NovelToon NovelToon

Terpaksa Nikah SMA

Episode Satu

"Eh, cupu!" Bentak Revan kasar ke arah Audry yang tengah berlalu di hadapannya itu.

Lantas Audry pun langsung menoleh, saat mendengar orang memanggil namanya itu.

"Itu kulit apa arang kayu, kok gosong amat, mata gue sampe silau liatin kulitnya elo tau gak?" Ujar Revan mengejek, karena kulit hitam yang Audry miliki.

Lantas semua teman-teman Revan, dan juga anak-anak yang berada di sekitar pria itu pun, langsung tertawa terbahak-bahak saat mendengar perkataannya. Mereka juga ikut melemparkan tatapan yang tak kalah mengejeknya dari Revan, ke arah gadis itu.

"Bodo!" Ujar Audry santai, sembari langsung melengos dari sana, tanpa tersinggung dan juga sakit hati sedikitpun pada pria itu dan yang lainnya.

Sementara Revan yang menyaksikan itu pun, lagi-lagi hanya bisa di buat terheran-heran kembali dengan ulah gadis itu. Walaupun dia sudah sering mengejeknya dari semenjak ke pindahan gadis itu di sekolahnya, tapi gadis itu tak pernah merasa sakit hati atau pun menggubrisnya sedikitpun

"Akh, ngapain juga sih gue mikirin si cupu itu!" Umpat Revan dalam hati. Karena sudah sibuk-sibuk memikirkan sikap gadis itu.

Revan adalah seorang lelaki tampan yang paling populer di kalangan remaja perempuan. Baik itu di lingkungan sekolahnya, maupun di lingkungan luar, dia selalu menjadi buruan para gadis Nomor Satu yang paling ingin di kencani oleh banyak Wanita.

Di karenakan selain memiliki wajah yang sangat tampan, Revan juga berasal dari keluarga yang kaya raya, pemilik perusahaan Batu Bara No satu di Indonesia.

Jadi, walaupun dia Hobby menggonta ganti pasangan alias playboy. Para wanita tetap ingin berlomba-lomba untuk berada di sampingnya. Walaupun hanya bisa sekedar menjadi pasangan kencannya selama satu kali, syukur-syukur kalau mereka bisa menjadi kekasihnya, itu sudah di anggap sebagai sebuah keajaiban yang luar biasa. Saat mengingat, prilaku seorang revan yang memang memiliki kebiasaan, menganggap seorang wanita tak ubahnya bagaikan pribahasa habis manis, sepah di buang tersebut.

Bagi Revan, wanita-wanita itu tak ubahnya hanya seperti sebuah boneka, yang hanya dengan mengeluarkan sedikit uangnya saja, mereka sudah bertekuk lutut di hadapannya.

Uang adalah segalanya? dengan uang aku bisa mendapatkan apapun, salah satunya ia lah wanita. Revan.

Dalam satu tahun terakhir ini dia hanya merasa penasaran terhadap seorang wanita. Yaitu Alisa, Alisa adalah seorang model majalah remaja yang namanya tengah naik daun saat ini, baik itu di kalangan para remaja, maupun para pemuda-pemudi yang sudah mendapat gelar mahasiswa. Di karenakan Alisa yang tak hanya sekedar memiliki wajah yang begitu cantik, namun dia juga memiliki kulit yang sangat putih nan halus, dan juga senyuman yang sangat menawan. Sehingga langsung membuat siapa saja yang memandangnya seketika menjadi terpesona.

Revan saja baru pernah bertemu satu kali dengannya secara langsung, di saat dia tengah mengunjungi Butik mamanya tempo dulu. Karena Alisa saat itu tengah menjadi Model Brand Ambassador Baju keluaran terbaru Rancangan Mamanya.

Karena mamanya adalah seorang desainer yang juga sangat terkenal di Indonesia, jadi tak heran, kalau nama seorang Revan memang begitu terkenal di kalangan para remaja yang ada di indonesia. Bahkan dia juga memiliki followers sebanyak 2 Juta lebih di Instagramnya, melebihi banyaknya followers seorang Alisa sang Model terhits masa kini.

Revan pernah beberapa kali mengirim pesan kepada Alisa lewat Instagram, untuk sekedar meminta no ponselnya. Akan tetapi boro-boro di kasih no ponsel, pesannya saja tak di baca sama sekali oleh gadis itu. Karena hal Itu lah seorang Revan di buat semakin mati penasaran dengannya.

Sementara itu, Audry, yang di kenal oleh teman-teman sekolahnya adalah seorang gadis yang berwajah jelek, dan juga berkulit hitam, yang hitamnya bisa di samakan dengan arang kayu. Sehingga di saat kulitnya di terpa sinar matahari, langsung membuat orang-orang bergidik ngeri saat melihatnya.

Teman-teman sekolahnya memang sering mengejeknya karena hal itu. Namun dia tak pernah memperdulikannya sedikitpun. Toh mereka mengejeknya hanya karena mereka tidak tahu siapa saja dia yang sebenarnya.

Saat istirahat, Audry pun langsung berjalan ke arah Perpus. Dia memang sering menghabiskan waktu istirahatnya di sana, setelah kedatangannya di sekolah itu. Selain perpus yang memang terkenal dengan ketenangannya, dia memang suka membaca Buku.

Di saat dia tengah asik memilih-milih buku yang ada di sana, tiba-tiba telinganya menangkap suara sesuatu yang berasal dari balik rak buku tersebut. Sehingga dia pun menjadi penasaran, akan apa yang ada di balik sana, saat mengingat hanya ada dia seorang yang berada di tempat itu.

"Eh lho, lho, pada! udah gila ya!? ini tu Perpus bukan Hotel, Mendingan kalau kalian kepengen melakukan hal-hal mesum kaya gini ke Hotel aja gih! jangan di Perpus, bikin kotor aja tahu gak?" Umpat Audry kesal. Saat melihat apa yang ada di balik rak Buku itu.

Rupanya di sana tengah ada pasangan yang sedang asyik bermesraan.

Lantas pasangan itu pun langsung menolehkan wajahnya ke arah asal suara, karena merasa terkejut kalau di sana sudah tak hanya ada mereka berdua lagi.

"Revan! Salsa," Lirih Audry saat sudah melihat siapa kedua orang tersebut.

"Sory Van gue kebelet!" Ujar Salsa memberi alasan, sembari langsung bergegas dari sana karena malu terhadap Audry.

Sementara itu, Revan yang hasratnya masih belum tertuntas kan oleh Salsa itu pun, sudah berdiri dari duduknya untuk menghampiri Audry.

"Lho mau kemana?" Tanya Revan. Sembari menahan lengan Audry yang sudah bermaksud meninggalkannya itu.

"Gue mau kemana, ya terserah gue lah, yang paling penting, lepasin enggak tangannya gue!" Bentak Audry. Sembari berusaha berontak. Apalagi dia di buat semakin kesal, karena pria itu berani menyentuh tubuhnya, terlebih lagi gara-gara perbuatan kotor pria itu tadinya, matanya menjadi ternodai.

"Menarik, baru kali ada cewek yang gak mau gue sentuh!" Batin Revan.

"Udahlah! lho gak usah sok jual mahal sama gue, lho tau kan seberapa banyak cewek yang mau sama gue, lagian juga nanti lo bakal gue kasih duit kok," Ujar Revan santai. Tangannya sudah bermaksud untuk menggerayangi tubuh gadis itu.

Bukkk...

Belum sempat dia melanjutkan aksinya, lutut Audry sudah mendarat di perutnya.

"Auwwww!" Pekik Revan kesakitan. Sembari langsung mengelus-ngelus perutnya yang sakit.

"Nih! gue tambahin lagi nih! sebagai pelajaran, karena lo udah berani menyentuh tubuh gue dengan tangan kotor lo itu!" Ujar Audry sembari menginjak-nginjakan kakinya pada kaki pria itu, sehingga semakin membuat Revan kualahan karena ulahnya.

Saat dia sudah merasa puas memberi pelajaran pada pria itu, dia pun langsung bergegas pergi dari sana.

"Gila! tu Cupu biar jelek-jelek gitu, tubuhnya boleh juga," Batin Revan.

Saat teringat pemandangan yang ada di depannya tadi. Bahkan walaupun dia sudah begitu banyak mengencani para wanita, tapi tubuhnya tak pernah sampai memiliki reaksi seperti itu pada wanita lainnya.

"Akh, gue lagi ngapain sih!?" Batin Revan frustasi.

Apalagi gadis itu berani berbuat seperti itu padanya, seharusnya dia menjadi marah, bukan memikirkan tentang tubuhnya, untung saja apa yang gadis itu lakukan padanya, hanya menimbulkan sakit sesaat saja, kalau sampai menyisakan memar di tubuhnya, dia tak akan mengampuninya.

Episode Dua

Di rumah.

"Apa, perjodohan!?" Teriak Revan, saat mendengar ucapan kedua orang tuanya itu barusan.

"Iya sayank, dan kamu pokoknya harus mau, karena ini demi kelancaran perusahaan keluarga kita, keluarga om Sahid itu kan kaya raya juga sayang, lagian kamu enggak akan nyesal kok kalau nikah sama anaknya," Ujar Mirna memberitahu anak tunggal kesayangannya itu.

"Tapi Ma, Revan kan bisa memilih calon istri sendiri buat Revan, tanpa harus di jodohkan segala," Ujar Revan memelas kepada kedua orang tuanya itu, agar tak jadi menjodohkannya.

"Lagi pula kan Revan baru aja berusia 18 tahun, masa udah mau nikah aja," Dalih Revan lagi.

"Ayolah sayang, lagi pula kan kamu sebentar lagi udah mau lulus," Bujuk Mirna lagi.

"Tapi ma, Revan kan masih harus kuliah lagi," Ujar Revan lagi. Memasang tampang memelas, agar mamanya mau menuruti keinginannya.

"Walaupun kamu udah nikah, kamu kan masih bisa kuliah sayang, bahkan di jaman sekarang ini kan, sudah banyak anak kuliahan yang sudah menikah," Bujuk Mirna lagi.

"Tapi ma!" Masih bersikeras, agar tak jadi di jodohkan.

"Kalau kau tak mau menuruti kata-kata mama dan papa, berarti kamu juga sudah siap untuk meninggalkan semua fasilitas yang papa berikan untukmu!" Ancam Utomo papanya Revan, seraya menatap penuh peringatan kepada anaknya itu.

"Apa!" Ucap Revan terkejut. Apa masalah perjodohan ini terlalu penting untuk kedua orang tuanya, sampai mereka tega bisa mengancamnya dengan hal seperti itu.

"Kalau kau tak mau menuruti keinginan kami, berarti kau bukanlah lagi putra kami, oleh sebab itu, aku! Utomo yang bukan siapa-siapamu ini akan mengambil semua fasilitas yang pernah aku berikan untukmu, bahkan kau juga sudah tidak di perkenankan lagi untuk tinggal di rumah ini!" Ancam Utomo lagi.

"Ma!? apa harus papa sampai berkata seperti itu pada putranya sendiri?" Kali ini Revan justru langsung mengadu pada mamanya, berharap mamanya akan berpihak padanya.

"Nak, apa yang papamu katakan ada benarnya, yang di sebut seorang anak pasti akan mau menuruti apa keinginan orang tuanya, lagi pula apa salahnya kalau kau menuruti keinginan kami kali ini saja," Ujar Mirna lembut, sembari membelai pipi putranya itu.

"Baik lah Pa, Ma," Ujar Revan akhirnya.

Mendengar itu nyali nya jadi menciut, bahkan mamanya tak memihaknya sedikitpun kali ini, tidak! bukan hanya mamanya seorang yang tak memihaknya, bahkan papanya yang biasanya juga sangat perduli padanya itu, juga sampai menunjukan sisi kerasnya seperti itu, hanya karena ingin agar dia mau menerima perjodohan ini.

Biarlah dia di jodohkan, yang penting dia tetap bisa menikmati semua kekayaan kedua orang tuanya. Karena, selama ini dia sudah kebiasaan hidup bermewah-mewahan, baginya yang paling terpenting untuk sekarang ini adalah kekayaan orang tuanya.

Sedangkan wanita, masih no dua di dalam hidupnya, dan lagi pula walaupun dia sudah menikah nantinya, dia tetap bisa memacari wanita manapun yang ia sukai. Dengan mengandalkan, ketampanan dan juga kekayaannnya, wanita manapun pasti bisa ia dapatkan.

"Nah itu baru anak papa!" Ucap Utomo senang.

"Malam nanti kita sekeluarga akan segera berkunjung ke rumah calon Istrimu!" Ujar Utomo lagi, memberitahu anaknya itu.

"What.. secepat itu pa?" Ujar Revan seraya terbelalak melihat ke arah papanya, karena terkejut dengan penuturan papanya itu.

"Tentu saja sayank, lebih cepat pernikahanmu dengan anaknya Om Sahid, maka akan semakin lebih baik," Ujar Mirna menimpali seraya tersenyum ke arah anaknya itu.

"Terserahlah!" Ujar Revan. Memilih untuk tidak cerewet lagi. Kedua orang tuanya pun sudah saling melemparkan kedipan matanya, karena berhasil membuat putranya itu menyetujuinya.

"Ya sudah pa, ma, Revan mau ke kamar dulu, Revan mau istirahat?" Ujar Revan pamit. Apa lagi dirinya baru saja pulang dari sekolah, namun kedua orang tuanya sudah memanggilnya untuk membicarakan perjodohan itu. Jadi, dia masih tampak kelelahan.

"Baiklah sayank, Mama dan Papa mencintaimu?" Teriak suami istri itu berbarengan. Saat melihat anaknya sudah menaiki anak tangga untuk menuju ke kamarnya itu.

"Akh, kenapa hidup gue harus sial gini sih, emangnya ini jaman sity nurbaya apa, pake di jodoh-jodohin segala?" Batin Revan sebal. Sembari terus menekuk wajahnya karena masih belum bisa menerima perjodohan itu.

*****

"Apa, nikah muda!?" Ujar Alisa pada mamanya itu. Sejujurnya Alisa lah yang yang menjadi Audry saat di sekolah, dia sengaja berpenampilan seperti itu agar teman-temannya tak terlalu mengusiknya karena kecantikan dan juga ketenarannya itu.

"Iya sayank, dan kamu harus mau, karena mama benar-benar menginginkan seorang menantu secepatnya, takutnya mama nantinya akan meninggal terlebih dahulu, sebelum mama melihat wajah menantunya mama," Ujar Lena. Sembari memasang wajah menyedihkan.

"Apa harus mama meminta permintaan itu, sebelum kepergian mama?" Batin Alisa.

Dia tahu betul, kalau setahun terakhir ini mamanya mengidap penyakit jantung, bahkan beberapa bulan yang lalu mamanya sudah di vonis oleh sang dokter, bahwa hidupnya sudah tak akan lama lagi.

"Tapi ma, Alisa kan gak kenal sama sekali sama calonnya Alisa, setidaknya, Alisa mau pendekatan dulu sama dia ma, sebelum lanjut ke jenjang pernikahan, dan Satu minggu itu terlalu cepat ma, Alisa gak mau!" Ujar Alisa seraya membuangkan wajahnya ke arah lain.

"Sayank, sekarang kamu dengar mama baik-baik oke, calon suami kamu itu Tampan, Dan kalian berdua sangat serasi bila bersanding, jadi jangan banyak protes lagi ya?" Ujar Lena seraya memegang kedua pipi anaknya, agar wajah Alisa menatap ke arahnya.

"Tapi Ma, Alisa kan gak tau apa-apa tentang suami Alisa, gimana kalau nantinya Alisa malah dapat suami yang gak baik-baik, kan jaman sekarang udah kebanyakan, kalau laki-laki Tampan itu suka selingkuh, Alisa udah gak mau di sakitin untuk yang kedua kalinya lagi Mah?" Ujar Alisa seraya menundukan kepalanya. Perasaan sedih kembali berkecamuk di dadanya saat teringat akan kenangan menyakitkan itu.

"Mama yakin, kamu bakal bahagia setelah kamu mengenal calon suami kamu, jadi, jangan berfikiran yang tidak-tidak ya!" Ujar Lena lagi untuk menenangkan putrinya itu.

"Setidaknya demi kebahagiaan mama sayang, sebelum mama meninggalkan kalian," Ujar Lena memohon, air matanya sudah bergulir keluar saat mengatakan itu.

Alisa pun menjadi tak tega saat melihat Mamanya yang sudah memohon-mohon seperti itu. Lagi pula setidaknya dia harus bisa membahagiakan mamanya sebelum kepergiannya.

"Baiklah Ma, Alisa mau," Ujar Alisa akhirnya.

"Terimakasih sayang?" Ujar Lena bahagia seraya langsung meraih tubuh anaknya itu dan membawanya ke pelukannya. Alisa pun sempat menitikan air matanya saat teringat akan mamanya yang sudah tak lama lagi akan meninggalkannya itu.

"Jadi bagaimana, apakah anak kita sudah setuju untuk di jodohkan?" Ujar Sahid seraya terus melangkahkan kakinya ke arah anak dan istrinya itu. Karena baru saja pulang bekerja dari Kantornya, lalu duduk di Shofa ruang tamu yang ada di hadapan Anak dan istrinya itu.

"Tentu saja pa," Ujar Lena seraya tersenyum ke arah suaminya itu.

"Baguslah, kalau begitu kamu harus berdandan yang sangat cantik nanti malam sayang, untuk menyambut kedatangan Calon mertua dan juga suamimu itu!" Perintah Sahid pada anaknya itu.

" Hemm," Jawab Alisa sembari menganggukan kepalanya tanda mengerti. Lalu kembali menenggelamkan wajahnya di dada mamanya.

Sementara kedua orang tuanya hanya bisa saling melemparkan senyuman, satu sama lain, saat melihat tingkahnya itu.

episode tiga.

Malamnya.

"Revan, ayo kita berangkat sekarang!" Ajak Mirna dari balik pintu kamar anaknya itu.

"Iya mah tunggu bentar!" Ujar Revan seraya merapikan pakaiannya lagi, lalu menyisir rambutnya kembali. Setelah itu barulah dia berjalan ke arah pintu kamarnya untuk membuka pintu.

"Aduh anaknya mama ganteng banget deh, mama yakin sekali kalau calon istri kamu pasti akan senang sekali bisa dapat cowok setampan kamu." Ujar Mirna memuji saat melihat penampilan anaknya yang begitu berbeda dari biasanya itu.

"Tentu dong ma, mama kan tahu sendiri, kalau putra mama ini paling di gilai para gadis!" Ujar Revan seraya tersenyum bangga ke arah mamanya.

"Entah gadis itu cantik, atau sederhana, yang paling terpenting adalah, aku harus menunjukan pesonaku padanya," Batin Revan.

Sementara itu, Mirna hanya tersenyum melihat tingkah Anak bujangnya itu, lalu mengacak-ngacak rambut anaknya karena gemas.

"Ma, udahan dong! nanti rambutnya Revan jadi berantakan lagi karena ulah mama, nanti kalau Revan gak kelihat sempurna lagi gimana?" Ujar Revan sambil cemberut.

Sementara Mirna, hanya terkekeh menanggapinya.

"Ya udah Sayank ayo berangkat! bercandanya udahan!" Ajak Mirna seraya menapaki tangga rumahnya untuk turun bawah. Revan pun juga turut mengekori mamanya dari arah belakang.

"Duh, kalau papa ngelihat anak papa tampan kayak gini, kayaknya pas waktu masa mudanya papa dulu, papa kalah telak di bandingin sama anak papa yang super tampan seperti ini," Puji Utomo, saat melihat penampilan anaknya itu.

"Tentu dong pa, anak papa memang harus lebih tampan dari papa," Sahut Revan sembari tersenyum bangga ke arah papanya itu, sambil memamerkan gigi-gigi putihnya yang rata.

"Ya, setidaknya kau adalah keturanan papa satu-satunya, jadi banyak sedikitnya kau bisa setampan ini juga berkat papa," Jawab Utomo.

"Ya, ya, baiklah, Revan mengakuinya," Jawab Revan akhirnya. Setelah itu, mereka semua pun sudah terlihat masuk ke dalam mobil, guna untuk melaksana pertunangan itu.

*******

"Alisa, buka pintunya sebentar nak!" Pinta Lena dari balik pintu.

"Bentar!" Ujar Alisa seraya berjalan ke arah pintu kamarnya lalu membukanya.

"Kenapa Ma?" Tanya Alisa saat sudah berdiri di hadapan mamanya itu.

"Sayank kamu pakai Dress ini ya, supaya calon Mantu mama jatuh cinta sama kamu!" Ujar Lena seraya langsung menyerahkan Dress berwarna Soft Pink ke arah tangan anaknya itu. Dengan terpaksa Alisa pun langsung menerima Dress pemberian mamanya itu.

"Dan ingatlah untuk berdandan secepatnya! karena saat ini calon suamimu sudah dalam perjalanan kemari, Satu Jam lagi mereka akan segera tiba di sini," Ujar Lena memberitahu.

"Iya ma," Jawab Alisa singkat.

Setelah mengatakan itu pada anaknya, Lena pun langsung kembali ke kamarnya untuk segera bersiap-siap.

********

Ting..Tong...Ting Tong..

"Bik, bukain pintunya!" Perintah Lena pada Bik Asih pembantunya.

"Baik Nyah." Ujar Asih seraya melangkahkan kakinya ke arah pintu.

"Silahkan masuk Tuan, Nyoya, Den!" Ujar Asih seraya membungkuk hormat pada tamu majikannya itu. Mereka sekeluarga pun langsung masuk ke dalam rumah.

"Ya ampun jeng, udah lama sekali ya kita gak bertemu?" Sapa Lena seraya berdiri dari duduknya, untuk menghampiri tamu kehormatannya itu. Setelah itu keduanya langsung berpelukan untuk melepaskan rindu satu sama lain.

"Ah iya Jeng, saya benar-benar rindu ngobrol-ngborol sama jeng lagi?" Balas Mirna, seraya duduk di kursi Meja makan yang bersebelahan dengan calon besannya itu.

Sementara itu Revan pun langsung di kode oleh Mamanya, agar segera mencium tangan kedua calon besannya itu.

"Ya ampun Revan, lama gak ketemu, makin tambah tampan aja." Puji Lena pada Calon mantunya yang tengah mengenakan pakaian yang terlihat mahal dan menawan itu. Di tambah lagi dengan hidung mancung dan juga wajah mulusnya itu, akan membuat hati gadis mana pun seketika luluh saat menatapnya.

"Terima kasih tan," Jawab Revan lembut.

"Kalau tante masih muda kayak dulu, pasti tante yang bakal ngejar-ngejar kamu buat jadi suaminya tante sayang?" Ujar Lena lagi, seraya mengedipkan sebelah matanya ke arah pria itu. Revan pun hanya tersenyum menanggapinya.

"Ma, emang waktu papa muda dulu, papa gak setampan Revan ya?" Ujar Sahid cemberut saat mendengar ucapan istrinya itu.

"Tentu saja Papa adalah orang yang paling tertampan di hati Lena, buktinya papa bisa memukul mundur semua saingan papa saat muda dulu?" Ujar Lena seraya tersenyum genit ke arah suaminya itu.

"Terus, kenapa mama bilang kayak gitu sama calon menantunya kita? papa kan jadi cemburu," Ujar Sahid seraya makin memuncungkan bibirnya ke arah Istrinya itu karena kesal.

"Mama kan cuma ngegodain calon mantu kita Pa, papa gimana sih? sama calon menantu sendiri kok cemburuan." Ujar Lena seraya mengeleng-gelengkan kepalanya.

"Papa bukan cemburu sama calon mantu kita ma, tapi papa gak bisa terima kalau mama memuji laki-laki lain lebih tampan, dari pada papa!" Ujar Sahid seraya membuang wajahnya ke arah lain karena kesal dengan istrinya itu.

Semua orang yang tengah berada di sana pun, spontan langsung tertawa secara bersamaan, saat mendengar ucapan konyol dari pria paruh baya itu barusan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!