Elvaroz adalah anak dari pasangan David Tomlinson dengan Zahiya Z Malik. Dia biasa dipanggil dengan sebutan Varo, dia adalah pria tampan dan dingin. Bahkan dia sangat berbeda dengan saudaranya yang lain. Karena saudaranya sangat hangat dan humble terhadap siapa saja.
Mungkin karena mereka mirip dengan sang Pipi yang memang humble. Tapi jangan salah, ternyata walau dia dingin, kaku dan datar. Dia sangat menyayangi keluarganya, terutama sang Mimi yang sebelas dua belas dengan nya. Sama-sama dingin dan datar.
Varo adalah pemuda tampan dan genius, bahkan dia sudah menjadi seorang CEO diusianya yang masih belia dan dia sangat bisa diandalkan. Walau begitu baik Opa dan Oma nya selalu tertuju dengan Varo yang menjadi CEO diperusahaan PENZ.DRC.
Disaat para saudaranya sedang kuliah dan mengejar cita-cita mereka. Sedangkan dia selalu sibuk dengan pekerjaan dan pekerjaan. Hingga disuatu ketika, saat Varo sedang mengemudikan mobilnya Tibalah ada seorang wanita yang menyebrang secara mendadak dan membuat dia menginjak pedal rem secara mendadak.
CKIT....
BRAK...
"Hei! Apa kau sudah tidak waras! Jika ingin mati sebaiknya menggunakan cara lain yang lebih efisien" ucap Varo yang meninggalkan wanita tersebut yang malah menendang cup mobilnya.
"Hei!" teriak Varo lagi dengan sangat kencang dan menunjuk wajah wanita tersebut.
"Apa! Kamu fikir aku ini mau bunuh diri, hah! Aku sedang buru-buru dan tiba-tiba mobil kamu melaju dengan sangat cepat. Jelas kamu yang salah lah" ucap wanita tersebut dan itu membuat Varo naik pitam.
"Apa anda bilang? Saya yang bersalah are you crazy?" tanya Varo dengan tatapan tajamnya dan sangat marah.
"Iya kamu yang salah dan selalu salah" ucap wanita tersebut yang akan pergi dari sana, tapi tangan nya dicekal oleh Varo.
"Anda berfikir saya yang bersalah bukan. Jadi supaya terlihat lebih bersalah lagi, maka... " ucap Varo yang menghempaskan wanita tersebut dengan sangat kencang ditepi jalan hingga kakinya terluka.
BRUK...
"Aduh" teriak wanita tersebut yang kesakitan.
"Kenapa? Apa anda keberatan Nona? Ini yang dinamakan saya bersalah" ucap Varo yang langsung meninggalkan wanita yang sedang kesakitan tersebut.
BRUM...
BRUM...
"Dasar pria aneh! Pria gila! Awoch... Sakit, dia ini manusia apa iblis sih, tega banget sama cewek" gerutu wanita tersebut yang berusaha berjalan dari sana menuju tempatnya bekerja.
"Kamu terlambat lagi Viera?" tanya seorang manager hotel tempatnya bekerja.
"Maaf Pak, saya tadi habis kecelakaan dan bertemu orang gila juga. Makanya saya terlambat" jawab Viera yang membuat manager hotel tersebut menatap Viera dengan sangat lekat dan matanya tertuju pada kakinya Viera yang kotor.
"Jadi kamu benar-benar kecelakaan? Atau memang ini akal-akalan kamu saja yang selalu datang terlambat?" tanya sang manager hotel.
"Bapak bisa lihat sendiri bukan, jika saya ini memang habis kecelakaan" jawab Viera dengan memperlihatkan bagian kakinya yang terkilir dan lututnya yang terluka.
"Apa Bapak masih menyangka jika ini adalah akal-akalan saya saja Pak? Jika iya terimakasih, saya akan bekerja sekarang" ucap Viera yang langsung masuk dengan kaki pincangnya.
"Dia memang terluka. Kenapa aku selalu memarahinya dan bukan malah bicara baik-baik? Maafkan aku Vi" gumamnya yang juga melanjutkan pekerjaan nya kembali.
Karena sebenar lagi akan ada pemilik hotel yang datang dan ini adalah kali pertama dia datang. Semua orang sedang sibuk mempersiapkan persiapan menyambut pemilik hotel. Hanya Viera yang tidak bisa hadir menyambut. Karena dia harus mengobati kakinya yang terluka.
"Vi, kita kedepan sekarang. Karena Big Bos akan datang" ucap salah seorang teman Viera.
"Kamu duluan saja, aku nanti nyusul. Kaki aku sakit banget nih" jawab Viera yang membuat teman Viera membantunya untuk memanggil tukang urut.
"Ya sudah, aku sudah panggil tukang urut untuk kamu. Mungkin sebentar lagi akan datang" ucap teman Viera yang langsung meninggalkan Viera didalam ruang kusus kariawan.
"Ah, sial banget nasib aku. Sudah bertemu dengan Peria gila dan sekarang aku harus bekerja dengan kondisi seperti ini" gumamnya yang mana tukang urutnya datang dan mengurut kakinya yang terkilir.
Sedangkan di loby semua orang sudah berjajar dengan sangat rapih. Dari petinggi hotel sampai staff biasa, semua sudah hadir dan menyambut kedatangan Big Bos mereka.
"Selamat pagi dan selamat datang Tuan Muda" ucap manager hotel tersebut yang membungkukan tubuhnya pada seorang pemuda tampan dan dingin.
Pria tersebut hanya diam dan berjalan masuk saja tanpa menghiraukan sapaan dari para kariawan yang ada disana. Bahkan dia tidak berekspresi sedikit pun juga.
"Kumpulkan semua berkas yang saya inginkan sebelumnya dalam waktu lima menit didalam ruangan saya. Jika lebih dari itu, maka kamu akan langsung saya pecat" ucap pria yang menjadi Tuan Muda.
"Baik Tuan Muda" ucap manager hotel tersebut yang mengikuti langkah pria muda tersebut.
Saat sedang berjalan menuju ruangan nya, tiba-tiba dia bertemu lagi dengan seorang wanita yang sama dan membuatnya kesal juga terlambat sepersekian detik menuju hotel. Karena bagi dirinya tepat waktu adalah yang terbaik dan harus seperti itu.
"Apa kau tidak punya mata! Kenapa jalan saja masih menabrak!" teriak wanita yang tidak lain adalah Viera.
Sedangkan Varo hanya diam dan menatap datar sambil mengusap-ngusap stelan jas nya yang mungkin ada debunya. Ya, Tuan Muda tersebut adalah Elvaroz dan biasa disapa Varo atau Tuan Muda saja.
"Kamu lagi, apa kamu tidak bisa melihat dengan jelas? Atau mata kamu itu sudah rabun" gerutu Viera membuat dua bodyguard yang berada dibelakang Varo akan mengamankan nya ditahan oleh Varo yang mengangkat tangan nya untuk berhenti bergerak.
"Apa sudah marah-marahnya Nona? Jika sudah saya akan pergi, jika masih silahkan saja lanjutkan dengan tembok" ucap Varo yang berjalan melewati Viera yang membolakan matanya melihat tingkah pria didepan nya.
Saat akan memberikan pelajaran pada Varo ditahan oleh dua bodyguard tersebut.
"Sebaiknya anda jangan mencari masalah dengan Tuan Muda kami Nona. Karena anda akan menyesal nantinya" ucap salah seorang bodyguard tersebut yang memperingati Viera.
"Apa, dia Tuan Muda? Jika dia Tuan Muda, maka aku ini adalah Queen Elizabeth. Dasar pria gila" gerutu Viera yang meninggalkan tempat itu dengan kaki pincangnya dan memang sudah lebih baik dari sebelumnya.
"Ini berkas-berkas yang anda inginkan Tuan Muda" ucap manager hotel tersebut dan dia melihat ada dua bodyguard yang sedang menjaganya.
"Hmm" jawabnya dengan deheman saja lalu membuka berkas tersebut satu persatu.
"Tunggu, apa kau tidak becus mengerjakan pekerjaan mudah ini?" tanya Vero yang menatap tajam pada pria yang menjadi manager hotel tersebut.
"Maaf Tuan Muda. Apa yang salah dengan semua laporan ini Tuan?" tanya manager hotel yang tidak lain adalah anaknya Jamil bernama Zamal.
"Kau masih berani bertanya padaku? Apa kau lupa dengan peraturan nya Zamal?" tanya Vero dengan tatapan tajamnya dan itu membuat Zamal menjadi semakin takut dan tidak bisa berkutik.
Karena peraturan yang sudah dibuat itu adalah. Pertama, Tuan Muda selalu benar dan jika Tuan Muda salah lihat peraturan pertama. Yang kedua adalah, Tuan Muda selalu benar.
"Maaf Tuan Muda, apa yang harus saya revisi lagi. Karena saya masih banyak belajar lagi" ucap Zamal dengan menunduk dan tidak berani menatap kearah Varo.
"Kau boleh keluar sekarang dan buat pernyataan, jika kau tidak akan menerima bonus dari hotel dan tanpa terkecuali" ucap Varo yang mengibaskan tangan nya mengusir Zamal.
"Nasib gue sangat buruk sekali" gumamnya yang menghela nafasnya berulangkali sambil dia akan menanyakan ini pada Babeh nya yang mana pernah menjadi sekertaris dan asisten pribadi dari Tuan David Tomlinson.
Apa Tuan David sama dengan putranya yang memang sangat aneh dan juga tidak berperasaan sama sekali. Selalu melakukan sesuai keinginan nya sendiri dan membuat peraturan yang akan mencekik semua bawahan nya.
"Tapi biar begitu, dia juga sangat baik. Jika pekerjaanku atau siapapun bagus, tidak sungkan dan segan-segan memberikan bonus yang sangat besar. Huh, gue harus selalu kuat berada dibawah kepemimpinan Firaun ini" gumam Zamal yang langsung masuk kedalam ruangan nya dan mengerjakan apa yang ditugaskan oleh Varo.
Setelah satu jam lamanya Varo sudah selesai dengan pekerjaan nya dan dia akan pergi dari hotel. Dia akan menuju PENZ.DRC, karena disana Opa Zayn akan datang dan memberikan sesuatu yang akan membuatnya tidak pernah ada yang berani terhadapnya.
Dia segera kesana karena tidak ingin jika dia harus terlambat. Karena dia adalah Mister perfect dan tidak menerima kesalahan walau sedikit. Bahkan Zayn yang sebagai Opa nya saja merasa jika Varo ini sangat berbeda dengan nya maupun Zahiya, Mimi nya sendiri.
"Pagi Opa" sapa Varo saat memasuki ruangan kerjanya dan disana sudah ada Zayn yang sudah duduk disofa.
"Pagi, duduklah" jawab Zayn pada Varo.
"Apa yang akan Opa bahas? Bisa sekarang saja, aku tidak memiliki banyak waktu" tanya Varo dengan tatapan datarnya dan dia melihat jam yang melingkar ditangan nya.
"Tunggu Pipi dan Mimi kamu dulu. Juga uncle dan auntie datang, mereka bilang sedang dalam perjalanan kemari" jawab Zayn dengan santainya dan tatapan nya masih sama seperti biasa. Yaitu datar tanpa ekspresi.
"Ada apa ini Opa? Kenapa harus menghadirkan mereka semua? Apa masih ada masalah dengan aku menjadi CEO disini?" tanya Varo yang menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.
"Salah satunya itu. Tapi biarkan mereka datang dulu" jawab Zayn yang melipatkan kedua tangan nya didepan dada.
Tidak lama kemudian David dan Zahiya datang, disusul oleh Tama dan Zaniya. Mereka berempat langsung duduk, sedangkan Zahiya membuka laptop miliknya dan memperlihatkan nya pada Varo.
"Kamu bisa mengerjakan semua ini dalam waktu lima menit Elvaroz?" tanya Zahiya yang menyerahkan laptop miliknya pada Varo.
"Tentu saja" jawab Varo dengan yakin setelah dia melihat semua yang ada didalam laptop milik Zahiya.
Tanpa menunggu lama lagi Varo langsung mengerjakan semuanya dan mereka yang ada disana membahas semua yang akan dilakukan oleh Varo selanjutnya. Karena mereka bisa melihat kemampuan yang dimiliki oleh Varo dan dia bisa memimpin PENZ.DRC tanpa bantuan dari saudaranya yang lain.
"Bagaimana El? Apa kamu bisa melakukan nya?" tanya David yang malah pusing sendiri melihat barisan-barisan kode dengan sangat cepat dan dalam waktu empat menit limabelas detik dia sudah menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh Zahiya, Mimi nya sendiri.
"Good boy, kau memang pantas mendapatkan ini semua. Dulu kamu tidak melakukan ini karena menurut kami, kamu belum siap dan mungkin akan belum mampu. Kami sudah mencoba pada saudaramu yang lain, dan mereka hanya bisa mengerjakan nya tepat pada angka lima menit pas bahkan ada yang lebih. Jadi kamu adalah kandidat utama dalam hal ini, kamu bisa melakukan apa yang menurutmu akan baik untuk PENZ.DRC ini" jelas Zahiya yang mengatakan nya sambil menyrahkan laptop miliknya pada Zayn.
Zayn hanya mengangguk dan itu membuat David hanya bisa diam dan merasa bingung. Karena ini baru pertama kalinya dia mengetahui system pemulihan CEO diperusahaan PENZ.DRC ini, karena buasnya kemampuan memenangkan tender-tender besar dan melakukan kemajuan pada perusahaan. Tapi ini malah mengasah otak dengan barisan kode yang berada dalam laptop istrinya yang sama sekali tidak membuatnya mengerti.
"Nanti akan aku jelaskan Pi" ucap Zahiya saat melihat wajah kebingungan dari David.
Sedangkan Tama dan Zaniya memang sedikit mengetahui itu semua hanya bisa diam dan mengangguk setuju. Karena mereka tahu yang akan dihadapi oleh CEO PENZ.DRC bukan hanya klien biasa dan melakukan pekerjaan seperti yang lain nya. Selama David menjadi CEO disana sama sekali tidak mengerti apa-apa. Jadi dia hanya bisa membuatnya maju dan yang bertindak dibalik layar tetap Zahiya dan Alvarez yang memang keduanya itu adalah Queen and prince Mafia.
Karena Alvarez tidak suka dengan semua yang berbau perusahaan dan profesi lainnya selain Mafia yang bebas melakukan apapun sesukanya dan tidak bisa dilarang oleh orang lain.
Oke, kembali lagi pada keenam orang yang sedang berdiskusi semuanya pada Elvaroz yang sudah siap melakukan nya dengan bantuan Alvarez, kakak tertuanya dan itu membuat Elvaroz hanya mengangguk dan jika keduanya dipersatukan sudah pasti akan membuat dunia bisnis maupun dunia bawah alan gencar oleh aksi keduanya yang sama-sama gila melakukan misinya masing-masing.
"Oke El, kamu sudah siap melakukan ini semua. Jadi putri-putri auntie akan bisa mengerjakan apa yang menjadi kesukaan nya. Karena kamu yang akan mengerjakan semuanya" ucap Zaniya yang mengedipkan sebelah matanya kepada Elvaroz.
"Hmm" jawab Elvaroz yang hanya deheman saja lalu mengangguk dengan dia melipat kedua tangan nya didepan dada.
"Jika semuanya sudah selesai, bisakah kalian semua pergi? Karena aku tidak akan bisa konsentrasi bekerja, jika masih banyak orang disini" ucap Elvaroz yang bangkit dari duduknya dan dia merapihkan jas nya lalu akan menuju kursi kebesaran nya.
"Dasar Mr. perfect, kau bisa mengerjakan nya dengan bebas. Kami akan pergi, ayo sayang" ucap David sambil menggerutu. Karena hanya Elvaroz saja yang selalu membuatnya kesal dan juga ingin sekali menelan nya hidup-hidup jika bisa David lakukan.
"Kami pergi El, kau harus bisa melakukan nya sendiri dan harus?" tanya Zahiya yang langsung dijawab oleh semua orang.
"Perfect" jawab semuanya dan Elvaroz hanya mengangguk dan sedikit memberikan ekspresi tersenyum pada Zahiya.
Setelah kepergian mereka semua Elvaroz benar-benar melakukan segalanya sendiri dan dia tidak bisa jika bekerja ada yang mengganggu. Jadi jika ada yang mengganggunya maka, akan mendapatkan lembur tanpa mendapatkan bonus.
Tapi dia akan tahu dan mengingat semua jadwal yang diberikan sekertarisnya saat dia baru datang dibacakan apa saja jadwalnya hari ini. Seperti sekarang, dia sedang mendengarkan apa saja tugasnya hari ini. Karena setelah kepergian para orang tua, Elvaroz langsung memanggil sekertarisnya yang sangat mengaguminya sebagai seorang pria muda yang sangat tamvan itu.
.
.
.
Assalamualaikum semuanya....
Othor membuat buku baru dari kisah salah satu anaknya David dan Zahiya nih... Jangan lupa mampir dan membacanya ya....
Jangan lupa subscribe dan simpan didalam rak buku kalian ya...
Terimakasih dan happy reading 🤗🤗
Elvaroz mengerjakan semuanya dengan sangat cepat dan dia segera pergi menuju tempat dimana akan bertemu dengan klien nya yang menurut informasi, dia adalah seorang Mafia kelas dunia katanya.
Tapi dia tidak tahu kebenaran nya itu memang Iya atau tidaknya siapa yang tahu.
"Kau dimana sekarang?" tanya Elvaroz pada seseorang yang berada disebrang sana.
"Kau tidak perlu takut boy, karena aku selalu ada didekat mu" jawabnya yang ternyata berada disampingnya, sedang memegang ponsel juga.
"Kenapa kau itu seperti hantu yang selalu datang dan pergi sesukamu?" tanya Elvaroz lagi tanpa mengalihkan pandangan nya dari jalanan didepan nya.
"Itulah aku" jawab Alvarez yang malah tersenyum dengan sangat konyol menurut Elvaroz.
"Kau itu bukan seperti seorang prince Mafia, lebih terlihat seperti Pipi yang playboy" ucap Elvaroz yang mengejek Alvarez.
"Biarkan saja, yang penting aku adalah prince nya" jawab Alvarez dengan santainya dan membuat Elvaroz menggelengkan kepalanya saja mendengar jawaban dari abangnya itu.
"Kau ini kenapa tidak pernah memanggilku abang, seperti yang lainnya?" tanya Alvarez yang sudah duduk didalam mobil dan disamping Elvaroz yang sedang mengemudi.
"Memangnya kau sangat ingin dipanggil abang oleh ku?" Elvaroz balik bertanya pada Alvarez yang mengedikan bahunya cuek.
"Jika kau sangat terobsesi akan panggilan itu, akan aku lakukan untuk mu" ucap Elvaroz dengan santainya dan dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh.
Hingga tidak membutuhkan waktu yang lama, mereka sudah sampai ditempat perjanjian temu dengan klien yang menurut Elvaroz sangat ribet. Menurutnya, jika ada yang mudah. Kenapa harus mencari jalan yang sulit.
"Ini tempatnya? Ini sih bukan terlihat seperti sarang Mafia, lebih tepatnya sarang penyamun" tanya Alvarez yang menatap sekelilingnya adalah bangunan lama dan tidak terawat sama sekali.
"Siapa tahu didalamnya bagus bang Ez" ucap Elvaroz yang mengejek Alvarez dengan nama panggilan nya saat kecil dulu.
"Berhenti memanggilku dengan sebutan itu. Geli aku mendengarnya" ucap Alvarez yang bergidik saat mendengar Elvaroz memanggilnya dengan sebutan itu.
"Oke-oke, ayo masuk" ucap Elvaroz yang segera masuk kedalam bangunan tersebut.
"Wah, wah, wah... Kau lihat sendiri kan, jika didalamnya adalah tempat yang sangat bagus. Mungkin saja mereka ini tidak ingin bayar pajak, makanya bangunan lama tidak terpakai mereka gunakan" ucap Elvaroz yang membuat Alvarez menepuk keningnya sendiri mendengarkan ucapan dari adiknya itu.
"Kenapa kau berubah-ubah Oz, apa kamu ini bunglon?" tanya Alvarez yang menatap adiknya ini dengan tatapan heran sekaligus kagum padanya.
"Berhentilah memanggilku seperti itu, panggilan yang sangat aneh" protes Elvaroz yang bergidik ngeri saat mendengar panggilan itu.
"Oke-oke, kita serius. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita, kita harus berhati-hati" ucap Alvarez yang melirik kesana kemari untuk melihat keadaan sekitar. Takutanya ada bahaya mengintai mereka berdua.
"Selamat datang ditempat kami Tuan-Tuan, silahkan duduk" ucap seseorang yang tiba-tiba datang entah dari mana dan keduanya hanya saling pandang dan mengangguk saja.
"Terimakasih" jawab Elvaroz yang sudah kembali pada mode dingin dan datarnya.
"Senang bisa bertemu dengan anda disini Tuan Muda. Karena selama ini kami ingin sekali menjalin kerjasama dengan perusahaan anda. Tapi baru kali ini mendapatkan kesempatan untuk bisa mendekat dan melihat langsung CEO PENZ.DRC yang sangat terkenal itu" ucapnya lagi sambil meminta semua orang untuk bergabung lagi seperti sebelumnya.
'Gila, jadi ini benar-benar sarang para orang yang... Ah, sudahlah tidak perlu dijelaskan' ucap Alvarez dalam hati yang melihat disana banyak orang yang sedang melakukan hubungan dengan sangat bebasnya.
'Bukan nya ter*ngs*ng, aku malah mual melihat mereka semua' gumam Elvaroz yang mentap datar pada orang yang berada didepan nya yang berbicara sambil menikmati lemper lemet.
Alvarez dan Elvaroz hanya bisa menghela nafasnya saja dan membiarkan klien nya menyelesaikan pekerjaan nya dulu. Seteah itu baru, dia akan bertindak.
"Apa masih lama? Jika masih, saya harus pergi. Karena bagi saya waktu adalah uang" tanya Elvaroz yang melihat kearah jam tangan nya sendiri.
"Sudah selesai. Anda ini kenapa terburu-buru sekali Tuan Muda? Bukankah anda kesini juga karena uang? Jadi bersabarlah" ucapnya yang malah tidak menghiraukan ucapan dari Elvaroz.
"Jika kau tidak bisa menghargai waktu, lebih baik tidak mengganggu waktu ku yang berharga ini" ucap Elvaroz yang bangkit dari duduknya diikuti oleh Alvarez yang sengaja belakangan melangkahnya.
"Kau berani menolak ku Tuan Muda? Kalian hanya berdua, sedangkan kami banyak dan memegang senjata. Selangkah saja kalian pergi dari sini, kepala kalian berdua sudah berlubang" ucapnya dengan sangat percaya diri.
"Benarkah? Apa kau dengar itu Ez? Apa kau takut" tanya Elvaroz yang malah memancing keributan dengan mengatakan itu semua pada Alvarez dengan suara kencangnya.
'Kau menggali lubang kubur mu sendiri Varo' ucap Alvarez yang menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan dari Elvaroz.
'Kau tenang saja bang, aku sudah memiliki rencana yang bagus untuk melawan mereka semua tanpa menggunakan tenaga sama sekali' ucap Elvaroz yang sepertinya mereka memiliki telepati yang bisa berbicara lewat fikiran saja.
'Terserah padamu' ucap Alvarez yang hanya diam dan mengikuti arahan dari Elvaroz.
Benar saja saat mereka akan menyerang dengan berbagai macam senjata yang mereka pegang, Elvaroz memancingnya dengan menggunakan otak cerdasnya.
Dengan begitu mereka malah saling bersitegang satu sama lain dan akhirnya merekalah yang berperang. Sedangkan Elvaroz dan Alvarez malah sudah pergi dari sana setelah merekam semuanya dengan jelas bagaimana mereka semua melakukan kejahatan dan juga semua benda-benda ilegal dan juga barang-barang terlarang sudah mereka pegang. Tinggal membereskan semuanya, yaitu oleh anggotanya Alvarez sisanya.
"Kau ini bersikap seperti kancil? Oke juga otak kecilmu itu EL" ucap Alvarez yang memuji juga mengejek Elvaroz.
"Kau itu memuji atau mengejek ku? Apa kau tidak tahu, jika saja mereka tidak termakan oleh ucapan ku sudah dipastikan. Kita tinggal nama saja" tanya Elvaroz yang menatap sekilas pada Alvarez.
"Sial!" ucap Elvaroz yang menaikan kecepatan mobilnya hingga melesat dengan sangat cepat dari sebelumnya.
"Kenapa?" tanya Alvarez yang melihat kearah sepion mobil, dimana ada beberapa mobil yang mengejarnya dengan membawa senjata penuh dan itu membuat mereka berdua berubah menjadi berbeda.
"Apa kita akan berhenti atau lanjut?" tanya Elvaroz yang mentap sekilas pada Alvarez.
"Sudah lama kita tidak melakukan olahraga seperti ini. Apa kau siap?" Alvarez yang balik bertanya pada Elvaroz.
Benar saja mereka berubah menjadi iblis berwujud manusia. Mereka berdua berpenampilan tidak berbeda jauh dari Zayn atau Zahiya saat menghadapi musuh.
"Kau siap?" tanya Alvarez yang sudah akan melompat dari dalam mobil yang sudah hilang keseimbangan karena terus menerus ditembaki dari belakang.
"Kenapa tidak" jawab Elvaroz yang langsung melompat setelah memberi kode pada Alvarez.
Hingga mobilnya masuk kedalam jurang dan meledak dengan sangat kencangnya.
DUAR...
BUM...
"Malang sekali nasibmu baby" ucap Elvaroz yang membuat Alvarez mengernyitkan keningnya bingung melihat sikap Elvaroz yang berubah seratus delapan puluh derajat jika sedang bersama dengan nya.
"Kau ini memang keturunan David Tomlinson Varo" ucap Alvarez yang menggeleng dan berjalan disisi tebing untuk menghindari serangan selanjutnya.
Karena biasanya akan ada serangan kedua dan ketiga setelah adegan seperti itu. Dan sekarang giliran Elvaroz yang mengernyitkan keningnya melihat tingkah Alvarez yang aneh.
"Kau sedang apa? Apa kau sedang mencoba menjadi cicak, atau tokek?" tanya Elvaroz yang segera naik kepermukaan dan berjongkok menatap kearah Alvarez.
"Akan ada serangan lagi bukan? Karena anggota kita belum datang" Alvarez balik bertanya pada Elvaroz yang malah meninggalkan nya sendiri ditebing yang sangat curam itu.
"Hei! Kenapa malah ninggalin aku disini, Elvaroz" teriak Alvarez yang menatap kebawah sana yang banyak bebatuan juga sangat dalam.
"Kau ini prince Mafia, masa baru menatap tebing seperti itu saja sudah ketakutan. Cemen loe" ucap Elvaroz yang malah terus mengejek Alvarez yang sudah ketakutan menatap kebawah.
"Eh kamvret! Gue juga manusia yang masih takut mati. Bantuin gue" ucapnya yang lamah menggunakan bahasa loe gue. Bukan aku kamu lagi.
"Iya-iya, bawel banget sih jadi laki" ucap Elvaroz yang mengulurkan tangan nya membantu Alvarez untuk naik.
Baru saja mereka Alvarez bisa naik kepermukaan. Sudah ada serangan yang membuat keduanya malah terjun bebas ketebing yang lumayan dalam. Elvaroz yang masih memeganginya tidak melepasakan tangan mereka berdua.
"Ez, tetap pegang tangan gue. Jangan melepasakan nya" ucap Elvaroz yang nesih memegangi tangan Alvarez.
"Tapi, tangan loe kena tembak. Lihatlah, darah loe sangat banyak" ucap Alvarez yang ingin melepaskan tangan Elvaroz.
"Diam dan naiklah, gue nggak bisa menahan tubuh loe yang sangat berat bodoh" ucap Elvaroz yang malah memaki Alvarez.
"Oke, sorry" jawab Alvarez yang mulai naik lagi dan membantu Elvaroz untuk bersembunyi.
Tidak lama kemudian mereka mendapatkan bantuan dari Leonard dan anggotanya yang lain. Saat mendapatkan bantuan bukan nya senang, Elvaroz malah murka pada Leonard dan anggotanya yang lain.
"Loe semua pada becus dalam bekerja tidak Hah!!" teriak Elvaroz yang mulai merasakan sakit dibagian punggungnya yang terkena peluru.
"Maafkan kami Tuan Muda. Kami harus melawan mereka dulu, karena mereka sangat banyak. Jika kamu salah melangkah, maka nyawa anda berdua yang dalam bahaya" jawab Leonard yang memberanikan diri menatap kearah Elvaroz yang sangat dingin dan datar itu.
"Masih bisa menjawab ku? Kemari kau" ucap Elvaroz yang meminta Leonard untuk mendekat dan langsung merangkulnya untuk membantu memapahnya menuju mobil anggotanya yang lain.
"Gue kira loe bakalan mukul atau mungkin lebih parah lagi pada orang kepercayaan gue" ucap Alvarez yang berbisik pada Elvaroz.
"Gue tidak sekejam itu. Gue hanya sangat tidak kuat dengan ini semua" jawab Elvaroz yang merasakan jika dia lemas dan pandangan nya mulai mengabur.
"EL, Elvaroz!" teriak Alvarez yang menahan tubuh Elvaroz yang tidak sadarkan diri lagi.
"Kita segera bawa kemarkas. Dia sudah kehilangan banyak darah" ucap Alvarez yang mengatakan nya pada Leonard.
"Baik" jawab Leonard yang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju markasnya yang lumayan jauh.
Setelah sampai markas. Elvaroz langsung mendapatkan pelototan pertama, tapi saat akan menjalani operasi pengangkatan pluru dalam punggungnya. Stok darahnya tidak ada. Karena disana hanya Elvaroz lah yang memiliki golongan darah yang langka. Yaitu O resus negative, dan setiap anggotanya pun tidak ada yang memiliki golongan darah tersebut.
"Segera carikan golongan darah Tuan Muda. Karena beliau sudah sangat parah kondisinya. Jika tidak segera mendapatkan donor darah tersebut saya tidak bisa menjamin bagaimana keadaan nya nanti" ucap dokter yang sekarang menggantikan Aaron.
"Biar saya saya yang mencarinya prince" ucap Leonard yang segera pergi setelah mengatakan itu pada Alvarez yang tadinya akan pergi.
"Segeralah, dia sudah tidak bisa menunggu lagi" ucap Alvarez pada Leonard yang sudah pergi lalu mengangguk.
"Ya Allah tolong selamatkan dia" ucap Alvarez yang berdo'a untuk keselamatan Elvaroz.
Tidak lama kemudian Leonard datang bersama dengan seorang wanita cantik yang entah dari mana dia mendapatkan nya. Yang jelas tidak penting dia mendapatkan nya dari mana, karena sekarang yang lebih penting adalah menyelamatkan nyawa Elvaroz yang sudah kehilangan banyak darah.
"Apa anda sudah siap Nona?" tanya dokter yang menangani Elvaroz bertanya pada wanita yang mungkin akan menjadi obsesi Elvaroz nantinya atau sebaliknya.
"Saya siap dok" ucapnya yang malah membuat dia hanya diam dan menatap nanar pada pria disampingnya yang sudah tidak sadarkan diri.
'Semoga dengan saya berbuat kebaikan disaat-saat terakhir ku, bisa bermanfaat untuknya. Aku sangat ikhlas mendonorkan darah ini untuknya. Setidaknya darah ku bisa berada didalam tubuhnya juga dan bersatu dengan darahnya juga' gumam wanita itu dalam hati yang mana hanya diam sendiri yang tahu maksud dari ucapan nya sendiri.
Saat menjalani operasi semuanya selesai dan kondisi Elvaroz sudah membaik. Tapi tidak untuk wanita yang mendonorkan daranya untuk Elvaroz. Dia malah kritis dan bahkan koma, membuat dokter yang menangani Elvaroz panik, karena dia tidak memeriksanya dengan teliti sebelum melakukan donor darah dimulai.
'Aku bisa terkena masalah jika seperti ini. Dia ternyata memiliki leukemia, aku harus memeriksakan kondisi Tuan Muda. Jika Tuan Muda mengalami sakit yang sama, maka nyawaku sekarang tidak ada harganya lagi' ucap dokter Haris yang sudah panik karena memikirkan keadaan Elvaroz yang mungkin saja akan mengalami hal yang sama dengan pendonor darahnya.
Dokter Haris benar-benar memeriksa keadaan Elvaroz semuanya dan tanpa terlewat sedikit pun juga. Karena ini menyangkut tentang keselamatan Tuan Muda nya, jika sampai dia kenapa-kenapa. Sudah dipastikan nyawanya saja tidak akan cukup untuk menggantikan nya.
"Syukurlah, semuanya baik-baik saja. Ternyata dia melakukan ini karena dia habis cuci darah dan darahnya sekarang sudah bersih. Tapi aku harus tetap terus memantau keadaan Tuan Muda" gumamnya yang langsung mendapatkan cengkraman dari Alvarez yang ternyata mendengar semua gumaman Haris.
"Apa yang kau lakukan padanya? Kenapa kau tidak memeriksanya terlebih dahulu! Aku tidak perduli dengan nyawa wanita itu. Yang penting adalah adik ku sekarang!" ucap Alvarez dengan mencengkram kerah bajunya dan mengatakan nya penuh dengan penekanan disetiap katanya.
"Saya sudah memeriksa semuanya prince, dan untuk saat ini kondisi Tuan Muda baik-baik saja. Tapi kita tunggu sampai beberapa jam kedepan, semoga saja memang baik-baik saja dan virus yang menyerang gadis itu tidak menular pada Tuan Muda. Tolong maafkan saya prince" ucap Haris yang sudah sangat ketakutan dan gemetaran.
"Lakukan yang terbaik, jika tidak. Nyawamu ini akan menjadi penggantinya dan akan ku jadiakan santapan para binatang itu" ucap Alvarez yang melepasakan cengkraman nya dengan kasar lalu dia menatap kearah Elvaroz yang masih belum sadar dari pingasan nya.
"Leonard, kau juga bersalah dalam hal ini" gumamnya yang juga segera pergi dari ruangan rawat Elvaroz untuk mencari Leonard yang entah dimana sekarang.
Alvarez terus mencari keberadaan Leonard, dan dia belum menemukan Leonard dimana-mana. Alvarez sudah sangat marah dan untung saja dia tidak menemukan Leonard, jika bisa menemukan nya. Entah apa yang akan terjadi padanya.
Alvarez benar-benar murka dan menghajar Leonard habis-habisan, bahkan dia tidak mengenal ampun untuk orang kepercayaan nya sendiri dan sudah dia anggap kakaknya itu, jika menyangkut keselamatan keluarganya.
"Kenapa kau bawa sampah yang akan mendonorkan darahnya pada Elvaroz? Apa kau tidak tahu, jika sekarang nyawanya lebih berbahaya lagi dari sebelumnya, Hah! Kau sudah mencelakakan adik ku dan membuatnya seperti sekarang. Jadi, sebagai gantinya, kau akan aku lenyapkan" ucap Alvarez dengan pelan tapi penuh penekanan disetiap kata yang dia ucapkan pada Leonard.
"Maafkan saya prince, saya memang salah. Saya siap jika harus menyerahkan nyawa saya untuk menggantikan nya. Tapi izinkan saya berpamitan dan meminta maaf pada Tuan Muda sebelum anda melakukan nya" ucap Leonard dengan terbatuk-batuk saat dia mengatakan nya, karena dia merasa sakit dan mulas pada perutnya yang mendapatkan pukulan dari Alvarez.
Alvarez melepasakan cengkraman nya dan membiarkan Leonard berjalah tertatih-tatih menuju ruangan rawat Elvaroz. Dimana dia sudah sadar dan terlihat baik-baik saja. Sedangkan gadis yang menolongnya terlihat tidak baik-baik saja.
"Ada apa? Kenapa kau datang kemari dan dengan penampilan yang seperti itu?" tanya Elvaroz mentap kearah Leonard yang babak belur.
"Tidak apa-apa Tuan Muda, saya hanya ingin memastikan keadaan anda saja" jawabnya dengan datar dan tanpa ekspresi.
"Kau jangan berbohong, apa Ez yang sudah melakukan itu padamu?" tanya Elvaroz dengan memicingkan matanya.
"Bukan Tuan Muda, ini karena saya melawan seseorang yang kuat" jawabnya masih dengan tegas.
"Benarkah? Jika benar, panggilkan Ez kemari" tanya Elvaroz yang meminta Leonard untuk memanggil Alvarez.
"Baik Tuan Muda" jawab Leonard yang akan pergi tapi tidak jadi saat Alvarez sudah datang tanpa dipanggil olehnya.
"Ada apa kau mencariku?" tanya Alvarez yang menatap penuh khawatir pada Elvaroz.
"Aku baik-baik saja, semunya sudah diperiksa dan mungkin nanti sore pemeriksaan terakhirnya. Kenapa memangnya?" tanya Elvaroz setelah menjawab pertanyaan dari Alvarez.
"Syukurlah, tidak apa-apa. Hanya bertanya saja" jawab Alvarez yang bicara ketus, tapi tatapan nya begitu khawatir pada Elvaroz.
"Kau boleh keluar" ucap Elvaroz pada Leonard dan mereka hanya tinggal berdua, eh maksudnya bertiga dengan gadis yang belum sadarkan diri itu.
"Jadi, apa yang ingin kau katakan padaku?" tanya Elvaroz menatap kearah Alvarez yang hanya berdiri saja.
"Tidak ada, kenapa kau malah membahayakan nyawamu sendiri untuk ku Va? Apa kau sudah bosan hidup lagi" tanya Alvarez yang menghampiri Elvaroz duduk dibrangkarnya.
"Gue masih hidup dan gue baik-baik saja" jawab Elvaroz yang membuat Alvarez menggelepak kepalanya lumayan keras.
"Gue tahu kau baik-baik saja dan hanya otak mu itu yang harus segera dibenahi" ucap Alvarez yang memeluk adiknya dan dia sangat bersyukur Elvaroz tidak apa-apa.
"Ada apa dengan nya? Kenapa dia lemah seperti itu?" tanya Elvaroz yang menatap kearah gadis yang terbaring lemah tak sadarkan diri pada Alvarez yang menghela nafasnya.
"Dia mengidap leukemia dan dia yang mendonorkan darahnya untuk mu, dan makanya kau harus banyak menjalani pemeriksaan lebih lanjut lagi. Karena mungkin saja dia memberikan penyakitnya juga padamu" jawab Alvarez yang membuat Elvaroz hanya mengernyitkan keningnya saat mendengar jawaban dari Alvarez.
"Jadi guebharus disini dan berbaring saja gitu? Gue nggak betah dan gue harus kerja" tanya Elvaroz yang mendapatkan anggukan kepala dari Alvarez. Membuat Elvaroz menghela nafasnya dan dia segera bangkit dari berbaringnya untuk segera pergi.
"Loe harus disini dulu selama beberapa hari kedepan. Gue sudah bilang pada Varu, dia yang akan menggantikan posisi loe sementara. Karena hanya dia yang hampir mirip dengan mu jika dalam pekerjaan" ucap Alvarez yang menahan Elvaroz untuk pergi.
"Dia punya pekerjaan sendiri bang, loe nggak ngertiin dia apa? Dia harus bolak-balik D.DRC sama PENZ.DRC? Dia lumayan sibuk dan juga menyebalkan" tanya Elvaroz yang memang tidak terlalu dekat dengan Elvaruz, adik bungsunya dan kembaran nya juga.
"Dia adik lu, jika bukan dia. Siapa lagi? Jika duo AL, yang ada kacau semua pekerjaan loe" ucap Alvarez yang menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan dari Elvaroz.
"Gue nggak mau, gue nggak mau bang. Bang Ez ku yang baik hati dan tidak sombong, gue harus balik, nanti jika gue disini dan Mimi tahu akan lebih ribet lagi" ucap Elvaroz yang memohon pada Alvarez.
"Gue janji, jika waktunya pemeriksaan gue bakalan balik sini buat periksa semuanya" ucap Elvaroz lagi yang membuat Alvarez hanya menghela nafasnya dan mau tidak mau mengikuti keinginan adiknya yang satu ini.
"Oke, gue akan izinin loe pulang dan loe harus sesuai dengan ucapan loe" ucap Alvarez yang mengalah dan menuruti keinginan Elvaroz.
"Thanks, gue bersiap" ucap Elvaroz yang akan mengenakan pakaian nya kembali.
"Hmm" jawab Alvarez yang segera pergi meninggalkan adiknya dengan wanita yang ada disana dan masih tidak sadarkan diri.
"Kamu, kamu yang dihotel itu kan? Kenapa bisa ada disini dan memiliki penyakit yang sangat parah seperti ini?" gumam Elvaroz yang meatap wajah wanita yang sama dengan penampilan yang berbeda dan ini lebih pucat. Seperti tidak ada darah yang mengaliri tubuhnya.
"Oke, aku memiliki hutang nyawa padamu. Aku akan selalu menjagamu seumur hidupku" ucap Elvaroz lagi dengan tatapan teduhnya dan dia segera menggunakan pakaian nya dengan meringis saat menggerakan tangan nya.
"Kau istirahatlah sekarang, besok aku kembali lagi kemari untuk membawa mu" ucap Elvaroz yang mengusap kepala wanita yang tidak diajak kenal dan dia merasa jika ada perasaan nyaman pada gadis didepan nya.
Setelah mengatakan itu pada gadis tersebut Elvaroz langsung keluar dari ruangan rawat yang sangat steril.
"Kalian jaga dia sangat jangan sampai dia pergi dari sini" ucap Elvaroz pada anggotanya yang berada didalam markas.
"Siap Tuan Muda" jawab mereka semua dan dia segera pergi dengan Alvarez yang selalu ada dimanapun Elvaroz pergi.
"Loe itu sudah mirip kuman bang, selalu menempel pada gue" ucap Elvaroz yang tidak didengarkan oleh Alvarez.
"Gue minta loe jaga dia bang, sepertinya gue merasa ada sesuatu padanya. Gue harus menjaganya" lanjut Elvaroz lagi dengan menyandarkan punggungnya pada sandaran jok mobil dan memejamkan matanya.
"Maksud mu, kau mencintainya? Apa aku tidak salah dengar Va, Elvaroz Malik Tomlinson jatuh cinta? Hahahaha" tanya Alvarez malah mengejek adiknya dan membuat Elvaroz hanya menghela nafasnya kasar lalu dia menatap tajam pada Alvarez.
"Siapa yang bilang gue jatuh cinta bambank? Gue bilang, gue nyaman dan itu bukan termasuk cinta bukan?" tanya Elvaroz menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Nggak tahu. Kan kau yang merasakan nya bambank" ucap Alvarez yang menghentikan mobilnya dan dia keluar lebih dulu.
"Dia ini terkadang membuat ku pusing" gumam Elvaroz yang mengikuti langkah Alvarez masuk kedalam rumah.
"Kalian habis dari mana?" tanya Oma Lulu yang sudah duduk diatas kursi roda.
"Kami dari suatu tempat Oma cantik" jawab Alvarez yang berubah lagi menjadi lebih imut dan banyak tersenyum pada Oma Lulu.
"Oh, kalian sudah makan siang belum? Jika belum, makanlah. Auntie kalian sudah masak banyak hari ini" ucap Oma Lulu yang mengusap kepala Alvarez.
"Kami sudah makan Oma, kami masuk dulu" jawab Elvaroz yang segera masuk dan dia ingin merebahkan dirinya.
Saat baru akan merebahkan dirinya, ponselnya berdering dan menampilkan nama Haris.
"Ada apa?" tanya Elvaroz yang mengatakan nya langsung to the point pada Haris.
"Tuan Muda, kondisi gadis ini sedang tidak baik-baik saja. Dia sedang koleps dan mungkin tidak bisa tertolong lagi" jawabnya dengan suara yang sangat panik dan sepertinya dia mdmang sedang sibuk.
"Saya kesana sekarang" ucapnya yang langsung pergi tanpa menghiraukan rasa lelahnya dan sakit pada punggungnya.
"EL, kau mau kemana lagi?" tanya Oma Lulu yang melihat Elvaroz berlari dengan tergesa-gesa.
"EL, harus pergi sekarang Oma. Ini sangat penting, dah Oma" jawab Elvaroz yang segera pergi setelah mengatakan itu pada Oma Lulu.
"Please bertahanlah" gumam Elvaroz yang mengemudikan mobilnya dengan sangat cepat dan meninggalkan kediaman Tomlinson.
"Bagaimana keadaan nya sekarang?" tanya Elvaroz saat sudah sampai didepan markas dan melihat semua anggotanya hqnya diam saja.
"****!!" teriaknya yang langsung menerobos masuk dan melihat jika semuanya alat medis yang menempel pada tubuh gadis tersebut sudah dilepaskan oleh Haris dan akan ditutup oleh kain putih.
"Apa yang terjadi? Kenapa kau lepas semuanya! Dia tidak bisa bernafas" teriak Elvaroz yang mencoba memasangkan selang oksigen lagi pada hidung gadis tersebut.
"Dia sudah tidak ada Tuan Muda. Tepat saat anda datang barusan" jawab Haris dengan menunduk dan dia tidak berani mentap Elvaroz yang sudah akan murka.
"Tidak, tidak mungkin. Bangunlah, ku mohon bangunlah" ucap Elvaroz yang mengguncang bahu gadis tersebut dan tetap tidak mau bangun. Karena memang sudah tidak ada.
"Tuan Muda, saya menemukan ini berada ditangan nya dan ini sepertinya untuk anda" ucap Haris yang menyerahkan sebuah rekaman dan sebuah gelang kecil pada Elvaroz.
Haris langsung pergi setelah menyerahkan itu semua pada Elvaroz. Bahkan dia tidak ingin ikut campur dalam masalah pribadi Tuan Muda nya.
...Hai, maaf aku menyerahkan milik ku yang berharga padamu. Uhuk... Uhuk... Yaitu nyawaku, tapi aku bahagia bisa berguna disaat-saat terakhir ku ini. Aku merasa berguna menjadi seorang manusia, tolong kamu jangan terluka lagi. Karena jika itu terjadi, aku tidak bisa lagi menolong mu lagi. Uhuk... Uhuk... Apa kamu tahu, jika aku sudah lama memperhatikan kamu dari jauh dan mungkin saja aku suka padamu sejak pertama aku melihatmu saat itu. Mung.... Mungkin, ini terdengar aneh untuk kamu, tapi ini kenyataan nya. Aku minta maaf jika perasaan ku ini akan menjerat kamu seumur hidup kamu, aku akan menunggu kamu untuk menemuiku kembali. Good bye and I love you Elvaroz Malik Tomlinson.......
^^^Kau hanya milik ku Xakiera.^^^
Elvaroz langsung ambruk saat mendengar pesan suara lemah dari gadis yang bisa membuatnya menjadi berubah seperti sekarang. Menangis? Ini adalah kali pertama seorang Elvaroz menangis. Karena sejak kecil hingga sekarang dia jarang menangis dan mungkin tidak pernah.
"Kenapa kau bawa perasaan ini untuk selamanya? Apa yang kau inginkan dariku? Kenapa kau malah pergi dengan membawa hati, cinta, perasaan dan hidupku. Kenapa?" tanya Elvaroz sambil menangis dan sekarang dia duduk dilantai sambil memeluk tubuh dingin seorang gadis yang sudah tidak bernyawa lagi.
"Apa kau tidak akan kembali lagi padaku? Jika kau mau kembali padaku, aku berjanji, aku berjanji tidak akan melepaskan kamu dan membiarkan kamu pergi dariku lagi. Ingat itu" ucap Elvaroz yang masih berbicara sendiri dan memeluk tubuh gadis yang membuatnya hancur dan dimulainya obsesinya pada seorang gadis yang sangat mirip dengan nya.
"Kau tidurlah dengan tenang. Aku akan menjagamu disini" ucapnya lagi sambile terus memeluk dan mengusap punggung gadis bernama Xakiera tersebut.
Setelah itu dia benar-benar memakamkan gadis tersebut sendiri dan tidak dibantu oleh siapapun. Karena dia tidak ingin dibantu loeh siapapun, dia menguburkan rekaman tersebut bersama dengan gelang pemberian nya untuk Elvaroz.
"Aku tidak ingin membuat kamu terluka jika mendengar itu semua setelah kamu kembali lagi padaku. Sekarang aku akan pergi dulu, dan aku akan kembali lagi" ucapnya yang tersenyum dan segera pergi dari sana.
"EL, kamu dari mana? Kenapa pakaian mu kotor dan punggung mu berdarah" tanya Zahiya yang melihat Elvaroz sudah masuk kedalam rumah saat tengah malam.
"Aku baik-baik saja Mi, aku akan kekamar dulu" ucap Elvaroz yang langsung menuju kamarnya dan diikuti oleh Zahiya dibelakangnya.
"Biar Mimi bantu" ucap Zahiya yang membantu Elvaroz membuka pakaian nya yang kotor dan penuh dengan darah.
"Jika kau ingin menangis, menangislah. Mommy tahu kamu sedang terluka parah, bukan disini. Tapi disini" ucap Zahiya yang memegang punggung Elvaroz lalu berpindah pada dada bidangnya.
"Menangislah, karena dengan menangis. Bisa meringankan beban berat dalam hati kamu" ucap Zahiya yang mengobati luka Elvaroz dan membasuh semua tubuh putranya yang sudah dewasa, tapi dia masih menganggap jika Elvaroz masih kecil.
"Mi, dia pergi. Dia pergi membawa semua hidupku, dia membawa semuanya dariku. Apa yang harus aku lakukan sekarang Mi? Dia begitu tega melakukan itu semua padaku" ucap Elvaroz yang menangis dan memeluk Zahiya yang masih membersihkan lukanya dan membalutnya dengan kasa yang baru.
"Dia akan kembali, dia tidak mungkin akan pergi selamanya. Dia pasti kembali, jadi setelah dia kembali. Ikat dia dengan cintamu, jerat dia dengan perasaan kamu, kurung dia dengan kasih dan sayang kamu, taburi dia dengan seluruh cintamu yang besar itu. Jangan lepaskan lagi" ucap Zahiya yang membuat Elvaroz merasa lebih tenang dan bertegad akan melakukan apa yang dikatakan oleh Zahiya, Mimi nya.
"Kau ini sudah dewasa dan bisa menentukan jalan hidupmu sendiri EL, tapi pesan Mimi hanya satu. Jangan pernah keluar dari keyakinan kita sebelumnya, tetap berpegang teguh pada Allah dan Rasulnya. Jangan lupakan itu semua, jangan pernah" ucap Zahiya yang mengingantkan Elvaroz yang hanya mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa pada Zahiya.
"Jawab Mimi EL" ucap Zahiya yang memegang bahu Elvaroz.
"Aku berjanji Mi, aku akan selalu melakukan apa yang Mimi katakan padaku. Terimakasih, sudah membuat ku lebih tenang dan mau memeluk ku tanpa gangguan dari suami Mimi itu" ucapnya yang memeluk Zahiya lagi dan dia bisa merasakan kenyamanan dan juga kasih sayang penuh dari Zahiya.
"Suamiku itu Pipi kamu sendiri Elvaroz" ucap Zahiya yang mencubit perut sispack milik putranya itu.
"Terserah apapun itu. Yang pasti dia itu sudah seperti musuh bagiku dan yang lainnya" jawab Elvaroz yang malah kembali tersenyum dan memeluk Zahiya dengan erat.
"Dasar anak nakal, istirahatlah sekarang. Mimi akan menunggu mu sampai kau tertidur" ucap Zahiya yang menguap kepala Elvaroz dan dia mulai memejamkan matanya.
'Kau adalah putraku yang paling terkuat dan paling terrapuh, semoga saja kau akan mendapatkan cintanya kembali Elvaroz. Mimi hanya bisa mendo'akan yang terbaik untuk mu, jika saja Mimi tahu, kamu menyukainya. Mimi akan membuatnya tetap bertahan walau hanya sebentar untuk bisa berdua dengan mu. Tapi Mimi tidak bisa melakukan itu semua, maafkan Mimi sayang' ucap Zahiya dalam hati dan dia mengecup kening Elvaroz dan meninggalkan nya tidur sendiri dengan kesedihan nya dan kesendirian nya lagi.
Ternyata Elvaroz tidak benar-benar terlelap, dia membuka matanya kembali dan malah beranjak dari tidurnya. Dia mengambil hoodie miliknya lalu pergi lewat balkon kamarnya. Entah dia akan kemana, yang jelas tidak ada yang tahu kemana dia pergi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!