Pengungkap Tabir Misteri
1. Rencana
Sepulang dari kampus beberapa mahasiswa ada yang berkumpul bersama teman-teman mereka. Sama halnya dengan Amanda dan dua orangtemannya. Mereka berkumpul di sebuah cafe yang tak jauh dari kampus mereka.
Mereka Bertiga berbincang masalah seputar perkuliahan dan kehidupan sehari-hari. Mereka terus berbincang sambil menghabiskan makanan dan minuman mereka.
Tidak lama datang Seseorang yang mereka tunggu dari tadi.
Kirani
Eh sorry-sorry, aku datang telat banget ya?
Elnara
Gapapa kok, baru kumpul juga kita.
Amanda
Btw, kamu habis dari mana?
Kirani
Oh, tadi ada rapat bentar di klub, hehe maaf ya ga ngabarin kalo aku agak telat.
Sahara
Tumben lama, biasanya kan sebentar doang. Bahas apaan emangnya?
Kirani
Ada kating ngusulin buat bikin novel horor. Ya, aku ngajuin cerita aku yang kemarin aku lihatin ke kalian tuh dan diterima buat dikembangkan lagi. Seneng banget aku!
Amanda
Wah, selamat ya Ran.
Elnara
Iya selamat Ran. Oh iya, kamu mau pesan apa? biar sekalian kupesan kan, aku juga mau pesan lagi.
Kirani
Hmm, Americano-nya satu ya, Nar.
Elnara
Oke. *pergi memesan minuman*
Tak lama Elnara datang dengan segelas Americano dan matcha coffe di tangannya.
Kirani
Eh, kita kan dapat libur nih seminggu, kalian pada mau kemana?
Elnara
Kalau aku gak kemana-mana sih, cuman di rumah nonton series.
Sahara
Aku juga, belum kepikiran mau kemana.
Amanda
Aku mau balik ke rumah.
Elnara
Rumah orang tua kamu kan gak jauh dari sini, Manda.
Amanda
Bukan yang itu, ada satu rumah orang tuaku dulu di desa. Nah, aku mau pergi ke sana.
Kirani
Wih, pasti seru tuh liburan ke desa. Asri pemandangannya, gak ada macet-macetan, duh jadi pengen ikut.
Sahara
Bener banget tuh Ran.
Elnara
Kamu pergi sendiri Manda?
Amanda
Iya, sendiri. Gimana kalau kalian ikut juga?
Amanda
Boleh dong. Tempatnya juga ga terlalu jauh. Jadi, mau ikut ga?
Elnara
Ya ikut lah, ntar ga ada yang jagain 3 bayik kek kalian nih.
Elnara
Ntar kalian sesat lah, ntar-hmm!
Kirani
Iya, iya. Udahan dulu ngomelnya, mending minum nih! *menyodorkan Americano-nya*
Elnara
Ih, apaan sih Ran. Aku tuh ga suka Americano tau!
Amanda
Udah, udah. Jangan berantem, malu noh dilihatin kating *menunjuk meja di sebelah mereka dengan matanya*
Kating
Gapapa kok. Lanjut aja, lanjut.
Elnara
Makasih kak. *tersenyum kearah kating*
Sahara
Btw kita berangkatnya kapan nih?
Amanda
Aku sih udah prepare dari semalam, tinggal nunggu waktu berangkat aja sih.
Elnara
Jadi kamu mau berangkat besok?
Amanda
Rencananya sih gitu, tapi kan kalian mau ikut, jadi terserah kalian.
Kirani
Kalau aku ya gas aja.
Sahara
Aku juga bisa kapan aja. Tinggal bilang ke mama, pasti dibolehin kalau aku.
Elnara
Besok boleh juga tuh. Kamu pasti kangen rumah lamamu, kami kan cuman pengen ikutan. Jadi, terserah kamu aja nentuin kapan berangkatnya Manda.
Amanda
Ya udah besok kita berangkat ya?
Kirani
Kita kumpul di mana ntar?
Elnara
Rumah aku aja gimana?
Kirani dan Sahara hanya mengangguk menyatakan bahwa mereka setuju.
Elnara
Ya udah, jadi fiks ya besok kita kumpul di rumah ku. Kumpulnya jam 9 ya, jangan telat ya Ran.
Kirani
Siap! Aman tuh, ntar aku pasang 10 alarm.
Setelah membahas rencana liburan, mereka lanjutkan pembicaraan dengan cerita-cerita ringan hingga hampir masuk waktu senja. Mereka pun kembali ke rumah masing-masing.
2. Berangkat
Pagi menjelang siang, mereka semua telah berkumpul di rumah Elnara. Mengecek kembali barang-barang bawaan mereka, memastikan tidak ada satu pun barang penting yang ketinggalan.
Elnara yang kebetulan di samping Kirani pun heran, mengapa Rani membawa Laptop saat akan liburan.
Elnara
Kamu Mau bawa laptop Ran, buat apa?
Kirani
Oh, ini buat ngetik ceritaku, soalnya deadline nya Minggu ini, hehe.
Sahara
Ya ampun Rani, kita mau liburan ini loh, masih aja kamu mikirin kerjaan.
Kirani
Ini tuh cara supaya kita tetap produktif. Di desa itu kan vibesnya tenang, jadi, idenya bisa ngalir seperti air terjun gitu.
Elnara
Ya udah terserah kamu aja. Yuk, ini udah semua belum?
Amanda
Udah semua kayaknya.
Mereka pun menaruh tas mereka di atas motor. Setelahnya mereka mengecek motor yang akan mereka bawa itu. Rencananya mereka akan berangkat dengan 3 motor, dengan Kirani yang membonceng Sahara.
Sebelum berangkat, Amanda menjelaskan rute yang akan mereka tempuh dan Elnara mengatur formasi mereka nanti.
Elnara
Jadi, nanti Manda mimpin jalan di depan, terus di tengah aku dan di belakang Rani sama Sahara.
Elnara
kalian ini, udah semua kan. Yuk kita jalan, ntar keburu panas.
Mereka pun menaiki motor mereka masing-masing. menstaternya dan men-gas nya perlahan.
Mereka pun meninggalkan rumah Elnara. Mereka berhenti sekali di sebuah minimarket untuk beristirahat. Akhirnya setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 3 jam, mereka pun sampai di sebuah desa yang bernama desa Mekar Sari.
30 menit berkendara di jalanan pedesaan, mereka pun sampai di sebuah rumah. Sebuah rumah dua lantai bergaya klasik dengan sebuah pohon mangga di samping kirinya.
Amanda dan teman-temannya berhenti di depan rumah itu.
Amanda
Udah nyampe nih, mau langsung masuk?
Sahara turun dari motor dan membuka pagar kecil di depan rumah itu.
Ketiga temannya pun membawa motor mereka masuk dan memarkirkannya di dekat pohon mangga.
Mereka mendekati pintu besar itu, Amanda mengangkat tangannya dan mengetuk pintu itu.
Terdengar sahutan sayup-sayup dari dalam sana.
Bi Rahma
Iya, wa'alaikumussalam.
Pintu besar itu terbuka dan menampilkan seorang wanita paruh baya.
Bi Rahma
Eh, nak Manda. Akhirnya kamu pulang nak, kok ga ngabarin?
Bi Rahma
Udah lama sampainya?
Amanda
Baru aja kok, Bi. Aku juga bawa teman-temanku, Bi.
Bi Rahma
Halo juga, anak-anak cantik. Ayo, ayo masuk! Jangan berdiri di sana aja.
Amanda
Iya Bi, ayo kita masuk.
Mereka pun masuk ke dalam rumah tersebut. Oleh Bibi Rahma mereka diarahkan ke ruang tamu untuk beristirahat sejenak.
Sementara mereka beristirahat, Bibi Rahma mengambilkan minuman untuk mereka. Dari arah dapur ia keluar membawa nampan berisi makanan dan 4 gelas jus jeruk.
Bi Rahma
Silahkan diminum.
Kirani
Bibi tau aja kami suka yang asem-asem, makanya bawain jus jeruk ya?
Bi Rahma
Haha, tidak juga kok, kebetulan ada sedikit jus jeruk di kulkas dan cuacanya mendukung sekali bukan?
Kirani
Haha, Bibi bisa aja.
Bi Rahma
Kalau gitu Bibi tinggal ya. kamarnya udah Bibi beresin, kalau nak Manda dan teman-teman mau istirahat bisa langsung ke sana ya.
Bibi Rahma hanya tersenyum dan pergi meninggalkan keempat sahabat itu.
Amanda
Kebetulan kamar yang bisa dipake cuman satu, kita satu kamar aja ga papa? Tadi aku cek, kamar tamunya udah jadi gudang.
Kirani
Ga papa sih, asal jangan di loteng aja, ngeri soalnya hiih.
Elnara
Rani, apa-apaan sih, jangan ngomong kayak gitu.
Kirani
Manda, rumah ini kan udah lama ga ditempati, pasti yang ada di sini gak cuman kita kan?
Sahara
Hush, Rani. Jangan ngomong gitu, aku takut.
Amanda
Nih mau langsung ke kamar aja?
Kirani
Ayo, aku pengen cepep rebahan, udah capek banget nih.
Elnara
Iya aku juga, ayo Manda.
Mereka pun masuk ke kamar Amanda dan beristirahat di sana sampai malam tiba.
3. Tamu tak diundang
Setelah makan malam tadi, keempatnya berkumpul di kamar Amanda. Suasana tenang di malam hari digunakan keempat sahabat itu untuk bersantai dengan kegiatannya masing-masing.
Elnara dengan seriesnya, Sahara dengan novelnya dan Kirani dengan laptopnya, sedangkan Amanda mengambil camilan dan minuman untuk ketiga sahabatnya.
Tak lama Amanda datang membawa beberapa camilan disertai minuman yang langsung ia letakkan ke atas meja.
Amanda
Nih buat kalian, cuman ini adanya, dimakan ya.
Kirani
Wih, makasih Manda, tau aja lagi butuh camilan.
Elnara
Makasih Manda. Oh iya, mau nonton bareng?
Di sela-sela kegiatan mereka masing-masing mereka tetap mengobrol satu sama lain. Dan kali ini yang membuka obrolan adalah Sahara.
Sahara
Manda, rumah kamu ini siapa yang nempatin selain Bi Rahma?
Amanda
Ga ada, cuman Bi Rahma, papa biasanya ke sini sebulan sekali.
Amanda
Aku juga jarang ke sini, terakhir ke sini 5 tahun yang lalu.
Mendengar pertanyaan sahabatnya itu Amanda langsung menunjukkan wajah murungnya.
Memang teman-temannya tak ada yang tau tentang Mamanya Manda.
Kirani
Eh, maaf Manda, aku gak-
Amanda
Gapapa kok, santai aja.
Kirani
Siapa sih orang penting yang bertamu malam-malam begini?
Kirani
Berisik banget ketokannya.
Elnara
Udah biarin aja tapi, kalo penasaran bukain gih.
Sahara
Jangan, kalo orang jahat gimana?
Kirani
Gapapa, biar aku yang bukain.
Amanda
Paling anak tetangga.
Kirani berjalan menuju pintu. Perlahan-lahan ia buka pintu tersebut dengan menggenggam sebuah sapu lidi.
Kirani
Aaaa, astagfirullah maling!!
Dengan mata tertutup, Kirani memukulkan sapu di tangannya ke sosok di depannya itu.
Mendengar keributan di luar, Amanda pun pergi keluar juga.
Kirani
Nih, ada orang, udah datang malam-malam malah ngagetin lagi!
???
Hehe sorry, aku cuman mau main kok.
Kirani
Tau nih, kamu ngapain di sini, sendirian lagi?
???
Kan aku udah bilang mau main, tadi aku baru dapat kabar kalo Manda balik, jadi aku ke sini deh.
Kirani
Emang anda siapa ya? Kami ga nerima tamu malam-malam.
Amanda
Gapapa Ran, dia teman masa kecilku.
Taka
Nah gitu dong dari tadi.
Mereka bertiga pun masuk ke dalam rumah.
Kirani
Jangan macam-macam kamu ya! ntar kugebukin lagi pake sapu, mau?
Taka
Ya Allah, gak percayaan kali, aku baik loh ini bawain martabak.
Taka
*mengangkat kantong kresek bawaannya*
Kirani
Nyogok nih ceritanya?
Mereka disambut oleh Elnara dan Sahara yang sedang bersantai di ruang tamu.
Amanda
Dia Taka, teman masa Kecilku.
Elnara
Oh, salken ya. Aku Nara, ini Sahara dan yang itu Rani.
Amanda
Aku ambil piring dulu buat martabaknya.
Martabak telah tersaji di atas meja. Mereka makan sambil bercerita, mulai dari keseharian mereka hingga kehidupan kuliah.
Elnara
Oh, jadi kamu masuk teknik informatika ya Taka?
Taka
Iya, kebetulan emang ngincer itu dari dulu, kalian gimana?
Elnara
Aku masuk psikolog.
Sahara
Kalo aku HI sama kayak Manda.
Taka
Eh, Manda gak jadi masuk psikolog?
Amanda
Nggak Taka, aku berubah pikiran.
Taka
Padahal kemarin kamu bilang mau masuk psikolog biar sekalian rawat jalan.
Taka
Iya kan semenjak insiden itu kamu kena-
Amanda
Cuman depresi ringan kok.
Kirani
Kok kamu gak pernah cerita sih Manda.
Sahara
Iya, Manda kamu kenapa?
Amanda
Aku gapapa kok, ngomong-ngomong Rani masuk sastra indo loh, sekarang udah jadi penulis padahal baru semester 2.
Taka
Ah, masa? Aku kira dari tadi dia cuman halu gak jelas di depan laptop.
Kirani
Heh! Kamu kira ngayal aku gak berguna gitu, modal ngayal udah dapet cuan bos!
Taka
Palingan masih dibawah gaji aku. Pasti banyak typonya, pembacanya juga ga rame.
Elnara
Eh udah, udah. Jangan ribut lagi, udah malam nih.
Bosan dengan topik perkuliahan, mereka pun menggantinya dengan cerita seputar rumah Manda.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!