NovelToon NovelToon

You'Re My First Love

Hadiah Dan Kebahagiaan Nara

Ini Nara.

Di perjalanan pulang dari kantor pak Ari yaitu papa Nara, mampir di sebuah toko musik. Pak Ari hendak membelikan violin untuk anak perempuan tercinta.

"Papa sudah pulang.. itu apa pah?" Tanya Wulanra mama dari Nara

"Ini hadiah untuk Nara mah" tersenyum

"Ohh ya.?" Ucap Wulanra sedikit kesal

Tanpa berbasa-basi lagi pak Ari langsung menghampiri kamar putrinya. Dengan hati yang gembira dan wajah yang berseri-seri, pak Ari memeluk Nara dari belakang.

"Lihat siapa yang datang?"

Nara yang melihat wajah pak Ari membuatnya sontak berdiri. Dan memeluk pak Ari dengan erat.

"Papa" ucap Nara terharu

"Bagaimana kabar anak papa?"

"Nara sangat sehat pahh" ucap Nara senang

"Papa kangennnnn banget sama putri cantik papa ini"

"Kalau papa kangen kenapa tidak pulang lebih awal? Nara nungguin papa selama berhari-hari" Nara memanyunkan bibirnya.

"Maafin papa sayang kuh.. Papa banyak kerjaan, jadinya papa gak bisa pulang lebih awal. Tapi sebagai permintaan maaf papa... Pak Ari menghentikan ucapannya

"Apa pah?"

"Papa ada Hadian untuk Nara" pak Ari memberikan yang dibelinya tadi

"Wahhhh... Apa ini pah?" Nara dengan matanya yang berbinar-binar

"Buka saja"

"Wahhh .... Violin" ucap Nara dan melompat-lompat bahagia

"Iya" ucap pak Ari yang juga ikut bahagia

"Makasih papa ku" ucapa Nara memeluk pak Ari

"Untuk putri papa, apasih yang tidak papa berikan."

Nara dan pak Ari tertawa bahagia, hingga membuat Bu Wulanra, menghampiri kamar putrinya. Namun melihat hal itu Bu Wulanra tidak turut bahagia. Dirinya justru sedikit kesal. Dan menaikkan alisnya tanda tidak suka pada putrinya.

Tapi hal itu tidak membuat Nara membenci mamanya. Nara melihat Bu Wulanra dengan mata yang tulus menyayangi mamanya.

Bu Wulanra tidak menyukai putrinya itu karena menurutnya suaminya terlalu memanjakannya. Sejak kelahiran Nara Wulanra merasa perhatian suaminya berkurang dan suaminya memberikan full pada putrinya.

Bu Wulanra lebih menyukai Khan kalanya Nara. Karena Khan tidak semanja Nara.

Khan yang cerdas cukup membuat Bu Wulanra bangga.

"Lagi-lagi papa memberi hadiah untuk Nara" ucap Bu Wulanra kesal

"Apa sih mah? Sama anak sendiri aja cemburu."

"Bukannya mama cemburu pah, tapi papa terlalu memanjakan Nara."

"Papa tidak begitu memanjakan Nara mah, papa hanya berfikir kalau suatu saat itu semua berguna bagi Nara. Papa juga tidak memberikan sesuatu yang tidak dia butuhkan. Papa tau Nara suka musik, ya makanya papa berikan Nara alat musik."

"Pokoknya papa itu berlebihan"

"Udah mah capek papa jelasin ke mama, lama-lama papa malas ngomong sama mama tuh." Ucap pak Ari yang kemudian membaringkan tubuhnya

Karena omongan suaminya itu, semakin membuat Bu Wulanra membenci Nara.

"Pagi papa" ucap Nara dengan giginya putihnya

"Pagi sayang" ucap pak Ari menuju meja makan

"Papa.. tadi malam Nara mimpi yang sangat indah, itu karena papa sudah pulang." Ucap Nara tersenyum

"Papa juga mimpi indah berkat putri cantik papa" ucap pak Ari mengusap kepala Nara

"Papa jangan lama-lama lagi yah kalau kerja, kalau perlu Nara ikut papa."

Karena ucapa Nara, pak Ari tertawa terbahak-bahak.

"Hahahah.. Emang Nara bisa bantuin papa?"

Mendengarkan itu Nara tersipu malu.

Tiba-tiba terpikir di otaknya..

"Bisa pah, Nara bisa bantu dengan doa." Ucap Nara yang langsung tertawa

Omongan itu semakin membuat pak Ari tertawa

"Hahaha.. anak papah sudah pintar rupanya yah." Ucap pak Ari yang gemas dan mencubit hidung Nara."

Melihat kebahagian suaminya dan putrinya, Bu Wulanra menatap sinis mereka.

Khan yang baru saja keluar dari kamar menuju meja makan. Khan juga suka bercanda, dia tidak kaku kayak kanebo.

Pak Ari sangat bahagia karena putra putrinya bertumbuh dengan baik.

"Khan.. bagaimana les olimpiade mu?"

"Semuanya lancar pah"

"Kamu perlu buku-buku atau yang lainnya?"

"Tidak pah.. buku yang kemarin papa belikan sudah cukup untuk Khan pelajari. Nanti kalau tambah buku lagi Khan bisa pingsan pah." Ucap Khan terkekeh

"Haha.. iya sudah kamu ulang-ulang saja materi-materinya."

"Iya pah."

"Pah mumpung hari ini hari Minggu, bagaimana kalau kita Bermain jengga?"

"Hmm.. boleh juga"

"Iya Kaka juga setuju"

Nara berlari ke kamarnya untuk mengambilkan jengga miliknya, Bu Wulanra hanya berdiam diri di kamar.

Selepas mengambil jengga, Nara menghampiri mamanya. Nara berniat untuk mengajak mamanya ikut dengan mereka.

"Mah.." ucap Nara bersemangat

"Ada apa?" Ucap Bu Wulanra kesal

"Mama mau ikut bermain jengga tidak?"

"Tidak.. mama tidak suka.

"Ayolah mah.. kita main bareng" ucap Nara memegang tangan mamanya

"Udah ahk, mama gak suka" ucap Bu Wulanra menepis tangan Nara

"Yaudah deh..Tidak apa-apa mah"ucap Nara terseyum

Nara kembali bersama pak Ari dan Khan.

Senyum Nara tidak pernah luntur di wajahnya. Pak Ari sungguh bahagia memiliki putri seperti Nara.

Mereka bertiga mulai menyusun jengga. Tantangan permainannya, yang kalah akan diberi hukuman makan jeruk nipis yang sudah ada di atas meja.

"Okehh kita mulai dari papa,Kaka dan Nara yang terakhir"

"Yehh papa lolos"

"Kaka juga lolos"

"Nara juga lolos"

Semakin sedikit jengga yang tersisa, membuat mereka lebih hati-hati untuk mengurangi jengga yang tersusun.

"Giliran papa,, yehhhh papa lolos lagi"

"Okehh.. Khan juga pasti lolos ini.. YESS"

"Yahh Nara tarik yang mama yah? Aduhhh yahh Nara yang kalah"

"Ayokk makan jeruknya" ucap pak Ari dan Khan serentak dan tertawa

Melihat ekspresi Nara makan jeruk nipis membuat mereka tertawa bahagia, Nara yang mengedip-ngedipkan matanya karena jeruk yang asam, dia juga ikut tertawa.

Tiba-tiba telepon pak Ari berbunyi.

"Hallo pak" suara dari sekretaris pak ari

"Iya hallo .. ada apa pak Rinto ?

"Saya sudah selesai mengerjakan yang bapak tugaskan kemarin, mau saya kirim sekarang atau besok saja di kantor pak ?

"Langsung saja kirimkan, biar saya periksa dulu nanti, besok kita tinggal rapat."

"Baik pak, saya tutup teleponnya ya pak"

"Iya baik"

Karena pekerjaan pak Ari membuat permainan harus berakhir, namun hal itu tidak membuat anak-anaknya kecewa.

"Nak.. maaf ya, papa harus kerja."

"Iya tidak apa-apa pah, Khan dan adik bisa ambil kegiatan yang lain. Papa kerja aja"

" Iya pah" ucap Nara

Mereka pun ambil kegiatan masing-masing. Khan yang melukis, dan Nara yang belajar violin.

Beberapa Minggu kemudian Khan mengikuti olimpiade dan Nara mengikuti kontes musik.

Hal itu sangat di nantikan pak Ari, kedua anaknya akan berjuang.

Di sisi lain Bu Wulanra merasa biasa saja pada Nara, namun pada Khan Bu Wulanra merasa senang.

Kontes musik yang berlangsung lebih awal dari olimpiade. Hingga Khan bisa melihat adiknya itu di atas panggung. Mereka langsung pun duduk. Khan dan pak Ari sangat menantikan penampilan Nara.

Kompetisi dan kemenangan

Semua peserta sudah bersiap-siap di balik Panggung. Nara sedikit gugup, karena akan di saksikan banyak orang.

Namun Nara mencoba untuk memenangkan dirinya dan kembali memasang senyum di wajahnya.

"Selamat siang para hadirin,dan dewan juri, tidak lama lagi kita akan memulai kontes ini. Jangan sampai para bapak-ibu samapi kelewatan anaknya ya." Ucap MC tersenyum

Para peserta kontestan sudah banyak yang telah tampil. Nara menunggu gilirannya. Setelah MC memanggil namanya barulah dia memasuki panggung. Setibanya di atas panggung mata Nara berkeliling untuk mencari keberadaan keluarganya. Nara yang kemudian gugup karena tidak menemukan keluarganya.

Nara harus bersiap untuk memulai penampilannya.

Dengan senyum di wajahnya Nara menarik nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan.

Violin nya yang sudah mengeluarkan bunyi membuat keheningan dan ruangan hanya di penuhi suara violonnya.

Nara memainkan violonnya yang begitu penuh penghayatan hingga membuat air mata pak Ari jatuh karena terharu. Tidak hanya pak Ari banyak juga yang merasakan hal yang sama.

Bahkan para juri merasa terharu terhadap peserta yang satu ini, yaitu Nara.

Setelah selasai,suara tepuk tangan pun menghampiri telinga Nara membuat matanya yang terpejam tadi terbuka lebar. Nara tiba-tiba melihat ayahnya yang tengah berdiri dan mengacungkan jempolnya pada Nara. Di situlah Nara baru menyadari ternyata keluarga nya hadir. Hal itu membuat matanya berbinar-binar.

Di lanjut dengan peserta lain. Tidak lama kemudian kontes berakhir. Beberapa saat kemudian juri telah menemukan pemenang untuk acara kontes musik hari ini.

"Baiklah... bapak ibu kita telah tiba di penghujung acara kita hari ini. Di tangan saya sudah ada nama pemenang, tapi sebelum itu, saya selaku MC mengucapkan terimakasih atas kehadiran para bapak ibu. Dan untuk para juri, saya ucapkan juga banyak terima kasih, karena telah menyempatkan untuk ikut berpartisipasi dalam acara ini. Bagaimana bapak ibu sudah siap mendengarkan nama yang akan saya bacakan?"

"Sudah Bu" ucap para hadirin

"Pemenang ketiga adalah .... INDAHH. Di minta untuk memasuki panggung. Beri tepuk tangan yang meriah"

"Indah, INDAHH." Ucap keluarga Indahh

"Pemenang kedua adalah ... HENDRI. Silahkan memasuki panggung. Beri tepuk tangan yang meriah untuk Hendri."

"Hendrii..." Ucap keluarganya

"Dan ini yang paling kita tunggu-tunggu, pemenang pertama adalah.... NARA. silahkan memasuki panggung. Beri tepuk tangan untuk Nara."

"Naraaaa.." ucap Khan yang sungguh bahagia

Di samping itu papa Nara yang sedari tadi terharu, sangat bahagia.

Pembagian hadiah pun sudah di lakukan, Nara mendapat piala yang lebih besar sebagai juara pertama.

"Nara!"

"Kaka, papa."

"Kamu memang bersinar" ucap papa memeluk Nara

"Iya Nara kamu sungguh cantik hari ini" ucap Khan yang juga memeluk Nara

"Nara tadi gugup papa" ucap Nara memeluk pak Ari

"Tapi papa, Khan dan mama liat kamu sayang"

"Mama mana pah?"

"Mama mu pulang lebih dulu katanya temannya ajak ngumpul"

"Gitu ya pah" ucap Nara mengulumkan bibirnya

"Bagaimana kalau kita makan enak?"

"Wahh ayokk pak" ucap Khan dan Nara

Mereka pun memasuki restoran ternama di Jakarta. Pak Ari yang sudah tau makan kesukaan anak-anaknya langsung memesan pada pelayan.Beberapa saat makanan pun tiba.

" Nahhh, ini dia ayok kita makan"

"Iya pah, Khan sudah sangat lapar"

"Nara juga" ucap Nara dengan mata melebar

Mereka pun melahap makanannya masing-masing tanpa tersisa.

"Wahh sudah kenyang" ucap Khan memegang perutnya

"Abis ini kalian mau kemana lagi?"

"Bagaimana kalau kita pulang aja pah? Khan mau belajar, adik juga pasti kelelahan, papa juga bisa istirahat di rumah"

"Bagaimana Nara?"

"Nara setuju lah"

Mereka pun pulang dan setiba di rumah, mereka pun kembali ke aktifitas masing-masing.

Besok olimpiade akan berlangsung, Khan sudah mempersiapkan dirinya masak-masak. Dia sangat bersyukur karena pak Ari dan Bu Wulanra selalu mendukungnya.

"Khan"

"Iya pah?"

"Kamu tidak perlu terlalu memaksakan diri yah"

"Iya papa."

"Kamu santai aja, menang kalah itu urusan belakang. Intinya kamu sudah tau kemampuan mu sampai mana.

"Yoi pah " ucap Khan terkekeh

Semua Perseta olimpiade telah bersiap di ruangan, para pengawas pun telah memasuki ruangan.

"Bagaimana kalian sudah siap?"

"Sudah Bu" ucap para peserta olimpiade

"Kerjakan ujian kalian dengan baik, tidak ada yang bertanya kiri kanan, apalagi mencontek milik temannya. Ibu harap kalian sudah mengerti, SMA kita sudah menjadi favorit. Ibu harap kalian dapat mempertahankan posisi sekolah kita.

"Siap Bu"

Soal telah di bagikan kepada setiap peserta. Semua sudah mengisi data diri dan mulai menjawab soal.

Waktu yang diberikan sangat efisien hingga para peserta mengerjakan soal dengan teliti. Waktu telah habis , mereka sudah mengumpulkan ujiannya. Semua di persilakan meninggalkan ruangan, dan menunggu hasil .

Di rumah Bu Wulanra telah memasak makanan kesukaan Khan .

Sesampainya di rumah Khan di sambut hangat oleh Bu Wulanra. Di rumah sudah ada Nara dan pak Ari.

"Wahhh anak mama sudah pulang, kamu pasti lapar kan, ayo kita makan dulu mama sudah masak makanan kesukaan kamu."

Khan hanya tersenyum

"Bagaimana Khan? Semua lancarkan?"

"Lancar kok pah"

"Kaka pasti lolos kan"

"Semoga saja Nara" ucap Khan mengusap kepala Nara

Mereka pun melahap makanan

Beberapa hari kemudian hasil olimpiade telah keluar. Pemenang olimpiade akan di bawa bertanding ke luar negeri.

Di sekolah para peserta olimpiade telah berkumpul. Mereka sudah siap mendengarkan pengumuman. Hasilnya ada 2 orang yang akan melanjutkan olimpiade ke luar negeri. Nathan dan Khan adalah pemenang olimpiade kali ini. Pencapaian mereka sungguh membuat sekolah bangga.

Di rumah Khan menceritakan kepada keluarganya membuat mama dan papanya bangga. Nara juga ikut senang karena kalanya sangat cerdas.

"Papa sungguh tidak berharap kamu bisa lolos Khan. Tapi kamu telah menunjukkan pada papa kalau kamu mampu. Papa bangga sama kalian berdua "

"Iya dong anak mama pasti selalu bikin bangga" ucap Bu Wulanra terkekeh

Perjalanan keluar negri untuk olimpiade telah berlangsung. Nathan dan Khan sudah memasuki ruangan. Ujian sudah diadakan mereka sangat teliti mengerjakan soal-soal yang sudah di sediakan.

Beberapa hari di luar negeri Khan dan Nathan sudah mendapatkan pengumuman, nama mereka masuk ke daftar siswa yang tercerdas. Mereka sungguh bahagia. Para guru sekolah mereka sungguh terharu karena siswa mereka sangat membanggakan.

Sepulang dari olimpiade mereka tiba di rumah masing-masing. Khan yang sudah membawa sertifikatnya, di berikan pada keluarganya.

"Papa tidak ragu lagi sama kamu Khan." Pak Ari tersenyum dan memeluk Khan

"Wahh Kaka ku memang yang terbaik" ucap Nara bahagia memeluk kakanya

"Khan apa yang kamu inginkan dari mama?" Ucap Bu Wulanra bahagia

"Khan gak minta apa-apa mah. Khan hanya ingin istirahat sebentar ya pah,mah,ya dek ku."

"Iya Khan kamu memang butuh istirahat"

"Iya pah, Khan masuk kamar dulu" ucapnya dengan nada kelelahan

"Kalau bikin bangga jangan tanggung dong" ucap Bu Wulanra nyindir Nara

"Apa sih mah, Nara juga cukup membanggakan"

Nara hanya tersenyum

"Papa lagi-lagi belain Nara udah ahhh mama juga capek." Ucap Bu Wulanra meninggalkan pak Ari dan Nara.

"Boleh papa peluk"

"Tentu saja pah" ucap Nara membalas rentangan papanya.

"Nara tak perlu pikirin omongan mamah yah, mama emang gitu" ucap pak Ari mengusap kepala Nara

"Iya pah, Nara juga bahagia punya mama" ucapnya tersenyum

Liburan ke Seoul

Libur sekolah tiba, pak Ari dan rekan bisnisnya merencanakan liburan ke Seoul. Mereka akan membawa anak-anaknya.

Khan yang mageran dia hanya memilih di rumah, Bu Wulanra juga tidak ingin ikut karena harus mengurus butik miliknya. Sebenarnya sih tidak begitu sibuk, tapi karena pak Ari telah mengajak Nara, Bu Wulanra jadi malas. Pak Ari dan Nara yang akan berlibur dengan rekan bisnisnya.

Semua telah berkumpul di bandara, pak Ari yang membawa Nara sangat antusias.

"Pak sebelah sini" ucap pak Rinto sekretaris pak Ari

"Oh baik lah, Nara kita sebelah sana yuk"

"Baik pah"

"Jadi ini putri yang bapak ceritakan kemarin?"ucap pak Indra

"Iya pak" ucap pak Ari bangga

"Putri bapak sangat bersinar"

"Terimakasih pak, ohh iya pak bapak punya seorang putra kan?" Ucap pak Ari penasaran

" Iya pak.. sebentar saya panggil. Channn.. Chan.. sini"

"Ada apa pah?"

"Nih teman papa kenalin"

"Chan,pak."

"Wah wah kamu gagah seperti pak Indra" ucap pak Ari membalas tangan Chan yang ingin menjabatnya

"Terimakasih kasih pak"

"Sama-sama nak" ucap pak Ari menepuk pundak Chan

"Satu lagi Chan, ini anak pak Ari"

"Kenalin nama ku Chan"

Sebelum Nara membalas jabatan tangan Chan itu mereka diminta untuk memasuki pesawat.

Di pesawat mereka duduk bersebelahan, Chan yang penasaran dengan anak itu membuatnya tidak tenang.

Perjalanan panjang mereka lalui untuk tiba di Seoul. Setelah tiba mereka sudah menyewa hotel berbintang yang ada di Seoul.

Mereka butuh istirahat hingga memutuskan untuk beristirahat hari ini dan akan melanjutkan liburan besok.

Mereka pun memasuki kamar hotel masing-masing.

"Wahhh ini sungguh luar pah"

"Bagaimana kalau kita berjalan keluar?"

" Papa tidak kelelahan? Kalau Nara sih tidak begitu lelah pah" ucap Nara terkekeh

"Ya sudah bagaimana kita berjalan keluar dan melihat bunga-bunga sakura yang bermekaran."

"Wahhh boleh pah" ucap Nara Berbinar

Pak Ari dan Nara keluar dari hotel.. mereka tidak perlu berjalan jauh. Di sana ada taman yang di penuhi bunga sakura.

"Wahhhh... Papa ini sungguh indah" ucap Nara Berbinar

"Iya papa tau, makanya papa ajak Nara" ucap pak Ari terkekeh

"Papa kita foto yuk" ucap Nara yang dan mengeluarkan kamera miliknya dari dalam tas

"Sini papa yang ambil"

"Senyum papa"

"Bagus"

"Ambil lagi papa"

"Yang ini juga bagus, Nara mau papa fotoin?"

"Wah boleh banget pah"

"Putri papa memang bersinar"

"Nara mau liat pah"

"Nih"

"Wahh bagus banget pah"

"Iya dong, siapa dulu yang foto, papa gitu" ucap pak Ari terkekeh

"Papa sini Nara foto, papa duduk sini dan papa senyum yang lebar, 1 2 3... Nih papa

"Baguss bagus.."

"Papa.. Nara lapar" ucap Nara memegang perutnya dan memanyunkan bibirnya

"Hahah... Iya iya kita cari makanan yuk"

"Ayuk pah" ucap Nara dengan mata menyala

"Itu ada Corndog"

"Seperti nya enak pak, Nara mau coba"

Ucap Nara dan langsung berlari menghampiri jajanan itu.

Pak Ari hanya tersenyum melihat Nara yang begitu gercep. Pak Ari juga langsung menghampiri Nara. Nara yang menatap makanan itu membuatnya menelan ludahnya.

"Udah ambil saja"

"Bagaimana kalau Nara dimarahin sama ibunya pah.

"Tidak akan. Makanan itu bisa di makan sebelum kita membayar."

"Manhi meogeo"(Makan dengan lahap) Ucap penjual tersenyum

"Pah artinya apa?"

"Makan yang lahap" ucap pak Ari tertawa

Karena tidak tahan lagi dengan godaannya, Nara mengambil Corndog mozzarella itu dan melahapnya.

"Ini sungguh enak pah" ucap Nara dengan mata melebar

"Papa juga mau cobain"

"Nih pah ambil aja"

"Benar ini sungguh enak"

Nara sudah kenyang dia menghabiskan 5 tusuk Corndog. Dan pak Ari hanya 2 tusuk. Pak Ari geleleng melihat putinya yang begitu menikmati makannya.

"Pah Nara sudah kenyang" ucap Nara tekekeh

"Mau di bawa ke hotel?"

"Tidak pah. Nara sudah cukup"

"Igeo eolmayeyo?"(berapa harganya?) Ucap pak Ari

"Modu Palcheon won "(semua delapan ribu won)

"Igeo, Kamsahamnida"(ini, terimakasih banyak)

"Aniyo.. Gwenchanayo"(tidak.. tidak perlu / tidak apa-apa)

Pak Ari kemudia berjalan dan melihat ada eskrim, pak Ari membelikan eskrim itu dan memberikan pada Nara. Eskrim coklat, Nara suka eskrim coklat.

"Makasih.. papa" ucap Rania bahagia

"Bagaimana Nara masih mau jalan-jalan atau kita balik ke hotel?"

"Hmm.. kita keliling-keliling dulu aja pah, papa masih sanggup kan?"

"Stamina papa sih masih oke" ucap pak Ari terkekeh

"Hahah... Papa bisa aja"

"Nara.."

"Iya ada apa pah" ucap Nara sambil memakan eskrim

"Nara mau tidak, kalau kita liburan kesini lagi saat musim salju?"

"Wuuaahh.. Nara mau banget papa, tapi kan papa sibuk. Jarang-jarang papa bisa liburan" ucap Nara memonyongkan bibirnya

"Papa bisa atur Nara, kalau Kakamu ikut boleh juga, mama mu pasti malas juga."

"Hehe... iya pah"

Nara menantikan liburan berikutnya bersama pak Ari di musim salju.

Nara semakin bersemangat. Setelah Berjalan-jalan di taman,pak Ari memutuskan untuk kembali ke hotel dengan Nara.

Setibanya di hotel mereka pun beristirahat. Keesokan harinya pak Ari dan rekan bisnisnya telah berkumpul di lobby. Semua sudah bersiap-siap untuk pergi ke pantai.

"Pak, mobil kita sudah standby" ucap pak Rinto

"Baiklah"

Pak Rinto memberi arahan pada rekan bisnisnya untuk menuju mobil yang sudah di siapkan.

Mereka semua pun langsung memasuki beberapa mobil dan meninggalkan hotel.

"Kita mau kemana pah?"

"Kita akan ke pantai, papa dan teman papa sudah menyewa tempat untuk kita berlibur.

"Asikk, udah lama kita gak ke pantai pah" ucap Nara girang

"Iya nak, pantai di sana juga indah pasti Nara suka"

Beberapa jam kemudian mereka tiba di Samcheok Beach. Di situlah tempat mereka akan berlibur.

Sungguh indah. Pantai berwarna biru itu sungguh memanjakan mata.

Pak Ari dan teman-temannya, telah tiba di penginapan. Mereka akan memulai liburan di pantai. Semua sudah bersiap untuk menikmati pemandangan, udara segar, dan menikmati makanan dan minuman yang di sediakan di sana.

"Tidak sia-sia kita jauh-jauh kesini ya pak" ucap salah satu dari mereka ya itu pak Robi

"Benar sekali pak, saya pikir juga begitu" ucap yang lainnya pula

Mendengar hal itu membuat pak Ari senyum-senyum sendiri. Karena pak Ari lah yang sudah menyarankan untuk berlibur ke sana. Ada kepuasan tersendiri dalam diri pak Ari.

"Anak-anak kita pasti suka tempat ini" ucap pak Indra

"Semoga saja mereka menyukainya pak" ucap pak Ari tersenyum

Nara hanya duduk dan bersantai. Sementara tidak jauh dari tempat Nara duduk ada Chan yang memandanginya.

(Ya ampun Chan bukannya pandangan pantai malah pandangan Nara.)

Ok ok lanjut.

Rambutnya yang terurai karena hembusan angin membuat mata Chan tak ingin berpaling.

Chan memang masih lugu tapi nalurinya sebagai cowok pasti ada. Di umurnya yang sudah 17 tahun, sudah pasti dia tertarik dengan lawan jenisnya.

Nara memang masih SMP dan Chan yang sudah SMA namun kedewasaan yang terlihat di wajah Nara membuat dirinya bersinar. (Muka yang dewasa bukan berarti terlihat tua loh yah) heheh ok??

Sejak di bandara Chan selalu ingin berkenalan dengan Nara. Namun dirinya tidak begitu berani hingga mengurungkan niatnya. Nara yang tidak kepikiran akan hal itu membuat dia terlihat lebih rileks.

"Chan!!"

"Iya pah"

"Sini"

Chan berlari menghampiri pak Indra dan teman-temannya.

"Ada apa pah"

"Kamu tidak lihat apa yang terjadi di sini?. Ayo, ajak Nara untuk bergabung ,kita akan menyantap makanan ini? Ucap pak Indra yang sedang membantu teman-teman untuk memanggang daging.

"Saya bisa panggilkan pak" ucap pak Ari tidak enakan

"Tidak apa-apa pak Ari, biar sekalian mereka berkenalan, kemarin di bandara tidak jadi, Chan pasti kepikiran." Ucap pak Indra terkekeh mengenal anaknya Chan

"Iya pah.. Chan panggil dulu" ucapnya meninggalkan papanya

"Haha... Oiya benar juga pak Indra. Kemarin kan mereka gak jadi kenalan ya pak, itung-itung bisa bikin mereka jadi dekat." Ucap pak Ari tertawa

" Kalau saya sih setuju mereka dekat pak" ucap pak Indra terkekeh

"Saya juga setuju pak" ucap pak Ari tersenyum

Chan yang masih kikuk untuk membawa Nara, masih menyimpulkan keberaniannya.

"N n Nara"

"Iyahh?" Ucap Nara menoleh ke arah Chan

"Ee ee ee kata papa kita makan dulu" ucap Chan begitu gemetaran dan menggaruk dahinya yang tidak gatal

"Hmm.. iya duluan saja, nanti Nara nyusul" ucap Nara santai

"Ee kata papa kamu harus ikut aku" ucap Chan yang semakin gemetar

"Kamu kenapa? Kamu sakit? Ucap Nara berdiri dan mendekati chan

"T tidak.. aku tidak sakit" ucap Chan keringat dingin

"Boleh aku periksa?" Ucap Nara yang sudah memandang Chan

Hal itu membuat Chan semakin keringat dingin, dia belum pernah sedekat ini dengan lawan jenisnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!