Namaku David tapi orang-orang biasa memanggilku Dave. Aku anak yatim piatu dan dibesarkan di sebuah panti asuhan sejak aku masih berusia 2 tahun. Bisa dikatakan kehidupanku sangat sederhana. Walaupun begitu, aku sangat bahagia karena dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangiku.
Meskipun aku besar di panti asuhan, akan tetapi sejak kecil aku dikenal sangat cerdas. Oleh karena itu, ibu panti memperjuangkan pendidikanku. Aku harus sekolah yang tinggi agar kelak aku bisa membantu kehidupan mereka di panti.
Dan saat ini, disinilah aku berada. Di sebuah cafe, tempat aku bekerja. Sejak lulus kuliah, aku bekerja freelance di sebuah perusahaan konsultan keuangan. Aku juga mengambil pekerjaan paruh waktu sebagai pelayan sejak aku masih kuliah. Upahnya lumayan bisa membantuku membiayai kebutuhanku selama tinggal di ibu kota.
Selama menempuh pendidikan, aku mendapatkan beasiswa penuh. Selain itu, aku juga menjadi asisten dosen. Oleh karena itu, upah yang kuterima bisa kugunakan untuk biaya hidup sehari-hari dan membantu ibu dan adik-adik di panti meskipun tidak besar.
Aku baru saja membersihkan meja saat seorang gadis datang menghampiriku. Dia adalah Zoey gadis paling cantik dan populer di kampusku. Zoey terkenal ramah dan mau bergaul dengan siapapun meskipun ia terlahir dari keluarga berada.
" Dave... Apa waktu kerjamu masih lama ? " tanya Zoey. Ia duduk di kursi yang mejanya sedang kubersihkan.
" Ada apa lagi ? Kau ingin aku membantumu belajar untuk ujian besok ? " tanyaku kemudian beralih membersihkan meja di sebelahnya.
" Ck... Bukan itu, masalah ujian sudah lewat dan aku baru saja lulus jika kau lupa " jawabnya sambil berdecak.
" So ? "
" Temani aku menemui Jack ! " serunya.
" No, Zoey... Kau tahu sendiri, kekasihmu itu tidak suka melihatku dekat denganmu. Aku tidak ingin mencari masalah dengannya " tolakku.
Aku tahu betul siapa itu Jackson, kekasih Zoey. Pemuda kaya, tampan dan sayangnya begitu arogan. Jika ia tidak suka terhadap seseorang, maka ia tak segan-segan menghajarnya atau mungkin menghilangkannya dari muka bumi.
Dan aku masih waras untuk tidak terlibat dengan pria itu. Walaupun begitu, aku bisa merasakan jika pria itu memang mencintai Zoey atau mungkin terobsesi memilikinya.
" Ayolah, temani aku Dave. Please ! " mohon Zoey sambil menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada.
" Apa yang ingin kau lakukan ? " Aku bertanya mengenai keinginannya.
" Temani aku, mengikuti Jack. Aku curiga dia memiliki wanita lain di belakangku " geram Zoey.
Ya, dia memang berhubungan dengan banyak wanita di belakangmu Zoey
Aku bermonolog dalam hati. Aku tak kuasa mengatakan yang sebenarnya kepada Zoey mengingat wanita itu begitu mencintai Jackson.
" Mengapa kau bicara seperti itu, memangnya ada yang memberitahumu ? " selidikku.
" Ada yang mengirimiku pesan dan mengatakan jika Jackson sudah mengkhianatiku " jelas Zoey.
" Lupakan saja, Zoey ! Bisa saja itu pekerjaan orang yang tidak suka melihat kebersamaan kalian " tukasku.
Tentu saja, banyak orang yang tidak menyukai kebersamaan mereka, termasuk aku sendiri.
" Come on, Dave ! Temani aku, please. Hanya kamu yang bisa kupercaya " ucap Zoey membujukku.
" Lalu jika dia mengkhianatimu, apa yang akan kau lakukan ? Apa kau sudah siap dengan kenyataan itu ? " aku memancing reaksi Zoey.
" Jika dia memang mengkhianatiku, akan kupastikan dia tidak akan bisa kembali lagi kepadaku. Aku akan meninggalkannya dan memutuskan pertunangan kami ! " jawab Zoey dengan yakin.
Akhirnya aku tak kuasa menolak permintaan gadis cantik itu. Gadis yang sudah membuatku jatuh cinta. Gadis yang sudah membuat hari-hariku berwarna dan membuatku semangat. Disamping itu, aku juga ingin dia mengetahui siapa sebenarnya Jackson.
Setelah mendapatkan ijin untuk pulang lebih cepat dari pemilik cafe, kami berdua pun pergi ke tempat yang dimaksud oleh Zoey.
Sebuah hotel mewah milik keluarga Jackson yang berada di pinggir kota. Zoey turun dari mobil kemudian berjalan masuk ke dalam lift hotel. Aku terus berada di sampingnya.
Hingga kemudian lift berhenti di lantai paling atas. Bisa dikatakan jika lantai itu merupakan lantai privat karena hanya ada satu kamar saja. Sebuah kamar yang khusus digunakan untuk tamu berkocek tebal saja.
" Kau tahu Jackson ada di dalam sana ? " tanyaku kepada Zoey.
" Tentu saja " jawab Zoey dengan tenang. Sama sekali tidak terlihat emosi.
" Tunggu, apakah ini rencanamu agar berpisah dengannya ? "
Aku menahan laju pergerakannya. Dan Zoey hanya menatapku dengan tatapan tak bisa diartikan.
" Zoey, hentikan semua ini ! Kita bisa celaka " ucapku menahan langkah Zoey.
" Lebih baik aku celaka, daripada terus bersama pria itu " ucap Zoey.
" Apa maksudmu ? Bukankah kau mencintainya ? Bahkan kalian sudah bertunangan "
Aku meminta penjelasan dari Zoey.
" Pertunangan kami terjadi karena bisnis. Aku tidak pernah mencintainya. Selama ini aku berpura-pura mencintainya, itu hanyalah caraku agar ia lengah. Padahal aku sedang menyusun rencana untuk membatalkan pertunangan kami " Zoey membeberkan keadaan yang sebenarnya.
Aku meraup kasar wajahku. Aku tidak pernah berpikir jika ia sama sekali tidak mencintai Jackson.
" Kenapa ? Kau terkejut ? Bahkan kau akan lebih terkejut jika mengetahui siapa pria yang aku cintai " gumam Zoey dengan senyum misteriusnya.
" Astaga Zoey ! Kebenaran apa lagi yang kau sembunyikan ? " desauku.
" Sudahlah, sekarang aku akan membuka kartu siapa Jackson sebenarnya " sahut Zoey lalu berjalan ke arah pintu kamar yang tertutup rapat.
Dengan santai Zoey mengetuk pintu lalu berteriak " Room Service "
Zoey mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
Pintu terbuka dan seorang wanita mengenakan bath robe berada di depan pintu.
" Siapa kau ? "
" Diam atau aku akan menembakkan peluru di dalam pistol ini untuk menembus kepalamu " ancam Zoey sambil mengarahkan pistol ke arah wanita tersebut. Aku dibuat menggeleng tak percaya melihatnya.
Zoey meletakkan pistol di balik punggung wanita itu.
" Bersikap seperti biasa, aku tidak akan membuatmu mati " titah Zoey dan wanita itu mengangguk pasrah.
Ya Tuhan, Zoey... !
Aku tidak pernah mengira wanita selembut Zoey bisa melakukan hal gila seperti ini.
Aku mengikuti langkah Zoey memasuki kamar yang megah dan mewah itu. Kami berjalan menuju sebuah ruangan dimana terdengar suara-suara erangan juga des*han dengan sangat jelas.
" Kau masuklah ! Katakan padanya hanya petugas room service yang datang. Ingat jangan mengatakan ada orang lain disini " ancam Zoey.
Wanita itu mengangguk lalu masuk ke dalam ruangan tersebut tanpa menutup pintu dengan rapat. Zoey menyiapkan ponselnya lalu mengambil gambar keadaan di dalam.
Jackson sedang menaiki tubuh seorang wanita. Ia bergerak dengan sangat lihai sambil mencium bibir juga memegangi bagian dada wanita yang tadi membukakan pintu yang kini sudah tanpa busana.
Zoey menatap jijik lalu menghentikan rekamannya, ia mengirimkan rekaman itu kepada sang ayah. Setelahnya, ia bertepuk tangan dan membuka pintu lebar-lebar membuat Jackson dengan segera menghentikan aktivitasnya lalu menoleh.
" Zo... Zoey " ucap Jackson saat melihat wanita yang berdiri di muara pintu sambil menatapnya dengan mata yang membola.
Jackson segera menyingkir dari atas tubuh wanita yang tengah dinikmatinya lalu menyambar bath robe miliknya.
" Zoey, honey... Aku bisa jelaskan ini semua ! " ucap Jackson sambil menghampiri Zoey.
" Berhenti disitu, jangan pernah mendekatiku lagi. Aku jijik terhadapmu " teriak Zoey sambil mendorong tubuh Jackson.
Tapi Jackson menahan tangan Zoey.
" Honey... Dengarkan dulu penjelasanku. Aku... Ini semua adalah jebakan. Ada yang memberikanku obat dan aku hanya... "
" Ya kau terjebak dan kau menikmatinya " potong Zoey berusaha melepaskan diri dari cengkraman Jackson.
" Ini ! Mulai saat ini aku memutuskan pertunangan kita. Aku tidak sudi memiliki suami seperti dirimu " ucap Zoey sambil melemparkan cincin pertunangan mereka kepada Jackson.
" Kau tidak bisa memutuskannya begitu saja. Orang tua kita sudah sepakat " sahut Jackson.
" Ya mereka sepakat karena tidak tahu kelakuanmu itu. Tapi aku yakin, setelah melihat video yang kuberikan. Mereka sendiri yang akan memutuskan pertunangan kita " timpal Zoey lalu mendorong Jackson agar menjauhinya.
" Ayo Dave, kita pergi dari sini ! " seru Zoey sambil menarik tanganku untuk keluar dari kamar itu.
Jackson mengejar sampai ke pintu kemudian dia menarik tubuhku dan langsung memberikan bogem mentah ke arah ulu hatiku. Aku terhuyung karena tak sempat menghindari serangannya.
Tak berhenti sampai disitu, ia kemudian kembali memberikan pukulannya ke arah wajahku dan bugh... Pukulannya berhasil membuat sudut bibirku terasa perih, mungkin saja itu mengeluarkan darah karena aku juga merasakan asin dan anyir di waktu yang bersamaan.
" Hentikan Jack ! Dasar kau pria brengsek ! " umpat Zoey menatap tajam kepada Jackson yang masih akan memberikan pukulan mematikannya kepadaku.
" Zoey menyingkir darinya ! Dia sudah memengaruhimu " titah Jack.
" Tidak akan pernah ! " sahut Zoey sambil membantuku berdiri.
Jackson begitu marah, terlihat dari rahangnya yang mengeras juga tangannya yang mengepal erat.
" Zoey... " bentak Jackson.
" Apa ? Kau pikir aku takut hah ? " sentak Zoey balik.
" Ini pasti karena dia sudah menghasutmu kan ? Dia sudah memengaruhimu " tuduh Jackson sambil menatap tajam padaku.
" Kau salah ! Dia tidak pernah memberitahu apapun padaku. Justru dia disini karena aku yang memintanya agar menemaniku " timpal Zoey.
" Zoey, kita bisa bicarakan ini kembali " mohon Jackson berusaha menghalangi langkah Zoey yang berjalan memapahku ke luar kamar.
" Jangan pernah mengikutiku dan jangan pernah muncul lagi di hadapanku ! Aku benci sikap burukmu... Dan aku muak dengan segala tingkah lakumu yang semena-mena ! Jika kau mengikutiku, maka akan ku pastikan keluargamu menanggung malu atas perbuatanmu " ucap Zoey yang langsung membuat Jackson menghentikan langkahnya.
" Zoey... Zoey... " teriak Jackson memanggil Zoey namun gadis itu seolah menulikan pendengarannya dengan terus berjalan membawaku menuju lift.
" Kau tidak akan lepas dariku Zoey ! Tidak semudah itu " teriak Jackson lalu terdengar suara barang-barang terlempar dari dalam kamar.
Zoey keluar dari mobil setelah kami tiba di tepi pantai. Sejak keluar dari hotel tadi, Zoey tidak mengatakan apapun. Ia bahkan mengendarai kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Entah apa yang ada dalam otaknya saat ini.
" Zoey, kamu baik-baik saja ? " aku memberanikan diri bertanya kepada Zoey.
" Hem, aku baik-baik saja. Seharusnya aku yang bertanya seperti itu " jawab Zoey sambil melihat luka yang ada di bibirku.
Ia menghela nafasnya lalu mencari kotak P3K yang ada di dalam mobilnya. Zoey mengambil kapas lalu membasahinya dengan air minum yang ada pada botol mineralnya. Lalu mengusapkan perlahan ke arah luka yang ku derita.
Setelahnya, dia memberikan salep pada luka di bibirku. Aku sedikit meringis menahan perih saat dia mengoleskan salep.
" Maaf, aku sudah membuatmu seperti ini. Seharusnya aku tidak mengajakmu tadi " ucap Zoey merasa bersalah.
" Dasar brengsek si Jackson itu ! " gerutu Zoey sambil memasukkan kembali salep ke dalam kotak P3K.
" Kau menyesali perbuatanmu tadi ? " tanyaku lagi.
Zoey melirik ke arahku lalu tertawa kecil.
" Menyesal ? Kau gila ? Aku bahkan menantikannya sejak lama " jawabnya.
" Lalu apa yang mengganggu pikiranmu ? "
Zoey menatapku lamat-lamat.
" Dave, jika aku mengatakan yang sebenarnya apa kau akan selalu disisiku ? " tanya Zoey, aku bisa merasakan kekhawatiran yang besar dari tatapannya.
" Aku tahu Jackson tidak akan melepaskanku begitu saja. Selalu ada cara baginya untuk menjeratku kembali " Zoey kembali mengatakan apa yang ada dalam pikirannya.
" Lalu apa yang akan kau lalukan ? " aku menatap Zoey yang juga tengah menatapku.
" Dave, bawa aku pergi ! " seru Zoey.
Mendengar ucapan Zoey, membuatku membelalakkan mata.
" Kau gila, Zoey ! Siapalah aku ini, sampai berani membawamu pergi " ucapku menolak, padahal jauh di dalam hatiku aku memang ingin pergi bersamanya.
" Kau tidak ingin membawaku pergi ? Dave apa kau tidak mencintaiku ? " tanya Zoey lagi menatapku dalam-dalam.
Aku sangat mencintaimu, Zoey ! Sangat...
" Dave... " suara Zoey membuyarkan lamunanku.
" Zoey, mana mungkin aku berani mencintaimu " ucapku lirih.
Zoey tersenyum miris, bahkan kini ia tertawa kecil.
" Hah, ternyata aku salah. Aku pikir kamu mencintaiku. Sepertinya selama ini, aku salah mengartikan perlakuanmu padaku. Padahal aku mencintaimu Dave " ucap Zoey mengakui perasaannya lalu berjalan menjauhi mobil, menyusuri pasir pantai.
Apa ? Aku tidak salah dengar kan ? Zoey mencintaiku ?
Aku bertanya pada diriku sendiri, tak percaya dengan apa yang Zoey ucapkan. Hingga dengan langkah tertatih aku berusaha menggapai tangannya lalu menyamakan langkahku dengannya.
" Zoey, kau serius dengan ucapanmu tadi ? " aku mempertanyakan kembali hal yang tadi diucapkannya dengan meraih dan menggenggam tangannya.
" Tentu saja tidak " jawab Zoey menatapku.
Hah, seharusnya aku tahu jika wanita sepertinya tidak akan pernah tertarik kepadaku. Lagipula apa yang bisa kubanggakan.
Aku menghela nafas, lalu melepas perlahan genggamanku.
Bodoh ! Seharusnya kau bercermin Dave !
Aku merutuki diriku sendiri.
" Kau mencintaiku kan Dave ? " tanya Zoey yang kini berdiri tepat di hadapanku.
" Aku cukup tahu diri, Zoey. Aku tidak pantas mencintaimu meskipun aku sangat menginginkannya " jawabku lirih.
Tiba-tiba Zoey memelukku dengan erat.
" Aku tidak mencintaimu, Dave ! Tapi aku sangat mencintaimu ! " ucap Zoey yang langsung membuatku tertegun mendengar penjelasannya.
Aku melepaskan pelukannya lalu menatapnya lekat.
" Kau serius ? " Aku menatap ke dalam matanya yang berwarna hazel. Dan aku tidak melihat kebohongan disana.
Zoey mengangguk dan balas menatapku.
" Aku sangat mencintaimu Dave ! " ucapnya lalu mendekatkan wajahnya dan mencium bibirku
Aku sedikit terkejut dengan sikapnya, namun aku pun membalas ciumannya, memagutnya dengan lembut. Ciuman pertamaku !
Tautan bibir kami terlepas saat Zoey mendongak, menatap mataku.
" Dave... Ayo kita menikah ! " ajak Zoey yang membuatku terbelalak untuk kedua kalinya.
" Apa ? Menikah ? Zoey, kau menyadari ucapanmu ini ? "
" Ya, aku sadar dan aku sangat yakin untuk menikah denganmu " tegas Zoey. Tak ada sedikitpun keraguan di matanya.
" Zoey... Orang tuamu tidak akan setuju " ucapku seperti orang yang putus asa.
" Aku tidak peduli. Ini adalah hidupku dan mereka tidak bisa mengatur kebahagiaanku " ucap Zoey.
" Tapi, aku ini tidak memiliki apapun untuk kubanggakan kepada orang tuamu. Tidak ada harta, tidak punya kuasa, bahkan keluargaku sendiripun aku tidak tahu. Jadi mana mungkin orang tuamu akan merestui hubungan kita... "
" Tapi kau punya ini " ucap Zoey sambil memegang dadaku.
" Kau punya kebaikan hati, kau cerdas dan yang paling penting kau memiliki cintaku " tambah Zoey.
" Dave... Aku tidak ingin bersama dengan pria lain, apalagi Jackson si pria brengsek itu. Aku ingin menyerahkan diriku seutuhnya kepada pria yang aku cintai dan mencintaiku. Dan itu dirimu " tegas Zoey menangkup wajahku hingga aku bisa melihat kejujuran dan ketulusan dari ucapannya itu.
Aku menarik tangan Zoey dari wajahku lalu mengecup jemari tangannya. Aku tak ingin kehilangan wanita di hadapanku ini.
" Baiklah... Ayo kita menikah ! Aku akan membuktikan jika diriku pantas untuk bersanding denganmu " ucapku dengan yakin.
Kemudian aku berlutut di hadapannya dan menggenggam jemarinya.
" Zoey Calista Taylor, bersediakah kau menjadi istriku ? Bersamaku mengarungi kehidupan ini bersama dalam suka dan duka ? "
Aku menatapnya dengan penuh harap.
Zoey menganggukkan kepalanya, bisa kulihat matanya berbinar saat mendengar lamaranku.
" Aku bersedia "
Plak
Sebuah tamparan mendarat sempurna di pipiku saat aku dan Zoey menemui dan menyatakan keinginan kami kepada ayah kandung Zoey, Tuan Rick Taylor.
" Daddy, no... ! " teriak Zoey lalu berlari ke arahku yang hanya bisa diam menerima perlakuan ayahnya.
" Zoey... ! Pergi dari sisinya " bentak Tuan Rick kepada Zoey.
" Tidak Dad ! Aku mencintainya " ucap Zoey dengan tegas.
" Kau tidak mencintainya. Kau hanya menjadikannya pelarian karena kau tidak terima kelakuan Jack di belakangmu " ucap Tuan Rick dengan emosi.
" Tidak, Dad ! Aku tidak pernah mencintai Jack. Apa yang kulakukan selama ini, karena aku menghormati Daddy dan selama ini aku hanya berpura-pura mencintainya sampai aku mendapatkan bukti kelakuan buruknya. Aku hanya mencintai Dave " ucap Zoey mencoba memberi alasan kepada ayahnya.
" Kau pasti sudah gila, Zoey ! Apa yang kau harapkan dari pria miskin sepertinya ! " sarkas Tuan Rick.
" Saya memang miskin ! Tapi saya sangat mencintai putri anda " sahutku.
Zoey mengulas senyum lalu menggenggam erat tanganku.
" Lalu bagaimana kau akan menghidupi putriku ? Kau pikir cintamu itu bisa memenuhi kebutuhannya, hah ? Bahkan kau sendiri tidak bisa mencukupi hidupmu sendiri " sindir Tuan Rick.
" Saya tahu itu ! Tapi saya akan berusaha memenuhi kebutuhannya " tegasku.
Tuan Rick menyeringai,
" Kau pikir aku akan percaya itu ? Berapa yang kau mau untuk meninggalkan putriku ? " tanya Tuan Rick lalu mengambil sesuatu dari atas meja kerjanya.
Ia merobeknya dan melemparkannya ke wajahku.
" Kau tulis sendiri nominal yang kau inginkan untuk menjauhi putriku. Aku tahu pria miskin sepertimu pasti hanya menginginkan uang " ucapnya merendahkanku.
" Daddy... " Zoey membentak sang ayah.
Aku tersenyum lalu mengambil selembar cek yang kini berada di atas lantai.
Tuan Rick menyeringai, tentu saja ia berpikir bahwa aku memang menginginkan uang karena itulah aku mendekati Zoey.
" Kau lihat itu, Zoey ! Pria miskin ini hanya menginginkan harta. Dia tidak benar-benar mencintaimu " ucap Tuan Rick merasa pikirannya selama ini benar.
Aku lihat Zoey menatap ke arahku dengan tatapan tak bisa diartikan. Lalu aku mendekat ke arah Zoey dan meraih tangannya.
" Aku memang miskin dan sangat membutuhkan uang. Tapi aku tidak menjual cintaku karena harta. Aku benar-benar mencintai putri anda dan aku tidak butuh uang anda sepeserpun " tegasku lalu merobek cek yang berada di tanganku.
Zoey terlihat kaget, namun kemudian kulihat wajahnya tersenyum. Sementara Tuan Rick wajahnya memerah menahan amarah.
" Daddy, kumohon restui hubungan kami " mohon Zoey.
" Aku tidak pernah meminta apapun selama ini. Jadi aku mohon, tolong restui kami " pinta Zoey kembali, kini ia berlutut di depan Tuan Rick.
" Jika kau berani bersamanya, maka kau pun harus berani keluar dari rumah ini. Dan aku tidak akan pernah memberikan hartaku sepeser pun kepadamu " ancam Tuan Rick.
" Daddy... Jika itu bisa membuatmu merestui hubungan kami, maka aku terima. Aku tidak akan menuntut hak apapun atas harta milikmu " sahut Zoey dengan yakin.
" Zoey ! " sentak Tuan Rick.
" Terima kasih karena daddy sudah merawatku dengan baik selama ini. Aku tidak akan pernah melupakan daddy " ucap Zoey lantas berdiri kemudian menyerahkan kembali semua fasilitas yang selama ini diberikan oleh sang ayah.
" Kami pergi, Daddy ! " pamit Zoey lantas berlalu bersamaku keluar dari kediamannya.
Sejenak Zoey berbalik menatapi kediaman yang selama ini ditinggalinya.
" Kalau kau ragu, kembalilah ! Aku tidak akan menyalahkanmu jika kau memilih tetap disini " ucapku.
Zoey menggeleng, lalu menggenggam erat tanganku.
" Aku sudah menentukan pilihan dan kamulah tempat aku pulang " ucap Zoey lalu memelukku.
...****************...
3 tahun kemudian
Seorang pria paruh baya baru saja ditemui oleh seorang pria muda. Mereka baru saja melakukan sebuah kesepakatan bisnis. Pria tersebut adalah Jackson dan ia baru saja menemui Tuan Rick, ayah kandung Zoey.
Kondisi perusahaan Tuan Rick sedang bermasalah, sehingga Jackson yang sekarang sudah menjadi pengusaha menggantikan ayahnya itu berniat membantunya. Akan tetapi, tentunya dengan syarat bahwa ia akan menggelontorkan dana asalkan Zoey yang menjalankan perusahaan Tuan Rick.
Jackson mengetahui jika Zoey telah menikah dengan Dave. Tetapi hasratnya untuk memiliki Zoey tak pernah hilang. Biarlah ia dulu melepaskannya, tapi kini ia akan memastikan sendiri untuk memisahkan Zoey dengan Dave. Dan akan membuat Zoey benar-benar menjadi miliknya.
" Jadi bagaimana uncle, jika kau ingin aku membantumu kau harus memisahkan mereka berdua " ucap Jackson sambil menghisap rokok dan mengepulkan asapnya.
Tuan Rick hanya mengurut pelipisnya. Ia tak bisa menentukan pilihannya. Ia memang tidak merestui hubungan Zoey dengan Dave. Tapi untuk menghancurkan pernikahan putrinya, ia tak setega itu.
Jackson melangkah mendekati Tuan Rick yang masih duduk di kursi kebesarannya. Jackson memijat pundak Tuan Rick.
" Uncle... Apa kau tahu, aku masih sangat mencintai Zoey. Dulu, aku memang bodoh karena tak bisa menahan diriku. Tapi aku sudah banyak berubah uncle... Dan aku berubah karena Zoey " ucap Jackson mencoba mengambil hati Tuan Rick.
" Apa uncle tahu bagaimana kehidupan Zoey sekarang ? Dia bekerja keras karena suaminya itu tak bisa memenuhi kebutuhannya. Tapi jika Zoey kembali bersamaku, aku pastikan semua kebutuhannya terpenuhi dan aku juga pastikan perusahaan uncle akan bangkit kembali. Aku akan memberikan suntikan dana untuk perusahaan uncle " bujuk Jackson.
" Sebenarnya, aku juga tidak rela jika Zoey bersama dengan pria miskin itu. Tapi aku tidak tahu bagaimana cara memisahkan mereka " sahut Tuan Rick.
Jackson tersenyum penuh seringai licik.
" Aku akan membantumu uncle. Serahkan saja semuanya kepadaku dan aku pastikan Zoey akan kembali lagi kepadamu " ucap Jackson penuh percaya diri.
Tuan Rick menatap pada Jackson yang terlihat begitu yakin.
" Baiklah ! Lakukan apa yang menurutmu bisa memisahkan mereka asalkan kau tidak melukai Zoey " ucap Tuan Rick kemudian.
" Tentu, uncle. Serahkan saja semuanya kepadaku " sahut Jackson dengan seringai licik.
Sementara itu, aku dan Zoey baru saja kembali dari panti asuhan. Kami baru saja merayakan anniversary pernikahan kami yang ketiga.
Kini aku dan Zoey tengah berbaring di atas peraduan kami. Zoey memeluk erat tubuhku, sedangkan aku sibuk mengelus surai berwarna coklat milik Zoey.
" Kau bahagia ? " aku bertanya sambil menatap wajah cantik Zoey.
" Tentu saja, aku sangat bahagia " sahut Zoey sambil mengusap pipiku dengan lembut.
" Kau tidak rindu kepada ayahmu ? " tanyaku lagi. Aku tahu jika sebenarnya istriku itu sangat merindukan ayahnya.
" Rindu... Hanya saja, lebih baik baik seperti ini " jawab Zoey lirih.
" Mungkin ada jalan agar ayahmu bisa menerima pernikahan kita " ucapku dengan senyum misterius.
Zoey mendongak, menatap wajah milikku yang terlihat tampan tanpa memakai kaca mata.
" Apa ? Jalan apa ? " tanya Zoey dengan kedua alis yang saling bertaut.
" Mungkin dengan kehadiran anak, akan membuat hati ayahmu luluh dan merestui kita " jawabku sambil tersenyum penuh arti.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!