NovelToon NovelToon

Love And Past Stories

Prolog

Seorang gadis manis berusia 14 tahun sedang terbaring lemah di sebuah rumah sakit. Disamping gadis itu terdapat seorang wanita paruh baya yang sedang menangis mengharapkan putrinya segera membuka matanya.

"Bangun nak, kenapa kamu tidur terlalu lama? Apakah kamu tidak mau melihat mama lagi? Apakah kamu akan meninggalkan mama? Ayo bangun Grey mama disini menunggu kamu sayang." Tutur wanita itu sambil menggenggam tangan anaknya. Ia memberikan sebuah kehangatan dalam genggaman tersebut berharap anaknya kembali membuka mata.

Greysa dalam kondisi setengah sadarnya samar samar mendengar suara seseorang yang ia kenali. Kemudian Ia mencari asal suara itu yang membuatnya perlahan lahan membuka matanya, ia melihat remang remang cahaya lampu yang sedikit menyilaukan matanya kemudian ia memperhatikan sekelilingnya dan mendapati mamanya sedang menangis disampingnya.

"m-mama??" Ucapnya lemah dengan tatapan mata yang sayu.

"Greysa?!!! Akhirnya kamu sadar nak" Ucap Mamanya sedikit terkejut dan bahagia. Ia memeluk anaknya dengan air mata yang terus mengalir dari kedua matanya. Tangis kesedihan tadi berubah menjadi tangis bahagia.

"A-aku sakit apa ma? Kenapa aku ada dirumah sakit?" Tanya Greysa kebingungan ketika ia menyadari ia berada dalam sebuah kamar rumah sakit.

Mamanya terdiam sejenak mendengar pertanyaan dari Greysa, ia menelan ludah karena tidak siap untuk memberi tau kebenaran apa yang telah menimpa anaknya itu.

"Kalau kamu gak ingat gak usah diingat ya, kamu tidak mengalami sakit yang parah jadi kamu gak perlu khawatir." ucap mamanya Greysa berharap anaknya benar benar melupakan kejadian yang membuatnya sampai dibawa ke rumah sakit.

Melihat raut wajah mamanya Greysa tau bahwa mamanya tidak mau memberitahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia berusaha mencoba mengingat kejadian yang terjadi sebelumnya namun tidak bisa. Berulang kali ia mencoba memaksa mengingat namun ia tidak bisa. Semakin ia paksa semakin terasa sakit di kepalanya.

"akhh!!" Rintih Greysa sembari memegang kepalanya.

"Mama panggil dokter dulu ya." Ucap mamanya pergi keluar ruangan untuk memanggil dokter.

Tanpa mamanya Greysa sadari didekat pintu masuk ruang rawat Greysa berdiri seorang laki laki yang sedari tadi memperhatikan kedalam ruangan dari celah pintu yang sedikit terbuka. Laki laki itu tersenyum menatap Greysa yang telah sadarkan diri dan berusaha untuk mengingat ingatannya yang hilang.

laki laki itu pergi meninggalkan ruangan itu ketika ia melihat mamanya Greysa dan seorang dokter berjalan mendekati ruangan tersebut. Setelah dokter dan mamanya Greysa masuk kedalam ruang rawat Greysa ia kembali mendekati ruangan tersebut agar mengetahui kondisi Greysa setelah sadarkan diri.

Dari luar terdengar bahwa Greysa mengalami hilang ingatan sebagian yang membuatnya melupakan kejadian yang baru terjadi beberapa tahun yang lalu. Mendengar itu laki laki tersebut sedikit terkejut.

"Syukurlah kamu tidak mengingat kejadian itu berarti kamu juga akan melupakan aku Grey.. dengan begitu aku dapat pergi dengan tenang tanpa mengkhawatirkan kondisi kamu. Maaf atas semua yang telah terjadi, moga ini memang berakhir disini dan mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhir kita." Gumam laki laki tersebut sembari berusaha tersenyum dan tanpa ia sadari air matanya mulai berjatuhan.

laki-laki itu kemudian meninggalkan ruangan tersebut. Greysa merasakan ada sesuatu yang membuatnya sedikit resah, ia memperhatikan pintu masuk yang sedikit terbuka namun ia tidak melihat apapun disana. Entah kenapa hal itu membuat hatinya terasa nyeri seakan ia mengharapkan seseorang datang dari pintu tersebut.

SOMEONE

Tahun ini adalah tahun ke tiga Greysa bersekolah di SMA Lentera Bangsa. Sekarang dia sudah menduduki kelas dua belas. Karena kepintaran otaknya dia tetap bertahan di kelas IPA 1 dari kelas sepuluh, yang terbilang lokal unggul daripada lokal lain di sekolahnya.

"Hadeeh malasnya gue di kelas, isinya orang pacaran semua" ucap Anantasya merebahkan kepalanya diatas meja sambil mengotak-atik aplikasi yang ada di handphonenya.

Anantasya adalah teman sebangkunya Greysa dari kelas sepuluh. Cewek bermata coklat itu biasa dipanggil Ica oleh teman temannya.

"Lo kenapa sih ca? dari tadi keliatan resah terus." ucap Greysa yang sedang sibuk dengan handphonenya.

Meskipun berada di lokal unggul bukan berarti mereka tidak menikmati jam kosong, terutama untuk anak anak yang sedang kasmaran dengan teman sekelas. Walaupun di sekolah Lentera Bangsa tidak membolehkan siswa dan siswinya untuk berpacaran, namun peraturan tersebut diabaikan oleh sebagian siswa. Selagi mereka tidak ketahuan maka mereka akan tetap menjalani hubungan percintaan.

"Kalau suasana kelasnya begini lebih baik belajar daripada jamkos." Ucap Anantasya dengan lesu karena dia sudah bosan dengan jam kosong dan pemandangan sekitarnya.

"Lo iri ya? Makanya cari cowok." Ucap Greysa meletakkan handphonenya diatas meja dengan layar handphone dihadapkan ke bawah.

"Udah gue cari tapi cowoknya gak mau sama gue." jelas Anastasya memasang ekspresi sedih yang membuat Greysa tertawa.

"Lagian lo cari cowok yang spek idamannya diatas lo, ya mana mau dia." Ucap Greysa tak bisa menghentikan tawanya.

"Ish!!! lo jadi teman gak ada pengertiannya sedikitpun." Anantasya kesal dengan tingkah Greysa.

"Eh, gue mau nanya dong." Anantasya mengalihkan topik pembicaraan

"Nanya apa?"

"Disekolah ini ada cowok yang lo suka gak?" Tanya Anantasya penasaran.

Greysa terdiam mendengar pertanyaan yang tidak ia sangka akan dilontarkan oleh temannya itu.Tiba- tiba wajah laki laki yang dia kagumi sejak kelas sepuluh muncul dan bergentayangan dipikirannya.

"Maybe ada" Jawab Greysa sambil tersenyum.

"Siapa?"

"Kepo deh"

"Ish!! eh tapi kalau dilihat lihat si Gevano merhatiin lo terus, dia suka sama lo tu." Ucap Anantasya sambil melirik Gevano yang sedang duduk dibangku samping mereka.

"Lah? bukannya dia merhatiin lo ya, soalnya lo yang duduk disamping dia dan gak mungkin juga sih dia suka sama gue" Ucap Greysa mengecilkan suaranya agar tidak terdengar oleh Gevano.

"Kenapa jadi gue? jelas jelas dia itu merhatiin lo." ucap Anantasya juga mengecilkan suaranya sehingga mereka berdua seperti sedang berbisik-bisik.

"Gak mungkin dia suka sama gue, lagian gue juga punya crush dan jujur gue lebih milih crush gue." jelas Greysa.

Tanpa mereka sadari Gevano diam diam mendengar percakapan mereka.

"Sebegitunya? emang sehebat apa sih crush lo? sampai bisa melengserkan Gevano untuk jadi pacar lo. Gevano kurang apa coba, udah ganteng, pintar, ketua OSIS juga dan dia orangnya perhatian dan baik loh. Siapa sih crush lo itu? kalau gak lebih dari Gevano lo perlu diruqyah sih." Ucap Anantasya penasaran.

Greysa tidak menjawab pertanyaannya Anantasya, justru dia melirik kearah pintu masuk kelas yang mana disana telah berdiri seorang cowok berpakaian batik dengan bawahan celana berbahan kain dan tas sandang serta sebuah buku ditangannya.

"Dia orangnya" gumam Greysa pelan.

Cowok itu berjalan memasuki kelas dan berjalan mengarah ke meja guru. Ia adalah Arkana Rayshiva seorang guru bahasa inggris yang masih berusia 24 tahun. Ia adalah salah satu guru muda yang memiliki wajah tampan dan dikagumi oleh banyak siswi tanpa kecuali Greysa.

"Siang.." sapa Arka

"Siang pak." sahut seluruh siswa dan siswi dikelas itu.

"Kumpulkan tugas yang saya berikan minggu lalu bersama buku catatan dan buku panduan kalian.Sesuai perjanjian kita minggu lalu kita ulangan harian sekarang." Ucap Arka sambil mengeluarkan laptop dari dalam tasnya.

Semua siswa dan siswi mengumpulkan buku. Sedangkan Greysa sibuk menggeledah buku panduannya namun ia tidak menemukan buku tersebut didalam tasnya.

"Greysa bukunya mana?" Tanya Arka yang melihat Greysa masih sibuk menggeledah isi tasnya.

Greysa berjalan kearah meja guru dan meletakkan buku catatan dan tugas."Maaf Pak, buku panduan saya tinggal dirumah Pak."

"Oke silahkan duduk."

Tanpa ada yang menyadari saat Greysa berjalan ke meja guru untuk mengumpulkan buku catatannya ada seseorang yang diam diam memasukkan buku panduan kedalam tas Greysa.

Setengah jam telah berlalu para siswa dan siswi sibuk mengisi lembar jawaban mereka. Namun suara seorang siswi dari arah bangku belakang Greysa memecahkan keheningan di dalam kelas.

"Pak di tas Greysa ada buku panduan pak" ucap anak yang duduk dibelakang Greysa dia adalah Ghaini. Ia tidak sengaja melihat tas Greysa yang sedikit terbuka dan melihat buku panduan sejarah didalam tas tersebut.

Greysa kaget mendengar ucapan Ghaini. Greysa pun kini menjadi pusat perhatian satu kelas. Semua mata tertuju padanya. Ia langsung melihat kedalam tas nya dan alangkah terkejutnya dia saat mendapati buku panduan di dalam tasnya, karena tadi ketika dia cari ia tidak menemukan buku tersebut.

"Jadi kamu berbohong kepada saya Greysa?!" Tanya Arka yang telah berdiri disamping Greysa dan melihat buku panduan tersebut ada didalam tas Greysa.

"Saya jujur kok Pak, tadi beneran gak ada di dalam tas saya Pak." Jelas Greysa sedikit panik karena ia tau bahwa Arka tidak akan bisa diajak negoisasi saat pembelajaran apalagi dibohongi tidak akan ada lagi jaminan nilai Tinggi.

"Terus kenapa buku ini bisa ada di tas kamu sekarang?" Tanya Arka dengan nada yang sedikit meninggi dan tatapan yang penuh intimidasi.

Greysa hanya terdiam ia tidak bisa menjawab pertanyaan dari Arka. karena jika ia menjawab dan memberikan alasan nilainya makin tidak aman.

"Tapi pak, bagaimana pun juga Greysa tidak melihat buku itu pak." ucap Anantasya memberanikan diri untuk membela Greysa.

"Kamu tau kan, saya tidak suka sama anak yang tidak jujur. sekarang kamu keluar dari kelas sampai jam pembelajaran saya habis dan nilai ulangan kamu sebatas apa yang kamu buat sekarang serta tidak ada remedial untuk kamu." Jelas Arka dengan tegas membuat seisi kelas terdiam.

Tidak ada lagi yang berani membela Greysa karena mereka takut nilai mereka turun. Arka mengambil lembar jawaban Greysa dan Greysa berjalan gontai keluar kelas dengan raut kesal diwajahnya. Sementara itu Ghaini tersenyum puas melihat kejadian tersebut.

"Ada lagi yang menyimpan buku panduan di tas atau di mejanya?" Tanya Arka kepada anak anak lain yang ada dikelas itu. Seisi kelas hanya diam tidak ada yang menjawab ucapan Arka.

"Kalau masih ada kedapatan selain Greysa, lembar jawabannya saya robek" Ucap Arka kembali kemejanya

"Kalau begitu lembar jawaban Greysa juga harus dirobek pak." Ucap Ghaini berharap lembar jawaban Greysa dirobek oleh Arka.

"Kamu siapa ngatur ngatur saya?"

"Maaf pak"

Greysa duduk di kantin sampai bel pulang berbunyi. Ia kembali masuk ke kelas untuk mengambil tasnya. Setelah Itu ia menjumpai Anastasya untuk pulang bareng.

Sesampainya di parkiran Greysa melihat Anantasya sedang bersama Nadia yang juga merupakan temannya Greysa. Mereka bertiga berteman semenjak awal masuk SMA dan mereka selalu satu kelas selama tiga tahun disekolah tersebut.

"Ca gue nebeng sama lo dong, motor gue lagi di bengkel." ucap Greysa dengan wajah memelas.

"Kalau lo nebeng sama gue juga terus si Nadia gimana? Gak mungkin kita bonceng tiga." Ucap Anantasya.

"Kalau gak gini deh, lo antarin gue dulu ntar lo kesini lagi jemput Nadia, gimana?" Ucap Greysa memberikan usulan.

"Gak bisa, gue duluan soalnya gue mau pergi les nanti gue." Ucap Nadia menolak usulan dari Greysa.

"Gue juga mau latihan nge-band." tutur Greysa.

"Kalian ini ya, motor kalian kenapa bisa bareng gitu sih masuk bengkelnya? Jadinya gue yang pusing nih." Ucap Anantasya frustasi dengan kedua temannya karena setiap mereka bertemu pasti mereka berdebat.

"Ya mau gimana lagi bukan keinginan kita juga motor kita masuk bengkel, ya gak Nad?" ucap Greysa kemudian menatap Nadia.

Anantasya hanya terdiam dan menggelengkan kepala mendengar ucapan Greysa. Namun Ia tersenyum bahagia saat melihat Sebuah mobil berjalan kearah gerbang sekolah dimana mereka berdiri.

"Eh itu ada pak Arka!" Ucap Anantasya menunjuk kearah mobil Avanza hitam yang sedang menuju kearah mereka.

"Terus?" Tanya Greysa dan Nadia berbarengan.

"Kalian liat aja nanti" Greysa dan Kila bingung dengan tingkah temannya. Mereka tidak mengerti ide apa yang sedang muncul dibenak temannya itu.

"Pak stop!!" Anantasya memberhentikan mobil Arka dengan berdiri ditengah jalan sehingga membuat Arka mau tak mau harus memberhentikan mobilnya.

"Iya kenapa?" Tanya Arka membuka kaca jendela mobilnya.

"Maaf sebelumnya nih pak boleh tumpangi salah satu teman saya gak Pak? soalnya mereka gak tau mau pulang sama siapa Pak dan gak mungkin juga saya yang ngangkut dua duanya nanti saya kena tilang." Jelas Anantasya sembari memohon kepada Arka.

"Boleh" ucapnya lembut sambil melirik kearah Greysa dan Nadia. Walaupun Arka keras dan tegas didalam kelas namun ia sangat baik dan humoris jika berada diluar kelas.

"Nah ayo siapa dari kalian yang pulang sama pak Arka?" Tanya Anantasya kepada Greysa dan Nadia.

"Lo aja deh Nad, lo tau kan gue ada masalah sama Pak Arka tadi. Jadi lebih baik lo aja yang pulang sama Pak Arka." Ucap Greysa kepada Nadia.

"Ya karena itu lo punya kesempatan untuk menjelaskan kesalahpahaman tadi, jadi mendingan lo yang pulang sama Pak Arka." jelas Nadia menolak untuk pulang bersama Pak Arka.

"Kenapa malah jadi ribut begini sih?" Ucap Anantasya menengahi perdebatan kedua temannya.

"Pak maaf, Bapak aja yang milih siapa diantara mereka yang akan pulang sama Bapak, soalnya mereka ribut nih Pak." ucap Anantasya kembali memohon kepada Arka

"Kok malah jadi saya yang milih." Ucap Arka bingung.

"Gapapa Pak, biar cepat aja Pak."

"Yaudah Greysa pulang sama saya sekaligus ada yang mau saya bicarakan sama kamu" Ujar Arka kepada Greysa sembari membukakan pintu depan mobilnya.

"Kok malah gue sih yang dipilih" gumam Greysa didalam hati.Mau tak mau ia masuk kedalam mobil lalu Arka menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan sekolah.

Beberapa saat setelah Greysa dan Arka pergi Gevano menghampiri Anantasya dengan Nadia yang juga mau meninggalkan sekolah.

"Greysa mana? Tadi gue denger dia gak ada Tebengan" Tanya Gevano kebingungan karena tidak melihat Greysa.

"Telat lo dia udah pulang sama Pak Arka." ucap Nadia

"Kok bisa dia pulang bareng sama Pak Arka?" Tanya Gevano penasaran

"Tadi gue yang minta sama pak Arka buat numpangin Greysa karena gak ada yang mau numpangin dia" jelas Anantasya

"Lah?gue mau numpangin dia kenapa gak lo kasih tau ke gue?" Ucap Gevano ketus.

"Tadi Lo gak keliatan dan kebetulan banget kita ngeliat mobil Pak Arka, yaudah gue minta tolong Pak Arka aja deh." Jelas Anastasya agar cowok yang ada didepannya ini paham dengan situasi.

"Lain kali kalau Greysa gak ada tumpangan lo bilang gue aja daripada repot repot cari tumpangan diparkiran." ucap Gevano.

"SIAPP KETUA!!!" ucap Anantasya dan Nadia berbarengan.

"Gue duluan ya, bye!!" Ucap Gevano kemudian melajukan motornya pergi meninggalkan pekarangan sekolah.

Kesempatan

Selama dalam perjalanan Greysa hanya diam setelah mengatakan alamat rumahnya kepada Arka. Ia  menatap kearah langit yang lagi cerah untuk menghilangkan rasa groginya saat didekat Arka.

Entah kenapa setiap ia berada didekat Arka perasaannya tidak bisa dikontrol dan jantungnya berdetak lebih cepat dari pada biasanya. Dan ia menyadari perasaan tersebut dari kelas sepuluh.

Karena tidak nyaman dengan suasana hening di antara mereka kemudian Greysa memberanikan diri untuk membuka pembicaraan "Tadi kata Bapak ada yang mau dibicarakan, soal apa ya Pak? Soal yang tadi? Kalau soal yang dikelas tadi saya gak akan minta maaf karena saya memang gak salah." ujarnya.

"Saya juga gak menyuruh kamu minta maaf dan saya juga gak mau mendengar penjelasan kenapa buku panduan itu ada didalam tas kamu. Intinya karena kamu telah berbohong berarti nilai attitude kamu turun." Jelas Arka masih fokus menyetir mobilnya.

"Saya gak peduli kalau nilai attitude saya turun, karena saya gak akan pernah mengakui kesalahan yang tidak pernah saya perbuat." jelas Greysa dengan percaya diri.

"Okeyy.. itu juga pilihan kamu, saya gak bisa maksa kamu juga untuk mengakui kesalahan." ucap Arka santai.

Greysa hanya diam, Ia tidak menanggapi ucapan Arka karena ia juga tidak tau harus mengatakan apa. Pada akhirnya keheningan kembali menghampiri mereka. Sebenarnya Arka bukanlah tipikal orang yang bisa berada dalam keheningan jika diluar kelas. Tapi entah kenapa ia tidak mau memulai pembicaraan ketika bersama Greysa. Ia bingung dengan perasaannya mungkin karena masih sedikit kesal kepada Greysa yang telah berbohong kepadanya atau karena hal lain.

Didalam perjalanan Arka sesekali memperhatikan Greysa yang sedang menatap langit. Arka pun melontarkan senyumnya saat memperhatikan Greysa yang terus menatap langit ia berpikir Greysa masih menyukai langit walaupun banyak yang telah berubah dari Greysa sejak pertemuan terakhir mereka.

Greysa yang merasakan terus diperhatikan oleh pun memberanikan diri untuk melihat kearah Arka yang ternyata ia masih fokus menyetir. Ia langsung berpikir bahwa mana mungkin ia diperhatikan oleh Arka.

Entah kenapa mereka berdua nyaman didalam keheningan tersebut sampai tidak terasa mereka telah sampai didepan rumah Greysa. Greysa merasa sedikit kecewa karena ia ingin lebih lama lagi berada dengan jarak sedekat itu bersama Arka walaupun berada dalam keheningan.

"Gak turun?" Tanya Arka setelah menghentikan mobilnya.

"Makasih ya Pak atas tumpangannya." Ucap Greysa sambil tersenyum setelah turun dari mobil

"Iya sama sama." Arka membalas senyuman Greysa sebelum ia melajukan mobil meninggalkan area perumahan Greysa.

Setelah mobil Arka hilang dari pandangan, Greysa pun masuk kedalam rumah dan langsung disambut oleh mamanya yang sedang menyiapkan makanan untuknya. Greysa pun segera ke meja makan tanpa mengganti bajunya terlebih dahulu.

"Kalau mau makan ganti baju dulu, nanti baju kamu kotor." Tegur mamanya Greysa membawa mangkok yang berisi ayam kecap kesukaan Greysa.

"Gapapa ma, lagian besok hari Minggu ma." Ucap Greysa segera mengambil piring dan sudah tidak sabar untuk menyantap makanan yang ada diatas meja.

Mamanya Greysa hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat tingkah anaknya seperti orang kelaparan yang tidak makan selama tiga hari.

Setelah selesai makan Greysa langsung naik ke lantai atas dimana kamarnya berada. Baru saja ia selesai mengganti baju, ia mendapatkan pesan dari temannya bahwa temannya itu sudah dalam perjalanan kerumahnya untuk pergi latihan band.Greysa segera memakai jaket lalu ia keluar dari kamarnya turun menuju lantai bawah.

"Mau kemana kamu Grey?" Tanya mamanya Greysa yang sedang menonton televisi melihat anaknya sedang terburu-buru berjalan kearah pintu masuk rumah.

"Mau latihan ma." Jawab Greysa sambil memasang sepatunya.

"Nanti pulang jam berapa?" Tanya mamanya memastikan.

"Mungkin setelah isya ma, paling lama Grey sampai rumah jam sembilan." Jelas Greysa

"Kamu pergi dan pulang sama siapa?" Tanya mamanya kembali memastikan karena ia tidak mau anaknya itu mengalami hal yang sama dengan kejadian di masa lalu.

"Sama Nathania ma, mama tenang aja dia bisa bela diri juga kok jadi mama gak perlu khawatir kalau ada yang gangguin aku dijalan." Ucap Greysa meyakinkan mamanya sambil tersenyum agar rasa khawatir mamanya itu sedikit berkurang.

TIINN!!!

 Terdengar bunyi klakson motor Nathania dari luar rumah. Greysa langsung bergegas keluar rumah diikuti oleh mamanya.

"Grey pergi dulu Ma." Ucap Greysa kemudian menaiki motor Nathania.

"Pergi dulu Tan, anaknya aman kok kalau sama Nia." Ucap Nathania sambil tersenyum.

"Hati hati dijalan ya." Ucap mamanya membalas senyuman Nathania.

Kemudian Nathania melajukan motornya meninggalkan perkarangan rumah Greysa. Jarak antara tempat latihan dan rumah Greysa tidak terlalu jauh karena jika ditempuh dengan motor hanya menghabiskan waktu 15 menit dengan kecepatan 40 km/jam.

Saat mereka sampai ditempat latihan mereka sedikit kaget karena ada motor yang belum pernah mereka lihat sebelumnya terparkir di depan tempat mereka latihan.

"Ini motor siapa? Katanya Vina sama Zikra gak bisa ikut latihan." Ucap Nathania kebingungan.

"Gak tau tuh, gw taunya motor yang disebelahnya itu motor kak Rael." Ucap Greysa menunjuk motor Kawasaki w715 yang berdiri disamping motor r15 berwarna biru.

"Oh iya ini motornya kak Rael, mungkin ini motor temannya kali." Terka Nathania.

"Sore kak." Sapa Nathania.

"Sore.." Sahut dua orang laki laki dari dalam ruangan. Salah satu dari mereka sedang memegang gitar dan satunya lagi memegang handphone yang berisikan lirik lagu.

Saat tau siapa yang ada didalam ruangan tersebut Greysa tertegun dan detik itu juga jantungnya berdetak lebih kencang. Ia tidak menyangka akan bertemu orang itu lagi.

"Eh Greysa ketemu lagi kita ya, Nak." Sapa Arka dengan nada yang lembut diselingi oleh tawa kecil.

"Hahaha iya, Pak." Jawab Greysa cengengesan.

"Lo kenal Grey?" Tanya Nathania penasaran.

"Guru bahasa Inggris gue itu." bisik Greysa

"Ooo jadi ini orang yang lo ceritain ke gue dijalan tadi yan-" Greysa menutup mulutnya Nathania agar tidak melanjutkan ucapannya.

"Ngapain kalian kesini?" Tanya laki laki yang duduk di sebelah Arka sembari memegang gitar. Ia adalah Rafael teman temannya Arka sekaligus pelatih bandnya Nathania.

"Mau latihan lah kak, yakali mau ngepet." Jawab Nathania ketus.

"Siapa tau kan kamu cocok jadi babinya." Gumam Rafael dengan nada bercanda.

"Hah? Apa?! kak Rael ngomong apa tadi?" Ucap Nathania memastikan kalau dia tidak salah dengar apa yang diucapan Rafael

"Nggak, gak ngomong apa apa."

"Oke, karena kalian cuma berdua jadi kalian latihan sendiri sendiri dulu dan kebetulan disini ada Arka, jadi Greysa kamu latihan sama Arka dan kamu Nathania latihan sama saya." Jelas Rafael meletakkan gitarnya.

"Yaudah, Grey latihan diruangan sebelah aja biar fokus ke gitarnya aja." Ucap Greysa pergi keruangan sebelah dimana gitarnya berada.

"Latihan yang serius waktu kalian untuk tampil tinggal sebentar lagi." Ucap Rafael sedikit berteriak.

"Iya kak iya." Ujar Greysa sedikit muak karena Rafael selalu mengingatkan jadwal tampil mereka.

Kemudian Arka menyusul Greysa pergi ke ruang sebelah dimana Greysa sedang sibuk menyetem gitarnya karena setelah latihan kemarin gitarnya di otak-atik oleh Zikra yang juga merupakan anggota bandnya.

"Emangnya lagu apa yang mau dinyanyiin nanti?" Tanya Arka membuka pembicaraan

"Banyak Pak, cuma masih ngecover lagu orang sih belum bikin lagu sendiri." Jelas Greysa masih fokus dengan gitarnya.

"Salah satunya lagu Element yang. judulnya rahasia hati." Timpal Greysa.

"Mau nyanyi bareng gak Pak?" Tanya Greysa

"Boleh."

Greysa pun tersenyum senang kemudian mulai memainkan gitarnya lalu mereka mulai bernyanyi secara bergantian

"Waktu terus berlalu.." Arka menyanyikan lirik awal dari lagu tersebut sementara Greysa terus memainkan gitarnya.

"Tanpa kusadari yang ada hanya aku dan kenangan.."

"Masih teringat jelas.."

"Senyum terakhir yang kau beri untukku.."

Greysa terus memetik gitarnya lalu melanjutkan lirik lagu yang telah dinyanyikan oleh Arka.

"Tak pernah ku mencoba.."

"Dan tak ingin ku mengisi hatiku dengan cinta yang lain"

"Kan kubiarkan ruang hampa di dalam hidupku"

"Bila aku harus mencintai..." Kini Greysa dan Arka bernyanyi secara bersama.

"Dan berbagi hati , itu hanya denganmu.."

"Namun bila ku harus tanpamu.."

"Akan tetap ku arungi hidup tanpa bercinta"

"Ho-oh, hanya dirimu yang pernah

Tenangkan Ku dalam pelukmu.." lanjut Arka bernyanyi dengan sepenuh hati

"Saat ku menangis.."

"Bila aku harus mencintai.." Greysa langsung melanjutkan lagu sehingga terciptalah duet yang sempurna.

"Dan berbagi hati , itu hanya denganmu.."

"Namun bila ku harus tanpamu.."

"Akan tetap ku arungi hidup tanpa bercinta.."

Mereka larut dalam suasana saat bernyanyi hingga tidak menyadari bahwa mereka difoto dan di video oleh Nathania dan Rafael secara diam diam.

"Ternyata suara bapak bagus juga." Puji Greysa setelah selesai bernyanyi.

"Tunggu sebentar saya mau angkat telpon dulu." Ucap Arka saat handphone yang terletak diatas mejanya berdering.

Ia mengangkat telepon dan sedikit menjauh dari Greysa, sedangkan Greysa melanjutkan memainkan gitarnya.

"Oh tuhan kucinta dia.."

"Sayang dia rindu dia..inginkan dia.."

"Utuhkanlah rasa cinta di hatiku.. hanya padanya untuk dia..." Greysa berhenti bernyanyi saat ia melihat Arka sedang memperhatikannya dari kejauhan sambil tersenyum.

Karena diperhatikan oleh Arka membuat Greysa salah tingkah wajahnya mulai memanas dan pipinya sedikit memerah. Ia segera mengalihkan pandangannya ke gitar agar tidak ketahuan oleh Arka.

"Nih minum tadi saya liat ini ada di kulkas karena rasa strawberry kesukaan kamu jadi saya ambil deh buat kamu." Ucap Arka meletakkan sebuah minuman rasa strawberry diatas meja kecil yang ada di depan mereka.

"Hah? Bapak tau darimana kalau saya suka rasa strawberry?" Tanya Greysa bingung karena ia tidak pernah memberitahukan kesukaannya kepada siapapun apalagi Arka.

"Aa- a.. Itu tadi isi kulkas banyak dengan minuman rasa itu jadi saya pikir kamu suka rasa itu." Ucap Arka berbohong.

"Emangnya itu bukan kesukaan kamu ya?" Tanya Arka pura pura tidak tau agar menghilangkan kecurigaan Greysa.

"Tebakan bapak betul kok, ini kesukaan saya." Ucap Greysa sambil tersenyum.

Arka tersenyum lega saat Greysa tidak lagi melontarkan pertanyaan kepadanya dan tidak curiga kepadanya. Setelah istirahat sebentar mereka melanjutkan latihan sampai jam digital yang dipakai Greysa menunjukkan pukul 20:30.

"Greysa yok pulang, kak Rael udah bawel nyuruh gue pulang." Ajak Nathania

"Bentar lagi lah gue masih mau latihan." Ucap Greysa

Sebenarnya Greysa juga sudah capek latihan tapi ia belum mau pulang karena ia masih ingin terus bersama Arka lebih lama lagi setidaknya hanya untuk hari itu.

"Udah malam Greysa sekarang waktunya pulang, nanti mama kamu khawatir kalau kamu pulang malam malam." Tegur Arka mengingatkan.

"Yaudah yok gas pulang." Ucap Greysa segera berdiri dari tempat duduknya.Ia juga tidak mau mamanya melarang ia latihan band karena ia ingkar janji sama mamanya.

"Gue tunggu diluar ya" Nathania berjalan meninggalkan Greysa yang sedang merapikan barangnya.

Sebelum keluar Greysa membuka sebuah ruangan yang mana ruangan tersebut adalah kamar tempat mereka istirahat. Ia masuk kedalam mencari kalung yang pernah ia simpan beberapa hari yang lalu. Setelah mendapatkan kalung tersebut Greysa langsung keluar dari kamar tersebut dan segera menyusul Nathania yang telah menunggunya diluar bersama Arka dan Rafael.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!