"Julia." Panggil temannya.
"Ya." Jawab Julia yang saat itu berada di kantin bersama rekan-rekan kerjanya.
"Lusa kita kemping yuk di hutan?" Ajak temannya.
"Lusa bukannya Kita masih kerja?" Tanya Julia.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Namaku Julia, gadis yang sudah berumur dua puluh delapan tahun. Semua teman-temanku sudah banyak yang menikah sedangkan Aku dan beberapa temanku ada yang belum menikah.
Wajahku sangat cantik dan kata orang Aku sangat seksi tapi saat ini Aku belum menemukan pasangan yang tepat. Mungkin suatu saat nanti Aku dipertemukan oleh seorang pemuda yang sangat tampan dan mencintaiku dengan sangat tulus.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Pulang kerja Kita mandi di kantor setelah itu Kita berangkat dari kantor jadi Kita bisa tiga hari dua malam berada di hutan." Jawab temannya panjang lebar.
"Siapa saja yang ikut?" Tanya Julia.
"Aku, Kamu, Alex, Miko, Bela dan Kelik." Jawab temannya.
"Baiklah." Jawab Julia singkat.
Tidak berapa lama datang pesanan mereka dan merekapun makan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun hingga lima belas menit kemudian mereka sudah selesai makan dan minum.
Mereka kembali melanjutkan pekerjaan yang belum dikerjakan hingga jam empat sore satu demi satu para karyawan dan karyawati pulang ke rumah masing-masing.
"Julia." Panggil Alex teman satu kantor.
"Ya." Jawab Julia.
"Nanti kemping, Kamu ikut kan?" Tanya Alex.
"Ikut dong." Jawab Julia.
"Aku juga ikut dan tidak sabar untuk pergi kemping." Ucap Alex yang sangat suka kemping.
'Terlebih selama tiga hari dua malam, Kita selalu bersama dan mengenai ke empat temanku Aku sudah punya rencana sendiri jadi mereka tidak akan mungkin mengganggu rencanaku untuk mendekati Julia.' sambung Alex dalam hati sambil tersenyum jahat.
"Sama Aku juga karena Kak Alex tahu sendiri kalau Aku sangat suka kemping." Ucap Julia.
"Kakak juga sama sangat suka kemping." Ucap Alex.
"Oh ya, Kakak antar ya." Ajak Alex.
"Terima kasih, Aku naik angkutan umum." Jawab Julia.
"Maaf Kak Alex, Aku duluan." Ucap Julia sambil melambaikan tangannya.
"Ok, hati - hati di jalan." Ucap Alex sambil membalas lambaian tangan Julia.
"Ok, terima kasih." Jawab Julia.
"Kak Alex, juga hati - hati di jalan." sambung Julia sambil melanjutkan langkahnya menuju ke arah lobby keluar.
"Terima kasih." Jawab Alex sambil tersenyum.
'Saat kemping nanti bisa dipastikan Kamu akan bertekuk lutut di hadapanku dan tidak akan menolak apapun yang Aku minta.' sambung Alex dalam hati sambil tersenyum menyeringai.
Senyuman manis dan tatapan teduh ketika menatap wajah cantik Julia namun mendadak berubah menakutkan ketika Julia tidak menatap dirinya karena Julia berjalan meninggalkan Alex. Alex berjalan ke arah parkiran motor kemudian pulang menuju ke rumah minimalisnya.
Dua Hari Kemudian
Tidak terasa waktu berlalu dengan cepatnya dan kini mereka berada di dalam mobil milik Kelik sambil membawa tas untuk perlengkapan kemping mereka.
Enam orang yang terdiri dari empat gadis dan dua pria yang bernama Julia, Ririn, Alex, Miko, Bela dan Kelik. Kelik sudah menikah sedangkan Alex sudah bertunangan namun ke duanya merupakan perayu ulung dan banyak para gadis jatuh ke dalam pelukannya.
Hanya mereka berdua belum menyentuh Julia, Ririn, Miko dan Bela karena ke empat gadis tersebut sulit untuk di dekati dan rencananya Alex dan Kelik ingin melakukan sesuatu yang buruk tanpa disadari oleh ke empat gadis tersebut yang merupakan teman sekerjanya.
"Sudah siap?" Tanya Kelik.
"Sudah." Jawab ke lima temannya secara bersamaan.
Kelik kemudian menyalakan mesin mobilnya lalu mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju ke hutan di mana di sana ada beberapa orang yang kemping.
Dalam perjalanan Julia, Ririn, Miko dan Bela mengobrol dan sesekali mereka tertawa bersama sedangkan Alex yang duduk di samping pengemudi melirik ke arah temannya yang bernama Kelik di mana Kelik sedang mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.
Kelik ikut melirik ke arah Alex sambil tersenyum devil sama seperti Alex tanpa sepengetahuan ke empat gadis tersebut. Ke dua pria itu tidak tahu kalau niat jahat nya akan menjadi boomerang buat mereka nantinya.
Hingga dua jam kemudian mereka sudah sampai di hutan di mana hutan tersebut mulai gelap gulita hanya ada cahaya lampu dari beberapa orang yang sedang kemping dan lampu mobil milik Kelik.
"Seharusnya Kita berangkat besok pagi." Ucap Julia sambil keluar dari mobil begitu pula dengan yang lainnya.
"Memang kenapa?" Tanya Alex.
"Sudah malam dan gelap jadi Kita harus buru-buru pasang tenda agar bisa langsung istirahat.' Jawab Julia.
"Betul kata Julia, gara-gara tidak sabar ingin kemping sampai lupa kalau Kita berangkatnya sore dan sampai sini sudah malam." Ucap Ririn sambil menarik tas resleting untuk mengeluarkan tenda miliknya.
"Sudah terlanjur sekarang Kita pasang tenda setelah itu Kita tidur." Ucap Miko.
"Betul, mengeluh juga percuma karena Kita sudah sampai di sini." Sambung Bela.
Ke empat gadis itupun mulai merakit untuk memasang tenda begitu pula dengan Kelik dan Alex. Hingga lima belas menit kemudian mereka sudah selesai memasang tenda dan langsung masuk ke dalam untuk istirahat.
"Kita tidak pasang api unggun?" Tanya Ririn.
"Pengen sih tapi malam begini Kita cari kayu untuk di bakar." Ucap Julia sambil berbaring karena tubuhnya sangat lelah.
"Kalau tahu begini mendingan tidur di rumah." Ucap Ririn dengan nada kesal.
"Kita cari kayu bakar saja yuk." Ajak Bela.
"Ayuk." Ucap Ririn semangat sambil membuka resleting tas untuk mengeluarkan senter.
"Gelap begini?" Tanya Miko dengan wajah bingung bersamaan namun beda kalimat.
"Pakai senter kan jadi terang." Jawab Ririn.
"Baiklah kalau begitu Aku ikut." Ucap Miko semangat.
"Julia mau ikut tidak?" Tanya Ririn.
"Ikut." Jawab Julia singkat.
Sebenarnya Julia sangat mengantuk di tambah tubuhnya yang sangat lelah tapi melihat ke tiga temannya pergi untuk mencari kayu bakar mau tidak mau Julia terpaksa ikut pergi. Ke empat gadis tersebut keluar dari tenda bersamaan Alex dan Kelik juga keluar dari tenda.
"Kalian mau kemana?" Tanya Alex dan Kelik bersamaan.
"Mau mencari kayu dekat hutan ini buat api unggun." Jawab Ririn sambil tersenyum manis ke arah Alex.
"Kak Kelik, mau menemani Kami?" Tanya Bela penuh harap sambil tersenyum manis ke arah Kelik.
'Sepertinya Ririn / Bela target pertama karena sejak dulu selalu mengejar-ngejar Aku tapi Karena teman kerja dan sekaligus teman untuk kemping Aku tidak mendekatinya.' Ucap Alex dan Kelik dalam hati.
'Aku sudah mulai bosan dengan istriku dan juga mereka yang berhasil Aku bobol karena itulah Aku ingin mencoba yang baru.' Sambung Kelik dalam hati.
'Sebelum Aku menikah, Aku ingin mencoba ke empat gadis itu dulu setelah merasa bosan maka Aku cari korban berikutnya.' Ucap Alex dalam hati.
"Kebetulan Kami juga ingin mencari kayu bakar untuk api unggun." Ucap Alex.
"Kita pergi sekarang biar tidak terlalu malam." sambung Kelik.
"Ok." Jawab mereka bersamaan.
Ke enam orang tersebut berjalan dengan menggunakan senter hingga suasana yang gelap gulita menjadi terang benderang.
Kresekkkk Kresekkkk Kresekkkk
Namun di pertengahan jalan mereka mendengar suara membuat ke enam orang tersebut mengarahkan senter ke arah semak-semak.
"Siapa?" Tanya ke enam orang tersebut bersamaan.
Grep
"Kak Alex, takut." Ucap Ririn sambil memeluk tubuh Alex.
"Tidak apa-apa, ada Kakak." ucap Alex.
Grep
"Kak Kelik, takut." Ucap Bela sambil memeluk tubuh Kelik.
"Tidak apa-apa, ada Kakak." ucap Kelik.
Ke dua pria tersebut membalas pelukan ke dua gadis tersebut sedangkan Julia dan Miko hanya memutar bola matanya dengan malas. Julia dan Miko hanya saling menatap kemudian menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Julia dan Miko melihat ada dua ranting pohon yang tergeletak membuat ke dua gadis tersebut mengambilnya kemudian berjalan ke arah semak-semak tersebut.
Kelik dan Alex masih memeluk ke dua gadis tersebut sambil tersenyum mesum dan membiarkan Julia dan Miko berjalan ke arah semak-semak.
"Kak Alex / Kak Kelik tidak membantu Julia dan Miko?" Tanya ke dua gadis tersebut bersamaan.
"Dua saja sudah cukup paling kelinci atau ular yang bersembunyi." ucap Alex.
"Betul kata Alex, Kita kan menemani Kalian berdua nanti kalau ternyata hewan buas barulah Kami membantu Julia dan Miko." sambung Kelik beralasan.
'Bilang saja takut.' Ucap Julia dan Miko dalam hati .
Julia dan Miko mengarahkan rating pohon ke arah semak-semak namun tiba-tiba muncul seekor kelinci dengan tubuh penuh luka.
"Huffttttt..." Julia dan Miko menghembuskan nafasnya dengan lega.
"Si*l ternyata kelinci yang sedang terluka, Aku ingin membunuhnya." Ucap Alex dan Kelik bersamaan dengan nada kesal.
"Jangan, kelinci ini sedang terluka dan Aku ingin mengobatinya. Kalian lanjutkan saja mencari kayu bakarnya." Ucap Julia.
Selesai mengatakan hal itu Julia membuang ranting yang di pegangnya kemudia berlutut. Julia mengambil kelinci tersebut yang sudah sekarat dengan perlahan dan meletakkan kelinci tersebut di dress membuat dress berwarna putih langsung terkena noda darah.
"Bajumu kan jadi kotor." ucap mereka bersamaan.
"Tidak apa-apa." Jawab Julia sambil mengangkat dress nya dengan menggunakan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya memegang senter kemudian berjalan menuju ke arah tenda.
"Sudah mau mati juga, buat apa diobati kurang kerjaan banget." Celetuk Alex dengan suara agak keras agar Julia mendengarnya.
"Yang penting sudah usaha." Jawab Julia yang tidak perduli dengan ucapan Alex.
Julia berjalan meninggalkan ke lima temannya yang masih menggerutu tanpa memperdulikannya karena yang terpenting sekarang menyelamatkan kelinci yang sedang terluka parah.
Kini Julia sudah berada di dalam tenda kemudian Julia duduk bersila sedangkan kelinci tersebut duduk di pangkuan Julia dengan beralaskan dress milik Julia.
Julia mengambil obat merah dan mulai mengobati kelinci tersebut sambil sesekali meniupnya.
"Sakit ya? Aku pelan-pelan agar tidak terlalu sakit. Kenapa tubuhmu penuh luka? Siapa yang tega menyakiti kelinci seimut dirimu?" Tanya Julia beruntun.
Setelah dua belas menit Julia sudah selesai mengobati kelinci tersebut kemudian membelai bulunya yang tidak terkena luka.
"Aku tidak ingin Kamu disakiti orang lagi karena itu Aku akan membawa mu pulang ke rumah dan tinggal di rumahku yang mungil peninggalan orang tuaku.'' ucap Julia.
"Apakah Kamu suka tinggal di rumahku?" Tanya Julia sambil tersenyum.
"Oh ya, Kamu tidak bisa menjawab pertanyaan ku." ucap Julia sambil tertawa.
"Aku akan menamai dirimu si putih dan aku harap Kamu suka." Sambung Julia.
"Hoam..." Julia mulai menguap.
Karena tubuhnya yang sangat lelah membuat Julia mengambil selimutnya kemudian menutupi tubuhnya dan meletakkan kelinci tersebut di dadanya.
"Selamat tidur Putih." Ucap Julia sambil memejamkan matanya dan tidak membutuhkan waktu lama Julia tidur dengan pulas.
Whushh
Tiba-tiba kelinci tersebut keluar asap dan langsung menghilang bersamaan muncul pangeran yang sangat tampan memakai pakaian kerajaan pada umumnya.
"Musuhku sangat kuat hingga Aku terluka seperti ini dan untunglah ada gadis cantik yang menolongku." Ucap pemuda tampan tersebut sambil menatap Julia.
"Aku ingin masuk ke dalam mimpi Julia." Ucap pemuda tampan tersebut.
Pemuda tampan itupun masuk ke dalam mimpi Julia di mana saat itu Julia di kejar-kejar oleh orang yang tidak di kenalnya sambil membawa senjata tajam.
"Tolong!!! Tolong!! Siapa saja tolong Aku!" Teriak Julia sambil berlari.
Grep
"Aku akan menolong mu dari pria jahat itu." ucap pemuda tampan tersebut yang tiba-tiba datang entah dari mana sambil memeluk Julia.
Entah kenapa Julia sangat nyaman ketika tubuhnya pertama kalinya di peluk oleh seorang pemuda tampan.
"Tuan siapa?" Tanya Julia sambil membalas pelukan pemuda tampan tersebut dan menatap wajah tampan pemuda tersebut.
"Panggil saja William jangan menggunakan kata Tuan." Ucap William sambil menatap Julia dengan tatapan penuh cinta.
"Tadi Aku di kejar pria sambil membawa senjata tapi kenapa tidak ada ya?" Tanya Julia memalingkan wajahnya dan sekaligus mengalihkan pembicaraan sambil menetralkan jantungnya yang berdetak kencang.
"Aku tidak tahu." Jawab William berbohong.
Tanpa sepengetahuan Julia kalau William memandang pria tersebut membuat pria tersebut menghilang dan masuk ke dalam kerajaan milik orang tua William.
William mengarahkan tangannya ke arah wajah Julia agar menatap dirinya. Setelah menatap William barulah William mengarahkan wajahnya ke wajah Julia membuat Julia memejamkan matanya.
Cup
William tersenyum kemudian mencium bibir Julia dengan lembut. Ciuman pertama buat William dan juga Julia hingga ciuman tersebut berubah menjadi lu x ma x tan. Setelah beberapa saat William melepaskan ciumannya kemudian tersenyum menatap Julia.
"I Love You." Ucap William sambil tersenyum.
Julia hanya tersenyum hingga tiba-tiba Julia merasakan tubuhnya digoyang-goyangkan oleh seseorang membuat Julia memaksakan membuka matanya dan melihat wajah Miko yang sangat ketakutan sambil menangis.
"Ada apa?" Tanya Julia dengan wajah bingung sambil berusaha bangun dan lupa kalau kelincinya berbaring di dadanya hingga terjatuh ke arah samping.
"Maaf putih, Aku lupa." Ucap Julia sambil bangun dan mengangkat dengan perlahan ke pangkuannya agar kelinci putih tidak kesakitan.
"Kenapa minta maaf sama kelinci putih?" Tanya Miko.
"Hehehehe..." Tawa Julia.
"Oh ya, ada apa membangunkanku?" Tanya Julia mengalihkan pembicaran.
"Bela, Kelik, Ririn dan Alex meninggal dunia." Jawab Miko dengan tubuh gemetar.
Bruk
Miko berlutut di depan Julia sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
"Apa? Mereka meninggal? Kamu bercandakan?" Tanya Julia yang tidak percaya dengan apa yang di dengarnya dengan tubuh gemetar.
"Aku tidak bercanda dan anehnya kematian mereka sangat misterius." Jawab Miko.
"Maksudnya?" Tanya Julia dengan wajah bingung.
"Bela, Kelik, Ririn dan Alex meninggal tanpa menggunakan sehelai benangpun dengan kondisi ..." Ucap Miko menggantungkan kalimatnya.
Karena penasaran Julia meletakkan perlahan kelinci dengan di alasi selimutnya kemudian keluar dari tenda diikuti oleh Miko sambil berlari. Julia melihat banyak orang berkerumun membuat Julia dan Miko berusaha maju ke arah depan.
"Maaf ... Permisi..." Ucap Julia sambil berusaha menerobos masuk ke dalam kerumunan orang-orang.
Julia menutup mulutnya dengan menggunakan ke dua tangannya karena melihat Bela berada di bawah sedangkan Kelik berada di atas seperti orang sedang melakukan hubungan suami istri namun mereka tidak bergerak.
Sedangkan untuk Ririn dan Alex di mana Ririn berada di atas dan Alex berada di bawah Ririn. Keduanya juga sama seperti melakukan hubungan suami istri.
"Kenapa mereka meninggal seperti itu?" Tanya Julia setelah dirinya mulai tenang.
"Itu dikarenakan mereka melakukan hubungan suami istri membuat penunggu hutan di sini sangat marah dan menghukum mereka seperti itu." Jawab salah satu penduduk yang tinggal tidak jauh dari hutan.
"Apa?" Tanya Julia dan Miko bersamaan dengan wajah terkejut dan tubuh hampir ambruk jika saja tidak ada orang yang menahannya.
"Dulu ada sepasang muda mudi juga melakukan hubungan suami istri hingga akhirnya seperti mereka meninggal dalam kondisi seperti itu." Jawab salah satu penduduk lainnya.
"Jadi Kami minta untuk yang kemping jangan melakukan hubungan suami istri di hutan ini jika tidak ingin nasibnya sama seperti mereka." Sambung penduduk lainnya.
"Jika sudah menikah, apakah tetap tidak boleh?" Tanya salah satu orang yang kemping.
"Kalau itu, Aku tidak tahu." Jawab salah satu penduduk.
Kematian misterius Bela, Kelik, Ririn dan Alex membuat Julia, Miko serta orang-orang yang sedang melakukan kemping sangat terkejut.
Apakah mungkin hutan ini ada penunggu makhluk halus? Apakah mungkin mereka bisa menghukum manusia? Begitu banyak pertanyaan di hati mereka termasuk Julia dan Miko.
Bela, Kelik, Ririn dan Alex kini tubuhnya ditutup dengan menggunakan tikar milik orang yang sedang kemping karena tubuh mereka polos tanpa sehelai benangpun.
"Sudah telepon polisi?" Tanya Julia.
"Sudah." Jawab salah satu warga.
"Lebih baik Kalian yang melakukan kemping pulang ke rumah masing-masing karena sebentar lagi polisi datang kecuali untuk Nona berdua karena Kalian berdua adalah temannya." Ucap Kepala suku desa yang dekat dengan hutan.
"Kami berdua tidak tahu apa-apa dan Kami tidak bersalah." Ucap Miko dengan wajah pucat pasi karena dirinya tidak mau di tangkap terlebih dirinya tidak bersalah.
Grep
"Mereka tahu Kita tidak bersalah dan tidak melakukan apa-apa. Kita sementara di sini karena mau diinterogasi sama polisi sebagai saksi. Benar begitu Pak?" Tanya Julia.
"Benar Nona, jadi Nona-Nona tidak perlu takut." Jawab Kepala suku desa.
"Baiklah kalau begitu Aku akan hubungi keluarganya untuk memberitahukan apa yang terjadi." Ucap Julia sambil membalikan badannya dan berjalan ke arah tenda diikuti oleh Miko.
"Aku juga." ucap Miko.
"Kamu hubungi orang tua Bela dan Ririn sedangkan Aku hubungi Kelik dan Alex." sambung Miko.
"Ok." Jawab Julia singkat.
Semua orang yang melakukan kemping mulai merapikan peralatan mereka karena mereka akan pergi dari hutan tersebut sedangkan Julia dan Miko belum merapikan karena menunggu kedatangan polisi.
"Tidak ada signal." Ucap Julia dan Miko bersamaan.
"Sekarang apa yang harus Kita lakukan ?" Tanya Miko.
"Lebih baik merapikan tenda sambil menunggu kedatangan polisi." Jawab Julia sambil mengambil tas ransel untuk memasukkan bantal dan selimut.
"Lalu tenda milik Alex, bagaimana?" tanya .
Tubuh Miko masih gemetar karena sejujurnya baru pertama kali dirinya melihat mayat tepat di depan matanya dan tidak tanggung-tanggung ada empat mayat dan mayat itu adalah teman kerjanya sekaligus teman yang sering mengajaknya pergi kemping.
Sejujurnya tubuh Julia juga gemetaran dan juga sangat takut melihat mayat terlebih ini pertama kalinya melihat empat mayat sekaligus yang merupakan sahabatnya yang suka kemping seperti dirinya tapi Julia berusaha menutupinya karena dirinya tidak tega melihat sahabatnya yang masih ketakutan.
Grep
"Aku saja yang merapikan tendanya sekaligus merapikan barang mereka." Jawab Julia sambil memeluk tubuh Miko agar tidak gemetaran.
Miko membalas pelukan Julia hingga tanda sadar Miko melihat kelinci yang mereka temukan tadi malam berbaring di samping Julia. Hal itu membuat Julia menatap tajam sambil melepaskan pelukannya dan mendorong Julia agar melepaskan pelukannya.
"Ada apa?" Tanya Julia dengan wajah bingung.
"Kelinci pembawa sial lebih baik di bunuh saja." Ucap Miko sambil ke dua tangannya bersiap menangkap kelinci tersebut.
Plak
"Pembawa sial bagaimana?" Tanya Julia dengan nada kesal sambil menepis ke dua tangan Miko.
"Gara-gara menemukan kelinci itu ke empat teman Kita meninggal dan Aku sangat yakin sekali kalau kelinci ini pembawa sial." Jawab Miko.
"Kamu tidak dengar ucapan penduduk kalau ke empat teman Kita meninggal dikarenakan mereka melakukan hubungan suami istri di hutan ini jadi ini tidak ada hubungannya dengan kematian ke empat teman Kita." Ucap Julia dengan nada tegas.
"Tapi apa Kamu tidak berpikir sejak Kita menemukan kelinci ke empat teman Kita langsung meninggal ketika melakukan hal itu?" Tanya Miko.
"Sekali lagi Aku tekan kan kalau kelinci ini tidak bersalah." Jawab Julia.
"Apalagi sebelum kejadian seperti ini di mana Kita pergi ke kemping ,apakah pernah Mereka melakukan hubungan suami istri?" Tanya Julia.
"Tidak pernah." Jawab Miko.
"Karena itulah ketika Mereka melakukan hubungan suami istri, Mereka langsung terkena hukuman oleh penghuni hutan atau makhluk halus penunggu hutan ini." Ucap Julia.
"Apa mungkin penghuni hutan atau makhluk halus penunggu hutan ini ada?" Tanya Miko yang tidak percaya dengan hal-hal gaib.
"Tentu saja ada dan hanya orang yang punya indra ke enam yang bisa melihat keberadaan mereka." Jawab Julia.
"Sudah ah ... Aku ingin membereskan semua barang-barangku dan juga barang-barang milik Bela, Kelik, Ririn dan Alex." Sambung Julia.
"Aku bantu biar cepat." Ucap Miko.
Julia hanya menganggukkan kepalanya kemudian ke dua gadis tersebut mulai merapikan peralatan milik mereka. Setelah hampir lima belas menit mereka keluar dari tenda tersebut sambil mengeluarkan tas milik Julia dan Miko serta milik Bela dan Ririn.
Julia menggendong kelinci tersebut kemudian diletakkan di atas tas ranselnya karena Julia ingin merobohkan tendanya.
"Nanti kalau kelincinya buang air kecil di tasmu bagaimana?" Tanya Miko.
"Tinggal di cuci, gampangkan." jawab Julia dengan nada santai.
Miko hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan perlahan hingga tiba-tiba seseorang memanggil mereka.
"Maaf Nona - Nona." Panggil seorang pria.
Julia dan Miko serentak menghentikan membongkar tenda kemudian membalikkan badannya. Mereka melihat dua polisi sedang menatap mereka hal itu tentu saja membuat tubuh Miko bergetar hebat. Julia yang melihat tubuh Miko gemetar membuat Julia memeluk tubuh Miko.
"Ada yang bisa saya bantu Pak?" Tanya Julia.
"Apakah Kalian mengenal ke empat teman Kalian yang sudah meninggal?" Tanya salah satu polisi tersebut.
"Mereka teman Kami Pak sekaligus teman satu kantor, namanya Bela, Kelik, Ririn dan Alex." Jawab Julia.
"Terakhir melihat Mereka di mana?" Tanya polisi tersebut sedangkan temannya mencatat percakapan mereka.
"Ketika Kami mencari kayu bakar untuk membuat api unggun, Kami menemukan kelinci ini dalam keadaan terluka dan Aku langsung membawanya pulang meninggalkan ke lima temanku untuk mengobati lukanya setelah itu Aku tidur dan tahu-tahu Aku dibangunkan sama temanku." Jawab Julia panjang lebar sambil menatap ke arah Miko.
"Nona yang terakhir melihat ke empat teman korban, coba ceritakan secara detail apa yang terjadi selanjutnya." Pinta polisi tersebut sambil menatap ke arah Miko.
"Jangan takut, ceritakan apa yang terjadi waktu Aku pergi." Ucap Julia sambil mengusap bahu Miko.
"Ketika Julia pergi untuk mengobati kelinci yang terluka, Kami melanjutkan kembali mencari kayu bakar setelah mendapatkannya Kami pulang ke tenda dan Kami langsung membuat api unggun." Ucap Miko.
"Lalu?" Tanya polisi tersebut.
"Setelah api unggun menyala tiba-tiba Bela, Kelik, Ririn dan Alex berpamitan katanya mau pergi mencari buah. Aku terpaksa menunggu mereka hingga ada seorang pemuda menemaniku untuk mengobrol." Jawab Miko.
"Hingga lima belas menit kemudian Aku mendengar empat suara teriakan dan Aku mengenal suara itu. Mereka adalah Bela, Kelik, Ririn dan Alex hal itu membuatku berlari begitu pula dengan pemuda yang mengajakku mengobrol ke arah sumber suara." Sambung Miko.
"Lalu?" Tanya polisi itu lagi.
"Aku dan pemuda itu melihat ke empat temanku berteriak minta tolong sambil berusaha melepaskan diri karena milik mereka menempel dan tidak mau lepas." Jawab Miko.
"Aku yang sangat terkejut melihat kejadian itu langsung tidak sadarkan diri dan tahu-tahu Aku dibangunkan oleh salah satu penduduk. Kemudian Aku berlari ke arah tenda menemui Julia untuk memberitahukan apa yang telah terjadi." Sambung Miko.
"Lalu?" Tanya polisi lagi.
"Aku dan Julia langsung ke lokasi kejadian dan mengobrol dengan penduduk desa setelah itu Kami kembali ke tenda." Jawab Miko.
"Apakah Kamu mengenal jelas wajah pemuda yang mengajakmu mengobrol?" Tanya polisi tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!