NovelToon NovelToon

Jatuh Cinta Dengan Laki-laki Yang Aku Benci

Impian terindah

Impian setiap gadis adalah menjadi kebanggaan keluarga selain itu, menjadi seorang perempuan yang memiliki prestasi adalah obsesinya, meskipun hanya seorang gadis yang berasal dari desa

Siti Karina

Dia di panggil Siti, atau Non siti yang cantik jelita dan juga berpikiran terbuka, kebanggaan keluarga besar dan juga orang-orang di kampung nya,

sebagai putri tunggal keluarga terpandang dia sangat dimanja dan disayangi tentunya,

walaupun letak desa mereka sangat jauh, tapi desanya sangat lah asri dan jauh dari hiruk pikuk kendaraan yang ada di kota

namun sayang nya ada banyak hal yang sangat menyebalkan bagi Siti, yaitu pola pikir orang tuanya yang tidak merdeka

tentang modern dan dunia luar

"Akhirnya aku berhasil"

terdengar suara teriakan dari dalam kamar Siti dengan sangat kencang sekali

Ayahnya langsung kaget saat mendengar teriakan suara tersebut, suasana pagi yang tenang pun langsung, riuh

laki-laki yang sudah cukup tua itu pun langsung

meletakkan teh di atas meja

"Apa yang terjadi pada Siti?"

Ibunya Siti yang sedang berada di dapur pun ikut datang, mendekat didekat pintu kamarnya

"Siti kenapa Bu?"

Mereka berdua pun langsung membuka kedalam kamar gadis cantik berambut hitam panjang, tersebut

"Siti kenapa Nak?"

wajah mereka berdua terlihat begitu panik sekali

Dengan nafas terengah-engah mereka sampai menghampiri putri mereka

“Siti kau kenapa nak ?”

pertanyaan berulang kali di ucapkan oleh ibunya

mereka terheran -heran karena teriakan putri mereka yang tak biasa di pagi hari tersebut

“Mama, papa, dengarkanlah baik-baik aku lulus di kampus terbaik negeri ini “

Dia langsung melompat-lompat kegirangan

Namun berbeda dengan yang dirasakan oleh kedua orangtuanya mereka justru nampak sangat sedih sekali,wajah mereka tak menunjukkan rasa kebahagiaan Sedikitpun tapi putrinya langsung menyadari hal itu .

“Ayah, Ibu tolonglah berikan kesempatan aku untuk mengejar cita-cita ini, karena dengan menempuh pendidikan di kota, bisa membuat banyak perubahan untuk desa kita, Ibu lihat kan, penduduk di desa ini masih suka berpikiran negatif tentang kedudukan kaum perempuan" berusaha untuk meyakinkan orang tuanya, karena memang sudah jauh hari Siti mengungkapkan apa yang dia inginkan

Wajah kedua orang tuanya nampak tak suka sekali dengan apa yang dia katakan

"Sebaiknya tak usah kau bahas hal itu , karena kau tahu jawabannya apa"

Ayahnya langsung keluar dari dalam kamar

"Ayah, tunggu, dengar dulu"

ayahnya masih berjalan meninggalkan kamarnya, tapi dasar Siti yang keras, dia malah terus mengoceh panjang lebar

"Ayah ibu, asal kalian tahu saja, justru banyak sekali para perempuan muda yang membawa banyak sekali perubahan di dunia ini, dan aku ingin menjadi bagian dari perempuan-perempuan cerdas itu, bayangkan saja jika aku mampu mengubah persepsi keluarga besar kita tentang perempuan, maka akan banyak sekali pemuda-pemudi yang berasal dari desa ini bisa tampil kedepannya “

Wajah ayahnya tertunduk lesu

meskipun dia mendengar apa yang di ucapkan oleh Siti

dia mempercepat langkah kakinya dan langsung berjalan dengan cepat meninggalkan siti,

"Ayah tunggu" ibu siti langsung mengejar nya

“Ayah, ibu kenapa kalian tak menjawabnya, apa aku salah melakukan apa yang menjadi tujuan hidup ku ini!" masih memegang sepucuk surat ditangannya berharap apa yang dia dapatkan menjadi kebanggaan tersendiri bagi kedua orang tuanya, namun sepertinya tidak semudah itu untuk dia meyakinkan kedua orang tuanya tersebut

Siti tau kalau kedua orangtuanya tak sepemikiran dengannya karena bagi ibu bapaknya anak perempuan itu setelah tamat sekolah menengah keatas sudah cukup, karena tidak terlalu penting pendidikan yang tinggi, apa lagi harus tinggal berjauhan dengan orang tua.

karena setinggi apapun pendidikan seorang perempuan, dia juga harus tunduk pada perintah suaminya.

"Ayah tak habis pikir dengan pikiran anak itu Bu" ayahnya langsung duduk dengan menghela napas panjang

"Seharusnya dia menyiapkan diri bagaimana kedepannya untuk menjadi seorang ibu dan juga menjadi seorang istri yang baik,apa lagi yang ada didalam otak nya itu!"

Ibunya nampak sangat kaget, dia pun juga sama, masih tertunduk dengan sangat lesu, tak menyangka apa yang terjadi saat ini pada putrinya di luar kendali dia sebagai seorang manusia.

"Sebagai seorang ibu seharusnya ibu tau, apa yang harus ibu lakukan pada anak itu, kenapa dia sampai memimpikan sesuatu yang tak mungkin kita kabulkan!"

Siti terdiam saat mendengarkan ayahnya yang membentak ibunya, karena memang dia tak menyangka itu akan terjadi.

"Astaga, kenapa ayah membentak ibu"

ada perasaan bersalah, melihat ibunya di bentak, karena ayahnya sama sekali tak pernah memperlakukan ibunya dengan kasar,tapi tidak kali ini, namun bagi Siti tekadnya sudah bulat, dia tak bisa terpendam di tempat ini seperti anak perempuan lainnya

“Maafkan aku Bu, tapi tolonglah rayu ayah ya" aku mohon ibu bisa membantu kali ini saja, aku tak ingin menghabiskan usia muda ku dengan sia-sia Bu, bayangkan saja jika langkah ini bisa membawa perubahan untuk desa ini, bagaimana bangganya kalian dan masyarakat kampung ini"

dia berdoa di balik, pintu

“Please ya Bu, aku mohon ibu bisa untuk meluluhkan hati Ayah"

Namun sepertinya, doa Siti didengar oleh Tuhan, ibunya mencoba untuk membela Siti

karena tak ada seorang ibu di dunia ini yang tak bisa luluh dengan permintaan anaknya, meski sangat berat sekali, namun senyuman manis yang terukir dari putri semata wayangnya itu tak bisa dia tolak

apa lagi sepanjang hari dia selalu mendengarkan apapun yang di katakan oleh Siti, dia langsung mengangguk perlahan dari kejauhan, karena tahu dari tadi putrinya berdiri didepan pintu

“Ibu, terimakasih. Semoga ibu berhasil" ucap Siti bahagia, meskipun ibunya tidak mendukungnya secara gamblang, tapi dia langsung melompat-lompat kegirangan

“Syukurlah, terimakasih malaikat tak bersayap”

namun tiba-tiba dia langsung menghentikan

lompatan nya

“Upps, tunggu ingat jangan senang dulu, jalanmu masih panjang, yang kau taklukkan itu bukan manusia biasa, dia sangat mengerikan" Siti langsung terdiam dan kembali mengintip

“Baiklah, siti.ini saatnya kita berdoa saja"

Ibunya tak yakin jika suaminya akan mengabulkan keinginan Siti untuk pergi melanjutkan pendidikannya, apa lagi Siti sama sekali tak pernah tinggal jauh dari mereka

Ibunda Siti sangat lah muda, dia adalah korban dari ketatnya sebuah adat istiadat

yang ada di keluarga mereka, karena pikiran yang sangat kolot dan juga tidak bisa menerima peradaban dengan baik

Perempuan yang masih berusia tiga tiga tahun itu,sebenarnya masih sangat pantas dipanggil ‘Kakak’ oleh Siti, karena memang ia menikah sangat muda, dan wajar saja jika ia masih kelihatan tak kalah cantik dibandingkan putri nya . Namun berbeda dengan ayahnya Siti, yang terpaut usianya lebih tua sepuluh tahun dari istrinya.

karena tradisi yang sangat dipegang erat oleh keluarga besar mereka harus menikah dengan keturunan yang sama, apa lagi jika dia adalah seorang perempuan yang memiliki derajat yang sama.

karena hal itulah yang menjadi pertimbangan Siti untuk mengubah pola pikir keluarga besarnya, karena itu melanggar hak asasi manusia menurutnya. keluarga mereka terlalu tertutup untuk bisa menerima perubahan dari luar, apa lagi seorang perempuan bagi keluarga mereka, tidak terlalu penting untuk berada di luar rumah, karena akan banyak mudharat nya,

padahal menjadi seseorang yang luar biasa, dan berguna untuk orang banyak, tak harus dengan hal yang negatif, menjadi pemuka agama perempuan juga memiliki hal yang sangat luar biasa

tapi Siti berpikiran terbuka, dia tak bermaksud untuk menyalahkan kodratnya sebagai seorang perempuan, tapi lebih ingin menunjukkan jika makhluk yang dikatakan lemah ini juga bisa berpotensi untuk membuat perubahan bagi orang-orang disekelilingnya, bahkan meski telah menjadi seorang ibu rumah tangga seorang perempuan harus tetap berpendidikan, karena ia akan mendidik anak-anaknya untuk menjadi manusia yang berguna, setidaknya untuk dia sendiri

“Ya Tuhan, tolonglah luluhkan hati ayahku, tujuan aku kuliah ini sangat baik, jika engkau memudahkan jalan ini kedepannya, aku janji akan melakukan yang terbaik untuk desa ini nanti. Please ya Tuhan, kali ini saja, aku mohon”

Melipat kedua tangannya.

Saat ia membuka matanya kembali, dia sudah tak lagi mendengar pembicaraan ayahnya yang kasar pada ibunya

“Ibu, semoga semuanya berhasil"

Tapi hatinya tak puas, dia pun langsung

keluar dari dalam kamar nya,

dan berjalan dengan mengendap-endap menuju tempat duduk orang tuanya, karena penasaran bagaimana kelanjutan percakapan keduanya.

Karena memang rumah Siti berada dibawah kaki gunung, tentu saja pemandangan nya, dan suasananya sangat indah sekali, apa lagi mata pencaharian penduduk setempat sebagai petani.

Terlebih keluarga Siti memiliki banyak sekali lahan pertanian mulai dari sawah yang luas dan juga kebun sayur-sayuran yang sangat subur sekali, jadi wajar saja jika keluarga mereka berpikir jika tak usah kemana-mana, karena di desa saja kehidupan mereka sudah sangat tercukupi.

“Ayah, boleh ibu berbicara?"

setelah marah pada istrinya, dia langsung kembali tenang, karena memang dia tak bisa marah begitu lama pada perempat tersebut.

“Pertanyaan bodoh, tentu saja boleh.Apa yang ingin ibu tanyakan, tanya lah" ucapnya sambil menyeruput secangkir teh di hadapannya

yang tadinya pembicaraan itu dikira bakal serius, malah menjadi konyol karena pertanyaan dari ibunya Siti, malah membuat suaminya langsung tertawa geli

Siti yang berada dibelakang jendela langsung bernafas lega karena mendengar kedua orang tuanya tertawa kembali

“Ya ampun semoga saja mood Ayah kembali bagus, Semoga ini awal yang baik untuk aku, dan bisa kuliah di kota “

Melipat kedua tangannya kembali berdoa

“Begini ayah"

ibunya kembali memulai pembicaraan kembali

sedangkan Siti sibuk berdoa agar semuanya baik-baik saja

"Ya Tuhan aku mohon"

Ibunya kembali memulai pembicaraan kembali dengan perlahan, karena dia kelihatan tak enak sendiri, karena suaminya masih saja tertawa terbahak-bahak melihat tingkahnya yang memberikan pertanyaan konyol barusan, ibarat menu, pertanyaan ibu nya Siti itu adalah menu pembuka.

Berharap banyak

Suara air minum yang masuk kedalam tenggorokan suaminya itu terdengar begitu horor ia cemas sekali ingin meminta izin untuk bisa meluluhkan hati suaminya tersebut, meskipun dia sudah bisa tertawa

"Ada apa Bu, , ayo cepat katakan saja apa yang ingin ibu katakan"

ibunya sedikit khawatir, tapi jika tidak di bicarakan ini akan membuat semuanya tidak akan selesai, apa lagi dia tahu bagaimana keras nya Siti, jika sudah berkehendak.

dengan menarik nafas panjang dan resiko yang sudah di pikirkan secara matang, dia pun langsung saja berbicara dengan tenang "Begini Ayah, jadi karena anak kita satu-satunya ini, lulus perguruan tinggi ternama, makanya ibu ingin ayah mengenyampingkan ego ayah, untuk bisa memberikan restu untuk anak kita agar.."

Suaminya langsung memotong pembicaraan yang belum sempat ia tanyakan, tapi kali ini dengan lembut, meskipun tatapan matanya tak bisa bohong, sungguh sangat horor sekali

"Jadi begini ya istri ku yang sangat cantik dan menarik, jangan bertanya pertanyaan yang kamu sudah tahu sendiri jawabannya"

Melanjutkan meminum sisa teh yang tinggal sedikit tersebut

"Sudah habis" Sambil tersenyum manis

Dari senyumannya saja sudah seram sekali apa lagi jika ia berbicara lebih banyak pikir Siti, yang sudah nampak sangat cemas sekali

"Ya Tuhan, ibuku aku mohon jangan menyerah, ibu pasti bisa, ayo Bu"

Siti yang duduk ketakutan nampak sangat cemas, tapi dia yakin ibunya pasti bisa melakukan hal ini, dan yang membuat dia yakin adalah pertolongan Tuhan akan selalu tepat waktu

" Tapi ayah, tolong dengar dulu ibu berbicara"

Ayahnya Ica pun langsung berdiri

"Tidak! sekali tidak, tetap tidak titik!"

Siti yang mendengar ucapan dari ayahnya langsung berlari masuk kedalam kamar dan membanting pintu kamarnya dengan sangat kencang sekali

Bug....

Tangisnya kembali pecah diatas bantal merah muda kesayangannya

"Kejam! sungguh sangat tega ini namanya pembunuhan hak asasi manusia, Ayah jahat!, tidak memiliki perasaan sama sekali, egois! hanya memikirkan dirinya sendiri saja, tanpa memikat perasaan orang lain, sudah seperti tahanan saja tak memiliki hak untuk mengungkapkan pendapat, kenapa aku tak bisa memilih apa yang menjadi keinginan ku,

kenapa tak pernah mau mengabulkan permintaan aku, kenapa tak pernah tau keinginan anaknya, aku hanya ingin mengatakan jika aku juga bisa membawa perubahan yang lebih baik lagi, pikiran ayah sungguh sangat kolot sekali, pikirannya pendek ntah apa yang ada dibenaknya sungguh aku sangat benci dengan Ayah!"

Memukul bantal berkali-kali

suara tangisannya benar-benar sangat menyayat hati

Mendengar suara pintu tertutup dengan keras membuat keduanya langsung kaget

"Siti!"

Mereka berduapun saling berpandangan

"Ini semua gara-gara Ayah!, awas saja jika sampai terjadi sesuatu pada putri kita, maka Ayah akan menyesal seumur hidup!"

ancam istrinya

"Sudahlah Bu, biarkanlah saja, nanti juga dia akan keluar sendiri, biasanya juga begitu"

ayahnya tak terlalu memikirkan hal itu, dia pun, langsung bersiap-siap mengambil jaket untuk berkeliling desa melihat hasil panen

"Ayah, dengar dulu. Kita harus berbicara dengan hati, jika ayah terus menerus begini bagaimana nasib Siti kedepan nya nanti"

sambil tertawa geli mendengar ucapan istrinya,

"Masa depan putri kita tentu saja sudah jelas, tak lama lagi dia akan menikah dan kita akan menjadi nenek, lalu ibu bisa pilih, mau menantu yang seperti apa "

Wajah mama Siti langsung berubah dia tak bisa lagi berkata apa-apa lagi

"Sudah ya Bu, jangan ada pertanyaan lagi, jika ibu udah tau apa yang akan ayah jawab, sesuatu yang tidak mungkin itu namanya"

Langsung pergi dengan mobil bak terbuka itu untuk berkeliling desa melihat hasil pertanian

"Aku sudah mencobanya, tapi tetap saja sama sekali tak bisa aku kendalikan" dia pun langsung berlari masuk kedalam rumah untuk menemui putrinya

terdengar suara ketukan dari luar kamar gadis tersebut

"Siti in ibu Nak, buka dulu pintunya.

Ibu ingin berbicara dengan kamu, ayo cepat buka dulu pintunya sayang"

Sambil menangis Siti langsung berteriak

"Aku tidak akan membuka pintu kamar ini sampai Ayah membolehkan aku untuk kuliah titik!"

suaranya terdengar begitu parau sekali, tapi dia tetap saja masih gadis yang keras kepala itu

"Sayang, buka dulu pintunya nanti ibu pasti membicarakan ini lagi dengan Ayah mu Nak, kamu jangan begitu, kalau kamu mengurung diri seperti ini, bagaimana nanti kita bisa berbicara baik-baik "

"Terserah Mama, pokoknya aku tidak akan keluar dari kamar sampai Ayah meng-iya kan keinginan ku"

Masih berteriak dengan tangisan yang sangat keras sekali, bahkan suara ingusnya yang tersendat-sendat pun juga terdengar begitu jelas, Siti merengek seperti anak kecil yang kehilangan mainannya, dia sangat keras sama seperti ayahnya.

"Nak nanti kalau kamu apar bagaimana Nak?"

"Ya aku akan tahan, kalau perlu aku sampai mati saja dikamar ini, karena kalian semua sama sekali tak memperdulikan aku!"

Mulai mengancam

"Ya ampun sayang jangan begitu, kamu itu anak ibu satu-satunya, bagaimana nanti kalau ayah ibu sudah tua, siapa yang akan mengurus kami"

Suara mamanya mulai sedih, karena tak pernah mendengar ucapan yang keluar dari mulutnya Siti seperti itu, hati ibu mana yang tak tersayat-sayat .apa lagi hanya Siti lah anak perempuan satu-satunya

"Biarkan aku sendiri Bu, aku tidak mau di ganggu lagi!"

Masih menangis tersedu-sedu

ibu Siti pun tak tau harus berbuat apa lagi

dia ingin sekali ia bercerita kepada kakek dan neneknya Siti, namun pasti jawabannya sama dengan suaminya, karena memang anak perempuan sama sekali tak perlu sekolah tinggi-tinggi apa lagi sampai keluar dari desa ditambah lagi mereka hidup sangat berkecukupan

"Tapi tak ada salahnya aku mencoba untuk berbicara dengan Ibu, supaya bisa berbicara dengan ayahnya Siti"

Ibunya langsung buru-buru mengambil payung untuk berjalan kerumah mertua nya, yang jaraknya tak jauh dari rumah mereka

dengan meninggalkan Siti yang masih menangis tersedu-sedu

"Lihat saja aku tidak akan keluar dari kamar ini sampai Ayah dan ibu mengijinkan aku untuk kuliah, apa lagi daftar ulangnya hanya tiga hari saja untuk jalur aku ini, jika tidak maka aku dianggap telah mengundurkan diri dari kampus!" Siti mulai cemas

namun perutnya tak bisa diajak berkompromi

Kriuk.. kriukk...

Ia langsung memegang perutnya "Aku belum sarapan" wajahnya langsung masam

Siti sempat goyah keimanannya, tapi tekadnya sudah bulat jika tak diizinkan lebih baik ia mati saja

Namun sepertinya cacing didalam perutnya lebih kuat untuk memberontak

"Tapi aku lapar sekali ya Tuhan"

Diam-diam dia pun membuka pintu kamarnya, lalu melihat situasi rumah yang sepertinya tak ada orang

"Sepertinya aman,tidak ada siapapun di luar"

Ica celingak-celinguk melihat ke kiri dan ke kanan untuk memastikan jika dirumah itu memang tidak ada orang sama sekali

"Amann .."

ia langsung berlari ke dapur dan membuka lemari makanan

"Untunglah ibu sudah masak"

dengan cepat dia langsung makan dengan lahapnya, sambil sesekali melihat kearah kiri dan kanan takut jika sampai Mama dan papanya datang dan melihat dirinya yang sedang makan dengan lahapnya

"Akhirnya" setelah dirasakan cukup kenyang untuk bertahan sampai malam,

dia pun langsung meletakkan kembali semuanya seperti semula dengan piring yang sudah dicuci

"Baiklah beres " dengan cepat Siti langsung kembali masuk kedalam kamarnya

"Semoga saja dengan begini ayah akan mengizinkan aku. Jika tidak lihat saja nanti aku akan kabur dari rumah ini untuk berangkat ke kota seorang diri, aku tak mau bernasib sama seperti para gadis di desa ini setelah tamat sekolah langsung menikah dengan laki-laki yang dijodohkan oleh orangtuanya meski ada juga yang menikah dengan kekasihnya di sekolah, benar-benar siklus hidup yang menyedihkan sekali, tak memiliki harapan dan juga masa depan, apa mereka tak tau jika dunia ini sangatlah luas, dan aku tau mau menyia-nyiakan masa muda dengan mengurus anak saja, untuk apa memiliki banyak uang jika tak bisa dimanfaatkan untuk hal yang berguna, lihat saja Mama korban menikah muda, hanya menghabiskan hidupnya dirumah saja, untuk apa uangnya hanya dihabiskan untuk tinggal di desa, sementara itu para perempuan hebat di luar sana, berlomba-lomba untuk menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat"

Siti adalah simbol gadis desa yang sudah berpikir lebih luas untuk kedepannya

meskipun banyak perempuan-perempuan hebat yang juga memilih menjadi ibu rumah tangga, tapi balik lagi setiap orang memiliki pandangan sendiri mengenai sebuah kehidupan

Persyaratan khusus

Pikiran Siti memang sangat beralasan dia yang sangat gemar membaca mendapatkan informasi dari surat kabar yang diantarkan untuk ayahnya setiap pagi oleh pengantar koran di desa tersebut, karena letak desa yang jauh dan sangat terpencil membuat akses dunia luar sulit masuk di desa mereka, ditambah lagi jaringan listrik yang belum merata, karena biaya pemasangan yang cukup besar, hanya beberapa bagian dari desa tersebut saja yang sudah menggunakan listrik, selebihnya masih menggunakan lampu kecil

Itulah alasan kuat Siti ingin kuliah, salah satu nya untuk memperjuangkan desanya yang kaya namun tak bisa mendapatkan akses seperti desa-desa yang berada di luar, zaman sudah canggih, untuk mereka orang-orang kaya seperti keluarga Siti, jika lampu mati mereka masih bisa menggunakan genset untuk menghidupkan lampu dengan menggunakan minyak yang dibeli dari kota oleh para penjual minyak eceran yang dilansir langsung dari galon yang sudah disiapkan, sedangkan para penduduk yang lainnya masih menggunakan lampu tempel sederhana sedangkan untuk masak penduduk desa setempat masih menggunakan cara tradisional seperti memasak nasi dengan kompor minyak dan memasak dengan kayu untuk menghaluskan bumbu pun mereka masih menggunakan batu gilingan untuk menggiling cabe, sedangkan alat-alat modern lainnya hanya ditemukan dirumah keluarga Siti saja, seperti magic com, kulkas merupakan alat yang termasuk sangat mewah di desa tersebut

"Pokoknya aku harus bertahan sampai Ayah dan ibu benar-benar melepaskan aku untuk bisa kuliah, semoga dengan doa-doa yang aku langitkan bisa membuka hati kedua orang tua ku ya Tuhan"

ucap nya sambil mengadahkan kedua tangannya diatas sajadah, dia tau tak ada satupun yang mustahil dimata Tuhan, jika dia berkehendak

Mama Siti yang baru pulang pun nampak agak sedikit lega karena dia baru saja mengutarakan keinginan putrinya, karena tahu jika mertuanya itu akan mengabulkan semua keinginan cucunya tersebut, apa lagi Ibunya Siti juga menyebutkan tujuan putrinya menuntut ilmu untuk memajukan desanya, meski mertuanya itu sempat menolak, namun dengan berusaha begitu keras akhirnya ia setuju juga untuk berbicara dengan Ayahnya Siti, karena hanya orang tuanya lah yang bisa menasehati suaminya tersebut

"Semoga saja berhasil "

Sudah dua hari Siti tak keluar dari dalam kamarnya, membuat kedua orangtuanya menjadi sangat panik sekali terutama Ayah nya

"Bu,coba panggilkan putri kita sudah dua hari ini dia tak keluar dari kamarnya, apa dia sudah makan ya Bu?"

Ibu Siti hanya menggelengkan kepalanya saja, padahal dia tau jika sebenarnya Siti makan secara diam-diam, anak itu akan selalu keluar mengambil makanan dan kembali masuk kedalam kamarnya, setidaknya dengan cara ini dia bisa membantu memuluskan jalan putrinya untuk mengejar impiannya

"Ibu malas ayah, biarkanlah dia seperti itu, nanti kalau capek juga bakal keluar sendiri"

ucap istrinya dengan santai padahal dia tahu jika itu adalah akal-akalan dirinya

"Sekarang cepat panggilkan dulu anak itu, jika dia ingin segera kuliah.apa yang dia lakukan berada didalam kamar" kesal tapi juga khawatir akan putrinya

Rupanya diam-diam Siti dan Ibunya sudah bekerja sama melakukan rencana ini untuk memuluskan jalannya, meski Siti dan Mamanya hampir saja putus asa karena laki - laki itu tidak kunjung luluh juga, namun ntah kenapa siang ini setelah dia pulang pikirannya langsung berubah

Siti yang selalu menguping dibelakang pintu kamarnya untuk mengetahui pembicaraan orang tuanya pun langsung melompat bahagia sekali

"Akhirnya aku menang, tak ada yang sia-sia di dunia ini, jika keinginan kita mulia dan baik"

Terdengar suara langkah kaki mendekati pintu kamarnya

"Sepertinya itu Ibu" Siti pun segera buru-buru mengacak-acak rambutnya,biar kelihatan seperti orang yang benar-benar frustasi padahal sih memang iya, jika saja ibunya tak mengatakan ia akan berusaha untuk meluluhkan hati suaminya, maka Siti akan benar-benar kabur dari rumah

Tok ...tok...

"Siti ayo buka pintunya Nak, Ayah mu memanggil"

Sambil berbisik di depan pintu

"Nak, cepat keluar jangan banyak drama lagi nanti ayahmu berubah pikiran cepat keluar Nak"

Dengan cepat Siti langsung membuka pintunya

"Ibu"

"Astaga !"

Ibunya sampai kaget karena melihat Siti yang tiba-tiba keluar dari dalam kamar dalam keadaan seperti hantu tersebut

"Ini biar lebih meyakinkan Bu" mengedipkan matanya

"Hah ada-ada saja, baiklah ayo cepat kita menemui Ayahmu"

Siti tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, meski ia belum tau jawaban apa yang akan diberikan oleh ayahnya, namun delapan puluh persen dia yakin jika ayah nya akan mengizinkannya, meskipun nanti ada syarat yang harus dia penuhi

Nampak ayah nya sedang duduk dengan segelas teh hangat menemaninya, dari segelas teh tersebut dapat dilihat bagaimana jawaban yang akan diberikan olehnya nanti. Memang agak aneh tapi begitulah adanya manusia dengan segala sifatnya

"A-ayah"

Laki-laki dengan uban yang sudah mulai tumbuh dibeberapa daerah dikepalanya itu nampak sedang sangat serius sekali

"Mana dia "

Dengan cepat Mamanya mendorong Siti kedepan suaminya "Ayo cepat "

Ayahnya langsung kaget saat melihat Siti dengan rambut hitam panjangnya yang acak-acakan itu "Aaaa kuntilanak "

( Nama spesies hantu yang berada disebuah negara berkembang, biasanya jenis hantu ini sangat ditakuti sekali oleh kaum lelaki, padahal dia memiliki sifat yang ramah dan murah tertawa kepada siapapun)

Menyemburkan air teh yang berada didalam mulutnya kewajah Siti

Prott....

Untunglah Siti sedang merayu Ayahnya, jika tidak sudah dipastikan gadis itu akan balik memarahi lelaki yang sedang berada dihadapannya tersebut

"Ayah ini aku" mengusap wajahnya

Mata ayah nya langsung melotot, dan Siti pun langsung berubah ketakutan

"ya Tuhan wajah ayah seram sekali, aku takut ayah akan semakin marah, karena baru kali ini aku berani membantahnya"

Siti terus berdoa didalam hatinya

sebenarnya bukan Siti saja yang ketakutan ibunya pun sama, saat ini sedang berdoa juga, karena selain kaya di kampungnya Ayah nya Siti juga dikenal sebagai seorang jawara di kampung tersebut, orang-orang akan selalu memanggilnya jika ada orang dari luar yang berani membuat keributan di kampung mereka

"Kamu mau kuliah ?"

Pertanyaan tersebut membuyarkan semuanya

Tubuhnya menjadi sangat tegang sekali bahkan saat ia mengangguk ia terlihat seperti robot "Iya Ayah"

Suasana kembali hening bahkan jangkrik dan burung yang berada disekitar rumah mereka itupun tak ada yang berani bersuara karena ikut menegang (seperti itulah kira -kira)

"Baiklah ayah, mengizinkan kamu untuk pergi melanjutkan kuliah, Tapi dengan satu syarat yang tak bisa ditawar lagi"

Siti yang awalnya senang langsung kembali tegang kali ini ketegangannya sudah sampai diubun-ubun , ia langsung terdiam

"Ya Tuhan syarat apa lagi yang diajukan oleh nya, kenapa aku merasa sangat ketakutan sekali jadinya, apa setiap anak desa yang mau melanjutkan kuliah di kota akan mengalami nasib yang sama dengan aku

ibunya tahu jika syarat yang akan diajukan oleh suaminya ini pasti tak main-main

Dia pun langsung berjalan mendekati suaminya

"Ayah, syarat apa lagi ya, masa dengan anak sendiri pakai syarat-syarat segala"

berusaha untuk membujuk suaminya

"Tidak segampang itu melepaskan anak perempuan pergi ke kota, karena tanggung jawab anak perempuan itu bagi seorang ayah sangat besar, sampai dia menikah

tentu saja sudah menjadi kewajiban untuk ayah memberikan persyaratan, karena ibu tidak tau bagaimana kehidupan di kota, sangat mengerikan sekali, jika di hutan ada banyak binatang buas maka di kota lebih menakutkan dari tinggal di dalam hutan"

dia langsung bergidik ngeri karena ia memang sama sekali tak pernah keluar dari desa tersebut, paling jauh ya itu main ke desa sebelah

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!