Sore hari yang tak seperti biasanya, dimana terlihat orang-orang yang masih sibuk di depan layar komputer mereka. Waktu sudah menjukan pukul 18:45, sudah 1 jam 45 menit yang lalu seharusnya mereka berhenti bekerja tetapi mereka terpaksa memilih untuk terus bergelut dengan layar monitor mereka. Bukan tanpa alasan, sebuah insiden yang merugikan nilai perusahaan yang membuat mereka terpaksa harus bekerja lembur untuk bertanggung jawab memperbaiki dan menghentikan kerugian agar tidak semakin besar. Semua orang terlihat sibuk di ruangan itu kecuali seorang gadis yang terlihat termenung menatap langit yang semakin gelap dari balik kaca besar yang mengelilingi ruangan.
"Al!" Seseorang menepuk pundak Alora membuatny tersadar dari lamunannya. Alora mengalihkan pandangannya dan mendapati Cassie sudah berdiri di sampingnya, entah sejak kapan.
"Malah ngelamun! Lo ga pulang?"
"Sayangnya gue harus pulang!"
"Mau pulang kapan?"
"Sekarang! Yuk pulang!" Ajak Alora sembari membereskan meja kerja dan tasnya
"Lo lupa? Gue mana bisa pulang sekarang!" Rengek Cassie
"Ahh iya, jadi lo lembur?"
"Terpaksa!"
"Sampe kapan?"
"Baru selesai deployment, dan baru bisa gue test setelah oke dari dev nya. Sekitar jam 1 atau jam 2 gue baru bisa pulang"
"Semangatt!" Bisik Alora sembari mengepalkan tangan kanannya menunjukan dukungan untuk Cassie, Cassie mengangguk lemas
"Ahhh kenapa juga pas gue baru dipindahin tim baru ada bugs nya! Kenapa coba? Gue baru pindah tim dua hari, hari ketiganya langsung ada masalah!" Rengek Cassie, Alora mengangguk-angguk sambil menepuk-nepuk pundak Cassie, tak ada cara lain untuk menghiburnya
"Semangatt!" Ucap Alora, kali ini lebih keras dari yang pertama
"Semangatttt! Yaudah lo mau pulang sekarang?" Alora mengangguk
"Yaudah, hati-hati yaa!"
"iyaaa, lo juga semangat ya! Gue pulang duluan"
"okey, see you tomorrow!"
"See ya!" Pamit Alora sambil melambaikan tangan dan berjalan keluar ruangan meninggalkan Cassie yang terlihat masih cemberut karena harus bergadang lagi malam ini. Alora melangkah keluar dari gedung perkantoran yang menjulang tinggi di tengah kota. Langit terlihat semakin gelap, lampu-lampu di sepanjang jalan berkilauan, jalanan yang ramai dan dipenuhi oleh berbagai macam kendaraan, mobil, motor, bis dan sepeda juga pejalan kaki. Alora berhenti, mengamati jalanan dan gedung-gedung tinggi di sekelilingnya. Ia mendongakkan pandangannya ke atas, mencoba mencari sesuatu atas sana tetapi lagi-lagi malam ini tak ada bintang yang terlihat atau mungkin cahaya mereka kalah terang dengan cahaya lampu gedung-gedung dan juga lampu di sepanjang jalan.
"Baiklah!" Tekadnya setelah berhasil mengambil keputusan
"Malam ini, ayo kita bersantai! Memandang langit sepuasnya, makan dan minum apapun sepuasnya, pulang semuanya, kalo perlu ayo bergadang menikmati langit malam ini! Ayo Alora!" Tekadnya. Dia kemudia berjalan melawan arus jalan yang seharusnya, dia melangkah menjauhi tujuan awalnya untuk pulang, dia memutuskan untuk pergi menikmati langit malam ini sepuasnya. Kini dia sudah sampai di tujuan barunya, sebuah cafe di lantai 9. Langit malam terlihat jelas dari tempat duduk Alora, dia memilih duduk menghadap jalanan di ujung rooftop yang dibatasi pagar kaca. Di hadapannya sudah tersaji berbagai makanan juga minuman yang siap untuk disantapnya. Alora mulai melahap hidangan itu satu persatu, sesekali dia tersenyum menikmati makanan juga pemandangan malam di hadapannya. Matanya sibuk memerhatikan langit, gedung-gedung, jalanan juga makanan di hadapannya hingga dia tidak menyadari ada sepasang mata yang terus memperhatikannya dari kejauhan. Alora mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya, mencari sebuah nama dan membuat panggilan, percobaan pertama gagal, tak ada jawaban. Alora mencoba lagi dan lagi
"Iya halo sayangku! Lo udah nyampe kos?" Akhirnya Cassie menjawab panggilan Alora setelah kelima panggilan sebelumnya tak ada jawaban
"Masih sibuk?"
"Banget, makanya gue baru sempet jawab telepon lo. Ada apa?"
"malam ini lo nginep bareng gue gmn?"
"hah? Nginep dimana? Kostan lo? Kejauhan!"
"Gue gabalik kos"
"jadi lo sekarang dimana?"
"The Hermitage"
"Hotel?"
"Sekarang di resto nya, setelah dipikir-pikir, sekalian aja gue nginep disini"
"Al, lo kenapa deh? Tiba-tiba nginep di hotel, hotel mahal lagi itu. Lo lagi bingung ngabisin uang?"
"gue lagi menikmati uang hasil kerja keras gue! Jadi lo mau nggak? Dari pada lo balik ke kos"
"huftt... oke! Ayo kita bersenang-senang malam ini!" Cassie menyetujui ajakan Alora bukan tanpa alasan, Cassie juga membutuhkannya untuk melampiaskan kekecewaannya karena seorang lelaki brengsek yang sudah menyelingkuhinya.
"Oke, nanti gue kabarin no kamarnya" Alora mengakhiri pembicaraan mereka dan kembali menyantap hidangannya. Setelah puas menikmati langit malam selama 2 jam, Alora memutuskan untuk meninggalkan restoran itu, dia berjalan menuju meja kasir hendak membayar tagihan hidangannya
"meja 13 mba" Alora memberitahu no meja nya untuk mengetahui jumlah tagihannya
"hmm, meja 13 sudah dibayar kak" ucap kasir tersebut setelah memeriksa di layar komputernya
"belum mba, saya baru aja selesai makan"
"tapi seluruh tagihannya sudah dibayar sejak 1 jam yang lalu kak"
"tapi saya belum bayar mba, saya baru selesai makan barusan" Alora yang kebingungan mencoba menjelaskan kondisinya
"berarti ada orang lain yang membayarkannya kak, mungkin teman atau pacar kakaknya"
"saya datang sendirian mba" Alora semakin kebingungan
"Baik kak, tapi untuk tagihannya memang sudah dibayar"
"mba tahu siapa yang membayarkannya?" Kasir itu menggeleng menjawab pertanyaan Alora
"Oke, makasih ya mba"
"sama-sama kak" Akhirnya mau tak mau Alora harus menerimanya, dia kemudian pergi meninggalkan restoran tersebut dengan kebingungan
"siapa dia? Kenapa dia melakukannya? Apa dia mengenalku?" Pikirannya kini dipenuhi oleh berbagai pertanyaan yang tak kunjung menemukan jawaban
***
"Bentar-bentar, jadi maksud lo ada yang bayarin tagihan lo dan lo gatau siapa orangnya?" Cassie memastikan bahwa ia tak salah tangkap dengan carita Alora
"yapp!" Alora terlihat santai menanggapi kebingungan Cassie, dia sudah cukup dengan kebingungan semalaman
"dan lo ga penasaran?"
"penasaran, awalnya. Tapi gue gatau gimana cara untuk tahu orangnya jadi gue memutuskan untuk berhenti penasaran"
"shh, temen kantor? Orang yang naksir lo? Siapa yaa?" Kini Cassie yang dipenuhi rasa penasaran
"Udahlah! Gue udah cukup merasa penasaran semaleman"
"Okee! Jadi hari ini kita mau kemana?" Cassie langsung menghentikan rasa penasarannya dan memulai topik obrolan baru
"hmm, pantai?" Saran Alora, Cassie tersenyum sambil mengangguk-angguk setuju dengan saran Alora. Setelah memutuskan pantai yang akan dituju mereka segera bersiap-siap membereskan barang-barang mereka yang berserakan, membuang sampah-sampah bekas semalam mereka berpesta, pesta yang cukup heboh walau hanya berdua tapi mereka berhasil membuat kamar tersebut bak kapal pecah. Satu jam telah mereka habiskan untuk bersiap-siap kini mereka melangkah keluar hotel, berjalan menuju halte busway terdekat. 500 meter telah tempuh untuk sampai di halte busway, beruntung udara pagi masih segar dan jalanan belum terlalu ramai sehingga mereka bisa menikmati perjalanan mereka. Kini mereka sudah duduk di kursi penumpang siap untuk menikmati perjalanan mereka.
"Siapa?" Tanya Cassie, setelah mendapati Alora sedang bertatapan dengan seseorang, seorang pria yang mengendarai sebuah mobil yang tepat berada di samping busway yang mereka tumpangi. Sebuah mobil bertipe sunroof, pria tersebut terus menatap Alora hingga lampu hijau menyala
"Alora, lo kenal?" Tanya Cassie lagi setelah pertanyaan pertamanya tak dapar jawaban
"nggak!" Jawab Alora
"yakin lo ga kenal?" Alora mengangguk
"kok aneh ya, ngapain dia liatin kamu terus"
"kebetulan aja kali" meski merasa aneh Alora tidak ingin memikirkan yang aneh-aneh, dia tidak ingin membebani pikirannya.
"apa jangan-jangan, dia naksir lo lagi!" Seru Cassie terlihat bersemangat
"hussf, jangan ngaur!"
"ya kalo nggak ngapain dia liatinn, eh mandangin lebih tepatnya, ngapain dia mandangin kamu tanpa berkedip?!"
"kebetulan, mungkin dia cuman iseng, udahlah lagian itu orang random yang kecil kemungkinan untuk bertemu lagi, jadi gausah dipikirin!"
"gimana kalo ketemu lagi?'
"lebih baik nggak!"
"Lohh, kenapa?"
"biar kita gausah berdebat!"
"Aloraaa"
"suut! Jangan berisik!" Alora segera menghentikan pembicaraan itu, tentu saja bukan karena dia tidak perduli tapi karena dia tidak ingin perduli. Saat ini pikirannya sudah tak memiliki ruang untuk memikirkan hal yang tak jelas, terlebih Alora tak mengenal sama sekali siapa pria itu.
***
"Huahhh akhirnya gue bisa menikmati weekend di tepi pantai" Cassie langsung melentangkan tubuhnya di atas pasir, Alora hanya tersenyum melihat temannya, dia kemudia duduk di samping Cassie yang terlentang
"lo lagi ada masalah Al?"
"lo yang lagi ada masalah! Gimana udah bisa mulai lupain cowo berengsek itu?"
"Ckk, lumayan lah! Setelah gue pikir-pikir sebenernya gue bisa dapet yang lebih baik, ngapain juga gue stress gara-gara cowo berengsek tukang selingkuh!" Alora tersenyum menanggapi celotehan Cassie, terlihat matanya masih membengkak karena menangis semalaman. Alora tahu Cassie tidak sekuat itu, bagaimanapun hubungan mereka sudah terjalin selama dua tahun tidak akan mudah melupakannya dalam semalam
"dan lo? Ada masalah apa? Tiba-tiba bersikap aneh gini. Pasti ada sesuatu kan?!" Alora menggeleng
"gaada!" Alora tersenyum mencoba meyakinkan Cassie
"oke, kalo lo belum mau cerita. Tapi asal lo tahu, gue selalu ada buat dengerin cerita lo!" Alora mengangguk
"thanks!" Cassie tersenyum
"okee! Ayoo kita nikmati pantai ini!" Cassie berdiri dan menarik Alora membawanya masuk kedalam air laut
"Cassie!" Alora berteriak setelah Cassie menyiram-nyiram dirinya dengan air meski begitu Cassie terus bermain dan membuat Alora semakin basah. Alora tak ada pilihan lain selain membalas Cassie, kini mereka berdua semakin basah setelah saling menjatuhkan ke dalam air laut. Mereka tertawa-tawa dan terlihat bahagia, untuk sesaat melupakan semua masalahnya. Mereka terlihat berjalan menuju sisi pantai, setelah puas bermain mereka merasa kelaparan
"tunggu disini!" Cassie berlari ke tempat awal mereka untuk mengambil barang-barang milik mereka
"perlu bantuan?" Teriak Alora
"aman!" Jawab Cassie sambil membawa barang-barang mereka
"Aloraa, di belakang!" Teriak Cassie, Alora berbalik dan tanpa bisa menghindar ia bertabrakan dengan seseorang yang berlari mundur
"Guprak..." mereka berdua terjatuh
"ahhh!" Alora memegangi sikunya yang terbentur kerikil kecil, sedangkan pria itu langsung berdiri lagi
"Sorry!" Alora mendongak untuk melihat wajah pria itu
"perlu bantuan?" Tanya pria tersebut namun Alora hanya mematung memandanginya
"Hallo!" Pria itu meninggikan suaranya, Alora tersadar dari lamunannya
"hah?"
"perlu gue bantu?" Alora menggeleng dan langsung berdiri
"Aloraaaa, lo gapapa kan?!" Cassie yang berlari sudah berada di sampingnya dan membolak-balikan badan Alora untuk memeriksanya
"yahh berdarah! lo..." Cassie hendak memarahi pria itu namun ucapannya terhenti saat dia melihat wajah pria itu
"Sorry! Perlu gue bawa berobat?"
"Gausah, luka kecil kok!" Alora menjawab tanpa melihat wajah pria itu berbeda dengan Cassie yang masih mematung memandangi wajah pria itu
"Ok! Gue boleh pergi?"
"silahkan!" Jawab Alora tanpa ragu
"Ok!" Pria itupun pergi tanpa ragu meninggalkan Alora dan Cassie
"ehh" Cassie yang baru tersadar terlambat untuk menghentikan pria itu
"kok lo biarin dia pergi gitu aja!" Protes Cassie
"terus harus gimana?"
"yaa lo minta pertanggung jawabannya kek!"
"gue juga salah!"
"tapiii..."
"udah! Yuk, gue laper!" Alora mengambil barang-barang miliknya yang dijatuhkan Cassie di pasir
"ituu... pria yang tadi pagi di mobilkan?" Tanya Cassie, memastikan bahwa penglihatannya tidak salah, Alora mengangguk tanpa ragu
Pagi di hari senin kembali membuat jalanan macet, orang-orang kembali bekerja setelah menghabiskan weekends mereka yang singkat dan sialnya pagi ini Alora terlambat bangun, dia berlarian untuk mengejar busway dan harus berdiri sepanjang perjalanan. Sesekali Alora memeriksa jam di tangannya untuk menghitung waktu tempuh perjalannya, dia tidak boleh terlambat lebih dari 30 menit dari jam masukknya. Alora menghela napas, dia merasa kelelahan tentu saja siapa yang tidak lelah setelah berlarian, rambutnya juga terlihat kusut karena memang belum ditata dengan benar, ia akan menatanya saat tiba di kantor sembari merapihkan riasannya. Beruntung jarak dari kost ke kantornya tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai. Alora segera turun dari busway dan berjalan keluar halte menuju kantor nya, jaraknya tidak terlalu jauh, biasanya hanya membutuhkan waktu 5 menit dengan berjalan kaki. Jalanan di sekitar kantor Alora terlihat masih macet, beruntung Alora tidak berangkat menggunakan ojek online, karena jika begitu dia pasti masih terjebak di tengah kemacetan. Alora kini sudah di depan kantornya, ia mengeluarkan id card dari dalam tasnya kemudian menggunakannya, dia berjalan melewati satpam dan mesin pengawas, dia kini berdiri di depan lift menunggu lift nya terbuka untuk menuju ruangannya.
"Pagiii!" Sapa Cassie begitu Alora sampai di mejanya
"Pagi!" Alora mengeluarkan laptop dan beberapa barang lainnya, dia kini siap untuk bekerja. Waktu terus berjalan pagi berganti malam lalu kembali pagi lagi, Alora menjalani rutinitasnya seperti biasanya. Meski kadang merasa bosan dia terus mengulang hal yang sama, bangun pagi, berangkat kerja, pulang kerja, tak ada yang berubah atau mungkin belum ada yang berubah.
"Hai Alora" seseorang yang awalnya terlihat ragu berjalan mendekati Alora kini sudah berdiri di hadapan Alora
"Hai kak, ada yang bisa saya bantu?" Alora yang sudah bersiap untuk pulang mau tak mau harus membalas sapaannya
"hmm, weekend ini ada waktu?" Tanyanya ragu-ragu pada Alora
"Weekend ini sudah ada rencana" meski sedikit bingung Alora menjawab tanpa ragu, walaupun sebenarnya dia sedang berbohong.
"Ohhh, oke! No problem" Pria itu sudah mengerti dengan jawaban Alora, meski dia kecewa dia tetap tersenyum, mau bagaimana lagi, dia tak mungkin memaksa Alora untuk kencan jelas-jelas dia sudah menolaknya
"oke kak, kalo gitu saya permisi pulang duluan" pamit Alora
"Oh iyaiya silahkan!" Pria itu langsung memberikan jalan untuk Alora, Alora yang sudah berpamitan tanpa ragu meninggalkan pria itu yang masih berdiri memandangi langkah Alora yang semakin menjauh
"sulit sekali!" Keluhnya
"Aloraaa, tunggu!" Cassie yang sejak awal memperhatikan mereka kini berlari mengejar Alora
"Mau langsung balik?" Tanya Cassie setelah mereka sudah di depan gedung, Alora mengangguk
"temenin gue yuk!" Cassie merangkul lengan Alora dan menariknya dengan paksa
"kemana?" Alora terpaksa mengikuti langkah Cassie
"depan" jawab Cassie dengan singkat, mereka berjalan menuju sebuah cafe yang tak jauh dari kantornya, setelah memesan beberapa menu Cassie menatap Alora
"Al, lo kenapa ga coba jalan dulu gitu, coba kenalan dulu siapa tahu cocok jangan langsung ditolak gitu!"
"Coba apa?" Alora dengan santai menanggapi celotehan Cassie
"Coba buat nerima ajakan kencan Faz tadi!"
"kencan apan sih, orang dia gabilang apa-apa"
"Aloraaa"
"Dia gaada bahas kencan Cassieee"
"ya tapi harusnya lo ngerti dong, dia nanyain weekend itu artinya dia mau ngajak ngedate!"
"belum tentu, gimana kalo dia mau minta lembur atau minta bantuan soal kerjaan atau..."
"Aloraaa!" Cassie langsung memotong pembelaan Alora
"Oke, jadi apa rencana weekend lo? Rebahan? Nonton? Tidur seharian?" Alora mengangguk sambil menyeruput minumannya
"sayangku, cantikku, gimana caranya lo dapet pacar kalo kayak gini terus?!" Kini Cassie mulai berprotes
"Siapa yang mau dapet pacar?!"
"Mau ga mau lo harus dapet! Lo mau hidup sendirian terus? Inget, lo harus..."
"Lama-lama lo kayak nyokap!" Alora langsung memotong
"Urusan itu, biar gue yang urus! Inget, gue udah pernah bilang jangan diambil pusing"
"masalahnya..."
"Masalahnya, gue gamau berdebat soal ini lagi. Oke?!"
"Okee!" Cassie menghela napas, dia terpaksa diam lagi seperti biasanya. Ini bukan kali pertama mereka mendebatkan hal yang sama tapi Cassie tak bisa menyerah, meski berkali-kali Alora memintanya tak ikut campur soal asmaranya Cassie tak ingin Alora terus-terusan menutup dirinya, meski tak tahu pasti Cassie tahu bahwa Alora tak ingin membuka hatinya karena itu dia terus menolak orang-orang yang berusaha mendekatinya
"Kenapa sih lo gamau pacaran?"
"Lo contoh nyatanya!" Alora tersenyum menggoda Cassie
"Ckk, gausah bohong! Gagalnya hubungan gue gaada sangkut-pautnya"
"Kata siapa? Justru gagal hubungan lo bikin gue sadar kalo pacaran itu emang percuma! Cuma membuang-buang waktu!"
"Gasemua cowo berengsek kayak dia Alora!"
"Lo udah nemu cowo yang ga berengsek?" Alora tiba-tiba menyerang
"Ishhh! Okeoke salah deh gue!" Cassie menghela napas lagi, ingin marah tapi yang dikatakan Alora memang benar
"tapi..." Cassie terhenti, Alora terdiam siap mendengarkan dalih yang hendak dikeluarkan Cassie
"tapi kalo misal gue berhasil, yakin lo bakal coba pacaran?"
"tapi lo ga berhasil!"
"kalo misal Aloraa! Lagian gue bukan ga berhasil tapi belum berhasil!" Cassie menekankannya, Alora tersenyum tentu dia sudah paham maksud Cassie
"gue bukan gamau pacaran" pertamakalinya Alora membahas hal ini
"tapi gue gamau punya hubungan!" Pertamakalinya juga Cassie mendengar Alora serius membahas hal ini, dan dia terdengar jujur
"kalo lo tanya kenapa entahlah, yang jelas gue gapercaya. Cinta? Gue terlalu sering menyaksikan kata cinta yang justru menyiksa. Gue pengen hidup dimana gue bisa tenang dan tanpa rasa sakit"
"sejak kapan? Siapa yang bikin lo sakit? Kenap lo baru jujur sama gue?!" Cassie tiba-tiba menangis, perkataan Alora membuatnya tak kuat lagi menahan tangis
"ehh lo kenapa?!" Alora mulai panik melihat Cassie yang tiba-tiba berlinang air mata
"Gue jahat ya? Gue terus maksa lo buat pacaran padahal lo..." Cassie tak bisa melanjutkan ucapannya karena tangisnya
"ehh ehhh kok lo malah nangis gini?! Udah dong! Nanti disangka gue yang jahatin lo lagi! Ini ini lap air mata lo!" Alora memberikan beberapa lembar tissue pada Cassie. Mereka terdiam untuk beberapa saat, Cassie yang sudah mulai tenang kembali menatap Alora
"siapa?" Tanya Cassie
"Ortu" jawab Alora tanpa ragu, Cassie mengangguk kini dia mengerti dibalik sikap dingin Alora ada luka yang begitu dalam, meski Cassie tak tahu pasti sedalam apa lukanya tapi Cassie mengerti bahwa luka itu membutuhkan banyak waktu untuk sembuh
"Thanks! And sorry karena udah bikin lo terpaksa ceritaain ini semua ke gue" Alora mengangguk lalu tersenyum
"Udah ah melownya! Kalo sampe lo nangis lagi gue tinggal!" Ancam Alora
"iyaiyaa! Udah, gue gaakan nangis lagi!"
"Lagian, lo aneh banget deh! Tiba-tiba nangis gitu, bikin gue nyesel aja udah cerita. Padahalkan itu bukan cerita yang sedih banget"
"iya gue juga gatau, tiba-tiba aja gue pengen nangis"
"jangan-jangan lo keinget si berengsek itu lagi?!" Alora menatap Cassie
"hmm, mungkin" jawab Cassie
"udah gausah dipaksaain, jalanin aja! Gapapa kalo lo mau nangis tapi jangan di tempat umum gini! Nanti gue yang disalahin" gerutu Alora
"ckckck udah mulai bawel nih lo"
"siapa yang mulai! Udahlah yuk cepet abisin makanannya, abis itu cepet-cepet balik inget besok masih hari kerja, masih ada 2 hari lagi menuju weekend"
"Okee" Mereka setuju untuk mengakhiri malam ini dengan menghabiskan pasta serta minuman di mejanya. Setelah bersantai selama beberapa menit mereka akhirnya memutuskan untuk segera pulang. Mereka berjalan keluar dari cafe itu, saat tiba di depan pintu, seorang pria yang berjalan di depan mereka tak sengaja menjatuhkan sebuah foto dari saku celananya saat dia mengeluarkan kunci mobilnya. Foto itu jatuh tepat di hadapan Alora, Alora yang melihatnya mengambil foto tersebut saat hendak mengembalikannya pria tersebut sudah tidak terlihat, entah bagaimana dia menghilang dengan cepat.
Aloran melihat foto tersebut, wajah pria di foto itu terlihat familiar
"ehhh, inikan cowo itu!" Cassie yang juga melihat foto itu menyadari siapa pria di foto tersebut, Alora mengangguk, dia sudah lebih dulu menyadarinya sebelum Cassie
"Pria dengan mobil sunroof dan pria di pantai itu, benerkan? Iya itu dia!"
"Iya! Harus kita apakan foto ini?" Cassie menggelang, setelah berpikir Alora memasukan foto itu kedalam tasnya
"lo mau bawa fotonya?"
"heem, gue bakal balikin kalo ketemu orangnya lagi"
"kenapa dia lagi?!" Pikir Alora
"aneh ga sih? Kok perasaan kita sering ketemu dia" Cassie benar, Alora juga merasakan hal yang sama
"udahlah, yuk pulang!" Namun Alora lebih memilih untuk tidak memikirkannya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!