"Apa Yah..!! ini tidak salah dengan ucapan Kalian barusan, mana mungkin ayah dan bunda bisa menjodohkan Alfa dengan anak kolega bisnis Ayah. Ayah dan bunda tahu Alfa sangat mencintai Radiza selama ini,Alfa tidak mau." Tolak pria tampan putra satu-satunya dari keluaga Givan pratama itu.
"Tapi ini tidak bisa kamu tolak Al, kerena kita semua sudah menetapkan tanggal pertunangan kalian berdua ,bulan depan kalian berdua langsung tunangan,kamu tidak boleh menolak keinginan kita berdua, menurutlah Al." kata Givan dengan santai pada putranya.
"Ahhhh kalian payah, tidak melihat aku dan tidak punya hati ya." gerutuk Alfa berajak dari ruangan santai itu naik ke lantai dua menuju kamarnya.
Givan dan Nayha hanya tersenyum saja melihat putra satu-satunya itu sungguh kecewa apa keputus mereka buat hari ini.
"Biarkan saja Sayang, nantik dia juga tersenyum jika baru melihat calon tunangannya itu, biarkan saja dia untuk sementara waktu seperti ini, aku tahu putra kamu itu tidak akan pernah menolak apa yang kita inginkan."Ucap Givan dengan rasa senang melihat putranya kesal dan saat Alfa sangat kecewa padanya.
"Kamu ini tega bangat bohongin dia Mas, kenapa kita tidak berterus terang saja." kata Nayha melihat suaminya itu dengan santai.
"Sudah, tutup mulutnya sayang, jangan bahas lagi kita lihat saja tangal mainnya nantik." ucap Givan melarang istrinya itu untuk bicara dan membahas perjodohan Alfa dengan Anak kalangan dari kolega bisnisnya.
Alfa pria yang sudah berumur 28 tahun putra dari pengusaha kaya diindonesia,banyak perusahaan yang dimiliki Givan pratama, saat ini yang sudah dipegang oleh Alfa.
Alfa pria tampan seperti Givan, Alfa anak yang pintar tidak ada yang bisa menandingi perusahaan milik orang tuanya itu, semenjak dia yang memegang perusahan Milik Orang tuanya itu kemajuan perusahannya bertambah pesat dan semakin maju di manca negara.
Banyak kalang bisnis yang mengenal nama Alfarizvan pratama saat ini dikalangan pengusaha didunia bisnis.
Begitu juga dengan seorang gadis saat ini sungguh kaget saat Mama dan Papanya baru saja menjodokan dia dengan anak teman papanya dari kalangan Bisnis mereka.
"Tidak Ma, Radiza tidak mau dijodohkan, Zaman seprti apa ini, masak dizaman ini masih main jodoh-jodohkan.Razisa masih bisa cari pasangan yang aku suka dan pria itu baik sama Radiza selama ini, aku tidak menerimanya ma, aku sudah mencintai seorang pria saat ini." ucap Radiza juga menolak
"Tidak ada Batahan Radiza, ikuti apa kata Mama kamu, kamu itu sudah berumur 23 tahun sudah bisa menikah Nak." kata Dion pada putrinya yang masih melihat mereka tidak percaya.
"Pa jangan memaksa Radiza gini dong, aku belum siap kuliah Pa, tunggu aku siap dengan kuliah dulu baru kalian bisa rencanakan ini semua, aku tetap menolak apa yang papa dan Mama inginkan. Aku tidak mau dijodohkan Ma." kata Radiza diam duduk disamping Mamanya saat ini.
"Kamu tidak bisa menolak lagi Nak saat ini kami dan keluarga calon tunangan kamu itu sudah menetukan hari pertunangan kamu, satu bulan lagi." Jelas Dita pada putri satu-satunya itu.
"Kamu ikuti saja apa yang Papa sudah pilih, lelaki yang bertanggung jawab untuk putri Papa yang cantik ini." kaya Dion dengan lembut bicara pada Putrinya.
"Jangan teruskan lagi rencana Papa itu, nantik aku akan adukan pada Paman Rahell biar dimarahi olehnya." kata Radiza kesal masuk ke kamarnya.
Dita dan Dion hanya menyelengkan kepala saja melihat tingkah putri semata wayangnya itu.
"Lihat putri kamu itu sama kerasnya seperti kamu Sayang." kata Dion melihat istrinya.
"Ya darah siapa lagi yang turun sama dia Mas, kamu juga keras jangan suka melihat aku saja, kamu juga sama bersifat keras dengan putri kamu itu." kata Dita tidak mau kalah.
"Biarkan saja dia dulu seperti itu, nantik dia juga ngikut juga kata kita." kata Dio dengan santai sambil menyeruput kopi yang ada digelas yang terletak di meja.
Radiza adalah gadis cantik, ayu tapi berwatak keras sama saat Dita muda dulu, gadis itu baru berumur 23 tahun saat ini Radiza kuliah semester 4,Radiza gadis judes, tapi tidak disaat dia bersama Alfa jika saat pria itu berkunjung ingin bertemu dengannya,tapi saat ini mereka berdua sama-sama memedam rasa cinta mereka berdua, cinta dalam diam, Alfa juga sangat mencintai gadis kecil itu dari kecil sampai sekarang dia tidak pernah bisa melihat gadis lain, selain Radiza yang ada hatinya.
Begitu juga dengan gadis kecil itu, selalu memedam perasaannya kerena Alfa adalah anak dari sahabat Kedua orang tuanya, selama ini Radiza hanya tahu Alfa mengagapnya adik saja tidak ada perasaan lain.
Saat ini Radiza merasa kesal denggan keputusan orang tuanya ingin menjodohkan dirinya dengan anak dari rekan bisnis Papanya sendiri.
Radiza tidak bisa Terima keputusan yang orang tuanya putuskan tampah bicara dahulu padanya.
Saat ini lagi menelpon dengan Ray, Radiza selalu bercerita padanya Ray adalah putra Rahell adalah kakak angkat Dita.
dilayar ponsel yang sudah terlihat Pria tampan diberwajah bule dan sedikit indo itu, Ray hanya tersenyum melihat adik selalu disayanginya itu.
"Kenapa lagi kamu Za?? lihat wajah jelek kamu itu membuat aku terganggu bekerja, kenapa kamu kelihatannya bete banget?? " cerita padaku dulu. " kata Ray lembut.
"Kak ray, aku lagi kesal banget hari ini, masa Papa main jodohkan aku sembarangan, tampah membicarakan dulu padaku. "jelasnya sedikit sedih pada Ray tempat dia bercerita.
"Mungkin saja pria itu baik dimata Papa kamu dek,pria yang bisa bertangung jawab dengan diri kamu, makanya orang tua kamu memilih perjodohan kalian , kerena untuk kebaikan kamu juga Sayang.jangan marah begitu, mungkin itu yang terbaik dekk." kata Ray juga mengasi masukan pada adiknya itu.
"Ahhh kamu kak, sama saja Dengan Papa dan Mama." kata Radiza bertamabah kesal pada Ray.
"Jangan seperti anak kecil terus dek, kamu itu sudah dewasa sekarang tidak ada orang tua itu yang tega membuat anak mereka tidak bahagia, kerena pria itu baik mereka itu mau menjodohkan kamu denganya, menurut saja kenapa sihh Diza." kata Ray dengan senyuman saat ini melihat gadis yang sudah diangap keluaga dan adik baginya.
"Aku tetap tidak mau dijodohkan Kak, aku akan pergi dari rumah jika Mama dan Papa jika masih bersikukuh dengan perjodohan itu.kaka Ray juga tahu selama ini aku sangat menyukai kak Alfa, aku mencintai dia Kak." kata Radiza dengan sendu berkata begitu pada Ray kerena selama ini tempat dia curhat.
"Kakak tahu itu dek, tapi mungkin saja kamu tidak jodoh untuk Alfa, dan juga Alfa tidak menyukai kamu dek, dia selama ini sayang sama kamu hanya sebatas adek saja." ucap Rey mengingatkan kembali adiknya itu dengan ucapan yang selalu lembut sebagai kakak untuk Radiza.
Radiza hanya bisa menghela nafas panjangnya, dia hanya diam saja saat ini apa yang sudah dikatakan oleh Ray, orang selalama ini dekat dengan dia, dan tempat dia bercerita apa saja pada Pria berwajah bule itu.
**********
Kita perkenalkan dulu dengan tokoh dicerita ini ya.
Alfa pemuda tampan, dari keluarga kaya keturunan pratama, putra dari Givan pratama dan Nayha.
Alfa beru berumur 28 tahun.
Sudah menjabat Sebagai CEO di perusahaan Pratam Grup.
Tokoh kita kedua adalah
Radiza adalah gadis cantik dan agak berwatak keras, tapi disisi lain Radiza sangat lembut.
Radiza baru berumur 23 tahun masih kuliah.
Radiza putri dari Pasangan Dita dan Dion.
Hari ini Alfa sunggu sangat kesal pada kedua orang tuanya, kerena tampak sepengetahuan dan pembicaraan padanya terlebih dahulu Ayah dan bundanya main jodohkan saja.
Alfa tidak bisa diam dikamarnya saat ini dia selalu gelisah dan tidak bisa duduk dengan tenang, Alfa selalu mengarut kepala sedikit pusing memikirkan perjodohannya yang tidak disangkanya.
Hari ini kedua orang tuanya benar-benar bikin Alfa sangat merasa kecewa, tapi Alfa juga tidak bisa menolak kata Bundanya.
Alfa takut bundanya akan kecewa atas keputusan yang sudah bunda putuskan.
"Ahhh sial,masak mereka tidak bilang terlebih dahulu padaku sih mau menjidokan aku dengan anak dari kolega ayah." kata Alfa masih saja mengupat atas apa yang baru saja dia dengar dari kedua orang tuanya.
"Ahhh sebaiknya aku pergi saja, pusing jika aku memikirkan ini semua, lebih baik aku keluar saja." kata Alfa mengambil jaket dan kunci mobilnya dan keluar dari kamarnya.
Saat Alfa melewati orang tuanya itu masih berada di ruangan santai, Alfa dengan santai berjalan kearah luar, namun belum sampai pada pintu luar Alfa kembali dipanggil oleh Nayha.
"Al, kamu mau kemana, ini sudah malam jangan lupa pulang. " ingat Nayha pada putranya itu.
"Bunda,, aku ingin kerumah Vais sebentar saja." kata Alfa santai menjawab kata Bundanya itu.
"Baiklah,jangan malam kali kamu pulang nak, ingat jangan suka kelayapan kebar." kata Nayha selalu mengingat putranya.
"Iya Bun, aku tidak akan kesana." kata Alfa berjalan meningalkan rumah itu.
Alfa melajukan mobilnya untuk kerumah sahabatnya Vais dengan santai, Alfa juga tidak ingin di rumah malam ini dia akan meginap saja diapertemen miliknya malam ini.
Tidak butuh lama kerumah Vais, akhirnya dia sampai juga di rumah temanya itu yang tidak dari orang kaya seperti dia, Vais hanya dari orang biasa saja.
Sampai didepan rumah sederhana itu Alfa sedikit senduh melihat pada temannya saat ini sudah duduk di bangku yang ada dibawah pohon jambu dihalaman rumah kecil milik orang tua Vais.
"Hai bro, kenapa lagi lo hari ini, lihat wajah tampan lo itu tidak seperti biasa gue lihat, kenapa bete bangat gue perhatikan ??" kata Vais sedikit tersenyum dan ada tanda tanya saat ini di benaknya, kerena tidak biasa teman dekatnya itu seperti ini jika berkunjung kerumahnya.
"Ahhh, gue sangat kesal saat ini is." katanya singkat.
" Kenapa lagi. " kata Vais dengan bingung"Gue lagi malas cerita is, jangan memaksaku, kita keapertemenku yok, kita bisa cerita di sana malam ini, gue lagi suntuk bangat hari ini." kata Alfa benar-benar suntuk dan bete ulah kedua orang tuanya hari ini.
"Ya sudah, terserah lo saja,ayok!! " Ajak Vais pada temannya itu.
Mereka berdua akhirnya berangkat keapertemen milik Alfa yang tidak jauh dari tempat tingal Vais,sebelum sampai diapertemen Alfa mencari cemilan lebih dahulu di swalayan yang dekat dengan apartemennya, setelah sudah mendapat semua yang di inginkan mereka melakukan perjalanan mereka keapertemen milik Alfa.
Alfa sampai didepan pintu apartemen miliknya itu,dia mengambil kunci dan memberikan pada Vais.
"Elo buka itu pintu gue lagi banyak bawaan belajaan kerena stok gue disini pada habis." kata Alfa santai.
"Kenapa lo harus belanja Al, bukankah lo tingal sama orang tua lo?" kata Vais heran saja dengan temanya itu.
"Kadang gue malas pulang dari kerja, kadang gue nginap disini." kata Alfa menjawab kata Vais dengan santai.
"Ohhh gitu ya.
Mereka berdua masuk kedalam apartemen yang sangat mewah itu, ada dua kamar di dalam apartemen milik Alfa dang ruangan yang bersih dan tampak megah dengan hiasan yang rapi diding.
Vais sudah beberapa masuk kedalam apartemen milik temanya jadi tidak terlalu kaget lagi, karena temanya itu anak orang kaya jadi tidak kaget lagi dengan semua itu.
"Is apa lo selama menjadi dosen di pakultas tempat lo mengajar saat ini,lo senang dengan menjadi dosen?" Tanya Alfa santai sambil menaruh belanjaannya di lemari Es dan lemari peyimpanan makanan yang tidak perlu ditarok di dalam lemari pendingin.
"Kenapa lo bertanya begitu Al, ada yang aneh dari pertanyaan elo ini?" kata Vais heran dengan temanya itu.
"Apa lo gak mau bekerja lain Selain menjadi dosen saja?" Tanya Alfa menatap temanya itu.
"Gue sudah senang menjalani itu Al, jadi gue gak kepikir yang lain." kata Vais masih saja binggung melihat temanya itu. "Elo ini kenapa sih Al, pertanyaan lo itu aneh saja menurutku??"
"Ahh tidak, gue ingin tahu saja, lo betah dengan profesi sebagai dosen, dibanding bekerja di perusahaan gue?" kata Alfa menjawab santai.
"Aku malas dengan bekerja dengan lo Al, gue tidak mau lo megatur gue." jawab Vais juga dengan santai.
"Ahhh lo bikin gue bertambah kesal saja Is, tidak di rumah, tidak lo disini tidak ada jawabannya yang bikin gue senang hari ini, memang sial hari gue seharian ini.
"Kenapa lagi elo Al?"
Alfa tidak langsung menjawab apa yang ditanya temannya itu, hari ini Alfa kesal pada kedua orang tuanya, dan ditambah lagi temanya itu bertambah mutnya hari ini tidak begitu bagus.
"Diam tu jika ditanya. " kata Vais dengan tersenyum pada Alfa.
"Jangan senyum- senyum begitu lo, gak ada yang lucu dengan gue. " betenya Alfa pada Vais.
Sebenarnya lo ini punya masalah apa sih Al ?aneh saja dari tadi gue perhatikan lo, kesal saja bawaan lo, kenapa ?" tanya Vais kembali.
Saat ini Vais ingin tahu kenapa Alfa sangat kesal dan bete banget, entah apa yang terjadi pada sahabatnya dan teman sekolahnya ini.
Alfa menghela nafasnya, lama alfa untuk menjawab kata Sahabatnya itu, akhirnya Alfa angkat bicara juga dan bercerita tentang perjodohan pada Sahabatnya itu.
"Apa gue gak salah dengar itu Al??Bukankah orang tua lo tahu selama ini elo mencintai Radiza, putri dari sahabatnya mereka, kok bisa tega orang tua lo jodohkan lo dengan anak kalangan dari bisnisnya mereka sih ??" Tanda tanya juga dipikiran Vais juga saat ini, ada rasa kasiahan pada Sahabatnya itu, tidak seperti dia, terlahir di rahim orang tua hidup sederhana, bebas memilih kebebasan untuk pasangannya.
Tapi tidak Dengan Alfa tidak bisa bebas dari perjodohan untuk memperlancar bisni mereka jadi anak yang jadi tidak dapat menikmati kebebasan dalam memilih urusan pribadi dan untuk hidup dengan orang yang dicintai jauh dari kata tidak.
Itu yang terpikir saat ini di benak dan pikiran Vais, sungguh miris menjadi Anak pengusaha kaya, tidak bebas dalam melakukan apapun, hidup mereka selalu diatur.
**************
Itu yang terpikir saat ini di benak dan pikiran Vais, sungguh miris menjadi Anak pengusaha kaya, tidak bebas dalam melakukan apapun, hidup mereka selalu diatur.
Alfa memperhatikan Temanya itu dengan bingung, Vais sedikit melamun setelah perbincangan mereka barusan.
"Punk " bantal sofa yang ada ditangan Alfa melayang kewajah Vais.
"Aduhhh Al, kenapa lo mala melembar gue, sadar usil lo." kerutuk Vais pada temanya itu."lo gak usah pake kekerasan sama teman kenapa sihh Al, itu namanya kekerasan dalam berteman namanya." kata Pais asal mengerocos saja.
"Apa yang lo pikir tentang gue, lo pasti mikir yang macam-macam sama gue, iya kan?? Jagan bohong lo." kata Alfa sangat kesal pada Vais.
"Dimana tahu lo apa pikiran gue, emang lo bisa baca pikiran gue ahh??" kata Vais tidak mau kalah.
"Lo ngapain melamun oncong?? jika gak mikir sesuatu yang menganggu pikiran lo " kata Alfa.
"Tidak Al, hanya saja gue tidak abis pikir dengan dunia orang kaya ya, apa lagi kayak lo pengusaha sukses, tidak bisa lepas dari perjodohan yang sepertinya sudah jadi tradisi para pengusaha dengan hal itu." kata Vais singkat.
"Ujung-ujungnya anak yang jadi taruhan mereka,Anak tidak bisa memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidup dengan pasangan yang mereka inginkan." sahut Alfa dengan sendunya.
"Na itulo tahu itu." kata Vais.
"Ya kaya yang gue rasa sekarang." kata Alfa singkat..
Vais dan Alfa juga sedikit terdiam apa yang mereka pikir itu mamang itu keadaan yang sebenarnya,mungkin itu sudah ciri khas dari orang kaya, yang tidak bisa menikmati kebahagia oleh anak-anak mereka untuk bersama orang yang dicintainya.
"Kadang gue lelah Vais, dengan semua ini kenapa orang tua gue dengan teganya melakukan ini sama gue, mereka tahu bahwa gue sangat mencintai putri dari sahabat mereka, tapi mereka masih saja melakukan ini, gue sebenarnya kecewa atas keputusan Mereka tapi gue gak bisa lari dari itu, hanya gue yang mereka punya, gue juga gak tega lihat bunda sedih." ungkap Alfa sungguh tidak ada pilihan lain saat ini, kerena dia tidak bisa menolak apa yang di inginkan oleh kedua orang tuanya.
"Gue tahu Al, lo orangnya gak akan bisa membantah kata Bunda Lo, kerena lo dari kecil selalu nurut apa kata bunda lo, gue tahu bunda lo sangat meyayangi lo, mungkin ini jalan buat lo, untuk hidup bahagia, tidak ada orang tua yang akan meyerumuskan anak kejalan yang salah." kata Vais juga mengasih pengertian pada Temanya yang saat ini benar-benar sedih.
Alfa hanya terdiam mendengar kata Sahabatnya itu, ada benar juga, mungkin untuk kebaikan dirinya sendiri saat ini kedua orang tuanya melakukan perjodohan itu.
Alfa dapat berpikir dengan baik, dia akan menurut apa kata orang tuanya itu, bulan depan mereka akan bertunangan dengan gadis yang tidak dia kenal sama sekali.
"Ehhhh tungu-tunggu Is, gue juga gak tahu siapa gadis yang akan dijodohkan bunda dan ayah." pikir Alfa saat ini.
"Mana gue tahu Al, lo aja yang akan bertunangan gak tahu apa lagi gue." kata Vais kesal pada pada Sahabatnya.
"Benar juga kata lo Is." kata Alfa sedikit penasaran siapa gadis yang akan dijodohkan bunda Naysha untuk dirinya.
"Apa gadis itu cantik, apa tidak ya Al??jika dia tua dari lo bagai mana?" kata Vais mulai menbawangin hal tidak bisa dia katakan.
"Jangan menakuti gue dengan pikiran jelek lo. " kata Alfa melempar satu bantal didekatnya lagi pada sahabatnya itu.
"Gue hanya memikirkan jika itu benar Al, apa lo akan menerima Gadis yang lebih tua dari lo???" kata Vais malah bertaya pada sahabatnya yang lagi bingung juga memikirkan apa kata Vais barusan.
"Jangan lo buat gue takut dan cemas. " kata Alfa berkata lagi pada Sahabatnya dekatnya.
Kedua pria tampan itu saling berpikir, membayangkan gadis yang akan dijodohkan pada Alfa itu benar-benar lebih tua dari umur Alfa, apa Alfa bisa menerima gadis itu dan perjodohan yang dibuat oleh kedua belah pihak.
**
Lain saat ini dirumah Radiza, gadis itu juga malah berpikir jika Mama Dita masih melanjutkan perjodohannya dengan pria yang tidak dia kenal sama sekali, Radiza akan kabur dari rumah, dirinya tidak mau dijodohkan seperti ini.
Radiza kembali keluar untuk makan malam bersama Dita dan Dion yang sudah menunggunya dimeja makan, Dita hanya melihat santai pada putrinya itu, kerena dia tahu putrinya itu lagi kesal padanya, jadi Dita juga diam saja tidak terlalu pusing dengan tingkah putrinya.
"Makan Diza, kenapa malah melamun." kata Dion melihat putrinya itu.
"Pa, apa gak bisa ditolak perjodohan yang kalian buat untuk aku??" kata Radiza masih membahas itu.
"Kenapa?" kata Dion santai dan cuek saja.
"Aku masih menolak itu semua Pa, aku tidak akan pernah mau dijodohkan dengan orang yang tidak aku kenal." kata Radiza masih murung.
"Tidak bisa di batalkan itu Za, kerena kami sudah menetukan kamu akan bertunangan bulan depan diminggu pertama, gak bisa dirubah lagi keputusan itu." kata Dita lembut.
"Ahhh kayaknya aku tidak ada harapan untuk bisa menikmati Hari-hari indahku dan tidak bisa menikah dengan orang yang aku cinta dan aku suka selama ini Ma, pa. " lemas Radiza, gadis itu hanya mengaduk-ngaduk nasinya didalam piringnya.
"Lanjutkan makan kamu itu, jangan sampai gak makan, nantik mahh kamu kambuh lagi." kata Dion mengingat kan putrinya itu.
"Ajil Mana siah pa, kok aku gak lihat dia??" kata Radiza mencari adiknya.
"Dia belum pulang saat ini lagi mengerjakan tugas kelompok di rumah temanya." kata Dita.
Pas saat mereka membicarakan orang yang dicari Oleh Radiza, orangnya malah nongol.
"Ada apa kamu pasti cari akukan?" kata Ajil santai duduk disamping kakaknya itu.
"Kamu dari mana siha dek? jam segini baru pulang? "' kata Radiza melihat adiknya itu baru kembali.
"Aku akan ujian akhir kak jadi aku ada tugas yang harus diselesaikan dan kerja kelompok belum siap." kata adiknya Radiza yang baru berumaur 19 tahun itu.
"Ohhh, tumben kamu rajin?" kata Radiza santai.
"Aku ingin nilai ku nantik tinggi aku ingin kuliah keluar negeri kak, agar bisa seperti kak Alfa dan Om zi, lihat kedua pria tampan itu aku iri bangat." kata Ajil santai.
"Mereka itu memang sudah terlahir menjadi anak pintar sayang, jadi tidak bisa kita bicarakan lagi nak." kata Dion memang tahu kedua pria itu dari kecil, Alfa dan Zi memang anak pintar.
"Jika aku menikah dengan kak Alfa apa kalian berdua merestui ku gak Ma, pa??" Tanya Gadis itu pada Kedua orang tuanya.
"Tidak, kalian itu saudara." kata Dion bersamaan dengan istrinya menjawab kata Putrinya itu.
"Alah Kalian berdua gak adil padaku. " Lesu Radiza lagi.
"Sudah-sudah jangan bicarakan yang bukan- bukan lagi, kalian berdua lanjutkan makanya." kata Dita pada kedua anaknya itu.
Mereka berempat makan dimeja makan itu dengan diam sampai selesai tidak ada perbincangan lagi anatara mereka, setelah siap Radiza kembali ke kamarnya untuk mengerjakan tugas kuliahnya,dengan tidak bersemangat gadis itu membukak leptopnya saat ini,dia melihat ke layar benda yang ada didepan ya itu dengan profil Alfa yang terlihat gagah tersenyum dilayar pipi leptop yang dimiliki Radiza.
"Sepertinya aku tidak bisa untuk hidup bersama kamu kak, sudah pupus, walau saat ini kamu mengagapku adik saja, aku sangat mencintaimu dan meyayangi kamu dari dulu, hatiku sudah tepaut untuk kamu kak. " kata Radiza menyentuh layar pipi yang ada hadapanya itu.
**********
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!