Kebahagiaan seorang anak adalah mendapatkan kasih sayang yang sangat tulus dari kedua orang tuanya.
Bukan hanya orang tuanya saja, tapi seluruh keluarganya juga sangat menyayanginya, tapi disisi lain dia sedih karena tantenya tidak begitu menyukainya.
Safa Maysoora Atmaja anak sulung pasangan Akhtar Atmaja dan Sarah Maysoora. Memiliki dua orang adik perempuan, yang pertama beda 2 tahun dengan Safa yang bernama Yumna Maysoora Atmaja. Yang kedua beda 4 tahun dengannya bernama Yasmin Maysoora Atmaja.
Safa memiliki seorang nenek bernama Humita Fatma Atmaja dan seorang tante atau adik dari ayahnya bernama Afsana Fatma Atmaja. Memiliki seorang kakek bernama Majid Atmaja, tapi beliau sudah berpulang kepangkuan ilahi ketika Safa berumur satu tahun.
...****************...
...Di Asrama...
"Sayang, apakah kau sudah bersiap?" Tanya seorang Ibu pemilik sekolah asrama ketika masuk ke kamar salah satu muridnya
Seorang gadis berumur 20 tahun sedang melamun menatap keluar jendela. Dia tidak mendengar ketika ibu asrama memanggil karena dia larut dalam lamunan.
"Sayang" Ucap ibu sambil memeluknya dari belakang
Gadis tersebut membalikan badan sambil bertatap muka dengan ibu asrama.
"Umi" Ucapnya lirih sambil memeluk erat ibu asrama yang di panggil umi olehnya.
"Sudah tidak perlu bersedih, tugas mu di sini sudah selesai nak" Ucap umi sambil mengusap punggung Safa
"Seharusnya kamu bersekolah di asrama ini, cukup 3 tahun saja, tapi kenapa kamu meminta tambahan 2 tahun. Dan sekarang kamu sudah menghabiskan waktu 5 tahun dan sudah waktunya kamu bertemu dengan keluargamu. Pasti mereka sangat merindukanmu" Ucap umi setelah pelukan itu terlepas dan memegang kedua tangannya
"Sebenarnya Safa tidak ingin kembali pada mereka umi" Ucap Safa sendu
Ya dia adalah Safa Maysoora Atmaja, cucu sulung keluarga Atmaja.
"Kenapa kamu berbicara seperti itu?" Tanya umi dengan heran dan membawanya duduk di tepi ranjang
"Apa ada sesuatu yang selama ini kamu pendam?" Tanya nya lagi
"Ti-tidak ada umi, aku hanya merasa sudah sangat nyaman tinggal disini. Jika aku pergi maka aku akan sangat merindukan kalian" Ucap Safa sambil merangkul tangan kiri umi.
"Kamu bisa datang kesini sesukamu sayang, pintu sekolah asrama ini akan selalu terbuka untukmu, umi juga akan sangat senang jika Safa datang mengunjungi umi" Ucap umi.
"Yasudah, sekarang umi akan bantu Safa berkemas agar cepat selesai" Ucap nya lagi dan diangguki Safa.
Sedikit penjelasan tentang Sekolah Asrama.
Sekolah asrama (boarding school) merupakan sebuah sekolah dimana para siswanya semua tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru dan mempunyai asrama untuk tempat menginap siswanya. Sekolah dengan sistem asrama (boarding school) telah lama dikenal di Indonesia.
...****************...
Setelah selesai berkemas Safa berpamitan pada semua teman-temannya. Safa adalah orang yang sangat ramah, baik, dan anak yang gampang sekali akrab dengan orang lain. Maka dari itu nama pemilik sekolah asrama sangat menyanyangi Safa.
Pertama kali Safa datang umi sudah langsung jatuh cinta dengan Safa. Bukannya hanya cantik tapi dia juga anak yang sangat sopan entah kepada orang yang lebih tua atau lebih muda darinya. Indira Rahmani pemilik sekolah asrama dimana Safa menuntut ilmu.
"Umi Safa pamit ya, jaga diri umi baik-baik, jangan lupa habiskan obat yang sudah dokter berikan, umi kan tahu sendiri akhir-akhir ini kesehatan umi menurun. Safa gamau liat umi sakit lagi, nanti siapa yang akan mengurus umi, Safa kan sudah tidak ada disini lagi" Ucap Safa dengan sedih.
Yang dikatakan Safa benar, memang jika umi Indira sakit Safa lah yang akan mengurusnya dengan telaten. Meskipun umi Indira sudah melarangnya tapi Safa ingin dia yang merawatnya. Safa berfikir untuk balas budi karena jika Safa sakit umi Indira melakukan hal yang sama.
"Iya sayang, umi akan selalu ingat pesan Safa. Safa juga jaga diri baik-baik, jangan telat makan, kamu punya penyakit lambung. Dan satu lagi kabari umi jika sudah sampai" Ucap umi.
"Siap bos" Ucap Safa dengan satu tangan diangkat keatas kening sebagai tanda hormat, dan di balas gelengan kepala oleh umi.
Mata Safa berkaca-kaca ketika melihat seorang laki-laki yang berdiri di belakang umi Indira. Umi yang melihat Safa menangis langsung menoleh ke belakang.
"Uncle" Ucap Safa sambil berlari ke arahnya dan memeluknya.
"Kirain Safa lupa pada uncle" Ucap laki-laki tersebut dengan membalas pelukan Safa.
"Mana mungkin Safa lupa sama uncle, uncle adalah orang kedua setelah umi yang selalu suport Safa. Yang selalu dengerin curhatan Safa, yang selalu bacain dongeng ketika Safa susah tidur, hiks hiks" Ucap Safa menangis dengan menelusupkan wajahnya di dada bidang laki-laki tersebut.
"Sudah jangan menangis" Ucap Ilham setelah pelukan itu terlepas.
Laki-laki yang Safa panggil dengan sebutan uncle adalah Ilham Rahmani. Putra satu-satunya umi Indira Rahmani. Safa memanggilnya uncle karena dia berfikir umur Ilham sama dengan tantenya, tapi Ilham tidak keberatan dengan panggilan yang diberikan Safa. Malahan Ilham sangat senang ketika Safa memanggilnya uncle.
"Ham, kau mau kemana sudah rapi begitu? " Tanya umi pada anaknya.
"Aku yang akan mengantar Safa pada keluarganya, aku akan merasa tenang umi jika aku sendiri yang mengantarkannya" Ucap Ilham dengan merangkul pundak Safa.
"Baiklah kalau begitu, umi juga merasa tenang kalau kamu yang mengantarkannya" Ucap umi Indira.
"Safa, sampaikan salam umi pada keluargamu, dan kau Ilham jangan terlalu ngebut membawa mobilnya. Perlahan saja yang penting selamat sampai tujuan". Katanya lagi.
"Iya umi". Jawab Safa.
"Baik umi". Jawab Ilham.
"Assalamu'alaikum" Ucap keduanya.
"Walaikumsalam" Jawab umi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Jika aku tahu perpisahan sesakit ini, aku lebih memilih untuk tidak mengenal kalian sama sekali." Ucap Safa dalam hati ketika akan masuk kedalam mobil.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ilham duduk dibelakang kemudi, sedangkan Safa duduk disampingnya. Selama perjalanan tidak ada pembicaraan apapun. Ilham melihat kesampingnya ternyata Safa tidur dengan pulas, Ilham pikir mungkin kecapean karena banyak barang yang harus Safa kemasi.
Tidak terasa mobil yang mereka tumpangi sudah memasuki perumahan elit. Ilham menatap kagum melihat sekeliling nya banyak rumah-rumah besar. Mereka sampai pada malam hari, karena dari sekolah asrama ke rumah Safa sangat jauh dan membutuhkan waktu berjam-jam. Seharusnya mereka berangkat pagi agar sampai pada sore hari.
Tapi karena Safa berpamitan bukan hanya pada teman dan pemilik asrama, tapi dia juga berpamitan pada satpam dan juga semua pengurus di asrama tersebut. Banyak yang menangisi kepergian Safa, saking baiknya Safa jadi banyak orang yang menyayangi Safa dan merasa kehilangan.
"Safa bangun, kita sudah sampai" Ucap Ilham sambil mengguncangkan bahu Safa dengan pelan.
Bersambung
"Mmnnghhh, sudah sampai ya uncle" Jawab Safa sambil menggeliat.
"Iya, uncle tidak tahu rumah kamu yang mana" Ucap Ilham dengan melhat sekitar.
"Itu uncle, rumah ku yang berwarna putih dengan atap yang berwarna biru" Ucap Safa pada Ilham sambil tangannya menunjuk ke arah depan.
"Ayo, uncle. Masukan kan saja mobilnya kedalam" Ucapnya lagi dan dibalas anggukan oleh Ilham.
Didalam Rumah Keluarga Atmaja
Semua orang sedang makan malam. Dua orang gadis terlihat sangat lesu.
"Sayang, tidak baik jika makanan dianggurin seperti itu" Ucap wanita paruh baya dengan lembut.
"Kami tidak nafsu makan nek" Ucap keduanya dengan sedih.
"Makanlah, walau hanya sedikit" Ucap wanita paruh baya tersebut.
Wanita paruh baya tersebut adalah Humita Fatma Atmaja, dan kedua gadis yang sedih itu bernama Yumna Maysoora Atmaja dan Yasmin Maysoora Atmaja, adik dari Safa. Yumna dan Yasmin sangat sedih karena dia merindukan kakanya. Bukan hanya mereka berdua Humita juga sangat ingin memeluknya. Begitu juga dengan pasangan suami istri, mereka berdua merindukan putri sulungnya. Setelah dibujuk akhirnya Yumna dan Yasmin makan walau hanya sedikit dan tidak bersemangat.
Tin
Tin
"Siapa tamu yang datang di jam makan malam seperti ini?" Ucap papanya Safa sambil melirik pada semua orang. Saat mendengar suara klakson mobil.
"Mami juga tidak tahu" Jawab Humita dengan mengedikkan bahu.
......................
"Tumben jam segini ada tamu" Ucap salah satu satpam, sambil mendekat ke arah mobil tersebut.
"Maaf Pak, mau bertemu siapa ya malam-malam begini" Ucap satpam pada Ilham.
"Pak ini Safa tolong bukain gerbangnya" Ucap Safa setelah Ilham membuka kaca jendelanya dengan lebar.
"Non Safa, Alhamdulillah akhirnya non Safa pulang juga setelah sekian lama?" Tanya satpam yang bernama Pak Munir atau Pak Mun.
"Iya Pak ini Safa" Jawab Safa tersenyum ke arahnya.
Setelah gerbang terbuka, Ilham pun memasukan mobilnya ke dalam. Setelah gerbang tertutup. Satpam tersebut menghampiri Safa dan Ilham.
"Pak apa kabar?" Tanya Safa pada satpam.
"Alhamdulillah baik non, non apa kabar? Saya tidak menyangka non Safa kembali lagi ke rumah, setelah 5 tahun lamanya". Ucap satpam dengan bahagia
"Alhamdulillah saya juga baik Pak Mun. Saya juga senang bisa kembali lagi kerumah ini setelah 5 tahun di asrama" Jawab Safa sambil melihat disekelilingnya.
"Safa ini di taro dimana?" Tanya Ilham pada Safa setelah selesai mengeluarkan semua barang milik Safa.
"Sini tuan biar saya bawa masuk ke dalam" Sebelum Safa menjawab Pak Mun lebih dulu menawarkan bantuan.
Pak Mun adalah salah satu satpam yang bekerja pada keluarga Atmaja. Pak Mun bekerja pada keluarga Atmaja ketika Safa berumur 3 tahun.
"Terima kasih Pak" Ucap Ilham dengan ramah.
"Sama-sama Tuan" Jawab Pak Mun.
...****************...
Semua orang yang sedang menonton TV dibuat heran dengan datangnya Pak Mun yang membawa koper. Karena semua orang sudah makan malam dan memutuskan untuk berbincang sambil menonton TV diruang keluaraga.
"Pak Mun mau pindahan?" Tanya Yasmin dengan mengernyitkan dahi.
Pak Mun bingung sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal dan bingung harus menjawab apa. Dia berfikir apakah pemilik rumah tidak diberitahu bahwa hari ini Safa pulang.
"Pak Mun katakan ada ap....?" Tanya Akhtar, ucapan nya terputus ketika seseorang berteriak diambang pintu.
"Safa pulang" Teriak Safa sambil menatap kearah keluarganya.
Semua orang yang berada didalam nampak terkejut. Mereka semua tidak ada yang tahu bahwa Safa pulang hari ini setelah pergi jauh dari keluarganya selama 5 tahun lamanya. Nampak raut kesedihan diwajah mereka, dan tidak menyangka akan berkumpul kembali dengan orang yang mereka sayangi.
"Kakak". Ucap kedua adiknya, mereka berlari kearah sang kakak sambil menangis dan berhamburan memeluknya. Dan Safa pun membalas pelukan kedua adiknya
"Sudah jangan menangis". Ucap Safa ketika pelukan itu terlepas dan menghapus air mata dipipi kedua adiknya.
"Kakak tahu kami berdua sangat merindukan kakak, apa kakak tidak merindukan kami?" Ucap Yasmin dengan wajah sedih.
"Siapa bilang kakak tidak merindukan kalian? Setiap hari kakak sangat merindukan kalian". Jawab Safa sambil mencubit kedua pipi adiknya dengan pelan.
"Kakak berbohong. Buktinya kakak tidak pernah menghubungi kami sama sekali". Ucap Yumna merajuk dengan tangan di lipat di dadanya.
"Kalau itu kaka tidak bisa memberitahukan nya pada kalian". Ucap Safa dengan sedikit sedih. "Sudahlah yang penting kakak sudah pulang dan kembali berkumpul dengan kalian, ayo kita masuk kakak juga sangat merindukan yang lain". Katanya lagi dengan dengan menghapus air matanya dan merangkul kedua adiknya masuk ke dalam rumah dan diangguki oleh kedua adiknya.
"Sayang". Ucap Humita lirih, air matanya jatuh karena tidak bisa membendung kesedihannya. Sambil berjalan mendekat kearah Safa dan menangkup kedua pipinya dengan memberikan kecupan yang bertubi-tubi diwajahnya.
"Sayang, nenek sangat merindukan Safa. Apa kamu tidak merindukan nenek sampai-sampai Safa tega tidak pernah memberikan kabarkabar pada kami terutama pada nenek". Ucap nenek menangis tersedu-sedu dengan memeluk erat cucu kesayangannya.
"Safa sangat sayang pada nenek, Safa juga sangat merindukan nenek. Safa tidak bermaksud untuk tidak memberitahukan keadaan Safa nek. Maaf jika Safa sudah membuat nenek khawatir". Jawab Safa membalas pelukan sang nenek.
"Nenek juga minta maaf karena tidak datang menjengukmu selama kamu bersekolah di asrama itu". Ucap nenek ketika pelukan itu terlepas.
"Tidak apa-apa nek" Jawab Safa dengan menghapus air mata dipipi sang nenek.
Safa melihat kearah sang ibu dengan sedih. Tapi balasan yang Safa dapat, ibunya membuang muka ke arah lain. Sarah sangat sedih melihat Safa, karena benar yang dikatakan mertuanya bahwa Safa tidak memberikan kabar selama safa bersekolah diasrama. Dia juga sangat khawatir dengan keadaan Safa.
Bahkan yang membuat ibunya kecewa, Safa tidak ingin bertemu dengan siapapun. Dan itu membuat Sarah sedih dan kecewa dengan sikap putrinya. Sarah dengan Akhtar terus menerus berkunjung ke sekolah Safa demi ingin bertemu dengannya tapi tetap hasinya sama, Safa tidak ingin bertemu siapapun termasuk orang tuanya.
Dan itu membuat Sarah dan Akhtar sedih karena Safa tidak mau bertemu dengannya, sekaligus kecewa dengan sikap safa.
Safa berjalan mendekat ke arah orang tuanya dengan bercucuran air mata. Dia sedih melihat orang tuanya yang tidak menyambut kedatangan.
"Papa" Ucap Safa lirih.
"Masih ingat jalan pulang ternyata" Jawab Akhtar dingin.
"Akhtar, mengapa kau berbicara seperti itu? apa kau tidak senang jika Safa kembali ke rumah setelah 5 tahun lamanya? " Tanya Humita dengan berjalan mendekat ke arah mereka dan merangkul pundak Safa.
"Untuk apa aku senang dengan kehadirannya dirumah ini? " Jawab Akhtar dingin.
Bersambung
"Tidak, aku tidak merindukannya dan aku tidak senang jika dia kembali lagi kerumah ini" Jawab Akhtar tegas dan membuat semua orang yang ada disana terkejut dengan jawaban Akhtar.
Ternyata seseorang yang berdiri didekat pintu dan mendengarkan keributan yang terjadi di rumah tersebut. Siapa lagi kalau bukan Ilham anak pemilik Sekolah Asrama yang tdi mengantarkan Safa. Dia merasa tidak enak jika ikut campur dengan masalah yang Safa alami.
Ilham memutuskan untuk pergi menginap di hotel sebelum dirinya pulang ke asrama. Dia hanya berpamitan kepada Pak Mun saja, dan menitipkan salam untuk Safa dan keluarga.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Safa sudah tahu jika papa nya akan sangat tidak senang jika dia kembali ke rumah. Safa hanya bisa pasrah jika papa nya kecewa padanya.
"Pa maafin Safa" Ucap Safa lirih dengan ingin memegang tangan papanya namu ditepisnya membuat Safa semakin terisak.
"Papa benar-benar kecewa padamu Safa" Ucap Akhtar sambil pergi.
"Mas" Sarah mencoba untuk memanggil suaminya namun Akhtar pergi berlalu.
Safa hanya diam melihat papanya pergi mengabaikannya. Lalu Safa beralih menatap mamanya.
"Jika mama juga tidak ingin Safa kembali kerumah, maka Safa akan pergi. Safa juga tidak akan kembali sebelum kalian memaafkan Safa". Ucap Safa disela tangisnya.
Sarah bingung harus berbuat apa. Dia sangat mencintai suaminya, tapi di sisi lain dia juga menyayangi putrinya. Sarah teringat kejadian dimana ibu pemilik asrama memberitahukan ya bahwa Safa tidak mau menemuinya.
...Flashback On...
Tok
Tok
Tok
"Assalamu'alaikum". Ucap umi Indira mengetuk pintu kamar Safa.
" Walaikumsalam, ada apa umi?"
"Nak, ada pasangan suami istri yang mencarimu" Ucap umi.
"Siapa umi? apa aku mengenalnya?" Tanya Safa.
"Mereka adalah orangtuamu nak, mereka datang ingin bertemu denganmu". Jawab umi Indira.
Safa hanya terdiam ketika umi memberitahukan, bahwa yang mengunjunginya adalah orang yang sangat Safa sayangi.
Sebenarnya Safa ingin menemuinya, tapi di dalam benaknya dia ingin menjauh dari keluarganya.
"Maaf umi, tolong beritahukan pada mereka bahwa aku tidak ingin bertemu siapapun". Ucap Safa dengan membalikan badan membelakangi umi.
" Ta-pi nak..." Ucap umi terpotong oleh Safa.
"Umi, sudah aku katakan, aku tidak ingin bertemu siapapun, walau itu adalah kedua orang tuaku" Ucap Safa dengan menahan tangisnya.
"Baiklah, akan umi katakan pada mereka, Assalamu'alaikum" Ucap umi pasrah sambil keluar kamar.
"Walaikumsalam" Jawab Safa dengan pelan.
"Mama, papa, maafkan Safa karena tidak menemui kalian. Safa juga sangat merindukan kalian. Tapi Safa tidak ingin kalian malu nantinya." Ucap Safa dalam hati dengan menitikan air mata
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Bagaimana bu? Apa kami bisa menemui Safa?" Ucap papanya Safa.
Umi hanya menghembuakan nafas dengan pelan.
"Katakan, apa saya bisa menemui putri saya bu?" Tanya Sarah padanya.
"Maaf Pak, Bu. Safa tidak ingin bertemu dengan kalian, saya sudah membujuknya, tapi dia tetap saja tidak ingin bertemu dengan kalian" Ucap Umi Indira dengan berhati-hati.
"Baiklah bu, jika Safa tidak ingin bertemu hari ini. Maka kami akan datang berkunjung lagi kemari. Dan jika terjadi sesuatu pada putri saya tolong segera hubungi kami". Ucap Akhtar dengan pasrah
"Baik Pak, bu saya akan ingat pesan anda Pak Akhtar." Ucap umi dengan ramah
"Kalau begitu kami permisi bu, Assalamu'alaikum" Ucap Sarah
"Walaikumsalam" Jawab umi
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sesuai janji Akhtar dia datang berkunjung lagi dengan istrinya. Bukan hanya sekali atau dua kali, bahkan mereka sangat sering berkunjung ke asrama tersebut. Tapi tetap saja Safa menolak untuk bertemu dengan orangtua nya. Dan itu membuat Akhtar dan istrinya kecewa. Mereka berfikir apakah mereka atau anggota keluarganya yang lain mempunyai kesalahan yang tidak disengaja pada Safa, sampai-sampai Safa tidak ingin bertemu.
Bertemu, mengirim pesan, itu sudah Akhtar lakukan demi bisa berkomunikasi dengan putrinya. Tapi hasilnya tetap sama tidak ada balasan atau jawaban dari safa, mereka selalu pulang dengan raut wajah kecewa. Tapi ketika Humita menanyakan kabar sang cucu pada anak serta menantu, pasti mereka akan menjawab dengan berbohong. Karena takut kesehatan sang ibu terganggu.
...Flashback Off...
Kejadian hari itu membuat Sarah kecewa terhadap Safa. Jika sedang berdua dengan suaminya jika dia membicarakan Safa pasti Akhtar akan marah. Dan itu membuat dia sedih karena merindukan putrinya.
Sarah menatap Safa yang sedang menundukan kepalanya yang masih menangis. Dia pun pergi menyusul suaminya tanpa berbicara pada Safa.
Safa terduduk dilantai sambil terisak melihat kepergian mamanya.
"Sayang" Ucap nenek mensejajarkan dirinya dengan Safa sambil memeluknya.
"Nek, mama dan papa sangat marah pada Safa" Ucap Safa disela isak tangisnya.
"Safa harus sabar, mungkin besok mama dan papa akan berbicara pada Safa. Mungkin karena sudah malam dan mereka butuh istirahat" Ucap nenek agar Safa tidak larut dalam kesedihan.
Ini pertama kalinya kedua adik Safa melihat sang kakak menangis. Mereka juga sangat sedih ketika melihat sikap mama dan papanya pada sang kakak.
"Kakak" Ucap keduanya bersamaan. Safa buru-buru menghapus air matanya dan melepas pelukan sang nenek.
"Iya" Jawab Safa sanbil berdiri dan mencoba untuk tersenyum.
"Kakak tidak apa-apa?" Tanya Yumna yang sudah berada didepan Safa.
"Kaka tidak apa-apa na, kalian tidak perlu khawatir" Jawab Safa mencoba untuk tidak sedih lagi.
Safa memanggil Yumna dengan sebutan Nana, dan memanggil Yasmin dengan sebutan Yas agar tidak terlalu panjang. Bukan hanya Safa tapi anggota keluarga yang lain juga memanggil dengan sebutan tersebut.
"Na, Yas kalian pergi tidur karena besok kalian harus pergi sekolah" Ucap nenek agar mencairkan suasana.
"Tapi kakak" Ucap Yasmin sedih.
"Nenek yang akan menemani kakak kalian, jadi kalian pergilah beristirahat" Ucap nenek.
"Baiklah, selamat malam nek, kakak" Ucap Yasmin sambil tersenyum.
"Selamat malam" Ucap Safa dan neneknya berbarengan.
Mereka pun melihat Yumna dan Yasmin telah pergi ke kamarnya masing-masing. Hanya ada nenek dan Safa diruangan tersebut.
"Ayo nenek akan antar kamu ke kamar" Ucap nenek sambil menggandeng Safa.
"Iya nek" Jawab Safa.
Sebelum menaiki anak tangga tiba-tiba ada seseorang yang memasuki rumah.
"Assalamu'alaikum" Ucap seorang wanita.
Safa dan nenek nya pun berhenti ketika ada seseorang yang mengucapkan salam.
"Walaikumsalam" ucap keduanya.
"Sayang kamu baru pulang" Ucap Humita mendekati wanita tersebut.
"Iya mi, lumayan banyak pasien tadi" Jawabnya sambil duduk bersandar pada sofa yang ada diruangan tersebut.
Humita pergi kedapur mengambil air hangat untuk putrinya. Perempuan yang baru saja datang dia adalah putri bungsu keluarga Atmaja atau adik perempuan satu-satunya Akhtar, dia adalah Afsana Fatma Atmaja.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!