NovelToon NovelToon

My Cutie Presdir

[MCP] PROLOG & CAST

PROLOG

"Zefa, melihat performa kamu yang selalu bagus dan baik selama bekerja disini. Perusahaan pusat meminta kamu untuk mendampingi Presiden Direktur disana".

Zefa terdiam seraya bertanya tanya apa maksud dari penjelasan atasannya itu.

"Maksudnya gimana ya Pak?". Dahinya menyernyit.

"Kamu di minta untuk menjadi sekertaris pribadi Presdir. Presdir sendiri yang menunjuk kamu untuk menjadi sekertarisnya". Jelas atasannya seraya tersenyum kepada Zefa.

Zefa terdiam berusaha mempercayai apa yang di sampaikan atasannya.

"Pak Rudi lagi enggak bercanda kan? Atau mungkin Bapak salah orang gitu?". Tangannya mulai dingin dan gemetar.

"Saya serius Zefa. Beberapa hari yang lalu presdir datang kesini dan meminta saya untuk segera melakukan pemindah tugasan kamu". Jelas Pak Rudi sekali lagi.

Lagi lagi Zefa terdiam berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini benar adanya dan ini bukanlah mimpi atau candaan belaka.

"Jadi saya di pindah tugaskan ke perusahaan properti untuk jadi sekertaris presdir?". Ucap Zefa untuk meyakinkan dirinya sekali lagi.

"Iya Zefa. Saya sudah urus semua berkas-berkas untuk pemindahan kamu, dan besok kamu temui Pak Hans di Stars Holding pukul delapan pagi untuk penandatangan kontrak". Ucap Pak Rudi.

"Tapi saya kan enggak ada basic sebagai sekertaris Pak? Saya disini juga cuma sebagai kepala divisi". Sahut Zefa penuh ke khawatiran.

"Saya percaya kamu pasti bisa. Bukan hanya saya, tetapi petinggi di perusahaan ini pun sudah sangat yakin dengan kinerja kamu". Ucap Pak Rudi membuat Zefa kembali terdiam.

"Kamu tidak perlu khawatir. Jalani saja sambil terus belajar, saya yakin seratus persen dengan kemampuan kamu. Saya saja percaya sama kamu, masa kamu tidak percaya dengan diri kamu sendiri?". Sambungnya memberikan semangat untuk Zefa, si pegawai teladan.

"Baik Pak. Kalu begitu saya bersedia! Terimakasih atas dukungannya dan terimakasih atas kepercayaan Bapak terhadap saya". Ucap Zefa dengan sangat yakin.

Mendengar Pak Rudi yang begitu mempercayai kemampuannya, menumbuhkan semangat dan keyakinan pada dirinya.

Sesampainya di rumah setelah bekerja...

"Ayah, Ibu". Ucapnya terlihat menahan senyum.

"Kenapa?". Tanya Ibu yang mulai duduk di sampingnya setelah mengambil segelas air.

"Kenapa kak?". Sang Ayah pun penasaran.

Zena terdiam beberapa saat sambil tersenyum dan membuat Ayah juga Ibunya semakin penasaran.

"Ada apa sih kak? Jangan bikin khawatir ah". Seru sang Ayah yang mulai mengerutkan keningnya.

"Iya, bikin penasaran aja kamu. Ada apa?". Ujar Ibu yang telah menghabiskan segelas air.

"Zefa senang banget! Enggak nyangka dan enggak pernah terbayang Zefa bisa ada di situasi kayak gini". Ucap Zefa yang tidak sadar saat air mata mulai menetes di pipinya.

"Kenapa nangis? Ada yang enggak beres? Langsung ke intinya aja kak, Ayah penasaran!". Sang Ayah benar benar tidak sabar juga khawatir dengan anak gadisnya

"Iya kamu kenapa nangis gitu sih kak, ada masalah serius?". Seru Ibu juga terlihat sangat khawatir.

"Jadi, tadi Zefa tiba-tiba di panggil sama atasan Zefa. Dan Ayah Ibu tahu enggak beliau bilang apa ke Zefa!". Ucap Zefa sambil tersenyum dan mengusap air matanya.

"Engga tahu kak, udah ah ayo buruan cerita Ayah penasaran banget ini". Ayahnya membuat Zefa dan sang Ibu tertawa.

"Ok ok. Intinya, Zefa sekarang udah naik jabatan!". Ucap Zefa seraya berteriak kegirangan.

"Serius kak?". Tanya Ayah membelalakkan matanya.

"Kamu serius nak? Naik jabatan?". Seru Ibu hampir menangis.

***

CAST

CHOI WOO SHIK as CHOI WOO SHIK

Pria tampan kelahiran Seoul Korea Selatan berusia 33 tahun dengan tinggi badan 181cm. Anak kedua dari tiga bersaudara juga anak lelaki pertama dari seorang pemilik serta pemegang saham utama di dua perusahaan besar di Indonesia, tepatnya di Jakarta.

Choi Sajang, begitu lah para staff memanggilnya. Selain ketampanannya yang bersinar, kelembutan hati dan sikapnya yang sangat humble dan sopan membuat para staff melihatnya seperti bidadara bersayap yang di kelilingi cahaya kebaikan.

Tipe wanita idamannya adalah :

Cantik, baik hati, sopan dan tidak ribet masalah pakaian atau pun make up. Intinya adalah wanita yang simple dalam segala hal.

KIM DA MI as ZEFANYA CHAYRA

Wanita cantik asli Indonesia yang berusia 27 tahun dengan tinggi 170cm. Wanita yang sangat tekun bekerja dan hampir tidak pernah melakukan kesalahan, ia juga salah satu staff kesayangan para petinggi perusahaan.

Orang orang memanggilnya Zefa, karena secara penyebutan itu jauh lebih mudah. Zefa terlahir dari keluarga yang berkecukupan, ia merupakan anak dari seseorang yang menjabat sebagai supervisor di sebuah perusahaan kecil. Ia memiliki seorang adik lelaki yang sedang sibuk dengan kuliahnya.

Tipe pria idamannya adalah :

Tinggi, bersih, sopan, baik, tidak menuntut apa pun, cara bicara yang tidak berlebihan dan menerima dia apa adanya.

ANOTHER CAST

KIM TAE HYUNG as CHOI TAE HYUNG

Anak kedua dari pemilik Stars Holding Group yang juga merupakan adik dari Choi Woo Shik Sajangnim. Usianya 27 Tahun Saat ini Choi Tae Hyung sedang fokus menjalankan perusahaan Stars Holding cabang yang mana Zefa pernah bekerja disana.

Anak bontot ini gantengnya kelewatan, ga kalah ganteng sama si kakak pokoknya. Beberapa bulan ini lagi sibuk di Korea, fokus membenahi Stars Holding cabang.

CHOI SOO YOUNG as CHOI SOO YOUNG

Anak pertama dari pemilik Stars Holding Group atau kakak dari Choi Woo Shik dan Choi Tae Hyung. Berusia 38 tahun, saat ini belum memiliki pasangan karena terlalu sibuk mengurusi klinik kecantikannya di Jakarta.

Asli sih, nih kakaknya Sajangnim ketusnya bukan main! Parah. Saking ketusnya, Choi Sajang aja kadang suka kesal sama kakaknya sendiri. Kebayang engga sih se ketus apa si Mba Soo Young ini?

ISYRAF DANISH as ZENO MARENDRA

Adik satu-satunya yang sangat di sayang Zefa. Mahasiswa usia 20 tahun yang gantengnya bisa bikin cewek-cewek meleleh. Nayra aja sampai naksir. Emang bener-bener ya si Nayra, tahu banget mana cowok ganteng.

PARK SEO JOON as JODDY WISNU TAMA

Teman terdekatnya Choi Sajang yang Hiperaktif pokoknya, agak konyol juga. Kalau ngomong suka ceplas ceplos, tapi omongannya tuh bener. Engga salah kan?.

Ganteng parah si Joddy ini, engga heran kalau Nayra cimat banget sama nih orang. Btw, tahu kan cimat? Iya, cinta mati! Lebay engga sih? Lebay ya? Ya udah deh. Lanjut.

KIM GO EUN as NAYRA NATASYA

Sobat penanya Zefa yang paling rusuh, tapi selalu patuh sama waktu. Bawel juga, berisik deh kalau ada Nayra.

Tiga tahun jomblo bikin hatinya berontak dan protes "Kapan nih ada yang ngisi ke kosongan gue?". Hatinya bilang kayak gitu, saking kesepiannya tuh hati. Eh tapi, akhir akhir ini Nayra kayak udah punya gebetan gitu, tapi masih belum bisa kenal sama si dia. Iya dia, Joddy si pemilik cafe ganteng teman dekatnya Choi Sajang.

MUN KA YOUNG as METTA HANINDITA

Kelihatannya ketus tapi aslinya, ya emang ketus sih. Tapi dia baik banget anaknya, engga pilih-pilih makanan kayak Nayra.

Metta ini selalu jadi tameng buat teman-temannya kalau ada netizen si maha nyinyir yang selalu menghujat tanpa alasan yang jelas.

KIM JI SOO as IMELDA ANGELA

Cantik, idaman cowok-cowok di kantor. Tapi sayangnya agak lemot aja sih anaknya makanya engga heran kalau dia pernah jadi sasaran netizen yang suka nyinyir.

HAN JI HYUN as ARAYA PAMELA

Sama bawelnya kayak Nayra kalau mereka disatuin tuh kepala rasanya mau petcah! Solid banget anaknya udah gitu royal. Jadi makin lope deh.

***

[MCP] CHAPTER 1

Suara kicauan burung merupakan alunan musik terindah yang selalu di dengar oleh Zefa setiap harinya. Sinar matahari yang menyelinap masuk melalui sela gorden kamarnya juga suara kokokan ayam membuatnya terlihat sekuat tenaga sedang mencoba untuk membuka matanya. Namun jam tidur yang tidak beraturan membuat Zefa sering kali kesulitan untuk bangun dari tidurnya.

"Zefa, bangun kak udah jam segini. Nanti telat loh". Terdengar suara sang ibu yang mengetuk pintu kamar seraya berteriak menyadarkan Zefa.

"Iya bu". Sahut Zefa dari dalam kamar dengan suaranya yang parau.

Zefa adalah seorang wanita berwajah mungil berusia 27 tahun yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Zefanya Chayra, itulah nama lengkap dari seorang kakak yang sangat menyayangi adik laki-lakinya. Ia bahkan bertanggung jawab atas semua kebutuhan kuliah sang adik. Sungguh mulia hatimu, Zefa.

Dua hari yang lalu ia baru saja menandatangi surat perjanjian kontrak dengan perusahaan properti milik seseorang yang berkewarganegaraan Korea Selatan, namun memiliki izin tinggal di Indonesia.

Sebelumnya ia bekerja di perusahaan produk kecantikan yang masih satu kepemilikan dengan perusahaan properti yang sekarang menjadi tempatnya untuk mengais rezeki.

"Kak, kamu harus fokus ya ini hari pertama kamu kerja dan usahakan selalu beri yang terbaik buat bos kamu". Pesan sang Ayah kepada putrinya.

"Pasti yah. Zefa pasti akan terus dan selalu bekerja dengan baik". Sahut Zefa saat sedang mengambil ponselnya yang berdering.

...Nayra Comel...

...Is calling...

Zefa, gue di depan rumah lo nih.

^^^Ok. Tunggu bentar ya gue minum dulu.^^^

Lima mili aja enggak usah banyak banyak, kelamaan.

^^^Nay lo belum pernah gue sembur ya!.^^^

Seingat gue sih belum! Udah ayo cepat Zefanyaaaaa!.

.........

Nayra Natasya, salah satu sahabat Zefa sejak ia duduk di bangku kelas satu di sekolah menengah pertama. Mereka berteman dengan sangat baik, bukan hanya Zefa dan Nayra tetapi keluarga mereka pun saling mengenal dan tidak jarang pula ibu-ibu mereka sering menghabiskan waktu bersama. Hal itu lah yang membuat kedekatan Zefa dan Nayra semakin kuat.

"Bu, Ayah. Zefa berangkat ya, Nayra udah sampai". Ucap Zefa bangun dari duduknya dan berpamitan dengan orang tua juga adiknya.

"Bilang Nayra hati-hati nyetirnya". Seru sang ibu yang baru saja selesai mencuci tangan.

"Iya bu". Sahut Zefa.

Zefa bergegas menemui Nayra si wanita bawel yang selalu patuh terhadap waktu. Jadi tidak heran kalau Zefa bisa sampai berlari kalau Nayra sudah datang menjemputnya. By the way, Zefa dan Nayra satu perusahaan, tetapi Nayra sudah lebih dulu berada di perusahaan tersebut.

Zefa selalu berangkat ke kantor bersama Nayra meskipun sebelumnya mereka tidak bekerja di perusahaan yang sama, karena sahabatnya itu tidak ingin berangkat ke kantor sendirian Nayra ingin ada yang menemaninya selama di perjalanan untuk teman berbincang. Zefa sempat menolak karena ia merasa akan terus dan selalu merepotkan Nayra jika setiap hari seperti itu, namun Nayra justru sangat marah sampai akhirnya Zefa menuruti keinginan sahabatnya.

Jarak tempuh dari rumah Zefa menuju kantor tempatnya bekerja tidak terlalu jauh hanya memakan waktu sekitar lima belas menit. Dan kini Zefa dan Nayra sudah tiba di kantor.

Langkah kakinya mulai memasuki lobby lalu Zefa berhenti di meja resepsionis.

"Pagi kak". Sapa Zefa kepada staff resepsionis.

"Pagi. Ada yang bisa saya bantu?". Tanya resepsionis tersebut.

"Saya Zefanya Chayra. Dua hari yang lalu saya sudah tanda tangan kontrak dengan Pak Hans sebagai sekertarisnya Choi Woo Shik Sajangnim". Jelas Zefa.

"Dan hari ini hari pertama saya. Jadi saya harus kemana ya sekarang?". Sambungnya sambil tersenyum ramah kepada kolega barunya.

"Oh! Zefanya. Tadi Pak Hans sudah titip pesan ke saya kamu bisa langsung ke ruangannya untuk bertemu dengan Sajangnim terlebih dahulu disana. Kebetulan Choi Sajang sedang ada di ruangan Pak Hans". Sahut staff resepsionis memberikan informasi kepada Zefa.

"Ruangan Pak Hans ada di lantai tiga ya. Di sebelah kanan dari pintu masuk". Jelasnya.

"Oh, baik. Kalau begitu saya langsung kesana. Terimakasih sebelumnya. Have fun kak". Ucap Zefa berpamitan dengan kolega barunya.

"Good luck Zefanya!". Sahut staff resepsionis itu dengan sangat ramah.

Setelah mendapatkan informasi dari resepsionis Zefa kembali menghampiri Nayra yang sedang berada di coffee shop seberang kantor.

"Hayo mau kemana?".

Nayra tiba-tiba muncul sontak membuat Zefa terkejut namun Nayra justru tertawa.

"Puas banget lo ketawa!". Ucap Zefa cemberut.

"Sorry...". Ucap Nayra meledek Zefa sambil tertawa.

"Ditinggal bentar udah langsung ngilang! Ya udah gue mau ke ruangannya Pak Hans. Gue duluan ya. Bye, see you!". Zefa melambaikan tangan kepada Nayra.

"Eh eh, bentar! Ini kopi, biar lebih fresh sebelum ketemu Choi Sajang dan waspada tremor kalau berhadapan sama Oppa Korea itu". Nayra menarik tangan Zefa yang hampir pergi meninggalkannya.

"Thank you! Have fun ya". Ucap Zefa tersenyum.

Langkahnya mulai memasuki lift menuju lantai tiga perusahaan untuk menemui Pak Hans dan Choi Woo Shik Sajangnim di hari pertamanya bekerja. Sesekali ia menyeruput kopi pemberian sahabatnya.

Dag dig dug, begitulah yang dirasakan Zefa, tangannya sedikit gemetar tetapi ia mencoba untuk tetap tenang agar sikapnya tidak mengecewakan di hari pertamanya.

Tangannya mulai mengetuk pintu di hadapannya tanpa ragu dan penuh keyakinan.

"Permisi Pak Hans, saya Zefanya". Ucap Zefa setelah mengetuk pintu.

"Masuk". Terdengar suara Pak Hans dari dalam ruangan yang meminta Zefa untuk masuk.

Zefa melangkahkan kakinya dengan percaya diri, senyum manisnya menyapa kedua atasannya tersebut. Zefa kini sudah berdiri berhadapan dengan Pak Hans dan Choi Woo Shik Sajangnim yang sedang duduk bersebelahan.

"Silahkan duduk". Ucap Pak Hans sambil tersenyum.

Choi Woo Shik sajangnim tersenyum melihat Zefa yang rapih dengan setelan barunya, senyumnya yang ramah dan kepercayaan dirinya menjadi alasan utama terpakunya pandangan Choi Woo Shik Sajangnim.

"Sajangnim, ini Zefanya yang sudah saya beritahu kemarin. Mulai hari ini Zefanya akan membantu Sajangnim dalam segala hal. Artinya Zefanya ini sekertaris pribadi sajangnim yang baru". Jelas Pak Hans kepada Choi Sajang.

"Baik. Terimakasih Pak Hans. Kalau begitu kamu bisa langsung ikut ke ruangan saya ya". Ucap Choi Sajang sambil tersenyum.

"Baik Sajangnim". Sahut Zefa membalas senyum Choi Sajang.

"Permisi Pak Hans, terimakasih banyak". Lanjut Zefa berpamitan kepada atasannya.

Zefa berjalan tepat di belakang Choi Woo Shik Sajangnim dan mengikutinya hingga sampai di salah satu ruangan, yang mana ruangan tersebut merupakan ruang kerja bos barunya itu.

Choi Woo Shik Sajangnim merupakan presiden direktur atau CEO di perusahaan asal Korea Selatan yang bergerak dalam bidang properti. Selain jabatannya sebagai Presdir, Choi Woo Shik Sajangnim juga merupakan anak kedua dari pemilik serta pemegang saham utama perusahaan tersebut. Desas desusnya, ia merupakan ahli waris dari perusahaan ini maka tidak heran jika posisinya yang sekarang sebagai bentuk latihan untuk ke posisi yang lebih tinggi.

Zefa sudah tiba di ruang kerja Choi Woo Shik Sajangnim yang sangat luas dengan design yang mewah. Ruangan itu sangat rapih dan wangi membuat Zefa tidak henti hentinya menyanjung ruangan tersebut dalam hati.

"Ok, Zefanya?". Ucap Choi Sajang memastikan nama Zefa sekali lagi.

"Zefanya Chayra, panggil saja saya Zefa, Sajangnim". Jelas Zefa.

"Zefa? Ok, selamat datang di ruangan saya Zefa. Dan semoga kamu betah kerja sama saya. Mohon bantuannya ya". Ucap Choi Sajang tersenyum ramah dengan suaranya yang juga sangat lembut.

"Baik Sajangnim, saya akan bekerja dengan baik untuk Sajangnim". Sahut Zefa tersenyum.

"Terimakasih! Satu lagi, meja kerja kamu ada di seberang ruangan saya ya. Dekat pintu masuk ke ruangan ini". Jelas Choi Sajang memberitahu Zefa dengan sangat detail.

"Iya Sajangnim, terimakasih. Kalau begitu saya pamit ke meja kerja saya. Nanti saya akan kesini lagi untuk menyusun ulang jadwal kerja Sajangnim". Ucap Zefa.

"Terimakasih ya. Good luck!". Sahut Choi Sajang tersenyum.

Zefa melangkahkan kakinya keluar dari ruangan presdir menuju meja kerjanya. Ia mulai membersihkan dan juga merapihkan zona kerjanya. Hingga beberapa saat kemudian ruang kerja Zefa sudah terlihat lebih rapih dan bersih, pastinya Zefa mengutamakan kenyamanan di ruang kerjanya agar ia juga bisa lebih semangat bekerja.

"Finally... Sekarang gue harus lebih semangat dan fokus kerja, beri yang terbaik buat Choi Sajang".

Zefa menyemangati dirinya sambil tersenyum, keyakinan dan tekad yang kuat terpancar dari bola matanya.

Zefa melangkahkan kakinya menuju ruangan presdir, sesuai dengan janjinya ia akan menyusun ulang jadwal kegiatan Choi Woo Shik Sajangnim. Zefa mengetuk pintu ruangan tersebut.

"Masuk". Terdengar suara Choi Sajang yang memerintahkannya untuk masuk.

"Permisi Sajangnim. Ehh... Untuk jadwal Sajangnim selama satu bulan kedepan saya harus menyusun ulang atau ada catatan yang perlu saya revisi?". Tanya Zefa sambil tersenyum.

"Oh iya. Eehh, ini buku catatan sekertaris saya yang sebelumnya, jadi kamu bisa pakai ini untuk memudahkan kamu dan kalau masih bingung jangan sungkan untuk bertanya sama saya". Sahut Choi Sajang sambil tersenyum dan memberikan buku catatan tersebut.

"Didalamnya ada jadwal meeting dan pertemuan, juga beberapa data penting lainnya. Itu semua sudah di perbarui satu minggu yang lalu. Data ini juga ada di komputer kamu ya". Sambungnya.

"Jadi ini semacam hard copy ya Sajangnim?". Tanya Zefa.

"Iya betul. Kamu hanya perlu memperbaiki beberapa data dari satu minggu yang lalu sampai dengan hari ini". Choi Sajang menjelaskannya sambil tersenyum.

"Oh iya baik Sajangnim, terimakasih. Kalau begitu saya kembali ke tempat saya. Permisi". Ucap Zefa berpamitan kepada bosnya.

Choi Woo Shik Sajangnim tidak menjawab ucapan Zefa melainkan hanya tersenyum ramah kepadanya, membuat Zefa sebagai seorang wanita tentunya berdebar melihat senyuman manis dari mas-mas Korea itu.

Saat Zefa berjalan menuju pintu untuk kembali keruangannya, langkah kakinya terhenti setelah Choi Woo Shik Sajangnim memanggilnya.

"Zefa...". Seru Choi Sajang menghentikan langkah Zefa.

"Iya, Sajangnim?". Tanya Zefa.

"Karena siang ini saya tidak ada jadwal apa pun, jadi saya akan makan siang di luar. Kamu boleh ikut dengan saya kalau mau?". Ucap Choi Sajang semakin membuat Zefa berdebar.

"Apa ini tuhan? Belum ada satu hari gue udah di ajak makan siang". Gumam Zefa dalam hatinya.

"Engga boleh tremor Zefa. Lo kayak lagi di ajak makan sama gebetan aja, santai Zefa santai. Ok?".

Melihat Zefa yang hanya terdiam Choi Woo Shik Sajangnim mengerutkan keningnya meskipun senyum masih terukir di bibirnya.

"Zefa.. kamu kenapa?".

Next Chapter >>>

[MCP] CHAPTER 2

"Zefa...?". Ucapan Choi Sajang menyadarkan Zefa dari lamunannya.

"Hei, kamu kenapa?". Tanyanya.

Zefa terbata bata dan salah tingkah setelah melihat Choi Sajang tersenyum kepadanya.

"Eeh, eng.. enggak Sajangnim, saya enggak kenapa kenapa kok. Maaf saya kurang fokus Sajangnim". Ucap Zefa yang sangat gugup dan juga malu.

"Oh iya, Sajangnim butuh sesuatu?". Sambungnya agak ragu dan takut Choi Sajang akan memarahinya karena ia tidak fokus.

"Astaga Zefa. Enggak usah gugup, saya enggak galak kok. Santai saja ya". Ucap Choi Sajang yang benar-benar sangat santai, berbanding terbalik dengan kebanyakan fakta bahwa setiap bos itu arogan.

"Maaf Sajangnim". Lagi-lagi Zefa berharap sang bos akan memaafkannya.

"Tidak apa, wajar kok. Lagi pula ini hari pertama kamu". Sahut Choi Sajang dengan lembut.

"Tadi saya bilang kalau saya akan makan siang di luar, kamu bisa ikut saya kalau mau?". Sambungnya sambil tersenyum membuat Zefa sedikit lebih lega.

"Oh iya, Eeh... Terimakasih Sajangnim Tapi saya bisa makan siang di kantor". Zefa menolak tawaran Choi Sajang.

"Serius mau makan siang di kantor saja?". Tanya Choi Sajang sekali lagi membuat Zefa semakin tidak karuan.

"Iya Sajangnim lagi pula saya juga butuh adaptasi sama lingkungan baru saya. Jadi saya mau coba keliling kantor untuk lebih dekat dengan perusahaan ini". Sahut Zefa sambil tersenyum meskipun hatinya serasa di aduk-aduk.

"Ok". Seru Choi Sajang sambil tersenyum.

"Kalau begitu saya kembali ke tempat saya. Permisi Sajangnim". Pamit Zefa.

Choi Sajang menganggukan kepala dan masih dengan senyumannya. Zefa melangkah pergi dari ruangan tersebut dengan suasana hati yang kacau.

"Ah apa sih Zefa! Enggak jelas banget lo sumpah, aneh! Bos lo cuma nawarin makan siang bareng aja sampai tremor gini, kacau banget lo Zef! Come on Zefa, itu cuma bentuk formalitas seorang bos ke bawahannya dan Choi Sajang juga pasti ngelakuin hal yang sama ke sekertaris sebelumnya. Ayo lah Zefa".

Zefa bergumam seraya menenangkan hatinya untuk tetap tenang meski sikap sang bos membuatnya gelisah. Sikap Choi Sajang yang sangat humble sudah membuat Zefa tidak karuan sejak hari pertamanya ini.

Zefa mematikan layar monitornya untuk bergegas menemui Nayra yang sudah menunggunya di lobby untuk makan siang. Choi Sajang keluar dari ruangannya sesaat sebelum Zefa berjalan keluar ruangan.

"Saya duluan ya". Choi Sajang tersenyum ke arah Zefa yang sedang merapihkan rambutnya.

"Oh iya Sajangnim, have fun". Sahut Zefa dan Choi Sajang pun berlalu.

Selang beberapa menit kemudian Zefa pun pergi.

"Ah sial ini baru hari pertama tapi gue udah kacau kayak gini. Ternyata gini ya resiko punya bos Korea ganteng". Gumam Zefa sambil berjalan.

Ada satu hal yang mencuri pandangan Zefa selama berjalan menyusuri koridor kantor, beberapa orang yang sedang berukumpul di satu tempat terlihat dengan sangat jelas mereka sedang berbisik sambil matanya terus melirik ke arah Zefa.

Zefa yang merasa tidak mengenal dan tidak memiliki urusan apapun dengan mereka, memilih untuk tetap berlalu tanpa memperdulikan mereka. Zefa berjalan dengan sangat tenang.

"Gimana? Tremor enggak lo? Tremor lah pasti, lo kan suka tuh model modelan oppa Korea kayak Sajangnim". Sambut Nayra kepada Zefa yang masih beberapa langkah lagi menghampirinya.

"Gila, ini hari pertama gue kerja tapi udah kacau banget! Aneh si Zefa". Seru Zefa bergumam untuk dirinya sendiri di hadapan Nayra dan tiga orang teman Nayra.

"Eh maaf, kebiasaan ngomong berdua sama Nayra jadi lupa deh kalau lagi di kantor. Maaf ya". Ucapnya yang tersadar setelah melihat Nayra bersama teman-temannya.

"Enggak apa apa santai aja. Kita satu frekuensi sama Nayra, berarti satu server juga sama lo". Seru Metta yang tingginya setara dengan Zefa.

"Welcome, di kantor yang penuh dengan kejutan". Ucap salah seorang lagi, berbadan putih bersih bernama Araya.

"Penuh kejutan gimana maksudnya?". Tanya Zefa penasaran.

"Ya layaknya di media sosial, disini banyak netizen si maha nyinyir. Hati-hati aja, salah enggak salah mereka selalu punya alasan buat bergunjing". Jelas Araya selalu ketus jika membahas soal si netizen itu.

"Dan mereka selalu asal milih korban, siapa aja di mangsa yang penting mulutnya enggak nganggur". Sahut Imelda yang berdiri tepat di samping Zefa.

"Imel juga pernah jadi korban". Ucap Nayra.

"Oh iya? Tanpa sebab atau karena apa?". Tanya Zefa semakin penasaran.

"Cuma karena gue senyum ke Choi Sajang, gila enggak? Dia kan bos gue, masa gue salah sih nyapa bos sendiri? Gila enggak tuh orang!". Gumam Imelda menjadi emosi sebab teringat lagi dengan kisah absurdnya.

"Udeh ayo ah makan siang, laper gue!". Seru Metta berjalan sambil memegangi perutnya yang sudah lapar.

...****************...

Choi Woo Shik telah memesan kopi di sebuah cafe langganannya, tidak bersama siapa pun. Namun ia menemui si pemilik cafe tersebut, Joddy. Ya, mereka sudah lama saling mengenal, bermula saat mereka bertemu di salah satu tenis academy Korea Selatan dan semakin akrab hingga sekarang.

"Wah kayaknya senang banget nih yang baru aja dapat sekertaris baru". Joddy meledeki Choi Woo Shik sambil membawa makanan.

"Itu pasti, siapa sih yang enggak senang ada yang bantu mempermudah pekerjaan?". Sahut Choi Woo Shik sambil tertawa.

"Ah klasik!". Seru Joddy yang juga tertawa.

"Ya emang kenyataannya gitu, lo juga pasti senang kan kalau ada yang bantu lo selesain pekerjaan? Sama, gue juga". Jelas Choi Woo Shik lalu menyeruput kopi yang masih berasap.

"Lo kosong hari ini?". Tanya Joddy yang juga menyeruput kopinya.

"Hm". Choi Woo Shik hanya menganggukkan kepala.

Saat Joddy bertanya kepadanya, ia jadi teringat dengan satu hal. Ia pun mengambil ponsel di saku jasnya lalu mencari sesuatu.

"Ah sial! Gue enggak punya nomornya". Gumam Choi Woo Shik dalam hatinya.

Setelah beberapa saat berbincang sambil bertukar pikiran dengan temannya, Choi Woo Shik memutuskan untuk kembali ke kantor setelah tegukkan kopi terakhirnya.

Choi Woo Shik menyapa setiap staff yang berpapasan dengannya sambil tersenyum ramah kepada mereka. Tidak jarang pula ia turut nimbrung bersama para staff yang sedang berkumpul atau yang sedang menyantap camilan bersama.

"Semangat ya". Ucapnya sambil berjalan kepada staff yang baru saja berpapasan dengannya.

"Terimakasih Sajangnim". Sahut staff tersebut dan berlalu.

Hingga akhirnya Choi Woo Shik tiba di ruangannya dan menghampiri Zefa yang sedang sibuk menyusun ulang beberapa note penting yang harus ia terapkan selama menjadi sekertaris.

"Zefa". Suara Choi Woo Shik mengalihkan pandangan Zefa.

"Iya Sajangnim?". Ucap Zefa bangkit dari duduknya.

"Simpan nomor kamu ya, biar saya bisa lebih mudah hubungi kamu. Jadi saya tidak perlu kembali kantor lagi seperti sekarang". Perintah Choi Woo Shik seraya memberikan ponselnya kepada Zefa.

"Sudah Sajangnim". Ucap Zefa sambil mengembalikan ponsel tersebut kepada pemiliknya.

"Terimakasih. Kalau begitu saya pamit pulang karena ada janji sama orang tua saya. Fighting Zefa". Seru Choi Woo Shik sambil tersenyum dan berlalu meninggalkan Zefa.

"Zefanya Chayra. It's a beautiful name". Ucap Choi Woo Shik sambil melihat nomor Zefa yang telah tersimpan di ponselnya.

Choi Woo Shik berjalan menuju basemen tempat dimana mobilnya terparkir. Ia tidak memiliki sopir karena lebih senang berkendara sendiri. Mobilnya melaju dan meninggalkan Star's Holding.

...****************...

Pesan [Nomor Tidak Dikenal]

...

Selamat pagi Zefa, tolong siapkan berkas-berkas yang saya perlukan untuk hari ini ya. Saya akan sampai di kantor dalam satu jam.

...

Pagi ini Zefa terlihat masih sangat mengantuk dan sangat sulit membuka matanya. Namun saat ponselnya berdering seketika matanya menjadi segar dan segera mengisi daya ponselnya lalu ia bergegas mandi dan bersiap berangkat ke kantor.

"Udah jelas itu Sajangnim. Ayo Zefa! Ini tugas pertama lo dampingin Sajangnim meeting. Enggak boleh kacau, harus mulus. Fighting!". Gumam Zefa menyemangati dirinya sambil meneteskan serum ke wajahnya yang sudah sangat mulus.

Zefa berdiri di hadapan kaca yang setinggi dirinya, dengan sangat detail memastikan ia sudah rapih dan siap berangkat. Ia menutup pintu kamarnya lalu berjalan menuju ruang makan untuk sarapan terlebih dahulu.

"Ih enak banget lo udah sarapan duluan". Seru Zefa saat tiba di ruang makan dan melihat Nayra yang sudah bergabung bersama keluarganya untuk sarapan.

"Kalah start lo, kelamaan sih bangunnya. Dari pada ayam gorengnya keburu dingin kan, lebih baik segera di nikmati". Ucap Nayra saat kedua tangannya memegang ayam goreng seperti yang ia katakan.

"Bu, tadi Nayra makan sama apa aja? Satu lauk lima ribu, kalau ayam goreng tujuh ribu ya. Di total bu!". Ucap Zefa mengundang tawa keluarganya.

"Engga boleh pelit Zep! Anggap aja ini syukuran atas kenaikan jabatan lo jadi sekertarisnya bos Korea". Ucap Nayra semakin membuat ruangan tersebut ramai.

"Udah cepat habisin, Sajangnim ada meeting hari ini gue harus siapin berkasnya dulu. Setengah jam lagi waktu gue". Ucap Zefa sambil menikmati sarapannya.

Tidak lama kemudian Zefa dan Nayra bergegas berangkat menuju kantor dan mobilnya pun melaju sedikit lebih cepat dari biasanya.

Tibalah Zefa di ruangan Choi Sajang dan mulai mempersiapkan berkas-berkas seperti yang di perintahkan oleh bosnya. Berkas-berkas tersebut kini sudah lengkap, dan Zefa hanya perlu menunggu bos nya datang.

Selagi menunggu Choi Woo Shik Sajangnim, ponselnya berdering dan ia pun menjawabnya. Setelah itu Zefa membawa berkas-berkas tersebut dan berjalan cepat seraya terburu-buru.

"Pagi Sajangnim".

Zefa menyapa Choi Sajang yang sudah menunggunya didalam mobil yang terparkir di halaman kantor. Ya, orang yang menelpon Zefa tadi ialah Choi Sajang.

"Ayo". Ucap Choi Sajang sambil tersenyum lalu menutup jendela mobilnya.

Zefa pun membuka pintu belakang mobil bosnya, tetapi baru saja membuka pintu tersebut Zefa terdiam saat Choi Sajang mentertawainya.

"Ada apa Sajangnim?". Tanya Zefa polos.

"Kamu duduk di depan Zefa. Kalau kamu duduk di belakang, saya jadi terkesan seperti driver kamu". Sahut Choi Sajang yang masih saja tertawa.

Zefa menepuk keningnya sambil bergumam dan menundukkan kepalanya, ia malu dengan sikapnya yang lagi-lagi kacau di hadapan Presdir.

"Benar-benar si Zefa! Lo kacau banget". Gumamnya sambil berjalan kemudian duduk di samping Choi Sajang.

"Maaf Sajangnim, saya enggak bermaksud...".

"Tidak apa-apa, saya tahu kamu cuma takut bersikap tidak sopan ke saya. Santai saja ya". Ucap Choi Sajang dengan suara lembutnya kembali membuat Zefa menjadi tidak karuan.

Suasana hening di mobil tersebut berlangsung selama hampir setengah jam, hingga mereka sampai di tempat tujuan.

Meeting di mulai, dan ini adalah kali pertama Zefa mendampingi Choi Sajang bertemu dan menghadiri pertemuan dengan rekan bisnisnya. Juga menjadi tugas pertama Zefa sebagai sekertaris Choi Woo Shik Sajangnim.

Meeting telah selesai, Choi Woo Shik Sajangnim berjalan beriringan dengan beberapa rekan bisnisnya lalu menghampiri Zefa yang sudah menunggunya.

"Zefa, kamu mau ikut makan siang sama saya?".

Next chapter >>>

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!