NovelToon NovelToon

Thirst

si aduhai

Seorang Wanita cantik sedang berjalan di sebuah lorong sebuah rumah sakit, dia tampak begitu bersedih.

"Bagaimana Maya, apa hasil pemeriksaan dari dokter?" tanya Silvi yang menemani temannya itu.

"Aku kehilangan bayi ku, dunia ku hancur Silvi," tangis wanita itu

Dia adalah Maya Wulansari, seorang wanita yang baru saja di berpisah dari suaminya.

Dan karena pertengkaran mereka, dia harus kehilangan bayi yang sedang dia kandung.

"Sudah Maya, mungkin ini yang terbaik untuk mu dan cdlon andk mu, dari pada dia lahir dan akan mendapatkan kemalangan,lebih baik seperti ini jalannya, dan tolong jangan frustasi ya,karena kamu itu berharga," kata Silvi yang menguatkan temannya itu.

"Terima kasih Silvi, mungkin jika tidak ada kamu, mungkin aku sudah tak tau mau jadi apa,"

"Ya sudah sekarang kita pulang yuk, karena besok kita harus tetap membuka restoran kita, karena tak ada waktu libur," kata Silvi.

Ya mereka berdua memiliki sebuah usaha bersama, yaitu sebuah cafe serta juga pencucian motor dan mobil.

Lebih tepatnya cafe milik Silvi dan tempat cuci mobil itu milik Maya yang dia buka dengan uang yang dia miliki dari berjualan makanan online.

Bahkan Car wash itu sangat laris karena memperkerjakan beberapa wanita juga di sana.

Meski Maya jarang di tempat miliknya itu, karena dia fokus berjualan dagangan online di rumah kontrakannya.

Dia tak memiliki siapapun kecuali Silvi sebagai temannya dan juga dua orang karyawan yang selalu membantunya.

Siang itu setelah dari rumah sakit, Maya memutuskan untuk beristirahat karena kondisinya yang benar-benar sangat lemah.

Silvi merasa kasihan melihat temannya itu, tapi dia tak bisa melakukan apapun untuk menghibur wanita itu.

"Apa kamu membutuhkan sesuatu Maya, atau mau makan apa biar aku pesankan ya," tanya Silvi.

"Tidak usah Mak, aku hanya ingin tidur dulu dan istirahat, besok pekerjaan ku sudah menumpuk, dan lagi aku harus mulai move on melupakan pria brengsek itu," kata Maya.

"Baiklah, karena kamu sudah menghina mantan suamimu, Mala aku yakin kamu sudah sehat sepenuhnya," kata Silvi yang memilih pergi.

Wanita itu tidak pulang dulu, melainkan membelikan beberapa jenis roti dan camilan untuk Maya.

Dia mengantarkan lagi sebelum benar-benar pergi dari kontrakan itu.

Sedangkan Maya malah teringat dengan semua yang dia alami selama lima tahun pernikahannya.

Dia ingat benar bagaimana perlakuan jahat suaminya itu padanya, atau lebih tepatnya pengabaian terhadap dirinya.

Maya ini bisa di bilang memiliki paras cantik dengan bentuk tubuh yang begitu sempurna.

Bagaimana tidak bagian atas saja berukuran besar dan bagian bawah juga tak kalah menggoda.

Dengan kulit putih bersih dan rambut panjang hitam cukup lebat, dan memiliki lesung pipi yang makin membuatnya begitu cantik dan manis.

Tapi kesempurnaan itu seperti tak berguna bagi suami wanita itu, pria bernama Chozin yang meminangnya itu.

Seperti memiliki kelainan dalam hubungan suami istri, pria itu tak bisa membuat Maya senang saat berhubungan.

Dan sering kali, Maya harus memuaskan dirinya sendiri dengan berbagai cara.

Seperti malam ini, dia lagi-lagi di buat kecewa oleh suaminya itu, "mas.. mulai besok bisa kita ikut kelas senam kegel untuk kesehatan," ajak wanita itu yang ingin suaminya seperti pria normal lainnya.

"Kamu kira aku itu pengangguran, kenapa aku harus ikut begituan, lagi pula aku masih sehat kok," jawab pria itu yang sudah menikmati rokoknya.

"Maaf..." kata Maya yang merasa sedih.

"Seharusnya kamu yang mengikuti kelas itu, karena tubuh mu kendor semua, lihatlah tubuh bagian atas mu itu, cih begitu tak menarik," kesal Chozin yang langsung pergi keluar dari kamar dan memilih untuk duduk di depan tv.

Sedangkan Maya berdiri dan melihat tubuhnya di depan cermin, dia ingat banyak orang yang memuji dirinya.

Tapi kenapa suaminya sendiri menghinanya, apa memang dirinya sudah tak menarik lagi dan tak enak.

Mulai dari malam itu,Maya mulai jerawat diri dan ikut senam di salah satu gym yang baru di buka di daerahnya.

Chozin ini bekerja di luar kota jadi pria itu pulang Sabtu dan Minggu saja, selebihnya di habiskan untuk bekerja di kota tempatnya merantau.

Maya pun bebas untuk mengikuti kelas gym itu, bahkan saat Maya mendaftarkan diri, membuat pelatih gym itu panas dingin.

"Maaf mas Rudi,apa aku bisa mulai hari ini, tapi dku butuh bimbingan dari orang yang sudah berpengalaman," kata Maya.

"Oh iya tentu saja, biar aku yang membimbing mbak Maya, tapi sebelum itu tolong ganti baju dulu ya," kata Rudi yang menunjukkan ruangan ganti.

Sedang mawar yang bertugas menjadi resepsionis pun menertawakan Rudi yang gelagapan mendapatkan durian runtuh begitu.

"Semangat mas Rudi, dan jangan sampai tuh Joni ikut semangat, kasihan nanti dia takut," kata mawar menggoda pria itu.

"Tutup mulut mu, fokus dengan pekerjaan mu," kesal Rudi.

Akhirnya wanita cantik itu keluar dari ruang ganti dengan mengenakan kaos ketat dan juga leging selutut.

Otomatis Rudi melongo melihatnya, bagaimana tidak, wanita secantik itu bisa daftar di tempatnya.

Dan saat mereka melakukan pemanasan, beberapa kali Rudi mencuri pandang ke arah tubuh aduhai Maya.

Mereka ini mulai melakukan latihan untuk membentuk dan mengencangkan otot bagian tubuh atas terlebih dahulu, setelah dua puluh menit, mereka berdua mengambil jeda.

setelah itu lanjut dengan bagian otot tubuh bagian bawah, dan saat itu Rudi benar-benar seperti dapat siksaan.

Bagaimana tidak, dia harus menyaksikan wanita cantik itu melakukan olahraga dengan tubuh penuh keringat dan makin menambah keseksian Maya

Akhirnya satu jam terlewati, dan Maya sudah selesai untuk hari itu, setelah mandi dan berganti baju dengan pakaian santai.

Dia menghampiri Rudi yang sedang ngobrol dengan mawar, "mas Rudi terima kasih ya sudah di bantu, sampai ketemu lagi besok ya mas, kalau begitu saya permisi ya," kata Maya tersenyum manis.

"Iya mbak," jawab Rudi yang masih tak percaya ada bidadari yang masuk ketempat nya.

"sudah itu ilernya hapus dulu, sampai netes gitu, tenang saja dia mengambil member VIP, jadi mas Rudi nanti bisa sendkin sering ketemu, dan lihatlah aku menemukan Ig dan facebooknya, ternyata dia begitu aktif di media sosial, dan dia bahkan mengabadikan momen sebelum mulai olahraga, mau gak?" tawar mawat yang berhasil membuat Rudi penasaran.

"Jika aku punya istri modelan begini, tak akan aku biarkan dia ke tempat gym sendiri, pasti tak Kurung di kamar," kata Rudi yang membuat mawar tertawa.

"Itu sih mau mu mas, tapi aku yakin dia hanya perlu duduk manis di rumah karena kamu akan menjadi pelayannya,"

"Tak masalah, karena istri seperti ini jarang bisa di miliki," kata Rudi jujur.

bersama yang lain.

Tanpa terasa sudah sebulan Maya selalu datang ke tempat gym, kadang berangkat sendiri kadang bersama Silvi yang menemaninya.

Tapi hari ini dia tak datang, karena dia ingin memberikan kejutan pada suaminya yang sedang bekerja di kota.

Ya dia dan Silvi ada urusan ke Surabaya, sesampainya di kota mereka menyelesaikan semua urusan terlebih dahulu.

"Jadi yakin kita mau mampir nih?" tawar Silvi.

"Boleh ya, aku sudah rindu mas chozin, ya setidaknya aku hanya ingin memeluknya," kata Maya.

"Baiklah, Padahal kamu mau berhubungan dulu juga silahkan, toh dari cerita mu, kalian pasti akan menyelesaikannya tak sampai atau lebih dari lima menit," kata Silvi mengejek temannya itu.

"Sialan kamu," Kata Maya tersenyum.

Ya mau bagaimana lagi, itu memang benar, di tambah Silvi ini menjadi tempat curhat sahabatnya itu.

"Baiklah, ayo kita berangkat ke mes suamimu, pasti sudah pulang kan," kata Silvi yang bangkit dari kursinya.

Akhirnya mereka menuju ke tempat kerja Chozin, sesampainya di sana, awalnya mereka berdua tak di izinkan masuk ke dalam tempat tinggal yang di sediakan perusahaan itu.

Tapi akhirnya di perbolehkan saat Maya menunjukkan buku nikahnya, dan di sanalah Silvi kaget karena wanita itu membawa buku nikah kemana-mana.

"Kita tunggu di sini, kamu yakin kok kita kayak perampok ya, udah masuk saja toh itu motor juga sudah di teras," kesal Silvi.

"Iya deh iya..."

Akhirnya keduanya masuk kedalam mes milik Chozin yang tak di kunci, tapi saat membuka pintu, betapa terkejutnya Maya.

Karena Mendengar suara ******* yang begitu keras dari suaminya, dan dia terkejut saat melihat suaminya sedang berhubungan dengan seseorang.

Maya dan Silvi tak habis pikir, dan memutuskan untuk pergi dari sana setelah melihat apa yang terjadi.

Sekarang dia mengerti kenapa selalu saja di hina terlalu becek dan tak nikmat, ternyata memang suaminya saja yang punya kebiasaan mengerikan.

"Kita pulang,kamu urus perceraian saja, buat apa punya suami begitu,jijik..." kata Silvi yang tak terima temannya itu di lukai.

Terlebih pria itu selalu menghina Maya yang sempurna, nyatanya dia sendiri yang tak berguna.

"Tapi Silvi .."

"Tidak usah tapi-tapian, ceraikan saja setelah itu periksa ke dokter untuk mengetahui kamu ketularan virus atau tidak," panik Silvi yang takut temannya itu kenapa-kenapa.

Mereka berdua pun pulang, Maya akhirnya memutuskan untuk pergi dari rumah mertuanya.

Dia tak mengatakan apapun, dan memilih tinggal bersama Silvi dulu di rumah wanita itu

"Gila Beb, ternyata suamimu anj**g banget, bisa-bisanya istrinya yang aduhai dan pulen di selingkuhi dengan orang berbentuk begitu, belum lagi mulut mertua mu itu ugh... Pingin tak rujak,sudah sekarang nikmati hidup mu, lihat aku bebas tanpa kekangan untuk pernikahan," kata Silvi.

"Ya kamu benar, sekarang aku mau bebas menikmati hidup ku, dan mencari pria yang kuat seperti katamu, yang kuat goyang sampai pagi, ha-ha-ha" kata Maya tertawa.

Tapi semua ternyata tak semudah yang maya bayangkan, bagaimana tidak, perpisahannya dengan Chozin berjalan alot.

Karena pria itu menuntut pembagian harta yang berupa dua motor yang nyatanya atas nama Maya dua-duanya.

Bahkan ibu Mertua dari Maya juga meminta dia ganti rugi atas semua makanan yang di nikmati Maya.

Silvi yang menemani temannya itu tak habis pikir, tentu saja itu di tolak majelis hakim, dan sudah di tunda lagi karena Chozin yang melakukan pemukulan terhadap Maya.

Sekarang Maya ada di rumah kontrakannya sendiri, dia sekarang sudah mandiri.

Dia ingat betul di beri modal oleh Rudi yang menjadi pelatihnya di gym.

"Ah aku merindukan mas Rudi, pria itu perginya lama sekali, padahal aku sudah merindukannya," gumam Maya yang kesal sendiri.

Sedang di rumah Silvi, wanita itu sedang menikmati goyangan kekasihnya.

Saat telpon dari Maya masuk, "sayang ponsel mu bunyi,"

"Aku tak mau menjawabnya, aku mau fokus dengan ku, karena kamu terlalu lama meninggalkan aku di sini, jadi kamu harus membuatku puas semalaman..." kata Silvi.

Tapi dengan iseng, Rio kekasih Silvi ini menjawab ponsel kekasihnya itu dan mengunakan loud speaker agar Silvi bisa menjawab telpon itu.

"Halo Silvi, kamu kemana sih,aku bosen nih di rumah, ayo kita keluar," ajak Maya.

"Tu- tunggu... Aku tak bisa... Aku sedang bersama Rio, dan kami sedang em..."suara Silvi yang membuat Maya mematikan telponnya.

"Sialan ya dua orang ini,sudahlah aku ke gym saja, karena ini hari Jum'at biasanya akan tutup pukul sepuluh malam," kata Maya yang bergegas pergi.

Ya pukul tujuh malam dia sudah sampai di tempat gym milik Rudi dan ternyata sangat ramai.

Dia pun mengganti baju dengan baju olahraga super seksi, ya meskipun baru saja mengalami keguguran.

Dia tak mau duduk manis di rumah,dia memilih beraktifitas sambil melupakan semua masalahnya dengan mantan suaminya.

Dia melatih otot bagian atasnya, saat beberapa pria mendekat,Maya memilih menjauh karena sedang tak mood untuk menanggapi hal seperti itu.

Mawar yang melihat Maya, memanggil wanita itu dengan gerakan tangan.

"Ada apa memanggil ku?" tanya Maya bingung.

"Buat mbak cantik, oh ya pak bos bilang katanya jangan sering-sering ke gym jika dia tak ada," kata Mawar tertawa.

"Bilang padanya, aku sudah bersih tadi siang, jadi sekarang waktunya cari pacar, jika bos mu mau dengan ku minta dia cepat pulang," kata Maya yang tanpa sadar di dengar Rudi.

Pria itu kaget mendengar ucapan Maya, dia tak ingin kehilangan Maya terlebih wanita itu sudah diberi hadiah begitu banyak.

"Begitu ya,oke nanti aku akan bilang padanya," jawab Mawar.

Maya memilih melanjutkan olahraga,setelah selesai dia bersih-bersih dan akan memilih pulang.

Saat seseorang menghentikan motornya, dia adalah seorang pria berbadan tegap dan merasa tertarik padanya.

"Mau apa?" tanya Maya ketus

"Boleh minta waktunya untuk makan malam,jika tidak mau untuk nongkrong sambil ngopi saja," tawar pria itu.

"Maaf tapi suami ku sudah menunggu di rumah, jadi aku harus pergi, dan satu hal lagi yang boleh aku sarankan padamu,jika ingin menggoda wanita, pastikan anda memakai parfum ya, agar tak terlalu menganggu," ketus Maya yang kemudian pergi dari sana.

Pria itu hanya diam dan merasa senang karena maya perhatian padanya.

Padahal niat Maya ingin menyingkirkan pria itu karena aroma tubuhnya yang tak sedap di cium.

"Aku paling tak suka dengan orang yang tak bisa menjaga kebersihan tubuhnya, dan sekarang aku harus melakukan apa karena bosan," gumamnya kesal.

Dia memutuskan untuk pulang dan tidur, dan besok dia harus mulai bekerja merapikan semua pesanan online miliknya.

masih peduli

Suasana pagi ini sedikit mendung dan itu membuat siapapun akan malas berkegiatan.

Begitupun dengan Maya, wanita itu masih menggulung dirinya di balik selimut.

Tapi wanita itu kaget saat tiba-tiba pintu rumahnya di ketuk, "ya Tuhan siapa yang menganggu pagi begini, memang tak tau ini hujan ya," kesalnya yang terpaksa bangun dari tidurnya.

Ternyata itu adalah anak buahnya yang bernama Vivi, bahkan wanita itu keluar dengan muka masih acak-acakan.

"Apa sih Vi... Kamu tumben ganggu, biasanya juga tetap ngemas barang meski aku tak datang ke bawah," kata Maya yang masih berusaha untuk bangun.

"Maaf deh mbak, habis di bawah ada tamu, dia itu pria ganteng badannya bagus," kata Vivi.

"Siapa namanya?"

"Lah aku lupa tak tanya," jawab Vivi.

"Dasar gadis ini, kalau begitu suruh dia tunggu dulu dan buatkan minum, dan sampai aku turun itu mantan suamiku, habis kamu," kata Maya yang masuk kedalam kamarnya.

Ya wanita itu memang mengontrak sebuah ruko,bagian bawah di gunakan untuk semua barang jualannya.

sedang di lantai dua di gunakan sebagai kamar dan ruang santai khusus untuknya dan para karyawan.

Ya kalau ada tamu hanya di temui di bawah karena hanya orang tertentu yang bisa naik ke lantai dua tempat itu.

Vivi turun dengan cepat, "maaf ya mas,mbak Maya sedang mandi sebentar, sambil nunggu mau minum apa?" tanya gadis itu dengan sopan.

"Kopi saja,tapi tanpa gula ya," kata Rudi yang memang menyukai kopi hitam pekat.

"Baiklah tunggu sebentar ya, dan Lusi apa semua resi sudah kamu pisahkan mana yang harus di kirim dulu,jangan sampai salah,bisa habis nanti kena omel," kata Vivi yang pergi ke arah dapur.

"Tenang saja, aku juga bukan pegawai amatir kali," kesal gadis itu

"Terserah dirimu saja," kata Vivi yang membawa kopi hitam dan sepotong kue klepon.

Rudi kaget mendapatkan suguhan seperti ini, padahal dia sudah meminta Maya untuk mengurangi gula.

Tapi nyatanya, wanita itu tetap saja menyukai kue manis seperti ini, dan kopi juga cukup seleranya.

Sambil menunggu wanita itu turun dari lantai dua, dia memilih mengerjakan beberapa pekerjaannya yang kemarin masih belum selesai.

Ya dia sebenarnya ada pekerjaan untuk mengawasi perkebunan dan pabrik milik keluarganya yang berada di luar kota.

Tapi mendengar ucapan dari Maya yang ingin mencari pria lain, membuat dia buru-buru pulang.

Dan disinilah dia sekarang, di tempat wanita yang begitu membuatnya penasaran,bahkan yang berhasil membuatnya memberikan modal untuk membuka usaha besar.

Dari lantai dua terdengar suara langkah kaki turun, dan wanita itu turun dengan hanya mengenakan daster kain.

Tapi tak menutupi kecantikannya, Maya masih fokus dengan ponselnya yang mengirimkan pesan pada temannya Silvi.

"Ya elah nih orang kalau sama pacarnya tak pernah ingat temannya ini, katanya mau ke cafe untuk melihat pemeriksaan rutin," gumamnya yang akhirnya sampai di lantai bawah ruko itu.

"Mbak itu tamunya udah nunggu lumayan," protes Lusi.

"Ya maaf... loh kok, aduh aku pakai daster lagi, kenapa sudah pulang, katanya masih tiga Minggu lagi," kata Maya yang mendekati Rudi.

"Karena aku kangen kamu," kata Rudi yang langsung memeluk Maya.

Tentu saja dengan senang hati Maya membalas pelukan itu, dan membuat kedua pegawainya bengong.

Pasalnya wanita itu baru saja bercerai, tapi sudah punya kekasih yang lebih laki-laki dari mantan suaminya.

Bagaimana tidak lebih jantan, badan berotot kekar dan wajah tampan dengan kulit bersih meski sawo matang.

"Aku merindukan di cantik ini, apa kita bisa bicara berdua saja," bisik Rudi yang tak nyaman dengan tatapan dua pegawai dari Maya itu.

"Baiklah mas, kita ke atas saja,dan kalian nanti jika ada tamu bilang aku tak ada, kecuali tamunya si cerewet langsung suruh naik ya," kata Maya.

"Siap mbak, dan jika bisa tolong jangan membuat suara-suara aneh ya," kata Vivi yang tersenyum saja.

"memang kenapa,kamu pingin nanti ya, kalau begitu cari pacar sana," kata Maya yang menarik Rudi ke lantai dua.

Sesampainya di lantai dua, Maya mulai menyalakan tv dengan suara cukup keras.

Dan mendorong Rudi kedalam kamarnya, agar tidak ada yang mendengar percakapan mereka.

Dia pun melepaskan jaket yang dia kenakan, dan memilih duduk di kasur busa di ata lantai yang berukuran cukup besar itu.

"Jadi kenapa Kamu ingin mencari pacar lagi, padahal aku sudah antri nomor satu saat kamu sudah sah bercerai, apa aku kurang menunjukkan keseriusan ku," tanya Rudi yang merebahkan dirinya santai.

Tanpa di duga, Maya malah ikut merebahkan diri di samping pria itu dan mulai menyentuh bibir Rudi dengan jari lentiknya.

"Karena aku butuh kekasih yang bisa membahagiakan ku, bukan seperti mantan suamiku yang selalu menghina ku, dan bilang bentuk tubuh ku jelek, ternyata dia suka batang, terus aku menikah selama ini pun hanya mendapatkan siksaan batin asal kamu tau," kata Maya yang jujur pada Rudi.

"Tentu saja aku bisa memberikan mu apa yang kamu inginkan," jawab Rudi yang langsung mengecup bibir seksi Maya.

Rudi pun melepaskan kaos oblong yang dia kenakan,melihat tubuh indah di depannya.

Maya langsung mendorong Rudi dan mulai mendudukinya, dia pun mulai memberikan kecupan pada pria itu.

Rudi tak mengira jika wanita yang tiga bulan ini dekat dengannya, begitu agresif dan bahkan begitu pintar memanjakan.

Bahkan Maya tersenyum saat berhasil membuat Rudi tak berdaya dengan tatapan matanya.

Rudi mengambil pengaman yang ada di dompetnya, tapi Maya berhasil merebutnya, "ini bagian ku sayang, biar aku yang memasangnya," kata Maya dengan suara yang begitu menggoda.

Pagi itu akhirnya, mereka melakukan olahraga panas yang begitu dahsyat, entah berapa banyak pengaman yang di gunakan.

Setelah puas keduanya tidur sambil berpelukan erat, "kamu wanita yang sangat hebat dalam hal seperti ini,aku bahkan tak mengira stamina mu begitu bagus sayang,"

"Aku juga tak menyangka jika kamu begitu perkasa, dan itu penting untuk ku," kata Maya yang memberikan ciuman sekilas di bibir Rudi.

Silvi datang bersama Rio, saat keduanya masuk, dia kaget karena hanya melihat dua karyawan dari Maya tapi wanita itu tak kelihatan batang hidungnya.

Bahkan di parkiran ruko juga ada mobil berwarna hitam tapi dia tak tau mobil siapa itu.

"Vivi.. Lusi, mana Maya, kok kalian cuma kerja berdua?" tanya Silvi.

"Langsung naik saja mbak, mbak Maya sedang menerima tamu di lantai atas, dan semoga kalian tak melihat adegan panas ya," kata Vivi tertawa.

"Kamu gila ya, sudah aku baik dulu," kata Silvi yang mengandeng Rio baik ke lantai dua.

Dan saat sampai di lantai dua dia terkejut melihat Maya yang sedang makan bersama seorang pria sambil menonton tv.

"Ya Tuhan ku kira tamu pria siapa, ternyata bos besar yang datang," kata Silvi melihat Rudi yang memang sedikit berbeda karena rambutnya sedikit panjang

"Halo Silvi dan mas pacar kesayangan ya," kata Rudi yang menirukan Silvi memanggil Rio.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!