NovelToon NovelToon

Cinta Karena Membenci

Bab 1 Mata Yang Berair

Flashback>>

Dua tahun yang lalu aku sudah pernah ke sini bersama kekasihku. Tetapi suasananya masih tetap sama. Sejuk, tenang, asri, dan langitnya masih tetap indah. Andai aku bisa bersamanya lagi.

Wanita cantik berambut hitam dengan panjang sebahu, dan menonjolkan kulit putihnya serta mata yang sangat berkilau, mengisyaratkan keindahan yang sama dengan hatinya saat ini. Mengenang saat-saat yang indah adalah hal terbaik dalam proses kehidupan ini.

Bagaimana bisa aku memikirkan dirinya?, semua sudah selesai. Tak ada keindahan yang perlu diingat lagi, hanya pelajaran yang perlu kupikirkan saat ini.

Aku harus pergi sekarang sebelum ayahku khawatir nanti.

Wanita ini berprofesi sebagai penyanyi. Ia menjalani aktivitasnya dengan sangat nyaman. Menyanyi adalah hobi sekaligus pekerjaannya. Setiap hari dia menyanyi di sebuah kafe yang terletak tidak jauh dari Taman Remaja. Taman Remaja adalah sebuah taman indah yang terletak di kota ini. Dulu Seina sering datang ke taman itu hanya sekedar mencari angin segar dan menikmati pemandangan. Iya, nama wanita itu adalah Seina. Sampai saat ini Taman Remaja tak pernah berubah oleh lekang waktu. Maka dari itu, dia baru sempat mengunjungi setelah sampai di kota ini dua bulan yang lalu.

Flashback

Seina pernah meninggalkan kota ini untuk pindah ke kota lain. Setelah lulus kuliah dia harus pergi, karena memiliki tanggung jawab terhadap neneknya yang sedang sakit. Sekarang setelah dua tahun lamanya, dia bisa kembali ke kota kenangan ini. Ia bisa kembali karena tanggung jawabnya sudah selesai. Neneknya sudah meninggal dunia tepat 100 hari kepergiannya saat ini. Saat ini ayahnya memutuskan untuk ikut bersama Seina pindah ke kota ini. Seina hanya hidup bersama ayahnya, ibunya sudah tiada ketika umurnya menginjak dua tahun. Ayah dan neneknyalah yang telah membesarkan dirinya. Seina selalu menganggap bahwa ayahnya seorang pahlawan di hidupnya. Karena itu dia sangat menyayangi ayahnya. Ayahnya rela banting tulang demi kuliahnya di kota ini. Sekarang Seina hanya bisa berusaha membalas jasa ayahnya yang dulu diberikan kepadanya.

Besok Seina mendapat kerja sampingan. Seorang temannya menawarinya untuk mengisi acara ulang tahun di sebuah hotel mewah.

Seina pada masa kuliah memang sudah sering ikut mengisi acara. Meskipun tidak mendapat bayaran, dia merasa senang melakukannya. Hitung-hitung sebagai latihan gratis menurutnya. Dan sekarang dia dipermudah dengan banyak orang yang sudah mengenal kemampuannya. Lagi pula beberapa orang juga sudah mengetahuinya melalui media sosial. Saat berada di kota asalnya, Seina menghabiskan waktunya selain merawat neneknya juga sering menyanyikan lagu-lagu penyanyi lain yang diunggahnya ke akun media sosial.

Flashback

Saat itu adalah waktu dua tahun terberat bagi keluarganya. Dia dan ayahnya harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Untuk itu hasil lewat media sosialnya, Seina dapat menyumbang beberapa lembar uang kepada ayahnya. Di sisi lain ayahnya mengandalkan hasil dari toko kelontong milik neneknya. Untung saja ada penghasilan dari itu, kalau tidak mereka bingung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga untuk biaya pengobatan sang nenek. Ayah Seina dulunya bekerja sebagai seorang kuli di sebuah proyek besar, tetapi karena sering ijin demi sang nenek terpaksa harus rela dikeluarkan.

Cekrek.....

Bunyi pintu terdengar, setelah tangan kanannya melepaskan kenop pintu yang sebelumnya bergerak.

"Ayah aku pulang." menyiapkan ekspresi keceriaan untuk ayahnya.

Tak ada sahutan sepatah katapun terdengar dari ayahnya. Karena tak mendengar suara ayahnya, lalu Seina masuk ke dalam kamar ayahnya.

"Ayah...... " Seina berteriak sekuat tenaga dengan matanya yang membulat.

Segera Seina memanggil ambulan untuk sang ayah tercintatercinta menuju RS.

***

Di sisi lain, di depan sebuah kamar pasien VVIP terdapat dua orang pria tampan yang terlihat khawatir menunggu kabar tentang kondisi seseorang.

Dokter keluar dari ruang pasien dengan terburu-buru.

"Bagaimana dok keadaan oma saya? " tanya Arkan, cucu termuda dari omanya.

"Kondisi pasien saat ini kritis. Kita harus segera mendapatkan donor darah, karena stok darah O negatif sedang kosong. Dan kebetulan darah ini sangat sulit dicari.

Darah O merupakan golongan darah yang banyak dimiliki oleh orang di dunia ini, meskipun begitu tipe O negatif hanya dimiliki sekitar 7 persen orang di dunia ini. Darah O negatif merupakan pendonor universal, artinya darah O negatif dapat mendonorkan ke semua golongan darah, baik golongan darah A, B, maupun AB, tetapi hanya bisa menerima transfusi darah dari O negatif saja. Berbeda dengan golongan darah O positif yang bisa menerima transfusi dari golongan O positif dan juga O negatif. Tetapi dari segi fungsi pendonor sama halnya dengan O negatif, menjadi golongan darah yang bisa mendonorkan ke semua golongan darah kecuali O.

" Apa...?, tolong selamatkan oma kami dok, kami pasti akan berusaha mendapatkan pendonornya."ucap Arfan yang merupakan cucu tertua.

Semua yang berada di sana sedang sibuk. Mulai dari suster, dokter, hingga arkan dan arfan yang tidak pernah berhenti menelepon beberapa orang. Semuanya sudah dalam keadaan chaos, belum ada satupun yang mereka hubungi memiliki darah O negatif.

Dokter terlihat seperti mendapatkan sinyal hebat dengan cepat menghampiri Arkan dan Arfan.

"Begini, di rumah sakit ini baru saja di cek ternyata masih tersisa satu kantong darah O negatif...tapi..." dokter belum menyelesaikannya sudah disambar Arkan.

"Tolong dok, tolong selamatkan oma saya. Silakan transfusi sekarang, agar tidak terjadi apa-apa dengan oma saya." Arkan berharap neneknya segera mendapatkan transfusi darah.

"Baik, tetapi di ruangan bawah juga ada yang membutuhkan transfusi darah O negatif. Pasien itu mengalami kritis karena terjadi pendarahan di otaknya, dan pasien itu sudah lebih dulu tiba di rumah sakit ini sebelum oma kalian." kata dokter dengan penuh keadilan.

Tak ada ba bi bu, Arfan tiba-tiba pergi begitu saja entah kemana, dan Arkan masih berada disana sambil mencari cara untuk menyelesaikannya.

"innalillahi wainnailaihi roji'un, ayaahhhhhh.... " teriakan hebat dengan iringan isak tangis Seina terdengar pecah seisi ruangan.

Mengapa semua ini harus terjadi???, apa engkau tidak cukup mengambil nenekku dan sekarang ayahku?, tidak, semua ini terjadi bukan kehendakmu, tapi ada orang yang sengaja melakukannya.

Ya Tuhan berikanlah aku kekuatan untuk menghadapi semua ini, dan berikan aku jalan untuk meluruskan keadilan di dunia ini.

Menggenggam tangannya dengan erat dan penuh kekuatan, serta tak meninggalkan cucuran air matanya.

*** Di tempat lain

Syukurlah oma sudah sadar.

Dua pasang mata saling bertatapan, lalu berpelukan.

Terlihat kekompakan diantara keduanya, dua cucu yang sangat menyayangi omanya. Kehidupannya hanya di zona nyaman bersama omanya saja. Karena kedua orang tuanya sudah meninggal sejak terjadinya kecelakaan pesawat sepuluh tahun yang lalu.

"Apa kami boleh melihat keadaan oma dok? " tanya Arfan.

Dengan wajah seperti bersalah, dokter mengijinkan Arkan dan Arfan untuk masuk.

Dokter itu pasti merasa dilema dan sangat merasa bersalah atas tindakannya. Tapi apa boleh buat kekuasaan adalah kekuasaan menurut dunia. Pimpinan rumah sakit hanya mengiyakan tanpa berpikir tentang orang lain, keinginannya hanya demi nama baik rumah sakit tetap terjaga.

Bab 2 Rencana Seina

***Satu bulan kemudian

Setelah kematian ayahnya, Seina tetap menjalankan aktivitas seperti biasa.

Langkah dengan tegas ia menuju kafe harmoni. Sepanjang perjalanan ia sempat melewati taman remaja. Tetapi ia tak bisa singgah walaupun hanya beberapa menit, karena jadwalnya sedang menunggu.

Alunan lagu dilantunkan dengan penuh penghayatan. Ia menyanyikan lagu kenangan. Beberapa pengunjung menikmati nyanyian Seina sambil menyantap makanan.

Mengapa sudah selesai lagunya saat aku baru saja datang?, seharusnya kafe ini menyediakan penyanyi cadangan agar semua pengunjung dapat mendengar lagu-lagu indah sepanjang malam. Batin seorang pria tinggi dan tampan yang baru sampai di kafe harmoni.

Pria itu kemudian melangkah menuju kursi.

Sosok pria tadi masih di kafe ini hingga saat ini. Ia terlihat sangat elegan dan berkarisma. Bahkan pria tampan yang ada di depannya seperti tak ada bandingannya. Dua pria itu saling berjabat tangan, setelah sepertinya menyelesaikan diskusi panjang dari sekitar 90 menit yang lalu.

*** Di kamar Seina

Brukkk...

Akhirnya, punggung ini bisa kuluruskan lebih awal.

Seina menikmati saat istirahatnya.

Memang tidak seperti biasanya. Seina ijin untuk pulang lebih awal, agar dia bisa istirahat lebih lama. Biasanya dia pulang maksimal jam 11 malam. Tetapi, hari ini dia memilih pulang 2 jam lebih awal, dengan memajukan waktu mulai kerjanya. Memang jam buka kafe harmoni hampir 24 jam nonstop. Tetapi pemilik kafe hanya menginginkan Seina saja yang menjadi penyanyi di kafe ini. Jadi, Seina berhak memilih jam kerjanya. Yang terpenting harus 8 jam kerja. Sisa waktu yang tidak ada suguhan lagu, akan diberikan bonus kopi saat mengunjungi pagi hingga jam 2 siang. Ini memang penawaran yang berbeda. Tak heran jika banyak pengunjung kebanyakan datang sore hingga malam hari, hanya untuk bisa mendengar suara indah Seina. Melainkan bukan terpengaruh iming-iming bonus kopi mereka lebih tertarik dengan suara Seina.

Aku harus tidur lebih awal, agar besok bisa berpikir jernih menyusun rencanaku.

Seina berusaha menjernihkan otaknya supaya selalu dalam keadaan lebih baik.

--------------

Di suatu rumah megah, terdapat seorang pria yang memerintah seseorang.

"Baiklah, segera cari siapa dia! " perintah Arfan kepada tangan kanannya.

Saat orang itu pergi, Arkan muncul dari tiga teratas anak tangga. Dia terlihat tampan, tetapi jika dilihat lebih berkarisma kakaknya dibanding dirinya.

"Siapa dia kak? " tanya seolah penasaran.

"Tidak apa-apa, aku hanya mencari seseorang." jawab Arfan.

Dengan hati yang penasaran, Arkan berbicara dengan hatinya. Ia berpikir siapa sebenarnya yang dicari kakaknya, sampai serius begitu.

*** Di kafe

Tak ada yang bisa menyalahkan keadaan, semuanya terjadi atas satu pihak saja. Jika sebelumnya ada perkataan baik berupa penawaran atau saling berpegangan erat, aku tidak akan menyimpan amarah sampai saat ini. Tetapi tidak, mereka hanya mengeluarkan uang dan tak memikirkan kehidupan orang lain. Kesombongan hanyalah kunci utama kekuatan mereka. Lihatlah nanti, keyakinan dan tekadku akan membuka kebenarannya.

Seina terdiam beberapa menit dan mulai menuang pikiran dalam hatinya. Ide mulai bertebaran mengelilingi otaknya yang penuh dengan pertimbangan.

Ayah aku akan selalu mendoakanmu, dan akan menegakkan keadilan di kehidupan ini, dengan menyerang secara sehat tanpa menyakiti fisik siapapun. Pesanmu akan selalu kujaga dengan sepenuh hatiku.

"Pak mohon maaf saya harus mengundurkan diri dari pekerjaan ini. Bukan karena apa-apa, hanya saja saya harus melakukan sesuatu yang berhubungan dengan keluarga saya." mengatakan dengan perasaan berat.

"Baiklah Seina. Jika itu keputusan kamu, saya akan menerimanya. Semoga kamu bisa sukses di luar sana. " ucap pak Hendra selalu pemilik kafe harmoni.

"Terimakasih banyak pak, karena telah mempercayai saya untuk menjadi penyanyi di kafe ini. Jasa bapak tidak akan pernah saya lupakan. Semoga kafe ini bertambah sukses dan semakin banyak pelanggan." Seina mengucapkan dengan penuh haru.

"Kapanpun kamu kesini, pintu kafe ini akan selalu terbuka untukmu." dengan sekilas senyum bercampur sedih, pak Hendra melihat ke arah Seina.

"Pasti pak, saya akan berusaha untuk mengunjungi kafe ini."ujar Seina

Seina lalu pergi dari kafe itu. Ia memperindah matanya dengan membubuhkan air mata yang melekat tak menghendaki jatuh.

Bagaimana ini?, apa aku harus melakukan segera atau bagaimana?

Oke tenang Seina, tenanglah. Kamu sepertinya butuh healing sesaat untuk melakukan semuanya.

Seina mulai menenangkan diri dengan duduk di kursi area taman remaja. Dia masih membayangkan hal manis dan pahit bersama "A" dulu.

"Andai si A mendukungnya, pasti dia masih menjalin hubungan baik dengannya. Tetapi, sayangnya rasa cintanya seperti benda dengan beban berat yang siap tenggelam kapanpun saat terombang-ambing gelombang air.

Dia itu egois. Tidak memikirkan keluargaku, dia hanya ingin aku bukan keluargaku. Pria seperti itu tidak masuk dalam daftar hatiku saat ini.

"Kakak.. kakak, hikks.. " terdengar tangisan anak kecil sekitar umur dua tahun, yang tiba-tiba ada didepan Seina.

Seina sempat sejenak bingung, tapi tak lama kemudian ia berpikir cepat untuk segera mengerti keadaan anak kecil itu.

"Nama kamu siapa cantik?, kamu ke sini bersama siapa? " tanya Seina.

"papa, mama, aku ingin bersamanya. " anak ini masih terlalu kecil untuk menjawab hal detail.

Dimana orang tuanya?, anak inj sepertinya tersesat, dan pasti orang tuanya mungkin sekarang sedang mencarinya. Aku harus segera menghubungi petugas keamanan di taman ini.

"Perhatian.. perhatian, ditemukan anak kecil sekitar umur dua tahun. Berjenis kelamin perempuan, kulitnya putih, rambutnya keriting, matanya bulat. Silakan bagi siapa saja yang sedang kehilangan anaknya, bisa datang ke kantor petugas sekarang. Terima kasih.

" Teri, itu ada pengumuman dari petugas keamanan taman ini, ayo kita ke sana siapa tahu itu adalah Alea!"

Arkan segera mengajak istrinya untuk pergi ke sumber suara.

Lucu sekali anak itu, bagaimana bisa anak selucu itu bisa lalai pengawasan orang tuanya. emmmh...

Seina berjalan lagi, setelah mengantarkan anak kecil tadi ke tempat petugas keamanan.

Krukkk... krukkk, ini sudah hampir siang, waktunya Seina makan siang.

Aku sebenarnya ingin makan bakmi saja. Tetapi lebih baik Kayla kuhubungi lagi.

Setelah beberapa langkah akhirnya Seina sampai ke sebuah restoran. Sambil menunggu makan yang sudah dipesan, ia meminum jus yang sudah disajikan lebih dulu.

"Hai Sein." seorang wanita berpakaian seksi melambaikan tangan.

Seina langsung mengangkat tangannya dengan cepat.

Seina memang sebelumnya merencanakan untuk liburan. Dan hari ini ia akan membicarakan bersama Kayla.

Semua sudah diputuskan dari diskusi santai. Seina dan Kayla berencana ke pantai hari sabtu di pekan ini.

"Ya sudah aku pergi dulu ya Sein." Kayla pamit setelah menyelesaikan makan dan obrolannya bersama Seina.

Seina juga ikut menyusul Kayla yang sepertinya sudah mendapatkan taksi.

Di perjalanan Seina tak sengaja menatap ke luar dengan penuh kesedihan. Kaca yang menjadi penghalang tak bisa mengalihkan pandangannya dari orang itu.

Dia, itu benar dia. Kenapa aku harus melihatnya di saat aku harus fokus dengan rencanaku. Aku harus selalu fokus.

Orang dari masa lalunya memang sudah terbuang dari pikirannya. Tetapi, tidak dengan hatinya. Ia masih menyimpan rasa sakit hati saat melihatnya. Orang yang sangat dicintainya dulu tidak bisa mendukung dan menghargainya. Hanya mementingkan egonya.

Dia tidak ingin berpisah denganku, dan dia membuat pilihan sendiri untuk memutuskan hubungan itu. Dia tidak bisa mengendalikan hatinya, dia hanya membuat pikirannya sendiri.

Sudah, aku sudah tidak ingin memikirkan dia lagi. Sesuatu yang tidak penting ini harus ku hapus dari pikiran dan hatiku.

Seina berusaha mengendalikan hati dan pikirannya.

Kepalanya sekarang lurus ke depan, seperti halnya rencana yang ia buat harus berjalan mulus seperti yang dia inginkan.

Bab 3 Liburan musim panas

Terik matahari yang panas tak bisa menyentuh kulit putih Seina dan Kayla, karena dipantulkan oleh sunblock yang sudah dioleskan 15 menit yang lalu oleh mereka.

"Wah indah sekali Seina, panas ini tak ingin membuatku pergi dari keindahan ini." ucap Kayla pada Seina.

Seina hanya tersenyum tak membalasnya. Dirinya hanya memikirkan rencana indah itu sambil melihat keindahan pantai.

Banyak turis melirik mereka berdua, tetapi tak satupun dari mereka yang berani mendekat, karena mereka berdua terlihat cuek.

Minuman kelapa muda memang identik dengan kegiatan berjemur kali ini. Mereka berjemur, tetapi mereka tak ingin kulit mereka menghitam. Memang mereka ini membingungkan.

Dengan properti seadanya, mereka memakai kacamata, topi, membawa payung besar, dan yang lebih lucu lagi mereka mengenakan pakaian tidur tipis panjang yang tak terlihat transparan.

Dalam hati mereka merasa memang aneh, tetapi semua sudah dibuang rasa aneh itu, dengan menutupinya melalui rasa segar air kelapa, dan langit cerah yang nampak mengisyaratkan hati mereka berdua.

Di area lain terlihat anak kecil yang bermain pasir. Ia sangat menikmati aktivitasnya. Seorang wanita berkacamata hitam dengan bikininya terlihat mengawasi dari jauh, sama halnya dengan banyak wanita Indonesia, mereka takut kulitnya gosong.

"Arkan..., dimana kamu? "teriak wanita itu.

"Aku disini berteduh, cuacanya terik sekali, kulitku tidak kuat merasakannya. "teriakan dari arah agak jauh.

Dalam batin teri, bagaimana bisa dia berteduh ketika anak dan istrinya sedang panas-panasan. Ah sudahlah.

Teri tidak memperpanjang semuanya. Dia lebih santai menanganinya.

"Mama, aku haus." berbicara dengan sangat lucu.

"Oke, sayang kamu tunggu di sini ya. Jangan ke mana-mana, kalau ada apa-apa bilang sama papa, papa berteduh di sana." ucap Teri kepada putrinya.

"Oke ma." mengacungkan jempolnya.

Sementara disana, terdapat dua wanita sudah berkemas dari tempat berjemur, dan mulai menyusuri jalan menuju hotel.

Matahari masih enggan mengurangi sinarnya. Padahal sudah menunjukkan pukul 4 sore. Dua wanita itu saling berbincang-bincang, mereka merasa puas berjemur selama 2 jam. Rekor baru bagi mereka berdua, karena biasanya mereka hanya bisa bertahan selama 1 jam saja.

"Kakak... " teriak seorang anak kecil kepada Seina.

Seina mencari arah suara itu, memastikan bahwa dia benar dipanggil. Karena hanya suara 'kakak' yang terlontar. Setelah menengok ke kanan, ternyata dilihatnya sosok anak kecil yang pernah ia temui di taman. Langsung saja Seina melambaikan tangannya dengan penuh keceriaan. Tak sempat berbicara, baru beberapa langkah Seina ingin menghampiri bocah kecil itu, tiba-tiba mamanya datang dan langsung menggendongnya. Anak kecil itu berusaha memberitahu mamanya, dan setelah beberapa detik mereka menghampiri Seina yang masih berdiri di sana. Sedangkan Kayla yang ingin segera bersih-bersih pamit lebih dulu ke hotel.

"Halo, salam kenal saya Teri mamanya Alea." menyapa dengan ramah sambil memperkenalkan diri.

"Salam kenal juga, saya Seina. " balas Seina dengan ramah.

"Kakak, ayo kita main pasir!", aku ingin main sama kakak. " ucap Alea dengan bicaranya yang masih lucu belum begitu fasih.

"Sayang ini sudah sore, kakak Seina mau bersih-bersih, kamu juga harus segera mandi kan, lain kali saja ya." bantah Teri pada purinya.

Seina tak perlu memperindah kata untuk menolak alea, karena Teri terlihat lebih mengerti.

Seina dan Alea saling melambaikan tangan dan berharap akan bertemu kembali.

Setelah sampai di hotel, Seina segera membersihkan diri, dan mempersiapkan diri untuk menikmati senja nanti. Kayla terlihat sudah siap dan rapi.

"Ayo Sein, keburu telat kita nanti. " gerutu Kayla.

"Iya, iya sabar Kayla cantik. " balas Seina dengan meledeknya.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, sebentar lagi semua orang akan menikmati senja. Sudah banyak orang berkumpul menyiapkan kamera mereka masing-masing. Seina dan Kayla sengaja mencari tempat yang lebih jauh dari orang- orang, agar bisa leluasa menikmati tanpa ada kebisingan.

Matahari tenggelam tepat pada pukul setengah enam, itu benar-benar mukjizat dari Tuhan yang sangat indah dan menakjubkan. Seina dan Kayla tidak menyia-nyiakan momen itu. Mereka berdua saling berganti mengambil foto masing-masing dan juga foto berdua bersama.

Sekarang warna jingga sudah mulai menghilang, dan artinya malam pun mulai datang. Seina dan Kayla menghabiskan waktu untuk makan malam di sebuah restoran. Seina memesan menu andalan disana, yaitu ayam betutu dan juga memilih makanan penutup yaitu puding. Sementara Kayla memesan steik dengan makanan penutup kue khas dari daerah sana. Kami sangat menikmati makanannya, sungguh seperti orang yang baru saja melakukan pekerjaan berat, yang ketika istirahat menyantap makanan dengan lahap. .

Setelah selesai makan, mereka masih berada di restoran, hanya untuk sekedar mengistirahatkan perutnya. Kayla asyik dengan ponselnya, sementara Seina masih ke kamar mandi.

Ketika sampai di kamar mandi, tidak sengaja ia bertemu dengan Teri kembali. Mereka yang saling tahu segera menyapa.

"Kita bertemu lagi, dengan siapa Seina kemari? " bertanya penasaran.

"Saya ke sini bersama teman saya namanya Kayla. " dengan cepat membalas.

Kemudian mereka berdua segera menyelesaikan pembicaraan. Lalu mulai berhambur ke tujuan masing-masing, yaitu kamar mandi. Seina sudah selesai, dia melihat ke kiri dan kanan mencari seseorang, tetapi ia tidak menemukannya. Dia berpikir mungkin Teri sudah lebih dulu keluar. Kemudian dengan cepat Seina kembali ke tempatnya.

"Kay, ayuk kita kembali ke hotel! " Seina mengajak Kayla.

"Ayo Sein, aku juga sudah mengantuk." kata Kayla.

Untuk kembali mereka harus naik taksi, karena jarak hotel dengan restoran yang mereka kunjungi agak jauh. Sebenarnya restoran di dekat hotel juga ada. Tetapi mereka lebih suka makan di restoran ini.

"Taksi..." teriak Kayla.

Taksi pun berhenti dan menaikkan dua penumpang wanita cantik ini.

Di sela perjalanan, Kayla dan Seina sedang asyik saling mengirim foto yang mereka dapat saat senja tadi. Mereka mengagumi hasilnya. Dan juga saling memberi pujian pada foto mereka.

Tiba-tiba brakkk..., terjadi kecelakaan di depan taksi yang mereka tumpangi. Akhirnya mereka turun dan terpaksa harus jalan kaki. Karena tidak mungkin mereka menunggu evakuasi sampai selesai, kebetulan jalan itu satu-satunya penghubung menuju hotel mereka.

"Arkan.... " suara Kayla sangat keras di telinga Seina.

Seina yang tak memperhatikan sekeliling ikut bergabung matanya dengan apa yang dilihat Kayla.

"Sein, itu benar Arkan kan? " tanya Kayla

Seina terkejut melihat Arkan bersama orang lain. Apalagi orang itu adalah wanita dan anak kecil yang pernah ia temui sebelumnya.

"Sabar ya Sein, kamu harus bisa melupakan dan menatap masa depanmu. Dia bukan jodoh terbaikmu, mereka sepertinya adalah keluarga sein." Kayla yang tau cerita Seina dan Arkan sejak kuliah pun ikut bersimpati pada temannya.

"Aku sudah melupakannya kau tenang saja, bahkan dari dulu." jawab Seina dengan tegas, meskipun di dalam hatinya masih terselip sakit.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!