Anara tersenyum manis sepanjang hari ini semenjak mereka tiba di butik untuk fitting baju pernikahan.
senyumnya belum memudar hingga kini, membuat Gilang yang berada disampingnya mau tak mau ikut merasa senang melihat senyum bahagia di wajah pasangannya.
Gilang menggenggam tangan Anara dan menciumnya dengan lembut “sangat bahagia, hm?”
Anara menatap Gilang dengan tatapan tulus “Tentu saja Aku bahagia, Akhirnya kita akan menikah” jawabnya dengan riang
Gilang terkekeh mendengar itu “jadi kamu sudah lama menantikan ini?”
“Tentu saja, kita akan selalu bersama setelah ini sampai tua. Kita sudah terlalu lama menunda untuk ini” ucapnya dengan lemah
Anara menundukan kepalanya, dia dan gilang sudah saling mengenal semenjak sekolah menengah dan ketika di perguruan tinggi mereka berada di jurusan yang sama dan semakin akrab sehingga hubungan mereka berkembang ke arah dimana akhirnya mereka memutuskan untuk bersama, ketika mereka menyadari bahwa mereka memiliki perasaan yang sama.
Sudah 5 tahun sejak dia dan gilang menjadi sepasang kekasih dan mereka ingin menjalankan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius, namun orang tua gilang cukup menentang hubungan mereka, orang tua gilang sepertinya tidak terlalu menyukainya.
itu baik-baik saja ketika mereka berteman, dia juga pernah datang ke rumah gilang saat sekolah menengah untuk bermain dan orang tuanya memperlakukannya dengan baik saat itu.
namun ketika mereka mengumumkan kepada keluarga Gilang, bahwa mereka resmi menjadi sepasang kekasih orang tua gilang entah kenapa tiba-tiba sangat membenci Anara.
keluarga gilang menganggap Anara mendekati gilang hanya karena menginginkan harta, ketika Anara mengetahui bagaimana pemikiran orang tua gilang terhadap dirinya Anara merasa sangat marah.
meski dia menyukai gilang dia tidak akan begitu bodoh hingga akan membiarkan orang lain menghinanya begitu saja.
Anara memutuskan semua kontak dengan gilang dengan meninggalkan kalimat “mari kita putus, orang kaya sepertimu benar-benar tidak cocok dengan wanita miskin seperti ku”
setelah minta putus Anara kembali ke kampung halaman ibunya, dan tinggal bersama neneknya.
Anara masih ingat bagaimana hari itu, gilang mencarinya dengan panik.
gilang menyusulnya ke kampung halamannya yang jauh dari kota dengan tergesa-gesa dan meminta penjelasan serta meminta maaf.
Anara cukup terharu dengan bagaimana perjuangan gilang untuknya, gilang menjadi marah ketika mendengar penjelasan Anara, dan dia menghubungi orang tuanya dan untuk membela anara.
Anara tahu bahwa setelah kejadian itu, orang tua gilang semakin tidak menyukainya karena mereka berpikir bahwa Anara telah menghasut putra mereka.
Anara tidak lagi peduli dengan penilaian keluarga Gilang terhadapnya dan dia mengabaikan semuanya dan hanya berusaha bersikap sesopan mungkin, karena bagaimanapun mereka adalah orang tua dari pasangannya.
Anara memiliki dua orang saudara, satu orang kakak laki-laki dan seorang kakak perempuan.
Kakak laki-laki Anara bernama Haikal, dia sibuk dengan mengurus bisnis keluarga dan kakak perempuannya bernama Anata, yang kini tengah berada di luar kota.
Saat usia 21 tahun Anata kawin lari dengan pacarnya karena tidak disetujui oleh orang tua Ronald kekasih Anata, mereka telah berpacaran selama 3 tahun dan ronald sangat baik pada kakaknya.
Maupun anara dan Haikal tidak keberatan dengan hubungan mereka.
Namun saat hari-itu tiba-tiba Anata menghilang bersama kekasihnya, Haikal sangat marah dan mencarinya kemana-mana.
Setelah dua bulan kemudian Anata baru menghubungi mereka dan mengatakan bahwa dia dan kekasihnya telah menikah, hal itu membuat haikal sangat Marah dengan tindakan sembrono Anata.
Setelah hampir 6 bulan kemudian Anata kembali dengan membawa suaminya ke rumah dengan perubahan yang mengejutkan.
Anata memiliki perut besar dan wajahnya tidak terlihat terawat serta suaminya yang sudah seperti orang yang berbeda.
Haikal tidak mengizinkan mereka untuk tinggal dirumah karena masih marah, jadi anata dan ronald tinggal di sebuah kontrakan kecil.
Suami anata, Ronald seumuran dengan anara.
Jadi ketika mereka tinggal di kontrakan kecil anara tidak terlalu memikirkan nya, karena berpikir bahwa itu karena orang tua ronald pasti tidak memberinya uang dan haikal juga tidak merestui mereka, apalagi ronal seumuran dengannya jadi kemungkinan pasangan itu tidak memiliki banyak uang.
Anara hanya berfikir bahwa kakaknya mungkin ingin memulai kehidupan mandiri dengan suaminya.
hingga suatu hari anara bertemu dengan tetangga kontrakan kakaknya dan mereka berkata bahwa suami anata menunjukan aslinya setelah mereka menikah, dia menjadi sering mabuk-mabuk dan tidak pernah bekerja akibatnya anata harus mencari uang dengan kondisi hamil besar.
Anara terkejut dengan itu dan tidak percaya akan hal itu, dia hanya menganggap itu sebagai gosip murahan ibu-ibu.
meski begitu dia diam-diam datang ke kontrakan anata tanpa mengabari karena merasa khawatir.
Namun apa yang dilihat anara malam itu tidak akan pernah dia lupakan, dia menyaksikan bagaimana ronald yang tengah mabuk memukul anata yang tengah hamil besar dan menyeretnya dengan kasar ke dalam kontrakan bobrok itu.
Anara ketakutan dan marah menyaksikan itu, dia berlari keluar dan membela anata namun saat dia bersiap untuk memukuli roland, anata memarahinya.
Anata memarahinya dan berkata bahwa ini bukan urusannya.
Anara sangat marah mendengar itu, dia menyelidiki semua nya dan menemukan fakta bahwa semua perkataan ibu-ibu itu benar, Ronald selalu bermain bersama temannya dan hanya mabuk-mabuk bahkan yang lebih parahnya lagi, orang tua pria itu terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka!
Dan ronal membiarkan ibunya memarahi dan menghina anata begitu saja tanpa pembelaan!
Anara mengadukan hal tersebut pada pada Haikal, Namun bahkan saat haikal ikut datang ke sana anata tetap membela suaminya.
Hal itu membuat anara merasa kecewa dengan sifat bodoh kakak nya dan haikal juga sangat marah hingga dia tidak lagi memperdulikan anata sejak hari itu.
Tiga tahun kemudian ronald masih tidak berubah, hingga suatu hari itu ronald mabuk dan hampir mencekik anak mereka satu-satunya karena marah.
Anata akhirnya ketakutan karena tingkah suaminya yang semakin tidak normal dan dia akhirnya meninggalkan ronald dan mengajukan gugatan cerai.
Bahkan setelah perceraian, ketika ronal kembali merayu anata terkadang anata akan kembali luluh dan hal itu sangat menjengkelkan bagi anara melihat kakaknya lagi dan lagi mau di perbodoh.
Itu sebabnya ketika mengetahui pikiran jahat orang tua gilang padanya, hari itu Anara benar-benar berniat putus dengan gilang.
Dia tidak ingin mengulang tragedi yang sama seperti ibunya, serta menjadi menyedihkan seperti kakak perempuannya.
Bahkan jika dia jatuh cinta setengah mati pada seseorang dia tidak akan bisa mentolerirnya jika orang yang dia sukai itu berani menyakitinya.
Anara lebih suka menyakiti dirinya sendiri dengan berpisah dengan orang yang dia cintai daripada harus tersakiti karena perasaan yang dia miliki.
karena cinta yang selalu di khayalkannya adalah sesuatu yang indah bukan menyakitkan.
Setelah hari itu, haikal dan anata juga menentang hubungannya dengan Gilang.
Namun karena gilang berkali-kali berusaha menyakinkan Haikal dan bahkan menegur keluarganya sendiri, membuat anata dan haikal memberikan satu lagi kesempatan pada gilang.
Gilang merasa hangat mendengar pernyataan lucu dari Anara “tentu saja, kita akan selalu bersama”
Melihat kepala anara yang tertunduk, gilang dapat menebak apa yang dia pikirkan, dia mengelus kepala anara dan berkata dengan rasa bersalah “Maaf tentang keluarga ku oke? Kita akan tinggal dirumah kita sendiri setelah menikah, kamu tidak akan melihat mereka sepanjang waktu”
Gilang tahu kekhawatiran anara, Dia sudah mengenal Anara sejak mereka masih di sekolah menengah, namun saat itu dia hanya menganggap anara sebagai teman.
Namun saat perguruan tinggi terdapat banyak mahasiswa yang mencoba mendekati anara dan entah kenapa itu membuatnya merasa sangat marah hingga akhirnya dia sadar bahwa dia mungkin itu rasa cemburu dan mungkin menyukai anara.
Ketika anara meminta putus dan tiba-tiba menghilang, gilang merasakan kepanikan yang luar biasa dan dia menyadari bahwa perasaanya pada anara lebih dalam daripada apa yang dia pikirkan.
Dia sudah terbiasa dengan anara selalu berada disampingnya, jadi ketika orang itu hilang dia merasa ada yang kosong dalam hidupnya.
Itu sebabnya dia tidak membiarkan lagi orang tuanya berbicara omong kosong mengenai anara.
di satu sisi itu adalah ibunya dan di sisi lain itu adalah anara wanita yang dia cintai.
Dia tidak bisa melawan ibunya, namun dia juga tidak bisa membiarkan wanita yang dicintainya merasa tidak nyaman karena orang tuanya jadi hidup terpisah adalah keputusan terbaik.
dan dia sudah dewasa jadi dia tidak bisa membiarkan orang tuanya mengatur-ngaturnya seperti anak kecil.
Anara tersenyum mendengar itu “tidak apa-apa, aku akan baik-baik saja selama kau disisi ku”
Anara melihat ke depan dan memperhatikan bahwa itu bukan arah menuju ke rumahnya “ini bukan arah ke rumahku, bukankah kamu akan mengantarku pulang? Kemana kita?” tanya anara dengan bingung.
“rumah sakit” jawab gilang
“rumah sakit?” tanya Anara dengan terkejut
Dia memperhatiklan gilang dengan seksama dan bertanya dengan khawatir “apa kamu merasa tidak enak badan? Apa itu karena kamu terlalu sibuk belakangan ini?”
Gilang mengalihkan pandangannya yang kini tengah fokus menyetir mobil dan melirik anara, dia mengelus kepala anara dan berkata dengan lembut “tidak, aku baik-baik saja. ini untuk mu”
Anara masih bingung, kenapa dia harus pergi ke rumah sakit? “Aku tidak sakit” tuturnya
ketika mereka akhirnya memasuki pekarangan parkir rumah sakit, gilang memikirkan mobil dan akhirnya bisa menatap kekasihnya dengan serius.
Dia tersenyum lembut dan berusaha meyakinkan Anara “Periksa saja oke? kita akan sibuk dengan berbagai acara persiapan pernikahan, aku ingin memastikan tubuhmu mampu untuk menanggung itu terlebih dahulu”
Dia tidak bisa memberitahu anara bahwa ibunya yang menyuruh dia untuk melakukan pemeriksaan kesehatan kepada anara.
Dia juga khawatir anara akan kelelahan nantinya, jadi pemeriksaan kesehatan menurutnya bukan ide yang buruk.
Gilang juga merasa senang ketika memikirkan bahwa ibunya menghawatirkan tubuh anara dan merasa bahwa mungkin akhirnya ibunya sadar dan mulai menerima anara sebagai menantunya.
Anara tersentuh mendengar itu, gilang sangat baik padanya bahkan dia menghawatirkan hal seperti ini ”oke, mari kita lakukan” jawabnya.
Gilang merasa sedikit bersalah karena telah berbohong “maaf karena aku tidak meminta pendapat mu terlebih dahulu untuk ini dan langsung membawa mu kemari begitu saja”
“tidak masalah, kamu melakukan itu karena menghawatirkan ku bukan? Aku sangat terharu sekarang, Kekasihku sangat perhatian” canda anara
Gilang mencondongkan tubuhnya ke depan dan mencium kening anara dengan lembut “aku mengambil ini sebagai hadiah karena telah menjadi keasih yang perhatian”
Wajah anara memerah ketika ciuman singkat itu selesai, “kau, kau, apa yang kau lakukan di tempat umum seperti ini!” katanya dengan gelagapan
Anara merasa wajahnya sangat panas karena serangan mendadak dari gilang, dan gilang tidak dapat menahan tawanya melihat wajah anara yang merah seperti kepiting rebus.
“apa yang kamu tertawakan!” tawa itu membuat anara semakin malu, dia membuka seatbealt “cepat, kita kesini untuk pemeriksaan bukan numpang parkir!” ketusnya.
Gilang menanhan anara yang terlihat seperti akan melarikan diri “tunggu”
Setelah mengatakan itu dia dengan cepat keluar dari mobil dan berlari membukakan pintu untuk anara “silahkan nyonya” katanya sambil menunduk hormat seperti seorang bawahan.
Anara tertawa melihat tingkah lakunya,
Mereka memasuki rumah sakit sambil bergandengan tangan.
ketika dokter mengetahui niat mereka, dia tersenyum lembut dan menatap ke tangan dua anak muda di depannya yang tidak terlepas dari sejak mereka masuk.
Dia menatap anara dan tersenyum lembut “calon suami mu sepertinya sangat mencintaimu”
anara merasa wajahnya memanas mendengar julukan ‘calon suami’ itu dan tersenyum malu.
Namun gilang nampaknya dirangsang oleh sesuatu mendengar kata ‘suami’
dia menganggkat tangan mereka yang bertaut dan mencium tangan anara di depan dokter dan berkata dengan terus terang “tentu saja, aku sangat mencintai calon istri ku!” tegasnya.
anara merasa sangat malu dengan tingkah tak tahu malu Gilang, bagaimanapun dokter di depan mereka terlihat seperti orang tua! Dan gilang berani melakukan tindakan seprti itu!
dia melepaskan tangannya dan mencubit pinggang gilang dengan geram.
“aduh, anara, tidak sayang, sakit itu sakit” keluh gilang dengan manja.
Anara tidak mengerahkan terlalu banyak kekuatan ketika dia mencubit pinggang gilang, melihat bahwa gilang masih bertingkah tidak tahu malu, dia memutar pinggang gilang dengan keras.
Gilang tersentak “anara, ampun, ahh baik aku salah oke, maaf”
Anara tidak menatap gilang sedikitpun seolah-olah tidak tahu apa yang terjadi dan menarik tangannya dengan santai, dokter yang bertugas tersenyum melihat interaksi lucu pasagan itu.
Gilang juga ikut melakukan pemeriksaan atas permintaan anara, setelah selesai, mereka langsung meninggalkan rumah sakit karena membutuhkan waktu yang lama untuk hasilnya keluar dan memutuskan untuk kembali lagi besok.
gilang mengantarkan anara kembali ke kontrakannya.
Anara langsung melemparkan dirinya ke dalam kasur begitu dia memasuki rumah, hari ini sangat melelahkan dan dia merasa sangat mengantuk.
Anara berbaring terlentang di rangjang dan menatap langit-langit kamarnya dengan linglung, dia merasa tidak cukup nyata bahwa sebentar lagi dia dan gilang akan menjadi suami istri.
Sebenarnya dia cukup takut untuk menikah, waktu kecil dia sering melihat ayahnya memukuli ibunya dan ibunya tidak pernah melawan dan selalu memafkan ayahnya.
Tapi pada akhirnya ayah mereka berselingkuh dan orang tuanya bercerai, ayahnya lebih memilih wanita liar itu dan meninggalkan keluarganya yang membuat ibunya merasa sangat sedih.
Orang tuanya menikah karena perdohan keluarga, akibat hasil buruk dari pernikan orang tuanya anara bertekad hanya akan menikah bedasarkan cinta.
Pernikahan adalah untuk dua orang yang saling mencintai dan ingin hidup berasama selamanya.
dia berfikir bahwa pernikahan orang tuanya gagal mungkin karena mereka di jodohkan jadi mereka tidak memiliki cinta dalam membangun rumah tangga yang menyebabkan itu hancur.
Namun saat sekolah menengah dia menyaksikan anata yang kawin lari dengan kekasihnya, mereka juga saling mencintai namun pada akhirnya pernikahan mereka juga gagal.
Bahkan pernikahan Anata lebih mengerikan dari pada pernikahan orang tuanya, suami kakaknya membiarkan ibunya ikut campur dalam urusan rumah tangga dan membiarkan kakaknya ditindas.
Bahkan ketika ayahnya yang tidak bersikap baik pada ibunya, akan marah ketika orang tuanya sendiri menjelek-jelekan istrinya dan Ayah dengan tegas membela ibunya.
Walaupun anara membenci ayahnya karena dia selingkuh dengan wanita lain tapi dia menyukai sifat tegas ayahnya, yang tidak membiarkan siapapun mencampuri urusan rumah tangganya.
Pernikahan karena perjodohan berakhir dengan prceraian itu mungkin karena mereka tidak saling mencintai, tapi pernikahan yang didasari atas cinta pada akhirnya juga berakhir dengan buruk.
jadi bagaimana seharusnya sebuah pernikahan itu terjadi agar mereka bisa terus bahagia selamanya?
Bukankan pernikahan itu untuk membuat dua orang yang saling mencintai bisa bersama dan hidup bahagia selamanya??
Anara merasa bahwa pernikahan itu sangat rumit dan Ini memuat anara cukup takut menjalin hubungan dengan seseorang.
Dia berjanji pada dirinya bahkan jika dia jatuh cinta pada seseorang nantinya, dia tidak akan membiarkan dirinya menjadi bodoh karena cinta.
Ketika gilang melamarnya waktu itu butuh waktu lama bagi anara untuk menjawab, namun gilang terus meyakinkannya.
Anara kembali sadar dari lamunannya karena suara panggilan masuk dari ponselnya, dia meraba-raba ranjangnya dengan malas dan mengambil ponselnya yang berada di tepi ranjang .
Dia menekan tombol hijau dan menjawab dengan malas
"Hm?"
“halo? Anara?”
“ya, apa? Tumben banget nelfon ” tanya anara
Pihak lain terdiam sebentar, “anara, apa kamu tahu dimana Azkia berada?”
Anara merasa bingung dengan itu “tidak, apa kau fikir aku ibunya? Kenapa kau menelfon ku, kau hanya harus menelfon dia dan bertanya langsung”
Tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan, cika disisi lain mengerutkan alisnya mau tidak mau merasa khawatir.
Melihat pihak lain tidak menanggapi, alis anara berkerut “hei cika,apa yang terjadi?”
“Azkia, dia berbohong”
Alis anara semakin mengerut mendengar itu “apa maksudmu?”
Disi lain cika menghela napas kasar “orang tua Azkia menghubungi ku, dan mereka mengatakan ada yang salah dengan nya. Bukankah sudah 1 bulan semenjak terakhir kali kita melihatnya!? Dan dia masih belum kembali”
Anara hanya merasa bahwa cika terlalu berlebihan “Dia bersenang-senang di luar negeri untuk liburanya, mungkin dia merasa betah disana dan tidak ingin kembali”
Mereka sudah berteman sejak kecil karena bertetangga dan mereka juga pergi ke sekolah yang sama sampai sekolah meoonengah, diantara mereka Azkia adalah yang termuda.
Cika merupakan anak tunggal sedangkan dia anak bungsu, jadi mereka selalu memperlakukan Azkia sebagai adik perempuan mereka dan memanjakanya.
Azkia sendiri adalah anak tunggal jadi tidak keberatan dengan itu karena dia juga selala ingin memiliki saudara.
Cika menggenggam tespack di ada tangannya dan berkata dengan susah payah “aku baru menyadari ada yang aneh ketika orang tuanya menelfon ku dan aku memeriksa dan menemukan bahwa Azkia, dia tidah pernah pernah melakukan perjalan keluar negeri”
Anara merasa memiliki firasat buruk mendengar itu “hei cika, jangan katakan pada ku bahwa anak itu, melarikan diri dengan kekasihnya seperti yang dilakukan anata?”
"akan lebih baik jika itu yang terjadi" Cika terdiam dan akhirnya melanjutkan “hei anara, apa yang sedang kau lakukan? Kau sibuk?”
“brengsek jangan mengalihkan pembicaraan! Apa yang terjadi?” amuk anara yang hampir mati penasaran.
“aku berada di kontrakan Azkia, datang dan lihat sendiri apa yang aku temukan" setelah mengatakan itu, dia memutuskan panggilan secara sepihak
“sialan” kutuk anara
Anara mengganti bajunya dengan panik dan mengendarai motor yang sudah lama hanya terpajang di kontrakannya ke rumah Azkia dengan kecepatan tinggi, melihat bagaimana nada bicara cika dan bahkan dia tidak bisa mengataknnya tampaknya ini masalah serius.
Jantung anara berdegup kencang entah kenapa dia memiliki firasat buruk dan merasa bahwa sesuatu pasti telah terjadi pada Azkia tanpa dia ketahui.
Dia begitu sibuk dengan persiapkan pernikahnnya belakangann ini sehingga tidak memperhatikan ada yang salah, begitu tiba di depan kontrakan Azkia, anara langsung melempar motornya ke samping dan berlari masuk.
Langkahnya melambat ketika melihat pintu yang rusak seperti tlah di buka secara paksa, anara mengatur nafasnya dan perlahan membuka pintu lalu masuk.
“cika sialan jelaskan apa yang terjadi, membuat ku takut setengah mati” Tutuk Anara ketika melihat wajah cika
Dia melihat cika yang sedang merokok di dekat jendela menunjuk kearah meja tanpa meliriknya sedikitpun, yang membuat anara merasa kesal melihat tingkah nya “ada apa dengan mu”?
Cika dalam suasana hati yang buruk saat ini, dan dia juga merasa kesal melihat kebodohan anara saat ini “Tutup mulutmu dan Lihat apa yang ada di atas meja itu”
Memperhatikan wajah jelek cika, anara mendengus sebal dan melihat apa yang ada di meja.
Namun detik berikutnya apa yang dilihatnya membuat senyum anara membeku, tespack kehamilan dan obat penggungur kehamilan.
Sialan apa-apaan!
Dia menunjuk ke arah meja dengan jari gemetar “Cika jangan katakan padaku ini bukan milik mu kan?”
Jika cika berani berkata ya, maka anara merasa bahwa dunia akan menjadi terbalik saat ini juga.
karena dia bahkan tidak pernah melihat cika berkencan dengan siapapun dari mereka berteman hingga sekarang, dari mana datangnya anak ini?
Dia bahkan pernah curiga jika cika menyukai perempuan karena dia tidak pernah menunjukan minat pada laki-laki, bahkan gilang juga pernah cemburu karena dia merasa cika dan anara terlalu dekat.
tapi sekarang apa-apaan! Hamil?
Cika mengirup rokoknya dengan kasar dan berusaha menenangkan emosi secara perlahan, suasana hatinya saat ini sednag buruk dan kebodohan anara benar-benar ingin membautnya memukul seseorang saat ini dia merasa sangat menyesal telah memanggil anara untuk datang.
“Aku menemukan itu di sini, apa kau masih belum mengerti?”
Ananra membeku mendengar itu, dia perlahan duduk dan mengambil nafas dalam-dalam “maksudmu Azkia hamil? dia melarikan diri dan menyembunyikan ini dari kita?” ucapnya dengan histeris
“tepat” jawab cika, dia perlahan duduk di depan anara dan memainkan tespek kehamilan itu ditangannya “Azkia kecil kita begitu polos, dia bahkan belum memiliki kekasih tapi apa artinya tespek ini?” tanya nya dengan muram
Anara tidak menjawab, dia berjalan kearah lemari baju milik Azkia dan semua sudah kosong. Anara mengalihkan perhatian nya melihat ke sekeliling kontrakan Azkia dan mengobrak abrik semuanya tanpa menyisakan satupun.
kini kontrakan Azkia telah seperti habis kemasukan maling, berantakan.
Cika hanya menyaksikan itu dengan santai, anara memiliki penglihatan yang tajam itu sebabnya dia memanggilnya datang, lagi pula dia dan anara berada di kapal yang sama.
Anara melempar semua yang tidak berguna dan membongkar seluruh isi kamar Azkia, hingga setelah waktu yang lama dia menemukan sebuah kertas yang telah di sobek-sobek di bawah tumpukan buku di meja belajar Azkia.
“Benar-benar seperti anjing pelacak, kenapa kamu tidak bekerja sebagai polisis saja?”
Dia benar-benar heran dengan bakat ketajaman yang dimiliki anara.
Anara mengabaikan ejekan cika dan kembali ke meja, dia menyusun kembali kertas yang telah menjadi potongan-potongan kecil itu menajdi utuh
“Ini kesalahan, anak ini tidak berslah. Apa yang harus aku lakukan? Ini semua salahku” anara membacakan apa yang tertulis di kertas itu dengan gigi terkatup.
Banyak terdapat coretan disana dan sepertinya azkia mencoret-coret kertas itu untuk melampiaskan emosinya.
Wajah cika menjadi lebih jelek lagi melihat itu “Seseorang memaksanya?”
“cika apa yang kau dapatkan dari sekitar?”
Cika tidak merasa marah karena anara tidak menjawabnya, dan menceritakan semua informasi apa yang dia dapatkan dari pemilik kontrakan “ beberapa minggu sebelum dia tiba-tiba memutuskan untuk bepergian ke luar negeri dia kembali dengan keadaan yang berantakan di tengah malam, tidak keluar selama beberapa hari, suara tangisan yang sering terdengar daei kamarnya, pergi dalam keadaan tidak sehat”
Anara memukul meja dengan penuh emosi “bajingan mana yang melakukan itu?”
“dilihat dari tulisan itu dan obat yang ada disana, sepertinya Azkia berencana untuk membuang anak itu namun pada akhirnya dia merasa kasihan pada anak yang tidak bersalah itu, jadi dia memilih untuk pergi jauh agar tidak ada yang mengetahui. Entah dia bersembunyi dari kita atau ayah si bayi” kata cika dengan perlahan memberitahukan hasil analisisnya pada anara
Anara terdiam “apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanya sambil menatap Cika
Cika bersandar di kursin dan menarik nafas panjang “aku sudah menemukan lokasinya beberapa saat yang lalu, biarkan dia sendiri untuk saat ini dan pantau dari jauh” setelah diam sejenak,cika melanjutkan “kita akan mengurus bajingan itu ketika Azkia siap untuk menceritakam segalanya"
Anara mengeluarkan ponselnya dan menelfon Azkia melihat itu, cika terkejut dan berteriak pada anara “apa yang kamu lakukan?”
“Hallo?”
Anara melirik cika dengan datar yang membuatnya langsung menutup mulut, anara melirik ponselnya dan berkata dngan lembut “Kia, sampai kapan kamu akan bersenang-senang? Pernikahan ku akan dilaksanakan dua minggu lagi, kau benar-benar tidak akan pulang?”
tanyanya dengan nada menyedihkan
“ah, Nara bukannya aku tidak mau tapi sepertinya aku tidak bisa kembali dalam waktu dekat” terdengar suara Azkia menjadi panik di seberang sana
“Kenapa?”
“Aku, aku menemukan sesuatu yang ingin ku lakukan disini. Aku akan kembali ketika ini selesai?”
Semakin banyak azkia berbicara, semakin itu membuat senyuman di wajah anara perlahan menghilang, “hooh menyembunyikan sesuatu dariku?”
Di sebarang telfon Azkia berusaha sebaik mungkin untuk menjawab pertanyaan dari anara, mendengar nada bicara anara yang berubah membuat nya merasakan perasaan bersalah karena ini pertama kalinya dia menyembunyikan sesuatu dari Anara “Maaf anara, aku hanya ingin sendiri untuk sementara”
“Baik” Anara mematikan panggilan telfon itu dan dia mengambil rokok milik cika dan menghirupnya.
Mereka duduk berhadapan untuk waktu yang lama tanpa ada yang berniat membuka pembicaraan terlebih dahulu.
Setelah rokok ditangannya habis, anara melemparnya ke samping dan langsung berdiri.
“Atur sesukamu” ucapnya pada cika sebelum akhirnya meninggalkan tempat itu.
Cika hanya menatap punggung anara dalam diam dan tidak menjawab
Cika mengambil rokok baru dari sakunya dan mematikkan api
“anara sialan itu” batinnya
Anara selalu sangat sensitif dengan masalah seperti ini, dia selalu sangat membenci wanita yang melakukan hal-hal bodoh karena cinta.
Semenjak orang tuanya bercerai dan setelah pernikahan kakak perempuannya hancur, Kebencian anara pada wanita yang mau di bodohi oleh cinta semakin meningkat.
Setelah kembali ke rumah, anara merasa bahwa rubuh rapuhnya akan hancur karena kelelahan , dia langsung tertidur lelap begitu kembali bahkan tidak mandi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!