Keinara mengerjapkan kedua matanya menyapu seluruh sudut ruangan yang asing baginya.
"ini bukan kamar aku, terus ini kamar siapa?" gumam Keinara kebingungan kedua matanya terus masih menelusuri setiap sudut kamar hotel. Tangannya menyentuh sesuatu yang membuatnya sedikit aneh.
"barusan tangan ini menyentuh apa?" gumam Keinara sambil menoleh ke samping kanannya. Bola matanya membulat dengan sempurna saat dia melihat sosok seorang pria tidur pulas berada disampingnya.
"Hei bangun! kamu siapa? kenapa aku bisa berada di dalam kamar ini bersama kamu?" ucap Keinara meninggikan suaranya membuat pria tampan yang tertidur pulas terbangun dari tidurnya.
"Kalau kamu juga mempertanyakan hal yang sama, terus siapa yang menjawab pertanyaanku?" ucap Keinara membulatkan matanya berhadapan dengan pria asing yang sedang duduk kebingungan disampingnya.
"Terus kenapa kita berdua ada di sini? ini pasti akal-akalanmu saja, kamu yang sudah membawaku ke kamar ini. seorang Dave Abimanyu Prayata Salendra pemilik Salendra Corp tidak mungkin tidur dengan sembarang wanita sepertimu. Dasar wanita murahan kamu pasti sudah menjebakku." ucap pria yang adalah Dave Abimanyu Prayata Salendra CEO di perusahaan Salendra Corp, pria yang dikenal tegas dan juga dingin. diusianya yang terbilang cukup muda 22 tahun, memang Dave memiliki keinginan kuat untuk menikah di usia muda.
"Hei! lihat mataku baik-baik, aku bukan seorang wanita murahan seperti yang kamu tuduhkan. Aku curiga kalau kamu yang merencanakan ini semua. Kamu sengaja menjebakku karena kamu tahu kalau aku adalah CEO di perusahaan Lexie Group. Jadi aku tidak heran lagi kalau kamu adalah salah satu pria yang mengejar-ngejarku dan akan melakukan berbagai cara untuk bisa mendapatkanku." ucap Keinara melihat ke arah Dave dengan tatapan menyelidik.
Plakkk!!!
satu tamparan menjadi sarapan pagi bagi Dave. Keinara menampar Dave karena tidak terima dengan apa yang sudah Dave lakukan padanya. Keinara berpikir kalau Dave sudah mengambil harta yang paling berharga dalam dirinya.
"Kamu pantas mendapatkan itu, aku baru tahu ternyata CEO dari Salendra Corp tidak seperti yang ada dalam bayangan masyarakat, kamu tidak lebih seperti pria hidung belang." ucap Keinara menatap nanar Dave yang sedang memegangi pipinya yang sakit.
Keinara tidak memberikan kesempatan bicara pada Dave karena dia sangat membenci pria yang ada di hadapannya saat ini.
Keinara mengumpulkan pakaiannya dan segera masuk ke dalam kamar mandi, dia menjatuhkan tubuhnya di bawah guyuran air. Air matanya tidak berhenti keluar, dia merasa jijik pada dirinya sendiri yang sudah ternoda.
Arghh!!
"dasar laki-laki brengsek kamu pikir aku akan tinggal diam atas apa yang sudah kamu lakukan kepadaku. Kamu harus bertanggung jawab atas perbuatanmu ini karena kamu sudah menodaiku!" ucap Keinara berteriak sambil menjambak rambutnya dengan kasar.
Keinara sangat frustasi karena apa yang paling dijaganya selama ini sudah diambil orang yang tidak dia kenal.
Dave masih mematung di atas ranjang mencoba mengingat-ingat kejadian semalam.
"baru kali ini ada orang yang berani menamparku. Seumur-umur aku belum pernah ditampar, tapi wanita itu beraninya dia menamparku bahkan aku tidak tahu apa yang terjadi kepada kami semalam, dia tidak memberiku kesempatan untuk bicara malah main tampar begitu saja.
"apa benar aku telah menidurinya semalam?" gumam Dave yang membuat kepalanya semakin pusing.
Dave memakai kembali pakaiannya dia mencari-cari keberadaan ponselnya.
Argh!!
"sial, dimana ponsel aku?" gerutu Dave tidak menentu.
Keinara keluar dari kamar mandi sudah lengkap dengan pakaian.
"aku mau bicara denganmu." ucap Keinara dengan tatapan dingin.
"apa yang mau kamu bicarakan?" tanya Dave dengan tatapan tajam.
"kamu lihat bercak darah itu bukan? kamu tahu itu darah apa?" ucap Keinara sambil menyingkap selimut yang menutupi tubuh mereka semalam.
Dave membulatkan matanya melihat bercak darah di atas ranjang. Kali ini dia benar-benar terkejut ternyata dia sudah tidak perjaka lagi, dia sangat tahu itu darah apa.
"memangnya kenapa?" tanya Dave berusaha sesantai mungkin.
"kamu masih bertanya itu darah apa? kamu tidak usah mendadak jadi amnesia, kamu sudah mengambil hartaku yang paling berharga. Kamu harus bertanggung jawab atas apa yang sudah kamu perbuat terhadap aku. Kalau kamu tidak mau bertanggung jawab akan aku pastikan karirmu sebagai pengusaha muda akan hancur." ucap Keinara dengan suara yang tinggi dia benar-benar mengeluarkan rasa marahnya terhadap Dave saat ini.
"Kamu mengancam aku?" tanya Dave dengan santai sambil menatap Keinara dengan tatapan mata tajamnya.
"lebih tepatnya seperti itu!" jawab Keinara singkat sambil membuang wajahnya kesamping.
"jadi maksudmu, aku harus bertanggung jawab. Itu artinya aku menikahimu? hahaha...kamu pandai sekali berakting. Kamu pikir bisa mengancamku? kamu lucu sekali jangan pernah bermain-main dengan Dave Abimanyu Prayata Salendra!" ucap Dave sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Keinara dengan tatapan nyalang.
"dan kamu jangan pernah bermain-main dengan Keinara Lexie Abigail Douglas." jawab Keinara sambil menekan suaranya yang terdengar tegas.
Nama Keinara dan Dave sangat terkenal di kalangan bisnis. Dave membelalakkan matanya saat mengetahui wanita yang di hadapannya saat ini adalah benar CEO dari perusahaan Lexie Group. Perusahaan Keinara dan Dave sama besarnya tetapi bergerak di bidang yang berbeda.
"tidak mungkin mana buktinya kalau kamu adalah Keinara Lexie Abigail Douglas CEO Lexie Group?" tanya Dave yang tidak mempercayai pengakuan Keinara.
"Kamu mau bukti? Ok aku akan memberikannya." ucap Keinara mengambil kartu nama yang terselip di dalam dompetnya.
"Ini kartu nama aku, lebarkan matamu agar kamu tidak bertanya lagi." ucap Keinara dengan ketus.
Dave memperhatikan kartu nama yang sekarang berada di tangannya.
"jadi benar dia adalah CEO Lexie Group? aku memang sering mendengar namanya, tapi sama sekali belum pernah melihat wajahnya, karena wanita ini sangat tertutup dan terkenal cuek." batin Dave sambil mengerutkan keningnya menatap aneh ke arah Keinara.
"kenapa kamu melihatku seperti itu?" tanya Keinara memperhatikan Dave yang terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"aku hanya tidak menyangka kalau kita dipertemukan dengan cara ini. Jujur, aku sangat terkejut kalau kamu ternyata CEO dari Lexie Group." jawab Dave dengan masih menatap kartu nama yang dipegangnya.
"Aku tidak mau tahu pokoknya kamu harus bertanggung jawab! Aku tidak mau hamil tanpa suami, orang-orang pasti akan menilai kalau aku wanita tidak beres kalau sempat itu terjadi padaku." ucap Keinara mengancam Dave yang masih kebingungan karena dia tidak yakin akan kejadian semalam.
"Kenapa kamu begitu yakin kalau kamu akan hamil? Aku jadi semakin curiga denganmu." ucap Dave menyelidik menaikkan alisnya.
"Ya, aku hanya takut saja, mau tidak mau kamu harus tetap bertanggung jawab. Aku tidak ingin mendengar jawaban apapun darimu selain bersedia menikahiku." ucap Keinara dengan emosi yang meledak-ledak.
"OK! sebagai lelaki gentle aku putuskan akan menikahimu, tapi dengan satu syarat. Kita menikah hanya untuk status saja dan jangan pernah berharap kalau diantara kita berdua akan hadir rasa cinta, karena itu tidak mungkin terjadi. Kamu bebas jalan dengan laki-laki manapun begitu juga denganku. Kamu pahamkan maksudku?" tanya Dave menyakinkan Keinara yang sudah terlihat lebih tenang tepatnya lebih baik dari sebelumnya.
OK, aku sangat paham. Karena aku juga tidak akan pernah jatuh cinta kepada laki-laki sepertimu. Kamu tidak termasuk kriteria laki-laki yang kusukai." jawab Keinara membalas Dave dengan pertanyaan intimidasi mereka masing-masing.
"aku akan menemui orang tuamu lusa." ucap Dave menyunggingkan senyumnya.
"aku tunggu kedatanganmu." balas Keinara dengan nada ketus.
"Ok, aku akan datang menepati janjiku. Pernikahan kita tidak boleh diketahui oleh publik, aku mau pernikahan kita hanya dihadiri keluarga dan kerabat terdekat saja. Jika kamu setuju denganku pernikahan kita akan terlaksana." ucap Dave tegas dengan senyum tipis di bibirnya.
"aku setuju denganmu, jangan mangkir dari perjanjian yang sudah kita buat ini. Kalau kamu mengingkarinya, kamu akan lihat apa akibatnya." ucap Keinara mengancam.
"aku laki-laki yang tidak pernah mengingkari janji, jadi kamu tidak perlu meragukanku. Meskipun sebenarnya aku ragu dengan pernyataanmu tadi, kalau aku sudah mengambil hartamu yang paling berharga, tapi aku akan tetap bertanggung jawab." ucap Dave yang sudah banyak mengenal sifat wanita.
"Maksudmu?" ucap Keinara yang gagal mencerna ucapan Dave.
"Keinara aku sudah banyak mengenal sifat wanita yang berbeda-beda, tapi kamu adalah wanita pertama yang menamparku. Aku berpikir kalau aku sudah melakukan kesalahan besar sampai membuatmu semarah itu. Dan sebelum kita lanjut ke jenjang pernikahan, coba ingat kembali apakah ada laki-laki sebelumku terus kamu sengaja menjebakku agar aku yang bertanggungjawab atas apa yang tidakku perbuat." ucap Dave dengan suara baritonnya menuntut kebenaran atas dirinya.
"Astaga, jadi kamu menuduhku sudah tidur dengan banyak laki-laki?" tanya Keinara tidak terima.
"Bisa saja, bukan? Karena aku tidak ingat sama sekali tentang kejadian semalam." ucap Dave membulatkan bola matanya lebar ke arah Keinara.
"Dengar baik-baik Tuan Dave, aku bukan wanita murahan yang suka tidur dengan pria lain! memang aku sepertimu?" ucap Keinara menyindir pria yang kini berada dihadapannya.
Dua hari kemudian, ini adalah hari pertemuan Dave dan Keinara untuk kedua kalinya. Dave menepati janjinya untuk menemui orang tua Keinara dan mengutarakan maksudnya untuk menikahi putri mereka.
Makan malam sedang berlangsung di rumah kediaman Nayaka Lexie Douglas. Keinara terlihat serius menikmati makan malamnya.
"Keinara Papi dan Mami sudah memutuskan untuk menjodohkanmu dengan Gery Alcasta anak teman kami. Besok keluarga Gery akan datang melamarmu." ucap laki-laki paruh baya yang duduk di samping Keinara. Laki-laki itu adalah Nayaka Lexie Douglas Papi dari Keinara.
"Keinara menolak perjodohan itu, Pi. Karena Keinara, sudah punya calon suami. Calon suami, Kei sedang dalam perjalanan mau ke rumah kita." jawab Keinara datar.
"kenapa kamu tidak pernah bilang kalau sudah punya calon suami? tahu seperti ini, kami tidak akan menjodohkanmu. Bagaimana ini Mami, apa yang harus kita katakan kepada Alcasta dan istrinya." ucap Nayaka meminta pendapat kepada Kumala istrinya.
"Kei, kamu akan tetap kami jodohkan. sekarang juga kamu hubungi calon suamimu itu untuk tidak usah datang kesini dan akhiri hubungan kalian. Jangan membuat malu, Papi dan Mami." ucap Kumala dengan tegas.
"Maaf Mami, kali ini Kei tidak bisa menuruti permintaan kalian. Kei akan tetap memilih menikah dengan laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi suami sahku. Sepertinya dia sudah datang, aku mau menemuinya dulu." ucap Keinara berdiri dari duduknya berjalan kedepan pintu utama membukakan pintu untuk Dave.
"Silahkan masuk." ucap Keinara membukakan pintu untuk Dave tanpa senyuman.
Dave mengikuti Keinara, Dave melemparkan senyuman kepada dua orang yang ternyata Papi dan Maminya Keinara yang sudah berdiri di ruang tamu.
"Papi, Mami kenalkan ini Dave calon suami Kei." ucap Keinara memperkenalkan Dave kepada orang tuanya.
"tanpa kamu kenalkan pun, Papi sudah mengenalnya, Kei. Papi tidak setuju kamu menikah dengan laki-laki ini." ucap Nayaka dengan suara lantang.
"Alasannya apa, Papi melarang aku menikah dengan, Dave?" tanya Keinara bingung.
"Kei, keluarga laki-laki ini tidak beres. Papi dan Maminya bercerai. Papi hanya tidak mau kamu bernasib sama seperti, Mamanya ditinggal pergi oleh suaminya dan memilih menikahi wanita lain. Kamu tahu bukan, digaris keturunan keluarga kita tidak ada yang namanya perceraian. jadi, kamu putuskan dia sekarang juga dan menikahlah dengan, Gery!" ucap Nayaka dengan rahang mengeras.
"Dari mana Om tahu, kalau Papi dan Mamiku bercerai? Apakah, Om mengenal orang tuaku?" tanya Dave membuka suaranya yang sedari tadi hanya diam mendengarkan pembicaraan antara ayah dan anak itu. Ia membenarkan kalimat dari mulut calon mertuanya itu bahwa orang tuanya juga bercerai karena Papinya berselingkuh dengan sekretarisnya.
Perceraian orang tuanya yang membuat Dave menjadi pria dingin. Ia sangat membenci yang namanya perselingkuhan. Maminya meninggal karena stres memikirkan ulah Papinya.
Maminya Dave meninggal saat dia masih remaja. Di mana dia masih sangat membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu, namun dia harus merasakan kesedihan yang begitu dalam.
"Siapa yang tidak mengenal James Arthur Salendra. Laki-laki yang penuh ambisi menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau! Tapi siapa sangka karena keserakahannya, perusahaannya hancur dan dia menjadi stres pada akhirnya meninggal karena kecelakaan." ucap Nayaka menyunggingkan senyumnya, dia sangat mengingat bagaimana James ingin menghancurkan perusahaannya.
"Apa benar Papi dulu sejahat itu?" batin Dave.
"Keinara semua keputusan ada di tanganmu. Orang tuamu tidak menginginkanku untuk menikahimu, jadi cepat kamu putuskan sekarang. Dan kamu bisa membatalkan rencana kita ini." ucap Dave dengan tegas.
Pikiran Keinara seketika menjadi kalut, di satu sisi dia memang sudah sangat ingin menikah dan ingin sekali mengatakan bahwa dia sudah siap untuk menikah. dia dihantui rasa ketakutan. Dia takut kalau kejadian dikamar hotel itu akan membuatnya hamil anaknya Dave. tetapi di sisi lain karirnya akan hancur jika dia hamil tanpa suami. Orang-orang akan mencapnya sebagai wanita murahan.
"Maaf Papi, Mami. Keinara akan tetap menikah dengan, Dave. Kami saling mencintai." ucap Keinara dengan mantap dia terpaksa membohongi kedua orang tuanya.
Tidak ada penyesalan di wajahnya saat memutuskan untuk menikah dengan Dave.
"Keinara! Kamu tetap tidak boleh menikah dengan laki-laki ini." bentak Nayaka.
"Papi, meskipun aku menikah dengan, Dave bukan berarti aku bukan, anak Papi lagi. Aku akan tetap memimpin perusahaan, jadi Papi tidak perlu mengkhawatirkan itu. Meskipun orang tuanya Dave, pernah bercerai, bukan berarti Dave memiliki sifat yang sama seperti, Papinya." ucap Keinara membela diri untuk mempertahankan maksud dan niatnya menikah dengan Dave.
"Terserah kamu saja. Papi sudah tidak mengenal sifatmu yang selalu menurut apa kata orang tuamu. Tapi ingat, kamu jangan pernah menyesal karena sudah memilih menikah dengan, Dave. Dan satu lagi jangan ikut campurkan, Papi dan Mami dalam mengurus pernikahanmu itu." geram Nayaka, dia marah kepada putrinya yang sudah tidak mau mendengarkan nasehatnya.
"Om tenang saja, masalah pernikahan sudah Dave urus semuanya. Kami tidak mengundang banyak orang, pernikahan kami hanya di hadiri, keluarga dan kerabat saja. Kalau begitu Dave pamit dulu Om, Tante." Pamit Dave ingin mencium punggung tangan kedua calon mertuanya itu, namun dia mendapatkan penolakan dari keduanya.
"Sial, baru kali ini aku direndahkan seperti ini. Kalau bukan karena aku sudah meniduri putri mereka, aku juga tidak sudi menjadi bagian dari keluarga ini. Tapi aku bukan laki-laki brengsek yang lari dari tanggung jawab." batin Dave kesal.
"Keinara, aku pamit dulu. Besok kamu datang ke butik ini, aku sudah membuat janji dengan pemiliknya." ucap Dave memberikan kartu nama yang dia pegang kepada Keinara.
"Ya." jawab Keinara dengan singkat.
Sepulangnya Dave, Keinara masuk ke dalam kamarnya. Ia merutuki kebodohannya yang tidak bisa menjaga dirinya, sehingga dia harus menikah dengan orang yang tidak dia cintai.
Argh!!
"Kenapa nasibku jadi kacau seperti ini? Bagaimanapun caranya, aku harus mencari tahu siapa yang sudah menjebakku. Awas saja kalau aku tahu siapa orangnya, akan kucincang habis dan kujadikan makanan harimau." geram Keinara mengumpat membolak-balikkan badannya, Keinara sangat gelisah memikirkan pernikahannya dengan Dave yang hanya tinggal beberapa hari.
Dave sudah sampai di rumahnya, ia melihat nenek kesayangannya sedang duduk di kursi ruang tamu.
"Selamat malam, Nek." ucap Dave menyapa sambil memeluk neneknya.
"Kamu baru pulang Dave? Dari mana saja?" tanya Nina neneknya Dave.
"Iya, Nek. Tadi ada urusan sebentar." jawab Dave tersenyum sambil menjatuhkan bokongnya duduk di sofa dekat neneknya.
"Oh ya, tadi Ayyasha datang ke sini, katanya ada yang mau dibicarakan denganmu. Dave Nenek lihat sepertinya Ayyasha itu menyukaimu, kenapa tidak mencoba membuka hatimu untuknya? Dia perempuan baik dan berasal dari keluarga terpandang." ucap Nina dengan sorot mata teduhnya.
"Tidak usah bahas Ayyasha, Nek. Oh ya, Nek minggu depan Dave akan menikah." ucap Dave memberikan kabar pernikahannya yang begitu mendadak kepada Neneknya.
"Dave, cucuku yang paling tampan sejagad raya, kalau bercanda jangan keterlaluan ya. Kamu membuat, Nenek bahagia hanya sementara saja." ucap Nina tertawa seperti ada yang mengelitiki perutnya, dia tidak mempercayai perkataan cucunya yang terkesan bercanda.
"Dave tidak bercanda, Nenek. Dave akan menikah minggu depan dengan, Keinara." ucap Dave lagi yang membuat Neneknya mendengarnya membuka mulutnya karena kaget tidak mempercayainya.
"Dave, kamu benaran mau menikah? Tapi kenapa tiba-tiba? Kamu tidak menghamili perempuan itu bukan?" ucap Nina melihat mata Dave, mencari keseriusan di mata itu.
Dave tidak langsung menjawab, melainkan mencari jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan Neneknya itu.
"Dave terpaksa menikahi Keinara, Nek. Dave dan Keinara sudah dijebak di kamar hotel sehingga kami berdua terpaksa melakukan pernikahan ini." ucap Dave sambil membuang napas panjangnya.
"Astaga! kenapa kamu bisa dijebak? Terus, kamu menidurinya?" tanya Nina terkejut, dia membulatkan matanya lebar.
"Dave juga tidak tahu siapa yang menjebak kami. Aku dan Keinara pun melakukan hubungan terlarang itu, Nek." ucap Dave menceritakan semuanya yang sebenarnya terjadi kepada Neneknya.
"Sebagai laki-laki kamu memang harus bertanggung jawab atas apa yang sudah kamu perbuat. Nenek mendukungmu, Dave. Nenek sangat bangga denganmu. Nenek mau bertemu dengan calon istrimu itu, kapan kamu bisa mempertemukan kami?" tanya Nina antusias memandang ke arah cucunya.
"Terima kasih, Nek sudah mendukung, Dave. Besok, Dave akan memperkenalkannya kepada Nenek. Tapi Nek, pernikahan kami akan digelar dengan sederhana. Kami berdua sudah memutuskan untuk menikah di rumah ini saja." ucap Dave mencerita rencana pernikahannya.
"Kenapa begitu, sayang?" tanya Nina kepada cucunya sambil mengeryitkan keningnya.
"Dave tidak ingin pernikahan kami ini diketahui banyak orang." jawab Dave singkat.
"Dave, cepat atau lambat pernikahan kalian pasti diketahui banyak orang, jadi untuk apa kalian merahasiakannya, sayang. meskipun kamu menikah karena terpaksa, tapi kamu tidak boleh mempermainkan pernikahan. Kamu jangan seperti, almarhum Papimu dan Nenek sangat berharap, jangan ada perceraian lagi dikeluarga kita." ucap Nina menasehati cucunya dengan hati-hati.
Dave menundukkan wajahnya, Ia takut tidak bisa memenuhi keinginan Neneknya. Kejadian 7 tahun silam membuatnya jadi dilema untuk menikah.
Dave sudah sampai di butik tempat dia dan Keinara fitting baju pengantin. sedangkan Keinara masih dalam perjalanan menuju butik. Ia mengumpat kesal karena harus terjebak macet.
Suara klakson kendaraan saling bersahutan menciptakan kebisingan.
"Sialan! kenapa tadi aku lewat dari sini? seharusnya tadi aku lewat dari jalan pintas. Suara klakson itu membuat telingaku sakit! Bagaimana caranya aku keluar dari kemacetan panjang ini?" batin Keinara, dia terlihat memikirkan sesuatu. Ia mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di dashboard mobilnya.
Keinara mengambil ponselnya, dan segera dia memencet tombol nomor ponsel yang ingin dia hubungi.
"Pak tolong jemput mobilku, nanti saya share lokasinya." ucap Keinara menghubungi sopir perusahaan dan bergegas turun dari mobilnya.
Keinara berjalan jauh untuk mendapatkan kendaraan yang bisa mengantarnya lebih cepat sampai di butik.
"Nah itu ada ojek lebih baik aku naik ojek saja ke butik." gumam Keinara senang melihat banyak ojek mangkal di sekitar lokasi dimana dia harus menghentikan perjalanannya memakai mobil pribadinya.
"Ojek." teriak Keinara memanggil tukang ojek tersebut.
"Mba memanggil saya?" ucap tukang ojek itu menunjuk dirinya.
"Iya, saya memanggil kamu. Cepat antar saya ke Mina butik, ini alamatnya." ucap Keinara sambil menyerahkan kartu nama yang tertera lengkap alamat butik.
"Baik Mba, pakai helmnya dulu, Mba." ucap tukang ojek itu menyodorkan helm kepada Keinara.
"Saya pakai ini? Gak mau ah, ini sudah bekas orang." ucap Keinara menolak halus.
"Tapi kalau, Mbanya gak mau pakai helm, nanti kita bisa ditangkap polisi. Jadi lebih baik kita cari aman saja Mba, dari pada nanti berurusan sama polisi bukannya jadi ribet urusannya." ucap tukang ojek menjelaskan panjang lebar.
"Kamu cari jalan yang tidak ada polisinya, saya tidak mungkin pakai helm bekas orang. Pokoknya saya tetap tidak mau pakai helm ini." ucap Keinara kesal dengan nada ketus.
"Astaga, Mba. Kalau Mba tidak mau pakai helm ini, lebih baik Mba cari ojek lain saja karena saya gak mau kena tilang gegara boncengin, Mba yang gak mau pakai helm." ucap tukang ojek mengambil helmnya yang dipegang Keinara.
"Nggak bisa gitu dong. Ya sudah, saya akan pakai helm ini." jawab Keinara dengan sangat terpaksa, Keinara pun memakai helm itu.
"Nah gitu dong, Mba. Dari tadi kek." ucap tukang ojek kesal.
"Nggak usah banyak cerita cepat antar saya. Kalau dalam sepuluh menit belum sampai di Mina butik, saya gak mau bayar ongkosnya!" ucap Keinara dengan penekanan.
"Astaga mba, kenapa aku bisa bertemu dengan penumpang segalak ini sih? Cantik-cantik tapi galak." gumam tukang ojek.
Ternyata tukang ojek hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai di butik.
"Mba kita sudah sampai." ucap tukang ojek memberitahukan.
"Saya tahu kalau kita sudah sampai. Tapi kita sampai sudah lebih dari 10 menit." ucap Keinara sambil membuka helmnya dan memberikannya kepada pemiliknya.
"Maaf Mba tadi saya juga sangat kencang bawa motornya. Saya tetap di bayarkan, Mba?" ucap tukang ojek itu dengan muka memelas.
Keinara memandangi wajah tukang ojek itu, ia merasa tidak tega melihatnya. Keinara mengambil dompetnya dan memberikan dua lembar uang kepada tukang ojek itu dan segera pergi masuk ke dalam butik.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!