Seperti biasa, Albezro masuk ke dalam kelas, semua mata tertuju ke arahnya.
"Lihatlah, siapa yang datang," ucap salah satu murid yang sedang duduk di atas meja menyengir saat melihat Albezro masuk ke dalam ruangan.
"Ck! Sudah tahu dirinya tidak berguna dan murid paling bodoh, masih saja ingin masuk sekolah pemburu monster, lebih baik pulang minum susu saja sana! Satu kelompok dengannya membuat kita mati dengan sia-sia karena harus melindunginya!" tukas seorang murid kesal karena pernah satu kelompok dengan Albezro.
"Aku sarankan pada kalian agar lebih baik tidak satu kelompok dengannya dari pada diri sendiri terluka karena melindunginya," sahut Leon merendahkannya, ia adalah murid terkuat ke 20 di sekolah pemburu monster. Ia berada di Level A pemburu monster.
"Haishhhh! Siapa juga yang ingin satu kelompok dengannya jika bukan perintah dari pak Firgon, aku sungguh tidak sudi satu kelompok dengannya," tampik murid itu.
Albezro diam dan tak menjawab, ia pun memilih untuk duduk di kursinya.
Padahal di saat dunia penuh kekacauan, bukannya mereka saling bersatu untuk membunuh monster, tapi mereka masih sempat membullynya dan tak sedikit dari mereka yang menyuruhnya untuk berhenti sekolah saja.
Ya, dunia penuh kekacauan sejak munculnya pintu dari bumi yang di balik pintu itu ada ribuan monster yang muncul. Padahal awal mula peradaban manusia dalam keadaan baik-baik saja, mereka hidup semestinya.
Sayangnya mereka tidak pernah menjaga bumi dengan baik, limbah pabrik beracun mengalir ke dalam tanah, pencemaran lingkungan di mana-mana membuat bumi semakin panas dan membuat lapisan ozon menjadi tipis.
Di situlah terbentuknya Monster-monster dari kerak bumi akibat limbah dan pencemaran itu sendiri, mereka pun mulai bermunculan dan mengacau dunia manusia.
Pintu dari bumi terbuka yang di sebut pintu bumi penghancur dunia. Banyaknya manusia yang menderita akibat kekacauan itu. Akhirnya manusia berpikir untuk membangun sekolah pemburu monster dengan peralatan canggih untuk membunuh para monster yang kian hari semakin bertambah banyak. Sekolah pemburu monster yang saat ini tempat Albezro selalu di bully oleh murid sesama pemburu lainnya.
Padahal niat hati demi ingin menjadi kuat agar bisa melindungi kelurganya dari serangan monster dan ingin ikut menyelamatkan dunia, tapi perlakuan buruk yang ia dapatkan.
"Lihatlah wajah menyedihkannya itu! Dia sungguh membuat ku kesal!" seru murid yang bernama Indra geram.
Albezro tetap diam, ia tak berani menjawabnya karena mereka semua sudah berada di tingkat yang lebih tinggi, sedangkan ia masih di level D, sudah satu tahun belum juga naik ke level C, mereka yang beberapa bulan saja sudah naik ke level C.
Makanya mereka tidak menyukainya dan tidak mau satu kelompok dengannya, ia boleh di katakan murid paling bodoh sekolahnya.
Meskipun begitu, ia tetap ingin berusaha menjadi pemburu monster, ia ingin membasmi para monster pengacau itu dengan tangannya sendiri meski ia sendiri belum tahu kapan ia bisa menjadi pemburu yang di akui atau pemburu level SSS yang sudah siap bertarung ke medan perang.
Pak Firgon masuk ke dalam ruangan.
"Baiklah para murid-murid sekalian, seperti yang di rencanakan, hari ini adalah latihan praktek kita masuk ke dalam ruang bawah tanah untuk berburu monster langsung, karena ada sebagian dari kalian yang masih pemula, jadi bagi kalian yang sudah di level B dan C akan di acak bersama pemula yang masih di level D. Bapak akan memberikan daftar kelompok untuk kalian, harap jangan protes dengan apa yang sudah di tetapkan," ucap pak Firgon selaku guru di kelas mereka.
Pak Firgon pun menyebutkan nama-nama kelompok yang akan masuk ke dalam ruang bawah tanah.
"Kelompok terakhir, Indra, Lesmana, Amira, Sino dan Albezro," ucap pak Firgon.
"Apa! Lagi-lagi dengannya! Pak, aku tidak mau satu kelompok dengan Albezro," protes Indra.
"Sudah, Bapak sudah katakan jika tidak ada protes, dia kan masih level D, kalian harus saling menjaga, jika kalian tidak saling bersatu maka bagaimana kalian akan bersatu membasmi para monster itu. Baiklah, kalian ke ruang peralatan, kita bersiap sekarang. Tapi ingat, kalian pergi jangan terlalu dalam karena kalian masih latihan, yang ada yang terlalu dalam itu hanya mereka yang sudah siap jadi pemburu monster level SSS," ucap pak Firgon.
Urutan dari pemburu pemula hingga terkuat. Level D, level C, level B, level A, level S, level SS, level SSS.
"Cih! Sungguh sial berada satu kelompok dengannya! Yang ada kita semua yang berburu dia hanya tinggal mengikuti dari belakang, terus tidak membantu apa pun!" denggus Indra kesal.
Pak Firgon berjalan terlebih dahulu menuju sebuah ruangan yang penuh dengan peralatan canggih.
Di dalam ruangan itu ada peralatan serba canggih, ada senjata laser, perisai hologram, bom tak terlihat dan berbagai peralatan lainnya.
Mereka membawa senjata untuk bertarung, senjata laser dan bom untuk melawan monster. Senjata terbaru adalah teknologi yang efektif dan khusus untuk melawan monster. Dan tak lupa memakai pakaian tempur untuk pelindung diri.
Namun mereka tetap harus berhati-hati dengan monster kuat yang mungkin lepas dari kejaran pemburu level SSS.
Mereka pun masuk ke dalam, di dalam ruang bawah tanah itu ada celah-celah dan terowongan yang bercabang-cabang yang membingungkan, biasanya di sini adalah tepat mereka para murid yang berlatih. Sedangkan ke dalam, di sana seperti ada dunia lain dengan hamparan daratan yang luas tempat para monster bersarang.
Setiap kelompok berpencar dan mereka masuk ke dalam terowongan itu untuk memburu monster.
"Hey kamu! Cepat berdiri di depan!" perintah Indra kepada Albezro.
Mereka saling tersenyum seperti sedang merencanakan sesuatu.
Dengan terpaksa Albezro pun berdiri di depan mereka seolah-olah dia adalah ketua kelompok. Albezro memegang senjatanya dengan erat dan bersiap siaga jika ada monster datang.
"Awas! Monster datang!" teriak Amira.
Albezro pun siap siaga ingin menembak monster tersebut, tapi sayangnya mereka hanya membohonginya saja.
"Ha-ha-ha dasar payah! Di bohongi mau saja! Benar-benar manusia terbodoh sedunia!" ucap Lesmana tertawa sambil menokok kepala Albezro, hampir saja ia terjatuh.
"Sudah sana cepat lihat ke depan!" perintah Lesmana.
Albezro bagaikan bahan olokan mereka saja.
Dari belakang, Indra pun menendang punggung Albezro dengan kuat membuat Albezro terjatuh ke depan.
"Rasakan itu! Kau sangat ingin menjadi satu kelompok dengan kami maka kami akan terus menyiksa mu," ucap Indra melototi Albezro.
"Kau lebih berhenti saja! Sekolah juga tidak kekurangan murid yang lebih berbakat dari mu, kau itu hanya menyusahkan! Justru sekolah benar-benar merasa rugi sudah menerima murid yang tidak berguna seperti mu, Dasar sampah menyebalkan!" seru Lesmana dengan menendang Albezro dengan kuat.
"Aduuh! Sakit!" rintih Albezro memegang punggungnya yang di tendang Lesmana hingga meninggalkan bekas lebam.
"Melihat wajah mu benar-benar membuatku muak! Ingin rasanya aku membunuh mu!" denggus Indra mendorong kepala Albezro hingga ia terbaring di tanah.
Terlihat mata Albezro berkaca-kaca menahan penghinaan yang ia dapatkan.
"Kenapa! Mau nangis! Benar-benar tidak berguna!" ucap Soni mendegak kepala Albezro ke atas lalu menghempaskan ke tanah.
Albezro menagis dalam diam, memangnya kenapa dengan orang sepertinya? Ia juga tidak ingin terlahir seperti ini, jika bisa memilih ia ingin menjadi orang terkuat di dunia biar ia bisa menjaga orang-orang yang memang harus di lindungi, tapi mau bagaimana lagi, ini bukan inginnya.
"Dasar payah! Tidak berguna! Sampah menjijikkan!" mereka memukul Albezro secara bergiliran.
"To … long henti … kan!" pinta Albezro meringkukkan tubuhnya karena harus menahan rasa sakit.
Akan tetapi tiba-tiba saja, pelindung kepala mereka berbunyi bahwa ada benda asing yang mendekat.
"Eh, ada monster! Ada monster!" ujar mereka panik. Dan benar saja, di belakang mereka ada monster yang sangat besar, ia adalah jendral monster yang lolos dari pemburu lain.
"Gila! Kita akan mati di sini! Cepat kabur!" teriak Indra.
Mereka pun berlari, Albezro ingin segera melarikan diri tapi sayangnya jendral monster itu menangkap kakinya.
Albezro pun segera menembak dengan senjata lasernya, laser itu mengenai tubuh jendral monster tersebut, tapi itu tidak membuat monster itu tumbang.
"Haishhhh, habis sudah si bodoh itu di bunuh jendral monster," ucap Amira. Mereka berlindung di balik bebatuan besar dan melihat kejadian tersebut sambil meminta bantuan agar mereka selamat karena jendral mereka bukanlah lawan bagi mereka yang baru latihan, yang biasa menjadi lawan mereka adalah prajurit monster.
Albezro ingin mengambil alat komunikasi untuk meminta bantuan, sayangnya alat itu di hancurkan oleh jendral monster tersebut dan ia pun di lemparkan ke tanah.
Duuaaakkk!
"Aduuuuuh!" teriak Albezro kesakitan. Mereka berempat hanya melihat saja tanpa membantunya.
Tangan kiri Albezro terasa seperti patah, ia mengerang kesakitan, saat jendral monster itu mendekatinya, ia pun melempar bom.
Duuaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrr!
Ini adalah kesempatan Albezro untuk melarikan diri dan bersembunyi. Meskipun sudah di bom, jendral monster itu tidak langsung mati.
"Mau lari kemana kau anak manusia! Kau pikir kau bisa melarikan diri! Kau akan mati dalam genggaman ku!" ucap jendral monster itu dengan suara menggelegar.
"Ini bagaimana? Kenapa bantuan belum datang juga, bisa-bisa kita juga mati oleh jendral monster itu," gerutu Amira dengan suara pelan.
"Jangan bicara dan diamlah!" bisik Indra kesal.
"Hey! Berhubungan jendral monster itu mengejar bocah bodoh itu, ayo kita pergi menyelamatkan diri," bisik Indra. Mereka pun setuju.
Saat jendral monster itu terus memburu Albezro, mereka pun pergi melarikan diri dan meninggalkan Albezro sendiri.
Sayangnya persembunyian Albezro diketahui oleh jendral monster, Albezro hanya bisa menembakkan lasernya sebelah tangan, karena tangan sebelahnya tidak bisa ia gerakkan lagi.
Jendral monster itu menangkap Albezro lalu menghempaskan ke tanah membuat Albezro muntah darah, peralatan tempur yang ia bawa sudah tak berguna lagi.
Jendral monster membanting tubuhnya lalu menginjak tubuh Albezro hingga tubuhnya remuk.
Di saat itulah pemandangannya menjadi kunang-kunang, seketika ia langsung tidak sadarkan diri, tubuhnya di lempar oleh jendral monster ke ruang bawah tanah yang terdalam. Setelah memastikan Albezro mati, barulah jendral itu pun pergi entah kemana untuk mencari mangsa lain.
Dan saat itu system' pun datang dan masuk ke dalam tubuh Albezro dan menyatukan antara system' dan tubuhnya menjadi satu kesatuan.
[Ding Ding]
Menemukan Tuan pemilik system…
Loading…
Memindai…
Selesai.
Pengenalan status Tuan…
Memindai…
Loading…
Selesai.
Nama: Albezro Zero
Umur: 16 tahun.
Status: murid sekolah pemburu monster
Jenis kelamin: Pria.
Menyadarkan Tuan...
Memproses...
Loading…
Selesai.
Tulang yang remuk tadi tersusun kembali seperti semula, dan tubuhnya juga sudah tidak ada bekas lebam dari pembullyan tadi.
Albezro pun bangun dan berusaha duduk, ia melihat di sekelilingnya di tempat yang berubah. Ia memegang kepalanya yang terasa sakit yang sudah berlumuran darah itu. Akan tetapi rasa sakit itu perlahan-lahan menghilang.
"Apa ini di kepala ku?" tanya Ferzo kebingungan. Ia melihat sebuah layar monitor teknologi hologram ada di hadapannya.
WELCOME
[Selamat datang di System super canggih, System Pemburu Monster. Selamat, Anda adalah Tuan dari system super canggih ini. Dengan bantuan system Anda bisa menjadi pemburu terhebat. Setiap membunuh monster, maka Anda akan naik Level pertumbuhan. Setiap naik level Anda akan mendapatkan poin yang bisa di gunakan untuk kebutuhan Anda, semakin tinggi level pertumbuhan Anda, semakin besar kekuatan yang Anda dapatkan]
"System? Apa ini sama dengan pelindung kepala yang aku pakai?" tanya Albezro bingung.
[Ini berbeda Tuan meskipun sama-sama hologram, System akan memberi kekuatan kepada Anda yang dari pemula akan menjadi pemburu terkuat, bukan hanya itu, di system juga sudah menyediakan peralatan khusus untuk Anda gunakan, tapi tentu saja pembelian melalui poin hasil membunuh para monster, semakin banyak monster yang Anda bunuh maka semakin besar poin yang Anda dapatkan dan semakin cepat level pertumbuhan Anda akan naik]
"Benarkah? Aku bisa menjadi pemburu terkuat?" tanya Albezro rasanya tidak percaya.
[Ini benar adanya, System akan membantu Anda untuk menjadi terkuat]
"Tapi … kenapa aku?" tanya Albezro yang masih kebingungan.
[Anda punya tekad yang kuat ingin menjadi pemburu demi menyelamatkan dunia meskipun Anda hidup dalam hinaan, jika orang lain mungkin tidak sekuat Anda, system ini hadir dari tekad Anda yang kuat]
"Begitukah? Ternyata tak sia-sia aku tetap bertahan dengan tekad ku yang kuat, akhirnya aku mendapatkan system' yang luar biasa ini," ucap Albezro.
Hadiah pengenalan:
[Level pertumbuhan \= 0]
[Kecepatan \=1]
[Kelincahan \=1]
[Kekuatan \=1]
[Kecerdasan \=1]
[Kemampuan \=1]
[Keberanian\=1]
[Poin \=1]
"Wah, ini sangat luar biasa sekali, dengan begini aku tidak perlu di tindas lagi dan juga bisa membunuh para monster itu," ucap Albezro yakin.
Albezro melepaskan pelindung kepala yang sudah rusak itu. Ia pun berjalan mencari jalan keluar.
"Bukankah kalian tadi meminta bantuan?" tanya pak Firgon.
"Eh itu … kami salah pencet," ucap Amira sedikit terbata-bata.
"Lalu kenapa kalian hanya ada 4 orang? Di mana teman kalian yang satunya?" tanya pak Firgon.
"Itu … tadi pas sampai di sana tiba-tiba saja dia ingin memisahkan diri, tidak tahu apa yang dia inginkan," jawab Indra menyembunyikan kebenaran.
"Jika dia sendiri tetap saja berbahaya, ayo kita cari," ajak pak Firgon khawatir.
[Ding Ding]
[Misi baru]
[bunuh prajurit monster]
[Hadiah: Satu prajurit monster 10 poin]
[Status misi: Sedang berlangsung]
"Baru saja keluar sudah ada misi, itu tidak masalah, aku harus mengalahkannya dengan tangan ku sendiri," ucap Albezro.
[Kekuatan di aktifkan]
[Kelincahan di aktifkan]
[Kecepatan di aktifkan]
[Keberanian di aktifkan]
Albezro pasang badan dan siap siaga, untung saja senjata lasernya masih ada satu di sepatu kirinya, ia pun mengambil dan memegangnya dengan erat.
Terlihat ada prajurit monster yang saat itu sedang bertarung dengan sekelompok murid, Albezro pun berlari ke arah mereka dan langsung menembakkan senjata lasernya.
"Eh, siapa dia?" tanya salah satu murid yang heran dengan kedatangan Albezro.
"Aku seperti pernah lihat, tapi lupa," jawab temannya mencoba mengingat-ingat.
Albezro pun bertarung dengan prajurit monster itu, karena monster itu masih tingkat prajurit, dia tidak terlalu kuat di banding jendral monster.
Albezro menggunakan semua kekuatan yang di aktifkan, ia juga menembaknya secara terus menerus.
Tapi kemampuannya belum cukup besar, ia pun terpental karena di tendang oleh prajurit monster itu. Albezro menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya dan ia pun bangun lagi.
"Harga mu sangat mahal prajurit monster, jadi aku harus menghabisi mu," ucap Albezro berlari ke salah satu murid yang bersembunyi menontonnya tadi, ia menarik pedang laser dari penyimpanan murid itu lalu ia berjalan dengan keberanian.
"Karena aku sudah di berikan kekuatan, jadi aku tidak akan menyia-nyiakan." Albezro melompat ke atas dengan kecepatannya ia naik ke atas tubuh prajurit monster itu lalu memenggal dengan pedang laser di kedua belah tangannya.
"Mati saja kauuuuuuuu!" teriak Albezro dengan kekuatan penuh.
Syuttttt!
Syatt!
Prajurit monster itu tumbang dan mati di tempat.
Mereka yang melihat kejadian itu termenung sesaat dan terpukau.
[Ding Ding]
[Misi selesai]
[Selamat Anda membunuh satu monster]
[Hadiah 10 poin]
[Level pertumbuhan \= 1]
[Kecepatan \=2]
[Kelincahan \=2]
[Kekuatan \=2]
[Kecerdasan \=2]
[Kemampuan \=2]
[Keberanian\=2]
[Poin \=11]
Albezro pun membalikkan badannya melihat ke arah mereka.
"Ah ya aku ingat dia adalah … adalah murid bebal di sekolah," ucapnya memelankan suaranya.
"Oh iya ya, aku juga ingat," bisik temannya.
Setelah membunuh monster itu, Albezro langsung pergi meninggalkan mereka tanpa berkata apa-apa.
"Hm itu … bisakah kau kembalikan pedang laser ku satu aja, satunya untuk mu karena sudah menolong kami," ucap murid itu sedikit merasa ketakutan
Albezro melempar kedua pedang laser itu ke arah murid tersebut dan ia pun pergi meninggalkan tempat tersebut.
"Entah kenapa aku merasa ada yang berbuah dengannya," ucap murid itu melihat kepergian Albezro.
"Ya, aku melihatnya seperti orang yang cool dan berwibawa, dia terlihat hebat dan keren. Eh apa aku tanpa sadar jadi pengagumnya?" tanya teman murid itu tersadarkan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!