peduli, prioritasnya sekarang adalah menyelesaikan skripsinya sehingga Kayana dapat menyelesaikan pendidikan nya tepat waktu.

Dan hari ini,Kayana sudah diarahkan Pak Helmi untuk menemui dosen pembimbing baru yang bernama Adrian itu. Namun, sudah 2 jam kayana menunggu didepan ruangannya, tidak ada tanda-tanda bahwa dosennya tersebut sedang berada ditempat.

Batin kayana mulai berkecamuk, godaan nya untuk pulang kerumah begitu besar. Bukannya dia tidak sabaran, tapi 2 jam woy! Siapa yang tahan coba, seharusnya dia bisa bersantai dirumah sambil membaca komik kesukaan nya ataupun menghalu oppa-oppa korea.

atau jangan-jangan dia sedang terkena karma? karena terlalu sering mengabaikan skripsi nya sekarang dosen pembimbing skripsinya pun turut mengabaikannya dan belum memberi kepastian sama sekali.

"Anjit,lama banget!" Gerutu Kayana mulai keki, merasa kesal sekaligus ingin menangis. Dadanya sesak, tapi air mata nya sulit keluar karena perutnya keroncongan.

"Apa coba ketok lagi ya pintu nya?" Kayana membatin.

Kayana mulai meragukan perkataan mbak Reni,admin akademik. Kata perempuan tersebut pak Adrian sudah berada diruangannya sejak pagi buta, cepet nya ngalah-ngalahin satpam kampus, katanya.

Tapi sudah dua jam Kayana duduk disini, nggak kelihatan tuh! batang hidungnya. Lampu ruangannya pun nggak menyala, timbang hemat listrik sekaligus ya buat apa? yang bayar listrik mah kampus bukan dari dompet dosen pribadi.

Baru saja Kayana ingin mengetok pintu ruangan tersebut, tiba-tiba saja pintu di hadapannya sudah terbuka duluan. Kombinasi kaget dan cemas membuat Kayana tidak bisa menjaga keseimbangan nya, alhasil dia nyaris terjungkal. Untung saja lengannya di tahan oleh Adrian,nggak kebayang deh! kalau dia sampai terjatuh, ini lantai kan nggak selembut kapas, alias keras banget!

"Kamu ngapain disini?" Tanya Adrian heran.

"Eh..Mas Adrian...Aku mau bimbingan skripsi mas, sama dosen ku hehe."

Kayana menyahut kikuk, rasa kagetnya masih belum hilang saat melihat sosok di hadapannya. Bisa dibilang Kayana tidak menyangka akan bertemu dengan Adrian disini, senior yang disetiap sujudnya dia doakan cepat lulus, bukan tanpa alasan dia mendoakan pria ini cepat lulus, malah dia tidak bisa membayangkan kehidupan perkuliahannya jika pria ini tak kunjung lulus!

Kayana pernah beberapa kali berada dalam kepanitiaan yang sama dengan Adrian, pria tersebut sering diamanahkan menjadi ketua panitia ataupun koordinator dalam berbagai acara. Kayana tidak akan pernah lupa bagaimana pria dihadapan nya ini pernah mengospek nya dulu, sampai pagi buta! Nggak dikasih tidur!

Tapi memang salahnya sih,barang kali pria itu sudah mencapai limitnya karena Kayana terlalu sering kabur-kaburan dari rapat organisasi. Kalau kata orang, sabar itu ada batasnya dan Adrian sudah mencapai batas itu.

Entah apa keperluan seniornya itu disini, Kayana nggak mau peduli. Setaunya Adrian sudah tamat 3 tahun yang lalu, seharusnya tidak perlu lagi kekampus, kecuali ini cowok kerajinan dan masih ingin memantau kegiatan ospek dikampusnya!

"Nama dosennya siapa?" tanya Adrian kalem.

"Pak Adrian mas hehe, kebetulan namanya sama kayak mas. Btw,aku izin masuk dulu ya mas."

Kayana buru-buru undur diri. Dia nggak tahan berhadapan lama-lama dengan seniornya yang satu ini, takut tensi nya kambuh. Apalagi dendam yang lama belum usai, dia jadi gampang sakit hati.

"Oke silahkan." Adrian menggeser tubuhnya dan memberikan jalan.

Sesampainya diruangan,Kayana mendapati ruangan tersebut kosong. Akhirnya dia keluar lagi dari ruangan tersebut, rasanya nggak sopan berlama-lama didalam ruangan tersebut sedangnya empunya ruangan sedang tidak berada ditempat.

Saat keluar dari ruangan ternyata seniornya tadi masih berdiri tidak jauh dari ruangan ini. Kayana menimbang-nimbang didalam hati, antara harus mempertahankan atau menurunkan ego serta gengsinya untuk bertanya pada sang senior. Tapi dipikir-pikir dia ogah juga kalau harus menunggu dua jam lagi. Gapapa lah ya, kata pepatah malu bertanya sesat dijalan.

"Mas, mau nanya dong. Liat Pak Adrian nggak mas?" Tanya Kayana sopan dengan intonasi suara yang sengaja dilembut-lembut kan,masih terbawa trauma pasca ospeknya dulu.

"Gatau tuh..kenapa nanya ke saya." sahut Adrian jutek, tuh kan masih belum berubah! Fix sih ini cowok masih punya dendam kesumat.

"Oh...okedeh mas. Thanks infonya." sahut Kayana datar lalu berjalan menjauhi Adrian.

"Mau nanya kemana lagi? pak Adrian nya sudah berdiri didepan kamu loh dari tadi." ucap Adrian sewot.

"Hah? Maksudnya Mas." Kayana mendadak tulalit.

"Saya pak Adrian yang kamu cari-cari Kayana, sudah jadi mahasiwa tingkat akhir sepertinya kamu masih belum berubah ya...ckckck." ujar Adrian dengan nada mengejek.

Bagai mendengar petir disiang bolong, jantung nya serasa turun ke mata kaki. Jadi,Pak Adrian yang selama ini dibicarakan seantero kampus itu adalah Adrian Pramudya?!!

Bagaimana bisa hal ini terjadi? Ada banyak orang bernama Adrian dimuka bumi,tapi kenapa harus Adrian Pramudya?!

Tuhan,tolong sadarkan Kayana dari mimpi buruknya saat ini juga,dia benar-benar menyesali segala perbuatan buruk nya dimasa lalu,jika dia pantas mendapatkan karma, maka berikan dalam bentuk lainnya, tidak harus ini.

"Kenapa diem?gasuka kalau saya jadi dosen pembimbing kamu?" Tanya Adrian sinis.

Kayana langsung pucat pasi.

Speechless

Plis deh, prank semesta kali ini bener-bener nggak lucu!

1 - Berjumpa (Lagi)

Bagi kayana, selama 21 tahun kehidupannya. Tugas akhir merupakan salah satu cobaan terberat yang pernah dia alami apalagi dosen pembimbingnya seorang Adrian Pramudya, manusia paling nyinyir yang pernah ditemuinya. Seharusnya pria tersebut mendapat penghargaan Guiness World Record sebagai manusia paling menyebalkan dimuka bumi.

Bukannya dia membenci Adrian, tapi semua ini tidak akan jadi rumit kalau Kayana tidak menyatakan perasaan nya dengan polos kepada Adrian 3 tahun lalu! Dan dia ditolak mentah-mentah saat itu juga.

Kayana masih sering sakit hati saat teringat momen tersebut. Rasanya sangat memalukan bahkan untuk sekedar dikenang, pertama kali menyatakan perasaan pada pria dan langsung ditolak mentah-mentah begitu saja.Ibarat sudah jatuh bukan cuma tertimpa tangga saja tapi juga tertimpa bangunan nya sekalian! Menyebalkan.

Lalu besoknya, saat sedang rapat besar. Dia malah diospek habis-habisan oleh Adrian karena sering minggat dari rapat kepanitiaan, yakali orang habis patah hati bisa kembali ceria seperti sedia kala. Nggak punya hati itu orang!

Seolah miliki dendam terselubung pria tersebut mengospeknya sampai tengah malam dan menyuruh Kayana menulis sampai 10 lembar kertas hvs bahwa dia berjanji untuk mengikuti seluruh kegiatan kepanitiaan, bertanggung jawab serta amanah sebagai anggota divisi tersebut.

Sampai detik ini, Kayana masih bingung kenapa Adrian sampai menolak nya mentah-mentah. Padahal kalau di sandingkan dengan para artis ataupun selebgram yang sedang hits saat ini, ya pasti dia kalah sih. Tapi rasanya dia nggak sejelek itu juga.

Bahkan banyak yang menyatakan perasaan nya pada Kayana, namun tentunya Adrian nggak masuk hitungan. Barangkali selama ini dia kurang tebar pesona, jadi sekali nya suka langsung ditolak mentah-mentah. Sakit hati plus malu, rasanya nggak lagi-lagi dia mau bertatapan muka sama itu orang, tapi kalau sudah ditunjuk sebagai dosen pembimbing begini, gimana mau menghindar!

Mungkin, ini merupakan karma bagi nya karena sering menolak orang yang mendekatinya dengan alasan ingin fokus kuliah, padahal bohong besar. Dia nya aja yang nggak demen. Kalau kata Lisa, cinta itu sama kayak kentut. Kalau dilepas disaat yang tepat, rasanya nyaman. Tapi kalau dipaksa, bikin riweh sendiri! Yang ada malah sakit perut.

Tentunya bertemu kembali dengan orang yang pernah menolaknya mentah-mentah menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan bagi Kayana dan semenjak dia menyatakan perasaannya, Kayana selalu berusaha menghindari pria tersebut. Setiap kali berpapasan dengan Adrian, dia langsung copslay jadi orang paling sibuk sedunia, gamau repot-repot untuk sekedar melirik. Biarpun mau dikata kurang ajar, sakit hatinya masih belum ada obatnya! Masih perih plus nyesek kalau diingat-ingat.

Dari skala 1-100, maka ketidakinginan nya untuk bertemu dengan Adrian lagi berada pada skala 101. Bahkan, saat kuliah dulu saking tidak inginnya berpapasan dengan Adrian dia sampai rela memutari gedung perkuliahan. Meskipun luasnya setengah lapangan bola dan dia buka tipe orang yang doyan-doyan amat berolahraga. Semua itu sampai dia lakukan demi menghindari makhluk tuhan bernama Adrian. Usahanya memang nggak kaleng-kaleng demi menyelamatkan harga dirinya.

Kayana pun masih bingung kenapa dia sampai berani menyatakan perasaannya tanpa persiapan. Namun saat itu dia hanya merasa yakin bahwa perasaan nya tidak akan ditolak, pria itu juga menunjukkan sinyal yang sama dan bersikap baik serta perhatian pada Kayana. Sudah dibuat berharap, eh tau-taunya ditolak! Apa nggak sakit hati.

"Kay...lo harus tau betapa apesnya gue hari ini."

Tiba-tiba saja Lisa, Sahabatnya yang tiap berbicara suaranya sebelas dua belas dengan toa masjid di sebelah rumahnya itu duduk disamping nya. Kayana nyaris mengumpat, karena lagi-lagi perempuan disebelahnya ini nggak bisa mengatur pita suaranya. Hal yang seharusnya menjadi rahasia, sering kali menjadi nggak rahasia lagi karena perempuan disebelahnya ini. Orang-orang sudah kebagian spoiler duluan.

"Ada apa lagi kali ini? Lo diputusin pacar? Atau lo balikan lagi sama mantan?" Kayana menyahut malas.

"Anjay,  itu mah nyumpahin." Sungut Lisa kemudian seenaknya menyeruput es jeruk milik Kayana.

Kayana langsung melotot. "Heh, gue masih belom minum loh ya. Enak banget lo, curi start duluan! Balikin sini." Omelnya judes.

Kayana menggeram saat menyadari es jeruk favoritnya tinggal seperempat, ini cewek memang paling nggak bisa dikasih hati. Kalau sisa seperempat begini, dia dapat apa? Es batu nya doang? itupun belum cair!

"Yaelah pelit banget...beli lagi sana. Kayak nggak mampu beli es jeruk aja." balas Lisa kayak orang nggak tau diri, yang ngambil es jeruk nya duluan siapa coba?

Tak lama kemudian, tangan wanita tersebut juga menyomot kentang goreng miliknya. Nggak tanggung-tanggung banyaknya, ibarat masuk ke rumah orang langsung berlagak jadi tuan rumah padahal cuma tamu yang nggak diundang!

"Ngaca deh Lis...yang minta-minta siapa yang memberi siapa."

Kayana hanya mengelus dada, kalau nggak ingat dia susah punya temen baru. Udah dia buang ini cewek kedalam empang, beneran! Punya sahabat nggak ada sopan-sopannya.

"Heheh..sorry ya, ntar deh gue traktir kapan-kapan. Kalau sekarang lagi bokek."

"Itu janji lo udah dari kapan tahun coba, udah basi!" seru Kayana.

Ibarat buka berita di facebook, dia selalu kemakan hoax. Udah basi!

"Kemarin David ulang tahun, sebagai pacar yang baik gue harus beliin kado dong."

Siapa lagi David? Cowok yang Lisa kenal di Paul? Cowok yang bawa Pajero Sport atau cowok yang katanya cucu pejabat itu.

"David mana lagi? David Beckham?" sindir Kayana pedas.

Lisa cuma menyengir. Great! artinya pacar baru.

Kayana sudah kehabisan energi untuk menceramahi Lisa yang kalau sudah berhubungan dengan cinta bucin nya minta ampun, ini cewek auto buta mata tuli telinga. Percuma diceramahin, ditegur sama malaikat juga gabakalan sadar. Saking keras kepala nya.

Belum lagi dia selalu memacari para abg tanggung dan menafkahi kehidupan pacar nya, emang udah kaya banget sampe mampu nafkahin orang lain?!

Sahabatnya ini tipe orang yang mudah jatuh cinta hanya dengan melihat fisik semata, kalau sudah ganteng mau sifatnya seburuk apapun langsung diabaikan, pecinta red flag emang ini orang.

Kayana juga gampang suka sih sama orang,tapi nggak sebodoh Lisa juga. Cowo yang matrenya setengah mampus pun dipacarin, logika nya anjlok sampai dasar samudra kalau sudah berhubungan dengan cinta.

Dan belajar dari hal tersebut, Kayana jadi menaikkan standar nya dalam mencari pria. Gaperlu ganteng-ganteng banget yang penting berduit dan bisa menafkahi nya. Memangnya lambung bisa terisi penuh sementang calon suami ataupun pacarnya dimasa depan cuma model ganteng? Gabisa tsay, zaman sekarang apa-apa perlu duit, harus realistis!

Kalau kata pemeran FTV yang Kayana tonton baru-baru ini "Lebih baik kamu menangis di atas mobil mewah dari pada kamu tertawa tapi diatas angkot!"

It's a fact!

Modal ganteng doang, mana kenyang!

Semesta memang sebaik itu, untuk melatih kesabarannya hingga mencapai batas tiada tara, dia dipertemukan dengan Lisa. Kurang akrab gimana lagi coba mereka, sahabatannya saja sudah sedari zigot. Kebetulan sekali ibu mereka bersahabat,menikah diwaktu yang berdekatan,lalu hamil bersamaan.

Sehingga dengan terpaksa sewaktu mereka terlahir kedunia, Kayana harus akrab dengan Lisa meskipun sebenarnya dia sedikit ogah waktu awal-awal dulu, karena ini cewek sifatnya bar-bar minta ampun. Bertolak belakang dengan Kayana yang sewaktu lahir sudah murah senyum plus anggun dan sewaktu temenan sama Lisa dia otomatis kecipratan sifat kampretnya. Memang betul ya,lingkungan itu sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Rencana nya,saat ibu mereka hamil dulu,kalau salah satu dari mereka adalah pria,maka saat dewasa nanti akan dijodohkan. Tapi untung saja,sepertinya Tuhan memahami betapa hal tersebut adalah takdir yang buruk,tidak terbayangkan oleh Kayana jika harus bertemu dengan Lisa, versi cowoknya pula! Bisa-bisa dia beneran mati muda!

"Kay..." Lisa memanggilnya dengan volume sedikit pelan.

"Hmmm..." Kayana menyahut malas.

"Kenapa ya, hari ini lo kelihatan lebih jelek dari biasanya. Bukan berarti kemarin-kemarin nggak jelek,tapi hari ini lo jeleknya di kali sepuluh, jadinya jelek,jelek,jelek..." ujar Lisa menghina nya sampai sepuluh kali.

Kayana bukan tipe perempuan yang ringan tangan, tapi seriusan dia pengen gebukin ini cewek saking rese nya setengah mampus. Ya Gusti, ini bisa nggak penciptaaan teman nya di rewind dulu, kalau perlu sifat-sifatnya yang membuat Kayana kesal itu dikurangi sedikit, dihilangkan juga gapapa.

Kayana cuma melirik Lisa tajam, malas menanggapi karena takut membuang-buang energi. Hari ini dia beneran kehilangan mood setelah bertemu dengan Adrian beberapa hari yang lalu, sosok senior yang paling dia hindari semasa kuliah, enggak deng! Selama menempuh jenjang pendidikan malah, dan sekarang mereka malah dipertemukan lagi, dengan status yang cukup berbeda. Kalau dulu senior-junior, sekarang jadi dosen-mahasiswa bimbingan. Tapi tetep aja sih, kasta Kayana selalu yang terendah! Kampret emang.

"Kenapa lagi si Kay? Skripsi lo lagi?Lemes banget pagi-pagi, kayak ibu-ibu kurang dapet jatah dari suami." Lisa turut prihatin melihat wajah Kayana yang tertekuk dengan bibir yang dibuat manyun sok imut itu, padahal nggak ada imut-imut nya.

Sebenarnya Lisa lebih apes lagi hari ini karena diusir dari kelas Pak Ben serta diskors karena ketahuan pernah titip absen. Dia pikir dosen tua itu tidak akan mengecek daftar kehadiran kembali. Oleh sebab itu, meskipun diusir dari kelas, Lisa tetap nekat untuk meminta tolong pada teman nya mengisi absen atas nama dirinya, namun Pak Ben yang umurnya sudah tidak muda itu lagi tiba-tiba saja melakukan inspeksi dadakan,yang sebelumnya tidak pernah dia lakukan sama sekali selama 20 tahun beliau mengajar. Ini sih namanya bukan sekedar apes,tapi apes banget!

Hati nurani nya jadi melunak kalau sudah melihat orang yang lebih apes dari dirinya, kesannya kayak sombong banget kalau dia sampai mengeluh didepan orang yang lebih sulit masalahnya.Duh, kurang baik plus pengertian gimana lagi coba dia jadi sahabat?

Singkat cerita akhirnya Kayana menjelaskan kronologi pertemuan tidak terduga nya dengan Adrian kemarin,mulai dari permasalahan terkait dosen pembimbing nya yaitu Pak Helmi yang pensiun dadakan,sampai ketidaktahuan nya bahwa dosen penggantinya yang diagung-agungkan oleh seantero kampus itu adalah Adrian Pramudya! Seniornya yang kelewat jenius sehingga baru lulus S2 saja langsung di hire untuk menjadi dosen dikampusnya.

Salahnya sendiri sih tidak mencari tahu, tapi mahasiswa semester akhir seperti Kayana mana ada waktu untuk mencari-cari gosip terkini. Nggak sempat! Keburu dikejar-kejar revisi!

"Anjrit nasib lo apes banget sih Kay,gue pikir hari ini gue manusia paling apes sedunia,ternyata masih ada elo hahaha.." respon Lisa terbahak sambil mengelap sudut matanya yang berair.

"Gue harus gimana dong Lis? Kemaren gue speechless banget pas doi nyoret-nyoret draft skripsi gue,punya mulut tapi gue gabisa berkata-kata mana Mas Adrian mulutnya sekarang lemes banget gitu, sekali nya ngomong mudah menyakiti hati. Perasaan dulu dia ga kayak gitu deh." ujar Kayana lesu.

"Harus berwibawa kali Kay,secara doi sekarang statusnya dosen bukan senior lo lagi...ya wajar kalau doi jadi kritis gitu, kalau dia nya iya-iya aja ntar kredibilitas nya sebagai dosen dipertanyakan dong." Lisa merangkul bahu Kayana menenangkan, sambil berusaha menahan tawa nya supaya temennya ini nggak ngenes-ngenes amat.

Tak lama kemudian ponsel Kayana berdering, menandakan pesan masuk.

Adrian Pramudya

"Besok pagi kita revisi, saya tunggu dikampus."

Bahu Kayana langsung turun sewaktu membaca pesan tersebut, plis deh! Ini sudah revisi ketiga belas, ini cowok emang doyan revisi apa gimana?

"Kenapa tuh muka masem lagi?" tanya Lisa.

"Di suruh revisi lagi, cape gue lama-lama. Kejam banget itu orang!" sahut Kayana manyun.

"Perfeksionis itu doi orangnya,yang sabar ya. Demi kebaikan elo juga kan?" ujar Lisa menyemangati.

"Tapi nggak gini juga kali Lis, kalau diribetin mulu gue kapan tamatnya. Beneran deh,gue pengen nikah aja lama-lama." ucap Kayana kesal.

Meskipun masih muda, agaknya Adrian lupa kalau ini merupakan revisi yang ke tiga belas kalinya. Laptopnya saja sudah bosan karena terlalu lama dipantengi dan Adrian seharusnya paham kalau Revisian itu juga ada batasnya! Tiga belas kali! untung saja stok kesabaran Kayana itu banyak,kalau sedikit mungkin saat ini dia langsung minta dicarikan jodoh saja pada ibunya.

Setiap Kayana mengirim draft skripsinya, secepat kilat Adrian membalas emailnya dilengkapi dengan komentar nyinyir khas pria tersebut.

"Kok bab 1 nya banyak yang ngawur sih, gimana saya mau baca bab selanjutnya kalau bagian latar belakangnya saja nggak menarik." balasan dari pria itu singkat padat dan amat kejam!

Bisa-bisanya dia menuduh hasil dari sleepless night Kayana ngawur belaka! Penjaga perpustakaan saja sampai bosan harus mengusir Kayana setiap harinya karena wanita itu selalu berada diperpustakaan sampai jam kampus berakhir,Kayana itu serius tahu saat mengerjakan skirpsi,mana mungkin dia main-main.

Adrian Pramudya

Revisinya sudah sampai mana? Kirim ke saya.

Kayana Amira

Baik pak...segera saya kirimkan.

1 file has been sent

Adrian Pramudya

kok revisian nya baru segini?jangan pemalas!

Balasan dari Adrian selalu membuat Kayana meradang setengah mati,pria itu seolah-olah tidak menghargai kerja kerasnya.

Kalau saja Kayana terlahir kaya raya atau keluarganya memiliki kontribusi besar seperti menjadi donator dikampus ini, maka dia akan dengan senang hati memecat Adrian lewat jalur orang dalam dan sejak kapan sosok Adrian yang cool dan berwibawa itu berubah menjadi super nyinyir seperti ini, kalau tahu begini Kayana jadi sedikit menyesal dong menyukai pria itu, dulu!

***

2 - Manggilnya Mas atau Bapak nih?

Mendadak pagi ini Adrian mengubah jadwal bimbingan mereka, yang awalnya dijanjikan jam 2 siang dimajukan jadi jam 8 pagi dan sialnya pemberitahuan tersebut benar-benar last minute. Harus banget dikasih taunya jam tepat 7.50? Di sangka dia punya sayap jadi bisa terbang, gitu?

Memang ya, yang namanya cowok itu paling susah dipegang omongan nya.

Sesampainya dikampus otomatis Kayana sudah berpenampilan lusuh lagi. Serius deh! semenjak tahun akhir dia kayak nggak dikasih izin buat tampil cantik ke kampus meskipun cuma sekali.

Kalau nggak keringetan, ya pasti bedaknya sudah luntur semua dan sayangnya dia tipe perempuan yang paling malas re-touch make up, lagian dia nggak punya pacar. Mau tampil cantik didepan siapa?

"Permisi pak." ucap Kayana begitu sampai diruangan paduka.

Adrian malah mengerutkan keningnya heran. "Ada perlu apa?" 

Tuh kan, Muda-muda sudah pikun!

Kayana berani bertaruh bahwa pria didepannya ini pernah terkena amnesia atau gangguan lainnya yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mengingat. Bukannya tadi pagi dia disuruh untuk menyerahkan draft skripsi ini pagi-pagi buta?!

"Konsultasi skripsi pak." sahut Kayana,kalem. Setelah berhasil mengatur emosinya dan mengingat beberapa quotes dari psikolognya.

"Loh, iya ya?" respon nya,kaget.

Kayana cuma tersenyum tipis. Malas menanggapi, takut emosinya terpancing.

"Duduk dong Kayana, itu ada kursi. Ngapain berdiri terus." 

"Kan belum ditawarin pak."

"Halah...basa basi banget kamu." celetuk Adrian menyindir.

Kayana menahan kesal, ingin rasanya memasang muka masam tapi nggak berani. Perjalanan skripsinya masih panjang.

Adrian tampak sibuk memeriksa beberapa lembar kertas dihadapannya. Memeriksa soal kuis sepertinya,tapi tidak tahu apakah untuk mahasiswa tingkatannya atau juniornya.

"Sibuk pak?" Tanya Kayana, basa basi lagi.

Kalau sibuk begini, ngapain coba dia disuruh datang pagi-pagi. Motivasi nya apa, gitulho!

"Hmmm..." sahut Adrian cuma menggumam.

Kayana ikut penasaran dengan kertas yang sedang diperiksa oleh pria tersebut, sambil berpura-pura sibuk dengan draft skripsi nya, sesekali Kayana mulai mencuri pandang.

Wah!

Ini sih namanya jackpot abis! Kapan lagi bisa dapat bocoran soal super ekslusif begini,apalagi soal kuis dari Adrian terkenal mahasulit dan dikasihnya selalu dadakan pula,kayak tahu bulat. Ini sih bisa jadi ladang bisnis, kalau Kayana jadi bandar soal beserta kunci jawabannya, dijamin bakalan kaya mendadak. Soalnya kunci jawaban ini pastinya bakalan laku keras.

Bahkan google yang serba tau saja menyerah saat ditanya jawaban dari soal tersebut dan langsung menampilkan laman error, nggak heran kalau Adrian itu dicap paling jenius seantero kampus. Kepintarannya gak ada obeng!

Bisa dibilang ini orang terlalu berprestasi dan terlampau sering mengharumkan nama kampus. Kayana sampai bosan tiap melihat mading kampus, karena lagi-lagi isinya pasti tentang Adrian dan segudang prestasinya. Kayana yang minim prestasi ini sedikit banyaknya merasa iri,tapi mau bagaimana lagi kemampuan otaknya tidak semantap Adrian.

Ibarat ruang penyimpanan, kalau Kayana masih megabyte atau paling mentok cuma nyampe gigabyte. Ini cowok kapasitasnya sudah terabyte!

Nggak heran kalau pria itu langsung ditunjuk sebagai staf pengajar dikampusnya. Sebagai salah satu lulusan paling berprestasi tentu saja kampusnya nggak mau rugi. Belum setahun pria ini tamat S2, sudah ditunjuk sebagai dosen. Kalau dia konsisten, Kayana yakin gak sampe 2 tahun ini cowok bakalan ditunjuk jadi guru besar!

Otomatis Kayana sedikit deg-degan karena saat ini dia sedang berada tepat dihadapan gudang soal! Kenapa nggak sekalian dia manfaatkan kesempatan besar ini, rugi bandar dong datang pagi-pagi cuma disuguhi semerawut wajah dosennya. Ganteng sih,tapi tetap aja dia nggak mau rugi! Revisi nya hari ini pun belum tentu jadi!

Sepertinya Adrian menyadari pergerakan mata Kayana yang mulai jelalatan.

"Nggak usah intip-intip ya!Tiap kuis soalnya saya buat beda semua" ujar Adrian ketus.

Kayana yang terciduk, otomatis kagok.

"Astaga...saya ga intip apa-apa loh pak,mata saya cuma kelilipan doang." kilah Kayana, pakai bohong.

Supaya kelihatan meyakinkan, Kayana sampai akting mengerjabkan sembari mengusap-usap matanya, berdoa saja semoga setelah ini maskara nya nggak bleberan kemana-mana.

"Seriusan pak!" ucap Kayana lagi meyakinkan.

"Terserah."  Adrian mengangkat bahu nya cuek.

Wadaw, sadis juga mulutnya.

"Kamu nangis?" Tanya Adrian, mengalihkan pandangan dari tumpukan kertasnya.

Hah, emang iya?

Kayana mengusap sudut mata nya, ternyata benar saja. Dia sampai nggak sadar kalau air matanya berlinang.

"Enggak kok,kan udah saya bilang. Mata saya kelilipan." Kayana mengusap-usap sudut matanya yang mendadak gampang keluar air mata. Seriusan deh, dia kenapa sih hari ini? lagi nggak PMS juga. Kok baperan.

"Cengeng banget." Sindir Adrian,namun tangannya mengambil beberapa lembar tisu.

"Nih, bantuin saya meriksa soal kuis ini. Udah semester akhir kan?seharusnya kamu paham kalau cuma materi dasar seperti ini." ujar Adrian mengalihkan topik pembicaraan.

Ini cowok ya,paling nggak paham sama situasi dan kondisi. Orang lagi mewek begini malah disuruh periksa soal, periksa aja sendiri! Sejak kapan dia ditunjuk jadi asisten pribadi.

Karena tak kunjung menjawab, Adrian terus menatap Kayana sambil memperbaiki letak kacamatanya, alhasil Kayana jadi salting sendiri.

Masalahnya ini cowok paham betul cara memanfaatkan ketampanan nya. Apalagi saat memperbaiki posisi kacamatanya barusan, sudah pasti tambah ganteng!

Kalau nggak ingat pria dihadapannya ini rese setengah mampus, bisa-bisa Kayana jatuh hati lagi. Soalnya ini cowok ganteng nya gak kira-kira,muka nya rada-rada mirip aktor turki. Tinggi, ganteng, mancung, ditambah lagi dengan bulu-bulu tipis yang tumbuh disekitar rahangnya yang turut menambahkan kesan dewasa. Siapa yang nggak ngiler coba?

"Atau masih mau nangis dulu?" tanya Adrian, sok perhatian.

Sementang ganteng, ini cowok tau aja cara meluluhkan hati perempuan!

"Boleh deh pak..." Kayana terpaksa meng-iyakan. Mau menolak tapi nggak enak.

"Kamu kok kayak terpaksa gitu? nggak ikhlas ya?" tanya Adrian, masih nyinyir.

Kayana cuma mengelus dada, menghadapi dosen dihadapannya ini yang selalu sepaket sama prasangka buruk alias suuzon. Meskipun yang di sangka kan pria tersebut benar ada nya, tapi seharusnya nggak perlu disuarakan. Ini cowok paham nggak sih cara nya menjaga perasaan orang, capek juga dia lama-lama dibuat nyesek terus!

"Hehe...bukannya saya gamau pak. Tapi kebetulan lagi ada perlu juga siang ini. Makanya diusahain pagi ini buat konsultasi skripsi pak." ujar Kayana lamat-lamat, sembari menjaga intonasi suaranya supaya tidak menimbulkan kecurigaan mendalam dari lawan bicaranya.

Pokoknya hari ini dia harus berada dalam mode manis manja, biar pria dihadapannya ini nggak melulu menaruh curiga. Memang dia ada tampang-tampang tukang kibul ya?

"Sibuk apa sih? nonton korea?" sindir Adrian pedas.

'Lah,kok tau?'

"Enggak ah pak, saya sibuk revisi kali. Biar bisa cepat-cepat seminar hasil pak." sahut Kayana sok positive vibes.

"Tau dari mana pak?" tanya Kayana kemudian mengalihkan pandangan dari setumpuk kertas yang diperiksa nya.

"Status WA kamu, story kamu sampe dua lusin isi nya korea semua."

Oh,****! 

Jangan bilang dia lupa hide ini cowok.

"Kamu kan dari dulu memang suka korea, tiap ada event dikampus hobinya joget mulu, kamu suka korea apa dangdut sih. Kok jelek banget gitu,nggak ada bakat ya?"

Waw, ini dia mau dihina sampai kapan ya?

"Salah orang kali pak." sahut Kayana kalem, kalau selama ini dia lebih menyukai fakta dibanding pemanis mulut belaka, sekarang dia butuh disiram air gula, biar hati nya nggak sakit-sakit amat!

Buset, ini workloads nya banyak amat! Kalau begini namanya bukan diminta tolongin, tapi disuruh kerja rodi! ini orang kenapa nggak sekalian rekrut asdos aja sih, kayak nggak mampu bayar aja! toh gaji asdos juga dari kampus, nggak dari dompet pribadi atau jangan bilang jatah gaji asdos nya dislepet sendiri saking nggak mau ruginya.

"Kenapa nggak rekrut asdos pak, banyak banget loh pak,ini!" tunjuk Kayana pada setumpuk kertas dihadapannya.

"Kan ada kamu." sahut Adrian malas.

Loh, loh sejak kapan dia teken kontrak sebagai asdos Adrian?

"Saya kan bukan asdos bapak,pak." ringis Kayana.

"Ya kalau gitu kan kamu bisa jadi asdos saya, mau nggak?" tanya Adrian sembari melirik nya sedikit.

Ngadi-ngadi ini cowok!

Akhirnya Kayana cuma mingkem, pura-pura nggak denger. Untungnya pria itu tidak mengungkit kembali.

"Oh iya,skripsi saya jadinya gimana pak?" tanya Kayana hati-hati, takut merusak mood Adrian.

"Oh, udah oke kok." sahut Adrian santai.

Damn! Terus dia pagi-pagi kesini buat ngapain?

"Nanti langsung saya Acc,sekarang kamu bantu saya dulu." lanjut Adrian santai, sedangkan Kayana sudah mulai berapi-api.

Gini nih, contoh orang yang suka menyalah gunakan wewenang!

"Oke deh,pak"

Sabar Kay,sabar!

Adrian menyerahkan setumpuk kertas lagi pada Kayana. Lah,kok dia dibuat kerja rodi beneran?

"Tolong ya,Kayana." pinta Adrian, kali ini sambil tersenyum manis.

Otomatis Kayana refleks meng-iyakan, disenyumin cowok yang mukanya blesteran surga apa nggak meleleh?

Aseem,aseem!

Kayana berdoa dalam hati, semoga kedepannya dia nggak gampang termakan tipu daya seorang Adrian. Bahaya ini cowok, senyuman nya ada indikasi bisa menghipnotis gitu. Dia nggak sedang di guna-guna kan?

Aheela, makin lama dong jadinya!

Padahal dia ingin cepat-cepat pulang dan bersantai sambil ngopi cantik di tepi pantai.

Kalau begini rencana healing-healing cantiknya sudah pasti bakalan batal! 

***

Mata Kayana langsung melongo sewaktu membaca soal.

Ini yang dia bilang soal dasar? soal analytical tingkat tinggi begini dibilang dasar? sakit ini orang.

Kayana jadi prihatin dengan adik tingkat nya yang harus mengalami neraka versi dunia. Meskipun belum pernah diajar secara langsung oleh Adrian- karena pria itu baru mulai mengajar saat Kayana sudah skripsian. Tapi dari cerita yang dia dengar-dengar, ini cowok resenya memang tingkat dewa!

Suka kuis mendadak,terus ngasih tugas yang diluar nalar. Selalu diiming-imingi gampang dan tidak jauh-jauh dari materi perkuliahan, nyatanya tugas tersebut sulitnya melebihi tesis pasca sarjana. Dasar tukang kibul!

Tiga puluh menit kemudian, mereka sudah mulai adem ayem dan sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Kayana pun sudah mulai tenggelam dengan pekerjaannya, sesekali dia berdiskusi dengan Adrian saat ada jawaban soal yang tidak dia pahami. Kalau sedang begini kesannya mereka kayak akur terus, padahal aslinya ngalah-ngalahin tom and jerry!

"Sudah selesai semua?" Tanya Adrian sambil membereskan laptop dan tumpukan kertas dihadapan nya. Tampaknya pria itu sedang bersiap-siap untuk istirahat makan siang.

"Sedikit lagi pak." jawab Kayana yang masih fokus memeriksa lembar kuis tersebut.

"Jangan sampai salah-salah ya,itu kamu lagi mempertanggung jawabkan nama besar saya lho."

Ya, periksa sendiri lah! Kok tugas pokok dan kewajibannya diserahkan ke Kayana.

"Sip pak,nggak bakalan salah." sahut Kayana cepat.

Tanpa menunggu Kayana selesai, pria tersebut sudah berjalan terlebih dulu menuju pintu. 

Tuh kan, ini cowok memang minim sopan santun. Sudah diminta tolongin, nggak ditungguin pula. Jahat banget sih!

Apa perlu Kayana pura-pura naik asam lambung atau pingsan sekalian supaya Adrian tahu kalau yang namanya manusia itu juga butuh istirahat dan mengisi nutrisi, apalagi dia mahasiswa tingkat akhir,tentu saja asupan nutrisi nya buruk.

Lama-lama Kayana merasa bosan memeriksa soal kuis dihadapannya. Soal yang diperiksanya ini sudah mulai kelihatan monoton, karena jawaban adik tingkat nya itu-itu saja kayak template, alias copy paste nya sangat kentara. 

Kayana tebak,pasti setidaknya ada satu orang super jenius dikelas yang berhasil menyelesaikan soal simalakama ini, lalu seluruh isi kelas yang otaknya tidak begitu cemerlang langsung berbondong-bondong untuk menyalin jawabannya. 

Ah, yang beginian sih dia sudah hafal. Sudah jadi makanan sehari-hari.

Karena takut mati bosan,Kayana akhirnya memutar lagu dangdut favoritnya, sebetulnya dia agak merinding tadi karena tebakan pria itu nyaris semuanya tepat sasaran. Tapi dia berlagak bego aja, biar nggak kentara banget ke-gapnya.

Setelah lagu favoritnya terputar, Kayana mulai bersenandung ria, sesekali suara nya terdengar falls karena dipaksakan untuk bernyanyi melebihi kapasitas yang semestinya.

Tanpa terasa, tumpukan soal yang tadinya menggunung kini telah berubah menjadi lembah. Alias sudah habis semua, dengan hati senang Kayana meregangkan badannya yang pegal abis.

Habis pegal terbitlah lapar.

Kayana melihat jam dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 2 siang. Ah, ternyata jam makan siang nya sudah terlewat nyaris satu jam, pantas saja dia mulai merasa keroncongan.

Selesai berberes, Kayana dibuat kaget dengan penampakan seonggok manusia yang sedang duduk santai disofa sambil memainkan game candy crush di ponselnya. Loh, jadi dari tadi Adrian mingkem disini? nggak jadi pergi?

Jangan bilang kalau dari tadi Adrian sudah melihat tingkah konyolnya bernyanyi dangdut sambil sedikit berjoget tentunya. Duh,malu banget,kalau iya!

"Eh, ada bapak." Kayana pura-pura suprise.

Rasanya dia ingin menangis kalau tidak ingat sedang berada di tempat orang.

Malu, kesal.

Demi mempertahankan harga dirinya, jadinya berlagak sok ramah biar harga dirinya nggak jatuh-jatuh amat.

Setelah ini mau ditaruh dimana mukanya?

"Sudah selesai konsernya?" tanya Adrian sembari menyimpan ponselnya.

"Sudah dong!Gimana suara saya pak, bagus nggak?" Kayana merespon dengan kepercayaan diri nya yang nggak kira-kira. Dia sudah pasrah plus bodo amat mau dianggap apa,tapi Kayana nggak akan keluar dari sini dengan harga diri yang berceceran.

"Suara kamu..." pria tersebut menghela nafas sejenak.

"Lain kali kamu gausah nyanyi lah ya,fals banget. Siti nurhaliza bisa malu kalau tau kamu nge-cover lagunya." komentar Adrian,nyelekit.

Astagfirullah!

"Suara saya bagus loh pak!" sahut Kayana tak terima.

"Iya...bagus. Tapi lebih bagus lagi kalau kamu diam. Bakat kamu dipendam saja, cari bakat yang lain."

Tuh kan, nggak mau ngalah.

Ini cowok kayaknya kalau punya pacar, hubungannya pasti bakalan seumur jagung. Siapapun pacarnya nanti pasti capek hati dan bathin karena diajak berdebat terus.

Sepertinya Adrian betul-betul mengusung konsep kesetaraan gender, dia nggak pandang bulu kalau sudah urusan mengomentari kesalahan seseorang. Nyinyir nya itu loh, nggak pake rem!

"Bakat saya cuma nyanyi pak.." sanggah Kayana, lagi.

"Walah, gak punya bakat kamu berarti." respon Adrian sambil geleng-geleng.

What the fuc-

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!