Airyn Xylena Prameswari, wanita berwajah cantik dengan segudang prestasi yang dia dapatkan karena otak cerdas nya. Di usia muda nya saat ini, yakni 28 tahun. Airyn sudah menjabat sebagai CEO di perusahaan kedua orang tua nya.
Menjadi seorang CEO adalah tanggung jawab yang besar dan berat, tapi sejauh ini dia bisa memimpin perusahaan dengan baik. Wanita berwajah cantik itu bisa memimpin ratusan karyawan di perusahaan itu.
"Nona, ada rapat di luar kantor hari ini."
"Jam berapa, Maudi?" Tanya Airyn, wanita itu sedang berkutat dengan laptop yang menyala di depan nya.
"Saat makan siang, Nona. Di cafe mawar berduri." Jawab Maudi.
"Baiklah, kau siapkan saja materi nya. Aku akan mengerjakan file-file ini dulu."
"Baik, Nona. Kalau begitu, saya keluar dulu. Permisi." Airyn hanya menjawab nya dengan anggukan kepala, dia sibuk dengan pekerjaan nya hingga tak menjawab ucapan Maudi.
Airyn menghembuskan nafas nya saat melihat file-file yang sudah di selesaikan itu. Dia menutup laptop milik nya, lalu merenggangkan otot nya yang terasa pegal lalu membereskan meja kerja nya.
"Huffttt, pekerjaan ini seolah tidak pernah ada habis nya." Gumam Airyn sambil menyandarkan punggung nya di sandaran kursi. Masih ada beberapa jam lagi sebelum dia harus kembali menghadiri rapat penting bersama klien di luar kantor.
Hidup nya hanya bekerja dan bekerja, setelah kedua orang tua nya memberikan tanggung jawab perusahaan pada nya, dia hanya sibuk bekerja dan melupakan bagaimana cara menyenangkan diri nya sendiri.
"Sudah cukup lama aku tidak menghibur diri ku sendiri." Gumam Airyn, dia melihat jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tangan nya. Dia juga melihat kuku nya yang sudah luntur.
"Hmm, aku harus merawat kuku-kuku ku lagi." Gumam nya lagi. Dia pun beranjak dari duduknya, lalu berjalan ke arah jendela besar yang menyajikan pemandangan gedung-gedung besar nan tinggi mencakar langit yang berdiri dengan megah dan kokoh.
"Nona, sudah saat nya.."
"Ya, ayo kita pergi sekarang, Maudi." Jawab Airyn. Maudi adalah asisten yang merangkap menjadi sekretaris nya. Selain dua pekerjaan yang dia kerjakan, Maudi juga terkadang bisa menjadi teman untuk Airyn. Dia sudah menikah dan memiliki satu orang anak.
Biasa nya, Airyn juga sering keluar saat malam hari untuk berkumpul bersama teman sosialita nya, tapi sekarang sudah jarang lagi. Sejak orang tua nya menunjuk dirinya sebagai penerus perusahaan keluarga, Airyn melupakan semua itu. Dia hanya fokus untuk bekerja dan mengelola perusahaan dengan baik, otak nya di penuhi dengan pekerjaan dan bagaimana cara untuk mengembangkan perusahaan agar lebih maju lagi.
Airyn berjalan dengan langkah anggun nya, di belakang nya ada Maudi yang berjalan dengan wajah ramah nya. Berbeda dengan Airyn yang menunjukkan wajah datar nya.
"Biarkan aku yang mengemudi kali ini." Ucap Airyn, biasa nya Maudi yang mengemudikan kendaraan roda empat itu, tapi kali ini Airyn ingin mengemudi sendiri. Maudi pun mengiyakan, kedua nya segera masuk dan duduk di tempat masing-masing. Airyn melajukan kendaraan nya dengan kecepatan rata-rata.
"Besok weekend, kau mau kemana?" Tanya Airyn tanpa menoleh ke arah Maudi.
"Paling hanya membawa adik jalan-jalan, Nona. Ada apa?"
"Tidak, apa menikah itu menyenangkan, Maudi?" Tanya Airyn membuat Maudi terkekeh pelan.
"Tentu, sangat menyenangkan jika menikah dengan pria yang kita cintai, Nona."
"Benarkah? Apa menikah itu ribet, Maudi?"
"Ribet nya hanya saat suami dan anak membutuhkan kita disaat bersamaan, itu saja." Jelas Maudi sambil tersenyum kecil. Usia kedua nya hanya berbeda beberapa tahun saja, Maudi berusia 32 tahun saat ini, berbeda empat tahun dengan Airyn. Tapi, jabatan mereka berbeda. Airyn sebagai atasan Maudi.
"Apa menurut mu aku bisa menikah dalam waktu yang cepat?"
"Itu tergantung kesiapan anda, Nona." Jelas Maudi membuat Airyn menghembuskan nafas nya dengan kasar. Kenapa juga dia menanyakan hal seperti ini, padahal dia tidak memiliki kekasih.
"Hahaha, aku bertanya hal seperti ini padahal aku belum tidak punya kekasih."
"Percayalah, mungkin anda belum menemukan nya, Nona. Saya yakin, cepat atau lambat anda akan menemukan tambatan hati anda." Jelas Maudi sambil tersenyum kecil.
"Terimakasih, Maudi." Jawab Airyn.
"Sama-sama, Nona."
Airyn dan Maudi pun akhirnya sampai di cafe, kedua nya masuk dengan Airyn yang masuk terlebih dulu, lalu di susul oleh Maudi yang menenteng tas kerja dan beberapa berkas di tangan nya.
"Selamat siang, Tuan Arthur.." Sapa Airyn sambil tersenyum kecil. Pria bernama Arthur pun beranjak dari duduk nya lalu menjabat tangan Airyn dengan sopan.
"Siang, Nona Airyn."
"Ini Maudi, sekretaris saya."
"Senang bertemu dengan anda sekalian." Sapa Arthur sambil tersenyum kecil.
"Kita mulai sekarang?" Tanya Arthur.
"Baik, Tuan."
Maudi pun membuka laptop dan memulai presentasi berdasarkan file-file yang sudah dia kerjakan sebelum nya. Arthur terlihat menyimak dengan seksama. Pria itu tersenyum kecil, Maudi benar-benar wanita yang pintar dan cerdas, begitu juga dengan Airyn. Kalau sekretaris nya saja bisa sepandai ini, bagaimana dengan atasan nya?
"Begitu, Tuan.."
"Hmm, saya setuju bekerja sama dengan perusahaan anda."
"Benarkah? Terimakasih, tuan." Ucap Airyn.
"Saya akan menyimpan saham saya di perusahaan anda sebesar sepuluh persen, Nona."
"Baik, Tuan." Jawab Maudi, kesepakatan kerja sama pun sudah di sepakati. Dengan ini meeting pun selesai. Ketiga nya pun berdiri dari duduk nya lalu saling berjabat tangan.
"Senang bekerja sama dengan anda, semoga kerja sama kita terjalin tidak hanya dalam bisnis ini, Nona."
"Iya, Tuan. Terimakasih karena sudah mempercayakan saham anda di perusahaan kami."
"Sama-sama, Nona. Kalau begitu saya permisi duluan ya, saya ada meeting lagi." Jelas Arthur.
"Hati-hati di jalan, Tuan."
Arthur menganggukan kepala nya dan pergi menjauh dari cafe itu dengan berjalan cepat, terlihat sangat terburu-buru.
"Kita makan siang disini saja ya?"
"Iya, Nona." Jawab Maudi. Kedua nya pun memutuskan untuk makan siang di cafe sekalian agar tidak perlu pergi kemana-mana lagi.
Setelah memesan, kedua nya pun menunggu pesanan makanan mereka datang. Lalu tak lama kemudian, makanan mereka pun datang.
"Selamat menikmati, Nona.." Ucap nya, suara yang terdengar sangat seksii di telinga Airyn. Dia mendongak dan menatap pemuda yang menjadi pramusaji itu. Dia yang membawakan makanan pesanan nya.
"Terimakasih."
"Sama-sama, Nona." Jawab pemuda itu lalu pergi dengan membawa nampan kosong karena makanan nya sudah dia simpan di meja pelanggan.
'Pemuda yang sangat tampan.' Airyn membatin, lalu tersenyum kecil saat membayangkan suara pemuda itu.
"Ciee, Nona senyam-senyum sendiri. Naksir ya? Tapi, pemuda tadi memang tampan."
"Jangan menggodaku!" Tegas Airyn membuat Maudi terdiam, dengan menguluum senyuman nya. Seperti nya tebakan nya memang benar kalau Airyn sedikit naksir pada pramusaji yang baru saja datang mengantarkan makanan ke meja nya.
......
🌻🌻🌻🌻🌻
Sore hari nya, Airyn memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar di mall. Dia ingin menenangkab pikiran nya barang sejenak, dia juga ingin berjalan-jalan, karena sudah lama dia tidak bepergian seperti ini.
Airyn memasuki toko barang branded, dia membeli pakaian dan tas untuk bekerja. Hanya dengan cara seperti ini lah dia bisa menyenangkan dirinya sendiri.
Perempuan itu membayar nya dengan kartu tanpa limit miliknya, dia pun mengambil tas dan pakaian itu setelah membayar nya. Dia kembali berjalan-jalan sambil memikirkan kita nya apa yang dia butuhkan lagi. Tapi, dia melihat seseorang yang berjalan sendirian. Wajah Airyn memerah saat tatapan mata mereka tak sengaja bertemu.
Pemuda tampan yang tadi dia lihat di cafe, sekarang dia bertemu lagi dengan nya di mall dengan menggunakan seragam sebuah merk.
"Permisi, Nona.." Sapa nya dengan suara lembut yang terdengar sangat seksii bagi telinga Airyn.
"Iya, ada apa?"
"Saya sedang mempromosikan menu baru kami, chicken teriyaki di restoran kami. Barangkali Nona berminat untuk mencoba nya, Nona." Jelas nya sambil tersenyum kecil, dia memberikan selebaran pada Airyn.
"Aku lebih minat padamu."
"H-aahh, maksud nya?" Tanya pemuda itu, terlihat jelas kalau dia terkejut saat ini.
"Tidak ada apa-apa, tapi kalau semisal aku mencoba menu baru, tapi mencoba nya bersama mu, bagaimana?" Tanya Airyn membuat pemuda itu terkejut.
"Boleh, Nona." Jawab nya sambil tersenyum kecil, senyuman yang terlihat sangat manis bagi Airyn.
"Baiklah, kalau begitu. Ayo, aku akan mencoba menu baru nya." Jawab Airyn. Dengan senyum manis nya, pemuda itu pun mengajak dan mempersilahkan Airyn untuk masuk ke dalam restoran tempat pemuda itu bekerja.
"Silahkan menunggu sebentar, Nona."
"Hmm, aku juga ingin minum es jeruk."
"Baik, Nona." Jawab nya. Airyn pun duduk di salah satu meja yang kosong, dia meletakan barang belanjaan di atas meja. Sambil menunggu, Airyn iseng untuk membuka ponsel dan melihat-lihat berita di media sosial. Dia tersenyum saat melihat story dari teman-teman nya di luar negeri.
"Permisi, Nona." Hanya menunggu beberapa menit saja, makanan nya pun datang dan pemuda itu sendiri yang membawa makanan pesanan Airyn.
"Kenapa hanya satu porsi? Untuk mu, mana?"
"Maksud nya?"
"Aku ingin mencoba nya bersama mu, tadi kamu sudah mengiyakan."
"Seperti itu ya?" Tanya nya membuat Airyn langsung menarik tangan pemuda itu untuk duduk, dia juga memanggil pelayan lain untuk memesankan menu yang sama.
"Nona.."
"Aku yang akan membayar semua nya, kau hanya perlu menemani aku makan." Jawab Airyn membuat pemuda itu terdiam.
"Siapa nama mu? Aku bertemu dengan mu di cafe mawar, kenapa kau berada di dua tempat?" Tanya Airyn.
"Nama saya Arjuna Reksa, Nona bisa memanggil saya Arjun atau Juna. Masalah bekerja, saya bekerja di cafe mawar dan disini." Jawab Arjuna. Pemuda tampan itu bernama Arjuna Reksa, dari wajah sampai nama, semua nya sesuai.
"Aku lebih suka memanggil mu Juna."
"Terserah Nona saja." Jawab Arjuna. Dia pun tersenyum, lalu makanan kedua pun datang.
"Kenapa diam saja? Ayo makan."
"B-baik, Nona." Jawab Arjuna, dia pun memakan makanan nya dengan perlahan. Tapi lama kelamaan, dia makan dengan lahap.
"Kamu masih sekolah atau kuliah mungkin?"
"Tidak kedua nya, Nona."
"Lalu, kau memilih bekerja?" Tanay Airyn.
"Iya, Nona. Saya hanya lulus SMA, lalu setelah itu bekerja untuk menghidupi ibu dan adik saya." Jelas Arjuna.
"Kamu punya adik?"
"Punya, Nona. Usia nya empat tahun, masih kecil."
"Hmm, kau punya ponsel?"
"P-punya, Nona."
"Tulis nomor ponsel mu disini." Airyn mengulurkan ponsel mahal nya ke depan Arjuna. Pemuda itu terlihat agak sedikit gugup saat melihat ponsel mahal milik perempuan di depan nya.
Arjuna pun menuliskan nomor ponsel nya dan menyimpan nya dengan nama Arjuna. Pemuda itu pun kembali mendorong ponsel mahal keluaran terbaru itu secara perlahan, tergores sedikit saja bisa-bisa gaji nya sebagai karyawan di dua tempat itu habis untuk mengganti rugi ponsel mahal itu.
"Maaf, Nona. Saya harus bekerja sekarang.."
"Hmm, baiklah. Terimakasih sudah menemani ku makan, ini tips untuk mu." Ucap Airyn sambil menyelipkan sejumlah uang ke saku seragam sang pemuda.
"Tapi, Nona ini terlalu banyak.."
"Tidak apa-apa, anggap saja itu rezeki untuk adik dan ibu mu di rumah, Jun." Jawab Airyn sambil tersenyum. Dia mengambil belanjaan nya dan bersiap untuk meninggalkan restoran itu.
"Aku pergi dulu, nanti kalau aku mengirim pesan, di balas ya, Jun."
"Baik, Nona. Sekali lagi terimakasih."
"Sama-sama." Jawab Airyn, dia pun pergi dengan langkah anggun nya. Arjuna tersenyum kecil menatap punggung perempuan cantik itu.
"Ngapain Lo bengong? Cepat kerja!"
"Eehh, iya iya. Maafin." Jawab Juna, dia pun membereskan meja bekas dia makan bersama perempuan yang entah siapa nama nya, dia lupa menanyakan nya.
"Jun, tuh cewek siapa nama nya? Cakep, keliatan nya juga tajir." Tanya Dika, dia adalah teman sepekerjaan Juna di restoran ini.
"Gak tahu, gue lupa nanyain." Jawab Arjuna sambil terkekeh.
"Lah, ada-ada aja. Sekian lama nya tadi kalian ngobrol, ngapain aja? Sampe lupa nanyain nama nya."
"Gak kepikiran gue, gapapa lah kalo ada rezeki pasti ketemu lagi nanti nya." Jawab Arjuna. Dia pun membawa bekas makanan nya ke belakang dan kembali mengerjakan pekerjaan nya.
Arjuna Reksa, pemuda tampan berusia 19 tahun yang harus menanggung semua beban di pundak nya. Pemuda yang masih terbilang sangat muda itu di dewasakan oleh keadaan. Kematian sang ayah membuat dirinya lah yang harus bekerja untuk menafkahi adik dan ibu nya.
Keadaan sang ibu yang sudah berusia lanjut membuat Juna tidak tega jika harus memberikan tugas itu pada ibu nya. Maka dari itu, Juna memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan nya dan memilih untuk bekerja. Tidak tanggung-tanggung, Arjuna bahkan mengambil dua pekerjaan di tempat yang berbeda.
Di rumah, Airyn baru saja sampai di rumah nya. Rumah besar yang menjadi saksi bisu tumbuh kembang nya bersama kedua orang tua nya disini. Tapi sekarang, rumah ini terasa sedikit kosong, sepi dan sunyi.
"Malam, sayang." Sapa Monica, ibu Airyn. Wanita paruh baya dengan wajah cantik, bibir tipis, hidung mancung dan bermata sipit itu menyambut kepulangan putri tunggal nya.
"Malam, Mom." Jawab Airyn dengan pelan.
"Habis dari mana?"
"Mall, Airyn beli baju sama tas." Jawab perempuan itu.
"Hmmm, kemarilah. Ada yang ingin Mommy bicarakan."
"Apa lagi, Mom? Kalau tidak penting, sebaiknya kita bicara lain kali saja. Aku lelah, benar-benar lelah, Mom." Jawab Airyn. Dia muak, kalau sudah begini pasti Mommy nya hanya akan membicarakan hal tak penting bagi Airyn, perjodohan misalnya.
Monica pun membawa Airyn untuk duduk di sofa, kedua nya duduk berdampingan.
"Begini, Mommy punya teman arisan kan. Putra nya ganteng banget lho, dia juga mapan dan punya pekerjaan yang mumpuni. Sudah pasti, jika kamu menikah dengan nya, kehidupan mu akan terjamin."
"Jadi?"
"Kamu mau ya di perkenalkan sama anak temen Mommy?"
"Males, Mom. Sudah Airyn bilang kan? Airyn masih fokus ngejar karir, lagian nih Airyn tuh udah gede, udah dewasa bisa milih calon buat Airyn sendiri." Jawab Airyn, dia pun beranjak dari ruangan itu dan pergi ke kamar nya dengan membawa hati yang dongkol. Mentang-mentang dia masih belum punya calon, orang tua nya selalu saja menjodoh-jodohkan nya dengan pria-pria yang katanya anak teman atau anak rekan bisnis. Itu semua membuat Airyn sangat muak!
"Terlalu ikut campur!"
......
🌻🌻🌻🌻🌻
Di kamar, Airyn sedang rebahan di atas kasur sambil senyam senyum sendiri. Dia tidak terlalu memikirkan tentang perjodohan yang akan di lakukan oleh orang tua nya, saat ini dia hanya memikirkan pemuda bernama Arjuna.
Senyuman pemuda itu terngiang-ngiang di dalam benak nya, apalagi saat dia membuka suara nya, terdengar sangat seksii bagi Airyn. Dia memang wanita yang sudah dewasa, jadi pemikiran nya tidak jauh-jauh dari seputar hal-hal yang cukup mesuum. Itu wajar bukan? Wajar lah, karena dia normal bukan?
"Tunggu, apa Mommy sama Daddy ngotot pengen jodohin aku tuh karena mereka pikir aku ini gak normal apa yaak?" Gumam Airyn. Padahal, dia masih normal kok. Dia masih suka dengan lawan jenis, contoh nya, Arjuna. Dia naksir dengan pemuda itu seperti nya. Terbukti dari sosok pemuda itu yang selalu memutari otak nya sekarang ini. Aneh tapi nyata bukan? Dia seolah jatuh cinta pada pandangan pertama.
"Isshh, isshh tak patut." Gumam perempuan cantik itu sambil menggelengkan kepala nya.
"Tunggu, ini udah jam sepuluh malem kan. Apa Juna udah pulang kerja ya? Telepon aja kali ya?" Airyn mengambil ponsel nya, dia ingin menghubungi nomor Juna, tapi dia mengurungkan nya. Dia takut mengganggu waktu pemuda itu beristirahat. Tapi, sedetik kemudian dia menghidupkan kembali ponsel nya dan berniat menghubungi nomor Juna. Tapi ya lagi-lagi dia mengurungkan niat nya. Begitu saja hingga beberapa kali.
Dia terlihat seperti remaja yang labil saat ini, padahal untuk saat ini bukanlah saat nya lagi untuk Airyn bertingkah seperti remaja lagi, usia nya sudah sangat dewasa. Hingga akhirnya, setelah mengumpulkan keberanian nya, dia pun menghubungi nomor ponsel Juna. Butuh beberapa detik hingga panggilan itu di angkat oleh yang punya ponsel.
'Hallo, siapa ya?' Tanya nya, dia hafal benar kalau itu adalah suara Juna.
"Ini aku, Airyn."
'Airyn? Apa kita pernah berkenalan?' Tanya nya, membuat Airyn melupakan kalau dia lupa memperkenalkan diri nya sendiri pada Juna.
"Aku yang tadi makan bersama mu di cafe, Jun."
'Oh, Nona Airyn. Selamat malam, Nona.' Sapa nya dengan ramah.
"Lagi ngapain, Jun?"
'Baru saja selesai mandi, baru pulang langsung bersih-bersih, Nona. Ada apa?' Tanya Juna, membuat Airyn gelagapan. Dia lupa menyiapkan alasan kenapa dia menghubungi Juna duluan. Kalau sudah begini, dia harus menjawab apa?
"T-tidak apa-apa sih, cuma mengetes saja. Kan tadi aku udah bilang mau ngehubungin kamu, Jun." Jawab Airyn.
'Ohh, baiklah. Kenapa Nona belum tidur?' Tanya Juna membuat Airyn tersenyum kecil.
"Belum ngantuk aja sih, kamu baru pulang kerja ya? Selarut ini?"
'Iya, Nona. Memang jam segini biasa nya saya pulang.'
"Ya sudah, kalau begitu aku matikan dulu ya. Kamu pasti ingin beristirahat kan? Setelah seharian kerja, pasti kamu kelelahan."
'Hehe iya, lelah sedikit kok.' Jawab Juna, membuat hati Airyn berdebar tak karuan saat mendengar pemuda itu terkekeh.
"Yaudah, selamat beristirahat. Semangat kerja nya besok."
'Pasti, Nona. Selamat malam, saya tutup telepon nya ya?'
"Iya, Jun." Jawab Airyn. Panggilan pun selesai. Besok memang hari minggu, tapi restoran di mall atau cafe tidak tutup, justru akan semakin ramai di weekend seperti ini. Hari sabtu dan minggu adalah hari kemerdekaan bagi pegawai kantoran, tapi kerja keras bagi pegawai restoran atau tempat hiburan seperti mall.
"Suara kekehan nya bikin cenat cenut aja deh itu cowok, padahal kayaknya dia berondong deh. Tapi kok suara nya seksii banget ya?" Gumam Airyn sambil berguling-guling di atas kasur. Hingga sedetik kemudian, dia menyadari kesalahan nya. Dia menepuk kepala nya beberapa kali lalu menggelengkan kepala nya dengan perlahan.
"Otak ku kenapa mesuum sekali ya? Astaga, aku harus segera tidur biar gak berpikiran kotor!" Perempuan itu pun langsung mengganti pakaian nya, lalu tidur. Besok dia berencana untuk menyenangkan diri nya sendiri dengan pergi ke salon untuk menghias kuku nya, atau istilah nya sih nail art di tempat langganan nya.
Keesokan hari nya, Airyn turun dari kamar agak siang. Dia berjalan dengan perlahan sambil membawa tas nya dengan cara di tenteng.
"Mau kemana?" Tanya Jonathan, Daddy nya Airyn.
"Mau manicure ke salon, Dad. Kenapa?"
"Jangan malem-malem pulang nya, nanti bakalan ada keluarga nya Arsen kesini."
"Arsen siapa lagi sih, Dad?" Tanya Airyn, dia muak. Benar-benar muak dengan perjodohan semacam ini, mereka pikir dia tidak bisa memilih pasangan nya sendiri hingga mereka harus ikut campur dengan kehidupan nya bahkan masalah pribadi nya.
"Anak kolega bisnis Daddy, sayang."
"Airyn gak mau di jodoh-jodohin lagi, Dad." Jawab Airyn, dia selalu menolak saat kedua orang tua nya ingin mengenalkan nya dengan anak teman-teman kedua orang tua nya, karena ujung-ujungnya pasti perjodohan. Masih ada ya di zaman sekarang orang tua menjodohkan anak nya? Padahal sekarang mereka sudah hidup di jaman serba modern.
"Airyn, gak ada salah nya kamu bertemu dan berkenalan lebih dulu dengan mereka."
"Gak mau, Airyn gak mau!"
"Airyn!"
"Cukup, Dad. Airyn sudah besar, Airyn sudah dewasa sekarang. Airyn bisa memilih pasangan hidup Airyn sendiri tanpa campur tangan Mommy atau Daddy."
"Ckk, bukti nya mana hmm? Kau sudah dewasa, usia mu sebentar lagi akan berkepala tiga, Airyn. Tapi mana? Sampai sekarang, kamu tidak pernah terlihat dekat dengan pria manapun!" Ucap Jonathan.
"Bukankah ini semua karena ulah Daddy? Daddy yang membuat aku bekerja keras dan menghabiskan banyak waktu Airyn dengan bekerja dan bekerja di perusahaan yang Daddy berikan?" Tanya Airyn membuat Jonathan terdiam.
"Aku sibuk bekerja setiap hari, memikirkan bagaimana cara agar perusahaan kita berkembang semakin besar. Daddy tahu kan bagaimana pusing nya? Jadi Airyn mohon sama Daddy atau Mommy, berhenti menjodoh-jodohkan Airyn dengan anak teman sosialita atau kolega bisnis Daddy, aku muak!"
Airyn pun pergi dengan langkah cepat nya meninggalkan rumah besar yang selama ini terasa kosong itu, hampir setiap hari pasti ada saja hal-hal sepele yang membuat perdebatan antara orang tua dan anak itu. Airyn bersikeras tidak ingin di jodohkan, tapi kedua orang tua nya terus saja meminta nya untuk berkenalan dengan kenalan mereka.
"Ckkk, aku sangat muak!" Gerutu Airyn, dia pun melajukan kendaraan nya dengan kecepatan yang cukup tinggi menjauhi kediaman nya itu.
Tujuan Airyn saat ini hanyalah pergi ke salon, setelah selesai dia akan mencoba mendatangi Juna ke tempat kerja nya. Tidak apa-apa kalau dia memulai semua nya duluan, tak ada salah nya bukan kalau wanita yang mengambil inisiatif untuk mendekati lebih dulu?
.....
🌻🌻🌻🌻
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!