NovelToon NovelToon

EX'S Secret Child

Arabella with Maher

Arabella gadis 23 tahun yang bekerja menjadi sekertaris perusahaan terkenal di kota. Perusahaan Adhitama Grub. Adalah perusahan yang terkenal dengan turun temurun dari silsilah keluarga.

Adhitama Grub kini di pimpin oleh pria berparas tampan dan juga memilki karakter dingin dan cuek jika dengan orang asing. Tapi bagi Arabella yang sudah mengenal seorang CEO tempatnya bekerja sudah biasa, bahkan Arabella juga merasakan sifat luar biasa atasanya.

Arabella wanita cantik yang memiliki postur tubuh tak terlalu tinggi, wanita itu memiliki kulit putih dan senyum manis.

Arabella memiliki keluarga yang masih lengkap, dia juga memiliki seorang kakak, kelurga yang sederhana yang Arabella miliki hanya saja mereka tinggal di luar kota.

Ting

Bunyi pesan masuk di ponselnya, Arabella atau wanita yang suka dia panggil Bella itu mengambil ponselnya di dalam tas.

"Tunggu 10 menit, jangan masuk lift dulu."

Arabella membaca pesan itu sambil tersenyum.

"Telat, aku sudah ada di depan lift."

Setelah membalas pesan, Arabella kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas. Sambil menunggu pintu lift terbuka Arabella menatap kesekeliling. Sudah ramai dengan pegawai lainya yang juga sudah datang.

Pintu lift terbuka Arabella hendak masuk kedalam life, tapi langkah kakinya terhenti saat seseorang menarik lenganya dari belakang.

"Pindah lift sebelah!"

Terdengar suara bariton yang sangat familiar di telinga Arabella.

Tanpa menunggu lama, wanita itu menuruti perkataan bos-nya.

Tampak tak sedikit karyawan berbisik-bisik, tapi Arabella adalah sekertaris yang multi talenta membuat mereka tidak berpikiran macam-macam jika bosnya memang dekat dengan Arabella.

Selain cantik dan memiliki senyum manis, Arabella yang sudah bekerja selama tiga tahun sudah sering mendapat apresiasi dari perusahaan.

Grep

Di dalam lift hanya ada Arabella dan atasanya, pria itu langsung memeluk Arabella saat pintu lift sudah tertutup.

"Maaf semalam aku tidak jadi datang." Ucap pria yang memeluk tubuh Arabella dari belakang, mencium aroma rambut Arabella yang sudah seperti aroma terapi untuk dirinya, aroma yang menenangkan.

Arabella hanya tersenyum, wanita itu membalas pelukan dengan mengusap lengan kokoh pria itu yang melingkar di perutnya.

"Memangnya kamu kemana? padahal aku sudah menyiapkan makanan kesukaan mu." Jawab Arabella dengan lembut.

Maher mengurai pelukannya dan membalik tubuh Arabella untuk berhadapan dengannya, pria itu menangkup kedua sisi wajah Arabella dengan kedua tangan besarnya.

"Mama menyuruhku pulang, dan aku menginap dirumah." Jawabnya dengan jujur.

Arabella hanya tersenyum, dirinya memaklumi karena selama dua tahun ini Maher memang sering menghabiskan waktu dengannya di apartemen, pulang jika pria itu mendapat teror dari ibunya.

Keduanya saling bertatap, perlahan Maher mendekatkan kepalanya dan meraih bibir merah seperti cheri Arabella.

Keduanya saling menyesap daging tak bertulang yang sudah dia menjadi candu masing-masing semenjak dua tahun terakhir.

Emphh

Arabella memukul dada Maher saat wanita itu kesulitan untuk bernapas, dan saat Maher melepaskan ciumannya, bertepatan dengan pintu lift yang terbuka.

Maher tersenyum puas, melihat bibir Arabella yang semakin merah dan bengkak, rasanya begitu manis.

Keluar dari pintu lift, Arabella berjalan jaga jarak dari Maher yang berjalan di depannya, wanita itu menunduk dengan jantung yang masih berdebar kencang. Napas Arabella pun masih memburu tapi ada senyum kecil yang terbit dari sudut bibirnya.

"Maher Malik Adhitama." Gumam dengan hati selalu berdebar ketika menyebut nama pria yang sudah mengisi hatinya.

Ada yang ingat Maher Malik Adhitama???

.

Assalamualaikum reader kesayangan author, hadir lagi dari karya baru dari author 🤗 jangan bosan untuk beri dukungan, karena tanpa kalian tidak ada author remahan ini😘

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian sayang 😘😘 Dan dukung terus karya author LAUTAN BIRU 💗

Sayang

"Ara, ke ruangan saya dan bawa berkas dari KLs."

Ucap seseorang dari seberang telepon kantor.

"Baik pak."

Arabella, Bella atau Ara mengambil berkas yang di minta atasanya, wanita cantik itu mengetuk pintu sebelum masuk keruangan atasanya.

Arabella menautkan kedua alisnya saat melihat ruangan Maher kosong, wanita itu tidak melihat siapa-siapa di dalam sana.

"Maher!" Panggil Arabella sambil melangkah maju, jika hanya berdua keduanya hanya memanggil nama atau kata sayang yang biasa mereka lakukan.

Grep

Sebuah pelukan dua lengan kokoh melingkar di perutnya, Arabella sempat terkejut namun hanya sesaat setelah mendengar suara Maher.

"Kepalaku pusing sekali, pekerjaanku banyak." Ucap Maher dengan suara parau disertai hembusan napas panas di leher Arabella.

Arabella hanya mengulas senyum. "Istirahat, lain kali jangan telat makan." Ucapnya sambil membalikan badan.

Kini keduanya saling berhadapan, Arabella menyentuh wajah Maher yang selama dua tahun ini mengisi hatinya, bahkan Arabella rela memberikan apa yang dia miliki untuk pria yang memang sangat dia cintai. Katakanlah dirinya bodoh karena terlalu cinta dan terperdaya oleh pesona seorang Maher Malik Adhitama, karena memang itulah kenyataanya. Arabella sudah dibutakan dengan cintanya.

"Aku akan kembali sehat, jika aku mendapatkan vitaminku, sudah dua hari aku berpuasa." Ucap Maher dengan wajah memelas.

Arabella dan Maher memang memiliki hubungan kekasih, keduanya sudah tinggal di apartemen yang sama, apartemen Maher yang dia berikan untuk Arabella kekasihnya yang menemani Maher selama dua tahun ini.

"Nanti malam datanglah, aku akan memasakkan makanan yang kamu sukai." Arabella mengusap wajah Maher.

Maher tersenyum, hatinya menghangat setiap Arabella menunjukan perhatiannya.

"Tentu, aku akan datang."

Maher langsung menyambar bibir ranum Arabella, melumatt dan menyesapnya dengan penuh gairah saat tautan bibirnya terbalas.

Napas keduanya memburu, dan Maher langsung mengangkat tubuh Arabella, membawanya masuk kedalam ruang pribadi.

.

.

Arabella menunggu Maher dengan senyum manis diwajahnya. Di atas meja tersusun dengan rapi dan cantik, bahkan terlihat romantis, sebuah kue beserta lilin yang ada di atasnya. Arabella merayakan ulang tahun Maher dan menunggu pria itu datang seperti biasa.

Arabella menyiapkan semua seperti satu tahun yang lalu di mana Maher begitu bahagia sampai terharu melihat Arabella menyiapkan kejutan kecil untuknya, dan malam ini Arabella berharap jika Maher akan lebih bahagia dengan kado yang akan dia berikan.

"Semoga dia senang dengan apa yang akan aku berikan."

Arabella menatap jam di dinding, apartemen yang sudah dia sulap menjadi tempat romantis di mana Arabella akan membuat ulang tahun Maher akan berkesan. Tapi melihat jam yang sudah di angka sebelas membuat Arabella sedikit merasa kecewa dan sedih. Karena mungkin Maher tidak akan datang malam ini, padahal pria itu sudah berjanji.

"Kenapa akhir-akhir ini dia selalu ingkar." Gumam Arabella dengan wajah sendu.

Semakin lama menunggu, waktu semakin berjalan, kini jam sudah menunjukan pukul dua belas lewat, dan tidak ada tanda-tanda Maher akan datang.

Arabella memilih untuk beranjak dari kursi yang sejak tadi dia duduki, matanya sudah tidak tahan ngantuk dan badannya juga sudah cukup lelah, Arabella memutuskan untuk istirahat.

.

.

Di depan pintu apartemen pribadi Maher, pagi-pagi sekali Arabella sudah berdiri, wanita itu membawa kue yang semalam dia siapkan. Selain itu Arabella juga ingin melihat keadaan Maher, kenapa pria itu bisa melupakan janjinya.

Suara bel apartemen berbunyi, Arabella sudah merasakan jantungnya berdebar kencang. Dirinya akan memberikan hadiah kejutan untuk sang kekasih.

Menunggu, Arabella sabar menunggu sampai pintu terbuka. Dan Arabella cukup terkejut siapa yang membukakan pintu.

"Maaf cari siapa?" Tanya seorang wanita cantik dengan memakai handuk kimono.

Dada Arabella terasa sesak, tapi otaknya masih bisa berfikir dengan jernih.

"S-saya cari pak Maher." Jawab Arabella sebisa mungkin terlihat biasa saja, meksipun pikiranya sudah dipenuhi dengan banyak prasangka buruk.

"Oh, tunggu. Kamu siapa dan dari mana?" Tanya wanita itu lagi sambil mengamati Arabella dari atas sampai bawah.

"Saya sekretarisnya, dan saya hanya ingin mengantar ini." Arabella menyodorkan kue dalam kotak yang dia bawa.

"Ah, ternyata kau juga ingat ulang tahunnya." Ucap wanita itu setelah melihat kue didalamnya karena terdapat bungkus transparan.

Arabella hanya tersenyum kaku, kepalanya sudah banyak pertanyaan dan asumsi buruk dengan kekasihnya.

"Sayang! ada sekertaris yang mencari mu!"

Dada Tiara seperti di hantam bongkahan batu besar, kedua matanya memanas.

"Sayang?" Lirihnya dengan sesak di dada.

Calon suami

"Ada apa?" Maher datang dengan pakaian lengkap dan rapi, pria itu sepertinya akan pergi.

"Sekertaris mu, mengirim ini." Wanita cantik itu menyodorkan kotak kue di depan Maher.

Maher tertegun, wajahnya mendadak kaku mendengar ucapan calon tunangannya.

"Ara." Gumam Maher, yang langsung keluar dengan tergesa.

"Sayang! kau tidak pamit padaku?" Teriak wanita yang sudah dijodohkan dengan Maher.

"Dia itu." Gerutunya sambil menaruh kotak kue di atas meja.

Karina mengambil pakaian yang tadi kotor karena terkena noda makanan, wanita itu mencuci pakaiannya karena tidak memilki ganti, Maher memberikan handuk kimono pada Karina. Sedangkan dirinya bersiap untuk berangkat bekerja karena harus keluar kota pagi ini bersama Arabella.

Sedangkan di tempat berbeda, Arabella merasakan sesak di dada. Wajahnya sudah basah dengan air mata, sepanjang jalan ke kantor Arabella menahan air matanya agar tidak jatuh. Dan kini dirinya bisa menangis sepuasnya di dalam toilet.

Arabella menumpahkan tangisnya dengan rasa sakit yang didada, dirinya tidak menyangka jika Maher memiliki wanita lain selain dirinya.

"Kenapa rasanya sakit sekali tuhan." Tangannya mencekram dadanya yang terasa begitu sesak. Rasanya sangat sulit untuk bernapas.

Kenangan bersama Maher berputar di kepalanya, perlukan manis dan hangat Maher membuat dirinya gelap mata. Arabella pikir Maher adalah pria baik seperti yang dia pikirkan, tapi nyatanya pria itu tak lebih dari seorang pria baji*ngan.

Dirinya tertipu dengan kebaikan Maher selama ini, dan itu kerena dirinya begitu bodoh.

"Mbak Bella ini berkas yang di minta pak Maher." Seorang staf wanita memberikan berkas yang di minta atasanya.

"Berikan saja langsung, aku banyak pekerjaan Des." Jawab Arabella beralasan.

"Tapi mbak-"

"Ara keruangan saya sekarang!"

Keduanya terkejut saat pintu ruangan CEO terbuka kasar dan suara keras atasan mereka yang tiba-tiba.

Brak

Di tambah Maher yang membanting pintu saat menutupnya.

"Tuh mbak, pak bos ngamuk saya ngak berani masuk." Desi langsung meninggalkan berkas diatas meja Arabella dan berlalu pergi.

Arabella menghela napas, meksipun dadanya kian sesak tapi dirinya butuh pekerjaan ini.

Dengan berat hari Arabella masuk keruangan Maher, wanita itu masuk dengan santai seperti tidak pernah terjadi sesuatu.

"Ini berkas yang anda minta. Dan satu jam lagi kita akan-"

Arabella berdiri mematung saat melihat tatapan tajam Maher yang pernah dirinya lihat saat pertama kali masuk kerja.

"Kita akan ke kota B." Lanjutnya dengan sebisa mungkin, biarpun napasnya sudah mulai sesak.

Maher mengambil berkas yang diberikan Arabella, pria itu melihatnya sebentar lalu berdiri dan mendekati Arabella.

Arabella membuang wajahnya, saat Maher menatap matanya. Arabella sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Ara aku-"

Brak

"Sayang, kau meninggalkan ini." Karina masuk tanpa permisi.

Arabella mengusap wajahnya yang tiba-tiba basah, sedangkan Maher Menatap Karina yang masuk tanpa permisi.

"Kenapa kamu kesini?" Ucap Maher dengan nada santai, tidak ada kemarahan di wajah pria itu.

"Aku mengantarkan ini, kau lupa tidak memakai dasi mu." Ucap Karina dengan senyum manis.

"Jika di kantor kau harus terlihat rapi, tapi penampilanmu tadi malam juga sangat menawan." Ucap Karina sambil memasangkan dasi di leher Maher.

Sontak mendengar ucapan wanita itu, Arabella menatap Maher sekilas, dan pria itu hanya diam menerima Karina memasangkan dasinya.

Tadi Maher melupakan dasinya, dan jasnya pun tidak dia pakai. Lantaran mendengar terikan Karina yang memanggilnya.

Arabella yang menahan rasa sakit didada. Segera pergi dirinya benar-benar tidak tahan melihat kedekatan Maher dengan wanita lain.

"Eh, kamu!"

Arabella berhenti di ambang pintu, matanya terpejam sesaat.

"Saya nona." Sapanya setelah berbalik. Arabella menampilkan senyum terpaksanya.

"Ya, kamu yang tadi datang ke apartemen." Ucap Karina. "Terima kasih sudah mengingat ulang tahun calon suamiku." Katanya dengan senyum manis.

Arabella manatap Maher yang juga menatapnya. "Sama-sama nona." Setelah itu Arabella pamit pergi.

Dada Maher terasa nyeri saat melihat tatapan kekecewaan yang Arabella tunjukan padanya.

"Ara." Gumam Maher dengan perasaan tak menentu.

.

.

Jangan lupa tinggalkan jejak dukungan kalian 😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!