"Mommy.... selamat pagi"
"Pagi sayang...hatimu sepertinya sedang bahagia",ujar Ara sang Mommy yang sedang mengambilkan sarapan untuk sang suami, Kevin Aditama.
"Ya... tentu.Aku akan ke hotel hari ini untuk melakukan sidak untuk para karyawan yang masih saja nakal memperbolehkan para penyewa yang satu kamar tanpa ikatan pernikahan",jawab Kanza.
"Pagi Mommy...Daddy"
"Pagi Ken... apakah tugasmu sudah selesai?",tanya Ara pada putra bungsunya itu.
"Sudah Mom...",jawab Kenzi.
"Kak Kenzo jadi pulang hari ini,Dad?",tanya Kenzi.
"Ya... katanya begitu",jawab Kevin menyuap makanannya.
"Hah?, manusia kutub itu pulang Mom?",tanya Kanza.
"Huss...dia Kakakmu sayang",ralat Ara.
"Bukankah itu benar.Entah kenapa dia menjelma menjadi pria arogan dan dingin layaknya kulkas dua pintu",ujar Kanza.
"Dan sebentar lagi kamu gak akan bisa lagi teriak teriak dengan bebas dirumah ini Kak",jawab Kenzi.
"Ya...kamu benar Ken.Dia sangat menyebalkan", timpal Kanza.
Ara menggeleng pelan mendengar ocehan kedua anaknya.Ia akui Kenzo menjelma menjadi pria yang datar serta arogan.Tapi dia begitu posesif pada Kanza,adik perempuan satu-satunya.
Sementara itu disebuah pesawat seorang pria duduk dengan tenang serta arogan.Untuk sebuah senyuman pria itu tak akan memberikan secara cuma cuma pada para wanita.Hanya Mommynya saja yang bebas menikmati senyuman menawan miliknya.Jika sang Daddy begitu posesif pada Mommynya.Ia jauh lebih overprotektif lagi pada kedua wanita serta adik bungsunya yang saat ini menginjak usia remaja.
"Tomy..."
"Ya Tuan Muda..."
"Mulai besok,kau menjadi asistenku",ujar Kenzo pada pria yang seusia dengannya itu yang merupakan anak salah satu pelayan yang beruntung bisa satu sekolah dengannya.Tentunya dengan bantuan Daddy Kevin.
"Baik Tuan Muda",jawab pria bernama Tomy itu.
"Hmmmm...."
Tomy merupakan anak kepala pelayan yang disekolahkan oleh Kevin karena kepintarannya.Bahkan ia satu sekolah hingga satu kampus dengan Kenzo.Dimana ada Kenzo disitulah ada Tomy yang setia berada didekat Kenzo.Ia bahkan rela memberikan hidupnya untuk keluarga Aditama sebagai bentuk balas budinya.
Setelah menempuh perjalanan selama belasan jam dari Inggris akhirnya pesawat yang ditumpangi oleh Kenzo mendarat sempurna di bandara Soekarno Hatta.
Pria itu turun diikuti Tomy dari belakang dan langsung memasuki mobil yang diperintahkan oleh Daddy-nya untuk menjemputnya sedari tadi.
Mobil mewah itu langsung meluncur ke kediaman Aditama.Ia begitu merindukan adik serta Mommynya yang sudah lama ia tinggalkan demi melanjutkan kuliahnya di Inggris.
"Apakah adikku sudah berangkat bekerja, Pak?", tanya Kenzo dengan suara datarnya pada sang supir.
"Belum Tuan,Nyonya meminta Nona muda menunggu kedatangan anda Tuan Muda",jawab sang sopir.
"Hmmmm..."
Tomy hanya diam dan ia tau betul Tuan Mudanya yang hanya bicara seperlunya.Bahkan tak jarang ia bicara pedas jika ada seseorang yang berbuat kesalahan.
Tak lama mobil mereka sampai di kediaman kedua orangtuanya.Pria itu turun dari mobil dengan langkah tegapnya memasuki hunian mewah kedua orangtuanya.
"Kakak...",sapa Kenzi lalu memeluk pria yang jadi panutannya itu setelah Daddy-nya.
"Jangan memelukku Kenzi",ujar Kenzo dengan suara basnya.
"Hehehehe... aku merindukanmu",jawab Kenzo yang masa bodoh dengan kekesalan Kakaknya.
"Hmmmm"
"Nak...kamu sudah sampai?", tanya Ara yang datang bersama Daddy-nya dari ruang makan.
"Ya Mom.Mommy apa kabar?",jawab Kenzo memeluk wanita yang begitu ia sayangi itu.
"Baik Nak...",jawab Ara tersenyum hangat karena akhirnya ia kembali berkumpul dengan putranya itu.
"Kenzo...kamu sudah sampai?",ujar Kanza yang turun dari lantai atas dimana kamarnya berada.
"Panggil aku Kakak,Kanza.Aku lebih tua darimu",ketus Kenzo.
"Hanya lima menit.Ingat itu,kamu lebih tua dariku hanya lima menit",jawab Kanza.
"Tomy... bagaimana perjalananmu Nak?",tanya Ara pada Tomy yang masih berdiam diri disana.
"Alhamdulillah baik Aunty",jawab Tommy sopan.
"Temuilah ibumu dibelakang.Dia sudah menunggumu sedari tadi",ujar Ara lembut.
"Baik Aunty,Tuan besar,Tuan muda saya permisi ke belakang dulu",ujar Tomy dengan begitu sopan.
"Pergilah Tomy",jawab Kevin.
"Kenzo...kamu siap menjadi menjadi Chief Operating Officer di perusahaan kita",ujar Kevin pada putra sulungnya itu.
"Siap Dad.Dan aku akan menjadikan Tomy sebagai asisten sekaligus sekretarisku",jawab Kenzo.
"Kamu tak memerlukan sekretaris wanita Nak?",goda Kevin yang tak anaknya itu tak akan mempekerjakan wanita sebagai rekannya.
"Tidak Dad...Tomy jauh berkompeten",jawab Kenzo.
"Kalau begitu bersiaplah kita ke kantor sekarang",ujar Kevin.
"Mas...Kenzo baru sampai,biarkan dia beristirahat dulu",ujar Ara.
"Dia hanya duduk di pesawat sayang.Jadi takkan merasa capek.Benar begitu boy", tanya Kevin pada sang anak.
"Ya Dad"
"Mommy...anakmu ini tak akan merasa capek.Jika aku bisa sekarang ke perusahaan kenapa harus menunggu besok",jawab Kenzo.
"Baiklah... Nak.Jaga kesehatanmu",ujar Ara pasrah.
"Kanza kamu ikut aku ke kantor",ujar Kenzo.
"No...aku akan ke hotel, pekerjaanku banyak disana",jawab Kanza yang dipercaya oleh Kevin mengelola beberapa hotel milik milik sang istri.
"Huffhhh... baiklah",jawab Kenzo.
"Kenzi... kenapa kamu belum berangkat ke sekolah?", tanya Kenzo saat melihat adik bungsunya itu masih berdiam diri.
"Eh...i-iya aku berangkat",ujar Kenzo kikuk lalu pamit kepada kedua orangtuanya dan kedua kakaknya.
***
"Hei...kau.Bekerjalah lebih cepat lagi!. Pak Kevin dan anaknya sebentar lagi akan datang",ujar salah satu seniornya lalu pergi dari ruangan itu.
"Ya...",ketus gadis itu tanpa menoleh dan tetap fokus pada pekerjaannya mengepel lantai.
"Andin...ya ampun.Kenapa belum juga selesai?",pekik sahabatnya langsung membantu gadis itu.
"Kau lihat Anita,aku harus membersihkan ruangan besar ini sendirian.Mana sanggup aku Nit",keluh Andin.
"Diamlah.Sebentar lagi pemilik ruangan ini akan datang.Jadi selesaikan tugasmu",ujar Anita.
"Baiklah..."
Tak lama Kevin dan Kenzo tiba diperusahaan, mereka disambut oleh jajaran petinggi perusahaan.Tak ketinggalan para karyawan yang ingin melihat langsung ketampanan anak dari pemilik perusahaan ini.
"Lihatlah Andin...Pak Kenzo sangat tampan",pekik Anita tertahan.
"Iya...kamu benar Nit,tapi dingin dan datar", bisik Andin.
"Tapi dia sangat cool Andin",jawab Anita.
"Ya...kamu benar",jawab Andin.
"Tunggu yang dibelakang itu siapa,dia juga terlihat manis",ujar Anita menunjuk Tomy yang berjalan dibelakang Kevin dan Kenzo.
"Adiknya kah?", gumam Andin.
"Tidak...adiknya perempuan",jawab Anita.
Setelah keduanya memasuki ruangan semua karyawan kembali kepada kubikelnya masing masing untuk melanjutkan pekerjaannya begitu juga dengan Andin dan sahabatnya Anita.
"Siapa yang membersihkan ruangan ini?",pekik Kenzo saat melihat alat pel masih tertinggal disana.
"Tomy cari tahu siapa yang membersihkan ruangan ini",ujar Kenzo.
"Baik Tuan Muda...",jawab Tomy beranjak dari ruangan itu.
Tak lama seorang gadis memasuki ruangan COO itu dengan sedikit ketakutan karena ia berbuat kesalahan cukup fatal.
"Maaf Pak ,Bapak mencari saya",ujar gadis itu takut takut.
Kenzo menatap dingin gadis itu."Jika kau bosan bekerja katakan saja.Diluaran sana masih banyak yang ingin bekerja di sini",ketus Kenzo.
"Hah?"
...****************...
Ayo ramaikan novel baruku ya.sekuel dari "sang pewaris". Dukungan kalian semua sangat aku butuhkan agar aku semangat menulis.
"Maafkan saya Pak,tapi apa--
"Saya bukan bapakmu",ketus Kenzo.
"Maaf saya--
"Lihat!",ujar Kenzo mengarahkan dagunya pada alat pel yang masih bersandar pada sofa.
Deg
"Mampus...bisa dipecat aku",batin Andin.
"Pak...eh--bos saya minta maaf atas kesalahan saya.Saya janji ini tak akan terulang lagi",jawab Andin yang memiliki rencana lain agar bisa dekat dengan bosnya ini.
"Baiklah kali ini saya maafkan,jika teru--
"Gak akan bos",jawab Andin.
"Singkirkan alat itu dan--bikinkan saya kopi.Gak pakai lama",ujar Kenzo.
"Dasar bos... seenaknya bilang gak pake lama,dia pikir bikin kopi itu gak memerlukan waktu apa agar rasanya pas",batin Andin mendumel.
"Jangan mengataiku",ujar Kenzo.
Deg
"Dasar cenayang...",batin Andin
"Saya bukan cenayang...",ketus Kenzo.
"Ha...?"
"Maaf bos,anda bisa baca pikiran seseorang?", tanya Andin yang gak ada takut takutnya dengan ekspresi dingin dan datar Kenzo
"Jadi benar kamu mengataiku cenayang?",jawab Kenzo menatap tajam Andin.
"Oh itu--Gak kok Pak,eh bos",kilah Andin.
"Cepat buatkan aku kopi, sekalian bawa alat tempurmu itu",ujar Kenzo yang kemarahannya hilang begitu saja melihat wajah polos Andin.
"Baik Pak,eh Bos",jawab Andin membawa alat pel yang tak sengaja ia tinggalkan.
"Hmmmm"
"Ck...aku kenapa tiba tiba banyak bicara seperti ini",batin Kenzo.
Tok tok tok
"Masuk..."
"Tuan Muda anda sudah ditunggu diruang meeting",ujar Tomy.
"Ya...baiklah...",jawab Kenzo berdiri dari duduknya.
Keduanya berjalan menuju ruang meeting karena hari ini Kenzo akan dipromosikan sebagai COO.Dengan langkah tegap pria itu menghipnotis para karyawati yang ia lewati.Meski memiliki raut wajah dingin dan datar namun pesona pria yang berusia 23 itu sangat memukau.
Sementara di suatu tempat seseorang sedang berdiri didepan pintu ruangan dengan sebuah baki berisi kopi.Gadis itu menunggu cukup lama karena tak ada sahutan dari dalam.
"Hai...kamu.Nagapain berdiri disitu?",ujar seseorang yang lewat.
"Saya mau mengantarkan kopi Buk untuk--
"Oh...Pak Kenzo baru saja ke ruang meeting",jawab orang itu.
"Hah?"
"Terimakasih Buk,infonya",ujar Andin beranjak pergi dengan hati mendumel.
"Mentang mentang bos seenaknya saja main perintah",sungut gadis itu kembali ke pantri.
"Kenapa tuh muka,kusut amat",ledek Anita yang baru saja memasuki pantri.
"Gak...gue lagi kesal aja",jawab Andin asal.
"Tuh kopi kenapa kamu bawa lagi kesini?",tanya Anita.
"Orangnya gak doyan kopi",jawab Andin ketus.
"Kamu kenapa, hum?,Gak biasanya deh ketus kayak gini", tanya sang sahabat dengan tatapan penuh selidik.
"Aku--
"Kerja... kerja,bukan malah curhat disini",ujar salah satu office girl memasuki pantri.
"Iya iya...",ketus Anita yang kesal dengan rekannya itu yang selalu saja main perintah.
"Lo...antar minuman ini ke ruang meeting",ujar office girl itu pada Andin.
"Lah... bukannya itu harusnya tugas Lo ya,kok malah nyuruh Andin sih",jawab Anita.
"Banyak bacot Lo,antar aja sana!",ujar office girl itu memberikan nampan berisi minuman pada Andin.
"Jangan mau Andin,ini tuh tugasnya dia",jawab Anita.
"Ck...gue lagi pusing nih,bantuin ya Andin",ujar office girl itu.
"Ya udah,sini",jawab Andin mengambil nampan itu dan membawanya pergi.
Office girl itu tersenyum jahat melihat kepergian Andin."Gue jamin setelah ini Lo akan dipecat dari sini",batin office girl itu.
"Lo rencanain sesuatu kan buat Andin",ujar Anita penuh selidik karena ia tau betul sifat dari rekan kerjanya itu.
"Apaan sih Lo,jangan suzon sama orang",jawab office girl itu.
"Awas aja Lo berbuat curang, ingat disini tuh ada cctv yang bisa melihat apa saja yang Lo kerjakan",ujar Anita.
Deg
"Makanya jangan macam macam Lo",ujar Anita melihat raut ketakutan di wajah office girl itu.
Dengan waktu bersamaan Andin membawa dengan hati hati nampan berisi minuman menuju ruang meeting.
Tok tok tok
"Masuk...!"
Ceklek
"Permisi Pak,mau mengantarkan minuman",ujar Andin dengan sopan.
"Silahkan!",jawab Kevin.
Andin meletakkan satu persatu minuman didepan para jajaran petinggi perusahaan dengan pelan.
"Maaf...saya tidak minum kopi,bisa ganti teh atau yang lainnya",ujar seseorang.
"Bisa Pak...",jawab Andin.
"Saya juga..."
"Dan saya juga..."
"Baiklah Pak...mohon tunggu",ujar Andin.
"Ya..."
"Tunggu...!"
Andin menghentikan langkahnya dan berbalik badan menatap orang nomor satu dikantor itu.
"Iya Pak..."
"Ganti semua minumannya dengan yang baru,tapi jangan kopi ya.Teh saja",ujar Kevin.
"Baik Pak.Maaf jika saya--
"Ya..."
Andin membawa kembali minuman itu dan menggantinya dengan yang baru.Gadis itu bekerja cukup cekatan.
***
Tring
"*Ada apa?", bisik Andin.
"Gimana?, berhasil?"
"Gak... orangnya dingin banget.Tapi gua akan pastikan bisa mendapatkan hatinya",jawab Andin.
"Semoga saja,waktu Lo tinggal 29 hari,jika gagal ya Lo berarti payah"
"Ya ya .. doakan saja",jawab Andin.
klik*
"Siapa?",tanya Anita.
"Eh...ini telfon dari ibu kos", bohong Andin.
"Oh... pulang yuk!",ujar Anita.
"Ayo..."
Sementara itu diruangannya Kenzo masih berkutat dengan beberapa berkas.Sedangkan Tomy sudah ia suruh pulang.Ia setelah ini berencana menjenguk Neneknya, yaitu Bibi Helena.
Selang beberapa menit akhirnya pria itu menyimpan semua berkasnya.Dan bersiap untuk pulang.
Pria itu melangkah menuju lift,namun saat pintu lift akan tertutup seorang karyawati berseragam office girl ikut masuk ke dalam lift yang sama.
Kenzo menatap heran gadis itu karena gadis itu memasuki lift khusus petinggi perusahaan.Sedangkan gadis itu tak begitu peduli dengan tatapan tajam Kenzo.
Ting
Pintu lift terbuka gadis itu keluar lebih dahulu, dikuti Kenzo dari belakang.
"Kau--
"Eh Pak Bos...anda juga baru pulang ",sapa gadis itu.
"Hmmmm"
"Saya duluan Pak Bos",ujar gadis itu.
"Tunggu.Kenapa kamu tak mengantarkan kopi ke ruanganku?",tanya Kenzo.
"Saya antar Pak Bos...tapi ruangan anda terkunci.Lalu bagaimana caranya saya masuk?.Kata karyawan lain anda diruang meeting",jawab gadis itu.
"Saya duluan Pak Bos,bye",ujar gadis itu tersenyum dengan manisnya.
Kenzo menghembuskan nafas panjang melihat kelakuan office girl nya itu.Ia memasang kaca mata hitamnya lalu berjalan menuju bassmen kantor.
Pria itu melajukan mobilnya menuju sebuah rumah sederhana milik sang Mommy.Ia sangat merindukan Neneknya yang sudah sakit sakitan karena faktor usia.
Tak lama mobilnya berhenti disebuah rumah sederhana namun tapi.Daddynya mempekerjakan beberapa pelayan disini untuk melayani Neneknya yang sudah sepuh.
Daddy-nya ingin sekali Neneknya tinggal dikediaman Aditama namun wanita sepuh itu menolak karena tak mau meninggalkan rumah sederhananya.
"Tuan muda...", sapa pelayan.
"Hmmm... Dimana Nenek?",tanya Kenzo.
"Ada dikamarnya Tuan",jawab pelayan.
Kenzo melangkah menuju kamar milik sang Nenek.
"Nenek..."
Bibi Helena yang sedang duduk melamun menatap keluar jendela memalingkan kepala menatap sang cucu yang berdiri diambang pintu.
"Kenzo..."
"Nenek apa kabar?", tanya Kenzo mendekati sang Nenek.
"Baik Nak,kapan pulang, hum?", jawab Bibi Helena.
"Tadi pagi Nek...aku merindukanmu Nek", ujar Kenzo memeluk sang Nenek begitu erat.
"Nenek juga",jawab Bibi Helena.
"Dua hari yang lalu Kanza dengan Mommymu kesini meminta Nenek untuk tinggal bersama kalian",ujar Bibi Helena.
"Lalu..."
"Nenek ingin disini Kenzo,hanya sesekali Kanza menginap disini menemani Nenek",jawab Bibi Helena.
"Nenek..."
...****************...
"Berisik, Kanza", ketus Kenzo karena adiknya itu selalu saja berteriak.
"Huh... itulah aku Kenco,hahahaha", gelak Kanza karena ia tau Kenzo akan sangat marah dipanggil dengan sebutan itu.
"Gak lucu...", ketus Kenzo.
"Sensi amat sih Kenzo",goda Kanza.
"Kanza...sudah Nak",ujar Bibi Helena menengahi.
"Maaf Nek, aku membawakan makanan kesukaan Nenek",ujar Kanza meletakkan paper bag berisi martabak mesir.
"Terimakasih Nak",jawab Bibi Helena.
"Sama sama Nek",jawab Kanza.
"Nek,gadis yang biasanya menemani Nenek disini mana?", tanya Kanza.
"Siapa?", tanya Kenzo.
"Tetangga sebelah rumah kita Nak,dia juga tinggal sendirian karena kedua orangtuanya sudah meninggal dunia",jawab Bibi Helena.
"Oh... ada dimana dia sekarang Nek?", tanya Kenzo.
"Mungkin belum pulang bekerja.Dia bekerja disebuah kafe sore hari setelah pulang dari bekerja disebuah perkantoran sebagai cleaning service",jawab Bibi Helena.
"Ya Nenek benar,kalau gak salah dia bekerja dikantor Daddy", timpal Kanza.
"Siapa namanya?", tanya Kenzo.
"Sejak kapan kamu akan mengurusi seorang cleaning servis Kenzo?",jawab Kanza dengan tatapan penuh selidik.
"Setidaknya aku ingin berterimakasih sudah mau menemani Nenek disini",jawab Kenzo.
"Yakin...hum?",goda Kanza.
"Kanza..."
"Hehehe...ya ya",gelak Kanza berhasil membuat saudara kembarnya itu kesal.
"Nek...ayo malam ini menginap dirumah, Mommy pasti senang",ujar Kenzo.
"Tapi Nak--
"Aku mohon Nek",ujar Kenzo.
"Baiklah usai sholat magrib kita berangkat",jawab Bibi Helena.
"Sungguh Nek?", tanya Kanza.
"Ya..."
"Kamu hebat Kenzo,kamu orang pertama yang berhasil membujuk Nenek untuk mau menginap dirumah",ujar Kanza.
"Hmmm"
***
Andin berjalan menyusuri jalanan untuk sembari menunggu angkutan umum yang melintas.
Gadis yang tinggal sendirian itu berjuang untuk hidup menggunakan ijazah yang miliki.Kedua orangtuanya sudah lama meninggal dunia.Ia memiliki seorang Tante tapi wanita itu mengabaikannya.Dan yang lebih mirisnya Tantenya mengambil alih semua harta kekayaan peninggalan kedua orangtuanya.Kini Andin harus tinggal dirumah sederhana peninggalan Mamanya.
Hidup sendirian sudah biasa baginya, terkadang ia menginap di rumah tetangganya yang juga tinggal sendirian.
Gadis itu terus menyusuri jalanan hingga tanpa sadari ia sampai didepan gang rumahnya.
"Yah... sampai juga",batin gadis itu melangkah masuk kedalam ke halaman rumahnya.
Ia berencana akan mandi dulu setelah itu menemui tetangganya yang tinggal sendirian itu.
"Nak..."
Gadis itu mengehentikan langkahnya dan berbalik badan.Seseorang melambaikan tangannya padanya dari dalam mobil.Karena pencahayaan yang minim,lampu jalanan rumahnya yang belum hidup membuat gadis itu harus menghampiri mobil itu.
"Nenek...mau kemana?", tanya gadis itu.
"Nak Andin Nenek malam ini menginap dirumah cucu,Jadi kamu tak perlu datang kerumah ya",orang itu.
"Iya Nek...",jawab Andin.
"Kamu baru pulang kerja?",tanya orang itu.
"Iya Nek...ini baru sampai ",jawab Andin.
"Oh...mau ikut Nenek?", tanya orang itu.
"Terimakasih Nek,gak usah",jawab Andin.
"Ya sudah Nenek pergi dulu ya",ujar orang itu.
"Ya Nek...hati hati dan sampai jumpa lagi",jawab Andin.
Mobil yang ditumpangi orang itu meninggalkan Andin yang terus menatap kepergian mobil mewah itu yang terus menjauh.
Gadis itu kembali memasuki pekarangan rumahnya dan masuk kedalam rumah.Tubuhnya terasa begitu lengket,ia tak sabar ingin mandi dan beristirahat.
Tok tok tok
"Ck siapa sih?",gerutu gadis itu yang mengurungkan niatnya untuk membuka pakaiannya.
Tok tok tok
"Ya sebentar...", teriak gadis itu.
Ceklek
"Tante...",gumam gadis itu melihat wanita paruh baya dengan penampilan glamournya.
"Ada apa Tan?", tanya gadis itu malas.
"Aku butuh tandatanganmu untuk persetujuan pengambilan beberapa aset di bank",ujar wanita paruh baya itu tak tau malu.
"Jika aku tak mau?",tantang gadis itu.
"Kamu ingin makam kedua orangtuamu di bongkar?",sinis wanita paruh baya itu.
"Apakah tak ada alasan lain untuk mengancamku?",tanya gadis itu tersenyum miring.
"Cepat tandatangan,atau--
"Berhenti memeras harta kedua orangtuaku Tante.Amcamanmu itu tak lagi berpengaruh bagiku.Silahkan jika Tante mau membongkarnya,tapi ingat arwah kedua orangtuaku pasti akan gentayangan dirumah yang Tante tempati",jawab gadis itu.
"Apa maksudmu,hah?,jangan menakut nakutiku",desis wanita paruh baya itu.
"Tante takut?",tanya gadis itu tersenyum miring.
"Ck...ayo tandatangan!",bentak wanita paruh baya itu.
"Jika Tante ingin tandatanganku,hubungi pengacara almarhum kedua orangtuaku.Karena menyangkut pencairan aset dari bank, melalui persetujuannya jika kau tak salah.Karena Mamaku sengaja melakukan itu dulu demi keamanan asetnya",ujar gadis itu.
"Kamu jangan--
"Tante...jika Tante tak percaya,sini aku tandatangani dan aku yakini bank akan menolak",kekeh gadis itu.
"Huffhhh... aku akan kembali lagi setelah mendapatkan persetujuan dari pria tua itu",ujar wanita paruh baya itu melangkah pergi.
"Semoga berhasil Tanteku sayang",cibir gadis itu.
"Enak banget kalian, menikmati harta kedua orangtuaku yang sudah bersusah payah selama ini mengembangkan usahanya",gumam gadis itu menutup kembali pintu rumahnya.
Ia yakin kali ini Tantenya tak akan berhasil mengeruk harta orangtuanya.Wanita tua itu sangat takut berurusan dengan pengacara kedua orangtuanya yang terkenal dengan ketegasannya.
***
Sementara itu dikediaman Aditama, mobil yang dikendarai Kenzo baru saja memasuki halaman luas itu.
Pria itu turun lalu melangkah menuju mobil adiknya dimana sang Nenek berada disana.Pria itu membuka pintu membuka pintu mobil lalu membantu anak Nenek untuk turun.
"Ayo Nek...",ujar Kenzo mengamit tangan keriput sang Nenek.
"Ya..."
"Assalamualaikum..."
"Waalaikum salam...",jawab Ara dari dalam.
"Bibi...",pekik Ara berjalan menghampiri sang Bibi dan memeluknya.
"Ya nak..."
"Bibi apa kabar,maaf Ara jarang ke sana",tutur Ara.
"Gak apa apa,anak anak kamu hampir tiap hari datang"jawab Bibi Helena.
"Ayo masuk Bi...",ujar Ara.
"Ya... Andita masih di Singapura?", tanya Bibi Helena.
"Iya Bi.Kak Karin,Kakaknya Mas Kevin belum mengizinkan Mama pulang",jawab Ara.
"Oh..."
Suami Ara memiliki seorang Kakak yang bernama Karin tinggal diluar negeri ikut suaminya.
"Nenek...", Kenzi mengahampiri Neneknya.
"Cucu nakal, kenapa hari ini kamu tak mengunjungi Nenekmu ini, hum?",ujar Bibi Helena menarik lembut kuping Kenzi.
"Maaf Nek...Ken tadi dari sekolah langsung pulang karena harus belajar,besok ujian Nek",jawab Kenzi membuat semua orang terkekeh kecuali Kenzo yang hanya tersenyum kecil.
"Nenek menginap disini kan?",tanya Kenzi.
"Mau kamu gimana?", tanya Bibi Helena.
"Ya harus menginap",jawab Kenzi.
"Baiklah...Nenek kabulkan",jawab Bibi Helena.
"Benarkah Nek?", tanya Kenzi.
"Ya... berterimakasihlah pada Kakakmu,Kenzo yang meminta Nenek untuk menginap",jawab Bibi Helena.
"Terimakasih Kak", timpal Kenzi.
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!