Alea dan Alia adalah gadis yang terlahir dengan kembar identik. Sejak mereka berusia 6 bulan mereka harus hidup terpisah, karena perceraian kedua orang tuanya.
Alea sang kakak hidup berkecukupan dan bergelimang harta, dia tinggal bersama sang Ayah yang merupakan seorang pengusaha besar di kota nya. Semua keinginan Alea selalu di turuti sang Ayah. Hingga dia tumbuh menjadi pribadi yang buruk, tapi dia selalu berusaha terlihat menjadi anak yang baik di depan Ayahnya.
Berbanding terbalik dengan Alia sang Adik yang hidupnya selalu serba kekurangan. Selang beberapa lama setelah perpisahan Ayah dan Ibunya, Ibu nya jatuh sakit lalu meninggal. Alia kecil mau tidak mau tinggal dengan bibi dan pamannya. Hidup Alia selalu dipenuhi drama setiap hari, karena bibi dan sepupunya tidak menyukai nya.
Alia mengelap meja di depannya sampai licin, sambil sesekali mengusap keringat di dahinya. Alia kini telah berusia 23 tahun. Walau tidak menggunakan skin care Alia memiliki kulit putih bersih, rambut panjang yang lurus menambah cantik penampilannya. Kecantikan Alia selalu membuat teman-temannya yang lain merasa iri karena Alia selalu di goda para karyawan kantor.
"Alia, dapat salam dari Pak Azka manager," ucap Lita sewot karena jeles.
"Aku mau kerja dulu lah, ta," balas Alia datar, sambil berlalu dan mengelap kaca ruangan-ruangan Kantor.
Alia berkerja sebagai cleaning servis disebuah perusahaan. Alia sangat bersyukur ada yang mau menerimanya bekerja walau sekolah nya terputus. Bibinya tidak memperbolehkan pamannya membiayainya sekolah. Alia juga tidak pernah bisa menikmati hasil jerih payahnya karena bibinya selalu mengambilnya dengan alasan untuk balas Budi.
Sedangkan di lain tempat, gadis yang mempunyai wajah serupa sedang duduk menghisap sebatang rokok, tubuhnya berhiaskan tato di bagian-bagian tertentu. Alea sedang menghabiskan waktu berdua dengan kekasihnya (Alan) di Apartemen miliknya. Alan memeluknya dari belakang, menciumi beberapa bagian leher dan bahu Alea.
"Bentar ponsel ku berbunyi," ucap Alea, yang membuat Alan menghentikan aktivitas nya.
"Halo, Ayah sedang sakit Nak. Bisakah kamu pulang sekarang?" ucap laki laki separuh baya di sebrang sana.
"Iya yah, Alea segera pulang," jawab Alea segera menutup telponnya.
Alea yang hanya mengenakan kemben segera menggenakan blouse nya.
"Mau kemana honey?" protes Alan.
"Aku harus pulang Ayah sakit lagi," ucap Alea.
"Ya sudah biar aku antar," ucap Alan.
Alan mengantar Alea sampai di depan pintu gerbang saja, sesampainya di rumah Alea langsung menemui ayahnya yang terbaring lemah di ranjang kamarnya karena mengidap penyakit diabetes.
"Alea, Ayah ingin mengatakan sesuatu padamu," sambil memberikan sebuah foto.
"Kok bayinya Ada dua yah?" ucap Alea memandangi foto itu.
"Kamu punya kembaran Nak, Ayah harap Ayah bisa menemukan Adikmu sebelum Ayah tiada," ucap Pak Darma (Ayah Alea).
"Nggak boleh, Ayah nggak boleh ketemu sama dia. Aku tidak rela harus berbagi warisanku dengan siapapun, semua hanya milik Alea," Batin Alea jahat.
"Alea akan berusaha cari kembaran Alea, yah," ucap Alea dengan tipu muslihat nya.
"Ayah sudah berusaha mencarinya tapi sampai sekarang ayah belum bisa menemukan Adik kembar mu," ucap Pak Darma sedih.
"Ayah tidak perlu mencarinya lagi, biarkan Alea yang mencari. Alea janji akan membawanya bertemu Ayah," ucap Alya sambil tersenyum jahat.
Sedangkan Pak Darma yang selalu tertipu dengan kedok Alea, merasa senang dan bangga mempunyai Anak baik seperti Alea.
...****************...
Seorang CEO muda berparas tampan, memandangi sebuah foto di ruang kerja nya. Lalu meremas foto tersebut dan melemparkannya ke arah anak buahnya.
"Cari wanita itu sampai dapat!" ucapnya dikuasai amarah.
"Baik bos," ucap salah satu anak buahnya sambil memungut foto tersebut di lantai.
" Ingat kalian harus berhasil menangkap dia kali ini!" ucap Dafa menatap tajam para orang suruhannya, karena berkali kali telah gagal menculik Alea.
Dafa Putra Dewangsa, pria tampan itu saat ini telah berusia 27 tahun, dia adalah mantan pacar dari Alea. Dia memiliki dendam mendalam kepada Alea karena dia telah mempermainkannya. Tepatnya 2 bulan lalu Alea kabur dihari pernikahan mereka. Alea kabur bersama selingkuhannya (Alan).
Di tempat lain Alea terpaksa turun dari mobilnya karena ban mobilnya tiba-tiba kempes. Benar saja Ban mobilnya bocor karena tertancap paku.
"Sial siapa yang tabur paku dijalan" umpat Alea kesal sambil menendang ban mobilnya.
Dari arah berlawanan sebuah mobil berwarna hitam melintas ditempat tersebut, seseorang langsung keluar dari mobil itu lalu menarik tangan Alea. Alea yang diberikan obat bius langsung tidak sadarkan diri.
Alea membuka matanya perlahan, kepalanya terasa berat karena efek dari obat bius yang digunakan untuk membekap dirinya. Matanya menatap sekeliling ruangan. Dia berada di ruangan kamar yang luas dan mewah.
"Kau sudah sadar wanita murahan?" ucap seorang laki laki berjalan mendekatinya sambil membawa secangkir kopi.
"Da-fa" ucap Alea terputus putus melihat mantan pacarnya yang sedang berdiri menyapanya.
Melihat Alea terlihat sangat ketakutan. Dengan tega Dafa menyiramkan kopi panas yang dipegangnya ke tubuh Alea.
"Arg...." Alea menjerit kesakitan.
"Hahaha...." suara tertawa Dafa memenuhi ruangan itu.
"Lepaskan aku, biarkan aku pergi," teriak Alea sambil menangis meringkuk di ranjang.
"Kau tidak akan bisa pergi dari Dafa putra Dewangsa," ucap laki laki itu sambil mencengkram dagu Alea kasar lalu mendorongnya hingga tersungkur.
Alea bisa sedikit bernafas lega karena ponsel Dafa berdering dan membuatnya berlalu meninggalkan kamar itu. Kesempatan itu dimanfaatkan Alea untuk mencoba kabur dari tempat itu. Tidak ada cara lain, Alea nekat merambat turun perlahan dari lantai dua dengan menggunakan kain sprei yang di ikat menjuntai kebawah.
Alea tersenyum Lega saat berhasil keluar dari rumah Dafa melewati para penjaga yang sedang tertidur pulas.
Mengetahui Alea telah kabur Dafa dengan penuh amarah menampar satu persatu orang-orang kepercayaan.
"Dasar bodoh, kalian," ucap Dafa.
"Maafkan kami, bos" ucap salah seorang anak buahnya sambil memegang pipinya yang habis di tamparan bosnya.
...****************...
Seperti biasanya Alia yang selesai berkerja menunggu Angkot untuk pulang, tapi hari ini berbeda dengan hari biasanya. Sudah menunggu lama tapi angkot tidak kunjung terlihat. Alia menghembuskan nafasnya kasar sambil melirik jam ditangannya, pasti bibinya akan marah kalo dia pulang terlambat.
"Untung tadi sempat mandi dan ganti baju dulu di kantor, udah malam lagi," gerutu Alia sambil mondar-mandir sendirian menunggu angkot.
Tanpa dia sadari anak buah Dafa memperhatikannya dari kejauhan, dan bersiap untuk menculiknya karena dikira Alea, karena kembar identik mereka sangat sulit dibedakan.
"Aku dimana?" ucap Alia sambil beranjak duduk dari tidurnya.
"Kau tidak akan pernah bisa lari lagi," ucap Dafa mendekatinya.
"Anda siapa?" ucap Alia bingung.
"Bagus sekali acting mu," ucap Dafa sambil bertepuk tangan.
"Kau lupa? biar aku ingatkan," ucap Dafa sambil menyerahkan ponselnya.
Mata Alia terbelalak ketika menyaksikan foto pria didepannya dengan seorang wanita yang berwajah dirinya tanpa sehelai kain, Alia yang polos langsung melemparkan Ponsel itu dan menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Kapan aku berfoto seperti itu? kenapa ada aku disitu? apa itu editan?" ucap Alia bingung.
"Jangan membuatku marah," ucap Dafa sambil mencekik leher Alia.
Melihat Alia kesulitan bernafas Dafa melepaskan cekikannya, Alia langsung terbatuk-batuk sambil memegangi lehernya.
"Kenapa dilepas? sudah bagus kan tadi kamu cekik aku," ucap Alia yang memang sudah frustasi dengan kehidupannya karena sudah capek dizaliminya oleh bibi dan sepupunya.
"Apa saat kabur tadi kepalannya terbentur?" batin Dafa yang mulai merasakan adanya kejanggalan.
...****************...
Pagi...
"Mimpi apa aku? bisa diculik ke istana semegah ini," ucap Alia yang baru bangun sambil memandangi sekeliling kamar.
"Kasurnya empuk sekali, aku tidur sangat nyenyak semalaman," ucap Alia lagi sambil menguap di atas ranjang.
Pintu pun terbuka Membuat Alia mengalihkan pandangannya ke arah Pintu, seorang pelayan masuk membawa beberapa paper bag.
"Nona bersiaplah, Tuan Dafa sudah menunggu anda di meja makan untuk sarapan" kata Siska (pelayan) itu sambil menyerahkan sebuah paper bag yang dia bawa, dan menaruh beberapa lagi di dalam lemari.
Setelah bersiap Alia menuruni tangga menuju ke ruang makan, sambil memandangi dress yang dia pakai.
"Gajiku sebulan masih kurang untuk membeli dress ini" batin Alia karena sebelum memakainya tadi dia sempat melihat harga di bandrol dress itu.
Kekaguman Alia semakin bertambah ketika sampai di meja makan, dia melihat berbagai hidangan tersaji memenuhi meja makan.
"Siska layani dia!" ucap Dafa kepada pelayanannya.
Siska segera menghidangkan Nasi ke piring Alia, saat dia hendak menghidangkan lobster sebagai lauknya Dafa mencegahnya.
"Berikan kepadaku!"ucap Alia merebutnya dan menuangkannya di dalam piringnya.
"Sudah ku bilang makanlah yang lain! Kamu ini kan Alergi lobster," ucap Dafa lagi.
Tidak memperdulikan ucapan Dafa Alia langsung melahap makanan itu dengan rakusnya. Karena sebenarnya dia belum pernah memakan lobster, Bibinya selalu memberikan makanan sisa kemarin untuknya sarapan dan bekal makan siang saat berkerja. Yang lebih parah lagi Alia hanya akan mendapatkan mie instan saat pulang bekerja karena selalu kehabisan nasi saat malam.
Sedangkan Dafa dengan rasa terheran-heran terus menatap cara makan wanita di depannya, Karena selama berpacaran dengan Alea dia tidak pernah melihatnya makan seperti itu.
Setelah menghabiskan beberapa piring Nasi Alia merasa sangat kenyang, hingga tanpa sadar dia bersendawa di depan Dafa.
"Maafkan aku karena tidak sopan, terimakasih telah memberi ku banyak makan," ucap Alia sambil menutup mulutnya.
"Menarik, bagus sekali acting wanita murahan ini, jangan harap aku melepaskan mu karena acting mu ini," batin Dafa menyeringai jahat.
Tak selang beberapa, Alia mulai merasakan tubuhnya terasa tidak nyaman dia mulai menggaruk lengan dan lehernya yang terasa sangat gatal.
"Apa kau menaruh racun di dalam makananmu?" ucap Alia sambil bersin terus menerus.
"Siska, panggilkan dokter!" ucap Dafa sambil meletakkan sendoknya dan mengakhiri aktivitas makannya.
Dokter langsung datang dan meresepkan beberapa obat Alergi untuk Alia, ternyata bukan kembarannya saja yang mengalami alergi lobster tapi ini juga terjadi kepada Alia.
"Sudah ku bilang jangan makan Lobster," ucap Dafa menatap tajam kearah Alia setelah Dokter pergi.
"Apa kau peramal, kenapa kau bisa tau semuanya?" ucap Alia keheranan.
"Aku peramal yang akan membuat kisahmu memilukan," ucap Dafa mencengkram dagu Alia kasar, karena teringat rasa sakit hatinya kepada Alea.
"Siska mulai besok jangan kamu masak Lobster," titah Dafa sambil beranjak meninggalkan kamar yang ditempati Alia.
"Siska bolehkah aku bertanya?" ucap Alia kepada Siska.
"Iya Non, silahkan," jawab Siska.
"Kenapa Tuanmu menculik ku?" tanya Alia penasaran.
"Maaf Non, untuk pertanyaan Nona saya tidak bisa menjawabnya karena saya tidak tahu," jawab Siska sambil menunduk.
"Tolong beritahu aku sedikit saja," ucap Alia memohon.
Siska yang sudah lama berkerja pada Dafa sebenarnya juga merasa sangat aneh terhadap perubahan sikap Alea. Saat Alea masih berpacaran dengan Dafa, dia sering mengunjungi rumah lama Dafa, Siska sering bertemu dan melayaninya. Itulah yang membuat Dafa menjual rumah lamanya karena terlalu banyak kenangan indah bersama Alea. dan dia memilih rumah barunya untuk melancarkan aksi balas dendam nya.
Sedangkan di lain sisi Alia masih terus berpikir dan kebingungan memikirkan alasan kenapa dia bisa diculik. Padahal sebelumnya dia tidak pernah bertemu dengan Dafa.
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!