NovelToon NovelToon

Identity

BAB 1

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di tengah malam yang gelap gulita dan diiringi suara hujan yang terus menghantam tanah. Terdengar suara langkah kaki yang sedang berjalan di atas aspal yang diiringi dengan suara becakan dari air hujan.

Perempuan itu terus berjalan walaupun badan nya saat ini telah di basahi oleh air hujan yang sangat amat deras, ia sudah tidak peduli akan kah dia sakit atau tidak. Ia tidak peduli.

Dia hanya ingin sampai di rumah nya sekarang. Karena dirinya sangat lelah menghadapi masalah yang muncul terus menerus tampa henti nya.

Sebenarnya ia sudah dijemput oleh seseorang tetapi ia tidak ingin melihat wajah orang tersebut, karena dia hanya melakukan untuk orang itu, bukan untuk dirinya.

Perempuan tersebut terus berjalan lalu melewati sebuah gang kecil, bisa di bilang gang nya itu hanya bisa dilewati 1 orang saja. Jadi setidaknya dia bisa merasa aman melewati gang tersebut.

Dia sangat bodoh. Saat perempuan itu keluar dari gang kecil tersebut. Tiba-tiba saja ada seseorang yang menghadang nya dari luar gang itu.

Kenapa dia bodoh? Karena gak mungkin gang yang ia lewati ini aman. Di dunia ini gak mungkin ada tempat yang aman.

"Kamu perempuan itu kan yang di maksud pak boss," tanya Pria yang tidak diketahui indentitas nya orang itu lebih mirip sekumpulan Pria berjaz.

"Lagi dan lagi kenapa dia selalu aja ngirim orang seperti kalian ke saya?" Ujar perempuan tersebut dengan tenang.

"Kalo kamu gak mau dikirimkan orang orang seperti kami, seharusnya kamu ikut dari dulu. Kenapa selalu ngehindar?" Tanya nya.

"Saya gak peduli sama mereka, dia sudah bukan keluarga saya lagi,"

"Tapi tetap saja. Mau kamu bersikeras gimana pun, dia pasti dapetin kamu. Walaupun kamu dalam keadaan tidak bernyawa."

...****************...

Alice saat ini sedang berada di dalam kamar nya, selama ia bangun tadi yang ia lakukan hanya pergi sarapan lalu kembali ke kamar dan belajar.

Hari ini adalah hari libur sekolah nya. Jadi ia tidak tau harus apa, teman? Entahlah apakah ia punya teman atau tidak, ia tidak peduli.

Karena selama ia sekolah tidak ada satu pun yang berbicara kepadanya kecuali ketua kelas. Itu pun hanya membicarakan tentang tugas nya sebagai ketua kelas dan wakil nya saja.

"Apa gue jalan-jalan keluar bentar ya?"

"Tapi nanti di tanyain macam-macam lagi,"

"Bodo amat."

Akhirnya perempuan tersebut memutuskan untuk keluar kamar dan pergi jalan-jalan ke luar.

Saat perempuan tersebut ingin keluar dari rumah, ada seseorang yang memanggil dirinya.

"Mau kemana?"

"Jalan-jalan doang, bosen di rumah aja,"

"Jangan lama, kamu harus nemenin Mama kesuatu tempat,"

"Iya." lalu perempuan itu pun keluar dari rumah tersebut dan berjalan menggunakan sepeda nya untuk menenangkan pikiran

Selama beberapa menit ia terus berjalan. Sangking asik nya mengendarai sepeda nya. Sampai ia tak sadar, ada seseorang yang menyerempet sepeda nya, sampai membuat dirinya terjatuh dan beruntung nya ia tidak sampai terjatuh ke selokan parit.

Perempuan itu meringis ngilu akibat siku kaki nya menghantam sebuah aspal keras.

"Untung belum sampai selokan," batin Alice lalu ia berusaha untuk berdiri.

"Lu gapapa?" Tanya seorang Pria. Lalu ia menyadari bahwa perempuan tersebut berusaha untuk berdiri lalu ia pun membantu ny agar bisa berdiri.

"Gue gapapa," jawab Alice lalu ia membersihkan pakaian nya.

"Serius lu gapapa?" Tanya Pria itu lagi memastikan.

"Iya gapapa. Thanks sudah mau bantuin gue berdiri," ujar Alice lalu perempuan itu mengambil sepeda nya yang terletak di aspal dan jalan menuju rumah nya. Walaupun kaki nya saat ini dalam keadaan pincang.

"Kaki lu pincang gitu yakin bisa jalan?" Pria yang menyerempet nya itu bertanya, sampai membuat Alice harus melihat wajah orang tersebut.

"Gue kalo bilang gapapa, ya berarti gapapa," tekan Alice.

"Gue gak nyaman. Sini nomor lu gue minta, nanti kalo gue gak sibuk gue hubungi lu buat berobat kaki lu,"

"Gak perlu,"

"Gue gak mau punya utang budi sama orang yang baru gue temuin. Jadi mohon bantuannya,"

"Ya sudah seterah lu," perempuan itu pasrah. Lalu Alice memberitahukan nomor hp nya ke Pria tersebut.

"Nama lu siapa?"

"Alice," tampa pikir panjang perempuan tersebut langsung pergi meninggalkan Pria itu sendirian.

"Alice? kayak gak asing?" Guman Pria itu lalu ia menaiki motor besar nya dan pergi meninggalkan tempat itu.

...****************...

Alice saat ini telah berada di rumah nya. Lalu ia memutuskan untuk pergi ke kamar nya untuk mengobati kaki nya yang terluka, saat perempuan tersebut ingin melangkahkan kaki nya menaiki anak tangga. Ia di panggil oleh Mama nya.

"Siap-siap bentar lagi kita mau berangkat," ujar Mama nya.

"Sekarang?"

"Sekarang jangan telat, jangan bikin dia menunggu,"

"Iya."

Perempuan tersebut langsung pergi ke kamar nya. Lalu mengobati luka nya sekaligus mengganti pakaian nya dan ia berdandan seadanya saja, untuk pergi ke suatu tempat bersama Mama nya.

13 Menit kemudian ....

Alice saat sudah berada di dalam mobil. Dirinya hanya fokus memandangi pemandangan dari arah luar jendela mobil.

"Kalo kita ketemu dia, kamu jangan macam-macam. Kalo gak mau kena akibat nya nanti."

Perempuan tersebut hanya diam tampa menghiraukan omongan Mama nya itu.

Dirinya juga perlahan sudah mulai terbiasa sama situasi ini. Walaupun perempuan itu masih belum terbiasa sama orang tersebut.

Terkadang jika dirinya sedang berduaan sama orang tersebut, dia pasti selalu saja melakukan hal yang tidak benar. Dan itu membuat Alice jijik sama tingkah laku nya itu.

Di depan Mama nya dia terlihat sangat baik. Tapi tidak dibelakang nya. Begitupun sebaliknya, Mama nya juga sama gak ada beda nya, bisa dibilang mereka saling memanfaatkan.

Ya asalkan Pria itu tidak melewati batas. Jadi dirinya tidak perlu di habisi sampai babak belur oleh Mama nya lagi.

Setelah memakan waktu 30 menit perjalanan akhirnya mereka telah sampai di sebuah gedung acara yang sangat amat besar. Gedung ini hanya ditempati oleh orang-orang yang sangat kaya raya.

Sebenarnya ia tidak peduli sama hal semacam ini. Tapi jika ia menolak ajakan Mama nya, bisa-bisa dia dikurung semingguan lagi sama Mama nya itu.

Peran nya juga di tempat ini juga biasa aja, palingan dirinya hanya ke sana sini atau mencari makanan yang mau ia makan. Agar bisa menghindari orang yang sering bersama Mama nya itu.

Seperti biasa Alice hanya berjalan di tempat yang besar ini sendirian. Dirinya hanya melihat sekumpulan orang orang yang sedang berbicara tentang bisnis.

Karena merasa bosan. Alice memutuskan untuk keluar dari gedung itu untuk mencari udara segar, tetapi saat ia sedang berjalan di sebuah lorong panjang. Ia seperti melihat ada 2 orang yang sedang melakukan sesuatu, tapi ia tidak tau mereka sedang melakukan apa. Karena tempat nya sangat gelap, jadi ia tidak bisa melihatnya dengan jelas.

"Itu siapa? Orang? Pada ngapain itu?" Karena penasaran Alice perlahan mendekati nya lalu mengintip mereka dari balik tembok.

"Lu ngapain?" Bisik seorang Pria yang tiba-tiba muncul di samping Alice.

Perempuan itu terkejud. "Siapa? Tiba-tiba muncul bikin kaget aja?!" Protes nya. Lalu tampa aba-aba, Pria itu membungkam mulut Alice agar orang-orang aneh itu tidak dengar.

"Seharusnya gue yang tanya ke lu ngapain di sini ngintipin orang?"

Perempuan tersebut melepaskan tangan Pria itu dari mulut nya. "Haha ... gue gak sengaja aja," Ucap nya gugup.

Jleb ...

Alice yang melihat kejadian itu sangat terkejud. Dibandingkan dirinya yang di kagetkan oleh Pria yang berada di samping nya saat ini.

"D–Dia? Di b–bunuh?!" Ujar Alice badannya bergetar.

"Diam, Jangan gerak, Jangan sampe mereka tau lu," ujar Pria itu sambil membekap mulut perempuan itu lagi.

"Gimana, aman?"

"Aman, tenang aja,"

"Jadi kali ini ... mau kalian buang kemana mayad nya?"

"Mungkin kita taro di kamar suami nya aja?"

"Ide bagus."

Setelah beberapa menit, akhirnya para Pria berjaz itu pergi. Dengan membawa mayad seorang Wanita, yang tidak diketahui siapa Wanita tersebut.

Perempuan itu masih terdiam membeku. Badannya masih bergetar, sampai membuat dirinya jatuh terduduk, karena kaki tidak kuat menahan kaki nya yang lemas.

"T-Tadi kenapa dia di bunuh?"

"Lu gak tau ya tentang acara ini?" Tanya Pria itu.

"Nggak. Gue cuman ngikutin Mama gue aja,"

"Mending ikut gue sebentar. Biar gue jelasin. Lu bisa berdiri?"

"Bisa gue bisa berdiri," perempuan itu pun berdiri dan berjalan mengikuti Pria yang ia tidak ketahui indentitas nya. Lalu menuju ke arah sebuah taman.

"Di sini aman," kata Pria itu lalu ia menengok ke arah wanita itu dan ternyata dia mengenal nya.

"Lu?"

"Apa? Lu kenal gue?"

"Lu kan orang yang gue senggol pake motor gue tadi?"

"Ah ... lu cowok yang waktu itu ya?"

"Jangan bilang lu lupa sama gue lagi?"

"Gue lupa,"

"Ya sudah gapapa. Nanti juga kenal, lu Alice kan?"

"Iya Alice,"

"Salken gue Sanja," ujar Pria itu lalu ia mengangkat tangan nya agar bisa bersalaman dengan perempuan itu.

"Gue Alice." lalu Alice membalas jabatan tangan Pria tersebut.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

BAB 2

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Sebelum gue cerita tentang hal itu, gue boleh tanya?"

"Apa?"

"Lu sekolah dimana?"

"Di SMA PGRI"

"Gak mau pindah ke sekolah gue? Di Williams High School?"

"Ngapain pindah ke sana?"

"Walaupun mereka gak tau kalo lu menyaksikan kejadian itu. Tapi tetap aja, mungkin hidup lu bakal gak aman,"

"Mau aman atau gak. Menurut gue gak ada tempat yang aman di dunia ini," ujar nya.

"Gue bakal cerita tentang rahasia acara ini ke lu, tapi lu harus siap,"

"Harus siap?" Tanya Alice bingung.

"Mungkin kejadian tadi, juga ada sangkut paut nya dengan Mama lu," ujar Sanja.

"Maksud lu? Mama gue?"

"Lu gak kepo kenapa dalam 1 bulan tempat ini selalu adain acara sebanyak 3 kali?"

"Gue gak kepo sama acara ginian, soalnya kebiasaan gue selama datang ke acara ini cuman jalan-jalan sama makan doang,"

"Oh ... kalo gitu sekarang gue bakal cerita. Jadi tempat ini tuh sebenarnya ..."

"ALICE!!" Ucapan Pria itu terpotong. Karena ada seseorang yang memanggil Alice.

"Kayak nya lain kali aja cerita nya ya, gue di cariin,"

"Oke. Kalo gitu sampai jumpa," Alice hanya menganggukan kepala nya. Lalu ia pergi meninggalkan pria itu sendirian di taman.

"Apa gue pindahin dia ke sekolah gue aja ya?" Guman nya. Lalu ia pun pergi dari taman itu juga.

Saat taman itu sudah kosong. Seorang Pria keluar dari persembuyian nya, karena sedari tadi ia sudah menguping pembicaraan antar 2 orang itu.

"Yang satu namanya Alice dan satu nya lagi Sanja,"

"Gimana ini tuan?"

"Gapapa. Kalo Perempuan itu pasti mudah nyingkirkan dia, tapi tidak dengan laki-laki itu,"

"Untuk sementara kamu awasin Perempuan itu. Kalo yang laki-laki itu biar jadi urusan saya,"

"Baik tuan."

...----------------...

"Kamu dari mana aja tadi?" Tanya Mama nya.

"Cari udara segar aja Mah,"

"Cepat samperin dia. Dia cariin kamu,"

"Ngapain dia cariin Alice Mah?"

"Ke sana sekarang," Tekan Mama nya. Lalu perempuan itu pun nurut dan mendatangi orang yang di maksud oleh Mama nya itu.

"Kenapa Om?"

"Mulai minggu depan saya akan menikahi Mama kamu," ujar orang itu lalu Mama Alice datang menghampiri mereka.

"Maksudnya apaan ini Mah?"

"Kamu gak dengar apa yang di katakan calon Papa kamu?"

"Gak Mah. Alice gak mau dia jadi Papa Alice! Dia itu jahat Mah! Gak sudi sama modelan orang aneh kayak gini,"

"Mulut kamu gak bisa di jaga Alice? Kamu emang setiap hari emang harus di beri pelajaran,"

"Seterah Mama! Alice gak peduli!" Perempuan itu pun pergi meninggalkan Mama nya yang saat ini sedang mengomeli dirinya.

Alice saat ini telah berada di luar gedung acara tersebut, ia tidak tau harus kemana jadi dia hanya terus berjalan tampa tau arah pulang.

Sesaat ia mengingat kejadian yang pernah ia alami dulu waktu ia kecil, dimana keluarga nya masih lengkap walaupun sebenarnya ia tau Mama nya tidak mencintai Ayah nya.

Semenjak kejadian Ayah nya meninggal, Mama nya mulai memperlihatkan sifat aslinya, apapun yang membuat dirinya kesal pasti selalu dilampiaskan ke dirinya, bahkan hal kecil pun dia melampiaskan nya ke Alice kecil sampai ia menginjak usia sekarang.

Perempuan itu menghela nafas pelan. Dirinya terlalu lelah sama apa yang ia alami selama ini.

Walaupun terlalu sering ia di siksa oleh Mama nya itu. Tetapi tidak membuat nya membenci Mama nya tersebut, karena bagaimanapun juga kalo bukan berkat Mama nya. Dia gak mungkin ada di dunia ini.

Perempuan itu terus berjalan menyelusuri jalanan yang berada di sekitaran gedung acara. Karena terlalu asik dengan pikiran nya sendiri, sampai membuat ia tidak sadar ada seseorang yang sedang mengikuti nya dari belakang.

Karena sedang fokus dengan isi pikiran nya sendiri. Sampai ia tidak sadar bahwa kaki nya tersandung oleh lonjakan dan membuat nya terjatuh.

"Lu gapapa?" Tanya seorang Pria yang tiba-tiba muncul di hadapan nya.

"Gue gapapa," ujar Alice. Lalu ia berdiri dan melihat siapa yang berada di depan nya saat ini.

"Siapa?" Tanya Alice.

Lelaki itu hanya diam tak menjawab pertanyaan Alice.

"Oh ... kalo gitu gue duluan ya," ujar nya. Lalu tangan nya di tahan oleh pria tersebut.

"Kenapa?"

"Mending lu balik ke gedung sekarang," pinta nya.

"Kenapa? Emang lu siapa? Kok ngatur gue?"

"Nanti juga lu tau," ujar pria itu.

"Ya seterah lu,"

"Nurut sama gue. Mending lu balik ke gedung sekarang,"

"Emang ada apaan?"

"Nurut aja sama gue,"

"Oke." Perempuan tersebut langsung menuruti apa yang di katakan Pria tersebut. Aneh, bisa-bisa nya dia nurut sama orang yang gak dia kenal.

...----------------...

Alice saat ini telah sampai di rumah bersama dengan Mama nya.

"Kamu ke ruangan kerja Mama sekarang." ujar Mama nya. Lalu ia turun duluan dan masuk ke rumah lalu di susul Alice dari belakang.

Saat ini Alice telah berada di ruangan kerja Mama nya, ia sudah bersiap untuk di hajar oleh Mama nya tersebut.

"Pertama saya tanya. Kenapa kamu ngomong kayak gitu sama calon Ayah kamu?"

"Dia bukan Ayah Alice Mah,"

"Dia calon Ayah kamu,"

"Alice gak mau," Alice tetap bersikeras menolak nya, karena Mama nya merasa kesal akhirnya rambut anak nya di tarik dengan kuat.

"Kalo kamu gak suka sama dia ... setidaknya itu mulut keluarkan kata-kata kebohongan aja!! Jangan seenaknya kamu ngatain dia hal yang seharusnya gak dia dengar! Anak kurang ajar," ujar Mama nya lalu meninggikan suara nya. Dan anak nya di tampar beberapa kali sampai terdengar suara tamparan nya itu.

Perlakuan Mama nya terhadap dirinya sudah terbiasa baginya, jadi ia tidak perlu kaget terhadap perilaku Mama nya itu.

Dia hanya perlu berjaga agar obat nya tidak habis, karena obat itu buat dirinya jika ada bagian tubuh nya terluka akibat dipukul oleh Mama nya.

"Kamu pergi dari hadapan saya, sekarang! saya gak suka liat wajah menjijikan ini!" Ujar Mama Alice lalu perempuan tersebut pergi keluar dan menuju ke kamar nya.

"Kenapa? Kenapa Ayah tinggalin Alice?"

"Ayah ...."

"Alice kangen Ayah ...."

"A–Ayah."

Dia emang tau bahwa Ayah nya telah meninggal, tetapi ia tidak ingat penyebab Ayah nya meninggal.

Perempuan tersebut menangis di atas kasur nya. Yang ia lakukan saat ini hanya menangis dan menangis.

Dada nya terasa sangat sakit. Seperti ada sesuatu benda tajam yang menusuk dada nya saat ini, ia tidak harus bagaimana lagi, ia menangis bukan karena selalu di siksa oleh Mama nya. Melainkan kenapa Mama nya tidak mencintai nya?

Selama ia sekolah atau di saat dirinya sedang berjalan-jalan, terkadang ia melihat anak-anak lain yang sedang bercanda gurau dengan Mama mereka.

Ia bohong kalo dirinya tidak iri, tapi takdir sudah berkehendak. Mama nya sedari dulu sudah tidak mencintai nya lagi.

Perempuan itu selalu bertanya kenapa Mama nya membenci nya? Jika dia membenci Alice, kenapa sejak dulu dia merawat dirinya sampai sekarang? Seharusnya dia dibuang bukan di rawat.

Dia merasakan nafas nya naik turun. Dada nya terasa sakit, dan begitupun dengan hati nya.

Bagaimana cara agar rasa sakit ini tidak terulang lagi?

Alice tau bukan dirinya saja yang menderita di dunia. Makanya sampai sekarang dia masih bertahan walaupun dirinya selalu mengalami rasa sakit yang sungguh menyakitkan.

Ia tidak mempunyai seseorang yang bisa dijadikan tempat untuk kembali, Alice hanya sendirian.

Teman? Dirinya tidak punya hal semacam itu selama ia hidup.

Tidak. Lebih tepat nya ia pernah mempunyai nya, tetapi sirna begitu saja, karena kesalahpahaman itu sendiri. Yaitu kebohongan.

Mau sekeras apapun kamu membela dirimu sendiri, itu akan percuma. Marena mereka hanya percaya apa yang terjadi depan mata mereka aja, mereka tidak akan mau melihat kebenaran yang sebenarnya.

Di dunia ini hal yang patut kita waspadai itu adalah lidah kita sendiri gak ada yang lain.

"Besok hari selasa ya ..." guman nya. Lalu perlahan ia menutup kedua mata nya dan ia pun tertidur dengan pulas.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

BAB 3

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

06.19

Alice saat ini telah bangun dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah nya, setelah selesai ia pun turun dan menemukan Mama nya yang saat ini sedang fokus mengerjakan sesuatu di depan laptop.

"Mulai sekarang kamu sekolah di Williams High School," ujar Mama Alice tampa melihat ke arah anaknya.

"Kenapa Alice dipindahkan Mah?"

"Jangan banyak tanya! Kamu itu tinggal berangkat sekolah aja apa susahnya sih?!"

"Maaf.'' Ujar Alice lalu ia pergi ke dapur untuk sarapan.

Setelah menyelesaikan sarapan nya ia pun pergi keluar dan menuju ke sekolah baru nya.

Alice saat ini telah berada di luar kelas nya ia bersiap untuk masuk ke tempat lingkungan baru yaitu sekolah baru nya, ia berharap semoga di tempat sekolah sekarang ia tidak terlibat masalah sama siapa pun itu.

Karena ia hanya ingin tenang selama ia sekolah, jadi semoga di kehidupan sekolah nya saat ini akan berjalan lancar.

"Alice! silahkan masuk," ujar seorang Guru, lalu Alice pun masuk dan memperkenalkan dirinya.

"Salam kenal saya Alice, mohon bantuan nya untuk kedepannya ya. Terima kasih,"

"Sekarang Alice duduk di samping laki-laki yang sedang tidur itu ya, Aksa tolong angkat tangan nya,"

Merasa dipanggil oleh Guru nya, akhirnya lelaki itu memutuskan untuk mengangkat tangan nya.

"Alice. Kamu duduk di samping laki-laki itu ya,"

"Baik, Bu." ujar Alice lalu perempuan itu pergi duduk di samping lelaki yang bernama Aksa.

Setelah perempuan tersebut duduk, ia seperti merasa ada seseorang yang sedang menatap nya, yaitu lelaki yang saat ini duduk bersama nya.

"Lu kenal gue?" Tanya Alice kebingungan.

"Lu gak berasa asing sama gue?"

"Lu asing,"

"Kayak nya lu tipe orang yang pelupa ya?" ujar Lelaki tersebut lalu orang yang duduk di depan Alice menghadap dirinya.

"Nama lu siapa?" Tanya orang tersebut.

"Alice,"

"Salken ya gue Keyna!" Ucap nya sambil tersenyum.

"Salken,"

"Kok kaku gitu sih? Bawa santai aja, oke,"

"O–Oke."

12.00

Jam bell telah berbunyi yang menandakan jam istirahat telah datang.

"Alice lu ke kantin gak?" Tanya Keyna.

"Iya ke kantin,"

"Bareng gue aja ya sama Bill juga,"

"Bill?"

"Nanti gue kenalin dia teman gue. Semoga lu bisa akrab sama dia juga ya, kalo lu Aksa? Ikut gak?"

"Nanti nyusul." pungkas nya.

Setelah Alice membereskan buku nya, mereka berdua pun pergi keluar menuju kantin.

Saat menuju kantin tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggil Alice.

"Lu sudah sekolah di sini ternyata," kata pria tersebut.

"Siapa?"

"Ini gue Sanja, kok lu jadi cewek pelupa banget ya?" Ujar nya.

"Oh ... gue inget,"

"Sanja? Lu kenal Alice?" Tanya Keyna.

"Gue gak sengaja nyerempet dia,"

"Jangan bilang lu kabur lagi?! Bukannya tanggung jawab malah kabur," protes nya sambil menaruh kedua tangan nya di pinggang.

"Gak lah. Gue gak mungkin kayak gitu,"

"Tapi lu udah tanggung jawab kan?" Tanya Keyna memastikan.

"Mau nya sih gitu tapi dia nya gak mau–"

"Kan kan apa gue bilang. Alice lain kali kalo dia gak mau tanggung jawab mending lapor dia ke Polisi aja?!" Ucap Keyna memotong perkataan Lelaki itu.

"Jangan main asal motong pembicaraan orang. Gue belum ngomong lu nya malah motong," protes nya.

Perempuan tersebut hanya berdecih sambil memutar bola mata nya malas.

"Tenang aja. Gue maksa dia, jadi gue bakal tanggung jawab," ujar nya menyambung perkataan nya yang dipotong tadi.

"Gapapa kok, sudah sembuh juga gue,"

"Beneran?"

"Iya,"

"Ya sudah bagus deh kalo lu mau tanggung jawab–"

"Tapi lu harus teraktir dia makan siang di kantin," sambung nya.

"Kenapa jadi teraktir gue? Gapapa kali santai aja, gak usah sampe teraktir gue segala,"

"Tenang aja Alice. Dia harus tanggung jawab pokoknya,"

"Ya sudah terserah deh."

Mereka bertiga duduk di tempat meja kantin dan menunggu pesanan mereka.

"Itu anak kemana sih? Jangan bilang ketiduran lagi di atas," tanya nya.

"Dia bolos kelas lagi?" Tanya Sanja.

"Seperti biasa. Cape dah gue ngurusin itu anak satu,"

"Gue kembali," ujar seorang Pria yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka.

"Baru juga diomongin orang nya dah muncul aja," ucap perempuan

Perempuan bernama Keyna.

"Lu siapa?" Tanya Pria itu.

"Kenalin dia murid kelas baru kita, namanya Alice,"

"Salken ya, gue Alice,"

"Gue Bill, btw lu harus hati-hati sama Keyna,"

Perempuan tersebut hanya diam. Lantaran ia bingung sama ucapan laki-laki itu barusan.

"Dia itu sebenarnya pembuli,"

"Kalo ngomong itu gak usah aneh-aneh!" Ujar Keyna lalu ia mencubit perut pria itu sampai membuat Pria itu meringis kesakitan.

"Iya-iya maap." pungkas nya.

Setelah beberapa menit kemudian, Aksa datang dan duduk di samping Alice.

"Gue baru inget, lu kan orang yang kemaren itu kan? Orang yang gue temuin pas gue lagi jalan-jalan sendirian?"

"Iya itu gue,"

"Kalian pernah ketemu?" Tanya Sanja.

"Di sekitaran acara kemaren,"

"Lu kemaren jalan sendirian aja Alice?"

"Iya,"

"Lain kali jangan jalan sendirian," ujar Sanja.

"Kenapa?"

"Gue bilang jangan,"

"Kok lu ngelarang Alice sih Sanja?!" Protes Keyna.

"Dia udah tau,"

"Sudah tau? Tentang apaan itu? Jangan asal bicara deh," ucap Keyna tidak percaya.

"Sudah tau, tapi gue belum sempat kasi tau tentang perihal acara itu diadakan,"

"Lu yakin mau kasi tau dia?" Tanya Keyna memastikan.

"Kalo dia ikut campur itu sama saja menantang nyawa nya sendiri," ujar Bill.

"Dari dulu juga dia sudah terlibat," ucap Aksa tiba-tiba.

"Maksud kalian apa ya? Gue gak paham,"

"Maap Alice. Nanti sepulang sekolah kita ngumpul di rumah gue ya, di sana aman buat cerita."

Saat mereka ingin fokus makan tiba-tiba ada seseorang yang mendatangi meja mereka.

"Ternyata gue gak salah liat, ternyata itu lu Alice," Ucap perempuan.

"N–Nova?"

"Kenapa kaget? Kan kita sudah lama gak ketemu, kenapa kaget segitu nya? Dan lu ngapain duduk di samping orang yang gue suka?!" Protes perempuan tersebut.

"Kebetulan aja"

"Lu mau gue bocorin tentang itu?"

"Maaf,"

"Mending lu pergi dari hadapan gue sekarang. Gue benci liat muka lu itu!" Ujar Nova, saat Alice ingin berdiri tangan nya di tahan oleh Aksa.

"Duduk,"

"Aksa?! Kok lu megang tangan nya sih?! Dia itu menjijikan?! Bahkan dia itu adalah orang yang sangat menjijikan karena apa?! Karena dia itu pembunuh?!"

*Deg

"Mending lu pergi dari sini,"

"Lu ngusir gue Aksa?"

"Iya," tekan Aksa sambil menatap dingin ke arah perempuan tersebut.

"Mending lu pergi sekarang kalo lu gak mau kena imbas nya," usir Keyna santai.

"Urusan kita belum selesai! Liat aja nanti lu Alice?!" Ujar perempuan tersebut lalu ia Pun pergi meninggalkan mereka.

"Kalian semua jangan ada yang lihat ke arah kami," tekan Sanja kepada orang-orang yang saat ini melihat ke arah mereka.

"Apa gue bakal ditinggal lagi??" Batin Alice tangan nya saat ini gemetaran karena mengingat kejadian yang ia alami dulu.

"Alice? Lu gapapa? mau ke uks gak?" Tanya Keyna khawatir.

"G-Gapapa. Gue gapapa, thanks sudah khawatirin gue." ucap Alice lalu Perempuan tersebut pergi meninggalkan mereka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!