NovelToon NovelToon

Bening

Bab 1 - Hancur!

PLAK

Sebuah tamparan panas melesat di pipi mulus seorang gadis tak berdaya yang saat ini sudah bukan gadis lagi. Sebab kini dirinya tengah berbadan dua.

Hamil di luar nikah.

Sungguh bukan suatu prestasi tetapi aib yang menghancurkan segala masa depannya. Sekaligus merusak nama baik sang Ayah jika sampai hal ini tersebar luas.

Hancur. Satu kata yang sedang ia rasakan.

Perih. Entah bagaimana rasanya sudah dia tak rasakan lagi. Karena sejak kecil sudah berteman baik dengan rasa perih.

Tangis. Sudah tak terbendung berapa banyak air mata yang telah ia keluarkan. Bahkan sebelum kejadian hari ini terjadi.

Mama. Satu nama yang ia selalu sebut dalam doa dan helaan nafasnya. Ingin sekali masuk ke dalam liang lahat terpendam bersama sang Mama yang sudah dipanggil Sang Pencipta sejak dirinya dilahirkan ke muka bumi ini.

Papa. Cinta pertamanya yang diharapkannya memberinya kebahagiaan dan kasih sayang, namun faktanya tidak seperti itu. Sejak lahir dirinya hanya melakoni sebuah pencitraan belaka bahwa keluarganya adalah gambaran keluarga bahagia walaupun tanpa sosok Mama.

"Dasar anak tak tahu malu! Apa begini caramu membalas Papa, hah!" pekik Irjen Pol. Prasetyo Pambudi setelah menampar putri tunggalnya.

"Tegakkan kepalamu, Bening Putri Prasetyo!"

"Jawab Pertanyaan Papa! Jangan diam saja sejak tadi!"

"Siapa yang menghamilimu? Jawab!" teriak Papa.

Bening yang saat ini tengah berlutut dan bersimpuh di hadapan sang Papa hanya bisa terdiam dan tertunduk tanpa suara. Bahkan air matanya sudah kering dan tak bersisa.

Sejak kecil, air matanya selalu mengalir deras sehingga saat dewasa rasanya sudah kering kerontang sumber air matanya.

Cambukan dari sang Papa dengan ikat pinggang berulang kali padanya sudah tidak ia rasakan lagi. Tamparan, teriakan hingga jambakan seakan tubuhnya sudah mati rasa. Ini bukan kali pertama dirinya mengalami hal ini.

Sehingga tak ada rasa kaget ataupun tangisan. Luka-luka yang sering ia alami bukan dari orang lain tetapi dari Ayah kandungnya sendiri.

Mungkin luka fisiknya bisa sembuh dalam tempo beberapa hari. Akan tetapi luka batin atau psikis yang timbul akibat tindakan kekerasan Ayahnya dan lontaran kalimat yang menyakitkan pastinya susah disembuhkan.

Tentu bagi seorang anak, hal seperti ini akan menyakitkan hingga ke ulu hati. Dan itu bisa membekas hingga tak tahu kapan akan sembuh dari luka tersebut. Sebab tak ada dokternya jika menyangkut luka batin.

Kecuali dirinya masuk rumah sakit jiwa menjadi pasien di sana. Bisa saja sembuh namun tidak seperti semula dan bisa saja semakin parah.

Ningsih yang tengah mengintip dari celah pintu dapur sungguh membekap mulutnya sendiri. Ia menahan isak tangisnya kala melihat sang majikan tengah mencambuk, menampar hingga memarahi putri tunggalnya itu, sungguh membuatnya cemas.

Sebagai ART atau pembantu rumah tangga yang sudah cukup lama melayani keluarga Irjen Pol. Prasetyo Pambudi selama lima belas tahun, dirinya sungguh kasihan melihat Nona Bening.

Lahir sebagai putri seorang perwira tinggi kepolisian dimana saat ini sang Ayah menjabat sebagai Kadiv Humas POLRI, tentu saja tidak mudah. Dirinya dituntut harus pintar, cantik dan bersahaja.

Hal ini dikarenakan dirinya membawa nama baik sang Ayah sebagai polisi sekaligus institusi tempat Ayahnya bekerja. Segala tindak tanduknya tentu saja dinilai oleh khalayak umum yang mengenal keluarganya.

Terlebih prestasi dirinya sendiri baik di sekolah maupun di luar sekolah. Bahkan ia harus mengikuti sekolah kepribadian agar terlatih sejak dini terutama di bagian public speaking.

Dirinya tak menyangka bahwa hari ini sang Ayah mengetahui kondisinya yang tengah berbadan dua. Tadi pagi dirinya mual hebat hingga mau pingsan.

Sang Ayah yang tengah sarapan mendadak masuk ke kamarnya yang pintunya lupa ia kunci. Alhasil Ayahnya yang seorang perwira tinggi polisi tentu saja memiliki naluri detektif. Terlebih dirinya sebagai seorang suami pernah melihat gejala yang dialami Bening terjadi pada mendiang istrinya saat mengetahui bahwa sedang mengandung.

Sontak Ayahnya langsung mencecar Bening dengan sorot mata tajam agar mengaku kebenarannya. Seperti yang biasa dilakukan sang Ayah pada para pelaku tindak kejahatan. Interograsi yang sistematis.

Positif hamil. Mungkin kabar ini bagi sebagian besar wanita yang sudah menikah akan terdengar sebuah kebahagiaan terlebih jika sudah lama menanti.

Akan tetapi dua kata ini bisa menjadi polemik yang rumit kala terjadi pada wanita yang belum menikah, seperti dirinya.

Pertahankan atau gugurkan. Pilihan yang cukup sulit bagi seorang Bening. Saat dirinya masih terdiam membisu, sang Ayah mengatakan, "Gugurkan!"

Dirinya pun memberanikan diri mendongak menatap sang Ayah. Dan malam itu adalah kali terakhir dirinya melihat kemarahan pada wajah cinta pertamanya.

"Maafin Bening, Pah."

Bening hanya bisa membatin guna meminta maaf atas kesalahannya yang sejujurnya tidak disengaja. Bibirnya terasa kelu saat ingin mengucapkan sesuatu.

Nasi sudah menjadi bubur.

Begitulah bunyi pepatah. Mau tak mau dia harus menjalani segala resikonya. Entah takdir akan membawanya ke mana. Akankah ke tepi jurang nestapa yang tak berkesudahan atau cinta tulus tanpa syarat.

🍁🍁🍁

Bab 2 - Pesta Kelulusan

"Hai, kalian sudah siapin koper buat acara ke Bandung belum nih?" tanya Della seraya tersenyum sumringah.

Della Wijaya. Gadis terpopuler di sekolah Cita Bangsa, Kebayoran, Jakarta Selatan. Sekaligus menjadi Brand Ambassador (BA) sekolah tersebut.

"Belum," jawab Stevi.

"Sudah donk," jawab Luna antusias.

"Good."

"Nanti kita buat si gadis kutu buku itu menjadi bahan lambe nyinyir. Hahaa..."

"Wah, bakal seru nih. Tapi aman gak?" tanya Stevi.

"Jangan macam-macam Del. Kamu tahu sendiri Bening itu putrinya siapa. Aku takut. Aku enggak mau ikut-ikutan deh," jawab Luna yang menolak ajakan rekan-rekannya yang sengaja ingin ngerjain Bening saat pesta kelulusan nanti.

"Dasar cemen. Ngapain takut sama gadis sok lugu itu. Berani-beraninya Rendra boncengin dia pulang sekolah. Cari mati!" geram Della.

"Sabar, Del. Jangan sampai emosi membunuhmu sendiri," nasehat Luna.

"Calon psikolog mulai praktek nih," sindir Della.

"Sudah jangan berantem. Kita harus kompak. Jangan gara-gara Bening, persahabatan kita hancur. Oke?" tanya Stevi.

"Habisnya Luna belain Bening terus. Bikin sebel aja!" gerutu Della.

"Aku cuma mau ingetin kamu, Del. Kamu tahu kan siapa Ayahnya Bening," ucap Luna seraya menghembuskan nafasnya dalam-dalam.

"Ya, aku tahu. Terus aku harus wow gitu! Baru juga Irjen belum jadi Jenderal bintang empat. Bokapku juga pengusaha hebat kok. Sedangkan bokap dia hanya abdi negara yang dapat gaji dari uang rakyat. Palingan juga kaya karena makan uang panas. Cuma belum ketangkep aja. Nanti pas ketangkep juga mendadak kismin si Bening!" sarkas Della.

Luna hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Della yang semakin menjadi jika menyangkut Bening.

Satu minggu yang lalu,

Mereka bertiga tanpa sengaja memergoki Rendra, cowok terkece di sekolah mereka, tengah mengantar pulang Bening dengan mobil mewah milik Rendra.

Tentu saja hal itu membuat Della Wijaya naik pitam. Karena Rendra Mahardika adalah cowok idaman sekaligus incarannya di sekolah. Walaupun hingga sekarang Della belum berhasil menjadikan Rendra sebagai kekasihnya. Tetapi ia tetap gencar mendekati lelaki itu.

Saat itu hari memang sudah sangat sore. Bahkan senja sudah akan lenyap berganti malam. Bening baru saja menyelesaikan tugas ilmiahnya di laboratorium sekolah.

Sejak kecil, Bening dituntut oleh sang Ayah agar menjadi seorang dokter. Sehingga ketika menimba ilmu di sekolah menengah atas dirinya lebih getol mempelajari ilmu pengetahuan alam yang lebih condong membantunya kelak pada jurusan kedokteran saat berada di bangku kuliah sesuai keinginan Ayahnya.

Bening menjadi salah satu siswi terbaik yang sebelum lulus sekolah menengah atas, ia sudah diterima di salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di kota Depok pada jurusan kedokteran. Dirinya berhasil masuk lewat jalur prestasi.

Sore itu. Pak Rudi yang biasa menjemput Bening, mendadak tak bisa datang tepat waktu karena ban mobil bocor. Bening yang tengah dilanda kebingungan, hanya bisa duduk di bangku tunggu penjemputan dengan cemas.

Rendra yang akan keluar gerbang sekolah, melihat Bening dengan raut cemas. Otomatis turun dari mobil dan segera menghampiri gadis itu. Rendra pun mengajaknya pulang bersama. Namun Bening menolak. Tetapi raut wajah Bening menyiratkan sesuatu yang aneh.

Alhasil setelah dikorek ternyata Bening tak bisa berdiri sebab mendadak tamu bulanannya datang. Ia terlupa membawa pembalut. Saat akan kembali ke ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah) atau TU (Tata Usaha) ternyata sudah dikunci.

Akhirnya Rendra menawarkan jaketnya untuk menutupi rok Bening yang sudah kotor akibat datang bulan tersebut. Awalnya Bening menolak, namun langit akan gelap mau tak mau dirinya menyetujui usulan Rendra.

Sebab Pak Rudi juga belum menemukan bengkel untuk mengganti ban mobil yang bocor. Dari kejadian itu, Della and the genk memergokinya dari kejauhan dan berujung salah paham.

Della mengira Bening sengaja mendekati Rendra. Padahal di sekolah, Della sering memproklamirkan bahwa Rendra adalah kekasihnya walaupun belum ada kata sepakat pacaran antara dirinya dengan Rendra.

Naasnya, Bening masuk umpan Della di pesta kelulusan sekolah. Pesta yang membawa petaka untuk seorang Bening dan tak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.

🍁🍁🍁

Awalnya Bening tak ingin mengikuti pesta kelulusan sekolah yang diadakan di Bandung. Namun karena olokan dan sindiran pedas dari teman-temannya termasuk Della, akhirnya ia ikut.

Sebelumnya ia sudah meminta izin pada sang Ayah untuk mengikuti pesta kelulusan di Bandung. Tetapi seperti biasa, dingin dan tanpa respon apapun. Itulah selalu, reaksi yang ia terima dari Ayahnya.

Sejak kecil dirinya seakan menjadi anak yang dibutuhkan hanya untuk sebuah pajangan semata. Papanya lebih banyak bersikap dingin padanya. Jarang bertegur sapa apalagi saling komunikasi baik langsung maupun via ponsel. Tetapi keduanya tinggal di satu atap yang sama. Sungguh aneh tapi faktanya begitu.

Bening sudah dicap sebagai perusak kebahagiaan oleh sang Papa. Sebab kelahirannya menyebabkan sang Papa harus kehilangan wanita yang begitu dicintai yakni Embun Mentari Hadnan, ibu kandung Bening.

Bandung,

Rangkaian acara pesta kelulusan sekolah Bening berlangsung selama tiga hari di kota Bandung.

Hari pertama. Mereka pergi ke beberapa tempat wisata di Bandung seperti Dago Dream Park, Kawah Putih Ciwidey, dan Tebing Keraton.

Hari kedua. Mereka pergi ke Lembang Park & Zoo serta berbelanja di beberapa pusat oleh-oleh yang ada di kota Bandung.

Hari ketiga. Kegiatan amal di sebuah panti asuhan yang terletak di daerah Antapani. Malamnya, puncak acara yakni prom night (malam perpisahan) di tempat mereka menginap yakni Padma Hotel Bandung, kawasan Cidadap.

Semua murid sudah berkumpul di ballroom Padma Hotel, Bandung, yang disulap begitu mewah dan elegan. Sangat berkelas. Mencerminkan almamater sekolah mereka yakni Cita Bangsa yang memang berisikan anak-anak konglomerat dan pejabat.

Bening tidak memiliki teman dekat atau sahabat di sekolahnya yang saat ini. Sebab dirinya juga baru masuk ke sekolah Cita Bangsa satu tahun yang lalu ketika Ayahnya dipindahtugaskan di Jakarta.

Awalnya mereka tinggal di Bandung dan Ayahnya menjabat sebagai Kapolrestabes Bandung yang kemudian naik jabatan dari seorang Kombes Pol ( Komisaris Besar Polisi) dengan level jabatan Pamen (Perwira menengah) menjadi Irjen Pol (Inspektur Jenderal Polisi) dengan level Pati (Perwira tinggi).

🍁🍁🍁

Semakin larut, acara prom night sekolah Cita Bangsa semakin ramai. Musik dengan nada yang cukup memekikkan telinga telah menggelora sejak tadi. Semakin menjadi.

Della tersenyum menyeringai setelah ia melihat dari kejauhan bahwa targetnya sudah meminum dari gelas yang telah ia siapkan dengan campuran sesuatu di dalamnya. Gotcha.

Mendadak Bening merasakan kepalanya sedikit pusing dan mengantuk. Padahal jam masih menunjukkan pukul sepuluh malam. Biasanya dia bisa belajar hingga jam dua belas malam dan tidak mengantuk. Cukup aneh. Akan tetapi matanya sudah tidak bisa diajak kompromi.

Akhirnya ia berpamitan dengan rekan yang duduk di sampingnya bahwa akan kembali ke kamar. Saat keluar dari lift dan berjalan sedikit sempoyongan di lorong menuju kamarnya di lantai tujuh, mendadak dirinya ditarik seseorang lalu masuk ke dalam kamar yang bukan miliknya.

Mulutnya dibekap oleh tangan seorang pria berseragam seperti sang Ayah. Walaupun kesadarannya mulai hilang tapi dirinya masih sempat melihat sejenak wajah dan nama yang tertera pada seragam yang dikenakan lelaki tersebut.

Bening berusaha memberontak dengan sisa tenaga yang ia miliki namun tak bisa dan tak kuasa. Tenaga lelaki yang mengungkung dirinya, sangat kuat dan perkasa.

Seketika ia merasakan hujaman menyakitkan dari sebuah benda tumpul yang mengoyak habis masa depannya. Kesuciannya sudah hilang terenggut secara paksa dan brutal seperti kesadarannya yang juga lenyap hingga akhirnya dirinya memejamkan mata, tak sadarkan diri.

🍁🍁🍁

Bab 3 - Arjuna Sabda Mahendra

Entah berapa kali ia lampiaskan kemarahan yang bercokol di hatinya pada gadis tak berdosa yang berada di bawah kungkungannya. Tembakan benihnya pun bersarang penuh tepat sasaran dalam rahim wanita muda di bawahnya tanpa sadar.

Kemarahan yang mengalir di titik nadir sebab pengkhianatan sang kekasih lebih memilih bertunangan dan akan menikah dengan lelaki yang lebih kaya darinya bercampur dorongan zat afrodisiak yang terkandung dalam minuman yang entah ulah siapa yang menjebak dirinya. Benar-benar sial.

"Hah...hah...hah..."

Nafasnya tengah ngos-ngosan setelah melepas benihnya tumpah ruah. Setara lari maraton mengitari stadion Gelora Bandung Lautan Api sebanyak 100 kali di siang bolong. Panas membara, bermandi keringat dan penuh emosi jiwa.

"Brengsek kau, Stella!"

"Sial!"

Setelah dua jam lebih melepaskan segala kedutan yang tengah melanda di sekujur tubuhnya. Kantuk pun menghampirinya. Akan tetapi tubuhnya jauh lebih rileks.

Pertama kali melepas keperjakaannya. Namun bukan pada wanita yang ia cintai tetapi gadis polos yang tak berdosa. Dan juga dengan campur tangan obat.

Tanpa sadar dirinya memeluk wanita yang tengah pingsan di sebelahnya akibat keganasan dirinya. Walaupun tubuhnya direcoki zat perang-sang, tetapi ia merasa guling yang tengah ia peluk saat ini begitu nyaman.

Sedangkan di luar sana,

Della uring-uringan sebab tak menemukan Bening di kamarnya. Dirinya sengaja mengatur Stevi untuk satu kamar dengan Bening agar mudah memiliki access card kamar Bening tanpa melalui jalur belakang.

Semua murid ditetapkan oleh pihak sekolah satu kamar berisi dua orang. Luna sekamar dengan Della dan Stevi sekamar dengan Bening.

Saat melihat Bening sudah pergi dari Ballroom menuju ke kamar, maka Della dan Stevi bergerak. Luna tidak ikut sebab ia tak mau disangkutpautkan masalah yang bisa mencoreng nama baik keluarganya.

Akan tetapi nasib sial menimpa Della. Kondisi lift yang akan ia naiki cukup ramai sehingga dirinya dan Stevi kehilangan jejak Bening karena harus antre. Dan saat tiba di kamar, Bening tidak ada. Damned!

Awalnya ia memasukkan obat tidur dalam minuman Bening. Ketika Bening sudah pulas tertidur maka dia sudah membayar seorang lelaki tidak ia kenal usia sekitar dua puluh tahun untuk berpose tidur mesra tanpa busana dengan Bening di atas tempat tidur.

Ia berencana menghancurkan nama baik Bening dengan menyebarkan foto-foto itu nantinya di sekolah maupun media sosial. Akan tetapi saat di eksekusi ternyata target menghilang tanpa jejak.

Della pun tidak bisa melihat cctv hotel untuk mencari keberadaan Bening sebab penuturan pihak hotel, cctv di lantai tujuh tengah rusak. Padahal cctv tersebut tidak rusak melainkan sudah diblokade oleh seseorang yang memiliki wewenang sehingga segala rekaman di lantai tujuh tersebut tidak bisa diakses maupun dilihat oleh siapapun kecuali orang itu.

"Sial!" maki Della.

"Gak jadi ngerjain Bening nih, Del?" tanya Stevi.

"Dasar bo doh! Gimana bisa ngerjain kalau target ilang raib ditelan setan, huh! Bikin susah saja!" gerutu Della.

"Ya udah Del. Yuk kita party lagi di bawah. Anak-anak pasti pada nunggu kita. Kapan-kapan saja buat perhitungan lagi sama si Bening," rayu Stevi.

Akhirnya mereka kembali ke tempat pesta. Luna yang melihat kedua sahabatnya kembali dalam waktu yang cepat sungguh heran.

Namun Luna bernafas lega sebab Della tak jadi berbuat jahat dengan Bening sejauh rencana awal. Hanya memberi obat tidur saja. Setelah Stevi bercerita panjang lebar padanya.

🍁🍁🍁

Beberapa saat sebelum dirinya bertemu dengan gadis yang ia renggut paksa kesuciannya. Dia tengah menikmati minuman beralkohol di salah satu bar Padma Hotel, Bandung, bersama teman-temannya.

Ya, dia adalah AKP. Arjuna Sabda Mahendra. Biasa dipanggil Arjuna. Jabatan yang saat ini tengah disandangnya adalah Kapolsek Coblong, Bandung. Berada di kawasan Dago.

Malam itu dirinya tengah patah hati, marah, emosi dan entah bagaimana lagi mendeskripsikan kondisi seorang Ajun Komisaris Polisi Arjuna Sabda Mahendra. Lelaki yang genap berusia tiga puluh tahun ini, berencana akan melamar sang kekasih usai pendidikan.

Semua dilakukan Arjuna demi Stella, kekasihnya. Tepatnya sekarang mantan kekasihnya. Karena mereka baru saja putus setelah Arjuna tahu bahwa Stella sudah bertunangan dengan seorang pengusaha bernama Dave.

Bahkan bulan depan Stella akan menikah dengan Dave. Yang sebenarnya Dave sangat cocok sebagai Paman Stella. Karena usia mereka yang terpaut cukup jauh.

Stella yang masih berusia dua puluh lima tahun, sedangkan Dave sudah berusia empat puluh tujuh tahun. Walaupun di usianya yang sudah sangat matang, Dave masih berstatus single. Belum pernah menikah.

Padahal hartanya cukup banyak dan digilai banyak wanita. Sebab parasnya yang boleh dibilang cukup tampan di usianya sekarang. Terlebih berdompet tebal. Uangnya tak berseri. Tentu kalian sudah paham apa yang dimaksud.

Kaya raya alias tajir melintir.

Rekan-rekan Arjuna sesama polisi maupun yang beda profesi tengah membantu melepas penat dengan datang ke bar ternama di Padma Hotel Bandung. Terkadang kita memang harus berhati-hati. Itulah bunyi pepatah yang sering kita dengar.

Kawan bisa menjadi musuh dalam selimut.

Itulah yang terjadi pada Arjuna. Entah siapa dari rekannya yang tega memasukkan zat afrodisiak dengan kadar cukup tinggi ke dalam minumannya. Reaksi yang begitu cepat sehingga tak ayal membuatnya berpikir keras jalan keluar tercepat dan aman.

Sebab jabatan dan kredibilitasnya tengah dipertaruhkan. Dirinya pun tak mau sembarangan mengambil wanita malam yang biasa menjajakan tubuhnya ke banyak pria. Tentu saja ia tak mau tertular virus mematikan.

Sebelumnya ia telah memblokade seluruh rekaman cctv terutama di lantai tujuh tempat kamarnya berada. Kamar nomor 779.

Arjuna ingin melampiaskan hasratnya pada wanita baik-baik. Namun ia juga bingung pada siapa. Kekasih juga sudah putus.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Saat ia akan keluar dari kamarnya, pintu kamar yang sudah ia buka setengah, Arjuna melihat seorang gadis muda yang masih belia tengah jalan sempoyongan.

Awalnya Arjuna mengira gadis itu tengah mabuk. Dan ia yang sudah tidak sanggup menahan hasrat yang tengah bergelora dalam tubuhnya, seakan bendungannya ingin jebol akibat obat perangsang yang ada di dalam tubuhnya. Akhirnya ia langsung melakukan serangan dengan cepat dan tepat pada sosok gadis belia yang tak sengaja ia jumpai di lorong lantai tujuh tersebut dekat kamarnya.

Ketika Bening sudah berada di dekat kamar Arjuna, mulutnya langsung dibekap oleh seorang lelaki yang dikenal oleh Bening. Walaupun kesadarannya mulai menghilang.

Ya, Bening mengenal Arjuna. Walaupun mungkin Arjuna tidak tahu persis siapa dirinya. Sebab sebagai putri Kadiv Humas Polri Irjen Prasetyo Pambudi, Bening sengaja tidak dipublikasikan oleh sang Ayah. Sehingga tidak banyak khalayak yang mengenal sosok Bening adalah putri seorang perwira tinggi polisi.

Lelaki yang merenggut kesuciannya adalah AKP. Arjuna Sabda Mahendra. Delapan tahun lalu dirinya pernah melihat Arjuna mendapat penghargaan sebagai lulusan terbaik. Saat menemani sang Papa hadir pada acara tersebut.

Ia melihat dari kejauhan ketika sang Papa bercakap-cakap dengan Arjuna yang menggandeng tangan sang Ibu. Ketiganya tampak akrab. Usut punya usut ternyata Papanya berasal satu kota dan sekolah yang sama dengan mendiang Ayah Arjuna yang juga seorang perwira polisi bernama Kombes Pol Gatot Subekti Mahendra.

Pak Gatot meninggal dunia saat bertugas di wilayah konflik Indonesia bagian Timur sebelum Arjuna menempuh pendidikan di Akpol. Terlihat sekali sang Papa sangat bangga menyanjung pencapaian Arjuna saat itu yang menjadi lulusan terbaik.

Bahkan setelah itu Arjuna semakin cepat naik pangkat dengan banyak prestasi gemilang yang diraihnya. Lalu memutuskan untuk menempuh pendidikan kembali demi memenuhi keinginan kekasihnya Stella dan juga calon mertuanya yang seorang pengusaha.

Tetapi naas, usaha Arjuna sia-sia. Sebab Stella lebih memilih Dave yang seorang pengusaha sukses dibanding Arjuna. Terhempas ke dasar jurang cinta menyakitkan. Itulah kenyataan yang harus ditelan Arjuna.

Sejak awal sang Ibu tidak merestui hubungannya dengan Stella. Sebab melihat gaya hidup Stella sekaligus ambisi yang terpancar membuat Bu Lina, ibu kandung Arjuna, meragukan cinta dan ketulusan Stella pada putra semata wayangnya.

Doa Ibu memang mujarab.

Pepatah membuktikan dengan sempurna. Hal itu terjadi pada hubungan Arjuna dan Stella yang akhirnya kandas menyisakan perih di hati Arjuna. Dan doa Ibu Lina dikabulkan Sang Pencipta bahwa putranya tak berjodoh dengan Stella.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!