NovelToon NovelToon

Pacar Tampanku Siluman Kucing

Hari Tidak Menyenangkan

kriingg... kriingg... kriingg...

Suara alarm di ponsel terus berbunyi, untuk mengganggu tidur nyenyaknya gadis cantik bernama Elena Althea.

"Jam berapa sih ini" Lena mematikan alarmnya dan langsung melihat jam di ponselnya.

"Ya ampun! udah jam 07.20 lagi, pasti dari tadi alarmnya selalu gue matiin deh makanya kesiangan lagi"

"Udah engga ada waktu buat mandi" Lena langsung mengambil baju kerjanya dan berlari ke untuk menggosok gigi.

"Oke... sekarang tinggal pake parfum aja, karena parfum penyelamat kalau gue engga sempat mandi" Lena menyemprotkan parfum wangi bedak bayi ke badannya.

"Sekarang jam 07.45 semoga engga telat sampai kantor" Lena berlari keluar rumah dan masuk ke dalam mobil, tapi saat dia menghidupkan mesin mobilnya. Mobil itu tidak mau menyala, walaupun sudah beberapa kali dia coba.

"Ya ampun, mana lagi telat pake acara mogok segala nih mobil. nyusahin aja" perasaan kesal dan panik sudah bercampur dalam hati Lena.

Beruntungnya Lena membeli rumah yang tidak begitu jauh dari jalan raya, sehingga dia bisa lebih cepat sampai di jalan raya untuk mendapatkan taxi.

Akhirnya Lena bisa bernafas lega, karena saat ini dia sudah berada di dalam taxi "Hah... Syukurlah gue bisa langsung dapat taxi, semoga kali ini engga ada hal apapun lagi yang tambah membuat gue telat"

...****************...

Pukul 08.10 WIB Lena baru sampai di kantor, karena tadi dia sempat menolong seekor kucing yang hampir tertabrak oleh taxi yang di tumpanginya dan itu membuat daftar kehadiran terlambatnya bulan ini semakin bertambah. Pastinya gaji Lena bulan ini juga akan berkurang lagi.

"Elena Althea, ke ruangan saya sekarang"

Lena yang baru saja ingin duduk di kursinya, harus mengurungkan niatnya karena harus melaksanakan perintah pak Satya direktur perusahaan tempat Lena bekerja.

"Iya baik Pak"

"Hah, kali ini apa lagi?" Lena bermonolog pelan sambil mengikuti Pak Satya di belakangnya.

"Silahkan duduk Lena"

"Iya, terima kasih pak" Lena duduk di kursi depan meja kerja pak Satya.

"Maaf pak, kalau saya boleh tau ada apa ya bapak panggil saya ke sini?" tambah Lena.

"Begini Lena, saya panggil kamu ke sini karena saya lihat dua bulan ini performa kerja kamu kurang bagus"

"Kamu jadi sering terlambat datang ke kantor dan juga beberapa pekerjaan kamu selalu salah, kamu juga hampir membuat kesalahan fatal untuk perusahaan ini" tambah pak Satya.

"Maaf Pak, kalau saya boleh tau kesalahan fatal saya dimana ya pak?"

"Kamu ingat waktu saya meminta kamu untuk membuatkan kontrak kerjasama dengan pak Dicky? ada beberapa poin yang kamu masukan ke dalam kontrak itu dan bisa membuat perusahaan mengalami kebangkrutan"

"Tapi untungnya saya melihat kembali isi kontraknya sebelum pertemuan dengan pak Dicky" Tambah pak Satya.

"Untuk hal itu saya minta maaf pak, lain kali saya akan lebih teliti lagi dalam membuat kontrak kerjasamanya"

"Saya maafkan untuk kali ini, tapi saya minta ini terakhir kalinya kamu melakukan kesalahan. Kamu seorang sekertaris direktur pekerjaan kamu tidak boleh main main seperti ini. paham Lena?"

"Iya saya paham pak"

"Saya harap kamu bisa lebih profesional lagi, kalau ada masalah pribadi jangan kamu bawa ke tempat kerja"

"Iya pak"

"Ya sudah, kamu bisa lanjut bekerja kembali dan jangan lupa untuk merevisi semua dokumen yang saya sudah letakkan di atas meja kamu"

"Baik pak, kalau begitu saya permisi" Lena berdiri dan membungkukkan badannya.

"Iya silahkan"

Lena kembali ke meja kerjanya dan benar sudah ada sepuluh dokumen yang menanti dirinya untuk di kerjakan.

"Hah..." Lena bersandar di sandaran kursinya.

"Kenapa lu Len?"

"Pak Satya minta gue revisi dokumen dokumen ini, jadi terpaksa harus lembur lagi deh gue"

"Bagus dong, berarti uang lemburan lu banyak. Ya anggap aja pengganti uang gaji lu yang bakalan di potong, karena lu sering telat"

"Iya sih, tapi gue juga butuh istirahat. Gimana bisa gue engga telat lagi, orang gue selalu tidur larut malam buat selesaiin kerjaan terus"

"Ya udah dikit dikit aja dulu lu kerjainnya, biar lu bisa istirahat juga"

"Mana bisa Kia, pak Satya mintanya hari ini selesai semua! soalnya besok mau ada meeting"

"Kalau gitu lu yang sabar ya Len, sorry gue engga bisa bantu lu kerjaan gue juga lagi banyak soalnya"

"Iya engga apa apa, santai aja kali sama gue"

"Gini deh,, nanti jam makan siang gue sekalian beliin makanan buat lu deh, biar lu engga perlu nunda kerja lu buat beli makan. Gimana?"

"Boleh tuh, makasih ya Kia lu emang sahabat terbaik gue" Lena memeluk pinggang Kia.

"Sama sama, udah ah lepasin lu kayak gini jadi mirip bocil sama ibunya tau engga"

"Gue bocilnya dan lu ibunya hahaha"

"Enak aja, nikah aja belum masa udah punya bocil aja"

"Engga apa apa sih, kan nanti lu tinggal cari bapaknya"

"Ogah punya bocil modelnya kayak lu gini, udah mendingan sekarang lu kerjain deh tuh dokumen dari pada menghayal terus"

"Iya siap mama"

"Ih, geli banget gue dengernya" Kia langsung kembali ke tempat kerjanya.

"Hahaha,, Kia Kia" Lena menggelengkan kepalanya dan mulai mengerjakan dokumennya satu persatu.

...-----------------...

Lena melihat jam di ponselnya sudah pukul 21.30 WIB. "Udah jam segini, tapi masih ada dua dokumen lagi. Apa gue bawa pulang aja kali ya?"

"Eum,, iya deh gue bawa pulang aja, kalau kerjain di sini takutnya gue balik udah engga ada taxi sama sekali lagi" Lena membereskan barang barangnya dan langsung menuju ke halte bus untuk menunggu taxi yang lewat di sana.

Sampai di halte hanya Elena sendiri, tidak ada orang lain lagi di sana dan di jalan pun kendaraan yang berlalu lalang sudah sedikit sepi.

"Capek banget, badan pada pegel semua rasanya udah gitu ngantuk juga lagi" Lena yang bermonolog sambil duduk di bangku halte dan memijat lehernya.

"Kapan ya ini berakhir, gue pengen cepat cepat jadi orang kaya. Biar engga perlu capek lembur lagi"

"Hah,, kenapa sih gue cepat banget dewasa, kalau masih anak anak kan bisa main doang"

"Jangan terus menerus mengeluh, kalau kamu mau kaya teruslah berusaha" Suara tanpa wujud menakutkan Lena dan membuatnya bangun dari duduknya.

"Siapa kamu?"

"Ingatlah, orang kaya juga memulai semuanya dari bawah dan karena usaha mereka makanya bisa membuatnya menjadi orang sukses"

"Kamu juga pasti bisa seperti mereka, asalkan jangan pernah menyerah" tambah suara itu.

"Kamu siapa? dimana wujud mu?"

"Engga perlu jadi orang misterius deh, keluar kamu sekarang"

"Kalau mau memberi saya semangat tunjukkan wujud kamu dihadapan saya sekarang" walaupun ketakutan dan tangannya sudah bergetar, tapi Lena terus berteriak meminta suara itu menunjukkan wujudnya.

"Kenapa kamu mau melihat wujud ku?" seseorang muncul di belakang Lena dan membuatnya kaget.

Siapa Kamu?

"K-kamu, seorang kakek kakek?"

"Iya cu" kakek itu tersenyum ke Lena.

"Maaf ya kek, saya tidak tau kalau tadi itu kakek. Maafin saya ya kek kalau ada perkataan saya yang kurang ajar ke kakek tadi"

"Iya, tidak apa apa cu kakek sudah memaafkannya"

"Makasih kek" Lena memberikan senyuman ke kakek.

"Oh iya, kakek di sini sendirian?"

"Kakek di sini berdua cu"

"Sama siapa kek? terus orangnya di mana kek?" Lena melihat ke sekeliling untuk mencari keberadaan seseorang yang di maksud kakek.

"Di sini engga ada orang lain lagi kek selain kita" tambah Lena.

"Kakek di sini bersama kucing kakek cu"

"Hah kucing kek?"

"Iya Ini kucing kesayangan kakek" seekor kucing putih di pangkuan kakek dan sedang di usap usap kepalanya oleh kakek.

"Sejak kapan ya ada kucing di situ? perasaan tadi kakek dateng sendiri deh engga sama siapa siapa, termasuk kucing itu. ya udahlah mungkin tadi emang guenya aja kali yang engga liat ada kucing" batin Lena.

Lena yang tidak menyadari kalau kucing yang di bawa kakek itu, adalah kucing yang sama dengan yang dia tolong tadi pagi dan ini pertemuan kedua mereka.

"Kucingnya lucu banget kek" Lena mengusap sebentar kucing itu.

"Kamu juga suka kucing cu?"

"Aku suka kek, tapi engga yang begitu suka banget sama kucing"

"Oh iya, kakek ngapain di sini malam malam? emang anak dan cucu kakek engga nyariin?"

"Kakek ke sini karena bosan di rumah terus, makanya kakek cari udara segar"

"Tapi udara malam engga bagus loh kek, nanti kakek bisa sakit dan bukannya aku mau sok nasehatin kakek tapi lebih baik kakek jangan terlalu lama di luar"

"Iya cu kakek tau dan kakek di sini hanya sebentar saja sampai kamu mendapatkan taxi"

"Loh,, kakek tau dari mana aku lagi nunggu taxi?"

"Kakek hanya menebak saja cu"

"Oh gitu kek" Lena melihat ke arah jalanan dan belum ada satupun taxi yang lewat.

"Cu..."

"Iya kek kenapa?"

"Kalau kakek minta kamu rawat kucing kakek, kamu mau?"

"Maksudnya kek?"

"Kakek berikan kucing ini ke kamu, supaya kamu bisa menggantikan kakek untuk merawatnya. Bagaimana?"

"Tapi kek..."

"Anggap saja ini sebagai hadiah karena kamu anak yang tidak mudah menyerah"

"Aku rasa engga perlu kek, ini terlalu berlebihan. Kucing ini kan kucing kesayangan kakek dan aku engga mau memisahkan kakek dengan kucing ini"

"Karena kucing ini kesayangan kakek, makanya kakek mau berikan ke kamu"

"Kakek memberikan kucing ini sebagai hadiah ulang tahun kamu cu"

"Ulang tahun?" Lena langsung melihat ponselnya dan benar sekarang tanggal 12 September, yang dimana hari ulang tahun Lena.

"Tolong kamu terima hadiah dari kakek ya"

"Tunggu kek! gimana kakek bisa tau sekarang hari ulang tahun ku?"

"Jangan bilang kakek hanya menebaknya, tapi ini benar benar engga masuk akal kalau kakek cuma menebak"

"Iya cu benar, kakek cuma menebak saja"

"Engga mungkin kek, ini udah ke dua kalinya kakek menebak dan itu benar semua"

"Ini benar benar engga masuk akal, siapa kakek sebenarnya?"

"Kakek hanya manusia biasa cu dan untuk tebakan kakek, mungkin itu hanya kakek sedang beruntung saja makanya tebakannya benar ke duanya"

"Beneran kakek cuma orang biasa? bukan dukun atau penyihir dan sejenisnya kan kek?"

"Bukan cu, kamu tenang saja ya"

"Iya kek"

"Kalau begitu kamu mau kan menerima hadiah pemberian kakek?"

"Ini kakek benar benar serius kasih kucing ini ke aku?"

"Iya cu, kakek serius dan kakek minta kamu jangan menolaknya ya"

"Baiklah kek, aku terima hadiah pemberian kakek"

"Tolong jaga kucing ini baik baik ya cu"

"Iya kek, makasih ya kek untuk hadiah ulang tahunnya aku bahkan lupa ini hari ulang tahun ku"

"Sama sama cu"

Lena melihat satu taxi yang lewat dan langsung memberhentikannya. "Kalau gitu aku pulang dulu ya kek, kakek hati hati pulangnya ya"

"Iya kamu juga ya"

"Bye kakek" Lena melambaikan tangannya dan langsung masuk ke dalam taxi.

...****************...

Jujur saja sebenarnya Lena masih kepikiran dengan kakek tadi, bagaimana dia bisa tau kalau hari ini dirinya ulang tahun. Sepanjang perjalanan Lena terus memikirkan itu sambil mengusap kucing pemberian kakek kakek tadi.

"Maaf mbak kita sudah sampai" tidak ada jawaban yang di berikan Lena.

"Mbak... mbak"

"Iya pak?"

"Kita sudah sampai di alamat tujuan"

"Eh, iya pak maaf. Ini uangnya ya pak"

"Kembalinya mbak"

"Engga usah ambil aja buat bapak" Lena turun dari taxi dan langsung masuk ke dalam rumahnya.

"Hah,, akhirnya sampai juga di rumah dengan selamat"

"Oh iya, selamat datang di rumah ku mpus dan semoga kamu betah ya tinggal di sini"

"Malam ini kamu tidur di sini dulu ya mpus, besok baru aku belikan kamu tempat tidur" Lena menidurkan kucing di atas sofa.

"Meoww..."

"Aku lupa tanya nama kamu sama kakek, Jadi gimana kalau aku kasih nama baru buat kamu?"

"Tapi apa nama yang bagus ya?"

"Meoww..."

"Aku tau, gimana kalau nama kamu itu Meow?" Kucing itu langsung menggulingkan badannya.

"Ah lucunya, jadi mulai sekarang nama kamu meow ya" Lena tersenyum melihat kelucuan kucingnya.

"Ya udah sekarang kamu istirahat aja dulu ya meow, aku masih ada yang harus di kerjakan"

"Lumayan kan uangnya buat tambahan kita beli makan nanti hehehe" Lena mengusap kucing itu sebentar dan pergi meninggalkannya untuk mengambil laptop di dalam kamar.

Lena kembali ke ruang tamu dan duduk di sofa tadi dengan membawa laptop, dokumen kantor, dan segelas kopi di tangannya.

"Bentar ya meow" walaupun belum berganti pakaian, tapi Lena lebih memilih untuk melanjutkan pekerjaannya terlebih dulu.

"Meoww... Meoww... " kucing itu mendekat ke arah Lena.

"Kenapa? kamu lapar ya?"

"Meoww..."

"Tapi aku engga punya makanan kucing dan di rumah juga cuma ada mie instan, bisa engga kamu tunggu besok? besok aku janji akan beliin kamu makanan yang enak gimana?"

"Meoww... meoww..." walaupun Lena tidak mengerti bahasa kucing, tapi dia anggap kalau kucing itu setuju untuk menunggu sampai besok dan meow langsung melompat ke pangkuan Lena.

"Maaf ya meow kamu harus nunggu sampai besok, soalnya kakek kan baru kasih kamu ke aku tadi. Jadinya aku belum ada persiapan apa apa buat kamu" Lena mengusap meow dengan lembut.

Baru beberapa menit meow berada di pangkuan Lena, dia tiba tiba berlari. Lena yang bingung kenapa meow berlari, langsung mengikuti ke arah meow berlari.

"Meow, tunggu"

"Kamu mau kemana?" meow masuk ke dalam kamar Lena dan kamar itu langsung penuh dengan cahaya putih, sayangnya Lena yang baru akan masuk untuk melihat cahaya itu pintu kamarnya langsung tertutup secara tiba tiba.

"Eh eh kok ke kunci sih?"

"Meow... meow apa yang terjadi di dalam?" Lena mencoba membuka knop pintunya, tapi tetap tidak bisa terbuka.

Kebutuhan Meow

Setelah mencoba terus menerus akhirnya pintu kamar Lena bisa terbuka dan sudah ada meow yang duduk sambil menjilati kakinya di belakang pintu, padahal Lena sangat menghawatirkan meow tapi malah yang di khawatirkan seperti tidak terjadi apa apa.

"Meow, kamu engga apa apa kan?" Lena langsung menggendong meow dan mengusap usap kepalanya.

"Kamu nih bikin aku khawatir aja tau engga, kenapa tiba tiba lari begitu?"

"Lain kali jangan gitu lagi ya meow" Lena kembali ke ruang tamu untuk mengerjakan pekerjaan kantornya yang tertunda dan meletakkan meow di atas sofa.

"Sekarang kamu diam diam di sini ya dan jangan tiba tiba lari lagi, aku mau lanjut kerjaan lagi. oke?"

"Meoww..."

Meow langsung menuruti perkataan Lena dan duduk di atas sofa sambil memperhatikan Lena yang sedang fokus bekerja.

"Hah,, mata gue udah ngantuk banget, tapi masih ada dua lagi yang belum selesai" Lena mengusap wajahnya kasar dan meletakkan kepalanya diatas meja.

"Semangat Elena, lu pasti bisa selesaiin ini dengan cepat supaya lu bisa lebih cepat juga tidurnya. Semangat Lena semangat" agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya, Lena terus menggelengkan kepalanya dan mengedip ngedipkan matanya berulang kali. Walaupun sebenarnya itu tetap tidak mempan untuk Lena yang sudah ngantuk berat.

Pukul dua dini hari, Lena sudah tidak bisa lagi menahan keinginan untuk memejamkan matanya dan akhirnya dia memutuskan untuk tidur beberapa menit agar rasa kantuknya sedikit berkurang, dan saat dia mulai terlelap cahaya putih yang di lihat Lena di kamarnya muncul kembali.

...----------------...

Pukul 07.00 WIB

Lena bangun dari tidurnya dengan rambut yang acak acakan dan masih memakai baju kerja kemarin, bahkan karena kesadaran Lena masih setengah dia tidak menyadari meow sudah tidak ada di atas sofa.

"Ya ampun! gimana nih dokumennya belum selesai, mana udah jam segini lagi"

"Kalau gue kerjain dokumen dulu, pasti gue telat ke kantor lagi karena belum siap siap. Tapi kalau gue siap siap ke kantor, pasti bakalan kena marah lagi sama pak Satya karena belum di selesaiin semua. Jadi gimana ya?"

"Agggkkhh,, pusing sendiri gue jadinya" Lena mengacak rambutnya.

"Apa gue izin engga usah masuk kantor aja kali ya? kalau gitu gue coba chat pak Satya deh"

-pak Satya-

"Selamat pagi pak, maaf saya mengganggu waktunya. Hari ini saya mau izin tidak masuk ke kantor dulu ya pak, Terima kasih pak"

"Iya selamat pagi Lena, kalau saya boleh tau apa alasan kamu tidak bisa ke kantor hari ini?"

Aduh pak Satya pake segala nanya alesannya lagi, gue harus kasih alesan apa dong?"

"Dia masih ngetik, semoga aja langsung di izinin engga masuk"

"Kalau kamu tidak masuk hari ini, bagaimana dengan pekerjaan yang saya minta kamu selesaikan?"

"Pake inget segala lagi sama dokumennya"

"Saya tidak bisa masuk kantor, karena saya lagi sakit pak dan untuk pekerjaan yang bapak minta kemarin hanya tersisa dua dokumen saja yang belum bisa saya selesaikan. Karena kondisi saya yang tidak memungkinkan pak"

"Saya minta maaf pak, karena tidak bisa menyelesaikannya tepat waktu"

"Baiklah Lena, kali ini saya maklumin karena sakit tidak ada yang bisa memprediksi dan kamu saya izinkan untuk tidak ke kantor hari ini. Tapi saya minta hari senin besok kamu sudah harus menyelesaikan pekerjaan kamu dan juga dokumen yang sudah selesai bisa kamu kirimkan lewat ojek online?"

"Bisa pak bisa, saya akan kirimkan segera. Terima kasih banyak pak"

"Kalau begitu saya tunggu"

"Baik Pak" pak Satya hanya membaca chat Lena.

"Yesss, akhirnya bisa istirahat di rumah hari ini, maaf ya pak Satya saya bohong" Lena bermonolog sambil melihat chatnya dengan pak Satya.

"Oh iya, hari ini kan aku janji mau beliin meow makanan enak, tapi meow di mana ya?" Lena celangak celinguk mencari keberadaan kucingnya.

Meow memang sudah tidak ada sejak Lena bangun tadi, entah di mana keberadaan meow yang jelas dia tidak akan pergi keluar dari rumah Lena sendirian. Karena itu sudah pesan dari kakek.

"Ya udah biarin aja deh, lagian malah bagus mumpung dia engga ada aku bisa keluar sekarang dan pulang nanti aku kasih surprise deh buat dia"

"Tapi... kayaknya aku harus bersih bersih dulu deh, soalnya udah engga enak banget dari kemarin belum mandi" Lena langsung masuk ke dalam kamarnya untuk mandi dan berganti baju, agar dirinya bisa terlihat segar dan cantik kembali.

Setengah jam Lena membersihkan dirinya dan sekarang dia sudah siap untuk berburu keperluan meow di petshop dekat rumahnya.

...****************...

"Wah,, lumayan besar dan lengkap juga ya petshopnya, gue baru pertama kali masuk ke sini" Lena mengedarkan pandangnya ke seluruh isi di dalam toko itu.

"Oke,, sekarang yang pertama dan penting banget harus di beli itu makanan, vitamin, cemilan kucing dan pasir untuk pup meow" Lena langsung mengambil semuanya dan di masukkan ke dalam keranjang belanjanya.

"Baru ini doang udah penuh aja nih keranjang" sambil membawa keranjangnya Lena terus berbicara sendiri.

"Sekarang kita beli apa lagi ya?" Lena melihat satu persatu barang yang ada di toko itu dan diperlukan untuk meow.

"Ah baju sama kalungnya lucu, kalau meow pake pasti tambah menggemaskan deh"

"Tali sama tas untuk bawa meow jalan jalan bareng"

"Kayanya ini udah cukup deh, tinggal beli kandang, tempat tidur untuk meow, sama apa lagi ya? kayaknya udah itu aja dulu nanti kalau kebanyakan gue engga bisa bawanya lagi"

Lena langsung membayar belanjanya dan benar saja dugaan dia tadi, kalau dia kesusahan untuk membawa barang barangnya pulang. Untungnya pegawai laki laki toko itu berbaik hati untuk membantu membawakan barang belanjaan Lena sampai di rumah.

"Meoww..."

"Meow, ngapain di sini?"

"Wah, ini kucingnya ya kak? lucu dan menggemaskan banget, siapa namanya kak?" pegawai itu langsung menggendong meow, tapi bukannya diam meow malah mencakar pegawai itu karena dia seperti tidak suka di gendong pegawai itu.

Sejak Lena kembali ke rumah bersama pegawai toko itu, tatapan mata meow berubah menjadi sangat tajam dan sulit di artikan alasan meow bisa seperti seorang pria yang sedang posesif terhadap kekasihnya.

"Ya ampun mas, maafin kucing saya ya dia memang begitu kalau sama orang baru"

"Biar saya obatin dulu ya mas" tambah Lena

"Engga usah kak, engga apa apa kok biar saya obatin sendiri aja. Lagian saya juga harus kembali ke toko lagi"

"Beneran engga apa apa mas? kalau gitu ini mas, ambil uang ini buat mas ke klinik ya" Lena memberikan uang dua ratus ribu ke pegawai itu.

"Engga perlu kak, lukanya kecil kok engga perlu sampai ke klinik"

"Kalau gitu saya permisi balik ke toko lagi ya kak" pegawai toko itu langsung pergi meninggalkan rumah Lena.

Setelah orang itu pergi Lena juga langsung memarahi meow, karena telah melukai tangan orang lain. Dia melakukan itu supaya meow tidak melakukannya lagi dan dia harap meow juga bisa mengerti apa yang Lena maksud, tapi meow terus bertingkat lucu di hadapan Lena dan itu berhasil membuat Lena jadi tidak tega untuk memarahi meow lagi.

Di tempat lain pegawai yang tadi mengantar Lena, sedang mengobati tangannya sendirian. "akh,, lumayan sakit juga ya cakarannya, kirain engga bakalan dapat cakaran tapi malah sebaliknya.

"Tuan Darian tega sekali dengan saya"

"Padahal saya cuma akan menggendong tuan saja, tapi malah dapat luka begini"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!