...~Happy Reading~...
“Assalamualaikum, Mayra cantik datang berkunjung,” seru seorang gadis yang mengenakan gamis nude dan di padukan dengan hijab hitam yang menutup kepala nya.
“Walaikumsalam, MasyaAllah ... Kapan kamu datang May?” jawab sang pemilik rumah langsung menghampiri anak dari sahabat nya.
Ameena Khairin Humaira, gadis berusia dua puluh tiga tahun yang baru saja menyelesaikan kuliah S1 nya di kota Jogjakarta. Setelah sekian lama tidak berkunjung karena kesibukan kuliah nya, kini akhirnya Maira kembali datang berkunjung lantaran kepentingan dengan sahabat nya.
“Hehehe, baru pagi tadi Tante.” Jawab nya sedikit kikuk.
“Mau cari Arga? Dia belum pulang, paling sebentar lagi,” kata wanita paruh baya yang tak lain dan tak bukan adalah tante Naura, sahabat baik dari ibu nya, “oh iya, Umma kamu gimana kabar nya?”
“Alhamdulilah, Umma baik Tante.”
“Kemarin Tante ketemu sama kakak kamu. Istrinya lagi hamil ya?”
“Iya Tante, Eleena sedang hamil. Dan mungkin sebentar lagi akan melahirkan,”
“Alhamdulilah, akhirnya cucu pertama Umma kamu akan segera lahir ya?” Tante Naura tersenyum dan sedikit terkekeh. Bersyukur karena pada akhirnya sahabat nya memiliki cucu.
Sedangkan dirinya, kini cucu nya sudah tiga dan itupun dua di antara nya sudah menginjak usia ABG.
‘Ternyata kita emang udah tua,’ gumam tante Naura dalam hatinya mengingat sang sahabat.
“Tante di rumah sendiri? Kak Bintang sama kak Ryana gak ada disini?” tanya Maira mencoba mencari topik pembicaraan agar tidak canggung.
“Baru aja pagi tadi mereka pulang. Yah, begini lah Mai, kalau anak anak sudah besar udah sibuk sendiri. Cuma tinggal Arga saja yang masih jadi penghuni sini. Itupun kayaknya juga udah gak lama lagi,” keluh tante Naura sambil menghela napas nya berat.
“G—gak lama lagi, maksud nya gimana Tante?” tanya Maira lagi sambil mengerutkan dahi nya.
“Bulan depan anak itu mau menikah katanya. Minggu depan kamu datang ya Mai, katanya dia mau bawa calon nya pulang ke rumah, mau di kenalin sama kami. Dan bulan depan menikah,” kata tante Naura menjelaskan, membuat Maira seketika langsung terdiam.
Arga? Menikah? Benarkah? Secepat itu? Batin Maira bergumam dalam hati nya.
Bukan Maira tidak tahu, siapa kekasih Arga. Hanya saja, Maira tidak menyangka bahwa sahabat nya itu akan secepat ini melanjutkan ke jenjang pernikahan. Ya, walaupun sebenarnya lebih cepat lebih bagus.
Saat keduanya masih begitu asik bercerita dan sedikit bercanda di tengah kegalauan hati Maira. Suara bariton dari seorang laki laki yang sejak tadi di tunggu oleh Maira, akhirnya tiba juga.
“Woahh ada tamu jauh ternyata,” ucap laki laki itu dengan senyuman sumringah nya menatap keberadaan Maira yang tengah duduk santuy di sofa.
“Assalamualaikum,” ucap Maira menyindir.
“Oh iya, assalamualaikum ukhti Humaira ... “ Arga langsung mendudukkan diri tepat di depan Maira sambil meletakkan tas dan jas nya di samping nya begitu saja.
“Walaikumsalam.” Jawab Maira sedikit menggelengkan kepala nya, “Tadi janji nya jam berapa? Kenapa baru pulang sih? Kebiasaan banget dari dulu gak pernah on time,” imbuh gadis itu berdecak.
Memang benar, kedatangan Maira kali ini memang atas permintaan Arga. Laki laki itu mengatakan bahwa ia akan pulang cepat, sebelum jam empat sore ia sudah berada di rumah.
Maka dari itu, Maira datang jam empat sore agar tidak membuat Arga menunggu lama. Namun, siapa sangka bahwa ternyata Arga justru pulang ke rumah di saat jarum jam sudah menunjuk angka setengah enam sore.
“Mama lihat kan, dia gak pernah berubah. Dari dulu masih aja cerewet, untung aja gak jadi mantu Mama kan?” kata Arga bercanda hingga tergelak membuat Maira mendengus dan tersenyum getir menanggapi candaan dari sahabat nya.
...~To be continue .......
...🕊🕊🕊...
...Assalamualaikum .. Holaa semuanya... Hayoo siapa yang udah nungguin kamar Maira. Kira kira, dengan siapa kira kira dia akan mengarungi bahtera rumah tangga untuk menyusul Eleena dan Yusuf?...
...Ckckckck, jangan lupa like, komen dan tap love nya yah, kita sama sama ikuti keana kapal Maira akan berlabuh untuk menemukan surga impian nya ......
...~Happy Reading~...
Sepulang dari rumah Arga, gadis itu pun segera menuju ke rumah kakak ipar nya, Eleena. Hati nya masih terasa sedikit sesak, saat mengetahui fakta bahwa Arga akan segera melangsungkan pernikahan nya dengan sang kekasih.
Maira memiliki perasaan untuk Arga? Tentu, dan perasaan itu sudah ia rasakan sejak lama. Perasaan yang sudah ia pendam dan akan ia bongkar ketika waktunya tiba nanti.
Namun, siapa sangka bahwa ternyata Takdir tak berpihak padanya. Tuhan tidak mengizinkan nya untuk membongkar isi hatinya untuk sang Tuan, yang tak lain adalah Arga.
Sedih? Jangan di tanya. Ini adalah kali pertama Maira jatuh cinta, dan kali pertama juga ia patah hati sebelum berjuang. Sejak dulu, Maira selalu menjaga hati nya, menjaga pandangan nya dan menjaga dirinya untuk Arga.
Akan tetapi, kembali lagi Takdir tidak berpihak padanya. Memnag benar, Manusia hanya bisa merencanakan, tapi Tuhan lah yang berkehendak.
“Kusut amat sih itu muka?” celetuk seorang wanita hamil yang langsung menghampiri adik ipar nya.
Sambil memakan buah mangga kesukaan nya, wanita itu mendudukkan diri tepat di seberang Maira yang tengah memasang wajah cemberut sambil memegang ponsel di tangan nya.
“Gue galau El, huaaaa!” rengek Maira tanpa sadar membuat Eleena langsung tersedak buah mangga nya.
Uhukkk hukkk uhukkkk!
“Segitu kaget nya denger aku galau?” celetuk Maira mendengus.
“Bukan!” Eleena langsung menggelengkan kepala nya, “Sejak kapan kamu pakai kata gue? Biasanya juga gue yang nyebut kata gue,”
“Masa sih? Perasaan tadi aku bilang nya aku deh, emang ada ya aku bilang gue?” tanya Maira ikut menatap bingung pada kakak ipar nya.
“Tau ah, gak usah di bahas.” Kata Eleena, “Jadi, ada apa? Bagaimana gerangan bisa galau? Ku kira ukhti cantik sholeha seperti mu tidak akan pernah galau. Secara kamu tidak pernah pacaran.”
“Dihhh aku juga manusia biasa El. Aku punya hati dan perasaan, dan aku juga pernah merasakan jatuh cinta yang masyaallah indah nya. Walau pun aku tidak pernah pacaran, tapi aku tau rasanya jatuh cinta.” Jelas Maira panjang lebar membuat Eleena langsung menganggukkan kepala nya tanda paham.
“Jadi, siapa laki laki yang kurang beruntung itu?” tanya Eleena penasaran.
Seketika itu juga, Maira langsung membulatkan mata nya menatap tajam pada Eleena dengan perasaan kesal, “Kalau aja kamu tdiak sedang mengandung keponakan ku, udah ku lembar kamu El!”
Tentu saja, Eleena langsung tergelak melihat wajah kusut adik ipar nya yang semakin menjadi, kala mendengar perkataan nya.
Dan akhirnya, Maira pun menceritakan semuanya kepada Eleena. Mungkin, ini adalah kali pertama Maira curhat tentang laki laki kepada Eleena. Selama ini, gadis itu lebih cenderung tertutup soal masalah pribadi nya.
Maira lah yang lebih kerap mendengarkan kisah dan curhatan hati Eleena. Akan tetapi kini, setelah ia melihat kebahagiaan dalam rumah tangga kakak nya dan Eleena. Terbesit dalam benak Maira juga ingin ikut mengarungi bahtera rumah tangga.
Maira juga ingin menikah, maka dari itu, ia berniat untuk mengatakan perasaan nya kepada Arga. Namun sayang seribu sayang, bahwa Arga sudah lebih dulu ingin melanjutkan niat nya untuk menikahi sang kekasih.
Kepentingan penting yang di maksud oleh Arga agar datang ke rumah nya, adalah kepentingan untuk memberitahu Maira bahwa Arga akan menikah.
Sebenarnya, Maira tahu siapa kekasih Arga. Dialah Rahel, seorang gadis cantik asal surabaya yang berhasil memikat hati Arga. Dulu, Maira lah yang menjadi mak-comblang antara keduanya saat berada di Jogja.
Maira berfikir, bahwa Arga tidak akan goyah. Laki laki itu akan menepati janji nya untuk tetap menunggu nya sampai waktu nya tiba.
Tapi siapa sangka, bahwa ternyata Arga justru menerima pernyataan cinta Rahel dan akhirnya mereka pindah ke Jakarta, karena kuliah Arga yang selesai lebih dulu di banding Maira.
Jangan salahkan Maira, karena saat itu dirinya memang benar benar sedang ingin fokus dalam belajar nya. Dan juga, ia yakin, percaya bahwa Arga hanya main main saja. Walau pada akhirnya kini dirinya yang harus terluka seorang diri.
...~To be continue .......
...~Happy Reading~...
Drrtt ... Drrttt ... Drrttt ...
Ponsel nya terus berdering sejak tadi. Tapi tidak membuat sang pemilik ponsel itu berniat untuk mengangkat nya sama sekali
“Angkat Mai ... “ ucap abi Mike saat berada di ruang keluarga bersama istri dan dua putri nya.
“Biarin aja Abi,” jawab Maira memilih abai saat ponsel nya terus berdering. Matanya masih terus fokus mantap layar televisi di depan nya. Karena ia tidak mau lagi mengganggu atau berhubungan dengan sosok laki laki yang tak lain adalah Arga.
“Kakak, gimana sama kak Hilal?” tanya Khalifa memilih membuka suara kala melihat suasana di dalam ruang keluarga itu terlihat senyap.
“Hilal siapa?” kata Maira malah balik bertanya.
“Ih, itu yang tadi sore papasan sama kita di depan masjid,” kata Khalifa mencoba membantu ingatan kakak nya.
“Hilal, anaknya kiyai Abdul?” tanya abi Mike ikut bersuara.
“Nah iya Abi. Waktu itu, kak Hilal sempat ngasih CV ta'aruf buat kak Maira. Tapi sama kakak belum ngasih jawaban, dan tadi pas gak sengaja ketemu, kayaknya kak Hilal nanyain lagi deh,” jelas Khalifa panjang lebar.
Maira masih terdiam, ia kini teringat dengan sosok laki laki muda yang bernama Hilal yang masih menunggu jawaban atas ta'aruf nya.
Maira sendiri tidak tahu, harus apa. Karena sejujur nya, dalam hatinya ia sangat berharap bahwa Arga lah yang mengirimkan nya CV ta'aruf.
Dulu, saat masih kecil, Arga dan Maira pernah bercita cita agar kelak bisa menikah dengan jalur ta'aruf. Mereka ingin berpura pura tidak tahu, membuat drama seperti perjodohan, dan pura pura terkejut saat saling tahu.
Tapi, itu hanyalah angan angan seorang anak kecil. Cita cita dan harapan yang di jaga oleh Maira, tapi di ingkari oleh pihak laki laki.
Menyedihkan bukan? Jika mengingat hal itu, ingin rasanya Maira mentertawakan kebodohan nya. Karena kini pada akhirnya Arga justru yang meninggalkan nya.
“Maira, apa kamu sudah siap untuk menikah?” tanya abi Mike, tanpa sadar membuat Maira langsung menganggukkan kepala nya dengan memasang wajah sedih nya.
“Sama kak Hilal kak?” imbuh Khalifa yang juga di balas anggukkan kepala oleh Maira tanpa sadar.
“Maira, kamu yakin?” tanya umma Chila sambil menepuk bahu putri nya, seketika membuat lamunan nya tersadar.
“Astagfirullah, kenapa Umma? Tadi Umma tanya apa?” kata gadis itu terlihat kebingungan menatap satu per satu anggota keluarga nya.
“Kakak lagi ngelamunin kak Hilal ya?” goda Khalifa terkekeh yang langsung mendapatkan hadiah berupa lemparan bantal dari sang kakak.
“Katanya kakak udah mau menikah, gak ada calon nya. Dan Allah udah ngasih calon terbaik untuk Kakak. Ya udah, langsung gas pol saja, iya kan Umma?” kata Khalifa kini menatap ibu nya.
“Kak Hilal itu baik loh kak orang nya. Ganteng nya juga masyaallah banget. Anak seorang Kiai terbaik di pondok ini. Abi aja pasti juga setuju kok, iya kan Abi?” tanya Khalifa kini bergantian menatap ayah nya.
“Khalifa diem deh,” cetus Maira mendengus kesal.
“Udah kak, gak usah mikir panjang. Kak itu speak bidadara setelah Abi dan kak Yusuf. Kaka mau cari yang kaya gimana lagi? Allah udah nurunin satu bidadara untuk jadi jodoh kakak loh,” imbuh Khalifa yang lagi lagi membuat Maira langsung memberikan nya tatapan kesal.
“Khalifa, diem dulu Sayang,” ujar umma Chila dengan begitu lembut, “Maira, sekarang kamu sudah dewasa Nak. Kuliah kamu juga sudah selesai, berikutnya jalan mana yang akan kamu pilih, Abi dan Umma hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kamu.”
“Jika kamu mau menikah dan menerima khitbahan dari nak Hilal, masyaallah abi dan Umma pasti akan mendukung. Tapi jika kamu belum siap, akan lebih baik jika kamu bicarakan baik baik dengan nak Hilal agar dia tidak terlalu lama menunggu dan berharap yang tidak pasti. Maira mengerti kan maksud Umma?” jelas wanita itu panjang lebar membuat Maira menganggukkan kepala nya.
Rasanya begitu sejuk setiap kali mendengar nasehat dari umma nya. Maira berharap kelak dirinya juga bisa menjadi seperti umma nya yang penyabar dan lembut.
Walau sebenarnya jauh di dalam lubuk hatinya, ia sendiri sedikit ragu apakah ia bisa bersikap seperti itu.
Mengingat kini dirinya mudah emosi, mudah terpancing amarah dan mudah merasa geram. Sangat sulit bagi Maira menghadapi masalah dengan senyuman lembut seperti umma nya.
...~To be continue ......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!