NovelToon NovelToon

Family Lover

01 - FL

Tik tik tik

Suara hujan deras membasahi aspal jalan raya..

Sambil menatap langit yang mendung Dia memejamkan mata sambil mendongak (tapi tdk sampai air mengalir masuk kehidung hanya sedikit mendongak).

Dipinggir jalan yang sepi Dia berdiri seorang diri tanpa siapapun disampingnya.

Aku sudah lelah... ucapnya dalam hati

Menit kemudian Dia membuka matanya tidak lagi mendongak melainkan menatap lurus ke depan.

huft....

Helaan nafas lolos begitu saja membuat siapa pun yang melihat merasa bersimpati kepadanya. Melihat sekeliling sambil tersenyum.

"Bahkan, sekeliling Gue ikut mendukung." lirihnya serak

"Kau sedang apa?" Suara dari arah belakang tiba-tiba menyadarkan Dia

Membalikkan badannya dan menatap lurus kearah manusia yang sedang memegang payung. Tapi, hanya bertahan beberapa detik karena Dia langsung melangkahkan kakinya menjauh.

"Ada apa dengannya? Apa Aku tak terlihat olehnya?" Sambil menatap kepergian Dia yang semakin lama semakin menghilang

"Sudahlah itu bukan urusanku, lebih baik cepat pulang dari pada mengurusi hal yang tak penting." Pikirnya lalu pergi

🌑

Perumahan Greenlin di Pusat Kota

Tok tok tok

"Non, sudah pagi... Bibi sudah menyiapkan sarapan." Ucap Bibi Keli

"Emm... Iya, Bi." Balasan singkat dari dalam kamar

"Bibi tunggu dibawah ya Non."

Setelah kepergian Bibi Sang Nona langsung bangun dari tidur nyenyak dan pergi ke kamar mandi untuk cuci muka.

Dapur ✨

"Bibi..." Panggilnya mencari sosok Bibi

"Iya, Non? Ada yang bisa Bibi bantu." Balas Bibi yang muncul dari arah pintu belakang

"Bibi masak apa hari ini?" Tanyanya

Bi Keli tersenyum penuh kehangatan. "Bibi masak Nasi goreng spesial dengan telur dadar orak-arik yang dipisah, kesukaan Nona dan Milkshake rasa coklat oreo. Nona bisa langsung makan sudah Bibi siapin di atas meja."

Mendengar nada penuh semangat membuatnya menatap ke arah meja dan benar saja disana terdapat nasi goreng dan milkshake.

Bibi yang melihat Nonanya malah diam membuatnya terheran.

"Apa Nona sudah tidak berselera untuk makan?" Tanya Bibi resah

"Tidak. Aku akan memakannya. Terima kasih Bi." Ucapnya lalu pergi ke meja makan

Sedangkan Bibi menatap anak majikannya penuh rasa kesedihan. Bibi tidak sanggup bila melihat wajah Nona yang penuh kepalsuan selama 12 tahun. Bibi berharap Nona bisa menemukan jati diri Nona yang sebenarnya. Bibi hanya bisa berdoa dan akan selalu disamping Nona. Batin Bibi Keli sebelum pergi ke belakang

Delkiza Adizikfa Likila gadis 15 tahun yang tinggal di Mansion megah dan mewah bersama 1 supir pribadi 10 maid 4 pekerja mengurus taman dan gerbang dan 25 bodyguard serta Bibi Keli. Totalnya 40 orang pekerja di Mansion kelurga Likila.

Bibi Keli atau pengasuh Delkiza sudah dianggap sebagai Ibu, bahkan untuk orang tua kandungnya sendiri Delkiza anggap orang asing karena sikap mereka yang lebih mengutamakan pekerjaan dibandingkan anaknya sendiri.

Delkiza sekarang sedang bersiap untuk ke sekolah yang nantinya akan diantar oleh Pak Hardi supir pribadi.

"Langsung berangkat Non?" Tanya Pak Hardi saat Delkiza masuk mobil

"Iya." Jawabnya

"Siap Non."

Pak Hardi masuk dan menyalakan mobilnya dan dalam hitungan menit mobil yang dikendarai Pak Hardi telah keluar dari gerbang dan bergabung bersama pengendara lainnya.

15 menit kemudian sampailah Delkiza diparkiran khusus.

Terdapat plang besar bertuliskan Quarenziw Internasional High School (QIHS) sekolah bergensi dan elit se-Indonesia. Sekolah yang hanya menerima siswa dari kalangan atas, ada juga bagi yang menerima beasiswa tapi hanya 10% siswa/i yang diterima karena padatnya persaingan untuk bisa masuk ke QIHS.

SKIP.

Delkiza keluar dari mobil tanpa sepatah katapun sedangkan Pak Hardi pergi meninggalkan sekolah setelah memastikan Nona telah masuk dengan aman.

Berjalan seorang diri dikoridor membuat Delkiza merasa nyaman karena tidak ada lagi yang berani terang-terangan menatapnya sebab sejak hari itu seluruh murid telah dibuat tidak berkutik.

Kelas 11 IPA 1

Sesampainya didepan kelas yang terdapat di lantai 3 Delkiza masuk dan duduk dibangku paling depan dekat jendela yang menghadap lapangan sepak bola.

Murid kelas 11 IPA 1 berjumlah 30 dengan 1 meja 2 orang.

"Tugas kemarin sudah?" Tanya siswa bernama Rama kepada Delkiza

"Sudah. Kenapa?"

"Nggak... cuma memastikan aja." Ujar Rama dan kembali ke bangkunya

Nggak jelas. Pikir Delkiza dalam hati

Dan *** pun berjalan hingga sampai di jam Istirahat.

kring... kring... kring

Secara otomatis seluruh murid berbondong-bondong keluar kelas untuk mengisi kembali tenaganya yang telah dikuras selama pelajaran, berbeda dengan Delkiza yang malah berlawanan arah.

Perpustakaan ✨

Ya. benar Delkiza memilih ke perpus dibandingkan ke kantin. Ia sangat tidak sudah keramaian apalagi mendengar hal-hal yang membuatnya merasa tidak nyaman diantara murid QIHS.

Berjalan mengelilingi setiap rak buku selama beberapa menit dan saat melihat buku yang tampaknya menarik dimata Delkiza Ia pun memutuskan untuk mengambil buku tersebut tapi seribu tapi lokasi buku itu terdapat di rak yang paling atas sedangkan tinggi Delkiza tidak bisa menggapainya.

"Kenapa harus ditempat yang tinggi sih... Ck!" Decak Delkiza dan menatap sekeliling siapa tahu terdapat kursi atau pijakan untuknya mengambil buku

Tapi, bukannya dapat apa yang Ia cari malahan Delkiza menemukan sosok manusia sedang tidur dengan ditutupi buku diwajahnya membuat Delkiza merasa tidak nyaman karena bukan hanya dirinya saja yang berada di perpus melainkan ada makhluk lain.

"Kenapa harus disamping itu orang sih kursinya. Gue kan jadi males." Gerutu Delkiza kesal karena kursi yang Ia cari dibuat senderan

Dan karena tidak mau membuang waktu dengan paksa Delkiza menarik itu bangku dan membuat orang itu terjatuh dan bangun.

"Awww...." ringisnya saat dapat benturan tepat dikepala

Dengan segera Delkiza pergi dan menghiraukan orang itu tanpa ada minat minta maaf atau membantunya.

"Hei! Main pergi aja... gak tau apa pala gue sakit." Kesalnya menatap nyalang kepergian Delkiza

"Awas gue bales nanti." lirihnya sambil terus mengelus kepalanya yang nyut-nyutan

Disisi lain...

Delkiza sudah berhasil mendapatkan apa yang Ia mau dan pergi meja untuk segera Ia baca baku tersebut.

2 menit hingga 5 menit kemudian Delkiza dibuat tidak fokus membaca bukunya, karena sejak tadi Ia ditatap lekat oleh manusia tak diundang tepat didepannya.

"Apa." Ucap Delkiza datar

"Lo yang apa. Masih sakit nih pala gue." setaknya tak tau tempat membuat penjaga menatapnya tajam

"Jangan berisik!" Tegur penjaga perpus

Delkiza dan orang asing itu kembali diam setelah mendapat teguran.

"Lu sih, jadinya gue kena tegur kan." Ucapnya menyalahkan Delkiza

Delkiza yang disalahin diam seribu bahasa.

"Ekhm. Gue Erik lu siapa?" Tanya Erik memperkenalkan diri

sepertinya dia anak baru... Pikir Delkiza saat mendapati Erik tidak mengenalnya

"Delkiza."

"Oh... Delkiza... Nama yang cantik seperti orangnya tapi tidak dengan kelakuannya yang bikin gue kesakitan." Ucap Erik yang diakhiri tetap membahas hal sebelumnya

Delkiza yang merasa ada sedikit kejanggalan dihatinya, menatap Erik serius dengan mata menilai.

"Pindahan." Ucap Delkiza datar

"Hm. Ini hari pertama gue masuk, tapi karena telat jadinya gue berakhir disini bukan dikelas, mana sebelum kesini gue disuruh nyapu halaman lagi kan gue cape lari-lari dari jalan raya sampai sekolah biar gak telat ehhh malah telat beneran apes banget gue hari ini." Jelas nya menggerutu membuat Delkiza terdiam

"Sudah?" Tanya Delkiza membuat Erik menatap balik

"Belum." Balas Erik serius

Setelah mendapatkan balasan Delkiza memutuskan untuk beranjak berdiri membuat Erik menahan pergelangan tangan Delkiza.

Diwaktu yang bersamaan.

Bruk!

Suara buku terjatuh dari tangan 5 siswa bersamaan setelah menatap Delkiza ditahan oleh murid baru.

Erik memasang wajah tidak tahu apa-apa sedangkan Delkiza melotot horor ke arah tangan yang digenggam oleh Erik.

"Kalian aneh. bisa kompakan gitu jatuhnya." Ucap Erik kepada 5 siswa

"Lepas." Ucap Delkiza

Erik kembali menatap Delkiza yang raut wajahnya terlihat lebih datar dari yang tadi.

Tapi, bukannya lepas Erik malah menambah tangannya untuk menahan tangan Delkiza, jadilah kedua tangan Erin menggenggam satu tangan Delkiza.

Plak!

Suara tamparan nyaring memenuhi perpus dan Delkiza pergi dengan aura pekatnya tanpa menghiraukan buku yang dibaca tergeletak dilantai.

Sang penerima tamparan terdiam kaku ditempat.

"Apa barusan gue habis ditampar?!" Gumam Erik membuat 5 murid tadi gelang-gelang dan menghampiri Erik

"Kamu kenapa berani pegang tangan Nya. Dasar bodoh." Ucap Siswa bernama Galang

"Maksudnya." Bingung Erik

"Kamu tidak tahu Dia siapa?" Tanya Tiara menatap Erik yang kebingungan

Erik menggeleng.

"Anak baru ya?" Tanya Salsa

Erik mengangguk.

"Pantesan." Kompak kelimanya dan duduk mengerubungi Erik

"Maksudnya kalian ngomong kaya gitu apa? Dan Yang kalian maksud Dia itu Delkiza?" Tanya Erik dan tepat saat Erik bilang itu langsung dibekap mulut oleh Galang

"Shttt... Jangan ucap namanya." Panik Galang menatap sekeliling

"Kita diperpus jadi masih aman." Celetuk Farel yang sejak tadi diam walaupun suasana lagi tegang

Mendengar itu, semuanya menghela nafas lega berbeda dengan perempuan yang duduk paling pinggir diantara situasi yang tadi tegang.

"Lu lagi apa sih Han?" Tanya Salsa pada Jihan

"Tauk nih, yang lain pada tegang lu malah ateng tanpa beban." Celetuk Galang

"Ribet tahu gak. Gue cabut." Ucap Jihan lalu pergi tak lupa membawa buku yang tadi dibaca Delkiza

~ ~ ~

Skip Bell Pulang✨

Saat ini Delkiza sedang berjalan dikoridor sambil mendengarkan musik melalui airpods, sedangkan tangannya Ia masukan di kantung hoddie.

Delkiza bisa merasakan hal yang ganjal seperti diikuti oleh seseorang. Tapi, tidak lama kemudian disamping Delkiza ada siswi yang berjalan beriringan dengannya.

"Ada apa." Ucap Delkiza datar

"Nih, buku yang belum selesai lu baca. Ya kan?" Ucap Jihan sambil menyerahkan buku kepada Delkiza

Delkiza menatap buku itu lalu menatap wajah perempuan dihadapannya.

"Nggak perlu." Tolak Delkiza dan pergi

Jihan menatap kepergian Delkiza sambil menatap buku ditangannya dengan tatapan sedih seolah-olah apa yang dia lakukan selalu salah dimata Delkiza.

"Kiza. Gue paham lu sakit hati atas apa yang gue sama anak-anak lakukan dan membuat lu semakin jauh. Tapi, gue harus apa buat lu kembali ke kita lagi." Ucap Jihan putus asa

"Ada yang aneh. Gue harus cari tahu sendiri dan Gue masih tidak percaya sama cerita tadi Galang dkk." Ucap Erik tak sengaja mendengar Delkiza dan Jihan berbicara

Rilis: 13Juni2023#12.06wib☑️

02 - FL

Malam hari✨

"Bi... Kiza mau keluar sebentar." Ucap Delkiza sebelum mengambil kunci mobil

"Baik Non. Tapi, kalo Bibi boleh tanya Nona bakal pulang jam berapa?" Tanya Bi Keli

"Gak lama Bi." Jawab Delkiza lalu pergi tanpa menunggu Bi Keli lagi

Bi Keli hanya bisa menghela nafasnya pelan dan kembali ke dapur.

Delkiza sekarang sudah berada di dalam mobil pribadinya dengan outfit serba hitam dan jaket kulit bergambar bunga mawar.

Ting!

Baru saja ingin menghidupkan mobil Delkiza mendapatkan pesan.

"Taman Delima." Ucap Delkiza membaca isi pesan

Setelah selesai membaca Delkiza langsung menancapkan gas mobilnya meninggalkan basemen dan pergi ke arah Taman Delima.

10 menit kemudian...

Delkiza telah sampai di area parkir khusus mobil yang ada ditaman dan berjalan ke dalam. Bisa Delkiza lihat dari kejauhan bahwa taman masih ramai dengan pengunjung dan ternyata Delkiza paham kenapa ini taman ramai pengunjung karena diarea paling tengah di taman Delima terdapat pertunjukan/ ada seseorang yang ingin menunjukkan talentanya melalui musik yang akan Dia nyanyikan.

Sudah dekat ditempat Delkiza memilih berdiri agak jauh dari kerumunan tapi masih dapat Ia lihat sosok yang akan mempersembahkan suaranya.

"Lagi ini saya persembahkan untuk seseorang yang sangat spesial buat saya... Untukmu Kiza." Ucapnya lirih diakhir kata

Sedangkan Delkiza yang tahu gerak bibir sang penyanyi hanya tersenyum kecil.

"Kalian tidak ada kata menyerah ya... Keras kepala." Ucap Delkiza bersmirk dan berusaha tatap stay walaupun Ia tahu siapa yang telah mengirim pesan kepada-nya

Beberapa saat kemudian

Pertunjukan musik pun berakhir dan sekarang Delkiza ikut membubarkan dirinya agar tidak ada satupun yang mengetahuinya bahwa Ia datang diantara mereka.

"Tidak segampang itu kamu pergi Del.ki.za." Kata seseorang menahan pundak Delkiza

huft....

Helaan nafas Delkiza lolos dan berusaha untuk menurut dan tidak jadi pergi.

"Kita pindah lokasi." Ucap Jihan lalu membawa Delkiza pergi ke kafe tak jauh dari taman

Tring!

Suara lonceng pintu kafe.

Delkiza memilih sendiri tempat duduknya dibagian paling pojok.

"Sesuai keinginanmu Kiza." Ucap Jihan dan Delkiza merolingkan kedua matanya

Sekarang Delkiza telah duduk bersama kawan lamanya berjumlah 5 manusia yang sekarang sedang duduk diantara sisi dan kanannya.

"Gue kangen lu Za." Sahut pria bernama Kevin

"Ya, gue juga sama." Sahut Daniel

"Apa kamu masih belum bisa menerima kami kembali Kiza? Aku sedih jika setiap hari kami gak ada." Ucap Chelsea

"Lihat. Mereka sangat menyayangimu Kiza. please maafin kita." Ucap Jihan memohon

"Aku tidak begitu yakin apa yang keluar dari mulut kalian itu tulus atau ada niat terselubung. Tidak segampang itu." Balas Delkiza sinis

Bruk!

Dengan gerakan dadakan pria yang sejak tadi duduk diam disamping Delkiza langsung memeluk tubuh Delkiza erat, membuat sang empu terkejut oleh gerakan yang tiba-tiba.

"Lepas gak." Ucap Delkiza datar tanpa membalas pelukannya

"Nggak. nggak akan pernah." Ucap Pria tersebut

Berbeda dengan Kevin dan Daniel yang menahan kesal karena duluin.

"****! Kenan sialan." Umpat Kevin pelan menatap nyalang pria yang bernama Kenan

Kenan Syaputra Atmayazik putra kedua dari empat bersaudara sekarang sedang memeluk Delkiza sahabat kecilnya bahkan jauh sebelum mereka lahir keluarga Kenan dan Delkiza sudah dekat.

Kevin Wizard Asmaza putra tunggal keluarga Asmaza yang memiliki tambang berlian di negara ginseng dan akan menjadi pewaris di perusahaan Asmaza Company di Amsterdam.

Daniel Rudolf Dermangsa putra pertama dari pasangan suami istri Dermangsa dan memiliki adik perempuan yang masih duduk dibangku SMP. Daniel juga dikenal dengan sebutan Niel bagi gengnya yang bernama Asmodeus kumpulan anak motor se Indonesia.

Chelsea Wildia Kiranti Putri bungsu dari keluarga Kiranti yang memiliki perusahaan terbesar se-Indonesia dan di Jerman dan juga anak kesayangan keluarga Kiranti.

yang terakhir adalah Jihan Apriliana Sekar lahir di keluarga kaya yang memiliki aset dimana-mana bahkan Ia mempunyai jet pribadi pemberian Ayahnya diulang tahun ke 15. Jihan tidak memiliki adik tapi sepupu ada tiga dan semuanya laki-laki, sepupu Jihan disekolahkan ditempat yang beda tapi sering kali mereka akan kumpul bersama.

Ok, sekian dari perkenalan Kawan / mantan kawan Delkiza atau akan kembali menjadi kawan? Nantikan aja yaaa...

Kembali ke awal ✨

Delkiza yang terus didesak oleh mereka berlima memutuskan untuk berdiri.

"Jika kalian tidak diam Saya lebih baik pergi." Ucap Delkiza dengan bahasa formal dan melepas paksa genggaman tangan Kenan dan Chelsea

"Ok. Aku gak akan paksa kamu lagi. Tapi kami akan terus menunggu sampai kamu memaafkan kami." Ucap Jihan tulus

"Besok. Taman belakang." Ucap Delkiza sebelum pergi

Sontak Galang dkk tersenyum senang karena ada sedikit harapan untuk mereka berlima.

"Hati-hati dijalan Queen..." Teriak Galang dkk setelah Delkiza pergi menggunakan mobilnya

Yang diteriaki malah tersenyum kecil karena Ia sudah sangat lama tidak mendengar kata 'Queen' selama dua bulan mereka bermusuhan.

"Kalian tidak pernah berubah. Tapi, kenapa waktu itu kalian tidak ada satupun yang percaya kalo Gue bukan pelaku. ck, sial jadi keingat kan." Decak Delkiza saat memori dua bulan silam terlintas dipikirannya dan moodnya naik tiba-tiba

Perumahan Greenlin ✨

Delkiza mengernyitkan dahinya saat mendapati mobil asing terparkir dihalaman depan.

"Ada tamu? tapi Bibi tidak ngabarin apa-apa..." Gumam Delkiza sambil melihat ponselnya

"Eh... Non Kiza sudah pulang..." Sapaan hangat masuk ke indra pendengaran Delkiza

"Iya, Pak Gusro." Balas Delkiza kepada penjaga kebun dan menyerahkan kunci mobil ke pak Gusro

"Siapa tamunya?" Tanya Delkiza

"Didalam ada tamunya Tuan muda Non, tapi Tuan Muda masih diperjalanan. Kenapa ya Non." Ujar Pak Gusro

"Tidak." Jawab Delkiza dan masuk meninggalkan Pak Gusro yang terdiam

Disaat membuka pintu utama Delkiza dapat melihat siapa tamu Kakaknya yang sedang duduk disofa dan tenyata bukan hanya satu melainkan tiga.

Berjalan pelan sambil bermain ponsel Delkiza terus saja fokus ke layar tanpa minat mengetahui wajah dari ketiga tamu ataupun berkenalan dengan ketiga tamu Kakaknya.

"Apa kau adiknya Denis?" Tanya pria berpakaian biru dongker

"Entahlah." Balas Delkiza cuek dan lanjut pergi

Tapi, tak sampai disitu karena pria yang berpakaian maroon menahan Delkiza dengan menghalangi jalan menuju tangga.

"Apa seperti ini sikap adik dari seorang Denis kepada tamunya." Ucapnya tegas

"Maaf. Bisa minggir." Ucap Delkiza datar menghiraukan perkataan orang didepannya

Dan sekarang Delkiza malah dikepung oleh mereka bertiga dan bertepatan dengan kedatangan Bibi Keli.

"Ya ampun.... Non Kiza... Kok, Non baru pulang sih, Bibi khawatir, Non Kiza gak pulang-pulang." Heboh Bi Keli dan langsung memeluk Delkiza

Sedangkan ketiga tamu langsung menepi dan kembali duduk manis di sofa tamu.

Delkiza yang paham akan maksud dari Bi Keli tersenyum kecil.

"Maaf Bi. Aku lupa." Jawab Delkiza singkat

"Yaudah, Bibi maafin, sekarang Nona langsung masuk ke kamar dan bersih-bersih lalu tidur. Nanti Bibi anterin susu ke kamar Non Kiza." Ucap Bibi dengan nada lembut

Delkiza mengangguk dan melanjutkan langkahnya untuk menaiki tangga yang tadi sempat tertunda.

Selepas kepergian Delkiza Bibi Keli menghampiri ketiga tamu Denis. Tuan Muda kedua dari anak majikannya.

"Maaf Bibi hanya bisa menyajikan kudapan seadanya karena Bibi belum belanja." Ucap Bi Keli dan para maid menyajikan kudapan ringan dan teh hangat

"Tidak masalah Bi." Jawab Pria berjaket hitam

"Baik. Bibi tinggal ke belakang."

Setelah Bi Keli pergi pintu utama kembali terbuka dan muncullah sosok tinggi dan tampan berjalan masuk menghampiri ketiga tamu.

"Lama." Celetuk Pria baju biru

"Brisik." Balas Danis dingin dan duduk di single sofa

Denish Ghulam Likila Putra kedua dari pasangan suami istri Likila, sekaligus Kakak kandung Delkiza. Memiliki sifat dingin dan cuek. Tinggal di apartemen karena tidak suka terlalu lama di Mansion. Lebih memilih main diluar ketimbang bermain bersama adik bungsunya yaitu Delkiza.

Sedangkan ketiga tamunya bernama Vikram Chilk Wibisana (baju Biru) Lintang Likalsa Fizkal (baju maroon) dan Alvarix Drikkal Pritama (jaket hitam).

"Ternyata adik lu cantik juga ya Den." Celetuk Vikram sambil memakan kudapan

Mendengar itu Denis melotot tidak terima. "Apa yang sudah kalian lihat." Ucapnya dingin

"Wowww..... Rileks bro, kita cuma mau kenalan aja sama adik lu yang selalu dirahasiakan dari kita. Ya gak guys." Sahut Lintang dibalas anggukan Vikram dan Alvarix

"Sial." Umpat Denis dan pergi menaiki tangga

"Lha... pergi." Ucap Lintang yang malah ditinggal pergi Denis ke lantai atas

Disisi lain

Kamar Delkiza ✨

tok tok tok

"Buka." Ucap Denis didepan kamar Delkiza

Cklek....

"Ya?" Balas Delkiza dan mendapati Denis didepan kamarnya

"Kamu tadi abis dari mana?" Tanya Denis saat mendapati Delkiza belum mengganti pakaiannya

Delkiza menatap bajunya dan paham akan maksud dari perkataan Denis.

"Abis dari kafe. Kenapa? Mau diajak." Ujar Delkiza datar tanpa takut ditatap tajam oleh Denis

Ekhem! Denis berdehem dan langsung masuk kedalam kamar sedangkan Delkiza yang sudah biasa Kakaknya ini main masuk hanya diam dan ikut masuk.

"Sini duduk."

Denis menyuruh Delkiza untuk duduk disampingnya berhadapan dengan layar tv yang ternyata menampilkan tayangan kartun.

"Kamu masih suka nonton itu?" Tanya Denis menunjuk kearah layar tv

"Iya... kenapa? Gak ada yang salah kan." Balas Delkiza santai

"Abang ngapain kesini? Oh.... apa tamu yang dibawah nggak tahu kalo Abang tinggal di apartemen sekarang." Ucap Delkiza

"Gak. Abang juga gak tahu kenapa tuh anak tiga ada di sini." Balas Denis jujur

Delkiza memicing matanya mencari kebohongan dimata Denis.

"Kau tak percaya?" Tanya Denis

"Maybe..." Balas Delkiza mengedikkan bahunya cuek dan fokus ke layar

Rilis : 13Juni2023#18.32☑️

03 - FL

"Bang. Aku mau tanya." Ucap Delkiza disaat mereka sedang nonton bersama

"Apa?"

"Mereka nggak pulang." Ucap Delkiza menunjuk tiga pria sedang bermain game bersama

Denis menatap tiga temannya yang asik menikmati game atau PS miliknya.

"Mau Abang usir?" Saran Denis

Delkiza mengangguk.

"Kamu tunggu disini." Ucap Denis lalu menghampiri mereka bertiga

Delkiza bisa melihat bagaimana cara Denis mengusir ketiga temannya dan sebelum mereka bertiga beranjak dari duduknya pria bernama Lintang menatap Delkiza sekilas. Tapi, dengan kilat Delkiza memalingkan wajahnya agar ke samping dan tidak lagi menatap mereka berempat yang keluar bersama.

Apa-apaan tadi tatapannya. ha! Batin Delkiza kesal dan memilih pergi ke dapur

Dapur ✨

"Kan sudah Abang bilang jangan kemana-mana, kenapa ada di sini." Omel Denis tiba-tiba datang

"..."

Delkiza bergeming tak sedikitpun menatap Denis.

"Hei!" Panggil Denis

"Apa sih Bang. Aku lagi makan." Balas Delkiza sedang memakan es krim

"Lihat Abang kenapa. Jangan makan eskrim terus." Jengkel Danis yang entah kesurupan apa

"Astaga.... " Dengan kesabaran penuh Delkiza menatap Denis lurus

"Cih! Malah diam. Udah lah Aku mau tidur." Ujar Delkiza karena sekarang sudah pukul 11 malam

Sedangkan Denis diam menatap kepergian Delkiza yang entah membuatnya semakin kesal saat Delkiza bersikap seperti itu kepadanya, padahal selama ini Ia tidak dekat dengan Delkiza tapi entah dorongan dari mana Ia malah ingin sekali bisa dekat dengan Adik perempuannya yang terlihat berbeda semenjak Ia tinggal di Apartemen.

Skippp Pagi ✨

Pukul 6 pagi Delkiza sudah siap dengan seragam sekolah lengkap dengan tambahan hiasan dikepalanya (Bando pita).

"Bi... " Panggil Delkiza saat sudah dimeja makan

"Iya Non Bibi disini." Sahut Bibi menghampiri Delkiza dari arah dapur

"Tolong siapin bekal ya Bi. Aku gak sarapan." Ucap Delkiza lalu pergi dan menunggu dimeja makan

"Sial Non." Balas Bibi dan menyiapkan pesanan Delkiza

Skippp berangkat sekolah ✨

Sekarang Delkiza sedang dalam perjalanan ke sekolah dan saat dipertigaan jalan fokusnya teralihkan oleh Pria yang sedang berhenti dipinggir jalan dan seragam yang dipakai Pria itu sama dengan ang sekarang Delkiza pakai.

"Pak. berhenti sebentar." Ucap Delkiza

"Baik. Non."

Pak Hardi pun memutuskan untuk berhenti dipinggir jalan dan Delkiza langsung keluar.

Melihat Nona majikannya keluar Pak Hardi memutuskan untuk ikut keluar dan mengawasi kemana Nona majikannya pergi.

"Ikut Gue." Ucap Delkiza saat sudah dihadapkan Pria itu

"Ok." Balang Pria itu cepat tanpa banyak omong dan ikut bersama Delkiza

Pak Hardi yang melihat Nonanya membawa temannya langsung membukakan pintu mobil dan mereka kembali melanjutkan perjalanan ke sekolah.

Sesampainya disekolah Delkiza turun terlebih dahulu disusul Pria itu.

"Thanks." Ucapnya lalu pergi meninggalkan Delkiza

Delkiza menatap kepergian Pria tadi yang Ia pungut dijalan dengan tatapan penuh arti.

"Jemput di kafe depan jam 3 sore." Ucap Delkiza kepada Pak Hardi

"Siap Non." Jawab Pak Hardi cepat dan meninggalkan area sekolah

Koridor kelas 10

Delkiza tidak langsung masuk ke kelas Ia mampir terlebih dahulu ke perpustakaan untuk meminjam apa yang belum sempat Ia pinjam kemarin.

Sesampainya diperpus Delkiza disambut senyuman hangat oleh penjaga perpus dan dibalas senyuman tipis olehnya.

"Ini." Ucap Delkiza dan menyerahkan buku kepada penjaga

"Silahkan." Balas Penjaga perpus dan Delkiza pun meninggalkan perpus

Setelah tujuan di perpus selesai Delkiza memutuskan untuk kembali ke kelas karena *** akan berjalan 5 menit lagi.

Kelas 11 IPA 1

Delkiza masuk ke kelas dan ternyata dikelas masih pada ngobrol satu sama lain, berbeda dengan Delkiza yang memisahkan diri sendiri dari teman kelasnya.

"Del. Ntar sore mau ikut kita nongki gak? Gak jauh kok dijalan Kamboja." Ajak Nabila ketua bendahara

"Boleh." Jawab Delkiza singkat

"Ok." Seru Nabila saat berhasil mengajak Delkiza tanpa ada cekcok terlebih dahulu

Disisi pojok kelas✨

"Gimana? Kiza bakal ikut kaga?" Tanya Vina penasaran bersama ketiga temannya yang lain

"Aman." Balas Nabila sumringah dan dibalas sumringah juga oleh keempat temannya

Nabila dkk terdiri dari Nabila Sakila Atama,

Vina Agustin Lidya,

Farah Rafasya Syam,

Hilda Ersikno Cellin dan

Ghisell Asmodeus Kiranti (Adik Jihan). Rata-rata geng Nabila dari kalangan atas dan sudah bersahabat sejak kecil dan sekarang Nabila akan menambah personil di gengnya.... siapakah dia?

Skippp Pulang sekolah ✨

Seluruh siswa berbondong-bondong keluar dari kelas setelah bell pulang berbunyi tak terkecuali Delkiza yang sedang merapikan buku-bukunya.

"Kita duluan ya Del. See." Seruan Nabila sebelum keluar bersama teman-temannya

Delkiza hanya menatap diam kepergian Nabila dkk yang entah kerasukan apa mengajaknya untuk ikut nongki.

"Apa Jihan tahu antek-anteknya Ghisell ajak gue?!" Pikir Delkiza sebelum beranjak keluar

Dan karena tidak mau banyak mikir Ia pun mengirim pesan singkat ke Jihan dan baru saja dikirim beberapa detik kemudian Jihan membalasnya.

^^^Jihan-^^^

^^^"Gue ksna skrng."^^^

Read.

Delkiza tak membalas dan langsung menyimpan kembali ponselnya di tas dan melangkahkan kakinya menyusuri koridor yang masih ramai oleh murid-murid.

Sesampainya dihalaman sekolah Delkiza menatap sosok yang tadi pagi Ia tolong sedang berdiri membungkuk dengan lima orang mengerubunginya. Menatap sekeliling penuh keheranan karena tidak ada satupun dari banyaknya murid yang mendekat ke lima orang itu seakan-akan mereka semua tidak punya nyali untuk mendekat. Tapi, bukan Delkiza namanya kalo hanya diam biarpun Ia telah dijauhi oleh anak-anak QIHS.

"Sedang apa kalian." Ujar Delkiza datar dan membuat lima gerombolan itu menjauh

"Kau tak perlu ikut campur." Ucap cowok dengan tindikan ditelinga kiri

"Lebih baik pulang gih sana. Dicari noh sama emak lu." Ucap cowok berkulit sawo dengan nada mengejek

Delkiza tetap diam ditatap seperti mangsa oleh kelima pria itu yang ternyata adalah kakak kelas dari jurusan IPS.

Delkiza bergeming membuat kelima kakel saling pandang seperti berbicara melewati tatapan mata.

"Cabut." Ucap seseorang yang sepertinya ketua diantara mereka berlima

Setelah kepergian lima kakel Delkiza mendekati cowok yang sekarang sedang menatapnya.

"Lo nggak papa?!" Tanya Delkiza datar

Tapi, bukannya bilang sesuatu cowok yang ditolong Delkiza pergi begitu saja tanpa sepatah kata malahan sebelum pergi cowok itu menatap Delkiza dingin seperti tidak suka karena Delkiza telah ikut campur urusannya dari berangkat sekolah dan sekarang pulang sekolah.

Namun.... "Lebih baik kau tidak lagi ikut campur." Ucapnya Dingin dan kembali pergi

Delkiza menghela nafasnya panjang dan mendongak.

"emangnya gue mau. gue juga cepek sama sikap gue sekarang yang gampang banget bersimpati sama orang lain, terlebih lu orang asing. Apa gue punya penyakit kronis?" Pikir Delkiza memejamkan mata dan saat ingat Ia ada janji bersama Nabila Ia pun memutuskan untuk pergi ke jalan Kamboja

Memilih jalan kaki ketimbang naik kendaraan karena jaraknya tidak terlalu jauh hanya dengan menyebrang jalan raya lalu sampai di lokasi

Beberapa menit kemudian sampailah Delkiza dijalan Kamboja dan bertepatan dengan suara ponsel dari arah punggungnya.

"Ya. Hallo." Sapa Delkiza mengangkat panggilan

^^^Nabila-^^^

^^^"Dimana?" ^^^

"Jalan. Sebentar lagi sampai." Jawab Delkiza sambil jalan

^^^Nabila-^^^

^^^"WHAT! lu jalan kaki dari sekolah?!^^^

Mendengar teriakkan Nabila yang memekakkan telinga Delkiza meringis dibuatnya.

"Biasa aja. Gue matiin." Balas Delkiza dan langsung memutuskan panggilan sepihak

Sekarang Delkiza sudah berada di Cafe yang menyajikan hidangan berbahan serba keju namanya Q'Cheescake yang terpampang jelas diplang yang berukuran sedang tertempel didepan Cafe.

Tanpa menunggu lagi Delkiza masuk dan lonceng dipintu pun berbunyi.

Kring. 🔔

Menyusuri seisi Cafe untuk mencari keberadaan Nabila dkk dan tak lama kemudian Delkiza dapat melihat lambaian tangan dari dalam yang berdekatan dengan akuarium.

"Sini duduk samping Gue." Ucap Vina menepuk kursi disampingnya

Delkiza mengangguk dan duduk sesuai keinginan Vina dan mereka memesan pesanannya masing-masing.

Di satu sisi Mansion Kediaman Likila ✨

"Bibi... Bibi..." Panggil Denis mencari Bibi Keli

"Iya Tuan Muda Bibi datang..." Seruan Bi Keli berlarian menghampiri Denis

"Tuan muda ada apa cari Bibi." Tanya Bibi penasaran karena sangat jarang Denis memanggilnya biasanya para maid yang melayani Denis

ok skipp.

"Kiza kemana... Kok dari tadi gak kelihatan." Balas Danis langsung

"Oh... Nona Kiza. Setahu Bibi sih Nona sedang kumpul sama temannya Tuan Muda emmm.... kalo nggak salah di jalan Kamboja." Terang Bibi mengingat pesan yang disampaikan oleh Pak Hardi

"Dari kapan Bi." Tanya Denis lagi

"Sepulang sekolah tadi." Jawab Bibi cepat

Denis pun langsung pergi setelah mengetahui Delkiza tidak pulang dulu melainkan langsung main dan tanpa ada bilang apa-apa dengannya. Bibi Keli yang merasa perasaannya tidak enak hanya bisa berdoa agar hal yang tidak diinginkan terjadi kepada anak majikannya, karena itu pernah sesekali terjadi hal yang parah bila anak pertama majikannya pulang dari studinya diluar negeri dan pastinya barang apa saja di dekatnya akan berakhir mengenaskan di lantai. Mengingat itu Bibi menggelengkan kepalanya dan menepis jauh-jauh ingatan itu.

"Bi. Kalo Kiza sudah pulang suruh ke kamar Denis." Teriak Denis mengagetkan Bibi yang melamun

"Iya... Tuan Muda." Balas Bibi sambil mengelus dadanya terkejut

Denis yang tahu apa yang bersarang di pikiran Bibi Keli memutuskan kembali naik ke kamarnya tanpa menghiraukan Bibi Keli yang terkejut olehnya.

Rilis : 15Juni2023#19.02wib☑️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!