NovelToon NovelToon

Lolipop Untuk Si Culun Dari Kepsek Lumpuh

sekolah baru

"BIRRUUUUUUUU, YUHUUUUUU. Bangun sayang, hari ini kan hari pertama kamu sekolah. Gak boleh telat dong". Mommy mencoba untuk membangunkan Birru yang masih terus terlelap meski waktu menunjukkan pukul 6.30 pagi.

Birru adalah anak tunggal dari pasangan Zhaden Aldiwijaya dan Emily Anne. Ia anak yang ceria dan penurut kepada orangtuanya. Dengan penampilan yang culun itu, ia dapat mengecoh musuhnya dalam dunia mafia. Ya, dia adalah ketua mafia dari THE GOLDEN ROSE, mafia yang terkenal tak punya hati dalam mengeksekusi musuhnya.

Birru yang kini duduk dikelas XII pun harus pindah sekolah ke kota Q dari kota Z demi menjalankan sebuah misi besar dalam memberantas kejahatan yang ada disekolah tersebut, serta membantu orangtuanya untuk menemukan siapa dalang dibalik kecelakaan yang menimpa kedua sahabat orangtuanya yang mengakibatkan keduanya meninggal ditempat.

"Eungghh, apasih mom pagi-pagi udah ribut aja. Birru masih ngantuk ni. Lima menit lagi Birru bangun deh, janji". Dengan menampilkan senyum terbaiknya ia bernegosiasi dengan Mommy namun sayang sang mommy tak begitu saja mempercayainya.

"Gak ada nanti-nanti. Bangun sekarang atau mommy akan bilang ke Daddy untuk mencabut semua fasilitas yang kami berikan untukmu". Mommy menyeringai setelah mengancam anak tunggalnya itu untuk bangun segera.

"Ihhh, mommy. Kenapa coba harus pakai ngancem-ngancem gitu. Gak lucu ih tiba-tiba anak mommy jadi gembel. Iya-iya, Birru bangun sekarang". Berat hati birru bangun dan menuju kamar mandinya. Ia menutup pintu kamar mandinya dengan keras. BRAAAKKK

"Astaga, anak gadisku bertenaga layaknya seorang pegulat profesional. Untung sayang, kalau nggak udah aku ceburin tu anak ke kandang si Melly". Melly adalah singa peliharaan sang mommy yang dirawat sejak masih kecil saat ditemukan didalam hutan ketika mommy dan Daddy sedang mengadakan piknik.

Birru yang kini sudah di SMA Budi Sejahtera segera menuju ruang kepala sekolah. Ia berjalan santai sambil bersenandung ria dan tak lupa lolipop favoritnya yang selalu ada dalam mulutnya.

"Nanannanaa, lalalalalalaaaaa. Eh eh kelewatan. Hihi". Birru mundur beberapa langkah untuk sampai ke pintu kepala sekolah itu.

TOKK TOKK TOOOKKKK

"Masuk". Ya suara yang sangat berat keluar dengan mudahnya. Suara sang kepala sekolah yakni Dayyan Bramantio.

"Permisi pak. Saya murid baru, nama say...". Belum menyelesaikan ucapannya, Dayyan sudah lebih dulu mengucapkan kalimatnya

"Birru W. Ah ya sebentar saya akan mengantarkan kamu ke kelas XII IPA 1". Dengan cekatan Dayyan menekan tombol Yang ada dikursi rodanya menuju kelas birru. Ia memang terlihat sangat gagah meski dalam keadaan lumpuh.

"Hmm, pak. Izinkan saya untuk mendorong kursi roda bapak menuju kelas saya ya. Bapak arahkan saja saya harus jalan ke lorong sebelah mana". Birru berniat untuk membantu kepala sekolahnya itu.

Seketika Dayyan memencet tombol off pada kursi rodanya, ia berhenti tatkala birru menwarkan diri untuk membantunya. Dia perhatikan dengan seksama penampilan birru dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Ya, penampilan culun, rambut kepang dua, baju yang sangat rapi, sepatu yang sangat bersih membuat orang yang melihatnya hanyalah seperti gadis culun yang tak memiliki keistimewaan. Siapa sangka Dayyan malah tertarik pada murid barunya ini karena tidak memungkiri Birru memiliki wajah yang sangat manis, kulit putih bersih, meskipun ia tak terlalu tinggi.

"Baiklah, kita lewat dari lorong sebelah kiri, lalu lurus melewati 4 kelas. Kelasmu ada di ruang kelas ke 5 dari situ". Dayyan mencoba untuk bersikap seperti biasanya, meskipun ntah mengapa ia sangat deg-degan sejak birru membantunya mendorong kursi roda. Ada rasa yang berbeda saat ia bersama birru.

   "Sial. Kenapa aku jadi deg-degan gak jelas gini sih cuma gara-gara bocil ini bantu aku. Gak mungkin aku suka dia secepat ini kan? Lihatlah penampilannya yang sangat dibawah rata-rata dari gadis pada umumnya meskipun ia terlihat manis. Eh eh apasih otakku ini. Udah-udah, dia muridmu woy, sadar Dayyan, sadar". Ia menggelengkan kepalanya untuk menetralisir pikirannya itu.

"Bapak kenapa pak? Bapak sakit? Kok kayak gelisah gitu". Birru berhenti sebentar untuk memastikan Dayyan baik-baik saja atau tidak.

"Pak, hey, pak. Pak Dayyan denger saya kan? HALLOOOOO". Dengan sedikit mengeraskan suaranya birru mencoba menyadarkan Dayyan yang terus menatapnya tanpa kedip sedikitpun.

"Ah, eh, anu. Iya saya baik-baik saja. Udah ayo, kita lanjutkan ke kelasmu". Sanggah Dayyan dengan gugupnya.

Sesampainya di depan kelas, TOK TOKKK

"Ah, pak Dayyan. Silahkan masuk". Ucap ramah guru Yang sedang mengajar dikelas itu.

Dengan gagahnya Dayyan berdehem untuk memulai pembicaraan, "hmm. Anak-anak, saya datang kesini untuk memberi tahukan bahwasannya kalian kedatangan teman baru. Birru, sini nak. Silahkan perkenalkan diri kamu".

"Hay, semua. Namaku Birru. Aku murid pindahan dari kota Z. Semoga berkenan untuk menjadi temanku ya. Terimakasih". Dengan senyum yang merekah, Birru memperkenalkan dirinya.

"Birru, saya Bu Mega. Guru kesenian di sekolah ini. Nah sekarang kamu bisa duduk di bangku yang kosong sebelah sana ya". Seraya menunjuk bangku yang kosong disebelah murid laki-laki yang menatapnya tajam.

Galang Bagaswara, anak dari Suseno Bagaswara dan Nindia Amara. Putra tunggal pemilik perusahaan BN group yang bergerak di bidang material.

Sambil berjalan menuju tempat duduknya, birru tetap mengulas senyumnya. "Hai, aku birru". Dengan menyodorkan tangannya ia berniat untuk kenalan dengan teman sebangkunya itu.

"Galang". Dengan datarnya ia menjawab tanpa menyodorkan kembali tangannya untuk bersalaman dengan birru.

 "Aneh banget ni orang, dingin, datar, matanya berasa kayak ujung belati yang siap menusuk siapa aja yang mengusiknya. Pengen banget ku congkel matanya itu. Eh eh tapi bila matanya cakep juga keabu-abuan gitu, hihi". Monolog birru dalam hatinya.

Bel istirahat pun berbunyi, semua murid berhamburan menuju kantin. Tapi tidak dengan birru dan juga Galang. Mereka tetap ada ditempat duduknya tanpa ada yang berbicara sedikitpun.

"Wesss, boss. Punya cemceman baru ni, hahaha". Revan meledek Galang. Revan xalendri adalah anggota geng motor Galang yang diberi nama G'BER TEAM.

G'BER TEAM adalah geng motor yang diketuai oleh Galang, dengan keempat anggotanya yaitu Revan, Danu, Netra, dan Saras. Mereka geng motor yang selalu dinilai baik oleh masyarakat karena sering melakukan aksi donasi dan pemberian bantuan kepada yang membutuhkan.

"Yaahh, dicuekin. Punya ketua kek kulkas 100 pintu gini ya serba salah sih ya". Revan bermonolog dalam hatinya. "Hai, aku birru. Salam kenal ya teman-teman". Biruu memecah keheningan dikelas tersebut dengan memperkenalkan diri pada anggota Galang.

"Hai, gue Revan. Cowok terganteng dan terseksi disekolah ini". Narsis Revan dengan gaya sombongnya. "Ciihh, najis beeeeuuttt. Sadar woy, tinggi Lu aja cuma seketek gue ni ni ni". Sanggah Netra sembari memiting Revan kedalam ketiaknya.

"Hai, kakak cantik. Gue Saras. Satu-satunya anggota wanita di geng motornya Galang. Btw gue panggil lu kakak karena gue masih di kelas X". Saras berkenalan dengan birru dengan memberikan senyumannya.

"Hai, Saras. Salam kenal kembali ya. Wah kalian anak geng motor ya. Kereeenn, bisa dong lain waktu ajak aku gabung, kebetulan aku juga suka bal..". Birru segera membungkam mulutnya sendiri sebelum menyelesaikan ucapannya. "Kenapa kak? Kakak juga suka apa?" Tanya Saras kebingungan.

"Aduh, bego banget sih aku hampir keceplosan bilang kalau aku juga suka balapan" . Ucap birru dalam hatinya. "Eh anu maksudku, aku juga suka liat orang balapan ditv. Iya itu. Geng motor kalian kayak gitu kan?" Jawab birru sekilat mungkin.

"Oh, iya kit...". Belum menyelesaikan berbicara Dayyan memotong kalimat Saras "kantin". Dan berlalu pergi meninggalkan anggotanya juga birru.

Sesampainya di kantin, birru yang belum memiliki kemampuan ikut gabung dengan Galang team. Tak lama kemudian datang Julian, gadis sok cantik dan sombong disekolah itu. Ya, dia juga sering melakukan perundungan disekolah.

"Wah wah wah, sayang. Gak salah ni kamu punya anggota team yang culunnya tujuh turunan tujuh tanjakan 16 pengkolan gini. Ya ampun sayang, perhatiin deh gayanya. Gak banget tau". Julian mencoba memprovokasi Galang. Ya, dia juga mengaku-ngaku Galang adalah pacarnya. Jadi siapapun yang mencoba mendekatinya akan ia habisi bersama gengnya, Riri dan Della.

Dengan tatapan tajamnya, birru menatap lekat mata Julian. Ia memperhatikan gerak-gerik dari murid yang sok itu. "lu liat aja nanti, *****. Lu bakalan nyesel udah ngehina gue tadi". Birru tersenyum remeh pada julian dan memilih untuk diam meski dalam hatinya ia bersumpah akan melenyapkan manusia-manusia yang tak berguna dimuka bumi ini.

markas the golden rose

Akhir pekan telah tiba. Biasanya kebanyakan manusia pasti akan menghabiskan waktu untuk bepergian. Menonton, jalan-jalan, liburan dan lainnya. Lain halnya dengan birru yang menghabiskan waktu akhir pekannya dengan tidur sepanjang hari.

Drttt drttt

"Selamat siang queen. Saya ingin memberi informasi tentang murid yang queen mintai datanya kemarin". Ya setelah pulang sekolah kemarin birru meminta Robert (anggota golden rose yang ahli dalam IT) untuk mencari data dari Julian. Dan, booomm. Benar saja, Julian adalah murid yang telah banyak sekali melakukan pembullyan serta kekerasan disekolah tersebut. Dengan tak terima sekolah milik sang Daddy menerima murid yang seperti itu, birru memilik ide cemerlang untuk membuka bukti-bukti kejahatan Julian agar dapat diketahui oleh Daddy dan juga pihak sekolah.

Julian Nanda. Anak angkat dari Petrus dan dirgania, pemilik restoran terkenal yang mana 75% saham restoran tersebut adalah bantuan dari perusahaan kuliner Daddy Birru. Julian memang terkenal sebagai murid yang sombong, berlagak kaya raya tanpa ada yang menandinginya. Ia juga sering pergi ke club' untuk menjajakan dirinya kepada pria-pria dewasa agar mendapat uang yang berlimpah demi memenuhi gaya hidupnya.

Julian juga pernah melakukan tindakan tak senonoh dengan salah satu guru yang ada disekolah itu. Mereka melakukannya di dalam ruang perpustakaan ketika jam pulang sekolah tiba. Semua bukti-bukti itu Birru dapat dengan mudahnya dengan bantuan dari anggotanya yang sengaja ia perintahkan untuk memasang cctv tersembunyi disetiap ruangan sekolah tanpa terkecuali. Cctv itu tersambung dengan hp dan juga laptop milik Birru.  Dengan senyuman jahatnya, Birru merasa puas dengan kinerja anggotanya. Kini ia telah memiliki bukti kejahatan tentang Julian. Namun belum saatnya ia harus melenyapkan Julian.

"Markas, pukul 9 malam". Begitu kira-kira pesan yang dikirim Birru ke Grup chat dengan anggotanya.

Malam hari, sesuai dengan janjinya dengan para anggota inti untuk bertemu di markas golden rose. Gedung tua yang terlihat kumuh, dan menyeramkan terlihat dari bagian sisi luarnya. Namun ketika masuk kedalam gedung itu, kita akan disuguhkan dengan keindahan didalamnya. Ruangan-ruangan dengan nuansa emas dan berlukiskan mawar menghiasi setiap dinding ruangan. Ruangan ini terlihat berbeda dengan ruangan bawah tanah yang disediakan khusus untuk mengeksekusi setiap musuh yabg berkenaan dengan birru dan ketentraman masyarakat.

Diruang bawah tanah itu terdapat sejumlah penjara besi dengan dialiri listrik disetiap besi-besi yang ada. Ada pula ruangan eksekusi dengan keadaan lebih gelap dan mencekam didalamnya. Disana tersedia banyaknya senjata tajam dan senjata api milik Birru dan anggotanya.

Disisi lain ruang bawah tanah ada empat ruang yang tertutup rapat, ya, ruangan-ruangan itu tak lain adalah kandang hewan kesayangan Birru. Geni si macan, Rolly si buaya, Kimmy si singa, dan yang terakhir Pocky si paus yang besarnya mencapai 10 meter dan berat 4500 ton.

"Bagaimana kabar kalian?". Dengan tatapan dingin nan tajam, Birru bertanya pada anggota inti kelompok mafianya. Robert ahli IT, Susan pengawal bayangan, Axel penembak jitu, dan zuno ahli obat-obatan. Mereka telah berkumpul di markas sesuai perintah birru.

"Malam ini lakukan latihan bersama bodyguard lainnya sampai pukul 2 dini hari. Pilih beberapa bodyguard untuk dibidang senjata, beberapa bodyguard khusus perlawanan tangan kosong, dan aku membutuhkan kalian untuk pindah sekolah yang sama denganku. Kita mulai misi ini dari kejahatan yang ada di sekolah". Penjelasan birru yang diangguki oleh anggotanya.

"Siap, queen". Serempak mereka menyanggupi permintaan queennya.

Latihan dilakukan di markas lantai 3 yang memang disediakan untuk latihan beladiri, persenjataan dan lainnya.

.........

Matahari kini hadir dengan cahaya yang menyilaukan. Seorang gadis tengah mencari kenyamanan dalam tidurnya yang mulai terganggu dengan teriknya matahari.

"BIRRUUUUUUUU, BANGUUUUNNNNNNN. Anak gadis kok tidurnya kayak kebo gitu sih. Kamu tidur atau latihan untuk mati, kenapa gak bangun dan segera pergi sekolah?". Teriakan sang mommy menambah buruk moodnya pagi ini.

"Ckk, mommy. Aku itu gak tuli ya. Kenapa harus teriak-teriak segala sih? Cukup ketuk pintu lalu pergi". Birru mendengus kesal pada sang mommy

"Eh eh ehhh, berani kamu ya sama mommy. Oke, jangan salahkan mommy kalau kamu hari ini harus pergi sekolah dengan bus saja". Ancam sang mommy.

"Hmmm, mommy. Mommy sungguh cantik sekali. Mommy selalu cantik, wangi, rajin, pintar masak, dan cerewet. Moomm, please I wanna to school by car okay. Love U mom". Rayu birru pada sang mommy, dan langsung berlari ke kamar mandi meninggalkan mommy.

"Dasar anak zaman sekarang, pandainya merayu saja". Geleng mommy mengingat kelakuan putri tunggalnya.

......

"Hai mom, dadd. How're U?". Sapa birru kepada orangtuanya diruang makan. Namun ketika menoleh kesebelahnya, birru mendapati seorang pria yang tak asing baginya duduk dengan menyeruput kopi buatan Bu Surti asisten rumahtangganya itu. Siapa lagi kalau bukan Dayyan, kepala sekolahnya yang tampan dan menawan.

"Ehhh, lohhh kok??? Bapak kok ada dirumah saya?" Tanya birru keheranan melihat sosok kepala sekolahnya itu.

"Sayang, pasti kamu udah kenal kan dengan nak Dayyan. Dia anak dari sahabat mommy dan Daddy yang meninggal waktu kecelakaan 10 tahun lalu. Beruntungnya Dayyan selamat meskipun ia harus menggunakan kursi roda sebagai kakinya". Jawab sang mommy dengan lembut.

Dayyan hanya melirik birru sekilas. Dan tatapannya bersinggungan dengan tatapan birru. Mereka saling bertatapan sepersekian detik, hingga akhirnya Dayyan memutuskan untuk mengalihkan pandangannya.

"Birru, kamu berangkat sekolah dengan Dayyan ya hari ini. Biar diantar dengan supir nak Dayyan". Mommy tersenyum manis seraya mengucapkan kalimat itu.

"Oke mom, no problem. Hmm bapak gak keberatan kan kalau saya menumpang dengan bapak kesekolah hari ini?" Tanya birru pada Dayyan.

Dayyan memutar bola matanya malas, dan menjawab "hmm, gak masalah". Birru dalam hatinya mengutuk kepala sekolahnya ini awas saja suatu saat ia pasti mencintai birru sampai sebucin-bucinnya pasangan manusia.

..

Kini sudah 3 bulan lamanya birru masuk ke sekolah itu. Sebegitu lamanya pula kini hubungan birru dan Dayyan semakin membaik Karena mommy sering meminta mereka untuk pergi kesekolah bersama.

Beberapa murid yang melihat kedekatan merekapun ada yang menganggap mereka seperti adik dan kakak, namun tak sedikit pula yang mencibir birru dengan alasan mungkin untuk mendapat perhatian lebih kepada kepala sekolahnya itu.

G'BER team juga semakin dekat dengan birru, mereka menerima birru menjadi anggota teamnya, karena pernah suatu hari mereka tidak sengaja melihat birru sedang mengikuti balapan di arena balap di kota J. Tanpa banyak bertanya, Galang meminta birru sendiri untuk menjadi teamnya. Dengan senang hati birru menerima. Mungkin ini adalah satu keberuntungan baginya yang mana suatu saat pasti mereka bisa diandalkan untuk melakukan misi perlindungan.

duh, kebelet nikah

Hari-hari dilalui birru masih dengan santainya, namun dilain sisi ia sangat merindukan aroma darah segar yang keluar dari tubuh seseorang yang ia habisi nyawanya. Sudah beberapa bulan terakhir ini ia disibukkan dengan terus memantau kejahatan-kejahatan yang terjadi di sekolahnya, termasuk memperhatikan gerak-gerik Julian si pembully nomor satu di sekolahnya.

Hari berganti, bulan berganti bulan. Birru yang melihat keseharian sepasang suami istri yang tak lagi muda, yakni orangtuanya itupun merasa ingin menikah segera. Melihat keduanya bersikap romantis, saling menyayangi, melengkapi, tanpa mereka sadari putri semata wayangnya itupun gusar ingin mendapatkan pasangan yang sedemikian rupa.

"Dadd, mom, Stop. Jangan romantis-romantisan Gitu didepanku. Aku iri ni. Jiwa jombloku meronta-ronta. Jadi pengen nikah". Kesal birru memanyunkan bibirnya.

"Hahahaha, sayang kamu ini. Masih kecil juga bisa-bisanya begitu. Belajar dulu yang bener, kerja, baru nikah deh". Jawab mommy dengan nada meledeknya.

"Kecil-kecil gini kalau disuruh buat anak kecil aku jagonya mom, hahaha.". Canda birru, yang lantas ditunjukkan taring dari tatapan mommy dan Daddy nya. "Bercanda mom, dadd. Elaaahhh. Gitu doang juga". Birru meneruskan kalimatnya mencari perlindungan diri agar tidak terkena amukan panjang bak kereta api dari mommy dan Daddy nya.

"Kamu kalau mau nikah boleh aja tuh. Toh si Dayyan kalau mommy suruh nikahin kamu pasti mau". Tanpa ba bi Bu mommy melantangkan suaranya.

"Apaan sih mom, kok jadi pak Dayyan. Kasian tauk, nanti dia lagi makan dirumahnya terus kesedak gara-gara mommy ngomongin dia". Sergah birru tak terima dirinya dijodoh-jodohkan dengan kepala sekolahnya itu.

"Pagi tante, om, birru. Maaf mengganggu sarapannya". Tiba-tiba Dayyan datang tak diundang seperti jelangkung kepala jangkung . "Uhuuk, uhuukkk" birru terbatuk karena baru saja mereka membicarakan Dayyan dan ya langsung ia tiba begitu saja.

"Kamu gapapa dek? Minum nih, gak ada yang mau minta sandwich kamu juga x, pelan-pelan aja makannya". Birru menerima segelas minum dari Dayyan dan langsung menenggak hingga setengahnya. Beberapa bulan kenal dekat dengan birru, Dayyan dan birru sepakat diluar sekolah mereka memanggil dengan sebutan kakak dan adik. Disekolah barulah mereka menyebut dirinya dnegan bapak dan saya Atau saya dan kamu.

...

Tinggg

Hp birru berdering pelan menandakan adanya pesan yang masuk. Ia segera membuka dan membacanya dengan senyum yang sulit diartikan. "Dek, nanti pulang sekolah tunggu kakak di kelas ya. Nanti kakak jemput ke kelas kamu. Habis itu kita jalan-jalan sebentar. Mau kan?" Begitu pesan yang ia dapati dari Dayyan yang beberapa bulan terakhir ini membuat dirinya sering jantungan dan timbul perasaan tak biasa dalam dirinya.

Apakah ini yang disebut dengan jatuh cinta?

Ah mustahil karena ia dan Dayyan tau betapa jauh perbedaannya. Dayyan kepala sekolah, sedangkan ia hanya murid saja. Meskipun usia mereka terbilang tak berbeda jauh karena birru berusia 18 tahun sedangkan Dayyan 23 tahun.

Bel pulang sekolah berbunyi menandakan setiap pelajaran berakhir pada hari ini. Birru masih setia menunggu Dayyan di kelasnya, begitu pula dengan Galang cs yang juga menemaninya. Mereka kini bersahabat, jadi apapun keadaannya mereka akan terus bersama dan membantu satu sama lain.

Tak lama kemudian Dayyan datang dengan kursi rodanya. "Dek, ayo pulang" ajak Dayyan pada birru. "Hmm, cuma adek kecil kami ini yang diajak pulang pak? Kami para kakaknya ditinggalin gitu aja nih?" Canda Galang kepada Dayyan.

"Haha, ayo kalian juga pulang wahai para kakak-kakanya adekku tersayang" blushhh, merah merona bak udang kejepit pintu, eh, udang rebus. Wajah birru memerah malu karena disebut Dayyan sebagai adik tersayangnya.

"Cih, awas jatuh cinta pak. Kalau bapak beneran nikah ni sama birru, kami bakal kasih satu jet pribadi kami untuk bapak dan birru". Ucap Axel. Ya, para anggota inti golden rose sudah pindah ke sekolah yang sama dengan birru guna untuk membasmi kejahatan yang ada disekolah.

" Siapa takut jatuh cinta. Ya kan kakakku terluplup" birru mengatakannya tanpa sadar. Kini dayyanlah yang wajahnya malu.

.....

Mall Q

Dayyan dan birru sampai di mall setelah mereka sepakat jalan-jalan sepulang sekolah.

Birru melihat ada gerai yang menjual berbagai macam lolipop dengan berbagai bentuk dan rasa. Ya, dia sangat menyukai lolipop. Bahkan saat membunuh musuhnya pun ia tetap menghisap lolipop yang selalu ada di mulutnya.

"Kak, adek mau lolipop itu ya, please. Hmm 10 aja, gak banyak kok. Ya ya ya". Dengan mengeluarkan jurus puppy eyes nya ia memohon agar dayyan mengizinkannya membeli lolipop. Sebab beberapa waktu terakhir, dayyan melarangnya makan lolipop berlebihan, khawatir ia sakit gigi.

"Ya udah dek, pilih aja yang mana yang kamu suka". Dayyan mengizinkannya.

Birru dengan setia mendorong kursi roda dayyan menuju gerai lolipop.

"Bu, bungkusin 10 macam lolipopnya ya. Yang bayar kakak saya, heheh" ketawa birru sambil melirik kearah dayyan. Dengan mengusap kecil rambut birru dayyan memberikan satu buah kartu yang tidak ada limitnya itu.

"Duh, baik banget si kakaknya. Cakep lagi. Lekas sembuh ya nak, supaya bisa dengan mudah ngajak adeknya jalan-jalan keliling dunia. Jangan lupa kembali lagi kesini anak manis". Ucap dan doa penjual lolipop yang diangguki dayyan.

"Kak, laper. Pengen makan bakso beranak drakula". Ucap ceplos birru.

"Emang ada bakso kayak gitu dek? Dimana?". Tanya dayyan dengan lugunya.

"Ada dong kak, tuuu disana" tunjuk birru ke penjual bakso beranak lava. Yang artinya banyak cabai didalamnya.

"Hmm kirain beneran, rupanya anaknya bijik cabe". Dengus dayyan yang hanya mendapatkan balasan senyuman dengan gigi putihnya birru.

"Mang, baksonya 1 porsi jumbo". Pesan birru ke penjual Bakso.

"Kamu ni dek, kecil-kecil makannya segerobak". Dayyan menggelengkan kepalanya.

"Silahkan dimakan den, non" ucap penjual bakso sembari menyajikan pesanan mereka.

"Dek jangan banyak-banyak saus dan cabainya. Itukan udah pedas. Nanti kamu sakit". Larang dayyan ketika melihat birru menuang banyak saus dan cabai ke baksonya.

"Gak akan kak. Ayo makan. Aku sengaja beli jumbo supaya bisa makan berdua sama kakak. Biar romantis, kayak mommy and Daddy". Tanpa sadar birru mengucapkan itu. Dayyan hanya menatap cengo birru dan mencerna kata-katanya.

"Kak, kakak mau gak nikah sama aku? Meskipun aku bocil, aku bisa kok jadi istri yang baik, ibu yang baik pula untuk anak-anak kita kelak". Byurrrr  dayyan menyemburkan jus jeruknya setelah mendengar perkataan yang tak lain dan tak bukan adalah murid disekolahnya ini.

"Apaan kamu dek. Kok mikirnya kesitu? Udah siap emang jadi istri? Jadi ibu? Berak aja masih dicebokin kamu". Ledek dayyan kepada birru.

"Enak aja. Aku sadar tau kak yang aku omongin. Aku kebelet nikah ni. Pengen ngerasain kayak mommy and Daddy yang semakin tua dan semakin harinya itu romantis terus, sweet banget tau kak. Mau ya nikah sama aku, ya ya ya. Kak yaaa. Kalau gak aku ngambek ni". Hilang sudah wibawanya sebagai ketua mafia terkejam di negara itu.

Dayyan hanya menggeleng tak percaya dengan apa yang diucapkan birru kepada dirinya saat itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!