"Semoga kerja sama ini di terima oleh pak Steven." ucap pak Hendrik kepada Raya sekertaris nya.
Raya hanya tersenyum sambil mengangguk, Raya tahu kalau pak Steven ini adalah bos perusahaan ternama di kota itu.
Raya menjadi sekertaris pak Hendrik sudah dua tahun, tapi dirinya belum pernah melihat wajah Steven, dan kali ini dirinya akan menampilkan yang terbaik hingga membuat Steven mau bekerja sama dengan perusahaan tempat nya bekerja.
Terlihat seorang CEO perusahaan ternama sedang berjalan memasuki sebuah cafe dengan seorang putri yang berusia lima tahun nan, dia adalah Steven Pranata dan Garcia anak semata wayang nya.
Kemana pun Steven pergi, Grace selalu diajak nya, Grace adalah anak semata wayang nya, yang sedari kecil dirinya yang mengurus.
"Selamat siang pak Steven, ini Raya sekertaris saya, terima kasih bapak sudah mau datang memenuhi undangan saya." ucap pak Hendrik sambil mengulurkan tangan nya, begitupun juga Raya.
"Hai cantik." sapa Raya sambil menyentuh pipi Grace, Grace tersenyum manis kepada Raya.
Sepintas Steven melirik melihat kearah raya lalu kembali menatap pak Hendrik.
Pak Hendrik dan Steven langsung membicarakan kerja sama mereka dengan begitu serius nya, pak Hendrik menampilkan yang terbaik agar Steven mau bekerja sama dengan perusahaan nya, karena bagi pak Hendrik kerjasama dengan Steven adalah suatu jalan untuk membuat perusahaan nya meningkat.
Grace terus menatap Raya yang menurut Grace sangat cantik dan lembut, Grace memuji kecantikan Raya lewat bahas isyarat nya.
Note: Anggap saja mereka lagi berbicara dengan bahasa isyarat.
"Tante cantik sekali." Grace pun memainkan sepuluh jari nya.
"Ya ampun, kasihan sekali gadis cantik ini, ternyata dia ngga bisa bicara." gumam bathin Raya.
"Terima kasih sayang, kamu juga sangat cantik dan imut." jawab Raya dengan sepuluh jari nya.
Sewaktu kuliah dulu Raya pernah ngajar anak-anak yang berkebutuhan khusus di sela-sela kuliah nya, jadi Raya mengerti dan paham akan bahasa isyarat yang di berikan Grace.
"Tante mengerti bahasa isyarat aku?" tanya Grace dengan wajah yang berbinar, karena dirinya punya teman ngobrol yang bisa memakai bahasa isyarat.
"Tante mengerti sayang, karena dulu tante pernah ngajar di sekolah anak-anak yang berkebutuhan khusus."
"Oh, pantas saja, tante sudah punya anak belum?"
"Tante belum menikah sayang, oh iya kita belum kenalan, nama nya siapa?."
"Gracia tante, panggil aku Grace saja."
"Baiklah Grace, sekarang umur kamu berapa tahun sayang?"
"Bulan depan aku berusia lima tahun tante."
"Wah, sebentar lagi Grace merayakan nya dong?'
"Iya tante, Grace harap tante bisa hadir di acara ulang tahun Grace."
"Tante usahakan ya sayang, nanti Grace kasih tahu tante lagi ya nak, soalnya tante takut lupa."
"Boleh ngga aku manggil tante dengan panggilan mamah? Soal nya aku belum pernah memanggil seseorang dengan panggilan mamah."
"Lo, memang nya mamah Grace kemana sayang?" terlihat Grace hanya menggeleng tanda dia ngga tahu kemana mamah nya pergi.
Raya melihat mata sendu Grace membuat nya tidak tega, dan akhir nya Raya mengangguk kan kepala nya sambil tersenyum.
Steven yang melihat interaksi kedua nya, mulai mengagumi sosok Raya,
Steven terus memandang Raya dan Grace putri nya hingga dia ngga mendengar apa yang di ucapkan oleh pak Hendrik.
"Jadi bagaimana pak? Apa bapak akan bekerja sama dengan perusahaan saya?" tanya pak Hendrik.
Steven yang sedang fokus kepada kedua wanita di depan nya hanya mengangguk tanda dirinya menerima tawaran kerja sama yang di berikan oleh pak Hendrik.
"Baiklah Ray, tolong keluarkan kontrak kerja sama nya." ucap pak Hendrik sambil tersenyum.
Pak Hendrik sangat bahagia sekali dengan hasil pertemuan nya dengan Steven kali ini, selama ini pak Hendrik sangat menginginkan kerja sama ini, tapi usaha nya selalu sia-sia dan susah untuk bertemu dengan Steven.
"Ini semua berkat kamu Ray, aku akan memberikan bonus atas kerja keras Raya, tanpa Raya yang bisa bahasa isyarat itu, ngga mungkin pak Steven akan menyetujui nya, secara pak Steven susah untuk di taklukan." gumam bathin pak Hendrik.
Raya mengeluarkan beberapa lembar surat kontrak kerja yang akan mereka tanda tangani.
Steven dan pak Hendrik pun menanda tangani surat kontrak yang sudah di persiapkan.
"Terima kasih banyak pak Steven, bapak sudah mau bekerja sama dengan perusahaan kecil kami " ucap pak Hendrik sambil menjabat tangan Steven.
"Sama-sama pak." ucap Steven lalu mendekatkan bibir nya ke telinga pak Hendrik.
"Terima kasih sudah membawa sekertaris nya sehingga anak saya tidak bosan dengan pertemuan kita ini." bisik Steven, pak Hendrik hanya tersenyum dan mengangguk.
"Baiklah kalau begitu kita makan siang dulu sebelum kita pulang." ucap pak Hendrik.
Makanan sudah tersedia di atas meja degan berbagai menu.
Grace menatap sendu Raya yang sedang menyantap makan siang nya, Raya yang merasa ada yang memperhatikan pun melirik ke arah Grace.
{ Bahasa Isyarat }
"Kenapa sayang?" tanya Raya.
"Aku ingin di suapin karena selama ini aku belum pernah disuapin mamah." ucap Grace dengan bahasa isyarat nya.
"Tentu boleh sayang, sebentar mamah geser dulu kursi nya, Raya pun menggeser kursi nya agar memudahkan untuk menyuapi Grace.
Steven di buat kagum oleh Raya, selama dirinya selalu pergi membawa Grace, Grace ngga pernah mau dekat dengan siapa pun, bahkan dengan kekasih nya saat ini.
"Sayang, makan sendiri nak, kasihan tante Raya, dia juga mau makan." ucap Steven dengan gerakan tangan nya.
Ketiga orang dihadapan nya berbicara memakai bahasa isyarat, sedangkan pak Hendrik hanya terdiam karena ngga mengerti dengan yang mereka bicarakan.
"Sebenar nya apa yang dibicarakan mereka bertiga, masa bodoh ah, yang penting aku sudah berhasil mengajak pak Steven kerjasama." gumam bathin pak Hendrik sambil menyantap makanan nya.
"Ngga apa-apa pak, saya makan nya nanti saja." Grace sangat bahagia sekali mendengar jawaban dari Raya
Raya pun dengan telaten memberikan suapan demi suapan kepada Grace hingga makanan yang ada di hadapan nya habis tak bersisa.
"Baru kali ini aku melihat senyuman bahagia Grace, seperti nya Grace nyaman dengan Raya." gumam bathin Steven.
"Anak pintar, kamu harus banyak makan ya sayang, biar gemuk dan sehat." ucap Raya sambil tersenyum.
"Iya mah, lain kali Grace ingin di suapin lagi ya mah." jawab Grace sambil tersenyum.
"What! Mamah? Kenapa Grace memanggil Raya dengan panggilan mamah." gumam bathin Steven sambil terus melihat gerakan tangan Grace dan Raya.
"Ternyata Raya pintar dengan bahasa isyarat, pantas saja Grace merasa betah dan nyaman di buat nya,
NOTE: untuk para pembaca, biar ngga banyak yang diulang kalimat nya, kalau untuk dialog nya dengan Grace berarti pakai bahasa isyarat ya.{ Ingat! Pakai bahasa isyarat }
Semenjak dari pertemuan di cafe waktu itu, Grace menjadi pendiam dan sering melamun.
Steven merasa kasihan dengan Grace, seandainya saja dia menceraikan istri nya jauh-jauh hari, mungkin Grace ngga bakalan seperti sekarang.
"Sayang, ayo kita makan, nenek sudah masak kesukaan kamu." ajak bu Maria.
Grace dan Steven memang tinggal bersama bu Maria dan pak Agam, tapi Grace sering ikut kemana pun Steven pergi.
"Ngga mau nek." Grace pun menggeleng lemah.
"Kenapa dengan Grace Stev? Kamu marahi dia?" tanya bu Maria sambil menatap Steven.
"Ngga mah, aku ngga marahi dia, aku saja heran, dari kemarin dia diam dan sering melamun." jawab Steven sambil menatap sedih kearah Grace.
"Sayang? Kamu mau apa nak? Nanti kakek belikan apa yang Grace mau, bahkan seisi mall kakek beli untuk kamu." pak Agam membantu sang istri merayu Grace agar mau makan, tapi tetap saja Grace menggelengkan kepalanya.
"Pagi semua nya." teriak Selena sambil menghampiri mereka di meja makan.
Selena ini kekasih nya Steven, mereka baru enam bulan menjalin hubungan, sebenar nya Grace tidak menyukai Selena, tapi melihat ayah nya yang selalu tersenyum dengan Selena, Grace pun membiarkan nya.
"pagi sayang, kamu udah sarapan belum?" ucap Steven lalu mencium pipi Selena.
Bu Maria dan pak Agam yang tidak begitu menyukai Selena pun hanya diam dan mencoba merayu Grace kembali.
Selena tidak perduli dengan kedua orang tua Steven, bagi dirinya yang penting Steven menjadimilik nya itu sudah cukup.
Selena juga tidak suka dengan Grace, Selena suka malu kalau lagi jalan bareng dengan Grace yang ngga bisa bicara dan pendengaran nya sedikit terganggu.
"Sayang makan ya nak, sedikit saja." ucap bu Maria dengan bahasa isyarat nya.
"Sayang bujuk Grace agar dia mau makan." ucap Steven kepada Selena.
Selena pun pasrah dan terpaksa menuruti perintah Steven.
"Kalau bukan karena kamu yang kaya raya, malas aku dekat dengan anak bisu ini." gumam bathin Selena sambil menghampiri Grace.
"Grace sayang, makan ya? Tante yang suapin." ucap Selena, Selena memang tidak bisa bahasa isyarat, jadi Grace tidak terlalu mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Selena.
Grace hanya diam dan tidak menghiraukan Selena yang ada di samping nya.
"Anak ini bener-bener ya? Andai saja ngga ada siapa-siapa sudah ku cubit kamu." gumam bathin Selena lalu kembali menghampiri Steven.
"Dia nya ngga mau makan sayang, ya sudah jangan di paksa nanti juga kalau dia lapar kan minta sendiri."
"Bukan nya berusaha membujuk nya malah membiarkan dan tidak ada usaha nya sama sekali, giliran sama papah nya mau sama anak nya ngga mau." gumam bu Maria yang masih bisa di dengar oleh semua yang ada di ruang makan.
"Sayang ikut kakek yuk jalan-jalan." ajak pak Agam.
Pak Agam sudah hapal dengan istri nya, dimana ada Selena pasti ada keributan.
"Sayang, seharus nya kamu itu berusaha untuk lebih dekat lagi dengan mamah dan Grace, biar kita cepat dapat restu dari mereka berdua, dan kita menikah." ucap Steven.
"Aku ini kurang apa coba sayang, aku sudah berusaha yang terbaik buat Grace aku sudah berusaha lebih dekat lagi dengan mamah kamu, tapi mereka terus seperti itu, seakan-akan ngga perduli sama aku, seharus nya mamah kamu itu bersyukur mendapatkan menantu seperti aku yang masih gadis." ucap Selena dengan menampilkan wajah kesal nya.
Steven hanya diam, dia bingung harus bagaimana, semenjak dirinya di tinggalkan oleh istri nya, baru kali ini Steven mau membuka hati nya kembali untuk wanita, tapi sekali nya dia membuka hati untuk wanita, anak dan ibu nya tidak merestui hubungan mereka berdua.
"Sayang, jalan yuk? Aku mau ganti tas, yang ini sudah bosen." ucap Selena sambil duduk di atas pangkuan Steven.
Steven laki-laki normal yang sudah beberapa tahun ini tidak mendapat kehangatan, begitu Selena duduk di pangkuan nya, Steven merasakan sengatan listrik yang bertegangan tinggi, tapi Steven menahan nya karena dia masih sadar kalau mereka berdua belum sah.
"Ya sudah ayo kita berangkat, tapi ajak Grace juga ya?" ucap Steven sambil menyibak kan rambut Selena kebelakang.
"Grace lagi Grace lagi, bisa ngga sih mas sekali saja kita jalan berdua, kenapa Grace juga harus ikut? Aku tuh ingin jalan berdua sama kamu." Selena sedikit merajuk.
"Sayang, kemanapun aku pergi Grace harus ikut, kalau Grace tidak di ajak, nanti dia marah dan ngga mau bicara sama mas lagi."
"Bukan nya Grace ngga bisa bicara, kenapa mas harus takut dia marah." ucap Selena membuat Steven marah dengan ucapan nya.
"Selena." teriak Steven dengan tatapan tajam nya.
"Maaf sayang, bukan maksud aku berbicara seperti itu, maksud aku nanti suatu saat kita ajak Grace jalan-jalan, untuk saat ini kita jalan berdua dulu, tapi kalau memang kamu ngga bisa ngga apa-apa, lain kali kita jalan berdua." Setelah berbicara seperti itu Selena pun mencium lembut bibir Steven.
Steven yang lagi marah pun akhir nya luluh dengan kehangatan yang di berikan oleh Selena, awal nya Steven hanya diam saja, tapi Selena yang sudah mahir dalam bercumbu, dia pun terus tanpa henti membuat Steven terpancing dan membalas ciuman nya.
"Sudah cukup, sekarang kita pergi." Steven menghentikan ciuman nya dan ngajak pergi Selena.
Selena hanya diam dan mengikuti langkah Steven, dia masih kesal dengan Steven yang mau ngajak Grace bersama mereka.
"Sayang, papah mau ke mall, kamu mau ikut ngga?" tanya Steven dengan bahasa isyarat nya.
Sebelum menjawab, Grace melihat ke arah bu Maria meminta persetujuan, bu Maria mengangguk, karena bu Maria tidak mau Steven anak nya jalan berdua dengan Selena.
"Baiklah papah, aku ikut, tapi nenek dan kakek juga harus ikut ya." ucap Grace.
"Kakek di rumah saja sayang, kalau kamu mau pergi, pergi saja ajak nenek." ucap pak Agam.
"Kenapa juga sih ini anak ngintilin mas Steven terus, apa-apa an lagi ni nenek tua ikut juga aku jadi ngga bebas kalau ada mereka berdua." gumam bathin Selena dengan tatapan tidak suka nya.
"Kalau begitu Grace ganti baju papah tunggu di sini, nanti makan ya di mall, Grace kan belum makan."
"Iya pah, nek ayo kita ganti baju, nenek juga harus ikut, biar aku ada temen nya."
Mereka kini sudah ada di mall, tangan Steven terus menggandeng tangan Grace membuat Selena bertambah bete.
"Andai ngga ada mas Steven sudah ku cubit itu anak bisu." bathin Selena dengan mata melirik sinis kepada Grace, sedangkan bu Maria berjalan di samping Grace.
"Papah aku mau main di sana." ucap Grace sambil menunjuk area permainan yang ada di mall tersebut.
"Kamu mau main nak? Ya sudah ayo." Steven menuju area permainan dan membeli semua tiket yang di ingin kan Grace.
"Mas, selagi Grace bermain antar aku beli tas, lagian juga kan ada mamah di sini yang nunggu Grace." ucap Selena pelan karena takut terdengar oleh bu Maria.
Steven ngga mau mencari masalah di tempat keramaian, Steven pun menyetujui nya.
"Nak, kamu main sama nenek dulu ya? Papah ke sana sebentar." Grace hanya mengangguk.
Sebenar nya Grace tidak suka melihat papah nya jalan bareng dengan Selena, tapi mau gimana lagi, papah nya sangat mencintai Selena, jangan kan omongan Grace, omongan bu Salma saja Steven tidak mendengar nya.
Selena merasa dirinya menang, ia pun langsung memeluk erat tangan Steven, dia ingin memperlihatkan kepada semua orang kalau Steven milik nya.
Grace begitu bahagia bermain di area permainan yang ada di mall itu, bu Maria tersenyum melihat Grace yang terus tertawa sambil bermain.
Karena Grace sudah terlalu lama bermain, sedangkan Grace belum makan dari pagi, bu Maria pun menghampiri Grace.
"Sayang kita makan dulu yuk, nanti kita main lagi." bu Maria memberi isyarat setelah menepuk pundak Grace.
Grace mengangguk karena memang perut nya sudah terasa sangat lapar.
Bu Maria menggandeng tangan Grace menuju rumah makan siap saji.
Grace menunjuk makanan yang dia suka, bu Maria langsung memesankan nya.
Kini Grace dan bu Maria sedang duduk menunggu pesanan nya, memang bu Maria meminta pelayan restauran tersebut mengantarkan makanan nya, Grace melihat seorang anak seusia nya sedang duduk bersama kedua orang tua nya, terlihat ibu nya menyuapi anak itu membuat Grace iri.
Pesanan sudah datang dan sudah di tata di depan Grace, tapi Grace malah seperti enggan untuk menyantap nya.
"Sayang, ayo di makan, atau mau nenek suapin." ucap bu Maria.
Grace hanya diam, yang dia inginkan adalah keluarga yang utuh seperti anak lain nya, dia menginginkan kehadiran seorang ibu yang tulus mencintai dan menyayangi nya.
Tanpa terasa air mata nya menetes sambil menatap anak di depan nya yang sedang tersenyum karena selalu mendapat makanan dari tangan ibu nya.
Bu Maria yang melihat Grace menangis membalikan tubuh nya dan melihat kemana arah mata Grace menatap.
Bu Maria merasa tersentuh dan ikut sedih dengan keadaan Grace saat ini.
"Ternyata dia hanya ingin keluarga nya lengkap, sampai mati pun aku tidak akan memaafkan kamu Brenda, kamu sudah menghancurkan anak dan cucu ku." bathin bu Maria.
Bu Maria sangat tidak terima dengan apa yang telah di lakukan Brenda kepada anak dan cucu nya ini.
"Sayang, ayo makan, ini enak lo, ini kan kesukaan kamu, biar nenek yang suapin." bu Maria berusaha membujuk Grace untuk makan, tapi Grace tetap diam dan menatap keluarga utuh di depan mata nya.
Bu Maria sudah lelah membujuk Grace untuk makan, segala cara dan bujukan sudah di lakukan nya, tapi Grace tetap dalam pendirian nya, hingga ada seorang wanita yang ikut duduk bersama mereka dan menyapa Grace dengan bahasa isyarat.
"Sayang, kenapa makanan nya ngga di makan? Kasihan lo makanan nya nangis karena ngga dimakan." ucap Raya setelah menepuk bahu Grace dan setelah Grace menatap nya.
"Mamah." mata Grace langsung bersinar begitu melihat Raya ada di hadapan nya.
"Mamah? Siapa wanita ini? Seperti nya Grace sudah mengenali nya, dia juga bisa bahasa isyarat." bathin bu Maria sambil menatap Raya yang sedang tersenyum kepada Grace.
Raya yang memang sedang belanja bulanan untuk di kontrak kan nya merasa lapar dan mampir ingin makan, tapi setelah memesan makanan nya Raya melihat anak kecil yang dia kenal sedang bersedih menatap satu keluarga yang sedang duduk di hadapan nya.
"Seperti nya dia merindukan ibu nya." bathin Raya lalu menghampiri meja Grace.
"Mamah, boleh aku memeluk mu?" ucap Grace dengan mata yang masih menitik kan air mata nya.
"Boleh sayang, sini." ucap Raya sambil merentangkan kedua tangan nya.
Grace langsung masuk ke dalam pelukan Raya dan menangis dalam pelukan Raya, sedangkan bu Maria hanya menatap haru kepada Grace dan wanita dewasa yang ada di hadapan nya kini, tanpa terasa bu Maria menitik kan air mata nya.
Selama dari bayi Alvin dan dirinya sudah memperkenalkan para wanita dewasa agar dekat dengan Grace, tapi tidak ada satu pun yang di sukai oleh Grace, tapi wanita ini, wanita yang ada di hadapan nya kini dengan mudah nya bisa di terima oleh Grace, bahkan Grace sudah memanggil nya dengan panggilan mamah.
Dirasa Grace sudah tenang, Raya melepaskan pelukan nya.
"Sekarang kita makan ya sayang, mamah yang suapin? Gimana? Mau?"
"Mau." Grace sangat bahagia sekali sehingga senyuman nya kini kembali tersungging di bibir mungil nya.
"Ibu maaf saya sudah lancang duduk di sini, kenalkan saya Raya." ucap Raya sambil mengulurkan tangan nya.
"Tidak nak, justru ibu sangat berterima kasih sekali kamu sudah mau membuat Grace mau makan." jawab bu Maria sambil menerima uluran tangan Raya.
"Mah, aku lapar."
Bu Maria dan Raya tersenyum melihat wajah Grace yang merengek minta makan.
Dengan telaten Raya memberikan suapan demi suapan kepada Grace, Grace begitu lahap makan makanan kesukaan nya dari tangan Raya.
Bu Maria terus memperhatikan interaksi kedua nya, Raya tidak malu ngajak bercanda Grace yang kondisi nya seperti itu, sedangkan wanita yang dekat dengan Steven tidak pernah seakrab itu dengan Grace, mereka malah seperti jijik dekat dengan Grace.
"Aku berharap kamu menjadi ibu sambung Grace, sudah cantik baik hati dan juga perduli dengan Grace." bathin bu Maria penuh harap.
"Sudah mah aku sudah kenyang." Raya tersenyum bahagia melihat makanan Grace yang habis tanpa sisa.
"Baiklah kalau begitu sekarang giliran mamah yang makan, mamah sudah lapar juga, sambil menunggu mamah makan, Grace makan ice cream ini, ini ice cream kesukaan mamah." Raya memberikan ice cream kesukaan nya, Grace dengan senang hati menerima dan langsung melahap nya.
Raya tersenyum melihat Grace yang sudah tersenyum lagi, dan dirinya pun memulai menyantap makanan nya di temani bu Maria.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!