Bulan Maharani gadis berusia 20 tahun itu sedang menunggu bus untuk pulang ke rumah sewaannya.
Dia melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 19.00 KST,sesekali bibir mungilnya menghembuskan nafas kecil dan berdecak karena bus yang di tunggu tak kunjung datang.
"Tumben kenapa lama sekali"gumam Bulan.
10 menit kemudian bus yang di nanti Bulan akhirnya tiba,ia pun segera naik menempelkan kartu transportasi untuk membayarnya.
Setiap 2 minggu Bulan selalu mengisi ulang kartu transportasi yang selalu ia gunakan pergi dan pulang dari pabrik.
Hampir setiap hari Bulan kerja lembur sebagai buruh pabrik di Korea Selatan.
Bulan tinggal di rumah kecil yang ia sewa dengan harga yang cukup terjangkau dan tak jauh dari tempatnya bekerja.
Hari ini Bulan menerima gaji sebagian ia kirim kepada ibunya untuk melunasi hutang pada rentenir dan biaya sekolah adiknya yang masih SMA.
Sisanya ia gunakan untuk biaya hidup di Korea yang apa apa serba mahal.
Selesai mentransfer sejumlah uang bulan menelpon ibunya.
"Hallo bu,apakah uang yang Bulan kirim sudah masuk?".
"Sudah nak,ibu minta kamu jangan terlalu capek kerja di sana ya.
Ibu mengkhawatirkan keadaanmu".
Dari balik telpon dapat Bulan dengar ada seseorang yang berbicara cukup keras.
"Cepat bayar sekarang kalau tidak akan aku sita rumah ini sebagai jaminan"sarkas dari salah satu rentenir.
"Tolong jangan sita rumah ini,nanti saya dan anak saya tinggal di mana?"ucap ibu bulan memohon pada orang di depannya.
"Saya tidak peduli,sudah cukup aku memberikanmu waktu untuk melunasinya.
Ayo cepat kemasi barang barang kalian dan angkat kaki dari rumah ini"!.
"Tunggu dulu"ucap Bulan keras dari balik telpon.
"Suara siapa itu?"tanya salah satu rentenir.
"Ibu biarkan Bulan bicara dengan rentenir itu?".
Kini Bulan bisa melihat 3 orang rentenir dengan badan yang cukup besar menatap dirinya dari balik telpon.
"Siapa kau apakah kau akan melunasi hutang ibu Risma?".
"Saya anak ibu Risma,berapa lagi hutang yang harus kami bayarkan?".
"Hutang ibumu 500juta sedangkan ibumu hanya mengangsur bunganya saja".
"Jadi uang yang bulan transfer belum cukup untuk membayarkan hutangnya bu?".
"Maafkan ibu nak,bunga yang mereka minta cukup besar jadi ibu baru bisa membayar bunganya saja".
"Kalian memilih pergi dari rumah ini atau lunasi hutang kalian sekarang?"gertak rentenir yang berambut plontos.
"Beri kami waktu aku mohon"ucap Bulan memelas.
"Baiklah aku beri waktu satu minggu,kalau tidak kalian harus pergi dari sini.
Tapi jika di lihat lihat anak ibu ini cukup cantik kebetulan sekali bos kami sedang mencari istri ke 3?".
"Kami akan segera melunasinya dalam waktu seminggu"ucap Bulan tegas.
"Baiklah satu minggu lagi aku akan datang kesini,bersiaplah untuk menjadi istri ke 3 bos kami"ucap mereka lalu pergi meninggalkan rumah Bulan.
"Bulan bagaimana cara kita melunasi hutang itu dalam waktu satu minggu saja".
"Bulan akan memikirkan caranya ibu tak perlu khawatir".
Panggilan pun berakhir Bulan merebahkan diri di kasur buliran bening jatuh begitu saja dari matanya.
"Bagaimana caranya aku mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat?"gumamnya sambil mengusap wajahnya kasar.
Bulan bangkit dari tempat tidurnya membuka lemari,ia meraih dan membuka kaleng tempat biasa ia menyimpan sisa uang.
"Ini hanya 900 ribu,sedangkan sisa uang tabunganku masih belum cukup untuk melunasi hutang itu?.
Bulan meletakkan kembali kaleng itu dalam lemarinya.
**Di rumah sakit Dimas di temani oleh ibunya untuk melakukan terapi.
"Bagaimana keadaannya dok?"tanya nyonya Lisa.
"Masih belum ada perkembangan yang berarti "jelas dokter.
"Lalu apakah masih ada kemungkinan Dimas bisa berjalan lagi?".
"Ada bu,karena kelumpuhan yang di alami tuan Dimas tidak terlalu fatal ada beberapa saraf yang masih berfungsi dengan baik".
"Terima kasih dokter,kami permisi dulu"ucap nyonya Lisa mendorong kursi roda putra keluar dari ruang terapi.
Nyonya Lisa menatap sendu kepada putranya,semenjak kejadian kecelakaan 2 tahun yang lalu Dimas lebih banyak diam dan tak memiliki semangat untuk hidup.
Dimas mengalami kecelakaan mobil bersama tunangannya.
Namun naas tunangannya tak bisa di selamatkan karena mengalami gegar otak.
Bulan depan mereka sudah berencana untuk menikah dan terpaksa harus gagal karena kecelakaan yang terjadi.
Dimas sangat mencintai tunangannya bernama keisha hingga membuatnya terpukul saat ini.
Sesampainya di rumah ayah dimas bernama Johan masuk ke kamar untuk menemui istrinya.
"Bagaimana apa ada perkembangan pada Dimas?"tanyanya pada istrinya.
"Tidak,aku khawatir sudah 2 tahun ini Dimas seperti ini.
Dimas adalah harapan kita,dia adalah pewaris satu satunya keluarga Anggara.
Aku tak mau harta kita jatuh pada adikmu yang gila harta itu".
"Lebih baik kita nikahkan saja Dimas agar mempunyai keturunan?"ujar ayah Johan memberi usul.
"Aku tidak mau menikah selain dengan Keisha"tolak Dimas tegas.
"Apa kamu gila, Keisha itu sudah tiada jangan terus kamu memikirkannya"bentak ayahnya yang sudah muak dengan sikap putranya.
Dimas hanya diam terpaksa menuruti perintah ayahnya.
"Aku akan melakukan sayembara,akan aku berikan uang sebesar 1 milyar bagi siapa saja yang mau menikah dan mengandung serta merawat dimas dengan sepenuh hati".
"Siapa wanita yang mau menikah dengan Dimas,bagaimana kalau wanita itu hanya mengincar harta kita saja"ucap nyonya Lisa.
"Kamu tak perlu khawatir,setelah melahirkan pewaris dari Dimas,maka kita akan menceraikan mereka.
Yang aku inginkan hanya pewaris keturunan dari Dimas,aku tidak peduli dengan wanita itu.
Mereka juga akan mendapatkan imbalan yang semestinya.
"Baiklah terserah kau saja"ucap nyonya Lisa menuruti rencana suaminya.
Ayah Johan kemudian keluar memanggil anak buahnya agar mempersiapkan semua yang ia perlukan untuk mencari calon istri Dimas.
**Pagi hari Bulan sudah bersiap menuju ke tempat kerjanya ia tinggal berdua dengan temannya bernama Runa yang kebetulan mereka juga bekerja di pabrik yang sama.
Di sepanjang perjalanan Bulan melihat ada beberapa poster yang di tempel di pinggir jalan.
"Lan,lihatlah di sana ada orang kaya sedang melakukan sayembara mencari istri untuk anaknya?"ucap Runa menunjukkan salah satu poster itu.
"Bukankah itu sudah biasa terjadi disini run?".
Runa mengangguk membenarkan ucapan bulan,kini merekapun sampai di pabrik dan bekerja sesuai bagian masing masing.
Pulang kerja bulan melihat poster yang di tempel di halte bus.
Karena penasaran ia pun mengambil satu untuk melihatnya dengan jelas.
"Apa aku harus mengikuti sayembara ini ya,imbalan yang di kasih pun tak main main 1 milyar sudah cukup melunasi hutang pada rentenir itu"gumam Bulan lirih.
Bulan memejamkan matanya sejenak,kepalanya saat ini benar benar pusing memikirkan cara untuk mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu seminggu.
Bulan terus memandangi poster yang ada di tangannya.
Ia menimang nimang apa dia harus ikut sayembara itu?.
Tapi itu salah satu pilihan terbaik meskipun ia tak yakin terpilih manjadi pemenangnya.
"Tidak ada salahnya aku mencoba,baiklah bulan kamu pasti bisa,ini hanya berlaku sampai kau memberikan keturunan untuk mereka setelah itu kau bebas"gumamnya menguatkan diri.
"Hey kenapa melamun apa yang kamu pikirkan?"ucap runa menepuk bahu bulan sehingga membuyarkan lamunannya.
"Lihatlah ini"menyerahkan poster yang ia bawa pada runa.
"Jangan bilang kamu akan mengikuti sayembara ini?"seru runa.
"Aku tidak punya pilihan lain,aku membutuhkan uang 500 juta untuk melunasi hutang ibu pada rentenir.
Sedangkan mereka hanya memberiku waktu selama seminggu saja".
Runa menggelangkan kepalanya tak percaya.
"Apa kau yakin bulan,pikirkan sekali lagi.
Kau pun tak tau bagaimana anak dari keluarga anggara itu,tak ada yang tau bagaimana rupa dan kepribadiannya.
Dan apa alasan mereka melakukan sayembara itu untuk mencari jodoh putranya.
Apa karena anak mereka punya kekurangan?".
Bulan hanya diam tak menjawab pertanyaan dari runa,ada benarnya apa yang di katakan oleh runa.
Pasti ada alasan tertentu mereka melakukan sayembara ini,keluarga anggara sangat kaya bisa saja menikahkan putranya dengan wanita yang mereka mau.
"Bulan aku tau ini berat bagimu,tapi jangan mengambil keputusan dengan terburu buru pikirkanlah sekali lagi".
"Tapi pernikahan ini akan berakhir setelah qku memberikan keturunan untuk mereka saja".
"Apa kamu yakin tega meninggalkan anakmu?.
Aku yakin semua ibu tak rela meninggalkan anaknya begitu saja".
"Aku tidak punya pilihan lain run,aku pun belum yakin terpilih jadi pemenang dari sayembara itu.
Pasti akan banyak wanita dari berbagai kalangan yang mengikutinya.
"Baiklah kalau itu keputusanmu,aku hanya bisa mendukungmu dan mendoakan yang terbaik untukmu bulan".
"Terima kasih run,kamu teman sekaligus keluarga aku di sini".
Mereka pun segera naik ke bus yang baru datang untuk mengantarkan pulang.
**3 hari kemudian,bulan mendatangi rumah keluarga anggara untuk mengikuti sayembara itu.
Di depan rumah bulan menatap kagum rumah yang sangat besar dan mewah.
Dapat ia lihat sudah ada beberapa wanita cantik yang kebanyakan berasal dari warga korea asli.
Bulan merasa kebingungan lalu bertemu dengan seorang pelayan di sana.
"Apa nona mau ikut sayembara itu?".
"Iya benar"jawab bulan ramah.
"Baiklah,mari ikut saya.
Ini nomer sesuai urutan nanti nona akan di panggil satu persatu memasuki ruangan di dalam untuk bertemu dengan nyonya besar".
Bulan mengangguk mengucapkan terima kasih kepada pelayan itu lalu memandang sekitar melihat wanita cantik di depan dan sampingnya ia merasa insecure.
Memang kebanyakan wanita korea melakukan operasi plastik untuk menunjang karir dan kecantikannya.
Kini giliran nama bulan di panggil ia masuk dalam ruangan melihat seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya.
"Apa dia pemilik rumah ini?"ucap bulan dalam hati.
nyonya lisa memandang bulan dari atas sampai ke bawah ia yakin bulan bukanlah asli orang korea.
"Silahkan duduk,perkenalkan nama saya lisa istri dari johan anggara orang tua dimas anggara.
Kamu peserta terakir di sini,untuk peserta yang lain sudah gagal karena tak sanggup untuk memenuhi syarat yang saya ajukan?"jelas nyonya lisa.
"Kalau boleh tau,syarat apa yang nyonya berikan?"tanya bulan penasaran.
Nyonya lisa tersenyum "ada beberapa syarat yang saya berikan untuk bisa menjadi istri dari dimas anak saya.
Kalau kamu sanggup memenuhi syarat-syarat yang saya berikan maka sayembara ini akan saya tutup dan kamu bisa jadi mantu keluarga anggara".
"Sebelumnya perkenalkan dirimu dahulu?"pinta nyonya lisa.
"Nama saya bulan maharani usia saya 20 tahun?".
"Bulan,apa kamu bukan asli orang korea?".
"Benar saya berasal dari indonesia?".
"Ah jauh sekali calon mantuku nanti,apa pekerjaanmu?".
"Saya saat ini bekerja di pabrik minuman di seoul".
"Ah baiklah saya yakin kamu punya alasan tersendiri untuk mengikuti sayembara ini,tapi saya tidak peduli untuk hal itu".
Begini syarat yang saya ajukan tidak begitu sulit,ada 5 syarat utama untuk bisa jadi menantu keluarga anggara.
Yang pertama : setelah menikah,kamu di wajibkan untuk merawat anak saya dimas yang saat ini sedang sakit.
Yang kedua : bersedia memberikan keturunan dari benih dimas.
Yang ketiga : setelah kamu berhasil memberikan kami keturunan,kalian akan bercerai dan tidak berhak atas anak yang kamu lahirkan.
Yang ke empat : kalian harus menghormati dan menerima keadaan dimas sebagai suami selama status pernikahan kalian berlangsung.
Yang ke lima : jangan melakukan kekerasan dan kamu harus menuruti keinginan dimas sebagai suamimu nanti.
Jika kamu melanggar syarat di atas kamu akan mendapatkan konsekuensi yang akan kalian tanggung sendiri.
"Bagaimana sudah cukup jelas bukan?"tanya nyonya lisa.
Bulan memberanikan diri bertanya pada bu lisa "maaf kalau boleh tau bagaimana kondisi putra anda,apa kita bisa bertemu sekarang?".
"Kalian akan bertemu nanti saat acara pernikahan tiba,jadi pikirkan baik baik sebelum menandatangani kontrak ini.
Bulan nampak berfikir,dalam benaknya banyak sekali pertanyaan.
Apakah kondisi dimas sangat buruk,atau dia cacat?atau bahkan mengalami keterbelakangan mental.
"Bagaimana apa kau setuju?"tanya nyonya lisa menatap bulan melihat ada keraguan di matanya.
Dia yakin bulan yang masih usia muda akan menolak juga untuk menerima kontrak ini.
Setelah teringat kondisi ibu dan adeknya di indonesia yang selalu di kejar renternir gila itu akhirnya bulan menerima kontrak itu.
"Saya menerima kontrak ini nyonya"ucap bulan tegas dan membuat nyonya lisa terkejut.
"Apakah kau yakin,kau ini masih muda 20 tahun dan usia dimas terpaut 9 tahun lebih tua darimu.
Coba pikirkan sekali lagi.
Bulan menarik nafasnya panjang kemudian menghembuskannya "saya menerima kontrak ini nyonya".
Bulan terpaksa menerima kontrak itu karena tak ada pilihan lain,bulan harus melunasi hutangnya pada rentenir itu dalam waktu satu minggu.
"Baiklah,silahkan tanda tangani surat kontrak ini"nyonya lisa menyerahkan sebuah berkas kepada bulan.
Bulan tampak memandangi dan membaca sekilas isi surat itu sebelum ia benar benar menandatanganinya.
Tangannya bergetar saat memegang polpen setelah ini ia akan menikah dengan dimas orang yang belum pernah ia temui sebelumnya.
Nyonya lisa mengambil surat yang sudah di tanda tangani oleh bulan dan tersenyum "selamat datang di keluarga anggara,pernikahan kalian akan dilakukan 2 hari lagi jadi persiapkan dirimu.
Ada supir yang akan mengantarmu pulang.
Besok pagi kau akan di jemput untuk mencoba gaun pengantin.
"Mohon maaf nyonya saya ingin menanyakan perihal hadiah yang akan di berikan.
Apa benar saya mendapatkan uang 1 milyar itu?"tanya bulan hati hati.
"Tentu saja kau akan mendapatkan uang itu setelah menikah".
Bulan mengangguk lalu berpamitan kepada nyonya lisa yang di antar oleh sopir keluarga anggara.
**Dengan kaki lemas bulan memasuki rumah sewaan miliknya tak mendapati runa di sana.
"Apa dia belum pulang ya"gumamnya lirih.
Bulan menghempaskan tubuhnya di ranjang menatap langit langit kamarnya.
"2 hari lagi kehidupanku akan berubah,akankah aku bisa menjalaninya?".
Lebih baik aku tak memberitahu soal ini kepada ibu dan adikku,aku tak ingin membuat mereka khawatir.
Bulan mengusap air matanya "ayolah kamu pasti bisa menjalani ini semua bulan,setidaknya kalau kau punya anak maka anakmu hidupnya akan terjamin di keluarga anggara.
Tapi bagaimana sifat dimas padaku nanti ya?".
Satu jam kemudian bulan mendengar suara pintu yang terbuka lalu keluar dari kamarnya.
Ia mendapati runa yang baru pulang lalu menghampirinya.
"Bulan kau sudah pulang,bagaimana apakah kau berhasil lolos sayembara itu?"tanya runa penasaran.
"Ehmm aku lolos 2 hari lagi acara pernikahan akan di lakukan"ucap bulan tak kuasa menahan air matanya.
"Apa 2 hari lagi?".
"Aku tak bisa membayangkan bagaimana nasibku nanti setelah menikah dengan pria yang tak pernah aku kenal dan aku temui sebelumnya run,bahkan calon suamiku saja aku tak tau bagaimana rupa dan bentuknya,aku takut?".
Runa memeluk sahabatnya lalu berkata "aku sudah bilang kepadamu sebelumnya lan,untuk memikirkannya secara matang tapi aku pun akan melakukan hal yang sama dalam waktu satu minggu bagaimana bisa aku mendapatkan yang sebanyak itu".
"Doakan aku ya run,semoga aku kuat menjalani takdirku setelah ini".
"Aku pasti akan mendoakan mu lan,bagaimana apakah kau sudah memberitahukan hal ini pada ibumu?".
"Aku tidak memberitahunya untuk saat ini run,aku tak mau buat ibu kepikiran dan penyakitnya kambuh".
"Aku mengerti kamu yang kuat ya lan,aku yakin kamu akan menemukan kebahagiaanmu nanti?".
"Oh iya,aku ijin 2 hari ke depan tidak masuk kerja dulu run,setelah urusanku selesai aku akan kembali bekerja".
"Apa mereka mengijinkan mu bekerja?".
"Entahlah,aku belum membicarakan ini pada mereka".
"Kamu tenang saja,nanti aku bilang tuan lim kalau kau ijin selama 2 hari".
"Terima kasih run,kamu bukan hanya teman tapi juga aku anggap seperti saudaraku sendiri".
Karena hari sudah larut mereka akhirnya tidur di kamarnya masing masing.
**Keesokan harinya seperti yang sudah di janjikan pukul 08.00 bulan di jemput oleh sopir keluarga anggara.
Mereka menuju ke butik yang di mana nyonya lisa sudah menunggu di sana.
"Selamat pagi bulan"sapa nyonya lisa melihat bulan memasuki butik.
"Selamat pagi nyonya"jawab bulan.
"Mulai sekarang jangan panggil aku nyonya,tapi panggil ibu saja.
Sebentar lagi kau akan menikah dengan putraku,jadi biasakan dirimu memanggilku ibu"jelas nyonya lisa.
"Baik nyo maksud saya ibu".
"Baiklah ini adalah salah satu butik milik keluarga anggara.
Setiap baju yang kami kenakan berasal dari butik ini.sekarang kau cobalah baju yang sudah di siapkan".
Bulan mengangguk dan mencoba baju pertamanya di bantu oleh karyawan butik tersebut.
"Nyonya bagaimana dengan baju yang pertama?"tanya karyawan butik menuntun bulan keluar kamar ganti.
Nyonya lisa menggeleng "baju itu tidak cocok modelnya terlalu terbuka runa memakai hijab jadi pilihkan model yang sesuai dengannya"perintahnya.
Gaun yang kedua telah di coba lagi lagi nyonya lisa kurang suka.
Dan bulan pun mencoba gaun ke tiga yang menurutnya sangat bagus di banding gaun sebelumnya.
"Kalau yang ini bagaimana nyonya?".
"Wah ini cantik sekali,sangat cocok model dan warnanya juga.
Siapkan gaun ini untuk di pakai bulan waktu acara pernikahan nanti".
Setelah mencoba gaun pengantin itu nyonya lisa mengajak bulan untuk makan siang di restoran mewah.
"Aku lihat kamu sudah terbiasa makan makanan khas korea ya?".
"Iya bu,saya sudah hampir beberapa tahun ini tinggal di korea".
Nyonya lisa mengangguk dan berkata "aku harap kamu mau menerima dan merawat putraku dengan baik bulan".
"Dia begitu keras kepala dan susah di atur,sejak kejadian 2 tahun yang lalu putraku seperti tak memiliki semangat hidup".
"Bu,bolehkan aku bertanya ada kejadian apa yang membuat dimas seperti sekarang?".
"Kecelakaan mobil yang membuatnya kehilangan tunangannya"jelas nyonya lisa tersirat perasaan sedih yang mendalam.
Melihat hal itu membuat bulan tak ingin bertanya lebih jauh.
Dari kejauhan bulan melihat seorang pria paruh baya yang mendekat.
"Apa ini calon istri dimas?"tanyanya pada nyonya lisa.
"Iya dia bulan,hanya di satu satunya yang mau menerima persyaratan yang aku ajukan dari peserta lainnya"ujar nyonya lisa.
"Bulan,perkenalkan ini suamiku,dia ayah dari dimas".
"Saya bulan tuan"ucap bulan memperkenalkan diri.
"Jangan panggil aku tuan,panggil saja aku ayah sama seperti dimas memanggilku".
"Maaf ibu dan ayah setelah menikah bolehkah saya kembali bekerja?".
"Bekerja,maaf bulan setelah menikah kau tidak boleh bekerja.
Kamu harus fokus merawat dimas"jelas nyonya lisa.
Bulan mengangguk setelah ini dia akan mengajukan resign ke pabrik dia bekerja yang kebetulan belum ia perpanjang kontrak kerjanya.
"Kau tenang saja,setiap bulan kau akan mendapat nafkah dari dimas,kau tau dimas itu pemilik perusahaan terbesar di seoul.
Dia dulu juga seorang produser musik".
**Setelah membuat surat resign ia pergi ke kantor untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya semua berjalan lancar dan kini bulan resmi keluar dari tempatnya bekerja.
Di pintu keluar bulan di panggil oleh seorang laki laki bernama kim jona orang asli korea menjabat sebagai manager yang menyukai bulan sejak satu tahun yang lalu.
"Bulan kata runa kamu ijin cuti selama 2 hari ya,apakah kamu sedang sibuk?"tanyanya.
"Aku hari ini mengajukan surat pengunduran diri kim".
"Pengunduran diri,kenapa tiba tiba sekali lan.
Apa kau ada masalah?".
"Besok aku menikah dan aku tidak akan bekerja lagi"jelas bulan.
"Menikah,kau serius dengan siapa?"
Apa kau memiliki kekasih selama ini?"tanya kim joha.
"Maaf kim,aku tidak bisa memberitahumu soal ini,aku permisi dulu".
Kim joha menatap nanar kepergian bulan,sejak satu tahun lalu ia menyukai bulan sudah beberapa kali juga ia menyatakan cinta tapi bulan selalu menolak dengan alasan tertentu.
Bulan sudah menganggap kim joha sebagai kakaknya sendiri karena memang mereka sering jalan bertiga dan sering mengunjungi tempat tinggal bulan.
**Hari pernikahan pun tiba bulan menatap cermin ia tak menyangka di usianya yang terbilang sangat muda,dia harus menikah.
Di acara pernikahannya bulan di dampingi oleh runa sahabatnya.
Riasan bulan terlihat sangat natural,itu semua memang permintaannya pada perias.
Walaupun begitu bulan tetap terlihat sangat cantik dan mempesona.
"Bagaimana kau cantik sekali nona,baru pertama kali aku merias pengantin dengan riasan natural tapi terlihat luar biasa"puji perias itu.
"Bulan memang sudah cantik dari sananya"timpal runa tak kalah kagum dengan penampilan sahabatnya.
Di lantai bawah acara ijab kobul sudah di mulai di saksikan oleh keluarga anggara dan wali nikah dari bulan.
Dimas duduk di depan penghulu dan para saksi di sampingnya.
Mengucapkan dengan lancar dan lantang sehingga mereka sah menjadi suami istri.
Kedua kerabat dimas di minta untuk menjemput mempelai wanita.
Sedangkan bulan tengah melamun dengan pemikirannya sendiri,bahkan dia tak menyadari sebentar lagi akan bertemu seorang pria yang sudah sah menjadi suaminya.
Pintu terbuka dua orang wanita kerabat dari keluarga anggara menuntun bulan menuju ruangan pernikahan.
Di sepanjang ia melangkah bulan merasa tak tenang,ia mencoba meremas kedua tangannya sambil menundukkan kepalanya.
"Wah lihatlah mempelai wanita sudah datang,lihatlah nak istrimu cantik sekali"ucap nyonya lisa pada dimas.
Dimas terus menatap bulan yang sedang menundukkan kepalanya tanpa memandangnya.
Seketika ia teringat dengan almarhum tunangannya pernikahan yang mereka impikan selama ini.
Nyonya lisa menepuk pundak putranya lalu menyadarkan dimas dari lamunannya.
Bulan duduk di dekat dimas,ia menatap pria di sampingnya terlihat sangat tampan tapi tak tersenyum padanya.
"Akhirnya kalian berkumpul di sini,bulan maharani sekarang kamu sudah resmi menjadi istri sah dari dimas anggara jadilah istri yang baik dan berbakti kepada suamimu"ujar penghulu.
Mereka saling bertatapan sekilas lalu saling memasangkan cincin masing masing.
Tak lupa bulan mencium sebelah tangan dimas namun tak berlangsung lama karena dimas segera menarik tangannya kembali.
Karena desakan dari ibunya dimas terpaksa mencium kening bulan sekilas.
"Bulan sekarang kamu sudah resmi manjadi istri sah dan menantu keluarga anggara.
Jadilah istri yang baik dan penurut ya nak,terima keadaan suamimu dengan hati yang lapang.
Kamu juga harus kuat menghadapi semua sikap dimas"ucap ayah johan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!