Disebuah gereja sederhana. Tampak dua orang tengah menatap pendeta untuk saling mengucapkan janji suci di hadapan Allah dan dihadapan seluruh jemaat yang hadir.
"Silahkan saling mengucapkan janji suci," ucap sang pendeta.
“Saya Bastian Schweinsteiger menerima engkau Bianca Salsabila Santoso menjadi istriku dan setia selalu baik dalam suka maupun duka, dalam susah mau pun senang, dalam sakit maupun sehat. Saya akan mencintai dan menjaga engkau dengan segenap hati dan jiwa saya berjanji dihadapan Tuhan, amin," ucap Bastian membacakan janji suci yang dituntun oleh seorang pendeta. Dengan tangan gemetar dan keringat yang bercucuran Bastian berusaha tenang.
“Saya Bianca Salsabila Santoso menerima engkau Bastian Schweinsteiger menjadi suamiku dan setia selalu baik dalam suka maupun duka, dalam susah mau pun senang, dalam sakit maupun sehat. Saya akan mencintai dan menjaga engkau dengan segenap hati dan jiwa saya berjanji dihadapan Tuhan, amin," ucap Bee yang tak kalah gugupnya dari Bastian.
Pernikahan berlangsung sederhana, yang hadir hanya dua belah pihak keluarga saja. Tidak ada rekan kerja atau teman-teman sekolah untuk sekedar memberikan ucapan selamat pada kedua pasangan berbeda usia itu.
"Sekarang kalian sudah sah menjadi pasangan suami istri. Tuan Muda Bastian silahkan cium kening istri Anda," ucap sang pendeta setelah selesai menasbihkan pernikahan anak sultan tersebut.
Mata Bee membulat sempurna, apalagi melihat bocah ingusan itu yang tampak tersenyum licik padanya.
Bastian membuka cadar yang menutupi bagian wajah istrinya. Dia tersenyum manis ketika melihat kecantikan wanita yang telah menjadi istrinya tersebut. Meski usia mereka terpaut begitu jauh, namun tak mengurangi kecocokan diantara keduanya.
Cup
Bastian mengecup bibir ranum sang istri. Sedangkan mata Bee membulat sempurna. Ingin rasanya dia dorong bocah itu, tetapi dia sadar bahwa sekarang dirinya sudah menjadi seorang istri yang lelaki yang masih duduk dibangku SMA.
"Bibirnya manis, Tante," bisik Bastian tersenyum menggoda.
Bee mendelik ketika bocah itu memanggilnya Tante. Andai mereka tidak berada di gereja, sudah pasti dia akan menjewer telinga suami tengil nya itu.
"Selamat ya Sayang, semoga kau bahagia," ucap Dalina memeluk putri nya.
"Terima kasih Ma," balas Bee dengan memaksakan senyum.
"Nak Bastian, Mama titip Bee padamu. Tolong jaga dia dengan baik," ucap Dalina pada menantu nya.
'Ya kali, yang ada aku yang menjaga bocah tengil ini,' ucap Bee dalam hati sambil memutar bola matanya malas.
"Pasti Ma. Sekarang 'kan Tante Bee ehh salah maksudnya Ayang Bee sudah menjadi istriku," sahut Bastian seraya menepuk bibirnya yang salah bicara ketika memanggil Bee Tante.
Eric dan Laerra mendekat kearah dua pasangan penggantin tersebut. Senyum menggembang di wajah kedua orang tua itu. Akhirnya putra bungsu mereka yang nakal mendapatkan pasangan hidup walau masih duduk dibangku SMA.
Ada Bryan dan Bara, kakak dari Bastian yang juga hadir di acara tersebut. Keduanya menahan tawa ketika mendengar bahwa Bastian menikahi perempuan yang jauh lebih tua dari nya. Walau mereka belum melihat wajah dari istri Bastian.
"Son," panggil Eric.
"Iya Dad?" Bastian tampak malas berbicara dengan ayah nya.
"Selamat ya Son," ucap Eric tersenyum simpul sambil menahan tawanya. Dia tahu putranya itu masih marah akibat di paksa menikah. Tetapi Eric sudah berjanji dengan almarhum ayah Bee, bahwa dia akan menikahkan putra bungsu nya dengan putri kedua dari sahabat nya itu.
"Terima kasih Dad," jawab Bastian.
"Bee." Laerra tersenyum pada menantu nya. "Selamat ya Nak. Mommy titip Bastian padamu. Tolong bimbing dia. Dia memang belum dewasa tetapi sesungguhnya dia anak yang baik," ucap Laerra
"Iya Mommy," balas Bee memaksa kan senyum malasnya.
Bryan dan Bara juga ikut mendekat kearah pasangan penggantin tersebut. Tubuh Bastian menjulang tinggi, sehingga walau dia masih berusia 19 tahun tidak terlihat mencolok dengan istrinya yang tua 7 tahun dari nya. Mereka berdua malah terlihat seperti seusia walau nyatanya berbeda jauh.
"Selamat Bas," ucap Bryan dan Bara bersamaan.
"Jaga istrimu dengan baik. Kalau dilihat dia sangat cantik. Awas banyak yang tertarik padanya," bisik Bryan ditelinga adiknya.
Bastian menatap kakak nya aneh. Kenapa bahasa kakak nya ini mencurigakan?
"Pasti, dia istriku, Kak," jawab Bastian cepat seraya melingkarkan tangannya dipinggang Bee.
Bee menatap Bastian tajam agar suami kecil itu melepaskan tangannya. Namun, Bastian seolah tidak mengerti sama sekali. Dia dengan santai memeluk pinggang ramping Bee tanpa dosa.
Acara sederhana tersebut hanya di meriahkan oleh makan-makan sekeluarga. Ada acara pemotretan sederhana yang di sewa oleh Laerra. Sebenarnya mereka ingin mengadakan pesta mewah, tetapi Bastian dan Bee menolak. Lantaran tidak banyak yang tahu tentang pernikahan mereka berdua ini. Apalagi Bastian baru naik di kelas 12 yang tentu nya harus fokus belajar untuk mempersiapkan ujian nanti. Jika ketahuan menikah saat duduk dibangku SMA, apa kata kepala sekolah nantinya?
Setelah acara selesai mereka berdua langsung menuju apartemen tempat Bee tinggal. Eric dan Laerra membelikan rumah baru untuk kedua pasangan penggantin itu. Tetapi Bee yang terbiasa mandiri menolak dengan mentah pemberian kedua mertuanya. Dia tahu mertuanya orang kaya dan pengusaha ternama. Namun, Bee bukan wanita yang gila harta. Dia mau menikah dengan Bastian karena perjanjian antara Eric dan almarhum ayah nya.
"Tante, siapkan energi untuk malam pertama yuk!" seru Bastian tersenyum menggoda seraya meretak-retakkan tangannya.
"Jangan panggil aku Tante. Aku bukan Tantemu!" hardik Bee.
"Ehh iya Tante kan memang bukan Tante ku. Tetapi istriku," ucap Bastian menampilkan rentetan gigi putihnya. "Bagaimana kalau aku panggil Ayang saja. Manis 'kan?" lelaki itu mengedipkan matanya jahil.
Namun, Bee tak peduli. Dia malah sibuk melepaskan jepitan rambut dikepalanya. Wanita itu merenggut kesal saat merasakan rambut nya yang lengket bukan main. Padahal dia sudah memperingatkan para MUA agar tidak memberikan minyak rambut yang aneh-aneh.
"Ayang mau dibantuin, tidak?" tawar Bastian.
"Tidak perlu," ketus Bee. "Mandi sana!" suruh ya.
"Ciee, Ayang sudah tidak siap malam pertama ya. Baiklah Ayang, suami tampan mu akan segera mandi," ujar Bastian dengan semangat.
Bee menggelengkan kepalanya. Entah mimpi apa dia dalam hidupnya, sehingga dalam sehari bisa menjadi istri dari seorang bocah seperti Bastian. Tak hanya bocah tetapi Bastian juga sangat nakal dan ketua geng motor. Hobby nya tawuran dan membuat masalah. Entahlah, Bee tidak tahu bagaimana dengan nasib pernikahan nya ini nanti? Apakah dia dan Bastian akan saling jatuh cinta, atau malah Bee menyerah dan memilih berpisah dari Bastian karena dia masih terjebak dengan perasaan di masa lalu nya.
"Pa, jika bukan karena mu. Aku tidak mungkin mau menikah dengan anak yang masih bau kencur itu," gumam Bee.
Bersambung.....
Welcome to my new novel guys...
Kali ini kita berpindah haluan ya wkwkwkw....
Biasanya cowoknya yang paling tua. Lah ini cowok yang paling muda wkwkwk....
Jangan lupa dukung terus karya-karya author guys... Love u so much....
Bee mendengus kesal saat Bastian mandi lama. Entah apa yang dilakukan suami kecil nya itu di kamar mandi. Dia sudah gerah, apalagi make up di wajahnya belum dibersihkan.
"Entah apa salah dan dosa ku sehingga harus dinikahi bocah seperti dia," keluh Bee memijit pelipisnya yang terasa berdenyut sakit.
"Ya Allah sebenarnya dia sedang apa sih? Kenapa lama sekali?" gerutu Bee menatap pintu kamar mandi yang belum terbuka.
Terdengar percikkan air dari arah kamar mandi dan suami tengil nya itu malah berkonser didalam kamar mandi, sedangkan dirinya sudah gerah setengah mati.
"Tuhan, sebenarnya itu manusia apa jin sih?" Bee geleng-geleng kepala salut.
Tidak lama kemudian Bastian keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit di pinggang nya. Air-air yang berjatuhan dari rambutnya mengalir ke bagian bawah, sehingga diserap oleh kain handuk yang melilit di pinggang nya.
Walau masih muda tetapi postur tubuh Bastian sangat tinggi, apalagi dengan roti sobek yang tercetak jelas dibagian perutnya.
"Hai Ayang, pasti sudah tidak sabar malam pertama?" goda Bastian sambil mengedipkan matanya jahil dengan suara siulan yang keluar dari mulutnya.
Bee tak menanggapi, wanita itu berdiri dengan susah payah sambil mengangkat ujung gaunnya yang kepanjangan.
"Ayang, biar suami tampan mu bantu," tawar Bastian.
"Tidak perlu," ketus Bee.
Bukan nya tersinggung lelaki itu malah mengangkat tubuh istrinya.
"Bastian," pekik Bee terkejut dan sontak memeluk leher suaminya.
"Iya Ayang kenapa? Mau malam pertama di kamar mandi?" goda nya menaikkan sudut bibirnya.
"Awww," rintih lelaki itu ketika Bee mencubit pinggang suami nya dengan gemes.
Wajah Bee merah merona, tak bisa dia pungkiri bahwa tubuh Bastian begitu menggoda. Walau suaminya belum memasuki usia 20 tahun. Tetapi bentuk tubuhnya membuat Bee salah tingkah.
Bastian meletakkan tubuh istrinya dengan pelan.
"Mau dibantu, Ayang?" tawar Bastian melihat Bee yang kesusahan membuka resleting gaun nya.
"Hem." Bee hanya berdehem.
Bee memang membutuhkan bantuan Bastian karena tangannya tidak sampai untuk membuka resleting gaun tersebut.
Bastian menarik resleting gaun wanita tersebut. Lelaki yang baru menginjak usia 19 tahun itu menelan salivanya susah payah ketika disuguhkan dengan pinggang mulus milik Bee.
"Sudah apa belum?" tanya Bee.
Namun tak ada sahutan, Bastian seperti hilang kesadaran ketika melihat bagian belakang Bee. Jika kelelakian pria itu seketika menggebu-gebu.
"Bas..." Panggil Bee.
"Iya Ayang sudah," jawab Bastian. "Ayang mau aku bantu mandi?" Bastian tersenyum tanpa dosa. Dia suka sekali melihat wajah kesal sang istri. Bee tidak terlihat tua, walau usianya 7 tahun lebih diatas Bastian.
"Jangan ngadi-ngadi," ketus Bee mendorong tubuh Bastian keluar dari kamar mandi.
Brak
"Astaga." Bastian mengusap dadanya pelan saat Bee menutup pintu dengan kasar.
"Lihat saja nanti Ayang, kau akan bucin padaku. Tidak ada wanita yang menolak pesona seorang Bastian Schweinsteiger," ucap nya penuh percaya diri sambil mengeringkan rambut nya yang basah.
.
.
Didalam kamar mandi, Bee menghela nafas panjang. Wanita itu berendam didalam bathtub seraya memejamkan matanya sejenak.
Entah apa nasib dan kesialan dalam hidupnya, kenapa dia bisa menikahi dan dinikahi oleh brondong menyebalkan seperti Bastian.
"Papa," gumam nya.
Bee hanya ingin berbakti pada almarhum sang ayah yang sudah berkorban banyak semasa hidupnya. Meski Bee tahu menikahi Bastian bukan lah sesuatu yang salah jika dia sungguh-sungguh menerima lelaki itu sebagai suaminya. Tetapi Bee sama sekali tidak menyukai atau mencintai Bastian.
Bee adalah wanita tegas dan keras kepala. Kehilangan figure seorang ayah di usia dini, membuat karakter nya menjadi wanita mandiri. Dia tidak suka diatur dan berpegang pada pendiriannya. Namun, siapa sangka jodoh nya malah bocah ingusan yang masih harus di suapi makan oleh kedua orang tua nya.
"Kak Ragil," gumam Bee. "Seandainya Kakak tidak berkhianat, mungkin sekarang kita sudah bahagia, Kak," ucap nya lirih.
Ragil adalah mantan kekasih Bee yang diam-diam menghamili sahabat nya sendiri. Sejak saat itu Bee seolah trauma pada yang nama nya hubungan. Rasa sakit dikhianati tersebut masih menyesap didalam dadanya.
Cukup lama wanita itu merendam tubuhnya, menghilangkan segala lelah didalam hatinya.
"Sial, aku lupa bawa baju ganti lagi," umpatnya dengan kasar.
Bee mengintip dibalik pintu kamar mandi. Dia hanya mengenakan handuk yang terlilit sampai dadanya.
"Apq bocah itu ada disana?" gumam nya.
Jangan sampai Bastian melihat dirinya yang hanya memakai handuk seperti ini, bisa salah tingkah lagi suaminya itu nanti. Bee heran Bastian masih di bawah umur tetapi kenapa pikiran nya mesum.
"Syukurlah dia tidak ada," ucap Bee bernafas lega sambil keluar dari kamar mandi.
Wanita itu menuju walk in closet tempat pakaiannya.
"Hai Ayang," sapa Bastian mengagetkan istrinya.
Bee mengeram kesal. Dia menatap tajam suami nya itu. Sedangkan Bastian tergenggam melihat penampilan Bee yang memakai handuk sampai dada. Kulit putih yang basah begitu menggoda iman Bastian sebagai lelaki normal. Apalagi, paha mulus itu terlihat jelas dari bagian bawah.
Sadar kemana arah penglihatan suaminya itu segera dengan cepat Bee mengambil pakaiannya.
"Dasar mesum," pekik nya mendorong tubuh Bastian dan berlari kearah kamar mandi.
Bastian tersadar, lelaki itu geleng-geleng kepala sambil tersenyum simpul.
"Hmm, dia sangat menggemaskan," gumam Bastian gemes melihat tingkah istrinya.
Bee masuk kembali kedalam kamar mandi, wanita itu menghela nafas panjang. Dia merutuki suaminya yang suka jahil. Sialnya dia suka salah tingkah sendiri, di goda oleh lelaki muda tersebut.
Bee keluar dari kamar mandi, rambut nya yang basah membuat wajah nya tampak seksi.
Bastian duduk disofa dan tengah sibuk dengan laptop yang ada di pangkuannya. Meski masih sekolah tetapi lelaki itu sudah belajar berbisnis dan sang ayah akan mewariskan perusahaan milik keluarga mereka pada Bastian.
Bee duduk dikursi meja riasa. Wanita itu menyisir rambutnya. Dia sama sekali tak peduli dengan sang suami. Bahkan dia juga serasa bermimpi karena sudah menikah dengan pria muda seperti Bastian.
Bee menempel bedak di wajah cantiknya, seperti biasa sebelum tidur dia harus memakai skincare agar wajahnya tetap hapus dan awet muda.
Bee bekerja di perusahaan milik keluarga Bastian. Disanalah ide gila menikahi lelaki itu ditemukan, di mana ayah Bastian meminta Bee secara langsung untuk putra bungsunya. Selain itu ada perjanjian di masa lalu antara orang tua Bastian dengan almarhum ayah Bee.
"Bagaimana kabar Mama?" gumam Bee.
Ibu nya itu kurang sehat, apalagi transisi usia yang semakin bertambah membuat daya tahan tubuh nya rentan terhadap rasa sakit.
Bee anak kedua dari dua bersaudara, kakak nya yang paling tua sudah menikah bersama seorang dokter yang sekarang bertugas disalah satu rumah sakit besar di kota.
Bersambung....
Bee duduk di samping suami yang tengah fokus berselancar di stut keyboard laptop.
"Ada apa Ayang?" tanya Bastian melirik istrinya. Dia terpesona melihat wajah polos istrinya tanpa make up.
"Sudah atau belum?" ucap Bee ketus.
"Sebentar Ayang," ucap Bastian.
Bee duduk dengan wajah datar nya. Ditangannya ada selembar kertas. Dia tidak menanggapi ucapan suaminya yang terkesan menggodanya.
"Kenapa Ayang?" tanya Bastian menutup laptop nya.
"Baca ini." Bee memberikan selembar kertas pada suaminya.
Bastian mengambil kertas tersebut. Kening lelaki itu berkerut heran saat membaca kertas yang diberikan istrinya.
"Peraturan dirumah?"
Bee mengangguk, "Pahami tugas dan tanggung jawab mu. Perhatikan apa-apa saja yang tidak boleh di lakukan dirumah ini," jelas Bee tegas.
"Ck, kenapa tidak minta pembantu saja untuk mengerjakan nya?" protes Bastian.
"Aku tidak mau," tolak Bee. "Tugasmu di pagi hari, mencuci piring dan membersihkan toilet. Aku menyiapkan sarapan pagi dan membersihkan lantai," jelas Bee.
"Pakaian kotor simpan di ranjang pakaian."
"Handuk gantung ditempatnya."
"Selesai makan cuci piring masing-masing."
"Sabtu-Minggu gotong royong membersihkan halaman rumah dan memangkas rumput-rumput didepan," sambung wanita itu.
Bastian menghembuskan nafas kasar, seumur hidup dia tidak pernah melakukan pekerjaan rumah. Selama ini dirinya terlalu manja karena memang terlahir dari keluarga berada.
"Deal?"
Bee mengulurkan tangan kearah Bastian.
"Bisakah melakukan penawaran?" pinta Bastian.
"Tidak bisa," tolak Bee. "Kau memang terlahir dari keluarga kaya, tetapi ingat kau menikahi wanita miskin. Aku tidak ingin hidup bergantung pada orang lain. Aku terbiasa melakukan semuanya sendiri. Jadi mulai sekarang kau harus belajar. Aku tahu ini sulit untukmu. Tetapi jika kau sungguh-sungguh belajar, perlahan kau akan bisa," ucap Bee.
Bastian terdiam, dia menatap bola mata indah istrinya. Senyuman diwajah lelaki itu menggembang.
"Bas, aku tahu kita menikah bukan karena cinta. Kau tidak mencintai ku dan begitu juga sebaliknya. Walau kita tidak saling mencintai, tetapi tetap didalam hubungan ini ada peraturan yang tidak boleh dilanggar. Kau atau pun aku harus saling menghormati, jangan coba-coba membawa orang lain dirumah ini kecuali teman dekat dan keluarga. Di larang menjalin hubungan dengan siapapun, karena kita sudah menikah. Jika ada masalah dalam rumah tangga, bicarakan berdua jangan mengadu pada orang tua."
"Kau dan aku bukan lagi orang asing. Jadi jika kau punya masalah katakan padaku, walau aku perempuan tetapi aku lebih tua dari mu. Dan walau aku tua darimu, kau tetap kepala rumah tangga," sambung Bee.
Lelaki itu menatap istrinya dengan senyuman manis. Memang tak salah dia menerima tawaran kedua orang tua nya menikahi Bee. Wanita berkelas seperti Bee harus dijaga dengan baik.
"Iya Ayang, aku akan melakukan sesuai dengan perintah mu," sahut Bastian sambil tersenyum.
"Ini bukan perintah Bastian, tetapi tugas dan tanggung jawab," ujar Bee. "Itu handuk mu, kenapa di letakan begitu? Simpan ditempatnya!" suruh Bee menunjuk handuk suaminya yang dia letakkan begitu saja diatas ranjang.
"Nanti saja, Ayang," sahut Bastian sibuk menatap wajah cantik istrinya.
"Bastian, tadi kesepakatan kita_"
"Baiklah, aku akan simpan ditempatnya," ucap Bastian segera melaksanakan perintah Bee.
Bee menggelengkan kepalanya, haruskah dia juga menjadi ibu untuk suaminya sendiri? Bastian benar-benar masih labil, tetapi semoga saja tidak merepotkan hidup Bee yang memang sudah repot tersebut.
"Sudah, Ayang," lapor Bastian. "Ayo," ajak nya lelaki itu menarik tangan istrinya dengan semangat.
"Mau kemana?" tanya Bee heran sambil menahan tangan Bastian.
"Malam pertama," jawab Bastian dengan menggoda.
"Ck, jangan mimpi," ketus Bee mendorong kening bocah tersebut.
"Aww, kejam. Istri melakukan kekerasan pada suaminya," gerutu Bastian sambil mengusap kening nya bekas dorongan jari Bee.
"Tidak ada malam pertama," sahut Bee.
"Ya tapi 'kan kita sudah menikah, Ayang," renggek Bastian. Bastian pria berusia 19 tahun itu penasaran, bagaimana rasanya malam pertama?
"Dasar bocah, otak mesum," sindir Bee naik keatas ranjang.
Bastian menyusul dengan cepat. Dia tersenyum tanpa dosa ketika melihat wajah dingin istri nya.
"Ini batas nya, awas kalau lewat. Akan aku pulang kan kau kerumah orang tua mu," ancam Bee menunjuk wajah suaminya.
"Ayang, kita memang tidak ada malam pertama ya?" tanya Bastian dengan wajah sendu nya.
Bee menghela nafas panjang, lalu menatap wajah sang suami. Harus sabar, ini resiko dia menikahi bocah di bawah umur. Salah bukan Bee yang menikahi Bastian tetapi lelaki itu yang menikahi nya.
"Bastian dengarkan aku, untuk saat ini kita belajar untuk saling mencintai. Aku ingin melakukan nya dengan cinta bukan nafsu. Jika aku sudah mencintai mu dan kau juga mencintaiku, maka aku akan menyerahkan seluruh tubuh ku sepenuh nya padamu," jelas Bee.
Wanita itu berbaring dan memunggui suaminya. Bee mengeratkan selimut tersebut ditubuhnya. Tak bisa dipungkiri bahwa dia gugup ketika satu ranjang dengan bocah seperti Bastian.
"Selamat tidur Ayang," ucap Bastian mengecup ujung kepala Bee.
Bee setengah mati menahan emosi nya. Namun, wanita itu diam saja dan pura-pura terpejam. Dia masih belum siap disentuh oleh suaminya. Walau dengan usia sedewasa itu, tetapi dia belum pernah bersentuhan lebih dari sekedar pelukkan dengan lelaki lain.
Tidak lama kemudian terdengar dengkuran dari mulut suaminya. Bee merenggut kesal ketika mendengar Bastian yang mendengkur sangat keras. Tidak hanya itu, lelaki tersebut juga tidur nya tidak waras, suka beralih-alih posisi.
"Ya Tuhan, kuatkan hati hamba," gumam Bee terduduk. Dia benar-benar tak bisa tidur dengan lelaki seperti Bastian.
"Bas, bisa tidak tidur itu jangan berisik?" protes Bee menggoyangkan lengan suaminya itu.
Bukan nya bangun, lelaki itu malah semakin keras mengeluarkan suara khas nya yang membuat istrinya semakin kesal.
"Sabar Bee," ucap nya pada diri sendiri sambil mengelus dadanya.
Bee turun dari ranjang nya. Dia memang tidak bisa mendengar suara aneh kalau, sedang tidur. Matanya pasti otomatis terbuka.
Bee keluar dari kamarnya. Wanita itu menuju dapur untuk mengambil air agar membasahi tenggorokannya.
"Hufh, aku masih tak percaya bisa menikahi bocah yang usia nya 7 tahun lebih tua dariku," gumam Bee geleng-geleng kepala.
"Apa pernikahan ini akan berlangsung lama?" tanya Bee pada dirinya sendiri. "Bagaimana jika akhirnya aku tidak mencintai Bastian, apakah pernikahan ini akan baik-baik saja?" gumam nya.
Bee duduk di kursi meja makan sambil merenungi nasibnya. Dalam hidupnya dia hanya ingin menikah satu kali seumur hidup. Bee tidak ingin ada perpisahan nanti nya. Tetapi dia tidak mungkin mempertahankan rumah tangga yang tak ada cinta didalam nya, apalagi Bastian masih kecil dan labil. Suaminya itu bahkan belum mengerti apa-apa.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!