NovelToon NovelToon

Presdir Gila Bersih

Salah paham

Laura menyapu daun yang berjatuhan di sisi jalan raya, membersihkan, menyapu adalah kebiasaan atau pekerjaan yang menjadi rutinitasnya. Menggunakan handset sembari bernyanyi mengikuti irama lagu yang di dengar dengan semangat hingga tak mendengar jika suara klakson mobil yang di tujukan padanya.

Tin tin tin

Laura terjatuh di tanah karena kaget melihat mobil yang hampir menabrak dirinya. Melihat orang yang ada didalam mobil tidak turun, Laura dengan rasa marah dan kesal, bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya untuk mengetuk kaca samping sisi mobil. Kesal karena sudah mengetuk sampai 10 kali dan tidak turun juga, Laura menurunkan tangannya lalu menundukkan kepalanya mencari batu untuk menakut-nakuti orang yang ada didalam mobil agar mau keluar dan meminta maaf dengannya.

Dengan posisi sudah siap melempar batu ke dalam kaca melihat orang yang didalam mulai membuka pintu mobil dengan perlahan membuat Laura tersenyum sinis dan terus menatap pintu mobil di depannya. ''Cepat turun!''

"Jaga jarak! Di pakaianmu pasti banyak sekali debu yang menempel'' Jackson sembari menurunkan satu kakinya dengan perlahan dan menyemprotkan Disinfectant spray ke Laura.

Jackson Wiliam atau bisa dipanggil Jack, Presdir muda yang memiliki Automysophobia membuat dirinya selalu membawa Disinfectant spray kemanapun dirinya pergi. Selain hanya dekat dengan Ayah,Ibu, adik Jack yaitu Tasya dan Rey yaitu teman masa kecilnya sekaligus menjadi sekertaris kantor, Jackson juga tidak bisa sembarang bergaul dengan semua orang, karena penyakit yang dideritanya Jackson juga tidak pernah berpacaran padahal usianya sudah berjalan 23 tahun.

Melihat pria turun dari mobil dan menyemprotkan cairan berbau aneh di pakaiannya sampai membuat batuk, dengan rasa semakin murka, Laura menatap pria yang didepannya dari ujung kaki sampai ujung rambut dan tercengang karena dibuat terpesona melihat ketampanan wajah Jackson.

Tersadar, Laura sontak menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri lalu mengubah wajahnya menjadi marah. ''Kamu tidak tahu diri ya! Sudah hampir menabrakku sampai membuatku jatuh, sekarang masih menyemprotkan air yang berbau ini ke pakaianku! Cepat minta maaf padaku!'' Ucap Laura yang membelalakkan matanya.

Sembari menjauhkan dirinya dari Laura, Jackson dengan mimik wajah sedih dan juga merasa bersalah mengatubkan kedua tangannya menatap dengan memohon.

''Maaf, maaf aku tadi hampir menabrak mu. Aku memiliki Automysophobia, jadi menyemprotkan Disinfectant spray ke pakaian mu yang penuh debu itu.''

Laura dengan sifat jail, berpura-pura mengeluarkan ekspresi berpikir, dengan sengaja semakin melangkahkan kakinya untuk mendekati Jackson dan menatapnya.

''Automysophobia apa itu? kenapa aku baru tahu?'' Tanya Laura dengan wajah yang tersenyum tipis.

Merasa wanita penyapu jalanan semakin mendekati dirinya, Jackson dengan langkah lambat mulai mundur kebelakang dengan ketakutan.

''Hey, hey tetap disitu! Apa kamu tidak tahu Automysophobia! Tetap disitu aku mohon jangan mendekat.'' Ucap Jackson dengan rasa kesal dengan dan geli.

Tidak bisa menahan rasa jail dan tawanya, Laura dengan sengaja meraihkan tangannya memegang tangan pria yang didepannya. ''Tidak apa-apa bukan?'' Tanya Laura yang tersenyum jahat.

"Argghh!'' Jackson menatap tangannya sedang dipegang oleh wanita yang ujarnya sangat kotor karena baru memegang sapu apa lagi dengan pakaiannya yang pasti sudah penuh terkena debu dan kuman yang menempel, Jackson tiba-tiba merasa ada yang aneh karena dirinya tidak pingsan ketika dipegang oleh gadis didepannya.

Masih terpikirkan dengan apa yang terjadi dengan tubuhnya, Jackson melepaskan tangan Laura dengan perlahan, memundurkan kakinya untuk menjaga jarak dengan wanita yang ada didepannya karena masih takut tidak percaya. "Hai, namaku Jackson. Siapa namamu?'' Ucap Jackson yang masih kebingungan dengan tubuhnya.

Laura mengangkat kedua tangan dan melihat tangannya yang lumayan kotor, tapi melihat pria didepannya tidak kenapa-kenapa, Laura pun juga dibuat bingung. Mendengar pria gila bersih (Ujar Laura) sedang menanyainya namanya, Laura merasa aneh karena tadi pria itu seperti sangat tidak ingin berbicara dengannya. ''Namaku Laura'' Jawab Laura dengan jutek.

''Maaf ya kalau tadi perkataan membuatmu tersinggung, aku sungguh menderita Automysophobia tetapi aku juga heran saat kamu memegang tangan ku kenapa aku bisa tidak pingsan?'' Ucap Jackson

Mendengar permintaan maaf Jackson yang tulus, Laura yang tadinya kesal juga merasa tidak tega. ''Ya tidak apa-apa '' Jawab Laura.

Sudah mendapatkan jawaban dari Laura, Jackson yang merasa kakinya semakin lemas dan gemetaran, melihat jam di pergelangan tangannya, sembari menahan tubuhnya, Jackson membalikan badan dan tidak lupa mengucapkan terima kasih dengan Laura.

Laura, memperhatikan Jackson yang ingin berjalan masuk ke mobil dengan kaki yang gemetaran, Laura sontak berlari menghampiri Jackson, saat mengulurkan tangan untuk memegang lengan, Jackson tiba-tiba pingsan dan terjatuh di pelukan Laura.

Karena tidak ada seseorang disekitar Laura, Laura menahan tubuh Jackson yang berat dan dengan terpaksa menyeret Jackson ke dalam mobil. ''Sial pria ini berat sekali!'' Ucap Laura.

Sesudahnya memasukan Jackson didalam mobil, terdengar dering ponsel dari saku celana Jackson, Laura dengan berat hati sontak meraih ponselnya dan melihat ternyata yang menghubunginya Jackson adalah sekertaris kantornya, tanpa berpikir panjang dan merasa kasihan melihat Jackson yang pingsan, Laura sontak mengangkat telepon tersebut.

''Halo? Kamu sekertaris kantor Jackson bukan? Jackson sedang pingsan sebaiknya kamu sekarang cepat kesini, aku di jalan merpati tidak jauh dari lampu merah.'' Ucap Laura sembari menatap Jackson.

Rey sedang minum segelas kopi dengan posisi berdiri, Rey mendengar ada suara wanita yang berbicara lewat ponsel Jackson membuat dirinya tersedak. Karena takut salah sambung, Rey kembali menatap ponselnya untuk memastikannya tetapi yang dilihatnya adalah benar dia sedang menghubungi bosnya. ''Siapa kau? Dimana Jackson sekarang?'' Tanya Rey dengan panik.

"Dijalan merpati, apa kamu bolot ya?'' Laura dengan nada tinggi.

Sudah mendapat jawaban dari wanita yang mengangkat telepon bosnya, Rey sontak bangkit dari duduknya dan bergegas menyusul Jackson.

Sembari menunggu Jackson siuman, Laura yang melihat pekerjaan belum selesai, menutup pintu mobil dan melanjutkan menyapu.

Jackson yang sudah siuman dan melihat dirinya sudah ada didalam mobil sontak membenarkan posisi duduknya dan melihat Laura yang sedang menyapu, Jackson berpikir, padahal dirinya tadi sedang ada diluar kenapa bisa ada didalam mobil? Lalu kenapa saat dia menyentuh ku aku merasa tidak apa-apa?.

Tidak mempedulikan itu, melihat Laura yang sudah selesai menyapu, Jackson buru-buru keluar dan memanggil Laura. ''Laura? Terimakasih sudah membantu.'' Ucap Jackson sembari turun dari mobil.

Laura membukukan tubuhnya untuk mengambil sapu yang terjatuh di tanah, mendengar seseorang yang memanggilnya, sesudah mengambil sapu Laura membalikan badannya dan tersenyum melihat Jackson yang sudah siuman. ''Kamu sudah siuman? Tidak perlu berterimakasih sebenernya saat kamu pingsan, tadi aku menyeret mu masuk ke mobil karena aku tidak kuat kalau harus menggendong mu'' Ucap Laura yang tertawa kecil.

Tertawa mendengar ucapan Laura yang sudah susah payah menahan tubuhnya. Jackson kemudian melihat jam di pergelangan tangannya yang sudah pukul 08.15 sudah harus pergi ke kantor. ''Ini kartu namaku, jika kamu memerlukan bantuan jangan segan-segan menghubungi ku ya?'' Ucap Jackson yang sedang berjalan untuk masuk ke mobil.

"Pasti'' Jawab Laura yang tersenyum menatap Jackson dan juga bersiap pergi karena pekerjaannya sudah selesai.

Bersambung.

Hidupku tidak seindah yang kalian bayangkan

Rey yang sudah tiba di jalan merpati dekat lampu merah mejadi terperangah keheranan karena tidak melihat Jackson dan wanita yang mengangkat teleponnya tadi.

Bingung harus mencari Jackson kemana, Rey meraih ponsel yang ada disaku jasnya dan menghubungi Jackson.

"Ya, ada apa Rey?" Tanya Jackson yang sedang mengemudi mobil.

"Apa tadi kamu pingsan? Tadi saat aku menelepon mu, telepon mu diangkat oleh wanita dan dia bilang kamu sedang pingsan, sekarang aku sudah di jalan merpati tepat dibawah pohon tapi tidak ada siapapun hanya ada mobil melintas.'' (Rey hanya memang Jackson bos, ketika dirinya sedang didalam kantor)

"Aku sedang dijalan menuju kantor, kamu naik taksi dan kembali ke kantor ya? Nanti akan aku ceritakan semuanya di kantor.'' Ucap Jackson yang langsung mematikan panggilan Rey.

Tidak bisa melupakan kejadian dirinya yang bertemu dengan Laura membuat Jackson semakin penasaran apa dirinya juga bisa dekat dengan Laura?

Sesampainya di kantor.

Jackson sedang duduk bekerja dengan laptop didepannya sembari meminum satu gelas kopi, mendengar ketukan pintu dari luar Jackson masih dengan sifat waspada meraih Disinfectant spray dan bersiap menyemprotkannya.

''Masuk'' Jawab Jackson.

Sudah paham dengan apa yang diderita oleh Jackson, Mola masuk dan berdiri dengan posisi lumayan jauh dari meja Jackson karena sudah menduga kalau dekat dengan Jack pasti akan disemprot sampai basah. Mola adalah wanita yang diutus Ibu Jackson untuk mendekati Jackson, setiap hari Mola datang ke kantor dengan membawa makanan yang dibuat dari Ibu Jackson sendiri. ''Jack, ini sarapan pagi mu'' Ucap Mola.

Sudah bertemu lebih dari 3 bulan, dengan perhatian Mola yang selalu mengantarkan sarapan yang dibuat Ibunya, tidak tahu kenapa Jackson tidak pernah tertarik oleh Mola, apa lagi dengan cara berpakaian dan cara merias wajahnya yang terlalu tebal membuat Jackson tidak suka. Berbeda dengan Jack yang baru pertama kali bertemu dengan Laura, meskipun penampilannya sederhana, tetapi bisa membuat Jack merasa ada ketertarikan di dirinya.

Melihat yang masuk ke dalam adalah Mola, dengan mengela napas Jackson menaruh kembali Disinfectant spray yang dipegang tadi dan meletakkannya dimeja. "Taruh saja di meja sofa, nanti aku akan memakannya. Terimakasih.'' Ucap Jack dengan wajah datar.

"Jack, Ibu bilang seminggu lagi kamu akan menghadiri perjamuan kan? Aku ikut denganmu ya?'' Ujar Mola.

Tidak mau pergi bersama Mola, Jackson diam-diam mencari alasan supaya Mola tidak ikut dengannya. "Maaf, aku akan menghadiri perjamuan itu dengan pacarku.''

Terkejut mendengar ucapan Jack, Mola sontak menoleh menatap Jack dengan tatapan tidak percaya.

''Pacar? Bagaimana caramu memiliki pacar? Kamu saja tidak bisa dekat dengan siapapun kecuali Ibu dan Rey.'' Tanya Mola yang lama kelamaan melangkahkan kakinya mendekati Jack.

Jack yang baru pertama kali merasa diremehkan oleh seseorang, melihat Mola semakin mendekatinya, Jack bangun dari duduknya dan menendang kursi dengan kakinya sampai terbunyi keras.

''Kamu meremehkan ku?'' Tanya Jack dengan tatapan dingin.

"Apa kamu tidak sadar diri! Siapa yang mau dengan pria sepertimu! Kalau tidak aku siapa lagi wanita yang mau mengejar mu?'' Mola dengan nada tegas.

Semakin meronta dengan perkataan Mola, Jack meraih sarung tangan baru yang ada di atas mejanya lalu memakainya. Menatap Mola dengan wajah dingin sembari tersenyum jahat, Jack melangkahkan kakinya menghampiri Mola dan menyemprotkan Disinfectant spray ke pakaiannya sendiri.

''Apa kamu tahu kenapa aku menyemprotkan Disinfectant spray ke pakaianku? Karena mulut dan tubuhmu adalah sumber bakteri dan kuman jahat. Cepat keluar atau aku sendiri yang akan menarikmu!'' Ucap Jack.

Dengan rasa tidak terima, Mola yang ingin sekali menampar wajah Jack karena mengatai dirinya sumber bakteri. Mola berusaha menahan diri lebih memilih diam karena jika dirinya membalas ucapan Jack pasti rencana untuk menjadi wanita Jack akan gagal, apa lagi Mola sudah banyak membuang waktunya untuk mendekati Ibu Jack.

''Maaf Jack tadi aku kelepasan.'' Ucap Mola, sembari menggerakkan tangannya dengan diam-diam untuk mengusap dada Jack.

Sadar dengan Mola yang semakin kurang ngajar dan tidak tahu aturan, Jack dengan rasa jijik mengangkat tangannya untuk menepis tangan Mola yang sedang meraja lela. Jack meraih pergelangan tangan Mola dengan kuat dan menarik paksa Mola keluar.

"Ingat mulai sekarang jangan pernah memperlihatkan wajahmu lagi di depanku!'' Ucap Jack.

Sesudahnya menarik Mola keluar, Jack yang lelah membalikan badannya dan masuk kembali masuk ke dalam ruangannya. Melihat jas yang sudah dipegang oleh sumber bakteri (ujar Jack) dengan jijik Jack menggerakkan ujung ibu jari dan ujung jari telunjuk tangannya untuk melepaskan jas yang dipakainya lalu melempar jas tersebut dikotak sampah.

***

"Laura! Apa kamu tidak lihat yang lain sudah selesai, kenapa kamu masih belum selesai juga? Kerja itu harus semangat kalau sudah tidak mau bekerja kamu pergi saja dari sini!''

Merasa tidak adil dan sering di caci maki dengan perlakuan orang dinas kebersihan tempat dirinya bekerja, dengan tangan kanan yang memegang sapu dan tangan kiri memegang kotak sampah, Laura yang sudah lama memendam semuanya kali ini dirinya benar-benar sudah tidak tahan dengan semua orang. Laura melempar sapu dan kotak sampah yang dipegangnya tadi ke tanah dan menatap tajam orang.

"Tugasmu mengawasi atau mencaci ku? Kamu kira aku akan terima dengan semua ucapan mu yang kotornya lebih dari sampah itu? Mulai sekarang aku akan berhenti bekerja, ambil saja gaji bulan ini untung membayar hutangku ke dirimu.'' Ucap Laura dengan mata berkaca-kaca dan melangkahkan kakinya pergi.

Laura yang sedang berjalan menuju pulang sembari menangis, dirinya merasa bingung karena sekarang tidak memiliki pekerjaan lagi.

Lelah berjalan kaki, dengan perasaan sedih yang bercampur aduk, Laura tiba-tiba teringat dengan orang yang tadi pagi dirinya temui yaitu Jackson, dirinya yang berpikir ingin bertanya dengan Jackson, siapa tahu Jackson sedang membuka lowongan pekerjaan, Laura sontak meraih sakunya mengambil kartu nama yang diberikan oleh Jackson pagi tadi. Sesudahnya memegang kartu nama Jackson di tangannya, melihat ada nomor ponsel Jackson dan yakin dengan kemampuan yang Laura miliki, Laura menyalin nomor ponsel Jackson ke ponselnya dan menghubunginya.

"Halo?''

Mendengar panggilan nya dijawab, dengan gugup Laura sontak bertanya. ''Halo apa ini Jackson? Tanya Laura.

"Ya benar. Dengan siapa ini?'' Ucap Jack.

"Aku Laura. Apa aku mengganggumu? Maaf sekali kalau begitu aku akan bertanya lain kali saja'' Jawab Laura dengan wajah malu.

Mendengar nama Laura, Jack yang tadinya sedang bekerja sontak meninggalkan pekerjaan sebentar. ''Laura? Ya ada apa?'' Tanya Jack.

"Apa hanya ingin bertanya apa kamu sedang ada lowongan pekerjaan?'' Laura sembari menggigit ujung jari telunjuknya karena menahan malu.

Mendengar Laura yang sedang mencari pekerjaannya, Jack yang masih diselimuti rasa penasaran dengan Laura yang tadi pagi menyentuh tangan Jack sampai kaget karena tidak timbul apapun dan juga dengan Jack yang sudah lama ingin sembuh dari penyakitnya, kebetulan sekali Jack sedang mencari asisten pribadi, Jack juga merasa dirinya bisa dekat dengan Laura sontak memberitahukannya dengan kata-kata sopan.

''Laura kebetulan aku sedang menjari asisten pribadi, apa kamu mau?'' Ucap Jack yang tersenyum sendiri.

"Kebetulan sekali, aku sedang mencari asisten pribadi, apa kamu mau?'' Tanya Jack.

Mendengar Jack yang sedang mencari asisten pribadinya, Laura langsung mengiyakan Jack dan setuju. ''Sungguh? Aku mau'' Jawab Laura.

Berhasil dengan tujuannya, Jack sontak mematikan ponsel dan mengirimkan alamat rumahnya ke Laura. Karena Jack mau menjadikan asistennya, Jack juga sudah berencana ingin membelikan baju yang cocok dipakai Laura ketika sudah bekerja sebagai asisten pribadinya.

Bersambung.

Bisa menyentuh Laura

Sesudah mengirim alamat rumahnya dan memerintah Laura untuk datang sore nanti, sebelum Jack menaruh ponselnya, melihat jarum jam yang pukul 10 dan kebetulan mengingat kalau hari ini ada jadwal rapat, Jack sontak bersiap pergi.

"Permisi bos?'' (Suara Rey)

Terbiasa dengan Jackson yang tidak pernah menjawabnya, Rey masuk ke dalam dan menyemprotkan beberapa semprotan Disinfectant spray di pakaian lalu mendekati Jack. ''Cepat Jack lama sekali kamu ini, tamu kita sudah menunggu. Cepat cari asistennya pribadi aku lelah memerintahkan mu terus-menerus'' Ucap Rey dengan wajah sedih.

Tidak bisa marah dengan Rey, mendengar Rey menyuruhnya mencari asisten pribadi, Jack sontak tersenyum dan menatap Rey dengan tatapan mengejek. ''Dimana lagi ada bos seperti aku? Lihat saja besok aku pasti sudah membawa asisten pribadi untukku, mulai besok kamu harus menjaga mata dengan orangku! Ingat itu.'' Ucap Jack yang tersenyum tipis.

"Sungguh Jack? Apa dia cantik?'' Tanya Rey yang berlari menyusul Jack yang berjalan.

"Sudah pasti, lihat saja besok." Jawab Jack.

Sore harinya.

Laura yang sudah bersiap ingin berangkat ke rumah Jack karena keduanya sudah membuat janji, dengan riasan wajah tipis, mengenakan dress hitam, sepatu hak tinggi dan rambut hitam yang panjang, sembari menatap kaca dikamar, Laura sempat dibuat tidak mengenali wajahnya dengan melihat wajahnya sendiri. ''Apa ini aku?'' Ucap Laura yang tertawa kecil.

Merasa cukup mirip seperti orang gila yang tertawa sembari menatap kaca, Laura yang takut Jack sudah menunggu dirinya sontak keluar dari kamar dan menghampiri Ibunya yang sedang duduk di ruang tamu.

"Ibu? Bagaimana penampilan putrimu ini?'' Ucap Laura yang memutarkan badannya dengan tersenyum.

Ibu Laura menatap dari sepatu lalu ke atas sontak kaget sembari mengelus dadanya. ''Siapa kamu? Kenapa suaramu mirip Putriku? Oh tidak wajahmu juga sedikit mirip Putriku, tunggu Laura? Astaga anakku!'' Ibu Laura yang bangun dari duduk dan melangkahkan kakinya dengan perlahan menghampiri Laura.

"Aku ini anakmu, apa Ibu sudah mulai pikun sekarang?'' Laura dengan wajah sedih.

Tahu kalau putrinya sedikit bodoh sampai mengira dirinya sudah pikun, tidak terima Ibu Laura mendorong dahi Karina dengan ujung jari telunjuknya secara perlahan. ''Aku ini pangling bukan pikun! Kamu mau kemana bisa serapih ini?'' Tanya Laura.

Laura dengan wajah kesal meraihkan tangannya untuk memegang tangan Ibunya lalu mengubah ekspresi wajahnya menjadi tersenyum. ''Bu, Laura sudah tidak bekerja menyapu jalanan lagi, Ibu doakan saja supaya Laura dapat pekerjaan yang layak'' Ucap Laura, Laura sontak berjabat tangan dengan Ibunya dan melambangkan tangannya lalu pergi.

Di kantor.

Waktu jam pulang telah tiba, Jack yang ingat kalau Laura akan datang kerumahnya langsung bangkit dari duduk, saat ingin melangkahkan kakinya, Jack teringat belum membawa Disinfectant spray dan meraihnya, lulu pergi dengan langkah cepat.

Saat Jack berdiri didepan lift dengan posisi tangan kanan yang sedang memegang Disinfectant spray dan tangan kiri yang sedang memainkan ponsel, ketika pintu lift terbuka Jack terkejut melihat Ibunya yang ada di dalam lift bersama Mola dengan mimik wajah marah.

Memiliki hubungan yang tidak terlalu dekat dengan Ibunya, Jack yang sangat tidak suka dengan Ibunya yang hobi menuntut dan juga sering memaksanya Jack untuk menuruti semua perkataannya yang tidak benar, membuat Jack 2 tahun yang lalu memutuskan pergi dari rumah dan meninggalkan Ayah, adik Jack yang bernama Salena.

Jack menatap Ibunya dengan senyum tipis dan mendekatkan dirinya ke Ibunya sembari tangan kanannya menyemprotkan Disinfectant spray ke Mola. ''Ibu kenapa membawa sumber bakteri ke sini, bagaimana kalau nanti anak laki-laki mu yang tampan ini pingsan dan sakit?'' Ucap Jack.

Ibu Jack dan Mola yang melangkahkan kakinya keluar, masih dengan tatapan marah menatap Jack. ''Jack!'' Ucap Ibu Jack dengan nada keras.

Sudah masuk ke dalam lift sembari menyemprotkan cairan di dalam lift, Jack melihat pintu sudah mulai tertutup sontak melambaikan tangannya ke Ibunya dengan senyum meledek.

Kesal dengan Jack yang tidak menggubris ucapannya, Ibu Jack yang menatap wajah Mola merasa kasihan apa lagi tadi Jack mengatainya sumber bakteri, Ibu Jack menghentakkan kaki kanannya dengan perlahan. ''Tuhan kenapa aku bisa mempunyai putra yang kejam, apa kau sedang mengutukku'' Ucap Ibu Jack dengan wajah memelas.

"Tante lihat sendiri kan Jack seperti benci denganku'' Ujar Mola yang meraihkan tangannya memegang lengan Ibu Jack.

Sesampainya dirumah Jack, Laura terperangah menatap rumah yang besarnya sama seperti istana membuat Laura tidak henti menatapnya. Melihat rumah tersebut sunyi dan hanya ada satpam sepertinya tidak ada orang didalam rumah, menebak Jack yang masih belum pulang memutuskan untuk bertanya dengan satpam rumah Jack.

"Permisi pak, apa Jackson sudah pulang?'' Tanya Laura dengan wajah ramah.

"Belum mba, biasanya sebentar lagi. Mba nya mau masuk ke dalam atau tetap mau menunggu bos Jack pulang?'' Tanya satpam.

"Tidak, terimakasih. Saya tunggu disini saja pak.'' Jawab Laura sembari melambaikan tangannya karena menolak ajakan satpam.

Jackson yang sedang mengemudi mobil menuju pulang kerumahnya, meraba ponselnya yang ada disaku dan mengambilnya, takut Laura lupa dengan janjinya, Jack sontak menghubungi Laura.

"Ya Jack? Aku sudah didepan rumahmu. Apa kamu belum pulang?'' Tanya Laura.

"Apa! Sudah sampai? Tunggu, tunggu 5 menit lagi aku sampai, kamu jangan kemana mana!'' Mendengar Laura yang sudah sampai dirumahnya, Jack sontak menambah kecepatan tinggi untuk segera sampai rumah.

Sesampainya di rumah, Jack memberhentikan mobilnya dengan mendadak, dari dalam mobil Jack melihat gadis yang mengenakan dress dan rambut hitam panjang membuat Jack penasaran. Jack sontak turun dari mobil dan tidak lupa membawa Disinfectant dengan lalu pergi menghampiri wanita yang sedang menghadap rumahnya.

"Laura?''

Karena rumah Jack dekat dengan jalan raya, mobil Jack berhenti saja sampai tidak terdengar oleh Laura. Mendengar suara Jack memanggilnya, Laura membalikan badannya dan tersenyum menatap Jack. ''Hai'' Ucap Laura.

Terpesona sekaligus tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, membuat Jack terperangah dan tidak mengedipkan matanya.

Laura yang melihat Jack melamun menatapnya membuat Laura bingung menyadarkan, karena takut penyakit nya kambuh Laura mengangkat tangan kanannya dan melambaikannya tepat didepan wajah Jack.

Jack tersadar mejadi salah tingkah karena Laura dan satpam yang sudah membuka gerbang melihatnya melamun. Jack yang tidak takut lagi dengan Laura, tanpa ragu sontak menarik lengan Laura dan mengajaknya masuk ke dalam.

"Bos, Bos? Mobil bagaimana?'' Teriak satpam.

"Panggil Rey kemari.'' Jawab Jack sembari menatap Laura yang ada disampingnya.

Melihat Pria gila bersih menggandeng tangan, Justru membuat Laura takut kalau nantinya Jack bisa kenapa-kenapa. ''Kamu sebaiknya lepaskan tanganku.'' Ucap Laura.

"Kenapa? Ini pasti akan terbiasa.''

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!