NovelToon NovelToon

Menikahi Paman CEO-ku

Proyek Ayah bunda

Malam ini cahaya bulan sangat indah yang ditemani ribuan bintang di langit. Suasana seperti ini sangat romantis bagi yang berpasangan. Namun berbeda dengan seorang remaja berusia 18 tahun yang masih duduk dibangku SMA kelas 12. Ia adalah Dhea sebastian, gadis lugu yang memiliki paras cantik. Berhati baik, juga ramah kepada setiap orang.

Saat ini ia memasang wajah cemberut.

"Ayah sama Bunda yakin mau ninggalin Dhea sendiri?" tanya gadis itu untuk kesekian kalinya. Tak lupa Ia memajukan bibirnya dan melipat tangan di depan dada.

Gadis itu tidak terima dengan keputusan kedua orang tuanya untuk pergi meninggalkannya dan melakukan perjalanan bisnis.

"Ayah sama Bunda yakin sayang, ini kan demi masa depan kamu nantinya. lagian kamu gak sendiri karna ada paman Tyo yg bakal rawat dan ngejagain dhea nantinya." jelas sang Ayah membujuk sang putri agar mau ditinggal. lagian mereka hanya pergi sebulan bukan setahun.

"Huwaaa...gimana nanti kalau Dhea kangen? Kan cuma Ayah yang peluk Dhea kalau mau bobo, hiks." Dhea menangis tersedu- sedu dan memeluk erat sang ayah. "Nanti kalau Dhea peluk uncle Tyo hiks, hiks pasti dia marah. " lanjutnya lagi yang masih terus menangis dalam pelukan sang Ayah tercinta.

Bundanya hanya bisa tersenyum melihat tingkah putri semata wayangnya yang sangat dekat dengan sang ayah. Ia mencoba membantu menenangkan sang putri dengan mengusap lembut kepala Dhea.

Ia sebenarnya juga tidak rela meninggalkan putrinya, tapi mau bagaimana lagi? Demi tugas dan kewajiban ia harus selalu siap menemani sang suami pergi, kemana pun itu.

"Enggak sayang, kalau kamu kangen sma ayah kamu boleh peluk Paman Tyo kan dia juga sama dengan ayah, dia kan adik Ayah." ucap Sebastian sambil mengusap lembut punggung sang putri.

Seketika tangis Dhea mereda. Dhea memang sangat dekat dengan ayahnya, bahkan di usianya yang sekarang, ia baru akan tidur ketika sang ayah harus memeluknya dan mengusap-usap kepalanya.

"Janji?" tanyanya menatap sang ayah, menunggu jawaban.

"Janji sayang." Lantas Dhea pun tersenyum setelah mendengar penuturan sang Ayah. Sebastian mencium kening sang putri karna gemas melihat tingkah putri manjanya itu yang sangat dekat denganya. Pria itu sangat sangat menyayangi Dhea dalam hidupnya.

Dhea melirik sang Bunda yang ada di sampingnya. Ah lebih tepatnya di samping Dhea dan sang ayah karna sekarang Dhea masih berada di pangkuan sang ayah tercinta. Sedangkan Lisa yang merasa ditatap pun hanya mengangguk pelan dan tersenyum kepada sang putri.

Gadis itu tak berniat melepaskan pelukannya dari sang ayah. Setelah dirasa tenang, dia mulai memejamkan matanya dan tertidur di pangkuan sang ayah.

"Yah bawa kamar aja Dhea nya, nanti kamu capek mangkunya." Usul Lisa istri Sebastian.

Sebastian hanya mengangguk setuju dan membawa sang putri ke kamarnya. Setelah dirasa aman untuk keluar, Sebastian keluar dari kamar sang putri dengan mengendap- ngendap dan menutup pintu dengan pelan.

Ketika sampai di lantai bawah, senyumnya merekah karna sudah mendapati keberadaan Tyo sang adik yang sedang berbincang dengan istrinya.

"Baru pulang dek? " tanyanya ketika sudah duduk di sofa tepat berada di samping sang istri.

Sedangkan Tyo duduk sofa tunggal yang berada di hadapanya. "Iya bang, kerjaan numpuk banget, harus di selesaikan semua sebelum acara pernikahnya dilaksanakan." Jawabnya kemudian menyeruput teh hangat yang sebelumnya sudah disajikan oleh Lisa sang kakak ipar.

"Jangan terlalu cape lu dek, nanti kalau sakit kagak jadi deh ijab kobulnya, hahah." Sebastian terkekeh atas ucapan nya sendiri. "Soal itu mah aman bg." jawab Tyo.

"Jadi gini dek.... " Memasang wajah serius lalu menarik nafas sebentar lalu membuangnya kasar, sebelum melanjutkan ucapannya yang tertunda ia melirik sebentar kearah sang istri untuk meminta persetujuan dan dibalas anggukan oleh istrinya.

.

.

.

.

jangan lupa Like dan komen ya, 🙏

salam hangat ku untuk mu readers.. 😇😍

Kebiasaan Dhea

"Jadi gini dek, kami akan berangkat ke London besok untuk membangun proyek baru disana, abang mau menitipkan Dhea kami untuk sementara waktu bersmamamu, abang percaya sama kamu kalau hanya kamu yang bisa jaga Dhea selama kami pergi. Tidak lama kok, paling cuma sebulan kurang, nanti 2 hari sebelum pernikahan kamu kami sudah akan pulang." Ucap Bastian menerangkan kepada sang adik.

"Jadi, kamu mau kan? " tanyanya memastikan sang Adik.

"Ya maulah bang. kan Dhea keponakan ku, mana mungkin aku nolak, aku juga seneng nanti nya bakal bisa ngerawat Dhea.dia itu negegemesin banget," jawab nya sambil tersenyum hangat kepada Bastian.

Tyo membayangkan wajah keponakan kecilnya itu ketika merajuk saat tak dibelikan eskrim. Tyo menganggap Dhea masi anak kecil padahal kan uda 18 tahun ya.

"Tapi dek,dia tu kadang nyusahin kamu nantinya. Dhea itu kadang gak bisa tidur sebelum dielus elus kepalanya dan dipeluk oleh Abang kamu" kata Lisa memberitahu sikap manja sang putri kepada Tyo. Ia sangat sedih ketika harus meninggalkan sang putri semata wayangnya itu, terlebih ia takut nantinya Tyo merasa terganggu dengan sikap sang putri. maklum la anak satu satu nya dari horangg kayahh. Jadi agak agak gimana gitu.

"Kakak sama abang tenang aja, Dhea itu uda kayak anak aku juga heheh,j jadi kan emang uda tugas aku merawat dan menjaganya. Nanti biar semua kebutuhnya aku yang penuhi,apapun itu." Kata Tyo mencoba menenangkan kedua orang tua yg berat melepaskan sang putri.

"Iya abang percaya sama kamu" sambil menepuk pelan bahu sang adik. "Yaudah, kamu istirahat dikamar tamu aja ya, biar besok langsung bisa bawa Dhea keapartement kamu" lanjutnya lagi, supaya sang adik mau bermalam di Rumahnya.

"Oke bang, aku tidur dulu ya uda capek banget soalnya" Sebastian mengangguk, dan Tyo berjalan meninggalkan ruang keluarga menuju kamar tamu yang biasa dia tempati ketika menginap disini. Tyo memang jika sedang tidak sibuk, ia akan berkunjung kerumah abang nya ini dan mengajak keponakannya, Dhea untuk berjalan jalan.

"Pah, aku kekamar Dhea ya, mau beres beres bajunya yang mau dibawa keapertement tyo sekalian malam ini mau tidur dengan Dhea. " terang Lisa. Sebastian hanya mengangguk saja.

***

Saat ini keluarga Dhea sedang sarapan bersama. Tidak ada pembicaraan diantara mereka sampai bunda Dhea mengatakan..

"Barang-barang kamu uda bunda beresin ya sayang," ucapnya setelah menghabiskan nasi goreng miliknya. Ia memandang lekat sang putri yang duduk di depannya.

"Iya bun, makasih ya." Dhea berucap dengan mulut yang masih penuh. Tyo yg melihatnya menjadi gemas sendiri dengan keponaknya itu. Tangan nya menuangkan segelas air putih dan memberikannya kepada Dhea.

Dhea yang melihat itu pun langsung paham dan meminum air putih itu dengan sekali teguk.

"Minumunya pelan pelan Dhea, sayang." Tyo mengacak pelan rambut keponakan cantik nya itu.

Dhea membalas dengan senyuman manisnya. "Makasih uncle," Tyo mengangguk dan kembali melanjutkan sarapanya.

Setelah sarapan mereka memutuskan untuk berangkat ke Bandara. Tyo dan Dhea ikut mengantar sampai kebandara saja. Dhea juga memasukan kopernya ke Bagasi mobil Tyo, karna setelah mengantar kedua orang tuanya dia tidak akan pulang lagi melainkan ke Apartement Tyo. Ia akan tinggal bersama sang uncle selama sebulan ini.

Dan disinilah mereka sekarang. Tyo dan Dhea telah sampai di Apartement luas milik Tyo.

walaupun Tyo sangat Tajir melintir tentunya, ia lebih memilih tinggal diapartement. Namun, di apartement ini sudah ada kolam renang pribadi yg tidak terlalu luas la ya, perpustakaan mini, kamar tidur ada 2, ruang tamu, ruang keluarga, tempat gym/olahraga. ya, Tyo memang suka berolahraga, makanya dia memiliki bentuk tubuh yang atletis dan jangan lupakan Roti sobeknya.

Semangat 45

Tyo mengangkat koper sang keponakan untuk dibawa ke Kamar Dhea di Lantai atas tepat disamping kamar Tyo berada. Dhea hanya mengekori sang Paman yang membawanya ke Kamar barunya. setelah sampai didepan kamar Dhea,Tyo menekan knop pintu dan... ceklek, pintu pun terbuka. Terlihat di dalamnya kasur king size, sebuah meja rias, dan lemari pakaian. Mereka pun masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Ini kamar kamu, Dhea sayang." Menaruh koper sang keponakan di samping kasur king size tersebut.

Dhea mendudukan dirinya di pinggir kasur dan menatap sang Paman yg berdiri di hadapanya sambil menatapnya juga.

"Uncle kamarnya gak kebesaran ya? " tanyanya. Tyo hanya mengerutkan kening pertanda dirinya bingung atas ucapan Dhea.

"Maksud Dhea itu, kamarnya kebesaran"

"Ya gapapa la sayang" mengacak gemas rambut Dhea, "tapi kamu suka kan? " tanyanya memastikan sang keponakan suka dengan kamar yang akan ia tempati selama sebulan kedepan.

"Suka kok uncle," sambil tersenyum hangat.

"Yaudah kamu istirahat aja biar pembantu yang beres beresin pakaian kamu," masih dengan posisi semula.

"Ih uncle, itu kan pakaian aku gak mungkin pembantu yang beresin"

Dhea merasa tahu diri untuk tidak merepotkan sang asisten rumah tangga Uncle nya. Kan dia juga masih punya tangan sama kaki.

"Yaudah kalau kamu gak mau, uncle kekamar Uncle dulu ya. Mau mandi, gerah" mengibas ngibaskan kemeja yang dia kenakan. "Nanti kalau perlu apa-apa panggil Uncle aja ya, kamar uncle disebelah kok" sambungnya lagi.

"iya Uncle, thanks for you" Tyo hanya tesenyum kemudian melangkahkan kakinya keluar dari kamar Dhea.

Dhea yang melihat pamannya yg sudah keluar pun langsung mengambil kopernya dan menyusun seluruh pakaian nya yg ia bawa kedalam lemari besar dikamar tersebut.

Setelah semuanya rapi, ia naik keatas kasur dan merebahkan dirinya. Ia menatap langit langit kamar yg berwarna putih terang itu.

"Bunda sama ayah udah nyampe mana yah"

gumamnya pelan.

Baru saja ia akan memejamkan mata. Tapi dering hp nya yang ada di atas nakas mengganggu kenyamananya. Dengan malas ia mengambil hp nya tersebut. Ia tersenyum setelah melihat nama dilayar panggilan tersebut adalah orang yg baru saja ia rindukan. Dengan semangat 45 dia langsung menjawab telfon tersebut.

"Hallo bun" Ucapnya sambil tersenyum

"Hallo sayang, gimana? kamu suka sama kamar kamu?" tanya seorang disebrang sana yang tak lain adalah Lisa, bundanya Dhea.

"Suka kok bun, eh bunda kok uda nyampe aj ya? bukanya masi lama lagi ya? " ia bingung sendiri kenapa bundanya sudah menelfon nya kan mereka baru terbang 3 jam yg lalu. Mana mungkin secepat itu nyampe ke London.

"Bunda belum nyampe sayang, sekarang ayah sma bunda lagi Transit ini, ya nggak mungkinla kami secepat itu nyampenya, kamu ni ada ada saja ya." terdengan tawa ringan dari sebrang sana.

"Oh iyaya Dhea lupa. " menepuk jidatnya sendiri. "Oh iya bun, ayah mana? kok gak dengar suara ayah dari tadi? " ia penasaran dengan keberadaan sang ayah tercinta.

"Ayah kamu lagi ditoilet sayang. udah dulu ya sayang, pesawatnya uda mau berangkat lagi, kamu baik baik disana ya, jangan nyusahin Uncle Tyo loh."

"Iya bunda, titip salam sma ayah" dan setelahnya telfon pun terputus.

Dhea kembali menaruh hp diatas nakas dan melanjutkan tidurnya yang tertunda. ia melirik jam sebentar,yang menunjukan pukul 13:30 wib. Kemudian dia pun berbaring, dan Tertidur.

**********

Dhea menggeliat dan mengerjapkan matanya.

ia berusaha mengumpulkan seluruh kesadaranya. ia beranjak dan mendudukan dirinya sebentar dipinggiri ranjang. Ia melirik jam yang ada diatas nakas. Pukul 18:10.

"W**ih lama juga gua tidurnya, uda cem mayat aj"

Batin Dhea

Setelah semua kesadaranya terkumpul ia berjalan ke kamar mandi berniat untuk membersihkan tubuhnya yang sudah agak lengket karna terakhir kali ia mandi cuma tadi pagi. 30 menit berlalu Dhea sudah selesai dengan kegiatanya mandi dan berpakaian. ia mengenakan pendek diatas lutut dan kaos berwarna biru yang tampak pas dibadan ramping nya.

Dhea melangkah kan kakinya menuju Dapur untuk membantu sang asisten rumah tangga membuat makan malam. Ketika hendak kedapur ia tak sengaja melirik pintu kamar pamanya yang masih tertutup.

Dhea berpikir mungkin pamanya sedang keluar rumah untuk mengurus pernikahan pamanya itu dengan sang kekasih pujaan hatinya, dalam kurun waktu 1 bulan.

Ya, pamanya sudah memiliki kekasih seorang model cantik dan seksi ternama yang saat ini tinggal diamerika untuk mengejar cita citanya katanya. Tania namanya. Yang Dhea tahu mereka sudah berpacaran selama 4 tahun dan memutuskan segera menikah. Kalau uda niat ya apalagi?| toh uncle nya udah tuek.. Enggak tua2 kali la.

Okeh kembali ke Dhea, ia meneruskan langkahnya sampai ia tiba didapur dan menemukan sang asisten yang kebetulan sedang memasak. Gadis itu menghampiri sang asisten berniat membantu.

"Bibi lagi masak apa?" tanyanya melihat sang asisten yang saat ini memoton bawang.

"Eh nona Dhea, lagi masak ayam kecap non. sama sayur asam non" menoleh sekilas lalu melanjutkan kegiatanya.

"Sini biar Dhea bantu bik" berniat mengambil pisau dari tangan bik Nur. Namun dengan cepat Bik Nur menghindar, dan menolaknya.

"Jangan non, nanti tangan non lecet"

Dhea berdecih. "Ah elah bik, uda biasa kali, sans aj. Di rumah juga Dhea sering bantu bunda masak, jadi gapapa ya bik"

"Yakin non?, nanti saya dimarahin Tuan Tyo kalau nona terluka" Dhea memutar bola mata jengah atas sikap sang asisten yang terlalu berlebihan. Ya walaupun Dhea kaya, tapi dia tidak akan pernah melupakan tugas seorang wanita yaitu memasak dan beberes rumah. Jadi wajar saja dhea pandai memasak.

"Udah deh bik, biasa aj ya, kalau luka kan diobatin, sini biar Dhea yang potong, bibik masak ayam nya aj" si Bibik hanya menggaruk tengkuk nya yang tak gatal karna tingkah Dhea. Ia berpikir masih ada juga ya anak horkay yang pandai memasak.

Namun si Bik tak mau ambil pusing dia pun melakukan pekerjaan yang lainya.

Setelah semua nya selesai Dhea pun makan malam ditemani Bik Nur, walau sempat terjadi sedikit perdebatan karna siasisten tidak mau makan di Meja yang sama dengan Dhea.

Alasanya karna Dhea adalah tuan rumah dan dia adalah seorang pembantu, jadi tidak mungkin pikirnya. Setelah Dhea memaksa akhirnya bik nur mau juga dari pada berdebat sampai besok pagi pikirnya. Sang asisten sangat senang dengan Dhea karna orang nya tidak sombong dan humoris sama seperti pamanya Si Tyo itu. Ya, Tyo memang akrab dengan orang yg ada didekatnya. Namun beda lagi kalau dikantor, juteknya minta ampun, arogant, dingin dan tidak berekspresi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!