NovelToon NovelToon

SESAAT

Bab 1 Kehidupan Jia

Angin pagi menyapa indra penciuman Jia, bau rumput basah dan ilalang yang bergoyang tertiup angin menjadi pemandangan sehari hari di mata Jia. Langkahnya membawanya ke stasiun kereta yang sehari hari Jia naiki untuk pergi kekantor. Tit... Suara kartu kereta yang di tempelkan di palang sebelum masuk ke kereta itu berbunyi dan membuka pintu penghalang sepinggang untuk Jia lewati. Hiruk pikuk stasiun kereta itu tidak merubah mimik wajah Jia yang tampak biasa saja menunggu keretanya tiba.
Jia duduk di kursi panjang kereta sambil melihat pemandangan desa tempat dia tinggal yang berangsur menghilang dan berganti menjadi pemandangan dengan gedung tinggi menjulang yang menandakan dia telah memasuki area kota Soul tempat kantornya berada.
Jia menempelkan ID cardnya di pintu penghalang untuk menunjukkan bahwa dia hadir dan bekerja pada hari itu. Dirinya memandangi pintu lift yang masih tertutup di hadapannya dan tidak lama kemudiam terbuka. Tidak ada yang menyapa Jia selama perjalanan, baginya bekerja dan menghasilkan uang itu hal yang lebih penting ketimbang komunikasi sosial, melihat dirinya yang lebih nyaman sendiri daripada bersama orang lain.
Jia
Jia
Permisi pak, ini desain untuk minggu ini
Jia memberikan pekerjaannya kepada kepala departemen yang duduk paling depan dintara karyawan lainnya. Pria berbadan berisi dengan rambut yang rapi tertata karena pomadenya itu menerima pekerjaan Jia dengan wajah yang datar dan mengangkat satu alisnya lalu mengangguk.
kepala departemen
kepala departemen
Oke
kepala departemen
kepala departemen
Oh Jia... Tersenyumlah ketika memberi pekerjaan mu, hidup tidak selalu berpihak akan diam mu, jadi cobalah berkomunikasi dengan yang lain, faham.
Jia
Jia
Baik pak
Jia menjawab tuturan kepala departemennya hanya dengan anggukan dan akhirnya dia kembali ke meja kerjanya.
Kehidupan Jia hanya seperti itu setiap harinya, cibiran teman sekantornya bahkan hanya menjadi angin lalu bagi Jia. Dia tidak memperdulikannya sama sekali, yang terpenting di hidupnya adalah dirinya sendiri dan keluarganya.
Jam sudah menunjjukkan pukul 18.30, Jia berjalan keluar kantor dengan wajah lelah dan kusutnya. Terlihat banyak karyawan yang berlalu lalang di sekitar Jia yang juga telah selesai bekerja.
Di tengah tapak kakinya yang tengah sibuk berjalan langkah demi langkah dengan tatapan sendu khas Jia, hingga dia tidak sengaja menabrak seorang bibi yang tengah menjajakan kacang hazel rebus buatannya. Jia terlihat kaget dan muncul mimik bersalah di wajahnya, tanpa menunggu Jia membantu memunguti kacang hazel jualan bibi itu dan bersedia mengganti ruginya. Jia terus mmebungkuk meminta maaf pada bibi penjual kacang itu berulang kali.
Jia
Jia
Maaf bi, aku sungguh tidak memeperhatikan langkah ku sampai menabrak mu dan membuat jualan mu kacau seperti ini, aku akan mengganti rugi jualan yang jatuh, sekali lagi aku minta maaf bi
bibi penjaga hutan
bibi penjaga hutan
Tidak apa apa, kamu pasti lelah setelah bekerja hingga larut seperti ini, tidak perlu mengganti rugi yang jatuh, ayo duduk di kursi itu dan beristirahat sebentar
Jia tanpa mengelak mengikuti bibi itu dan duduk disampingnya, bibi penjual kacang itu terlihat mengamatinya lamat lamat lalu melihat bulan purnama yang malam itu muncul dengan sempurna lalu bibi itu menyunggingkan senyum di sudut bibirnya
bibi penjaga hutan
bibi penjaga hutan
Mau mendengar cerita seru?
Jia
Jia
Boleh
bibi penjaga hutan
bibi penjaga hutan
Apa kamu tau apa yang ada di puncak bukit yang ada tepat dibelakang kantor mu bekerja itu?
Jia menjawab pertanyaan bibi itu dengan gelengan kepala yang menandakan dirinya tidak tau tentang apa yang di maksud bibi itu
bibi penjaga hutan
bibi penjaga hutan
di ujung bukit itu ada sebuah tangga yang di percaya dapat membawa mu ke dunia yang tidak pernah kamu kunjungi, tangga itu dinamakan tangga purnama
Jia
Jia
Itu hanya mitos bibi, bahkan nenek ku menceritakan cerita ini pada ku
bibi penjaga hutan
bibi penjaga hutan
Apa kamu pernah membuktikannya? Malam ini Big Moon, harusnya portal itu bekerja dengan baik di ujung tangga itu. Pergi dan lihat lah, pemandangannya juga sangat bagus dari atas sana, jika kamu beruntung, tangga itu akan bekerja dengan baik untuk mu
Jia
Jia
Apa bibi menyuruh ku memastikannya?
bibi penjaga hutan
bibi penjaga hutan
yaah betul, anggap itu adalah ganti rugi kacang hazel yang telah kamu tumpahkan
Jia
Jia
Tapi bi aku...
Bibi itu pergi meninggalkan Jia dengan senyumannya itu dan hilang ditelan kerumunan orang yang berlalu lalang. Jia menarik nafas dalam dalam dan tidak berniat mendengarkan omong kosong bibi yang sudah hilang entah kemana itu
Jia mulai berjalan melangkahkan kakinya untuk segera pulang namun terhenti

Bab 2 Dimana Ini

Jia
Jia
Hah hah hah sebenarnya sedang apa aku disini hah
Jia
Jia
Harusnya aku pulang saja hah hah hah
Jia
Jia
Bahkan bis terakhir sudah lewat, aaah aku sangat lelah
Ucap Jia tergopoh gopoh karena tengah mendaki bukit belakang kantornya untuk membuktikan omongan bibi penjual kacang tersebut
Jia sudah hampir sampai pada tujuannya, terlihat didepan mata Jia jalan setapak yang terlihat cukup indah terkena sinar rembulan dengan rumput hijau yang selaras di pinggir kanan kiri jalan setapak itu. Jia yang sudah setengah mau pingsan karena kelelahan mendaki memilih untuk jalan dengan tenang kali ini karena jalan setapak yang dia lewati cukup landai.
Hingga pada akhirnya, Jia mengehentikan langkahnya tepat di hadapan anak tangga pertama yang ada di hadapanya. Cerita bibi dan neneknya itu benar, namun Jia masih belum percaya pada mitos yang diceritakan oleh bibi penjual kacang dan neneknya itu. Jia menaiki anak tangga itu satu persatu, hingga anak tangga paling terakhir ada di pijakan kakinya.
Jia
Jia
sudah ku duga, mitos hanyalah mitos
Bulan purnama malam itu terlihat sangat dekat di langit soul. Jia memandang kagum pada pemandangan di depan matanya itu. Bulan purnama itu terlihat sangat indah dengan sinarnya yang begitu terang itu. Jia mengulurkan tangannya seakan ingin menyentuh bulan purnama itu, namun dia sadar itu tidak mungkin.
Tapi tiba tiba setelah dia mencoba mengulurkan tangannya pada tengah bulan purnama itu, sesuatu yang aneh muncul. Seperti ada lubang hitam yang kian lama kian membesar, Jia kaget hingga membelakkan matanya bulat sempurna.
Jia
Jia
Apa ini?
Jia
Jia
Kenapa jadi seperti ini?
bibi penjaga hutan
bibi penjaga hutan
Cepat?
Jia di kagetkan dengan suara yang ada tepat di belakangnya, Jia menoleh pelan, ke arah belakangnya.
Jia
Jia
Ha ahjumma, hah kenapa kamu disini?
bibi penjaga hutan
bibi penjaga hutan
Cepat, dia sudah menunggu mu
Bibi itu mendorong Jia ke lubang itu dengan ekspresi tersenyumnya sambil membawa keranjang kacang hazel yang di bawa sebelumnya
Jia
Jia
Aaaaaaaaaaaaa....
Lubang itu menutup kala Jia sudah terlahap habis pada lubang hitam itu dan terasa tubuhnya terhempas keras pada dasar yang belum di lihatnya, namun Jia kehilangan kesadarannya
Yuan
Yuan
Hei, apa kamu tidak apa apa?
Yuan
Yuan
Apa dia sudah mati?
Oh Jia merasa silau matahari menembus matanya yang sedang tertutup rapat itu. Dia juga merasakan tubuhnya di guncang guncang oleh seseorang yang mencoba menyadarkannya. Akhirnya Jia mulai membuka matanya sedikit demi sedikit dan mulai samar samar melihat orang yang menggoyang goyangkan tubuhnya.
Yuan
Yuan
Hei Oh Jia, kamu tidak apa apa kan, Jia..
Jia
Jia
Siapa, kamu...
Yuan
Yuan
hah, apa ingatan mu hilang saat terpeleset tadi, ini aku Yuan, haaah ayolah, jangan bercanda deh. Buruan kita makin jauh, lihat lah
Jia
Jia
Ha? Buruan?
Yuan
Yuan
Hahh Oh Jia, kita tidak dapat makan daging hari ini huft
Jia
Jia
Hah?
Jia masih bingung dengan lelaki yang tengah mengomel di hadapannya, Jia melihat sekitar pandangannya. Terhampar rerumputan dan banyak bunga biru yang indah terhampar di sekitar mereka berdua.
Jia
Jia
Waah cantik banget
Yuan
Yuan
Sejak kapan kamu suka bunga, ayo berdiri, kita harus mencari makanan lain
Jia
Jia
Aku suka bunga kok dan sejak kapan pakaian ku jadi karung goni seperti ini, mana tas ku? Mana pakaian ku sebelumnya?
Yuan
Yuan
Kamu ngomong apa sih, ayo cepat berdiri, kita harus cari makanan lain
Jia
Jia
Hah, apa sih?

BAB 3 Ayo Kita Mulai Dari Awal

Lelaki yang tidak Jia kenal itu terus menggandeng tangan Jia namun dia merasa tidak nyaman dengan apa yang di lakukan lelaki itu dan akhirnya Jia menarik tangannya yang berada di genggaman tangan lelaki itu.
Jia
Jia
Lepaskan tangan ku
Yuan
Yuan
Tidak akan, jika aku lepaskan kau bisa saja terhimpit batu sungai yang besar besar ini, sebelumnya saja kau tidak sadarkan diri karna terpeleset. Aku tidak akan mengulangi untuk keduakalinya
Jia
Jia
Aku tidak seceroboh itu
Yuan
Yuan
Benarkah
Yuan melepas tangan Jia diantara bebatuan terjal di pinggir sungai yang mereka pijaki. Jia kehilangan keseimbangannya, wajahnya panik karena yang berada di belakangnya adalah bebatuang tumpul yang sangat besar.
Jia
Jia
Hyaaaaa
Yuan
Yuan
Hap
Yuan menangkap tangan Jia sebelum terjatuh terlalu jauh, wajah Jia sudah panik setengah mati karena mengetahui dirinya akan terjatuh di bebatuan yang cukup tinggi.
Jia
Jia
Kamu gila?
Yuan
Yuan
itu kan permintaan mu Jia hahah maaf maaf yaa
Jia
Jia
sudah lah, ayo
Jia duduk di pinggir sungai melihat Yuan tengah menombaki ikan, dia mendapat ikan cukup banyak dengan cara menangkap ikan seperti orang zaman dulu.
Yuan
Yuan
Hah kau bahkan tidak membantu ku
Jia
Jia
Aku tidak bisa
Yuan
Yuan
Kamu bercanda, aku bahkan tidak percaya, kamu bahkan biasanya lebih mahir dari ku, sudah lah ayo pulang
Jia
Jia
Tapi, aku tidak tau rumah ku dimana
Yuan
Yuan
Oh Jia... Haaaah, kamu hari ini sangat aneh, sudah ayo
Jia
Jia
Tapi kan...
Yuan menarik tangan Jia, menuntunnya melewati jalan setapak, melewati hamparan bunga Yuche yang mekar terhampar di luasnya tanah di hutan tempat mereka memijakkan kaki mereka.
Mereka berdua sampai di sebuah rumah kayu sederhana, Jia mencoba memperhatikan susana di sekitarnya. Namun dia tidak mendapati satupun rumah selain rumah kayu sederhana yang ada di depannya.
Jia
Jia
Mana rumah yang lain?
Yuan
Yuan
Oh ayolah, hanya ada kita disini
Jia
Jia
Sebenarnya aku ada dimana sih? Tempat apa ini?
Yuan
Yuan
Huft... Oke ayo kita memulai perkenalan kita dari awal
Yuan
Yuan
Aku Yuan dan tempat yang kita tinggali ini adalah Bichui Sup (hutan cahaya)
Jia
Jia
Woah nama hutan yang indah
Jia
Jia
Sekarang giliran ku, aku Oh Jia, usia ku 25 tahun dan aku datang kesini lewat portal tangga purnama
mata Yuan tiba tiba terbelalak, Yuan menarik tangan Jia dan memandangnya lebih dekat, jarak wajah Yuan hanya empat jari dari wajah Jia
Yuan
Yuan
Dari mana kamu tau tentang tangga dan portal itu?
Jia
Jia
Ah i itu, itu adalah cerita leluhur yanh di ceritakan oleh nenek ku, dan soal portal itu... Aku mengetahuinya dari ahjumma yang tidak sengaja tabrak itu saja
Yuan
Yuan
Apa dia membawa banyak kacang?
Jia
Jia
Kenapa kamu bisa tau?
Yuan tidak menjawab pertanyaan Jia dan mengajaknya menyiapkan kayu bakar untuk membakar ikan yang sudah mereka tangkap di sungai. Jia tidak mencoba bertanya kembali pada Yuan, melihat raut wajah Yuan yang kian berubah saat mendengarkan penjelasannya.
Yuan mulai menyalakan api dengan kayu bakar yang sudah dia kumpulkan di samping rumah. Yuan terlihat sangat serius dengan apa yang dia kerjakan.
Jia
Jia
Yuan, apa hanya kita yang tinggal disini?
Yuan
Yuan
Iya Jia
Jia
Jia
Apa aku sebelumnya tinggal disini juga?
Yuan
Yuan
Aniya (tidak)
Yuan
Yuan
Kamu jatuh dari atas sana
Yuan menunjuk jurang yang tepat berada di atas rumah yang mereka tinggali.
Jia
Jia
Hah, dan wanita ini masih hidup?
Yuan
Yuan
Aah, kamu jatuh tepat dia atas tumpukan jerami, jadi luka mu tidak terlalu parah
Jia
Jia
Wah wanita ini sangat beruntung
Yuan
Yuan
Aku ingin bertanya banyak tentang mu, tapi nanti saja
Jia
Jia
emmm baiklah

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!