"Total hutang Ibuku semuanya jadi seratus juta?" April melotot mendengar penjelasan dari Pak Desta asisten pribadi Tuan Januar alias majikan mendiang Ibunya.
April gadis biasa berumur 20 tahun, baru saja resmi menyandang status anak yatim piatu sudah dikejutkan oleh kenyataan pahit yang lain. Septi Ibunya wafat dengan meninggalkan sejumlah hutang, April yang hanya seorang SPG toko tidak tau harus bagaimana membayarnya.
Gaji April kecil, jauh dari kata UMR. Bisa menghidupi dan membayar biaya sekolah Juli adik semata wayangnya yang masih SMA saja dia sudah bersyukur. Bagaimana caranya dia bisa membayar hutang seratus juta? Barang berharga dan warisan saja dia tidak punya.
Satu satunya yang dia punya adalah rumah sederhana yang dia dan adiknya tinggali saat ini. Rumah itu sudah tua, banyak kerusakan dimana mana. Di iklankan sampai berbuih pun rumah itu tidak akan laku terjual, jangankan membeli, melirik pun tidak ada yang mau.
"Maaf Pak Desta, bisa tidak Bapak memberikan aku sedikit keringanan? Misalnya boleh membayar hutang dengan cara dicicil tiap bulannya begitu," ucap April setengah memelas.
"Maaf Nona April, itu semua diluar kuasa Bapak. Kalau Nona mau, besok Nona datang lagi kerumah ini dan bicara langsung pada Tuan Januar. Kebetulan saat ini beliau sedang tidak ada dirumah," sahut Pak Desta dengan penuh penyesalan.
"Ya sudah kalau begitu, besok aku akan datang lagi dan mencoba bicara dengannya. Semoga saja dia mau memberikan keringanan pada gadis yatim piatu sepertiku," ujar April.
"Amin, semoga saja."
April pamit pulang kerumah, dia bergegas menemui adiknya yang sedang menunggu kepulangannya dengan hati yang masih berduka. April tidak kuat membayangkan bagaimana reaksi Juli saat tau Ibunya wafat dengan meninggalkan banyak hutang. Terlebih, mereka berdua tidak tau uang sebanyak itu telah Ibunya gunakan untuk apa.
Selama ini, April dan keluarganya selalu hidup sederhana. Tinggal dirumah sederhana, makan seadanya, pakaian yang dikenakan itu itu saja. April masih setengah tak percaya kalau Ibunya bisa memiliki hutang seratus juta pada majikannya.
Tiba tiba April teringat pada kekasih berondong almarhum Ibunya yang bernama Febri, jangan jangan pria muda itu yang telah menyebabkan Ibunya banyak berhutang.
Bagaimana tidak? Febri sering meminta jatah uang pada Ibunya dengan berbagai alasan. Dia juga sering minta dibelikan barang barang branded berharga mahal.
"Febri, awas saja besok kalau kita bertemu. Aku akan menendang dua telor kembar mu hingga pecah tak berupa," April melayangkan tinju ke angin untuk menyalurkan sedikit emosinya.
🍄🍄🍄
Sore harinya, Januar pulang ke rumah dengan hati dongkol. Dia kesal karena Mei istri kesayangannya belum juga pulang ke rumah sejak dua hari yang lalu. Dia sedang melakukan pemotretan dengan rekan kerjanya di puncak, kebetulan Mei adalah seorang model majalah dewasa.
Sejak menjadi model Mei jarang sekali pulang ke rumah, terkadang pulang satu minggu dua kali, tapi terkadang juga tidak pulang sama sekali. Jangankan mengurus Januar sebagai suaminya, pekerjaan rumah saja Mei tidak pernah menyentuhnya.
Klak...
Pintu kamar terbuka, sosok Mei muncul dari balik pintu itu. Januar langsung memeluk tubuh Mei dan mencium pipi wanita itu mesra. Wajar saja dia merasa rindu, karena mereka jarang bertemu dan menghabiskan waktu bersama.
"Sayang, malam ini tolong layani aku. Aku sedang sangat berhasrat padamu," bisik Januar lembut ditelinga Mei.
"Maafkan aku mas, aku tidak bisa melayani kamu. Aku capek sekali habis kerja, aku ingin beristirahat," tolak Mei mentah mentah.
"Mei, apa kamu ingat kapan terakhir kamu melayani aku? Sudah lama sekali Yasmin, aku bahkan sampai lupa bagaimana rasanya bercinta denganmu," keluh Januar. Dia frustasi karena beberapa bulan ini hasratnya tidak pernah terpenuhi, Mei selalu saja menolak ajakannya.
"Aku mohon pengertian kamu Mas, saat ini aku sedang fokus mengejar cita citaku untuk menjadi foto model terkenal," ucap Mei. Dia sedikit marah karena merasa dipaksa oleh Januar.
"Kamu itu egois, hanya mau dimengerti tapi tidak pernah mau mengerti aku. Apa yang kamu cari Mei? Uang, kemewahan, semua sudah aku berikan untukmu. Kalau hanya ingin jadi terkenal, buat konten YouTube juga bisa jadi terkenal," Januar memarahi istrinya habis habisan.
Bukannya menanggapi Omelan Januar, Mei malah masuk kedalam kamar mandi dan menutup pintunya rapat rapat. Selalu saja begitu, saat ada pertengkaran dan diajak bicara Yasmin selalu mencari cara untuk melarikan diri. Mungkin karena itu juga masalah dalam rumah tangga mereka tidak pernah terselesaikan.
Tapi, itulah Mei. Dia tidak peduli dengan perasaan suaminya, dia hanya peduli pada karir dan kehidupannya sendiri. Cinta dan perhatian yang dia miliki untuk Januar pun akhirnya perlahan berkurang karena terlalu sering ribut dan bertengkar.
Singkat cerita, Januar dan Mei telah menikah selama satu tahun. Awalnya hubungan mereka baik baik saja harmonis dan romantis seperti pasangan lainya. Hingga akhirnya Januar merasa Mei berubah setelah mendapat tawaran menjadi seorang model dan namanya mulai dikenal oleh publik.
Januar melompat keatas kasur dan menutup wajahnya dengan bantal. Ingin rasanya dia menangis tapi malu pada jenis kelamin. Januar terlalu jenuh menjalani rumah tangga dengan Mei, dia ingin mengakhirinya tapi dia masih sangat mencintai wanita itu.
"Kalau begini terus, lama lama aku bisa mencari istri simpanan diluar sana," gerutu Januar kesal.
Bersambung...
Pagi itu matahari bersinar cerah dari sebelah barat, April mengayuh sepeda ontelnya dengan penuh semangat menuju kediaman Tuan Januar yang letaknya tak begitu jauh dari rumahnya. Kali ini, dia membawa serta Juli sang adik bersamanya untuk teman ngobrol selama diperjalanan.
April merasa sedikit gugup, kata Ibunya Januar adalah pria yang cerewet, galak dan suka menuntut. April takut tidak bisa merayunya untuk memberikan keringanan atas sejumlah hutang yang harus April tanggung. Tapi, April harus tetap berusaha berbicara dengan pria itu, dia tidak boleh berputus asa sebelum mencobanya.
Tiba dirumah Tuan Januar, April melihat mobil kesayangan pria itu bertengger di halaman rumah, jelas sekali kalau Tuan Januar ada disana. April tersenyum kecil, setalah bersusah payah akhirnya dia bisa segera bertemu dengan pengusaha kaya itu juga.
Ting... Tong...
Bunyi bel berulang ulang saat sebuah tombol yang menempel pada tembok di tekan oleh April. Tak berapa lama, sosok Pak Desta pun muncul membukakan pintu.
"Bagaimana Pak, apa Tuan Januar ada dirumah?" Tanya April basa basi. Padahal dia sudah tau kalau Januar sedang ada dirumah.
"Ada, mari masuk." Ajak Desta.
Desta langsung menggiring April dan Juli masuk ke dalam rumah. Langkah kaki ketiganya berhenti didepan sebuah ruangan pribadi milik Tuan Januar. Didepan pintu kayu bercat coklat yang tertutup rapat.
"Nona April silahkan masuk ke dalam, Tuan Januar sudah menunggu. Untuk Nona Juli, sebaiknya anda menunggu diluar saja bersama saya," pinta Pak Desta.
"Aku tidak mau menunggu diluar, aku mau ikut masuk dengan Kakak," tolak Juli.
"Juli, untuk kelancaran segalanya sebaiknya kita menurut saja pada perintah Pak Desta," ucap April.
Juli menunduk, dia terdiam dan menekuk wajahnya karena kesal. Kalau dia tidak ikut masuk kedalam ruangan pribadi itu, dia tidak bisa tau hasil negosiasi antara April dan Tuan Januar secara langsung.
Desta membuka pintu, April masuk kedalam ruangan dan Juli mau tidak mau harus mau menunggu diluar dengan Pak Desta.
Seorang pria tampan berpakaian rapih telah menunggu kedatangan April dalam ruangan itu, April cukup tercengang karena majikan Ibunya ternyata belum tua. Sama seperti April, Januar juga tercengang karena wanita biasa dan sederhana seperti pembantunya bisa memiliki anak gadis yang begitu cantik.
Pria mana yang tidak tergoda melihat April, meski dia memakai pakaian tertutup, bagaian depan dan belakang milik April sangat besar dan kencang. Burung puyuh milik Januar mulai bergerak dan mengepakkan sayap seolah ingin terbang mencari sarang baru.
"Dasar burung murahan! Tidak bisa melihat sarang baru yang lebih sempit!" Maki Januar dalam hati pada burung miliknya sendiri.
Januar memang mudah sekali naik hasratnya jika melihat wanita cantik, apa lagi jika wanita itu masih muda dan memiliki bodi bagus. Bukan karena Januar pria genit, melainkan karena Mei jarang sekali mau memuaskan hasratnya. Jadi mau tidak mau Januar yang kalem dan gagah berubah menjadi pria gatal.
"Begini Tuan, kedatanganku kesini untuk membicarakan soal hutang peninggalan mendiang Ibuku. Bisakah Tuan memberikan keringanan kepadaku? Apa boleh aku mencicilnya setiap bulan?" April langsung saja bicara ke pokok permasalahan.
"Dicicil? Berapa lama hutang sebanyak itu akan lunas jika dicicil?" Januar melebarkan bola matanya. Jelas sekali dia sedang meremehkan kemampuan April.
"Entahlah, mungkin sekitar lima belas tahun," April meringis. Dia mengakui ketidak mampuannya.
"Itu terlalu lama, bagaimana kalau tiga tahun lunas?" Januar membuat penawaran yang tidak akan mungkin bisa April tunaikan.
"Maaf Tuan, gaji ku kecil, aku tidak mampu mencicil dalam jumlah banyak," April memasang wajah sedih.
Melihat wajah sedih itu, Januar merasa tidak tega. Apa lagi dia tau kalau keluarga mantan ART nya itu adalah keluarga miskin. Jangankan untuk membayar hutang, untuk makan sehari hari saja mungkin mereka kesulitan.
Diluar sana, Juli menunggu April keluar dengan hati penasaran. Dia sangat ingin tau apa yang sedang April dan Tuan Januar bicarakan. Jiwa kepo Juli meronta, dia ingin menguping dari balik tembok tapi Pak Desta selalu menatapnya dengan tatapan tajam seolah takut Juli mencuri sesuatu dari rumah itu.
Alhasil, Juli hanya bisa menggulung gulung ujung dres yang dikenakannya untuk mengusir rasa jenuh sekaligus gelisah yang mulai menggerogoti jiwa dan raganya.
"Kakak, cepatlah keluar. Aku sudah sangat ingin bertanya ini dan itu kepadamu," ucap Juli dalam hati. Sesekali dia mengeluarkan nafas berat dari dua lubang hidungnya yang lebar.
"Tenanglah Nona Juli, Kakak anda akan baik baik saja. Tuan tidak akan memakannya," seloroh Pak Desta sambil mengukir senyum meledek.
Juli cemberut, dia memang paling tidak suka di ledek oleh orang lain. Terlebih dalam situasi menegangkan dan genting seperti sekarang ini.
Kembali ke dalam ruangan pribadi Januar...
Januar tiba tiba memiliki sebuah pemikiran yang konyol. Pemikiran untuk menjadikan April sebagai istri simpanannya, sebagai pemuas nafsu birahinya yang selama ini jarang tersalurkan karena Mei terlalu sibuk dengan karirnya.
"Aku punya sebuah penawaran menarik untukmu," ucap Januar sambil menyunggingkan sebuah senyum licik. Senyum yang bisa membunuh lawan bicaranya secara tidak langsung, begitu sakti bukan?
"Penawaran apa Tuan?" Tanya April penasaran. Wajahnya begitu antusias menunggu jawaban dari Tuan Januar. Jantungnya juga berdegup kencang, seperti bunyi genderang sesaat sebelum perang.
Bersambung...
"Jadilah Istri simpanan ku, aku akan menikahi kamu secara siri. Setelah satu tahun, aku akan menceraikan kamu. Dan sebagai kompensasi, aku akan memberikan uang sebesar lima ratus juta padamu. Bagaimana? Tertarik pada penawaran ku ini?" Januar menatap wajah April dengan serius.
Januar memang suka memanfaatkan kelemahan orang lain untuk keuntungan dirinya sendiri. Mungkin karena itu dia banyak dibenci oleh sanak saudaranya, tetangganya, terutama yang berasal dari kalangan bawah.
April mendelik, dia syok mendengar kata kata yang keluar dari mulut Tuan Januar. April dilanda kebimbangan, jika dia menerima penawaran pria itu sama saja dia sedang menukar harga dirinya sebagai wanita dengan sejumlah uang. Tapi jika dia menolak, dia tidak memiliki uang untuk membayar hutang peninggalan Ibunya secara kes.
"Ya... Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang?" Keluh April didalam hati.
"Jangan berpikir terlalu lama sayang, aku tidak suka dibuat menunggu," lanjut Januar. Dia terus memperhatikan wajah cantik April yang sedang dilanda kebingungan.
"Baiklah, aku akan menerima tawaran itu. Tapi, aku juga punya satu syarat," ucap April.
"Syarat apa?" Januar penasaran.
"Jangan sampai ada orang lain yang tau tentang pernikahan kita, aku tidak mau dicap sebagai wanita murahan oleh keluargaku, teman temanku, tetanggaku dan orang orang yang mengenalku," sahut April.
Januar bernafas lega, karena syarat yang diajukan oleh April sangat mudah untuk dilakukan. Seperti membalik telapak tangan saja, tidak sulit apa lagi melelahkan.
"Kamu tenang saja, tidak akan ada yang tau tentang pernikahan kita kecuali aku, kamu dan Pak Desta. Aku bisa menjaminnya." Ujar Januar pada April.
April terdiam sejenak, dia memikirkan dampak buruk kalau Januar tidak memegang teguh janjinya. Cemoohan dari adik, tetangga dan saudara pasti akan April terima. Tapi tidak ada yang bisa April lakukan saat ini selain mencoba percaya pada janji seorang Januar.
April sangat berharap, Januar bisa menepati janjinya. Kalau tidak, hidupnya seketika akan hancur berantakan.
Di tempat lain...
Mei sedang disibukan dengan berbagai kegiatannya sebagai seorang foto model. Dia berlenggak lenggok didepan kamera, berpose menggoda dalam balutan busana super seksi. Tidak hanya sang fotografer saja yang dibuat ketar ketir oleh keseksian Mei, tapi juga beberapa pekerja lain yang ada disana.
Kulit putihnya yang sebening kristal bersinar indah, menggoyahkan iman siapa saja yang melihatnya. Benar benar mulus tanpa noda, tanpa bekas luka atau gigitan serangga.
"Gila, Mei seksi sekali. Beruntung sekali Tuan Januar bisa memilikinya, aku benar benar merasa iri," bisik salah seorang pekerja pria yang ada disana. Matanya melotot menelusuri tiap inchi kulit mulus Mei dari jauh.
"Tuan Januar memang bodoh, punya istri secantik itu dibiarkan menjadi model majalah dewasa. Keseksiannya diumbar dan menjadi konsumsi publik secara gratis," cibir yang lainnya lagi.
"Hei, kamu tidak perlu memprotes kebodohan orang lain. Justru kita harus bersyukur, kalau Tuan Januar tidak bodoh kita tidak mungkin bisa melihat pemandangan seindah itu. Ha... Ha... Ha... Ha..."
"Ya, kamu benar juga. Ha... Ha... Ha..."
Kembali ke kediaman Tuan Januar...
April keluar dari dalam ruangan pribadi Tuan Januar dengan wajah sedikit lesu, tubuhnya lemah seperti tak bertenaga. Pemandangan itu membuat Juli memiliki pemikiran dan dugaan buruk.
"Bagaimana Kak? Apa negosiasinya berjalan lancar? Tuan Januar mau memberikan kita keringanan kan?" Tanya Juli bertubi tubi. Dia sangat tidak sabar mendengar jawaban dari Kakak perempuannya itu.
April melirik kearah Pak Desta sekilas, pria itu hanya diam membisu karena memang dia tidak mengetahui apapun. April kembali menatap Juli, dia mengukir sebuah senyum palsu untuk menepis kekhawatiran adik semata wayangnya itu.
"Negosiasi berhasil, Tuan Januar mau memberi kita keringanan," sahut April bohong. Berbohong memang tidak baik, tapi demi kebaikan tidak ada salahnya berbohong asal tidak dijadikan kebiasaan.
"Hah, syukurlah kalau begitu. Aku sudah mau hampir mati berdiri karena serangan was was, aku takut pria itu tidak mau memberikan kita keringanan. Ternyata mantan Bos Ibu baik juga, jarang sekali ada orang kaya seperti itu," celetuk Juli.
Pak Desta batuk batuk mendengar ocehan Juli, seolah dia tidak setuju dengan kalimat yang baru saja keluar dari mulut gadis belia itu. Seorang pria kaya yang baik? Pujian itu sungguh tidak cocok diberikan pada Tuan Januar. Pak Desta paham betul bagaimana sifat majikannya, pria itu tidak akan mengabulkan permohonan seseorang tanpa melakukan sebuah barter.
"Ayo kita pulang," ajak April. Dia sudah sangat ingin merebahkan tubuh lelahnya diatas kasur.
"Ayo!" Sahut Juli penuh semangat.
April meminta Juli yang membawa sepeda, pikirannya sedang tidak fokus untuk mengemudi. Sepanjang jalan menuju rumah, pikiran April hanya terfokus pada perjanjiannya dengan Tuan Januar tadi.
Apa keputusan April tidaklah salah? Apa menjadi pelakor karena terpaksa bukanlah sebuah dosa? Ah, untuk apa April memikirkan tentang dosa, menjadi pribadi yang baik tidak bisa melunasi hutang hutang Ibunya begitu saja.
Lagi pula, Tuhan maha tau tujuan baik dari April. Dia tidak ingin hidupnya dan Juli terbebas dari kesusahan karena warisan hutang yang menumpuk dari mendiang Ibunya. Tiap orang ingin hidup damai dan sejahtera, begitu juga dengan April.
"Satu tahun itu tidak lama, kamu pasti bisa melewatinya dengan baik," April mencoba menguatkan dirinya sendiri.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!